MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASING ATAS BOLAVOLI DENGAN PENDEKATAN MODEL PEMBELAJARAN BOLA MODIFIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna. MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd.) ProgamStudiPedidikanJasmani,KesehatandanRekreasi

I. PENDAHULUAN. SMAN 4 Metro adalah lembaga pendidikan menengah atas yg membantu

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN

Jurnal Kejaora, Volume 1 Nomor 2 November 2016, ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu permainan yang kompleks yang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI DENGAN PENDEKATAN MEDIA PEMBELAJARAN BOLA MODIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang di Indonesia.Permainan bolavoli dikenal di Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP

I. PENDAHULUAN. kebiasaan hidup sehat. Yang dipelajari dalam belajar gerak adalah pola-pola

BAB I PENDAHULUAN. dasar, teknik dan strategi pemain olahraga, internalisasi nilai nilai (sportifitas,

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI OLAHRAGA LEMPAR CAKRAM MELALUI PENERAPAN LEMPAR GELANG RAKSASA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MOJOROTO 3 KEDIRI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan yang diharapkan, maka semakin cakap orang tersebut

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. istilah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pendidikan jasmani

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada FKIP UNP Kediri OLEH:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

IMPLEMENTASI KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aspek fisik, psikomotor, kognitif, dan afektif secara total.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wahyu Tristian Pribadi, 2013

BAB II TINJAUAN TEORI. A. Pengaruh Alat Bantu Dalam Permainan Bola voli. Dalam melakukan berbagai aktivitas permainan, alat bantu memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. luar jam sekolah melalui kegiatan ektsrakurikuler. keolahragaan butir C (diklusppra, 1999:2), sebagai berikut:

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SDN BATOKERBUY 2 TAHUN AJARAN 2015/2016

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PASSING BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan yang memfokuskan pengembangan aspek kebugaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

Slamet Santoso, M.Pd ABSTRAK

SKRIPSI. Oleh: ENDING AJISAKA NIM:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA SD NEGERI PELEM 1 KELAS V KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. dalam ruangan atau di lapangan terbuka, dalam permainan bola voli terdapat dua

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Kondisi Awal

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

ZANUAR BUDIANTO K

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dengan kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. permainan lawan dengan menyeberangkan bola lewat atas net atau jaring dan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lembaga formal dalam sistem pendidikan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang paling digemari di dunia. Permainan ini bisa dilakukan oleh semua

PENGARUH METODE LEMPARAN BAWAH BOLAVOLI TERHADAP HASIL SERVIS BAWAH BOLAVOLI SISWA KELAS VII SMPN 1 TULAKAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI MINI MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah lembaga formal dalam sistem pendidikan tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. masalah smpai masalah tersebut dapat di pecahkan dengan baik. Untuk dapat. bermutu tinggi dan mampu berkompetensi secara global.

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SMASH PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI PEMBELAJARAN GAYA KOMANDO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran pendidikan jasmani adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. kemudian di susun secara sistematik dalam bentuk kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

BAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku lebih buruk. Menurut Jerome Bruner dalam Trianto (2010:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dengan menumbuhkan keterampilan dan kemampuan berpikir siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan gerak-gerak yang lebih kompleks. Gerak dasar itu sendiri dibagi

PENERAPAN MODEL PKTB DAN PKDLB DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI. Indra Kasih Irvan Darmawan

I. PENDAHULUAN. agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya,

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN TENDANGAN BELAKANG MELALUI ALAT BANTU BOLA DIGANTUNG

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adi Maulana Sabrina, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan,

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan secara keseluruhan. Bertujuan mengembangkan aspek

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Oleh : DR. Yunyun Yudiana. Hal-hal yang perlu diperhatikan


Transkripsi:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASING ATAS BOLAVOLI DENGAN PENDEKATAN MODEL PEMBELAJARAN BOLA MODIFIKASI Anak Agung Ngurah Putra Laksana 1 Universitas Islam 45 Bekasi Agungputralaksana@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pasing atas bolavoli pada siswa Kelas VII E SMPN 1 Sukasada dengan menerapkan model pembelajaran bola modifikasi. Penelitian ini menggunakan Metode Penelitian Tindakan. Sumber data penelitian adalah siswa kelas VII E SMPN 1 Sukasada, tahun akademik 2014/2015 sebanyak 34 siswa, terdiri dari 34 siswa (13 perempuan dan 21 anak laki-laki). Teknik pengumpulan data adalah observasi dan penilaian hasil belajar pasing atas bolavoli. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran dengan menggunakan media bola modifikasi pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar pasing atas bolavoli dari pra siklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Rata- rata hasil belajar dari pra siklus adalah 77. Pada siklus I, rata-rata hasil belajar siswa adalah 81, Pada siklus II, rata-rata hasil belajar siswa adalah 85. Kesimpulan dari penelitian ini adalah menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran bola modifikasi dapat meningkatkan hasil belajar pasing atas bolavoli pada siswa kelas VII E SMPN 1 Sukasada. Kata Kunci: Hasil Belajar Pasing Atas Bolavoli, Model Pembelajaran. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan yang wajib diajarkan di sekolah memiliki peran yang penting dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Seperti dikemukakan oleh Sukintaka dalam Harsuki (2003: 6) bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan, jadi apa yang dapat dicapai oleh pendidikan jasmani harus dapat membantu mengembangkan pribadi anak sesuai dengan tujuan pendidikan, karena pada hakikatnya pendidikan berusaha untuk memberikan kesempatan berkembangnya semua aspek pribadi anak atau manusia sehingga tujuan pendidikan harus berdasar pada ranah (domain) pendidikan atau aspek pribadi manusia. Sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan pendidikan jasmani bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, intelektual, dan emosional melalui aktivitas fisik. Demikian juga yang dikemukakan oleh Samsudin (2004: 2) bahwa pendidikan jasmani merupakan suatu proses 1 Anak Agung Ngurah Putra Laksana: Dosen PJKR FKIP Universitas Islam 45 Bekasi 37

pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Konsep pembelajaran pendidikan jasmani adalah salah satu bentuk pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan namun pada kenyataanya, banyak yang tidak tercapai setelah pelaksanaan pembelajaran. Menurut Syarifudin (2000: 4), salah satu penyebab kurang berjalanya proses pembelajaran adalah kurang kompetennya seorang guru pendidikan jasmani dalam memilih dan menentukan model pembelajaran, sehingga tidak jarang proses pembelajaran berlangsung dengan suasana tidak kondusif dan kurang menarik. Banyak hal yang menyebabkan kurangnya minat anak-anak terhadap mata pelajaran penjas, diantaranya kurang menariknya penyajian aktivitas Penjas oleh guru. Hal ini tentunya membutuhkan kajian ulang tentang proses dalam pengajaran Penjas. Harus disadari bahwa kurangnya variasi dalam setiap aktivitas akan menyebabkan kebosanan peserta didik yang pada akhirnya mengurangi daya minat. Daya minat siswa cukup besar pada olahraga permainan, sehingga upaya yang harus dilakukan adalah membuat dan menyajikan aktivitas Penjas ke dalam situasi bermain yang lebih menyenangkan. Dengan terciptanya beberapa modifikasi yang dilakukan oleh guru sekolah dasar baik dari peralatan dan tempat, diharapkan juga dapat menciptakan anakanak muda yang sehat secara fisik dan mental serta sadar akan pentingnya berolahraga dan nantinya akan membawa pengaruh yang positif di lingkungannya. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti pada pembelajaran passing passing atas bolavoli di SMPN Negeri 1 Sukasada ditemukan beberapa masalah dalam proses pembelajaran, yaitu: (1) siswa masih takut kontak langsung dengan bolavoli dengan alasan tangan sakit saat perkenaan dengan bola, (2) Hasil belajar passing atas bolavoli dibawah KKM dan (3) guru masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional, yaitu model pembelajaran yang masih mengutamakan ceramah, memberikan contoh, dan praktek. Hal ini menyebabkan guru seolah-olah menjadi sumber ilmu dan siswa hanya menunggu instruksi dari guru. Pembelajaran yang demikian menjadikan siswa kurang aktif dan tidak bisa mengembangkan potensinya karena yang berperan penuh adalah guru (teacher centered). Kondisi tersebut juga menyebabkan siswa menjadi bosan dalam mengikuti pembelajaran dan 38

perhatian siswa terhadap pelajaran akan berkurang. Melihat kenyataan tersebut peran seorang guru sangat penting untuk menerapkan model pembelajaran yang tepat sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang merangsang dan mendorong minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian seorang guru pendidikan jasmani harus lebih kreatif dalam memberikan materi pembelajaran khususnya dalam pembelajaran pasing atas bolavoli dengan pendekatan model pembelajaran bola modifikasi agar setiap materi yang diberikan dapat membuat anak tertarik dan senang melakukannya. Disamping itu seorang guru diharapkan mampu memodifikasi alat dan tempat yang ada disekolah sehingga memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang optimal karena pada umumnya peralatan dan ruang yang disediakan sekolah untuk pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga berbeda-beda tiap sekolah. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat bahwa diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatakan hasil belajar pasing atas bolavoli. Untuk mengatasi hal tersebut perlu model pembelajaran pasing atas bolavoli dengan pendekatan model pembelajaran bola modifikasi untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VII E SMPN 1 Sukasada. Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasainya pada tingkat operasional di kelas. Trianto (2009: 22) menyatakan model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Arends dalam Trianto (2009: 22) menyatakan istilah model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem pengelolaannya. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka didalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menentukan material/perangkat pembelajaran termasuk didalam buku-buku, film-film, tipe-tipe, program-program media komputer dan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar). Setiap 39

model mengarahkan guru untuk mendesain pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mencapai berbagai tujuan. Berdasarkan beberapa teori-teori yang dikemukakan diatas model pembelajaran merupakan rancangan suatu pembelajaran untuk melaksanakan pembelajaran dikelas untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penelitian ini menggunakan 12 item pembelajaran yang dimodifikasi yang dirancang oleh peneliti. Media Bola Modifikasi Pengertian media ini masih sering dikacaukan dengan peralatan. Media atau bahan adalah perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan menggunakan peralatan. Dengan masuknya berbagai pengaruh kedalam dunia pendidikan seperti ilmu cetak-mencetak, tingkah laku, komunikasi, teknologi elektronik, media dalam perkembanganya tampil dalam berbagai jenis dan format (media cetak, film, televisi, program radio, komputer dan lain-lain). Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran tersebut, akan mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan media yang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta kemampuan dan karakteristik pembelajar, akan sangat menunjang efisiensi dan efektivitas proses dan hasil pembelajaran. Dalam penelitian ini menggunakan media bola modifikasi bolavoli dengan bola karet. Cara ini dirasa paling efektif dan efisien bila diterapkan dalam suatu pembelajaran, yang nantinya diharapkan hasil belajar passing atas bolavoli meningkat, bola ini untuk mengurangi rasa takut siswa terhadap bolavoli pada saat melakukan passing atas bolavoli, bola modifikasi berbahan karet. Permainan Bolavoli Olahraga bolavoli sebagai bagian dari mata rantai materi pendidikan jasmani dalam arti kata merupakan bagian dari materi pendidikan jasmani secara keseluruhan. Sebagai olahraga yang sering dipertandingkan, bolavoli dapat dimainkan di lapangan terbuka (out door) maupun di lapangan tertutup (in door). Karena makin berkembangnya olahraga ini, bolavoli dapat dimainkan di pantai yang dikenal dengan voli pantai. Berdasarkan Dinas Olahraga dan Pemuda (2002: 14), sebagai aturan dasar, bola boleh dipantulkan dengan seluruh anggota badan. Permainan bolavoli adalah 40

olahraga beregu dimainkan oleh dua regu tiap lapangan yang dipisahkan net, permainan harus melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai daerah lawan dan dengan upaya mencegah agar bola yang sama (dilewatkan) tidak menyentuh lantai dalam lapangan sendiri, tiap regu dapat memainkan tiga kali pantulan (sentuhan) untuk mengembalikan bola itu (kecuali perkenaan block). Menurut Amung Ma mun dan Toto Subroto (2001: 44) teknik dasar bolavoli terdiri dari 5 gerakan, antara lain: (1) servis; servis tangan bawah, floating overhead serve, overhead change-up serve, overhead round-house serve, jumping serve, (2) pasing; pasing bawah dan pasing atas normal, pasing bawah dan pasing atas ke depan pada bola rendah, pasing atas bergeser diagonal 45 derajat ke depan, pasing bawah dan pasing atas dengan bergerak mundur, pasing bawah dan pasing atas ke belakang, (3) umpa; umpan normal, umpan semi, umpan dorong, umpan cepat, umpan pull straight, umpan sejajar net, umpan kebelakang, umpan kedepan dengan meloncat, umpan kebelakang dengan meloncat, (4) smesh/spike; Spike normal, spike semi, spike semi jalan, spike dorong, spike cepat, spike langsung, spike lurus, dan (5) bendungan/block : bendungan satu orang dan dua orang, bendungan dengan awalan dari belakang dan dari samping, bendungan pasif dan aktif. Dari kelima teknik tersebut di atas, akan diadakan penelitian tentang teknik passing atas bolavoli dengan menggunakan model pembelajaran bola modifikasi, karena passing atas merupakan hal yang paling mendasar sebagai langkah awal dalam menyusun serangan dalam permainan bolavoli. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan (Action Research). Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitaian reflektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka. Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pencetus gagasan terhadap permasalahan yang dihadapi dan mencari pemecahan masalah melalui tindakan. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa sebuah siklus diikuti oleh penemuan yang sistematis, sebuah proses reflektif, bersifat partisipatif dan ditentukan oleh pelaksana. Penelitian ini menggunakan 41

siklus, dimana setiap siklus mempunyai langkah langkah yang sistematis yang terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Perencanaan. Perencanaan tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) peneliti dan kolabor melihat kondisi awal dari kemampuan mahasiswa dalam pembelajaran pasing atas bolavoli, dapat dilakukan dengan tes awal pasing atas bolavoli, dan dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa dengan memberikan tes awal kemampuan passing atas bolavoli, (2) peneliti dan kolabor mendiskusikan hasil dari kemampuan awal siswa dalam pembelajaranpassing atas bolavoli, (3) peneliti dan kolabor menyiapkan materi pembelajaran passing atas bolavoli yang akan di berikan kepada siswa, (4) peneliti dan kolabor menyiapkan strategi pembelajaran, dan (5) peneliti membuat instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Selanjutnya, penelitian ini menggunakan dua siklus, yakni: Perencanaan siklus pertama; perencanaan proses pembelajaran pada siklus ini yaitu dengan memberikan model-model pembelajaran dalam memberikan materi pasing atas bolavoli, dan dilakukan dengan menerapkan model-model pembelajaran dirancang oleh peneliti, dan (2) perencanaan tindakan siklus kedua; Perencanaan pelaksanaan pembelajaran lebih difokuskan lagi yaitu mengenai materi pasing atas bolavoli dengan model pembelajaran bola modifikasi. Pada perencanaan tahap ini pembelajaran dilakukan dengan menerapkan model-model pembelajaran yang lebih mengarah materi pasing atas bolavoli. Tindakan. Tahap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) memberikan tindakan yang telah direncanakan pada proses pembelajaran dan melakukan observasi sampai selesai pembelajaran, (2) tindakan observasi akan dilakukan oleh semua tim peneliti untuk mengumpulkan data tindakan siklus pertama, (3) tindakan refleksi dan evaluasi dilakukan oleh semua anggota tim peneliti, setelah memperoleh kesimpulan pada siklus pertama serta menentukan apa yang perlu diperbaiki. Setelah itu menentukan langkah yang kemudian akan dilakukan pada siklus kedua. Observasi. Langkah-langkah pengamatan dan observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut; (1) peneliti mengamati pelaksanaan proses pembelajaran passing atas bolavoli sesuai dengan materi pembelajaran, (2) peneliti 42

melakukan pengamatan dan penilaian terhadap kemampuan passing atas bolavoli siswa. Refleksi. Pada tahap ini peneliti dan kolaborator mendiskusikan pelaksanaan pembelajaran pasing atas bolavoli dengan model pembelajara serta hasil tindakan yang diberikan. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal atau pengamatan awal terhadap pelaksanaan pembelajaran pasing atas bolavoli yang sudah dilakukan. Berikut ini hasil kajian observasi awal: (1) siswa kelas VII E SMPN 1 Sukasada tahun pelajaran 2014/2015, yang mengikuti materi pelajaran pendidikan jasmani khususnya bolavoli adalah 34 siswa, yang terdiri atas 20 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan, dilihat dari proses pembelajaran bolavoli khususnya materi pasing atas dapat dikatakan proses pembelajaran dalam kategori kurang berhasil, (2) siswa kurang memiliki perhatian dan motivasi dalam pembelajaran pasing atas bolavoli, karena pembelajaran masih menggunakan motode konvensional dan kurang menggunakan media pembelajaran yang bervariasi, (3) saat mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani, siswa masih menunjukkan sikap seenaknya sendiri, kurang memperhatikan penjelasan guru, kurang memperhatikan pelajaran dengan sepenuhnya, ada yang berbicara dengan teman, bahkan ada yang bermain sendiri dengan temannya. Siswa kurang menganggap pendidikan jasmani sebagai pelajaran yang penting dibandingkan mata pelajaran lainnya, (4) guru masih kesulitan menemukan contoh/model pembelajaran passing atas bolavoli yang baik. Seringkali contoh/demonstarsi yang disampaikan oleh guru melalui peragaan langsung, kurang dapat dicermati oleh siswa secara balk, dan ketidak nyamanan siswa melakukan pasing atas karena siswa merasakan sakit pada tangan. Selanjutnya, sebelum melaksanakan tindakan, peneliti melakukan pengambilan data awal penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal kemampuan pasing atas bolavoli pada siswa kelas VII E SMPN 1 Sukasada. Adapun deskripsi data yang diambil adalah keterampilan pasing atas dilihat bahwa sebelum diberikan tindakan mayoritas siswa belum menunjukan hasil belajar cukup baik, dengan 43

prosentase ketercapaian dengan Kriteria Sangat baik = 0%, Baik = 9%, Cukup = 86%, Kurang = 6%, Sangat kurang = 0%. Siklus I Siklus pertama dilakukan dengan melaksankan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut: Kegiatan awal. Hal-hal yang dilakukan antara lain: (1) peneliti memberikan penjelasan kepada siswa bahwa peneliti akan menggunakan mereka sebagai subjek penelitian dengan situasi duduk di lapangan, (2) mengabsen kehadiran siswa agar peneliti mengetahui jumlah siswa yang dijadikan sampel penelitian, (3) pemberian penjelasan pokok mengenai materi pembelajaran pasing atas bolavoli yang akan dilakukan secara singkat, dan (4) peneliti memerintahkan siswa untuk berdiri dan berbaris, setelah itu melakukan pemanasan dan peregangan pada hari pertama, pada hari selanjutnya dilakukan pemanasan. Inti Pelajaran. Peneliti memberikan dan mencontohkan materi gerak dasar pasing atas bolavoli dengan model pembelajaran yang telah didesain yaitu model pembelajaran 1 sampai 3. Langkah-langkah yang dilakukan guru antara lain: (1) guru mengawasi siswa dan melakukan koreksi gerak secara langsung kepada siswa yang terlihat kaku dan kurang benar dalam melakukan model-model pembelajaran dengan pola pendekatan yang diberikan, dan (2) hari kedua, materi dilanjutkan dengan sedikit mengulang materi sebelumnya dan ditambah model-model pembelajaran 4 sampai 6, dan di lanjutkan dengan penilaian. Kegiatan Akhir. adapun kegiatan akhir yang dilakukan antara lain: (1) setelah materi selesai dilanjutkan dengan pendinginan, (2) melakukan evaluasi pembelajaran secara keseluruhan, (3) menjelaskan gambaran umum materi untuk pertemuan berikutnya, dan (4) berdasarkan hasil pengamatan pada siklus pertama tentang kegiatan belajar mangajar secara keseluruhan, guru telah melakukan berbagai ketentuan dalam proses kegiatan belajar mengajar secara normal. Tetapi terdapat catatan dari kolaborator mengenai kurangnya penjelasan manfaat gerakan yang dilakukan, serta peneliti masih terlihat sebagai orang yang hanya memerintah siswanya dan kurang menjelaskan fungsi serta manfaat gerakan yang diajarkan. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I tentang kegiatan pembelajaran secara keseluruhan, guru telah melakukan kegiatan pembelajaran secara ideal, akan 44

tetapi ada catatan dari kolaborator yaitu peneliti harus lebih memperhatikan kondisi kelas ketika siswa melaksanakan model pembelajaran agar lebih tertib dan teratur supaya tercapai tujuan pembelajaran. Selain itu, peneliti harus lebih kreatif dalam menyajikan model pembelajaran sehingga lebih bervariasi dan dapat memberikan motivasi kepada siswa terutama mengenai bagaimana cara membangkitkan semangat belajar siswa. Pada Siklus I siswa yang kategori sangat baik dengan rentang nilai 91-100 sebanyak 4 orang (12%), siswa yang kategori baik dengan rentang nilai 81-90 sebanyak 8 orang (24%), siswa yang kategori cukup dengan rentang 71-80 sebanyak 22 orang (64%). Sikuls II Berdasarkan dari hasil analisis dan refleksi pada siklus I, maka perencanaan tindakan pada siklus II sebagai berikut: (1) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengacu pada kajian yang sudah dilakukan, yaitu pendekatan bola modifikasi yang sesuai dengan tujuan dari pembelajaran pasing atas bolavoli, (2) menyusun Instrumen Penilaian yang digunakan dalam siklus Penelitian Tindakan Kelas, Yaitu rubrik penilaian pasing atas bolavoli, (3) menyiapkan media (bola modifikasi yaitu bola karet) yang diperlukan sebagai media pembelajaran bolavoli, dan (4) menyusun lembar pengamatan/observasi pada proses pembelajaran. Selanjutnya, tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah di rencanakan, sebagai berikut: Kegiatan awal. Adapun kegiatan awal yang dilakukan antara lain: (1) mengabsen kehadiran siswa agar peneliti mengetahui jumlah siswa yang dijadikan sampel penelitian, (2) pemberian penjelasan pokok mengenai materi pembelajaran pasing atas bolavoli yang akan dilakukan secara singkat, dan (3) peneliti memerintahkan siswa untuk berdiri dan berbaris, setelah itu melakukan pemanasan dan peregangan pada hari pertama, pada hari selanjutnya dilakukan pemanasan. Inti Pelajaran. Inti pelajaran yang dilakukan antara lain: (1) peneliti memberikan dan mencontohkan materi gerak dasar pasing atas bolavoli dengan model pembelajaran yang telah didesain yaitu model pembelajaran 7 sampai 9, (2) guru mengawasi siswa dan melakukan koreksi gerak secara langsung kepada siswa yang terlihat kaku dan kurang benar dalam melakukan model-model pembelajaran dengan pola pendekatan yang diberikan, (3) hari kedua, materi dilanjutkan dengan sedikit 45

mengulang materi sebelumnya dan ditambah model-model pembelajaran 10 sampai 12, dan dilanjutkan dengan penilaian. Kegiatan Akhir. Kegiatan akhir yang dilakukan: (1) setelah selesai materi itu selesai dilanjutkan dengan pendinginan, (2) melakukan evaluasi pembelajaran secara keseluruhan, dan (3) peneliti menyimpulkan makna dari model pembelajaran yang dilaksanakan. Selanjutnya, catatan yang telah diberikan oleh kolabolator atas hasil pengamatannya disiklus kedua ini, peneliti telah melakukan ketentuan dalam proses kegiatan belajar mengajar secara baik. peneliti juga menjadi lebih kreatif untuk memberdayakan seluruh siswa agar semua siswa mendapatkan pelayanan dan perhatian yang merata. Hal ini terlihat dari variasi-variasi proses pembelajaran yang dilakukan. Hasil observasi dari kolaborator tentang kegiatan pembelajaran pasing atas bolavoli dengan menggunakan model pembelajaran bola modifikasi, terlihat bahwa setelah diberikan tindakan pada siklus II terjadi peningkatan keterampilan pasing atas bolavoli yaitu siswa yang kategori sangat baik dengan rentang nilai 91-100 sebanyak 8 orang (24%), siswa yang kategori baik dengan rentang nilai 81-90 sebanyak 12 orang (35%), siswa yang kategori cukup dengan rentang 71-80 sebanyak 14 orang (41%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran dengan menggunakan media bola modifikasi pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar pasing atas bolavoli dari pra siklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Rata- rata hasil belajar dari pra siklus adalah 77. Pada siklus I, rata-rata hasil belajar siswa adalah 81, Pada siklus II, rata-rata hasil belajar siswa adalah 85. Menurut peneliti dan kolaborator, penelitian berhenti sampai disini dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya, karena permasalahannya sudah terjawab yaitu melalui penelitian penerapan model pembelajaran bola modifikasi terhadap hasil belajar. Berdasarkan Peningkatan hasil belajar pasing atas bolavoli pada siswa kelas VII E SMPN 1 Sukasada tahun pelajaran 2014/2015 dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran bola modifikasi dapat memberikan masukan kepada guru sebagai alternatif dalam memilih model-model pembelajaran khususnya materi pembelajaran pasing atas bolavoli sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan juga sebagai bentuk usaha guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sehingga siswa dapat lebih berperan aktif 46

selama mengikuti proses pembelajaran sehingga tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai secara maksimal. SIMPULAN Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat peningkatan rerata nilai yang diperoleh oleh siswa pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II. Pada Pra Siklus rerata nilai yang diperoleh adalah 77, Pada Siklus I naik menjadi 81, dan pada Siklus II meningkat menjadi 85. Hal ini menunjukan bahwa dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran bola modifikasi pada siswa kelas VII E SMPN 1 Sukasada mengalami peningkatan. Penerapan dengan menggunakan model pembelajaran bola modifikasi tersebut suasana pembelajaran menjadi lebih aktif dan menarik. Hal ini terlihat dari antusias siswa dalam mengikuti pelajaran lebih bersemangat. Kondisi tersebut memudahkan guru untuk melakukan pengelolaan kelas sehingga hasil belajar menjadi lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Amung Ma mun dan Toto Subroto. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktik Dalam Pembelajaran Bola Voli. Jakarta: Depdiknas. Harsuki (2003). Perkembangan Olahraga Terkini Kajian Para Pakar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Dinas Olahraga dan Pemuda. (2002). Petunjuk Permainan Bolavoli. Jakarta: Dinas Olahraga dan Pemuda. Samsudin. (2004). Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP/MTs. Jakarta: PT Raja Grafindo. Syarifudin, (2000). Kunci Sukses Pengembangan Program Pendidikan Jasmani. Jakarta: Ardadizya Jaya. Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam teori dan praktek. Prestasi Pustaka. Jakarta:. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 47