BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Untuk memenuhi kebutuhan hidup yang keras seperti saat ini seseorang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebesar 1,92% (1 orang). Nilai rerata sebesar 119 terletak pada interval 97,5 X

BAB I PENDAHULUAN. mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori dan Penelitian yang Relevan. 1. Definisi Kepuasan Kerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

B A B I P E N D A H U L U A N

Bab 1. Pendahuluan. Dalam sebuah organisasi, pengakuan terhadap pekerjaan yang telah dilakukan karyawan

BAB 1 PENDAHULUAN. memotivasi dan mendorong semangat kerja karyawan. Beberapa alat motivasi meliputi: (1) Materiil Insentif: Alat motivasi yang

BAB I PENDAHULUAN. akan berkiprah dalam dunia kerja adalah sarjana ekonomi, khususnya dari jurusan

BAB 1 PENDAHULUAN. arahan yang positif demi tercapainya tujuan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajarannya. Keberhasilan guru dalam menjalankan tugas pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. unik. Manusia memiliki kepribadian yang aktif, banyak menggunakan intuisi,

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

UNIVERSITI MALAYA FAKULTI PENDIDIKAN KUALA LUMPUR

NAMA :ANDI SUBANDRIYO NIM. :Q

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam

BAB I PENDAHULUAN. melalui peningkatan kepuasan kerja guru. Kepuasan kerja (job satisfaction) guru merupakan sasaran penting dalam

I. PENDAHULUAN. yang sangat bernilai karena sumber daya manusialah yang mengelola seluruh

HAK GURU. Uraian tentang hak-hak guru selanjutnya dituangkan dalam tabel di bawah ini.

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan. organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti.

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI MENGAJAR ANTARA GURU DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA DAN MADRASAH MU ALLIMIN MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di

Studi tentang kelengkapan sarana dan prasarana penjasorkes sekolah dasar se-kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, oleh karena itu pendidikan harus ditanamkan kepada individu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurul Hakimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian. integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mencetak tenaga yang terdidik dan siap memasuki dunia kerja. di antara sesama tenaga kerja yang semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. menjawab tantangan tersebut, maka tantangan yang muncul merupakan. ancaman serius yang harus diupayakan metode penyelesainnya.

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan di setiap lembaga formal maupun non formal.

Sekolah Tinggi Hukum Galunggung Tasikmalaya. Tim Penyusun

BAB II LANDASAN TEORI. baik usaha yang dilakukan oleh pemerintahan untuk waktu yang cukup lama tidak

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kegiatan pendidikan yang mempunyai kemampuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan potensi manusia untuk mengemban tugas pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendididian

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tujuan organisasi, dan tenaga kerja merupakan faktor yang wajib dibutuhkan oleh

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. untuk mengetahui pengaruh motivasi dan lingkungan kerja non fisik terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindungi manusia dari pengaruh alam, sementara pendapatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pada aspek afektif, kognitif dan psikomotor. Upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis di Indonesia saat ini menunjukkan perkembangan yang

B A B I PENDAHULUAN. Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, yang berlaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal, hingga kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan akan rasa aman,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan organisasi, karena manusia dalam melakukan aktivitas di

I. PENDAHULUAN. lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam. mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Setelah dilakukan analisis dan pembahasan terhadap data hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek

BAB I PENDAHULUAN. sentral yang menggerakkan dinamuka lingkungan utama pengunjung. semakin ketat dalam lingkungan kerja yang ada.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan struktur ekonomi di dalam negeri. Menurut Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai beberapa tujuan, kebutuhan dan cita-cita yang ingin dicapai, dimana

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) belakangan ini

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan sebagai bagian dari. Pendidikan Nasional, memiliki peranan sangat penting, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Program Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS BBM) adalah

TATA LAKU KEPROFESIAN

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan maupun untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

I. PENDAHULUAN. sehingga memerlukan penyesuaian, peningkatan sarana dan prasarana yang. diperlukan untuk mendukung terselenggaranya roda pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan atau kegagalan organisasi pada dasarnya. dipengaruhi oleh berbagai macam hal, salah satunya adalah faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dunia usaha di tanah air mengalami banyak kemajuan

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Strategi Implementasi..., Baragina Widyaningrum, Program Pascasarjana, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya

PENGARUH SARANA PRASARANA PENJAS DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU PENJAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting di dalam suatu perusahaan. Tanpa peran manusia meskipun berbagai

BAB I PENDAHULUAN. laku. Mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa sampai tua manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karakteristik guru SMP NU 1 Wonosegoro, idealnya mencerminkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya melalui pembelajaran atau cara lain.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan atau Kurikulum Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu faktor yang berperan penting dalam pembangunan

APLIKASI PAKEM MODEL KERJA ILMIAH SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI I AMBARAWA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah masuk dalam berbagai aspek kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas pengelolaan sumber daya manusia. Organisasi yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk memenuhi kebutuhan hidup yang keras seperti saat ini seseorang sangat membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Tetapi kita juga ketahui dalam persaingan dunia pekerjaan sangat ketat karena setiap orang ingin mempunyai pekerjaan yang layak yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya tersebut. Setiap orang berlomba-lomba untuk mendapatkan pekerjan yang bisa memenuhi kebutuhan hidup baik untuk masa sekarang atau bahkan untuk kehidupan yang akan datang. Dalam pekerjaan sangat banyak mengandung aspek-aspek yang menimbulkan ketidakpuasan maupun kepuasan yang menjadi landasan dalam menjalani suatu pekerjaan tersebut. Ketidakpuasan itu tidak hanya ditentukan oleh sifat pekerjaan akan tetapi juga bergantung pada orang yang melakukan pekerjaan tersebut. Tiap orang ingin mencari kepuasan dalam setiap pekerjaannya, akan tetapi tidak selalu kepuasan diperoleh karena ada pasti yang menghalanginya. Ketidakpuasan timbul sebagai akibat hambatan untuk mencapai kepuasan yang dicari individu dari kedudukannya. Sifat ketidakpuasan itu bergantung pada apa yang ingin dicapai seseorang dalam pekerjaannya atau keterlibatannya dalam pekerjaan itu. Kepuasan yang dicari oleh individu berbeda-beda. Pekerjaan yang dapat memberikan kepuasan kepada seseorang yang belum tentu akan memberi kepuasan terhadap orang lain. 1

Menurut Davis (dalam Didi Indriani H, 2001: 185) mengatakan pada suatu tahapan kehidupan, individu-individu sebagai subyek dalam organisasi kerja, akan menemui dan dihadapkan pada berbagai ragam masalah yang menyangkut dan berkisar tentang kerja dan pekerjaan. Bermula dengan keinginan bekerja, lalu memilih pekerjaan, mempertimbangkan karir di masa mendatang, kemudian menentukan sikap dalam tugas-tugas pekerjaan, mengadaptasi lingkungan kerja termasuk dinamika organisasi kerjanya dan kemungkinan untuk berganti pekerjaan atau promosi, serta meningkatkan kemampuan dan prestasi kerja. Hal lain yang mungkin pula dihadapi adalah masalah kesulitan hambatan dalam kerja dan atau kebutuhan untuk memperoleh imbalan serta penghargaan (reward) dalam pekerjaan. Permasalahan-permasalahan tersebut muncul ke permukaan karena individu-individu dalam aktivitas kerjanya memiliki tujuan dan menyandang aspek-aspek pribadi ( seperti kebutuhan, aspirasi, sikap, minat dan kemampuan ) yang senantiasa berproses dan berinteraksi dengan perubahan dan perkembangan lingkungan organisasi kerjanya (Davis dalam Didi Indriani H, 2001 : 185). Demikian hal dengan seorang guru, tentunya juga menghadapi permasalahan-permasalahan dalam menjalankan pekerjaannya sebagai seorang pendidik. Banyaknya masalah yang dihadapi oleh para guru akan menjadi sumber ketidakpuasan terhadap aktivitas kerjanya. Guru tidak akan meninggalkan profesi mereka hanya karena berbagai faktor penyebab ketidakpuasan sebagaimana di atas. Biasanya mereka meninggalkan profesi guru karena mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dalam hal materi. 2

Dewasa ini tingkat kesejahteraan guru masih tergolong rendah, tidak setara dengan pengabdian yang diberikannya. Gaji merupakan aspek utama dan paling pokok dalam kesejahteraan seorang guru. Selain gaji, kesejahteraan guru juga meliputi kelancaran dalam kenaikan pangkat, kepastian karir sebagai guru dan hubungan antar pribadi (Fasal Jalal dan Dedi Supriyadi, 2001 : 229). Secara hakiki sejahtera tidak dapat diukur, sejahtera berarti terpenuhi semua kebutuhan lahir maupun batin, sandang, pangan dan papan. Dahulu orang sudah dapat makan pagi dan malam dan rumah serta pakaian seadanya sudah boleh dikatakan sejahtera. Lain hal dengan sekarang, ukuran sejahtera sudah berubah polanya. Tidak hanya cukup sandang, pangan dan papan, akan tetapi lebih dari itu. Semua orang perlu kesejahteraan, demikian pula guru yang keseharian bergumul dan terikat dengan waktu dan tempat. Sebutan mulia yang sudah tersandang dipundak masing-masing sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka bekerja keras tanpa membedakan antara si kaya dan si miskin, lelaki atau perempuan, anak pejabat atau tidak, yang jelas semua anak dididik dan dibinanya agar menjadi anak yang cerdas, berkualitas dan bertanggung jawab. Dengan tanggung jawab, moral yang dipercayakan negara kepada mereka sesuai dengan amanah Pembukaan Undang undang Dasar 1945 bahwa guru bertanggungjawab untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Kesejahteraan guru menjadi jantungnya pelayanan pendidikan, karena dengan sistem insentif yang wajar dan berkeadilan dapat diharapkan suatu komitmen guru untuk memberikan pelayanan optimal dan terbaik bagi masyarakat. 3

Tampaknya dari aspek tersebut mungkin belum dapat terwujud sepenuhnya dalam lingkungan kehidupan guru masa kini. Keadaan ini berlaku untuk semua guru mata pelajaran, termasuk guru pendidikan jasmani. Selain dihadapkan dengan masalah-masalah guru seperti pada umumnya, setidaknya guru Penjas masih dihadapkan dua persoalan yang khas dalam mengajar pendidikan jasmani yaitu masalah kurikulum dan sarana prasarana olahraga yang terbatas. Winkel (1983: 43) menyatakan bahwa kurikulum merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar, karena dalam kurikulum berisi : tujuan, bahan, dan pembagian waktunya. Kendala dalam kurikulum terletak pada materi pembelajaran, kedalaman materi dan alokasi waktu. Jumlah materi yang terlalu banyak sehingga materi yang satu belum dikuasai harus sudah diganti dengan materi yang lain. Beban materi yang akan diberikan oleh guru tidak sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia dan tingkat kedalaman materi tidak seimbang dengan kemampuan peserta didik yang sangat beragam. Keberhasilan pembelajaran Penjas tidak akan terlepas dari sarana dan prasarana olahraga yang ada di sekolah. Sarana dan prasarana disini meliputi : alat, perkakas dan fasilitas. Winkel (1983: 43) menyatakan kurikulum yang tidak didukung oleh alat dan fasilitas akan berpengaruh terhadap kelancaran proses belajar mengajar. Sering kita lihat di sekolah peralatan olahraga untuk pembelajaran yang serba minim, rasio sarana prasarana olahraga dengan siswa yang terlalu besar. 4

Dalam mengajar, biasanya seorang guru penjas menghadapi masalah atau hambatan sehingga mengganggu jalannya mengajar itu sendiri. Menurut Rachman (1993: 3) ada beberapa faktor penghambat dalam melaksanakan pendidikan jasmani, materi pendidikan jasmani terlalu banyak cabang olahraga, kurangnya kaidah pemahaman jasmani, tenaga pendidik dan adanya sebagian guru yang mempunyai persepsi yang salah terhadap pendidikan jasmani. Lebih lanjut ME Winarno (1997: 5) menyatakan masalah yang mengganggu jalannya proses belajar mengajar Penjas adalah terlalu banyak jumlah siswa dibanding dengan sarana dan prasarana yang tersedia, sedikitnya waktu belajar siswa, rendahnya kualitas guru, kurangnya minat siswa untuk mengikuti mata pelajaran Penjas, posisi antara mata pelajaran Penjas diantara mata pelajaran lain dianggap kurang begitu penting. Isu masalah kurangnya sarana dan prasarana olahraga memang sangat dirasakan oleh sebagian besar pelaku Penjas dilapangan. Di Cilacap yang terdiri dari 84 SMP Negeri, para pelaku Penjas menghendaki agar proses belajar mengajar berjalan dengan lancar. Namun melihat letak geografis SMP-SMP di kabupaten Cilacap yang sebagian besar terletak di daerah pedesaan, dapat dibayangkan bagaimana kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah. Penyediaan sarana prasarana pendidikan yang ideal akan menunjang pada pelaksanaan dan hasil dari proses pendidikan jasmani. Sementara itu, dalam kenyataan di lapangan masih banyak sekolah di Kabupaten Cilacap yang kurang memadai. Dalam usaha melaksanakan pembelajaran Penjas, guru sudah selayaknya dituntut memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah-masalah yang berkaitan 5

dengan penyelenggaraan proses belajar mengajar. Karena pada hakekatnya pekerjaan mendidik dan mengajar adalah menyediakan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar (Raka Joni, 1984: 11). Keberhasilan guru dalam membantu anak dalam pelajarannya akan memberi kepuasan bagi guru yang menjunjung tinggi profesi keguruannya dan kurang menghiraukan penghargaan finansial yang diperoleh dari jabatannya (Nasution, 2004: 110). Mohamad Surya (2002: 330) menyatakan faktor yang mendasar terkait erat dengan kinerja profesional guru adalah kepuasan kerja yang berkaitan dengan kesejahteraan para guru. Kepuasan dilatar belakangi oleh faktor-faktor: imbalan jasa, rasa aman, hubungan antar pribadi, kondisi lingkungan kerja dan kesempatan untuk pengembangan dan peningkatan diri. Selanjutnya Mohamad Surya (2002: 330) menegaskan dari segi keadilan, kesejahteraan guru dalam arti imbalan jasa, rasa aman, kondisi kerja dan kepastian karir, para guru masih berada dalam suasana kesenjangan. Banyaknya masalah yang dihadapi oleh guru akan membuat frustasi dan pada akhirnya akan berdampak kepada ketidakpuasan dalam menjalankan pekerjaannya. Dari berbagai masalah tersebut yang diuraikan diatas, maka penelitian ini akan mencoba mengungkap masalah mengenai kepuasan kerja guru Penjas. 6

B. Identifikasi Masalah Sebagaimana dari latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : 1. Kesejahteraan seorang guru saat ini belum sesuai dengan pengabdian dan pekerjaan seorang profesional. 2. Materi kurikulum yang padat sedangkan alokasi waktu yang sangat terbatas dalam pembelajaran Penjas. 3. Terbatasnya sarana dan prasarana Penjas yang dimiliki sekolah. 4. Tingkat kepuasan kerja guru dalam menjalankan tugas masih rendah. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang dihadapi khususnya guru pendidikan jasmani, karena adanya keterbatasan waktu, biaya dan kemampuan penulis, maka penelitian ini hanya membahas mengenai tingkat kepuasan kerja guru pendidikan jasmani terhadap profesi guru di SMP Negeri se-kabupaten Cilacap. D. Perumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah seperti diatas, masalah dalam skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Seberapa besar tingkat kepuasan kerja guru pendidikan jasmani terhadap profesi guru di SMP Negeri se-kabupaten Cilacap? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja guru pendidikan jasmani terhadap profesi guru di SMP Negeri se-kabupaten Cilacap. 7

F. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis a. Bagi mahasiswa dapat memberikan pengetahuan tentang tingkat kepuasan kerja menjadi seorang pengajar khususnya profesi guru pendidikan jasmani. b. Dapat memberikan informasi bagi guru pendidikan jasmani mengenai faktor-faktor yang menunjang kepuasan kerja seorang guru Penjas dalam menjalankan tugas. 2. Secara Praktis Dapat dipakai oleh kepala sekolah sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan khususnya bagi kepuasan kerja guru pendidikan jasmani. Kebijakan yang dapat diambil oleh kepala sekolah yaitu mengalokasikan dana untuk pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh sekolah agar proses pembelajaran pendidikan jasmani dapat berjalan dengan lancar. 8