Adaptasi Cost and Benefit Analysis Dalam Pembentukan Kebijakan dan Regulasi di Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK ORGANISASI NON-PROFIT

METODE REGULATORY IMPACT ASSESSMENT (RIA) UNTUK IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

PENGENALAN KONSEP ANALISIS BIAYA-MANFAAT DAN LINGKUNGAN PERTEMUAN 5 VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA ALAM DAN LINGUNGAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance. based budgeting) dalam penyusunan anggaran pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015

Manajemen Strategis. Novia Kencana, S.IP., MPA

LKjIP PA Watampone Tahun BAB I PENDAHULUAN

2018, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN SEKRETARIS KABINET TENTANG PEDOMAN PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN TINDAK LANJUT HASIL SIDANG KABINET.

M E M U T U S K A N :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pada dasarnya, Lembaga Non Struktural menjalankan fungsi yang spesifik. Oleh karenanya apabila kewenangan yang diberikan didasarkan pada

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia menunjukkan nilai rata-rata 33,37 1 pada skala 1 sampai dengan 100.

WORKSHOP Penyusunan Buku Kelompok Rentan. Yogyakarta, Juni 2010 MAKALAH. Otda & Konflik Tata Ruang Publik. Oleh: Wawan Mas udi JPP Fisipol UGM

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan-perubahan yang terus. menerus ke arah yang dikehendaki. Menurut Rogers dikutif Zulkarimen

BAB VI KEMITRAAN DAN KERJASAMA PERKUMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang

2016, No Nomor 826, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dijelaskan bagaimana latar belakang dilakukannya

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dengan pesat. Upaya

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 2 TAHUN

2015, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN KAJIAN KEBIJAKAN DI LINGKU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program bukan pada unit organisasi semata dan memakai output measurement

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengelolaan sistem pemerintahan, good governance telah

BAB I PENDAHULUAN RENSTRA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

MENEGAKKAN KEDAULATAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN MENUJU NEGARA MARITIM YANG BERMARTABAT (KOMISI KEAMANAN) (Forum Rektor Indonesia 2015)

BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial

KEBIJAKAN PENDANAAN KEUANGAN DAERAH Oleh: Ahmad Muam

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dewasa ini dan di masa datang mensyaratkan perubahan paradigma

TEORI MODAL SOSIAL (2)

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan akan mengalami beberapa fase perkembangan

PINJAMAN LUAR NEGERI DAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH. Oleh : Ikak G. Patriastomo 1

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil serta caracara

BAB VI PENUTUP. Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan. Pemerintah Kabupaten Blitar wajib melaksanakan program dan kegiatan

Peraturan Lembaga Manajemen Kelembagaan dan Organisasi. Peraturan LeIP Tentang Manajemen Kelembagaan dan Organisasi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN

Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

Panduan Permohonan Hibah

PERMAINAN PERAN. Ada enam topi dengan warna yang berbeda-beda. Setiap warna mewakili satu jenis kegiatan berpikir.

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran perlunya pembangunan berkelanjutan.

Otda & Wawan Mas udi JPP Fisipol UGM. Disampaikan pada acara WORKSHOP Penyusunan Buku Kelompok Rentan, yang diselenggarakan oleh Pusham UII

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

INDONESIA NEW URBAN ACTION

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, baik di lingkup domestik (rumah tangga) maupun publik.

LAPORAN KEGIATAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN PROFESI HUKUM. bphn. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Hukum Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. Dalam bab ini peneliti akan memaparkan tentang kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh penganggaran partisipatif..., 1 Amaliah Begum, FE Universitas UI, 2009 Indonesia

FUNGSI INTEGRASI PERENCANAAN

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas tentang latar belakang dari dilakukan penelitian ini,

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT

2017, No Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indo

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai bidang memerlukan tenaga yang berkualitas, yaitu manusia yang dapat. kualitas sumber daya manusia yang tinggi pula..

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Proses Manajemen Risiko PENETAPAN KONTEKS. WITH YOU, WE BUILD PUBLIC TRUST Bersama Anda Membangun Kepercayaan Publik

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan.

STANDAR KOMPETENSI JABATAN

OLEH : DR. SURANTO DOSEN JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN UMY

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Penerapan E-Government Untuk Integrasi dan Transformasi Pemerintahan

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012

Bab I PENDAHULUAN. tangganya sendiri. Dalam pelaksanaan urusan ini membutuhkan banyak. sumber daya dan kemampuan, diantaranya diperlukan kemampuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sektor yang paling strategis dalam. memberdayakan manusia menuju pembangunan adalah pendidikan.

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai

III..METODOLOGI. A. Lokasi dan Waktu Kajian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN PERIODE DESEMBER TAHUN 2015

Pemekaran Wilayah. Tabel Pemekaran Daerah Tahun

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

Metode ROCCIPI dalam Perumusan Peraturan (Perda)

Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung Tahun

BAB II PERENCANAAN KINERJA

ANALISIS KEBIJAKAN PRAKTIS: DELAPAN LANGKAH EFEKTIF UNTUK MEMECAHKAN MASALAH, PENDEKATAN OLEH EUGENE BARDACH

I. PENDAHULUAN. Keberadaan industri ekstraksi secara langsung maupun tidak. langsung akan mempengaruhi kondisi ekonomi, sosial-budaya dan

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V. Model Perencanaan Pendidikan Partisipatif Berbasis Kewilayahan (PPPBK),

BAB I PENDAHULUAN. I.2 Latar Belakang. Kewajiban negara yang diemban pemerintah adalah: (1) melindungi rakyat;

BAB I PENDAHULUAN. melalui penyerahan pengelolaan wilayahnya sendiri. Undang-Undang Nomor

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengelolaan keuangan daerah sejak tahun 2000 telah mengalami era baru,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memproses sumber daya (input),

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

(

Transkripsi:

Adaptasi Cost and Benefit Analysis Dalam Pembentukan Kebijakan dan Regulasi di Indonesia Rival Ahmad dan Erni Setyowati Indonesia Jentera School of Law (IJSL) Good policy making should not start with the solution, but with the options Pembuatan kebijakan dan peraturan pada dasarnya merupakan intervensi strategis atas suatu kondisi. Untuk itu, perlu dipilih intervensi yang betul-betul cocok dan membawa perubahan saat digulirkan di rimba peraturan. Metode yang digunakan untuk intervensi strategis adalah strategic thinking. Pada dasarnya pengambilan keputusan merupakan rangkain proses yang terdiri dari dua langkah utama: create choices and make choices. Dalam istilah lain, create choices disebut brainstorming, dan make choices disebut dengan reframing. Dalam create choices langkah yang digunakan menggunakan metode divergent thinking, sedangkan dalam make choices yang digunakan adalah convergent thinking. Secara figuratif metode ini digambarkan sebagai berikut: CBA pada intinya adalah metode yang memaksa para pembuat kebijakan untuk memikirkan berbagai pertimbangan sebelum membuat keputusan. Pada titik ini, fase brainstorming atau terjemahan bebasnya badai otak menjadi sangat krusial. Banyak peraturan dibuat tanpa melalui proses brainstorming dan seadanya. Hasilnya, lahirlah peraturan yang biasa-biasa saja, tidak mampu melakukan perubahan. Secara konseptual CBA adalah teknik analisis untuk menilai kelayakan suatu proposal/ usulan. Semaksimal mungkin terkuantifikasi dalam bahasa moneter. Termasuk pula halhal yang tidak diukur nilai ekonominya secara memuaskan oleh pasar.

Tujuan CBA adalah membantu pembuat kebijakan dan regulasi untuk: 1. memberikan alasan-alasan yang strategis untuk setiap intrevensi kebijakan 2. memberi bobot pertimbangan pada berbagai pilihan kebijakan 3. memahami konsekuensi usulan intervensi kebijakan 4. menilai dan menyajikan biaya dan manfaat (sekuantitatif mungkin) beserta risiko-risikio yang mungkin berdampak pada publik, privat dan kelompok-kelompok masyarakat sipil Manfaat CBA adalah memberikan pemahaman pada pihak-pihak yang berkepentingan tentang: 1. mengapa pemerintah mengusulkan suatu intervensi 2. opsi-opis yang telah ditimbang dan dipilih oleh Pemerintah 3. bagaimana dan seberapa jauh kebijakan baru itu berdampak dan berpengaruh pada mereka 4. perkiraan biaya dan manfaat Pada prinsipnya CBA harus: 1. berbasis pada data yang sudah ada 2. mudah dilakukan 3. hasilnya terukur dan rasional 4. perlu dikonsultasikan dengan stakeholders 5. menimbang berbagai pilihan intervensi, khususnya mengapa perlu regulasi 6. laporan sederhana dan mudah dipahami

Secara umum proses yang dilakukan terdiri dari: 1. mengidentifikasi sejauh mungkin bebagai kemungkinan intervensi pemerintah 2. memberi nilai dan bobot pada seluruh dampak dan pengaruh dari tiap intervensi 3. menggunakan secara optimal data yang ada serta konsultasi dengan pemangku kepentingan 4. mengeksplorasi usulan-usulan terbaik sambil meminimalisasi biaya dan beban guna mencapai tujuan Langkah-langkah CBA I. Identifikasi siapa saja yang terkena dampak dan pengaruh dari isu strategis Pada langkah pertama ini pembuat kebijakan mengidentifikasi seluruh pihak yang terkait dengan isu strategis, baik yang terkena dampak (positif dan negatif), maupun yang terkena pengaruh (nilai, prinsip) Setidaknya ada empat pihak yang terkait: pemerintah, sektor privat/swasta/bisnis, organisasi-organisasi masyarakat sipil, kelompok-kelompok dan golongan-golongan di dalam masyarakat (pemuda, perempuan, anak, orang tua, suku, dan lain sebagainya) II. Identifikasi biaya dan manfaat apa yang akan diperoleh oleh masing-masing pihak terkait Pada langkah kedua ini pembuat kebijakan menyusun daftar manfaat dan biaya yang akan diterima oleh para pihak terkait. Manfaat itu bisa ekonomi, sosial, budaya atau politik. Dalam hal mengidentifikasi biaya-biaya dan manfaat yang akan dibebankan pada pihak terkait, pembuat kebijakan harus menimbang prinsip-prinisp dan nilai-nilai yang kadang sulit dikuantifikasi seperti good governance, hak asasi manusia, lingkungan hidup dan lain sebagainya.

Dalam konteks pembentukan regulasi pembuat kebijakan juga harus menimbang biaya dan manfaat yang akan muncul dalam implementasi (Pelaksanaan peraturan dan penyelesaian sengketa) di antaranya: 1. apakah diperlukan proses administrasi tambahan? 2. apakah dibutuhkan organisasi/unit pelaksana baru? 3. apakah ada keperluan penambahan sarana dan teknologi baru? 4. apakah ada kebutuhan penambahan jumlah SDM atau peningkatan kualitas SDM? 5. apakah perlu lembaga penyelesaian sengketa khusus? 6. apakah perlu mekanisme monitoring dan evaluasi tersendiri? III. Kuantifikasi atas dampak kebijakan Pada langkah ketiga ini pembuat kebijakan diminta untuk melakukan kuantifikasi atas tiap dampak dari kebijakan. Tidak seluruh dampak mudah dikuantifikasi, namun dianjurkan untuk memonetasinya seoptimal mungkin IV. Valuasi terbatas Pada langkah ini pembuat kebijakan bisa menggunakan teknik tersendiri yang diperkenalkan untuk melakukan kuantifikasi dan valuasi. Pada tahapan awal, biasanya ditentukan impact yang akan diperoleh dari sebuah aturan dapat diukur dan dikuantifikasi atau tidak. Apabila bisa, biasanya digunakan market price untuk menilainya. Apabila tidak bisa, salah satu tekniknya adalah menentukan willingness to pay dalam konteks keuntungan atau willingness to accept dalam konteks biaya. V. Kuantifikasi Sepenuhnya Pada langkah kelima semua manfaat dan biaya sudah terhitung sepenuhnya dalam satuan mata uang. Jadi, pada tahapan itu, pembuat kebijakan telah dapat menentukan pilihan yang paling baik dari kebijakan yang akan diambil. Dalam skema teori berlian seluruh langkah tersebut bisa digambarkan sebagai berikut:

Lembar Isian CBA Satuan Analisis Manfaat Rp Biaya Rp Siapa Saja? Pelaksanaan Peraturan Penyelesaian Sengketa