PERANCANGAN PRODUK SIKAT GIGI BERBAHAN LIMBAH KAYU MEBEL DENGAN VALUE ENGINEERING

dokumen-dokumen yang mirip
SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan rancangan produk perlu mengetahui karakteristik

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. penghasil kayu, yang banyak digunakan untuk berbagai keperluan,baik

BAB II METODE PERANCANGAN

Abstrak. Kata Kunci : Ability to Pay (ATP), Willingness to Pay (WTP), Sikat gigi kayu, Hotel. Abstract

RANCANG BANGUN ALAT TANAM BENIH JAGUNG ERGONOMIS DENGAN TUAS PENGUNGKIT

RANCANG BANGUN PROTOTIPE ALAT TANAM BENIH JAGUNG ERGONOMIS DENGAN TUAS PENGUNGKIT DAN MEKANIK PEMBUAT LUBANG UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS TANAM

BAB II METODE PERANCANGAN

PERANCANGAN ALAT INJEKSI PLASTIK UNTUK GAGANG PISAU PADA UKM PENGRAJIN PISAU DI DESA HADIPOLO KUDUS

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB II METODE PERANCANGAN

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERANCANGAN PRODUK PISPOT DUA BAGIAN DENGAN PENDEKATAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DAN ANALISIS SWOT

LAMPIRAN A Data Anthropometry Orang Dewasa Di Indonesia

USULAN RANCANGAN TEMPAT SAMPAH DI GERBANG TOL KENDARAAN GOLONGAN SATU BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

PEMBUATAN BATANG SILINDRIS DENGAN VARIASI UKURAN PARTIKEL SEKAM DARI SEKAM PADI

MODUL 11 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (ALAT BANTU KERJA LI STRI K) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

LIMBAH CORRUGATED PAPER SEBAGAI MATERIAL DISPLAY BOOTH

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

Keg. Pembelajaran 2 : Praktik Mekanik dan Tindakan Keselamatan Kerja di Bengkel

III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

ANALISIS MESIN PEMOTONG BAGIAN ATAS GELAS PLASTIK

IV. PENDEKATAN DESAIN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar

Rancang Bangun Mesin Pengolahan Kopi Terpadu

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II METODE PERANCANGAN

1. Kurangnya support dari INDUSTRI PENDUKUNG KAPAL khususnya Perabotan atau furnitur kapal

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM. Oleh ARIEF HIDAYAT

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #1 Genap 2014/2015. TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH GELAS PLASTIK. Oleh : RAHMA GRESYANANTA FABIAN SURYO S Pembimbing

Katalog Sistem Teknis Housing pengoperasian dengan strip gagang

BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk

JOB SHEET SISWA SMK NASIONAL BERBAH. F/751/P/K.TP/0 1 Juli Standar Kompetensi : Menggunakan perkakas tangan Kode : KK

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU

BAB III METODELOGI PELAKSANAAN 3.1 DIAGRAM ALIR PERANCANGAN ALAT PENGEPRES GERAM SAMPAH MESIN PERKAKAS

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB III METOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

PERANCANGAN ULANG DAN PEMBUATAN MESIN PENGHANCUR LIMBAH BATU MERAH DAN GENTENG (Studi kasus : Perusahaan Genteng ATIN Karanggeneng Boyolali)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II METODE PERANCANGAN

Desain Troli Ergonomis sebagai Alat Angkut Gas LPG

ANALISIS DAN USULAN PERANCANGAN SISTEM KERJA DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi Kasus di Konveksi Pakaian XYZ ) Winda Halim 1*, Budiman 2

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

Katalog Sistem Teknis Enklosur Ringkas AE

Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

Penerapan Alat Steaming Oven Untuk Peningkatan Produksi Rotan Di UD. Rukun Rotan Malang

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

UKDW BAB 1. PENDAHULUAN

MAKALAH PELATIHAN PENGOPERASIAN MESIN SANGRAI MLINJO

EVALUASI FAKTOR ERGONOMI PADA FASILITAS DAN LINGKUNGAN PENGERAJIN FURNITURE DI DESA BOJONG

Transkripsi:

PERANCANGAN PRODUK SIKAT GIGI BERBAHAN LIMBAH KAYU MEBEL DENGAN VALUE ENGINEERING Sri Hartini, Dahliana Agustini, Nia Budi P Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof.H. Soedarto, S.H embalang-semarang, Kode Pos 50275 Telp. (024)7460052 email, ninikhidayat@yahoo.com : dahliana.agustini@gmail.com Abstrak Produk-produk yang menggunakan bahan polystyrene dengan jenis extruded polystyrene (PS) merupakan salah satu sumber pencemaran bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Salah satu kandungan yang terdapat pada polystyrene adalah karsinogen yang dapat menyebabkan kanker. Kandungan karsinogen akan terurai selama 100 tahun pada tanah dan 7 tahun pada tubuh. Sikat gigi memiliki karakteristik berbahan polystyrene. Sikat gigi dibutuhkan oleh setiap orang sebagai alat kesehatan gigi dan mulut dan harus diganti secara periodik. Hal ini menimbulkan limbah plastik yang besar. Sementara itu, Indonesia sebagai negara pengrajin kayu mempunyai potensi limbah kayu yang sangat besar. Apabila tidak dimanfaatkan, maka berpotensi menimbulkan masalah lingkungan. Penelitian ini bermaksud mengkaji pemanfaatan limbah kayu mebel menjadi pengganti polystyrene pada produk sikat gigi. Harapannya, apabila diaplikasikan maka akan mereduksi sampah polystyrene sekaligus meningkatkan nilai ekonomis limbah kayu mebel. Value engineering dipilih karena produk yang dihasilkan diharapkan memberikan nilai yang lebih baik dengan biaya yang lebih kecil. Hasil dari penelitian ini berupa karakteristik limbah kayu mebel yang sesuai sampai pada desain sikat gigi yang telah dianalisis fungsi dan materialnya. Harapannya, penelitian ini dapat mendorong munculnya produk berbahan ramah lingkungan dan mereduksi limbah plastic yang tidak ramah lingkungan. Kata kunci: perancangan produk, sikat gigi, limbah kayu, mebel, value engineering 1. PENDAHULUAN Sejak isu pemanasan global meresahkan warga dunia, mulai berkembanglah gerakangerakan penyelamatan lingkungan, Penelitian-penelitian pun mulai banyak dilakukan untuk mengembangkan suatu inovasi ramah lingkungan. Perubahan perilaku masyarakat yang mengarah pada green consumer merupakan suatu tantangan bagi perusahaan-perusahaan manufaktur dan jasa. Berbagai undang-undang mengenai lingkungan dibuat sebagai upaya pemerintah melindungi lingkungan hidup dan pemanfaatan sumber daya alam hayati. Produk-produk plastik sangat banyak beredar di masyarakat, terutama produk rumah tangga berbahan polystyrene. Bahan plastik ini tidak dapat terurai di dalam tanah dan mengandung karsinogen yang dapat menyebabkan kanker. Kandungan karsinogen akan terurai selama 100 tahun pada tanah dan 7 tahun pada tubuh manusia [1]. Sikat gigi merupakan salah satu produk yang diproduksi dengan menggunakan material polystyrene. Menurut saran dokter gigi, sikat gigi wajib diganti saat bulu sikat sudah mulai mengembang (paling tidak 3-4 bulan sekali). Hal ini menimbulkan limbah sikat gigi yang tinggi. Menurut data BPS tahun 2012, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2012 berkisar antara 257 juta. Jika 2/3 dari jumlah penduduk membutuhkan sikat gigi, maka kebutuhan sikat gigi sekitar 157 juta. Dan apabila umur ideal sikat gigi paling lama adalah 3 bulan, maka ada sekitar 600 juta sikat gigi di buang setiap tahunnya. Kayu dapat menjadi pilihan untuk mengganti gagang sikat gigi plastik menjadi gagang sikat gigi kayu tanpa merubah fungsi. Indonesia merupakan negara yang banyak memiliki mebel. Potongan-potongan kayu hasil dari industri mebel ini dapat menjadi material pengganti gagang sikat gigi berbahan polystyrene. Atas dasar tersebut, dilakukan perancangan produk sikat gigi. Penelitian ini merupakan kajian integrasi mengenai urgensi mengurangi limbah plastic yang merusak lingkungan dan pemanfaatan limbah produksi yang diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis. Penelitian ini belum sampai tahap implementasi. 64

2. METODE PENELITIAN Value engineering adalah teknik yang mengindentifikasikan fungsi suatu produk atau jasa, menetapkan kelayakan fungsi tersebut, menghasilkan alternatif melalui penggunaan berpikir kreatif, dan memberikan fungsi yang dibutuhkan, andal, dengan biaya terendah secara keseluruhan [3]. Value engineering diimplementasikan melalui proses rasional yang sistematis yang meliputi analisis fungsi, teknik kreatif dan spekulatif untuk membuat alternatif baru dan teknik pengukuran untuk evaluasi nilai sekarang dan konsep yang akan datang [4]. Value Engineering mempunyai 7 fase dalam perancangan produk, antara lain [5] : a. Tahap Informasi, untuk menguraikan komponen-komponen dari sikat gigi. b. Tahap Analisis, mendefinisikan dan menganalisa dengan diagram FAST [6]. c. Tahap Kreatif, proses perekayasaan dan membuat alternatif-alternatif konsep desain. Dalam penelitian ini, alternatif yang dipertimbangkan adalah material limbah kayu dan desain sikat gigi. d. Tahap Evaluasi, pemilihan alternatif desain dengan analisis tertentu yang akan menguatkan. e. Tahap Pengembangan, evaluasi sampai sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. f. Tahap Presentasi, mempresentasikan hasil perancangan, apakah desain ini diterima atau tidak. Jika tidak harus dianalisis kembali dan di evaluasi sampai hasil perancangan diterima. g. Tahap Implementasi, pembuatan prototype produk dengan perancangan desain yang perlu dilakukan untuk menguji produk sikat gigi tersebut. Perancangan desain menggunakan 3dsMax untuk soft prototipenya. Penelitian ini hanya sampai tahap presentasi. Adapun data-data yang diperlukan pada penelitian ini antara lain: 1. Karakteristik material limbah kayu 2. Fungsional dari produk sikat gigi yang nyaman dan tetap aman sesuai standar kesehatan 3. Biaya produksi sikat gigi polystyrene 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Jenis Limbah Mebel Jenis limbah mebel pada dasarnya hampir serupa karena mempunyai proses produksi yang sama, yaitu : 1. Serbuk Gergaji. limbah utama yang dihasilkan pada setiap tahapan proses produksi. 2. Komponen yang tidak sesuai dengan spesifikasi (tidak dapat dirakit) 3. Potongan Kayu yang dihasilkan pada saat proses permesinan, berukuran lebih besar dan panjang namun tidak bisa dimanfaatkan lagi untuk menghasilkan produk akhir. 4. Pinggiran log kayu, dihasilkan karena log kayu yang semula memiliki diameter dan panjang dikonversi menjadi papan balok yang memiliki lebar dan tinggi sehingga konversi ini menyebabkan pinggiran-pinggiran kayu harus dihilangkan. 5. Debu pengamplasan, dihasilkan pada saat mengamplas berupa serbuk gergaji yang sangat kecil. Debu pengamplasan merupakan hasil gesekan yang terjadi antara permukaan kayu dengan lembaran amplas menggunakan kecepatan tertentu. Limbah yang bisa digunakan untuk sikat gigi adalah yang berupa potongan kayu yang sesuai dimensi sikat gigi baik dari potongan kayu, pinggiran kayu ataupun komponen yang tidak sesuai. 3.2. Perancangan Sikat Gigi dengan Value Engineering 3.2.1. Fase Informasi Desain sikat gigi pada penelitian ini memperhatikan bentuk bulu sikat dan Pedoman sikat gigi yang dianjurkan untuk digunakan menurut Houwink (1993), Forrest (1989) [7]. 65

3.2.2. Fase Analisis Fungsi Gambar 1. Diagram FAST Fungsi Utama Sikat Gigi Sikat gigi manual terdiri atas kepala sikat (head), bulu sikat (bristle), dan tangkai pegangan (handle). Berikut ini identifikasi fungsi untuk sikat gigi rancangan. 1. Fungsi utama: untuk membersihkan kotoran pada permukaan gigi. 2. Fungsi sekunder: membantu menghilangkan bau dan nafas menjadi segar (dengan pasta gigi) 3. Fungsi safety: produk sikat gigi kayu yang aman digunakan sehingga tidak melukai gusi 4. Fungsi ergonomis: memiliki gagang sikat nyaman digenggam dan tidak licin saat digunakan 5. Fungsi estetika: produk sikat gigi ini yang eksotis Fungsi-fungsi ini dianalisis menggunakan diagram FAST yang ditunjukkan pada Gambar 1. Dalam melakukan perekayasaan nilai, terlebih dahulu dilihat fungsi mana yang sebaiknya dipilih untuk dilakukannya studi lebih lanjut. Harapan yang akan dihasilkan adalah produk sikat gigi yang sustainable dan memiliki dampak yang kecil terhadap lingkungan dibandingkan dengan produk sikat gigi yang ada pada saat ini, namun masih memperhatikan harga pokok produksi yang minimum sehingga harga jual dapat diterima di kalangan masyarakat. 3.2.3. Fase Kreatif Material Jenis kayu yang dipakai dalam industry mebel bermacam-macam. Namun, yang sesuai untuk produk sikat gigi adalah kayu yang bersifat lunak dan berserat halus. Karena sikat gigi tidak digunakan untuk menahan beban berat tetapi harus aman untuk masuk ke dalam mulut manusia. Kayu-kayu tersebut misalnya kayu pinus, sengon, maupun meranti. Tabel 1 memperlihatkan kategori ketiga kayu tersebut berdasarkan kekuatan dan keawetannya. Tabel 1. Penggolongan Kelas Kuat dan Awet Kelas Nama Kayu Kelas Kuat Awet Keterangan Pinus IV III Mudah dibentuk, seratnya indah Sengon III-IV III-IV Tidak tahan air Meranti II-IV III-IV Keras, mudah pecah jika dibor Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa klasifikasi kuat dan awet kayu pinus, sengon dan meranti tidak jauh berbeda. Kayu pinus memiliki kelas kuat IV dengan berat jenis 66

berkisar antara 0,40 0,30. Hal ini yang membuat kayu pinus ringan dan mudah dibentuk tanpa menggunakan alat-alat mekanik yang berat. Menurut Purwo Seryanto (produsen kerajinan berbahan pinus), kayu pinus dapat dibentuk dengan menggunakan cutter tangan/pisau. Ditinjau dari kelas awetnya, pinus termasuk dalam kelas III. Jika dipelihara dengan melapisi menggunakan cat atau pelitur maka keawetannya tidak terbatas oleh waktu. Pinus memiliki mata kayu yang membuat kayu pinus terlihat unik walaupun mata kayu bisa saja menjadi kelemahan dari material pinus sendiri, namun serat yang dimiliki pinus indah sehingga menambah nilai estetika dari gagang sikat gigi rancangan ini. Oleh karena kelebihannya ini, maka material limbah dari kayu pinus lebih dipilih. Untuk keawetan kayu, digunakan waterbase yang berfungsi sebagai pelapis atau cat pada permukaan kayu yang digunakan. Waterbase yang digunakan adalah waterbase polyurethane dengan merk Propan (PU). PU memiliki suatu bahan coating yang bisa menghasilkan film yang kuat dan keras, tahan terhadap panas, bahan kimia, dan goresan. Propan termasuk yang paling aman diantara produk waterbase PU yang ada. Propan PU ini memeiliki kelebihan dibandingkan dengan PU merk lainnya, yaitu: 100% bebas dari formaldehid; warnanya cerah dan jelas; elastis; tahan terhadap goresan; tahan terhadap bahan kimia. Desain Desain sikat gigi berbahan limbah kayu adalah sistem knockdown yaitu bongkar pasang dengan pangkal kepala sikat sebagai kunciannya dan dapat disatukan pada gagang sikatnya. Konsep ini dilatarbelakangi karena rusaknya sikat gigi seringkali karena bulu sikatnya yang sudah tidak berfungsi baik sementara gagangnya masih sangat kuat. Konsep ini berharap dapat mereduksi kebutuhan material. Titik knockdown terletak pada pemisahan antara fungsi sikat gigi dan pegangan sikat. Gambar 2 memperlihatkan konsep knockdown dalam merancang sikat gigi. Gambar 2. Konsep knock down dalam merancang sikat gigi 3.2.4. Fase Evaluasi Fase ini melakukan evaluasi pada rancangan sikat gigi. Bagian evaluasi adalah dari segi biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi dan keuntungan yang diperoleh serta faktor estetika karena penggunaan kayu limbah sebagai material utama. Dimana faktor ini tergantung pada sifatsifat kayu tersebut. Estimasi biaya digunakan untuk memperkirakan biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi sikat gigi rancangan dari limbah mebel ini. Biaya yang dibutuhkan antara lain biaya material, tenaga kerja, dan listrik diperlihatkan pada Tabel 1. Tabel 1. Biaya Produksi No Jenis Biaya Biaya pinus(rp) Biaya sengon (Rp) Biaya Meranti (Rp) 1 Biaya Bahan 1.043,60 1.036,95 1.038,36 2 Biaya Tenaga Keja 8.437,50 8.437,50 8.437,50 3 Biaya Listrik 31,87 31,87 31,87 TOTAL 9.512,97 9.506,32 9.507,73 Harga material disini merupakan limbah dari packing yang masih relative mahal. Namun karena sikat gigi harus diperhatikan adalah kekuatan, keindahan, dan ketahanan atau keawetan material kayu tersebut maka kayu pinus tetap dipilih. Karena hanya sedikit lebih tinggi dari 67

material kayu lainnya. Apabila kayu yang digunakan benar-benar limbah UKM, maka harganya bisa diabaikan karena selama ini hanya digunakan sebagai kayu bakar. 3.2.5. Fase Pengembangan Bila ditinjau dari fungsi ergonomis, sikat gigi yang baik adalah sikat gigi yang memiliki gagang sikat yang nyaman digenggam dan tidak licin. Untuk memberikan kesan mudah digenggam dan terasa nyaman saat dipegang, maka gagang sikat di desain seperti gambar 3. Gambar 3. Pengembangan Desain Sikat Gigi Gelombang pada sisi belakang gagang merupakan tempat jari ketika memegang gagang saat menyikat gigi. Gelombang ini mengikuti garis kontur tangan rata-rata ketika jari menggenggam sikat. Desain ini memudahkan pengguna untuk mengenggam sikat dan tidak tergelincir saat menyikat gigi. Ukuran berdasarkan data antropometri telapak tangan orang Indonesia yang didapat dari interpolasi data Pheasant (1986), Suma mur (1989) dan Nurmianto (1991)[8], lebar untuk masing-masing gelombang disesuaikan dengan data antropometri Lebar Jari Telunjuk (PIPJ) Pria berusia 50 th, yaitu 20mm. Ada 5 alternatif desain yang dikembangkan, yaitu: Alternatif 1 Alternatif 2 dan 3 Alternatif 4 Alternatif 5 Gambar 4. Alternatif Pengembangan Desain Sikat Gigi Alternatif 1. kepala kotak, leher sikat gigi berbentuk bulat, dengan sambungan berupa pasak bulat, penggunaan baut sebagai pengunci. Gagang bergelombang dengan sisi pegangan jari miring 20 0. Alternatif 2 dan 3. Kepala kotak, leher sikat gigi berbentuk kotak, dengan sambungan berupa pasak kotak dan diperkuat dengan menggunakan baut sebagai pengunci. Alternaif 3, Gagang bergelombang dengan sisi pegangan jari lurus, alternatif 3 jari miring 20 0. Alternatif 4 dan alternaif 5, kepala sikat mengecil, bentuk oval, gagang lurus. Alternatif 4, pasak sikat gigi dilengkapi dengan baut, alternatif 5, pasak tidak dilengkapi dengan baut. 68

Gambar 5. Gambar teknik desain sikat gigi berbahan kayu Dari sisi produksi, terdapat kesulitan saat pembentukan lubang pasak yang berbentuk kotak. Dimensi gagang sikat yang kecil dan sifat kayu pinus yang mudah dibentuk, jika tidak berhati-hati maka pangkal gagang akan mudah pecah saat bongkar pasang dilakukan. Sedangkan, pasak yang berbentuk bulat, lubang pasak pada gagang mudah dibentuk dengan menggunakan bor kecil. 3.2.6. Fase Presentasi Desain akhir yang menjadi pilihan akan dibuatkan gambar tekniknya agar siapapun yang membuat, maka hasilnya akan mempunyai spesifikasi produk yang sama. Gambar teknik tampak pada Gambar 5. 4. KESIMPULAN Limbah UKM mebel berupa potongan kayu dapat digunakan sebagai sikat gigi. Jenis kayu yang terpilih adalah kayu pinus. Kayu ini merupakan kayu lunak dan memiliki sifat pengerjaan yang mudah. Kayu pinus dapat dibentuk dengan alat tangan tanpa harus menggunakan alat-alat mekanik yang rumit. Kayu pinus dapat tahan terhadap kelembaban udara jika dilapisi dengan pelapis. Dalam penelitian ini, pelapis yang digunakan adalah Polyurethane (PU) dengan merk Propan. PU propan ini cukup aman bagi tubuh. Pada fase pengembangan, penelitian ini berhasil mengembangkan 5 alternatif desain, dengan variasi pada fungsi pegangan dan knockdownnya. Perlu ada kajian mengenai alternative terbaik dengan kriteria yang sesuai. TERIMAKASIH Terimakasih kepada DIKTI yang telah berkenan mendanai penelitian ini dalam skim Hibah Bersaing. 69

DAFTAR PUSTAKA Ronald. 2011. Rekayasa Nilai dan Analisis Daur Hidup pada Model Potong Kuku dengan Limbah Kayu di CV. Piranti Works. Semarang: Teknk Industri Universitas Diponegoro. BPS, 2012 Sharma, Amit dan Srivastava, Harshit. Case Study Analysis Through the Implementation of Value Engineering. International Journal of Engineering Science and Technology (IJEST) Vol. 3 No. 3 Maret 2011 (2204-2213) David De Marle, LS. 1995. Value Engineering. Industrial Engineering Handbook. SAVE International Value Standard. 1999 edition. Borza, John. 2011. FAST Diagrams: The Foundation for Creating Effective Function Models. Presented to Trizcon Detroit 2011. November 28-29, 2011. Fitriya, Ana. 2003. Pengaruh bentuk Bulu Sikat Gigi Terhadap Status kebersihan Gigi Nurmianto, Eko. 1998. Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: PT. Guna Widya 70