R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958

dokumen-dokumen yang mirip
R-90 REKOMENDASI PENGUPAHAN SETARA, 1951

R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981

K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000

K 173 KONVENSI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992

K 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA

R-180 REKOMENDASI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992

K144 KONSULTASI TRIPARTIT UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN STANDAR-STANDAR KETENAGAKERJAAN INTERNASIONAL

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949

K19 PERLAKUKAN YANG SAMA BAGI PEKERJA NASIONAL DAN ASING DALAM HAL TUNJANGAN KECELAKAAN KERJA

K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177)

K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA

K98 BERLAKUNYA DASAR-DASAR DARI HAK UNTUK BERORGANISASI DAN UNTUK BERUNDING BERSAMA

K27 PEMBERIAN TANDA BERAT PADA BARANG-BARANG BESAR YANG DIANGKUT DENGAN KAPAL

K122 Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja

K45 KERJA WANITA DALAM SEGALA MACAM TAMBANG DIBAWAH TANAH

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

K181 Konvensi tentang Penyalur Tenaga Kerja Swasta

K87 KEBEBASAN BERSERIKAT DAN PERLINDUNGAN HAK UNTUK BERORGANISASI

R197 REKOMENDASI MENGENAI KERANGKA PROMOTIONAL UNTUK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

K138 USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA

K120 HYGIENE DALAM PERNIAGAAN DAN KANTOR-KANTOR

K187. Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

K81 PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

K69 SERTIFIKASI BAGI JURU MASAK DI KAPAL

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

K106 ISTIRAHAT MINGGUAN DALAM PERDAGANGAN DAN KANTOR- KANTOR

K88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA

K150 Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi

K29 KERJA PAKSA ATAU WAJIB KERJA

R184 Rekomendasi Kerja Rumahan, 1996 (No. 184)

R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA

K89 Konvensi tentang Kerja Malam bagi Wanita yang dipekerjakan di Industri. (Hasil Revisi tahun 1948)

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

KONVENSI-KONVENSI ILO TENTANG KESETARAAN GENDER DI DUNIA KERJA

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

Konvensi 183 Tahun 2000 KONVENSI TENTANG REVISI TERHADAP KONVENSI TENTANG PERLINDUNGAN MATERNITAS (REVISI), 1952

K102. Konvensi ILO No. 102 Tahun 1952 mengenai (Standar Minimal) Jaminan Sosial

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

K103 Konvensi tentang Perlindungan Wanita Hamil (Disempurnakan tahun 1952)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

K176. Tahun 1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan di Tambang

K131. Konvensi Penetapan Upah Minimum, 1970

K156 Konvensi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga, 1981

K102. Konvensi ILO No. 102 Tahun 1952 mengenai (Standar Minimal) Jaminan Sosial

Pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan. Pekerja rumah tangga, seperti juga pekerja-pekerja lainya, berhak atas kerja layak.

4. Metoda penerapan Konvensi No.111

K171 Konvensi Kerja Malam, 1990

KONVENSI NOMOR 81 MENGENAI PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

K185 PERUBAHAN DOKUMEN IDENTITAS PELAUT, 2003

Konvensi tentang Penyalur Tenaga Kerja Swasta

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH

R121. Rekomendasi Jaminan Kecelakaan Kerja, 1964 (No. 121)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG

Konvensi ILO No. 189 & Rekomendasi No. 201

K159 Konvensi Rehabilitasi Vokasional dan Lapangan Kerja (Difabel), 1990

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

K188 PEKERJAAN DALAM PENANGKAPAN IKAN

BAB II PENGATURAN PEKERJA RUMAHANMENURUT KONVENSI ILO N A. Konvensi Sebagai Produk ILO dan daya Ikatnya Bagi Negara-negara

K155 Konvensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, 1981

KONVENSI MENGENAI DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

Sekilas tentang Konvensi No. 189 dan Rekomendasi No Catatan konsep

Annex 1: Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya

KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA 1

KONVENSI DASAR ILO dan PENERAPANNYA DI INDONESIA

DEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA

KONVENSI NO. 138 MENGENAI USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA

KONVENSI MENGENAI PENERAPAN PRINSIP PRINSIP HAK UNTUK BERORGANISASI DAN BERUNDING BERSAMA

Standar Perburuhan Internasional yang mendukung kebebasan berserikat, dialog sosial tripartit, perundingan bersama dan SDG

Standar Ketenagakerjaan Internasional tentang Kesetaraan dan Non Diskriminasi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

PENYUSUNAN STANDAR INTERNASIONAL UNTUK PEKERJA RUMAH TANGGA. Organisasi Perburuhan Internasional

KOMENTAR UMUM NO. 2 TINDAKAN-TINDAKAN BANTUAN TEKNIS INTERNASIONAL Komite Hak Ekonomi, Sosial, Dan Budaya PBB HRI/GEN/1/Rev.

KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA. Ditetapkan oleh Resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI)

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Komponen Kebutuhan Hidup Layak

K169. Konvensi Masyarakat Hukum Adat, 1989

Pedoman Perilaku BSCI 1

Prinsip-prinsip dan Hak-hak Mendasar di Tempat kerja. Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017

Pengertian Anak dan Pentingnya Mendefinisikan Anak Secara Konsisten dalam Sistem Hukum 1 Oleh: Adzkar Ahsinin

Kerangka Analisis untuk Mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan Kewajiban Pemenuhan Hak-hak Asasi Manusia untuk di Indonesia

Mengatasi diskriminasi etnis, agama dan asal muasal: Persoalan dan strategi penting

Kerja layak bagi pekerja rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. feminisme yang berkembang mulai abad ke-18 telah menjadi salah satu penanda

Menilai Pekerjaan Layak di Indonesia

1. Asal muasal dan standar

Perdamaian yang universal dan abadi hanya dapat diwujudkan bila didasari pada keadilan sosial. Konstitusi ILO, 1919

Naskah Rekomendasi tentang HIV dan AIDS dan Dunia Kerja. Organisasi Perburuhan Internasional

KONVENSI KETENAKERJAAN INTERNASIONAL KONVENSI 182 MENGENAI PELARANGAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Organisasi Perburuhan Internasional

R199 PEKERJAAN DALAM PENANGKAPAN IKAN

Transkripsi:

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958

2 R-111 Rekomendasi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 1958

Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan produktif dalam kondisi yang merdeka, setara, aman, bermartabat. Tujuan-tujuan utama ILO ialah mempromosikan hak-hak kerja, memperluas kesempatan kerja yang layak, meningkatkan perlindungan sosial, dan memperkuat dialog dalam menangani berbagai masalah terkait dengan dunia kerja. Organisasi ini memiliki 183 negara anggota dan bersifat unik di antara badan-badan PBB lainnya karena struktur tripartit yang dimilikinya menempatkan pemerintah, organisasi pengusaha dan serikat pekerja/buruh pada posisi yang setara dalam menentukan program dan proses pengambilan kebijakan. Standar-standar ILO berbentuk Konvensi dan Rekomendasi ketenagakerjaan internasional. Konvensi ILO merupakan perjanjian-perjanjian internasional, tunduk pada ratifikasi negara-negara anggota. Rekomendasi tidak bersifat mengikat kerapkali membahas masalah yang sama dengan Konvensi yang memberikan pola pedoman bagi kebijakan dan tindakan nasional. Hingga akhir 2009, ILO telah mengadopsi 188 Konvensi dan 199 Rekomendasi yang meliputi beragam subyek: kebebasan berserikat dan perundingan bersama, kesetaraan perlakuan dan kesempatan, penghapusan kerja paksa dan pekerja anak, promosi ketenagakerjaan dan pelatihan kerja, jaminan sosial, kondisi kerja, administrasi dan pengawasan ketenagakerjaan, pencegahan kecelakaan kerja, perlindungan kehamilan dan perlindungan terhadap pekerja migran serta kategori pekerja lainnya seperti para pelaut, perawat dan pekerja perkebunan. Lebih dari 7.300 ratifikasi Konvensi-konvensi ini telah terdaftar. Standar ketenagakerjaan internasional memainkan peranan penting dalam penyusunan peraturan, kebijakan dan keputusan nasional. 3

4 R-111 Rekomendasi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 1958

R-111 Rekomendasi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 1958 Rekomendasi mengenai Diskriminasi dalam Pekerjaan dan Jabatan Rekomendasi: R111 Tempat: Jenewa Sesi Konferensi: 42 Tanggal adopsi = 25:06:1958 Klasifikasi Subyek: Non-diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan) Klasifikasi Subyek: Perempuan Subyek: Kesetaraan Peluang dan Pengobatan Menampilkan dokumen dalam: Bahasa Spanyol Bahasa Perancis Status: Instrumen Up-to-date Rekomendasi ini berkaitan dengan Konvensi fundamental dan dianggap up to date. Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional, Setelah diadakan sidang di Jenewa oleh Badan Pimpinan Kantor Perburuhan Internasional, dan setelah bertemu dalam sesinya yang Keempat puluh dua pada tanggal 4 Juni 1958, dan Memutuskan untuk mengadopsi usulan-usulan tertentu terkait dengan diskriminasi di bidang pekerjaan dan jabatan, yang merupakan item keempat pada agenda sesi, dan Menetapkan bahwa usulan ini akan berbentuk Rekomendasi yang melengkapi Konvensi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 1958, Mengadopsi pada hari ini tanggal dua puluh lima Juni tahun seribu sembilan ratus delapan puluh lima, Rekomendasi berikut, yang dapat disebut sebagai Rekomendasi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 1958: Konferensi merekomendasikan bahwa setiap anggota harus menerapkan ketentuan-ketentuan berikut: 5

R-111 Rekomendasi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 1958 I. Definisi 1. (1) Untuk tujuan Rekomendasi ini istilah diskriminasi mencakup (a) setiap pembedaan, pengecualian atau preferensi yang dibuat berdasarkan ras, warna kulit, jenis kelamin, agama, pendapat politik, asal kebangsaan atau asal sosial, yang memiliki dampak meniadakan atau merusak kesetaraan kesempatan atau perlakuan di dalam pekerjaan atau jabatan; (b) pembedaan, pengecualian atau preferensi lain semacam itu yang memiliki dampak meniadakan atau merusak kesetaraan kesempatan atau perlakuan dalam pekerjaan atau jabatan sebagaimana ditentukan oleh Anggota terkait setelah berkonsultasi dengan organisasi pengusaha dan pekerja yang representatif, bila ada, dan dengan badan-badan lain yang sesuai. (2) Setiap pembedaan, pengecualian atau preferensi dalam hal pekerjaan tertentu yang didasarkan pada persyaratan yang melekat padanya tidak dianggap sebagai diskriminasi. (3) Untuk tujuan Rekomendasi ini istilah pekerjaan dan jabatan mencakup akses ke pelatihan kerja, akses ke pekerjaan dan ke jabatan tertentu, dan syarat dan ketentuan kerja. II. Perumusan dan Penerapan Kebijakan 2. Setiap Anggota harus merumuskan kebijakan nasional untuk pencegahan diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan. Kebijakan ini harus diterapkan dengan sarana langkah-langkah perundangundangan, kesepakatan bersama antara organisasi pengusaha dan organisasi pekerja yang representatif atau dengan cara lain yang sesuai dengan kondisi dan praktik nasional, dan harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut: (a) promosi kesetaraan kesempatan dan perlakuan dalam pekerjaan dan jabatan adalah persoalan publik; (b) semua orang harus, tanpa diskriminasi, menikmati kesetaraan kesempatan dan perlakuan dalam hal (i) akses ke layanan bimbingan dan penempatan kerja; (ii) akses ke pelatihan dan pekerjaan pilihan mereka sendiri atas dasar kesesuaian individual dengan pelatihan atau pekerjaan tersebut; (iii) kemajuan sesuai dengan karakter, pengalaman, kemampuan dan ketekunan mereka masing-masing; (iv) jaminan memiliki pekerjaan; (v) pengupahan untuk pekerjaan yang bernilai setara; (vi) kondisi kerja termasuk jam kerja, waktu istirahat, hari-hari libur tahunan berbayar, langkah-langkah keselamatan kerja dan kesehatan kerja, serta langkah-langkah jaminan sosial dan fasilitas dan tunjangan kesejahteraan yang diberikan sehubungan dengan pekerjaan; (c) lembaga pemerintah harus menerapkan kebijakan kerja non-diskriminatif dalam semua kegiatannya; 6

(d) pengusaha tidak boleh melakukan atau menyatakan diskriminasi dalam mengikat atau melatih orang untuk pekerjaan, dalam memajukan atau mempertahankan orang dalam pekerjaan, atau dalam menetapkan syarat dan ketentuan pekerjaan; tidak boleh juga seseorang atau suatu organisasi menghambat atau mengganggu, baik secara langsung maupun tidak langsung, pengusaha dalam upaya menerapkan prinsip ini; (e) dalam perundingan bersama dan hubungan industrial para pihak harus menghormati prinsip kesetaraan kesempatan dan perlakuan dalam pekerjaan dan jabatan, dan harus memastikan bahwa kesepakatan bersama tidak mengandung ketentuan-ketentuan yang bersifat diskriminatif dalam hal akses ke, pelatihan untuk, kemajuan atau bertahan dalam pekerjaan atau berkenaan dengan syarat dan ketentuan pekerjaan; (f) organisasi pengusaha dan organisasi pekerja tidak boleh melakukan atau menyatakan diskriminasi dalam hal penerimaan, mempertahankan keanggotaan atau partisipasi dalam urusan mereka. 3. Setiap Anggota harus (a) memastikan penerapan prinsip-prinsip non-diskriminasi (i) berkenaan dengan pekerjaan berada di bawah kendali langsung sebuah otoritas nasional; (ii) dalam kegiatan layanan bimbingan kerja, pelatihan kerja dan penempatan di bawah arahan sebuah otoritas nasional; (b) mempromosikan kepatuhan mereka, bila memungkinkan dan diperlukan, berkenaan dengan pekerjaan lain dan layanan bimbingan kerja, pelatihan kerja dan penempatan lainnya dengan metode seperti (i) mendorong departemen atau lembaga pemerintah pusat, provinsi atau lokal dan industri dan usaha yang dijalankan di bawah kepemilikan atau kendali publik untuk memastikan penerapan prinsip-prinsip tersebut; (ii) membuat kelayakan atas kontrak-kontrak yang menyangkut pengeluaran dana publik bergantung pada kepatuhan terhadap prinsip-prinsip tersebut; (iii) membuat kelayakan atas hibah untuk usaha pelatihan dan atas lisensi untuk mengoperasikan agen ketenagakerjaan swasta atau kantor bimbingan kerja swasta bergantung pada kepatuhan terhadap prinsip-prinsip tersebut. 4. Lembaga-lembaga yang sesuai, untuk dibantu bila memungkinkan oleh komite penasehat yang terdiri dari perwakilan organisasi pengusaha dan organisasi pekerja, bila ada, dan badan-badan lain yang berkepentingan, harus dibentuk untuk tujuan mempromosikan penerapan kebijakan di semua bidang pekerjaan publik dan swasta, dan terutama (a) untuk mengambil semua langkah yang memungkinkan untuk menumbuhkan pemahaman dan penerimaan publik terhadap prinsip-prinsip non-diskriminasi; (b) untuk menerima, memeriksa dan menyelidiki pengaduan bahwa kebijakan tersebut tidak teramati dan, jika perlu dengan perdamaian, untuk menjamin perbaikan praktik-praktik yang dianggap bertentangan dengan kebijakan tersebut; dan (c) untuk mempertimbangkan lebih lanjut setiap pengaduan yang tidak dapat secara efektif diselesaikan dengan perdamaian dan untuk menyatakan pendapat atau mengeluarkan 7

R-111 Rekomendasi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 1958 keputusan mengenai cara praktik-praktik diskriminatif yang terungkap seharusnya diperbaiki. 5. Setiap Anggota harus mencabut setiap ketentuan-ketentuan perundang-undangan dan menyesuaikan setiap instruksi atau praktik administratif yang tidak sesuai dengan kebijakan tersebut. 6. Penerapan kebijakan tersebut tidak boleh berdampak merugikan terhadap langkah-langkah khusus yang dirancang untuk memenuhi persyaratan tertentu dari orang-orang yang, karena alasan-alasan seperti jenis kelamin, umur, kecacatan, tanggung jawab keluarga atau status sosial atau budaya, secara umum diakui memerlukan perlindungan atau bantuan khusus. 7. Langkah-langkah yang berdampak pada individu yang secara sah didakwa atas, atau terlibat dalam, kegiatan yang merugikan keamanan Negara tidak boleh dianggap sebagai diskriminasi, asalkan individu terkait berhak untuk mengajukan banding ke sebuah badan berwenang yang ditetapkan sesuai dengan praktik nasional. 8. Berkenaan dengan pekerja imigran berkebangsaan asing dan anggota keluarganya, perhatian harus diberikan kepada ketentuan-ketentuan Konvensi Migrasi untuk Bekerja (Revisi), 1949, yang berkaitan dengan kesetaraan perlakuan dan ketentuan-ketentuan Rekomendasi Migrasi untuk Bekerja (Revisi ), 1949, yang berkaitan dengan pencabutan pembatasan akses ke pekerjaan. 9. Harus ada kerjasama berkelanjutan antara otoritas berwenang, perwakilan pengusaha dan pekerja dan badan-badan yang sesuai untuk mempertimbangkan apa langkah-langkah positif lebih lanjut yang mungkin diperlukan mengingat kondisi nasional untuk memberlakukan prinsip-prinsip non-diskriminasi. III. Koordinasi Langkah-langkah untuk Pencegahan Diskriminasi di Segala Bidang 10. Otoritas yang bertanggung jawab atas aksi anti diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan harus bekerja sama secara erat dan berkelanjutan dengan otoritas yang bertanggung jawab atas aksi anti diskriminasi di bidang-bidang lain agar langkah-langkah yang diambil dalam segala bidang bisa terkoordinasi. Rujukan Silang Konvensi: C111 Konvensi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 1958 Konvensi: C097 Konvensi Migrasi untuk Bekerja (Revisi), 1949 Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi Departemen Standar Perburuhan Internasional (NORMES) melalui email: infonorm@ilo.org Copyright 2006 Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) Penolakan: webinfo@ilo.org 8