KEBIJAKAN DAN STRATEGI

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 16/PRT/M/2008

ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI Disampaikan oleh : Ir. M. Maliki Moersid, MCP Direktur Pengembangan PLP

Direktur Pengembangan PLP Ir. M. Maliki Moersid, MCP Disampaikan pada : Kick Off Meeting Nasional Program PPSP 2015 Jakarta, 10 maret 2015

Program penyusunan Masterplan. Tersedianya Master Plan sistem pengelolaan air limbah domestik tahun Penyusunan Master Plan skala kabupaten

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Pengembangan Pengelolaan Air Limbah / 2015

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan dan Strategi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

Mendapatkan gambaran tentang kondisi dan rencana penanganan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2017

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN. 1. Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah

Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh:

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT

PROGRAM PRIORITAS TA.2006

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

Direktorat Jenderal Cipta Karya PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

Monitoring dan Evaluasi Capaian SSK

BAB 06 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

PEMERINTAH. sumber daya air pada wilayah sungai kabupaten/kota.

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota.

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI

LAPORAN IPLT KEPUTIH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN I-1

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI

- 6 - SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN. 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air daerah.

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

RPIJM BUKU PANDUAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG PU/CIPTA KARYA

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN KOTA

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

MAKSUD & TUJUAN ISU STRATEGIS & PERMASALAHAN AIR LIMBAH. Tujuan umum : KONDISI EKSISTING

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PLP

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

Pemerintah Daerah, swasta, masyarakat

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah

INFRASTRUKTUR AIR MINUM BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

Hari Air Dunia Mengingatkan Kembali Kepedulian Kita Pentingnya Air dan Pengelolaan Air Limbah

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

1. Sub Sektor Air Limbah

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

PEMERINTAH. 3. Penetapan rencana. 3. Penetapan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Memorandum Program Sanitasi

Pengembangan Pengelolaan Persampahan / 2015

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN

C. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PEKERJAAN UMUM

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

4.1 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PROMOSI HIGIENE

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

5.1 PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR & ASPEK UTAMA

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman. ( Refisi 2012 ) I.1

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT

Transkripsi:

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERMUKIMAN DISAMPAIKAN OLEH : A.PONGSILURANG

ISU STRATEGIS DAN PERMASALAHAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERMUKIMAN

1. Aksesibilitas Pengelolaan Air Limbah Permukiman Tingkat pelayanan Air Limbah Permukiman di perkotaan melalui Sistem perpipaan (sistem sewerage) mencapai 2,33 % dan melalui jamban (pribadi dan fasilitas umum) yang aman baru mencapai 46,6% (SUSENAS 2004) Tingkat pelayanan Air Limbah Permukiman di perdesaan melalui pengolahan setempat (on-site system) berupa jamban pribadi dan fasilitas umum yang aman baru mencapai 49,33% (SUSENAS 2004) Jumlah kota yang memiliki sistem pengelolaan Air Limbah terpusat (off-site system) baru mencapai 11 Kota Sebagian besar fasilitas pengolahan Air Limbah setempat masih belum memenuhi standar teknis yang ditetapkan Rendahnya skala prioritas penanganan pengelolaan Air Limbah Permukiman baik di tingkat pemerintah pusat maupun di daerah

2. Pendanaan Penyelenggaraan sistem pengelolaan Air Limbah mengalami kesulitan dalam masalah pendanaan untuk pengembangan, baik dalam operasional dan pemeliharaan yang diantaranya disebabkan oleh rendahnya tarif pelayanan serta tingginya biaya investasi dalam penyelenggaraan sistem Air Limbah Permukiman. Kurang tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi di bidang Air Limbah Permukiman karena rendahnya tingkat pemulihan biaya investasi Rendahnya alokasi pendanaan dari pemerintah untuk pengembangan Air Limbah Permukiman Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat 3. Kelembagaan dan Peraturan Perundang-undangan Belum memadainya perangkat peraturan perundangan yang diperlukan dalam pengelolaan sistem Air Limbah Permukiman Belum terpisahnya fungsi regulator dan operator dalam pengelolaan Air Limbah Permukiman Kapasitas sumber daya manusia yang terkait dalam pengelolaan Air Limbah Permukiman masih rendah

4. Peran Masyarakat Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan Air Limbah Permukiman Terbatasnya penyelenggaraan pengembangan sistem Air Limbah Permukiman yang berbasis masyarakat Kurang memadainya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan Air Limbah Permukiman Rendahnya koordinasi antar instansi terkait dalam menggerakkan peran masyarakat 5. T e k n i s Masih ± 52 % penduduk nasional yang belum mengolah Air Limbahnya secara memadai (53,4 % di perkotaan dan 50,77% di perdesaan) Kurang optimalnya pemanfaatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Dari 53 sungai di Jawa, Sumatera, Bali dan Sulawesi 76,3 % tercemar berat oleh bahan organik Terkontaminasinya air minum perpipaan dan non perpipaan oleh bakteri coli yang berasal dari Air Limbah Permukiman Menurunnya kualitas air tanah dan air permukaan akibat dari pencemaran Air Limbah Permukiman menyebabkan tingginya biaya pengolahan air minum

TANTANGAN DAN PELUANG

T A N T A N G A N 1. Masih rendahnya cakupan pelayanan baik di perkotaan maupun di perdesaan, yang mengakibatkan kecenderungan meningkatnya angka penyakit terkait air (Waterborne Disease), dan menurunnya kualitas air tanah dan air permukaan sebagai sumber air baku untuk air minum. 2. Target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), yaitu bebasnya dari pembuangan tinja secara terbuka (open defecation free) sampai dengan tahun 2009 dan pencapaian target Millenium Development Goals (MDG s), yaitu terlayaninya 50% masyarakat yang belum mendapatkan akses air limbah sampai dengan tahun 2015 3. Diperlukannya dana investasi yang besar untuk mencapai target yang ditetapkan dalam RPJMN dan MDG s 4. Tuntutan pembangunan yang berkelanjutan 5. Pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan perkapita secara nasional yang masih rendah 6. Pertumbuhan penduduk dan tingkat urbanisasi yang tinggi

P E L U A N G 1. Tuntutan keterpaduan penanganan Air Limbah dan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum sebagaimana tertuang dalam PP 16/2005 2. Tanggung jawab penyelenggaraan Air Limbah Permukiman sebagaimana ketetapan dalam UU No. 32 tahun 2004 menjadi kewenangan pemerintah daerah 3. Adanya potensi masyarakat baik di perkotaan maupun di perdesaan dalam penyelenggaraan Air Limbah Permukiman 4. Pentingnya pengelolaan Air Limbah untuk mendukung Konservasi sumber daya air, seperti yang tertuang dalam UU RI No. 7/2004 tentang Sumber Daya Air 5. Adanya kewajiban bagi setiap orang untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup sebagaimana tertuang dalam UU RI No.23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

SKENARIO SASARAN URAIAN 2005 2009 2015 PERKOTAAN JUMLAH PENDUDUK (Juta Jiwa) TARGET AKSES (%) TARGET PENDUDUK (Juta Jiwa) 102,3 70,35 71,97 113,5 73,74 83,99 130,7 78,82 103,02 PERDESAAN JUMLAH PENDUDUK (Juta Jiwa) TARGET AKSES (%) TARGET PENDUDUK (Juta Jiwa) 120,60 59,95 72,29 119,45 64,52 77,07 114,90 71,39 82,03 NASIONAL JUMLAH PENDUDUK (Juta Jiwa) TARGET AKSES (%) TARGET PENDUDUK (Juta Jiwa) REALISASI AKSES *) 222,90 64,72 144,26 62,62 233,35 69,02 161,06 245,60 75,34 185,04 *) DATA SUSENAS 2004

KEBIJAKAN DAN IPAL YOGYAKARTA PEKERJAAN PEMBESIAN INFLOW PUMPING STATION DSDP STRATEGI PEKERJAAN RETAINING WALL AERATED LAGOON DSDP PEKERJAAN JARINGAN PIPA INDUK DSDP

Kebijakan Strategi Indikasi Program Peningkatan Akses a. Peningkatan pelayanan dan kualitas sistem Air Limbah b. Pengembangan pelayanan sistem Air Limbah terpusat di perkotaan secara bertahap berdasarkan tanggap kebutuhan (demand responsive) c. Meningkatkan cakupan pelayanan air limbah yang dikelola oleh BUMD dan Dinas d. Meningkatkan cakupan pelayanan air limbah yang dikelola secara langsung oleh masyarakat. e. Meningkatkan kinerja BUMD dan penyelenggara lainnya dalam pengelolaan air limbah f. Prioritas pembangunan pada masyarakat daerah miskin dan rawan penyakit terkait air g. Mendorong kerjasama antar kota/kabupaten dalam upaya melindungi badan air dari pencemaran Air Limbah Permukiman 1. Program peningkatan kapasitas pengolahan melalui pembangunan IPAL paket 2. Program peningkatan pelayanan Air Limbah melalui sistem terpusat (sewerage) di perkotaan 3. Program pembinaan peningkatan peran pemerintah Provinsi, Kota/Kab dalam pengembangan Prasarana dan Sarana Air Limbah 4. Program pembangunan Prasarana dan Sarana Air Limbah untuk masyarakat berpenghasilan rendah 5. Program optimalisasi, rehabilitasi dan ekstensifikasi PS Air Limbah (IPAL dan IPLT) 6. Program pembinaan dan peningkatan kinerja PS Air Limbah 7. Program pembinaan dan peningkatan PS Air Limbah untuk daerah tertentu : daerah endemi, daerah bencana, daerah terpencil, pulau pulau kecil dan kawasan perbatasan 8. Program pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna

Pendanaan Peranserta Masyarakat a. Mendorong peningkatan alternatif sumber pembiayaan yang murah dan berkelanjutan. b. Mendorong peningkatan prioritas pendanaan pemerintah daerah dalam pengembangan sistem pengelolaan air limbah c. Meningkatkan pembiayaan melalui kemitraan pemerintah dan swasta d. Penyelenggaraan PS Air Limbah berbasis masyarakat (Community Based Development) a. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perlunya PHBS b. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah. c. Meningkatkan peran serta badan usaha swasta dan koperasi dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah. d. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk merubah perilaku tidak membuang tinja ditempat terbuka (open defecation free) 1. Program peningkatan pembiayaan pengelolaan Air Limbah 2. Program peningkatan Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) dalam penyelenggaraan PS Air Limbah 3. Program Replikasi Sanimas 1. Program sosialisasi dan kampanye dalam pendidikan lingkungan dan kepedulian lingkungan 2. Program pembangunan PS Air Limbah berbasis masyarakat (Sanimas)

Kelembaga an Peraturan dan Perundangundangan a. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar kegiatan dan antar wilayah dalam pembangunan air limbah. b. Fasilitasi peningkatan manajemen pembangunan air limbah didaerah c. Fasilitasi peningkatan pengelolaan air limbah melalui pelatihan dan pendidikan SDM yang kompeten a. Revisi peraturan perundang undangan yang melakukan pengaturan terhadap BUMD yang bergerak dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah b. Peningkatan forum nasional pengelolaan air limbah dalam mendorong pelaksanaan pengaturan yang lebih baik c. Meningkatkan tersedianya NSPM dalam pengembangan sistem pembuangan air limbah - Program Bantuan Teknis penyelengaraan kelembagaan PS Air Limbah - Program Bantuan Teknis pembentukan badan pengelola Air Limbah - Program peningkatan koordinasi dengan sektor lain - Program peningkatan kemauan politik (Political Will) dalam penanganan Air Limbah - Program peningkatan pengawasan kualitas Air Limbah Permukiman - Program peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM (sumber daya manusia) - Program pengembangan perangkat hukum antara lain : PP, Permen, Standar, Pedoman dan Manual (SPM) dalam penyelenggaraan sistem Air Limbah Permukiman - Program fasilitasi (Bantuan Teknis) penyusunan Perda dalam penyelenggaraan sistem Air Limbah Permukiman

STRATEGI PENDEKATAN PROGRAM Pendekatan pembangunan prasarana dan sarana PLP berpihak pada masyarakat miskin (pro-poor) Pengembangan pembangunan yang mengutamakan peningkatan kesehatan dan kehidupan masyarakat, perlindungan sumber daya air dan lingkungan Pembangunan dan pengelolaan yang bertumpu pada community based development dan peran masyarakat sejak tahap perencanaan, pembangunan dan pengelolaan Pengembangan pembangunan yang bersifat city-wide dan bertahap berdasarkan demand responsive

AIR LIMBAH PERMUKIMAN Pendekatan Berbasis Masyarakat Berbasis Institusi Skala Penanganan 1.Pro poor Lingkungan/Kawasan (neighborhood) 2.Kawasan kumuh & rawan sanitasi 1 Desa : Model CLTS On-site sanitasi 2. Kumuh perkotaan : Model SANIMAS Off-site skala kecil Skala Kota (city wide) Pengembangan PS pelayanan kota berdasarkan demand responsive Kota metropolitan & besar : off site /sewerage sistem Kota sedang/kecil: off site sistem terpadu focus pada pelayanan IPLT (peningkatan on site management) Kota/kawasan lama: Shallow/small bore sewer atau sewerage skala kawasan, terpadu dengan PS pelayanan kota mendukung revitalisasi kota lama Kota/kawasan baru: Pembangunan sistem sewerage untuk kawasan Rumah Sederhana Mendorong pembangunan sistem sewerage untuk kota baru melalui investasi Skala Regional/Nasional Pembangunan prasarana dan sarana air limbah mendukung kerjasama antar kota/daerah dalam melindungi pencemaran badan air Prokasih dan sejenisnya

PROGRAM AIR LIMBAH DKI JAKARTA TA 2009-2011

No Kegiatan Lokasi Keterangan A TA 2009 1 Review MP Air Limbah DKI Jakarta Zona Central, pelayanan DKI Jakarta Melakukan review terhadap Master Plan Air Limbah DKI Jakarta yang ada dan menyesuaikan dengan kondisi saat ini, serta membuat DED sistem di Zona Central sesuai dengan kondisi saat ini B TA 2011 1 Perencanaan DED Waduk Melati dan Malakasari waduk melati dan malaka sari membuat DED untuk IPAL Waduk Melati dan Membuat DED Optimalisasi IPAL Malaka Sari 2 3 4 Perencanaan Optimalisasi IPLT di DKI Jakarta Perencanaan Air Limbah Domestik di P. Harapan dan P.Pramuka Pembangunan IPAL Setiabudi (Multi Years) IPLT Pulo Gebang dan IPLT Duri Kosambi P. Harapan dan P.Pramuka Waduk Setiabudi Timur membuat DED Optimalisasi IPLT di Pulo Gebang dan Duri Kosambi serta melakukan pendataan kebutuhan terhadap IPLT di wilayah Bodetabek membuat DED air limbah domestik di P.Harapan dan P. Pramuka, Kep. Seribu membuat bangunan IPAL dengan Kap. 250 l/dtk pada lahan kering waduk Setiabudi Timur 7 Sanitasi Terpadu di Jakarta Pusat Petojo, Jakarta Pusat Pembangunan MCK Umum 9 Pengadaan Material Sanimas Duri Kosambi, Pekojan dan Margahayu, Bekasi

HARAPAN PADA DAERAH Pengendalian perencanaan, pembangunan serta pemeliharaan pengolahan Air Limbah melalui IMB Pengendalian pembangunan Prasarana dan Sarana Air Limbah perumahan melalui izin lokasi pembangunan perumahan

PENUTUP 1. Kebijakan dan Strategi Nasional penyelenggaraan sistem Air Limbah Permukiman, merupakan acuan bagi kegiatan yang terkait dengan penyelenggaraan sistem Air Limbah Permukiman. 2. Kebijakan dan Strategi ini masih bersifat umum sehingga dalam pelaksanaannya memerlukan penjabaran lebih lanjut agar lebih operasional untuk pihak yang berkepentingan. Di tingkat daerah adopsi terhadap kebijakan dan strategi ini memerlukan penyesuaian sesuai dengan karakteristik, kondisi serta permasalahan dari masing-masing daerah yang bersangkutan. 3. Kebijakan dan strategi nasional Penyelenggaraan pengembangan sistem air limbah permukiman ini perlu dijabarkan lebih lanjut oleh masing-masing instansi teknis terkait sebagai panduan dalam operasionalisasi kebijakan dan strategi pengembangan sistem air limbah permukiman.

Terima Kasih DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA - DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM