PENGARUH GEMPA PATAHAN LEMBANG TERHADAP FLEKSIBILITAS PIPA DAN KEGAGALAN NOZEL PERALATAN SISTEM PENDINGIN PRIMER REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA KEKUATAN FLANGE PADA SISTEM PEMIPAAN PRIMER REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG

ANALISIS STATIK TEGANGAN PIPA PADA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER REAKTOR KARTINI YOGYAKARTA

EVALUASI DISAIN INSTALASI PIPA FRESH FIRE WATER STORAGE TANK

BAB V ANALISA HASIL. Dari hasil perhitungan awal dapat diketahui data-data sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA RANCANGAN PIPE SUPPORT PADA SISTEM PERPIPAAN DARI POMPA MENUJU PRESSURE VESSE DAN HEAT EXCHANGER DENGAN PENDEKATAN CAESARR II

BAB V ANALISA HASIL. 1. Tegangan-tegangan utama maksimum pada pipa. Dari hasil perhitungan awal dapat diketahui data-data sebagai berikut :

ANALISA TEGANGAN PIPA PADA TURBIN RCC OFF GAS TO PROPYLENE PROJECT

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab V Analisis Tegangan, Fleksibilitas, Global Buckling dan Elekstrostatik GRP Pipeline

BAB I PENDAHULUAN. Minyak dan gas bumi merupakan suatu fluida yang komposisinya

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISA TEGANGAN PIPA STEAM LOW CONDENSATE DIAMETER 6 PADA PT IKPT

TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN SISTEM PIPA GAS DARI VESSEL SUCTION SCRUBBER KE BOOSTER COMPRESSOR DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM CAESAR II

Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI. 2.1 Lokasi dan kondisi terjadinya kegagalan pada sistem pipa. 5th failure July 13

BAB I PENDAHULUAN. Plant, Nuclear Plant, Geothermal Plant, Gas Plant, baik di On-Shore maupun di. Offshore, semuanya mempunyai dan membutuhkan Piping.

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut : Document/Drawing Number. 2. TEP-TMP-SPE-001 Piping Desain Spec

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tabel 4. Kondisi Kerja Pipa Pipe Line System Sumber. Dokumen PT. XXX Parameter Besaran Satuan Operating Temperature 150 Pressure 3300 Psi Fluid Densit

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA TEGANGAN PIPA STEAM LOW CONDENSATE DIAMETER 6 PADA PT IKPT

BAB VII PENUTUP Perancangan sistem perpipaan

2 BAB II TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka. Suatu sistem perpipaan dapat dikatakan aman apabila beban tegangan

4 BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

Review Desain Condensate Piping System pada North Geragai Processing Plant Facilities 2 di Jambi Merang

ANALISA OVER STRESS PADA PIPA COOLING WATER SYSTEM MILIK PT. XXX DENGAN BANTUAN SOFTWARE CAESAR II

Analisa Rancangan Pipe Support Sistem Perpipaan dari Pressure Vessel ke Air Condenser Berdasarkan Stress Analysis dengan Pendekatan CAESAR II

TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN JALUR PIPA UAP PADA PROYEK PILOT PLANT

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN SISTEM PIPA PROCESS LIQUID DARI VESSEL FLASH SEPARATOR KE CRUDE OIL PUMP MENGGUNAKAN PROGRAM CAESAR II

PERANCANGAN DAN ANALISA SISTEM PERPIPAAN PROCESS PLANT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mengalirkan suatu fluida (cair atau gas) dari satu atau beberapa titik

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

TUGAS AKHIR. Analisa Kekuatan Sambungan Pipa Yang Menggunakan Expansion Joint Pada Sambungan Tegak Lurus

ANALISA TEGANGAN PIPA PADA SISTEM PERPIPAAN HEAVY FUEL OIL DARI DAILY TANK UNIT 1 DAN UNIT 2 MENUJU HEAT EXCHANGERDI PLTU BELAWAN

BAB IV ANALISIS TEGANGAN PADA CABANG PIPA

I. PENDAHULUAN. yang memproduksi bahan kimia serta obat-obatan, dan juga digunakan dalam

Analisa Pemasangan Ekspansi Loop Akibat Terjadinya Upheaval Buckling pada Onshore Pipeline

BAB III DATA PEMODELAN SISTEM PERPIPAAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Ketebalan pipa dapat berbeda-beda sesuai keadaan suatu sistem perpipaan.

BAB 8. BEJANA TEKAN (Pressure Vessel)

DESAIN TEGANGAN PADA JALUR PEMIPAAN GAS DENGAN PENDEKATAN PERANGKAT LUNAK

ANALISA TEGANGAN PIPA PADA SISTEM PERPIPAAN HEAVY FUEL OIL DARI DAILY TANK UNIT I DAN UNIT II MENUJU HEAT EXCHANGER DI PLTU BELAWAN

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR

DESAIN DAN ANALISIS TEGANGAN SISTEM PERPIPAAN MAIN STEAM (HIGH PRESSURE) PADA COMBINED CYCLE POWER PLANT

BAB I PENDAHULUAN. dihidupkan kembali dengan menggunakan pompa atau gas. Gas lift merupakan

EVALUASI BEBAN NOZZLE POMPA PADA SISTEM PENDINGIN PRIMER REAKTOR RISET TRIGA BANDUNG

BAB V METODOLOGI. Mulai

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

Bab 4 Pemodelan Sistem Perpipaan dan Analisis Tegangan

BAB VI PEMBAHASAN DAN HASIL

KAJIAN PENGAWASAN DESAIN SISTEM PERPIPAAN PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR

DESAIN DAN ANALISIS TEGANGAN PADA SISTEM OFFSHORE PIPELINE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DESAIN DAN ANALISIS TEGANGAN PADA SISTEM PERPIPAAN LEPAS PANTAI UNTUK SPM 250,000 DWT

BAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. melakukan perancangan sistem perpipaan dengan menggunakan program Caesar

DESAIN DAN ANALISIS TEGANGAN SISTEM PERPIPAAN MAIN STEAM (LOW PRESSURE) PADA COMBINED CYCLE POWER PLANT

TUGAS AKHIR ZELVIA MANGGALASARI Dosen Pembimbing I : Dr. Melania Suweni Muntini Dosen Pembimbing II : Drs.

BAB II TEORI TEGANGAN PIPA DAN PERANGKAT BANTU ANALISA

DAFTAR ISI. i ii iii iv vi v vii

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Data Perancangan. Tekanan kerja / Po Temperatur kerja / To. : 0,9 MPa (130,53 psi) : 43ºC (109,4ºF)

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN ANALISIS

ANALISA EROSI DAN VIBRASI PADA SISTEM PERPIPAAN AKIBAT ALIRAN FLUIDA BERKECEPATAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CAESAR II 5.

PERANCANGAN DAN ANALISIS TEGANGAN SISTEM PERPIPAAN AUXILIARY STEAM PADA COMBINED CYCLE POWER PLANT

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TEORI DASAR TEGANGAN PIPA DAN PENGENALAN CAESAR II

TUGAS AKHIR PIPELINE STRESS ANALYSIS TERHADAP TEGANGAN IJIN PADA PIPA GAS ONSHORE DARI TIE-IN SUBAN#13 KE SUBAN#2 DENGAN PENDEKATAN CAESAR II

DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi


UNIVERSITAS DIPONEGORO PERANCANGAN DAN ANALISA TEGANGAN SISTEM PERPIPAAN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA TUGAS AKHIR FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERHITUNGAN REACTION FORCE PADA DISCHARGE POINT DARI SAFETY VALVE SISTEM PERPIPAAN REAKTOR NUKLIR

PENGARUH DAYA TERHADAP UNJUK KERJA PIN BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR PADA KONDISI STEADY STATE

3. BAB III LANDASAN TEORI

PERHITUNGAN TEGANGAN PIPA DARI DISCHARGE KOMPRESOR MENUJU AIR COOLER MENGGUNAKAN SOFTWARE CAESAR II 5.10 PADA PROYEK GAS LIFT COMPRESSOR STATION

BAB IV PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE) CAESAR II VERSI 2014

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Iswandi Imran (2014) konsep dasar perencanaan struktur

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS TEGANGAN PADA SAMBUNGAN NOSEL MASUK DAN KELUAR BEJANA TEKAN REAKTOR DENGAN MEH

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

ANALISA TEGANGAN PIP A DENGAN BAHAN PIP A NON METALIK DALAM SISTEM PEMIPAAN

E = Regangan Adapun regangan didapat dari rumus di bawah (Smith dan Van Laan, 1987) : l f l o ε = lo (2.2) l ε = l o (2.3) Gambar 2.1. Contoh Bentuk R

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

BAB I PENDAHULUAN. sangat kecil seperti neutron dan elektron-elektron. kontraktor yang bergerak dibidang EPC, Petrochemical, LNG.

Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Korosi Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Korosi

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

DESAIN TEGANGAN PADA JALUR PEMIPAAN GAS DENGAN PENDEKATAN PERANGKAT LUNAK

PEGAS. Keberadaan pegas dalam suatu system mekanik, dapat memiliki fungsi yang berbeda-beda. Beberapa fungsi pegas adalah:

NAJA HIMAWAN

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir studi perencanaan jalur perpipaan dari free water knock out. Mulai

BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI

BAB IV PEMBAHASAN Analisis Tekanan Isi Pipa

OPTIMASI KINERJA IHX UNTUK SISTEM KOGENERASI RGTT200K

Jl. Banyumas Wonosobo

Transkripsi:

Jurnal Fisika Vol. 1 No. 1, Mei 2011 15 PENGARUH GEMPA PATAHAN LEMBANG TERHADAP FLEKSIBILITAS PIPA DAN KEGAGALAN NOZEL PERALATAN SISTEM PENDINGIN PRIMER REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG H. P. Rahardjo PTNBR BATAN, Jl. Tamansari 71 Bandung e-mail : henkypr@yahoo.com Abstrak Gempa bumi di suatu instalasi nuklir dapat menyebabkan terjadinya kerusakan sistem peralatan karena adanya perubahan fleksibilitas pipa akibat beban berlebih pada sistem perpipaannya. Beban dari sistem perpipaan dapat membebani nozel peralatan seperti pompa, penukar panas, dll. Apabila beban tersebut terlalu besar dan melebihi beban yang diizinkan akan mengakibatkan kegagalan nozel peralatan. Penelitian ini menganalisis besarnya beban-beban yang terjadi di semua nozel sistem pendingin primer Reaktor TRIGA 2000 Bandung. Analisis dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Caesar II yang berbasis metode elemen hingga (finite element method). Acuan analisis yang digunakan adalah code ASME B31.1 yang mengatur tentang perancangan sistem perpipaan untuk sistem pembangkit daya (Power Piping). Hasil analisis menunjukkan bahwa gaya yang terjadi pada nozel masukan pompa arah aksial (F Z ) melebihi batas yang dikan. Oleh karena itu perlu dilakukan modifikasi terhadap jalur perpipaan sistem pendingin tersebut agar nozel tidak menerima gaya yang berlebih. Penyangga pipa titik(node) 22 di jalur PriOut dilepas dan/atau dipindahkan pada nozel masukkan pompa. Perpipaan sistem pendingin primer reaktor TRIGA 2000 Bandung akan aman beroperasi jika terjadi gempa.yang berasal dari patahan Lembang Kata kunci : gempa bumi, patahan, perpipaan, reaktor, sistem pendingin Pendahuluan Wilayah Indonesia merupakan daerah yang banyak dilanda bencana, antara lain tsunami, gempa bumi, tanah longsor, ancaman gunung meletus, dan yang baru-baru ini terjadi adalah banjir. Di Bandung sendiri, dirasakan ada beberapa kali gempa, walaupun getarannya kecil. Hal ini perlu mendapat perhatian yang serius terutama pengaruhnya terhadap bangunan instalasi penting seperti sistem reaktor nuklir atau lainnya supaya tidak terjadi kegagalan pada saat beroperasi. Kegagalan tak terprediksi suatu instalasi nuklir terutama karena gempa bumi dapat berakibat fatal, karena kemungkinan dapat menyebabkan terlepasnya zat radioaktif ke lingkungan. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian-kajian atau analisis terhadap instalasi penting tersebut baik yang sudah ada maupun yang direncanakan akan dibangun. BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) adalah salah satu lembaga penting yang mempunyai sebuah reaktor nuklir di Bandung yang bernama reaktor TRIGA 2000 [1]. Reaktor ini dibangun sudah sejak tahun 1965 dan digunakan untuk penelitian, pelatihan, dan pembuatan radioisotop. Gempa yang terjadi di Bandung cukup tinggi sehingga dapat menimbulkan kegagalan operasi reaktor ini. Salah satu sistem yang penting di dalam operasi Reaktor TRIGA 2000 adalah sistem pendingin primer. Sistem pendingin primer ini terdiri dari pompa, penukar panas dan sistem perpipaan yang di dalamnya terdapat fluida pendingin untuk memindahkan energi yang berupa panas kelingkungan. Jika terjadi gempa bumi akan terjadi beban berlebih pada peralatan, karena adanya beban yang berupa gaya, momen dan tegangan, yang berasal dari perpipaan sistem pendingin primer ke nozel peralatan. Beban berlebih tersebut jika melebihi beban yang diizinkan dapat menyebabkan kegagalan nozel peralatan. Jika nozel gagal atau rusak dapat mengakibatkan terlepasnya zat radioaktif ke lingkungan, yang berarti operasi reaktor tidak aman. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan analisis tegangan pipa sistem pendingin primer Reaktor TRIGA 2000 Bandung untuk memprediksi beban yang terjadi pada nozel peralatan jika terjadi gempa di tapak reaktor tersebut.

16 Rahardjo, Pengaruh Gempa Patahan Lembang Analisis dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Caesar II yang berbasis metode elemen hingga (finite element method) [2]. Acuan analisis yang digunakan adalah code ASME B31.1 yang mengatur tentang perancangan sistem perpipaan untuk sistem pembangkit daya (Power Piping). Pemodelan sistem perpipaan dilakukan pada sistem pipa yang telah terpasang dan data-data yang ada di dalam Laporan Analisis Keselamatan (LAK) Reaktor TRIGA 2000 Bandung. Analisis dilakukan secara terpisah dalam 3(tiga) bagian jalur pipa yaitu, dari nozel pompa ke nozel penukar panas, dari nozel penukar panas ke tangki reaktor dan dari tangki reaktor ke nozel pompa. Gambar 1. Spektrum gempa di tapak reaktor TRIGA 2000 Bandung. Adapun gempa yang diperhitungkan dalam analisis ini adalah gempa yang terjadi akibat patahan Lembang. Tahun 2000 telah dilakukan penelitian tentang resiko gempa yang terjadi di tapak Reaktor TRIGA 2000 Bandung [3]. Hasil analisis menunjukkan bahwa gempa yang paling besar adalah gempa yang berasal dari patahan Lembang, dengan Peak Ground Acceleration (PGA) terbesar terhadap tapak reaktor TRIGA 2000 Bandung, seperti tampak pada kurva spektrum gempa Gambar 1 Hasil analisis tersebut di atas digunakan untuk memprediksi keamanan perpipaan sistem pendingin primer reaktor TRIGA 2000 Bandung apabila terjadi gempa patahan Lembang di tapak reaktor. Metode Sistem Pendingin Reaktor TRIGA 2000 Proses pendinginan reaktor dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama dilakukan oleh sistem pendingin primer, yang memindahkan panas dari tangki reaktor ke penukar panas (heat exchanger). Tahap kedua dilakukan oleh sistem pendingin sekunder, yang memindahkan panas dari penukar panas ke menara pendingin (cooling tower) dan kemudian dibuang ke udara. Kedua sistem pendingin tersebut menggunakan fluida kerja air. Blok diagram sistem pendingin reaktor TRIGA 2000 seperti terlihat pada Gambar 2. Primer Sekunder Gambar 2. Blok diagram sistem pendingin reaktor TRIGA 2000. Gambar 2 terlihat bahwa perpipaan sistem pendingin primer terdiri dari pipa dan equipment yang berupa tangki, pompa dan penukar panas (HE). Sedang jalur pipa dimulai

Jurnal Fisika Vol. 1 No. 1, Mei 2011 17 dari nozel keluaran pompa primer menuju ke nozel masukkan penukar panas, dari nozel keluaran penukar panas menuju tangki reaktor dan dari tangki reaktor menuju nozel masukan pompa primer. Perpipaan sistem pendingin primer ini pada saat operasi akan mengalami pembebanan yang berasal dari fluida kerja yang ada di dalamnya, berat pipa sendiri, temperatur kerja, tekanan dan beban lain yang berasal dari luar pipa misalnya gempa, angin dan lainnya. Akibat pembebanan tersebut akan timbul tegangan pada sistem perpipaan. Hal ini dapat mengakibatkan kegagalan sistem jika besarnya tegangan yang terjadi melebihi tegangan yang dikan, maka diperlukan suatu analisis tegangan pipa [4]. Beban-Beban pada Sistem Perpipaan Tipe beban pada sistem perpipaan dapat diklasifikasikan secara sederhana sebagai berikut: Beban sustain Beban sustain adalah beban yang dialami oleh pipa secara terus-menerus. Beban ini merupakan kombinasi beban yang diakibatkan oleh tekanan internal dan berat pipa sendiri. Berat yang dialami oleh sistem perpipaan dapat digolongkan menjadi dua jenis: a) Live Load, adalah beban fluida yang mengalir melalui pipa. b) Dead Load, meliputi berat komponen, berat isolator, dan beban permanen lain yang bekerja pada sistem perpipaan tersebut. Beban ekspansi (Expansion Load) Beban ekspansi adalah beban yang timbul akibat ekspansi termal dan atau akibat displacement yang dikenakan. Ekspansi termal dapat disebabkan: a) pembatasan gerak oleh tumpuan saat pipa mengalami ekspansi. b) perbedaan temperatur yang besar dan sangat cepat dalam dinding pipa sehingga menimbulkan tegangan. c) perbedaan koefisien ekspansi pipa yang dibuat dari dua logam yang berbeda Displacement dapat disebabkan oleh komponen yang melekat dan oleh pipa yang berhubungan Beban occasional Beban occasional adalah beban yang jarang terjadi, biasanya merupakan beban dinamik, seperti angin dan gempa Code ASME B 31.1 ASME B31.1 merupakan acuan analisis perpipaan digunakan code milik persatuan insinyur Amerika untuk power piping [5]. Code ini terdapat rumus-rumus empiris yang berlaku untuk beban sustain, ekspansi, gabungan sustain dan ekspansi (Operasi), serta occasional sebagai berikut, Beban Sustain Tegangan(S) yang terjadi akibat beban sustain (tekanan, berat dan beban mekanik yang lain) dapat dinyatakan dengan persamaan dalam SI sebagai berikut : PD 4tn o 0.75 i M + 1000 Z a 1.0 S h (1) Beban Ekspansi Termal Tegangan yang terjadi akibat adanya ekspansi (penjalaran) termal dapat dinyatakan dengan persamaan: i M C SE = 1000 S A+ f( Sh SL) (2) Z Beban Sustain dan Ekspansi Termal Tegangan akibat gabungan beban sustain dan beban ekspansi termal (S ls + S E ), dapat dihitung dengan persamaan: PD o 0.75i Ma Sls+ SE = t + 1000 4 n Z (3) i Mc + 1000 ( Sh+ Sa) Z Beban Occasional Tegangan yang terjadi akibat tekanan, berat, dan beban sustain yang lain dapat dinyatakan dengan persamaan: PDo 0.75 i M a t + 1000 4 n Z (4) 0.75 i M b + 1000 K S h Z dengan, P = Tekanan internal rancang [psi] D o = Diameter luar[in]

18 Rahardjo, Pengaruh Gempa Patahan Lembang M a = Momen akibat beban sustain [in-lb f ] M b = Momen akibat beban occasional [in-lb f ] M c = Range dari jumlah momen akibat ekspansi termal [in-lbs] Z = Modulus section pipa [in 3 ] t n = Tebal dinding pipa nominal [in] i = Faktor intensifikasi tegangan K sama dengan 1.15 untuk beban occasional yang bekerja kurang dari 1% periode operasi dan sama dengan 1.20 untuk beban occasional yang bekerja kurang dari 10% periode operasi. Konversi satuan : 1 in = 0,08333 ft = 0,0254 m 1 lb f = 4,4482 N 1 Pa = 0,001 kpa = 1 N/m 2 1 Psi = 6894,76 N/m 2 1 ft-lb f = 1,3558 Nm Analisis Tegangan Pipa Analisis tegangan pipa sistem pendingin reaktor TRIGA 2000 dilakukan dengan bantuan perangkat lunak CAESAR II. Langkah-langkah yang dibutuhkan dalam analisis meliputi pengumpulan data untuk input model, pemodelan, analisis statik, dan analisis dinamik. Data perpipaan Sistem Pendingin Reaktor TRIGA 2000 yang dimasukkan dalam perangkat lunak Caesar II terdiri dari : - Data jalur dan letak komponen pipa - Material pipa yang digunakan, yaitu aluminum alloys B241 6061 T6 - Diameter nominal pipa adalah 6 in - Tebal pipa, sesuai schedule ANSI standard - Pompa: tipe sentrifugal, merk Peerles A 80, laju alir 950 gpm - Heat exchanger: Baltimore Air Coil, model plat EC7. - Komponen-komponen pipa seperti katup, flange, reduser, dll. - Temperatur kerja: 70 0 C - Tekanan kerja: 4.0816 kg/sq.cm - Fluida berupa air dengan massa jenis 999.2 kg/cu.m. - Data defleksi nozel pompa dan penukar kalor Data beban gempa, tahun 2000 telah dilakukan penelitian tentang resiko gempa yang terjadi pada BATAN Bandung. Laporan mengenai penelitian ini berjudul Seismic Hazard Analysis of the Bandung Nuclear Site. Gempa yang paling berpengaruh adalah gempa yang berasal dari patahan Lembang. Spektrum patahan lembang bisa dilihat pada Gambar 1. Grafik yang dipakai adalah grafik Max (Campbell / Lembang vault) (warna biru tidak putus-putus. Grafik prediksi gempa ini dibentuk dari penskalaan gempa di tempat lain (yang mempunyai data yang lengkap) terhadap kondisi lingkungan BATAN Bandung. Kemungkinan gempa yang terjadi di BATAN mempunyai siklus 2500, 500, dan 400 tahunan, dengan beban gempa maksimum pada 0.9 G [3]. Setelah semua data yang diperlukan disiapkan, tahap selanjutnya adalah membuat model sistem pendingin primer dalam Caesar II. Untuk membuat model dilakukan dengan cara memasukkan data-data yang sudah disiapkan ke dalam list input program. Hasil pemodelan perpipaan sistem pendingin primer keseluruhan ditampilkan dalam 3 dimensi seperti terlihat pada Gambar 3. HE POMPA TANGK Gambar 3. Model Perpipaan Sistem Pendingin Primer Reaktor TRIGA 2000

Jurnal Fisika Vol. 1 No. 1, Mei 2011 19 Model pipa berikut penyangganya (support) dibagi menjadi 3 jalur, yaitu jalur dari nozel keluaran pompa primer menuju ke nozel masukkan penukar panas (PriPump), Gambar 4a, jalur dari nozel keluaran penukar panas menuju tangki reaktor(priin), gambar 4b dan jalur dari tangki reaktor menuju nozel masukan pompa primer(priout), Gambar 4c. NOZEL HE 208 232 193 107 NOZEL HE 168 158 58 109 121 73 124 155 123 NOZEL POMPA MASUK TANGKI a. KELUAR b. 24 18 21 NOZEL 18 19 21 19 c. 19 Gambar 4.a. Jalur PriPump b. Jalur PriIn c. Jalur PriOut. Jika semua model selesai dibuat kemudian dilakukan analisis secara statik maupun dinamik. Dalam analisis statik diperlukan data defleksi nozel pompa dan penukar panas yang dihitung berdasarkan bahan, dimensi dan temperatur kerjanya. Sedang bebannya dipilih saat operasi (berat + displacement + temperatur + tekanan), sustained (berat + tekanan) dan ekspansi (displacement operation displacement sustain), serta occational (berat + tekanan + gempa). Sedang analisis dinamik dilakukan dengan memasukkan data spektrum gempa di tapak reaktor TRIGA 2000 akibat patahan Lembang sebagai masukan beban gempa. Spektrum tersebut kemudian diuraikan seperti terlihat dalam Tabel 1. Jenis beban untuk analisis mengikuti yang direkomendasikan di dalam program Caesar, yaitu: a) Beban gempa (occasional) b) Beban statik digabung beban gempa(occasional). Tabel 1. Input spektrum gempa No. (detik) (mm/detik 2 ) 1 2 3 4 5 6 7 8 0,0001 0.1000 0,1600 0,2000 0,3000 0,4000 0.5000 1,0000 3433,5000 6867,0000 8829,0000 8632,7998 6867,0000 5886,0000 4905,0000 2152,2000

20 Rahardjo, Pengaruh Gempa Patahan Lembang Hasil dan Pembahasan Hasil analisis statik menunjukkan bahwa tegangan maksimum yang terjadi akibat beban sustain dan ekspansi jika dibandingkan dengan tegangan nya (allowable stress) untuk jalur PriIn, PriOut dan PriPump, seperti terlihat pada Tabel 2. Tegangan maksimum untuk ke tiga jalur tersebut baik untuk beban sustain maupun ekspansi semuanya jauh di bawah tegangan nya, (33,62%). Hasil ini menunjukkan bahwa ketiga jalur tersebut semuanya akan aman jika terjadi tegangan pada kondisi statik. Sedang untuk beban operasi sudah termasuk dalam beban ekspansi karena beban ekspansi merupakan kombinasi dari beban sustain dan operasi Tabel 2. Tegangan statik untuk jalur PriIn, PriOut dan PriPump Jalur PriIn PriOut PriPump Jenis Beban Sus Eksp Sus Eksp Sus Eksp Code Stress node 124 125 247 190 50 130 Code Stress (kpa) 11900,0 53260,0 13740,0 44400,0 3100,0 49340,0 Bending Stress (kpa) 9820,0 52990,0 11670,0 44390,0 1370,0 49340,0 Torsional Stress (kpa) 920,0 11420,0 1700,0 3790,0 0,0 5230,0 Axial Stress (kpa) 2610,0 3750,0 2380,0 3830,0 2070,1 6670,0 Allowable (kpa) 65500,0 158400,0 65500,0 161470,0 65500,0 161040,0 Code stress % 18,16 33,62 20,98 27,50 4,74 30,64 Hasil analisis dinamik pada Tabel 3, tegangan maksimum yang terjadi pada ketiga jalur PriIn, PriOut dan PriPump semuanya tidak melewati tegangan nya, hanya fraksi tegangan untuk jalur PriIn sudah mencapai 95.5 % di titik 130 pada saat terkena beban kombinasi. Hal ini menunjukkan bahwa jalur pipa tersebut masih kurang fleksibel. Meskipun demikian dapat dikatakan bahwa ketiga jalur pipa masih aman jika terkena beban dinamik. Maka dapat dikatakan bahwa perpipaan sistem pendingin primer reaktor TRIGA 2000 akan aman jika terjadi tegangan akibat adanya gempa pada saat operasi, akan tetapi untuk jalur PriIn masih kurang fleksibel, sehingga perlu dilakukan modifikasi jalur pipa atau/dan perubahan letak dan jenis penyangganya agar lebih fleksibel. Tabel 4. merupakan hasil analisis yang menunjukkan besarnya gaya dan momen yang diterima oleh nozel masukan pompa (diameter 6 in) dan nozel keluaran pompa (diameter 4 in). masukan pompa berada di dalam jalur PriOut, sedang nozel keluaran pompa berada di dalam jalur PriPump. Oleh karena itu besarnya gaya dan momen yang membebani nozel-nozel tersebut akan sangat bergantung pada fleksibilitas kedua jalur tersebut. Jika fleksibilitasnya cukup maka nozel tidak akan mendapatkan beban yang melebihi batas maksimum yang dikan. Hal ini dapat dikatakan bahwa nozel aman pada saat terbebani untuk semua kondisi operasi. Hasil analisis statik dan dinamik ditunjukkan pada Tabel 4, menyatakan perbandingan gaya dan momen yang terjadi pada nozel pompa dibandingkan dengan gaya dan momen maksimum yang dikan. Gaya dan momen tersebut untuk arah X, dan Z terlihat tidak ada (nol), artinya tidak terjadi gaya geser pada nozel keluaran pompa tersebut, tetapi hanya gaya arah vertikal saja (Y) yang berpengaruh terhadap nozel keluaran pompa (diameter 4 in). Tabel 3. Tegangan dinamik untuk jalur PriIn, PriOut dan PriPump Jalur PriIn PriOut PriPump Jenis Beban Gempa Kombinasi Gempa Kombinasi Gempa Kombinasi Code Stress node 220 130 214 183 120 130 Code Stress (kpa) 31600,0 71900,0 26200,0 53300,0 12400,0 63600,0 Bending Stress (kpa) 40100,0 65500,0 28800,0 49100,0 16500,0 63000,0 Torsional Stress (kpa) 7300,0 14100,0 3000,0 4800,0 2400,0 7700,0 Axial Stress (kpa) 1900,0 5500,0 600,0 5100,0 900,0 6900,0 Allowable (kpa) 75000,0 75000,0 75000,0 Code stress % 95,5 70,8 84,4

Jurnal Fisika Vol. 1 No. 1, Mei 2011 21 Tabel 4. Beban statik dan dinamik nozel pompa jalur pipa terpasang Jalur yang Terpasang Beban Statik Dinamik Diam. 4 in 6 in 4 in 6 in Gaya(N),Momen(N.m) F X 0 1425,3 0 2491,7 0 1425,3 0 2491,7 F Y 3348,0 1781,5 0 3117,6 4027,0 1781,5 0 3117,6 F Z 0 1157,6 466 2048,3 0 1157,6 1446 2048,3 M X 0 1329,0 0 2305,3 0 1329,0 0 2305,3 M Y 0 1003,5 0 1763,0 0 1003,5 0 1763,0 M Z 0 678,1 0 1179,7 0 679,1 0 1179,7 Pengaruh gaya arah Y pada nozel keluaran tersebut telah melewati batas nya (> 1781.5 N), baik untuk beban statik maupun dinamik. Ini berarti beban tersebut akan menyebabkan kegagalan nozel keluaran pompa, sedang beban nozel masukannya (diameter 6 in) belum melewati batas nya (< 2048.3 N), berarti aman. Untuk nozel penukar panas yang berada di jalur PriIn pada kondisi statik dan dinamik tidak ada yang melewati batas nya (< 3780 N), sedang gaya yang terjadi pada nozel penukar panas yang di jalur PriPump telah melewati batas yang dikan untuk arah Z (> 3780 N), lihat Tabel 5. Hal ini menunjukkan bahwa dengan jalur perpipaan sistem pendingin primer reaktor TRIGA 2000 yang sudah terpasang, nozel pompa dan nozel penukar panasnya hanya akan aman dari beban statik dan dinamik untuk jalur PriOut saja. Ini berarti bahwa jalur PriIn dan PriPump yang terpasang kurang fleksibel, akibatnya ada beban berlebih yang disalurkan ke nozel pompa dan penukar panas. Oleh karena itu perlu dilakukan modifikasi jalur PriIn dan PriPump dengan cara melakukan perubahan jalur pipa dan/atau perubahan letak dan jenis penyangganya, sehingga beban yang terjadi akan didistribusi pipa ke nozel pompa agar tidak lebih dari beban nozelnya. Setelah melalui beberapa kali iterasi modifikasi jalur PriIn dan PriPump, maka pada saat beban statik maupun dinamik diperoleh hasil bahwa semua nozel masukan pompa tidak ada yang menerima beban yang melebihi batas nya, lihat Tabel 6 Hasil akhir analisis ulang tegangan pipa untuk beban statik dan dinamik pada jalur PriIn yang dimodifikasi, terlihat bahwa pada kondisi statik dan dinamik tegangan maksimum pipa tidak melebihi tegangan nya (maksimum 81.8%). Demikian pula untuk jalur PriPump modifikasi baik pada beban statik maupun dinamik fraksi tegangannya masih jauh di bawah batas nya, lihat Tabel 7. Pada saat terjadi gempa fraksi tegangannya mengalami penurunan jika dibandingkan dengan sebelum modifikasi, yaitu semula 95.5 % menjadi 81.8 %. Hal ini berarti jalur jalur PriIn modifikasi menjadi lebih fleksibel dan berarti aman. Demikian pula nozel penukar panas yang berhubungan dengan jalur PriPump (nozel atas) dan jalur PriIn (nozel bawah) yang dimodifikasi terlihat bahwa baik pada beban statik maupun dinamik semua gaya maupun momen yang mengenai nozel penukar panas lebih kecil dari batas yang dikan, lihat Tabel 8. Tabel 5. Beban statik dan dinamik nozel penukar panas jalur pipa terpasang Jalur yang Terpasang Beban Statik Dinamik Gaya(N),Momen(N.m) PriPump PriIn Ijin PriPump PriIn Ijin F X 39 89 4630 160 208 4630 F Y 1088-436 4630 1353 669 4630 F Z -6265-2569 3780 6265 2580 3780 M X 0 0 2880 0 0 2880 M Y 0 0 2880 0 0 2880 M Z 0 0 4075 0 0 4075

22 Rahardjo, Pengaruh Gempa Patahan Lembang Tabel 6. Beban statik dan dinamik nozel pompa jalur pipa modifikasi Jalur yang dimodifikasi Beban Statik Dinamik Diam. 4 in 6 in 4 in 6 in Gaya(N), Momen(N.m) F X 0 1425,3-540 2491,7 0 1425,3 763 2491,7 F Y -440 1781,5 293 3117,6 942 1781,5 521 3117,6 F Z 0 1157,6-1681 2048,3 0 1157,6 1705 2048,3 M X 0 1329,0 0 2305,3 0 1329,0 3 2305,3 M Y 0 1003,5 0 1763,0 0 1003,5 1 1763,0 M Z 0 678,1 0 1179,7 0 679,1 0 1179,7 Tabel 7. Tegangan statik dan dinamik maksimum jalur PriPump dan PriIn modifikasi. Jalur Pipa Analisis STATIK DINAMIK Jenis Beban Sus Eksp Gempa Kombinasi Code Stress node 170 240 120 240 Code Stress (kpa) 6590,0 6750,0 12100,0 25300,0 Bending Stress (kpa) 6020,0 6750,0 16100,0 25500,0 PriPump Torsional Stress (kpa) 90,0 840,0 2400,0 3400,0 Axial Stress (kpa) 2100,0 150,0 900,0 5000,0 Allowable (kpa) 65500,0 160640,0 75000,0 Code stress % 10,05 4,2 33,6 Code Stress node 193,0 125,0 220,0 214,0 Code Stress (kpa) 13410,0 39810,0 31600,0 61600,0 Bending Stress (kpa) 11340,0 39760,0 40100,0 62200,0 PriIn Torsional Stress (kpa) 1190,0 7800,0 7300,0 8700,0 Axial Stress (kpa) 2610,0 3410,0 1300,0 5400,0 Allowable (kpa) 65500,0 160200,0 75000,0 Code stress % 20,48 24,85 81,8 Tabel 8. Beban statik dan dinamik nozel penukar panas jalur pipa modifikasi Beban Jalur yang Terpasang Statik Dinamik Gaya(N),Momen(N.m) PriPump PriIn Ijin PriPump PriIn Ijin F X 2,0-532,0 4630,0 136,0 752,0 4630,0 F Y -631,0 292,0 4630,0 939,0 518,0 4630,0 F Z -135,0-1615,0 3780,0 3095,0 1631,0 3780,0 M X 0,0 0,0 2880,0 0,0 0,0 2880,0 M Y 0,0 0,0 2880,0 0,0 0,0 2880,0 M Z 0,0 0,0 4075,0 0,0 0,0 4075,0 Simpulan Perpipaansistem pendingin primer reaktor TRIGA 2000 Bandung yang terpasang masih kurang fleksibel pada saat operasi, sehingga harus dilakukan modifikasi jalurnya (rerouting), supaya tegangan pipanya tidak mendekati batas nya jikaterkena beban sustain, ekspansi dan kombinasi. Pada keadaan statik fraksi tegangan pada jalur PriIn sebesar 18.16 % untuk beban sustain di titik 124 dan 33.62 % untuk beban ekspansi di titik 130, sedang jalur Priout untuk beban sustain 20.98 % di titik 247 dan 27.50 % untuk beban ekspansi di titik 190, dan pada jalur PriPump sebesar 4.74 % di titik 50 untuk beban sustain dan 30.64 % di titik 130 untuk beban ekspansi. Jadi tidak ada yang melewati batas nya, aman. Dari analisis dinamik, perpipaan sistem pendingin primer reaktor TRIGA 2000

Jurnal Fisika Vol. 1 No. 1, Mei 2011 23 Bandung yang terpasang nozel keluaran pompa (4 in) mengalami beban berlebih, karena itu jalur PriPump harus dimodifikasi agar lebih fleksibel dengan cara melepas penyangga di titik 105 dan titik 135 sehingga beban pada nozel tidak melebihi batas nya. Pada saat terjadi gempa jalur PriIn yang terpasang akan mempunyai fraksi tegangan 95.5 %, maka jalur PriIn harus dimodifikasi agar tidak terjadi tegangan berlebih, yaitu dengan memberi gap sebesar 3 mm arah X pada penyangga dititik 25 dan menghilangkan penyangga dititik 30 serta memberi gap 3 mm pada arah X dan Z. Daftar Pustaka [1] S. P. Mangkoesoebroto, H. P.Rahardjo, I. Kurniawan, dan R. Parithusta, 2005 EXTERNAL EVENTS dari Reaktor Riset menuju Reaktor Daya, Seminar Nasional ke-11 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir (TKPFN), P2SRM- BATAN-LPKM - Unibraw Malang. [2] Anonymous, 1996, Technical Reference Manual, CAESAR II, version 3-24, [3] R. Parithusta, and S.P. Mangkoesoebroto, 2005, Seismic Hazard Analysis of The Bandung Nuclear Reactor Site, PT Propenta Persisten Indonesia, Bandung. [4] H. P. Rahardjo, 2000, Analisis Tegangan Pipa Sistem Pendingin Sekunder Reaktor TRIGA 2MW, prosiding Seminar Sains dan Teknologi Nuklir Dalam Pemberdayaan Potensi Nasional, Puslitbang Teknik Nuklir BATAN, Bandung, 2000, hal. 77-84 [5] ASME, ANSI B31.1a-2002, 2003, ADDENDA