PENERAPAN JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK PERAMALAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES

PERAMALAN NILAI TUKAR MATA UANG MENGGUNAKAN ALGORITMA GRADIEN CONJUGATE DENGAN METODE FLETCHER-REEVES

BAB 2 LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

PERAMALAN VOLUME PENUMPANG KERETA API DI PULAU JAWA-SUMATERA DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROGATION

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Pemodelan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Algoritma One Step Secant Backpropagation dalam Return Kurs Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN PARAMETER TERBAIK UNTUK PREDIKSI PRODUKSI BAN GT3 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT PROPAGATION

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

PERAMALAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN AKAIKE INFORMATION CRITERION

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION SKRIPSI

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

BAB III. METODOLOGI. kegiatan manusia membuat penelitian dengan domain teknik informatika

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) A-31

oleh WAHYUNI PUTRANTO NIM. M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

BAB I PENDAHULUAN I-1

ANALISIS LEARNING RATES PADA ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI PENELITIAN

PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP)

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

PERANCANGAN APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP MATA UANG ASING

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN MODEL NEURAL NETWORK BACKPROPAGATION UNTUK PREDIKSI HARGA AYAM

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA

PEMODELAN NEURO-GARCH PADA RETURN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan komponan utama dala siklus hidrologi, dapat

PERBANDINGAN BEBERAPA MODEL UNTUK KINERJA ALGORITMA BACKPROPAGATION COMPARISON OF SOME MODEL FOR PEFORMANCE IMPROVEMENT IN BACKPROPAGATION ALGORITHM

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

UJM 3 (1) (2014) UNNES Journal of Mathematics.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. viii

PREDIKSI PRODUKSI BAN GT3 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT PROPAGATION DAN WEIGHT-ELIMINATION

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA

PEMODELAN NEURO-GARCH PADA RETURN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA

PENERAPAN TEKNIK JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK PERAMALAN HARGA SAHAM Putra Christian Adyanto

PREDIKSI TINGKAT INFLASI DI INDONESIA BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN ALGORITMA GENETIKA. Rita Rismala 1, Said Al Faraby 2

BAB 1 PENDAHULUAN. datang berdasarkan keadaan masa lalu dan sekarang yang diperlukan untuk

PERBANDINGAN AKURASI ALGORITME PELATIHAN DALAM JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGGUNA KERETA API DI PULAU JAWA

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang)

Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)*

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

BAB III PEMBAHASAN. harga minyak mentah di Indonesia dari bulan Januari 2007 sampai Juni 2017.

PEMANFAATAN NEURAL NETWORK PERCEPTRON PADA PENGENALAN POLA KARAKTER

Architecture Net, Simple Neural Net

3. METODE PENELITIAN

Neural Network (NN) Keuntungan penggunaan Neural Network : , terdapat tiga jenis neural network Proses Pembelajaran pada Neural Network

PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PREDIKSI LOYALITAS PELANGGAN HOTEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACK PROPAGATION

Prediksi Produksi Debit Air Minum Per Bulan Dengan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation (Studi Kasus : PDAM Tirta Moedal Semarang)

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 4, Oktober 2013 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar pertukaran mata uang merupakan pasar keuangan dengan

PERMALAN HARGA GARAM KONSUMSI MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK FEEDFORWARD- BACKPROPAGATION (STUDI KASUS : PT. GARAM MAS, REMBANG, JAWA TENGAH)

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini, memerlukan banyak hal yang harus

PREDIKSI LUAS PANEN DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN BANYUMAS MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Optimasi Bobot Jaringan Syaraf Tiruan Mengunakan Particle Swarm Optimization

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu

Prediksi Pemakaian Listrik Dengan Pendekatan Back Propagation

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK

BAB III PEMBAHASAN. FRBFNN, Arsitektur FRBFNN, aplikasi FRBFNN untuk meramalkan kebutuhan

ESTIMASI PARAMETER MODEL HYBRIDIZING EXPONENTIAL SMOOTHING DAN NEURAL NETWORK PADA HASIL PENGUKURAN MEAN SEA LEVEL SATELIT ALTIMETRI JASON 2

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PREDIKSI INDEKS PASAR SAHAM S&P500, DOW JONES DAN NASDAQ COMPOSITE DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION

Unnes Journal of Mathematics

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Model Arsitektur Backpropogation Dalam Memprediksi Faktor Tunggakan Uang Kuliah (Studi Kasus AMIK Tunas Bangsa)

Application of Artificial Neural Network System for Demand Forecasting of Rubber Commodity Rss-1 Produced by an Indonesian Government-Ow

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 2, NO. 2, DESEMBER 2000: 106-114 PENERAPAN JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK PERAMALAN Siana Halim Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Petra Adrian Michael Wibisono Alumnus Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Petra ABSTRAK Ada banyak metode yang telah dikembangkan untuk mencapai hasil yang optimal dari suatu peramalan. Salah satu yang akan diulas pada makalah ini adalah penggunaan Neural Network atau jaringan saraf untuk mendapatkan hasil peramalan yang diharapkan dapat meningkatkan optimasi dan akurasinya. Hasil dari metode ini akan dibandingkan dengan metode GARCH(1,1) dalam bentuk Means Absolute Deviation (MAD) dan Means Square Error (MSE). Selain itu dilakukan pula pengamatan terhadap peredaman jump (perubahan mendadak). Data yang digunakan adalah nilai tukar mata uang dari empat negara di Asia yang diambil selama krisis moneter di Asia. Kata Kunci: Backpropagation, MAD, MSE, GARCH(1,1), jump. ABSTRACT Many methods have been developed to get the optimal result in forecasting. One of them that will be used in this paper is using Neural Network for forecasting. The result will be compared with GARCH(1,1) in the terms of Means Absolute Deviation (MAD) and Means Square Error (MSE). Besides that the accuracy and the power to damp the jump will be observed. The data is currency rate from 4 countries in Asia taken during the Asian Monetary Crisis from 1997 up to 1999 since the jump was happened in that series. Keywords: Backpropagation, MAD, MSE, GARCH(1,1), jump. 1. PENDAHULUAN Beberapa studi tentang penerapan jaringan syaraf tiruan untuk peramalan telah dilakukan (Bambang, et. al., 1999), (Pratama, 1999) dan (Resmana dan Dwi Wiyanto, 1997). Namun demikian pada penelitian ini ingin diketahui kelebihan dan kekurangan dari metode ini bila dibandingkan dengan penelitian yang pernah dilakukan dengan Metode Generalized Auto Regressive Contional Heteroscedastics (GARCH(1,1)), (Siana Halim, et. al., 1999), terutama dalam permasalah peredaman jump (perubahan yang terjadi secara mendadak pada fluktuasi mata uang). Ide dasar untuk menggunakan jaringan saraf sebagai metode peramalan didasari pada adanya kesamaan yang ditemukan antara struktur jaringan saraf dengan pendekatan umum metode peramalan, khususnya antara Adaptive Linear Filter dengan proses Autoregresi, yaitu: ~ z t = φ 1 ~ z t-1 + φ 2 ~ z t-2 +...+ φ p ~ z t-p + a t (1) Dengan notasi sebagai berikut : Z t-p adalah data pada periode ke- t-p φ p adalah parameter yang merupakan pembobotan dari autoregresi a t adalah galat. 106

PENERAPAN JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK PERAMALAN (Siana Halim & Adrian Michael Wibisono) Adaptive Filter (Contoh) Input Linear Digital Filter p 1 (t) = p(t) w(1,1) D p 2 (t) = p(t-1) w(1,2) n(t) F a(t) p 3 (t) = p(t-2) D w(1,3) b a = F(w*p+b) Gambar 1. Contoh Adaptive Filter Dengan notasi sebagai berikut : p 1 (t) adalah input 1 pada periode t w(1,1) adalah bobot untuk input 1 pada neuron 1 b adalah bias / galat Dapat diperhatikan bahwa dengan adanya delay D, menjadikan data pada periode sebelumnya juga masuk sebagai input (seperti pada proses autoregresi dengan parameter Z t-p ), dan juga adanya faktor bobot w (dianalogikan dengan parameter φ p ) juga adanya faktor bias (b) analogi dengan faktor a t (galat) Perkembangan jaringan saraf selanjutnya memberikan algoritma Backpropagation yang diperkenalkan oleh David Rumelhart dan James Mc Clelland (1986). Saat ini Backpropagation merupakan struktur jaringan saraf yang lebih umum digunakan dan juga akan digunakan pada makalah ini. 2. JARINGAN BACKPROPAGATION Algoritma backpropagation (BP) merupakan pengembangan dari algoritma least mean square yang dapat digunakan untuk melatih jaringan dengan beberapa layer. BP menggunakan pendekatan algoritma steepest descent. Algoritma ini menggunakan performance index-nya adalah mean square error 1 1 Hagan, Martin T., et al. Neural Network Design. Boston: PWS Publishing Company; 1996 107

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 2, NO. 2, DESEMBER 2000: 106-114 Untuk melatih jaringan diperlukan seperangkat pasangan data seperti berikut : {p 1, t 1 }, {p 2, t 2 },..., {p n, t n } (2) dimana p n adalah nilai input ke-n jaringan dan t n adalah target, yaitu nilai output yang seharusnya dihasilkan. Untuk setiap input yang masuk dalam jaringan, output yang dihasilkan oleh jaringan akan dibandingkan dengan target. Algoritma ini akan mengatur atau menyesuaikan parameter-parameter jaringan untuk meminimalkan mean square error, yaitu : F(x) = E(e 2 ) = E[(t-a) 2 ] (3) dimana x, e, t dan a merupakan vektor bobot dan bias, vektor error, vektor target dan vektor output. Jika jaringan mempunyai beberapa output maka persamaan di atas dapat dikembangkan menjadi: F(x) = E[e T e] = E[(t-a) T (t-a)] (4) Mean square error didekati dengan ^ F (x) = e T (k) e(k) Langkah-langkah dalam algorit ma BP adalah sebagi berikut : a. Forward propagation Menyalurkan input ke dalam jaringan dan tiap layer akan mengeluarkan output. Output dari satu layer akan menjadi input untuk layer berikutnya. b. Back propagation Menghitung nilai sensitivitas untuk tiap layer. Dimana sensitivitas untuk layer m dihitung dari sensitivitas pada layer m+1 sehingga penghitungan sensitivitas ini berjalan mundur. c. Weight Update Menyesuaiakan nilai parameter bobot (W) dan bias (b) dengan menggunakan pendekatan steepest descent. Backpropagation dengan least mean square seperti di atas memang menjamin penyelesaian dengan minimum mean square error selama learning rate-nya tidak terlalu besar. Kekurangannya adalah bila learning rate nya kecil, maka pencapaian nilai konvergennya lambat, sedangkan bila learning rate nya besar, pencapaian nilai konvergensinya cepat namun ada bahaya osilasi yang dapat mengakibatkan nilai minimum global tidak tercapai. Untuk mengatasi hal ini maka digunakanlah variasi backpropagation sebagai berikut : a. Momentum Metode ini bekerja dengan tujuan untuk menghaluskan osilasi yang terjadi. Filter momentum ini akan ditambahkan pada persamaan weight matrix dan bias. b. Variable Learning Rate Metode ini bekerja dengan berusaha menaikkan learning rate bila menjumpai permukaan yang datar dan kemudian menurunkan learning rate bila terjadi peningkatan slope. (5) 3. PENGOLAHAN DATA Perencanaan sistem forecasting valuta asing menggunakan aplikasi jaringan saraf buatan, dengan metode backpropagation terdiri dari langkah-langkah berikut : 108

PENERAPAN JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK PERAMALAN (Siana Halim & Adrian Michael Wibisono) 1. Menetapkan tujuan sistem yaitu mampu mengidentifikasikan dan mempelajari pola dari financial time series dan selanjutnya menggunakannya untuk forecasting. 2. Menentukan jangka waktu prediksi melalui pengujian jaringan saraf yang sudah terlebih dahulu menjadi proses pelatihan sehingga dapat diketahui seberapa kemampuan jaringan tersebut dalam meramalkan nilai di masa mendatang dengan error minimum. Pada makalah ini jangka waktu prediksi akan dibatasi antara 4 sampai 8 periode ke depan. 3. Memperoleh data, yaitu dari internet [http://www.xe.net/ict/], dari nilai tukar Rupiah Indonesia, Yen Jepang, Dolar Singapura dan Baht Thailand terhadap Dolar Amerika. Financial time series dibentuk dari Januari 1997 sampai dengan Oktober 1999. Penentuan input-output pengolahan data adalah : a. X, variabel waktu b. Moving Average dan Momentum yang dikalkulasi secara keseluruhan sesuai dengan yang diinginkan, misalnya: bila input = 5, maka data akan diolah untuk menghitung MA 2 sampai MA 5 dan momentum 2 sampai momentum 5. Penentuan input 5 dengan dasar bahwa data finansial memiliki interval 5 hari kerja. c. Output sistem data terdiri dari 4 macam valas yaitu: Indonesian Rupiah (IDR), Japanese Yen (JPY), Singapore Dollar (SGD), dan Thailand Baht (THB), masingmasing terhadap 1 US$. Dengan demikian, sistem data akan memiliki 33 input dan 4 target output. 4. Menentukan transfer function. Dalam kasus ini bentuk khusus dari suatu fungsi transfer tidak akan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap performance suatu jaringan 2. Namun dengan dasar karakteristik data yang berfluktuasi kuat dan mengingat tujuan dari sistem jaringan yaitu untuk mampu mengatasi perubahan mendadak, maka fungsi transfer hendaknya yang bersifat smooth dan terdiferensial. Atas dasar hal-hal di atas, maka dipilih fungsi transfer log sigmoid. 5. Normalisasi data input bertujuan untuk menyesuaikan nilai range data dengan logsigmoid threshold function dalam sistem backpropagation. Ini berarti nilai kudrat input harus berada pada range 0 sampai 1. Sehingga range input yang memenuhi syarat adalah nilai data input dari 0 sampai 1 atau dari 1 sampai 1. Oleh karena itu output yang dihasilkan pun akan berada pada range 0 sampai 1, untuk mendapatkan niali sebenarnya dari output perlu dilakukan proses denormalisasi. 6. Merancang struktur jaringan bertujuan untuk mendapatkan komposisi jumlah neuron, hidden layer, elemen input dan nilai parameter training yang optimal. Input untuk sistem jaringan ini terdiri atas 33 elemen yaitu satu variabel waktu, 16 elemen MA dan 16 elemen momentum, dari masing-masing valuta asing. Output yang dihasilkan sejumlah 4 buah yaitu prediksi nilai tukar IDR, JPY, SGD dan THB, masing-masing terhadap 1 US$. Langkah-langkah membangun model jaringan data ini adalah : a. Membetuk data training dan testing. Persentase data training adalah 90% dari data (sejumlah 638) dan 10 % sisanya (76 data) untuk testing. b. Fungsi tranfer yang digunakan logsig. Penentuan jumlah hidden layer dan jumlah neuron ditentukan secara trial and error sampai dicapai error minimumnya c. Penempatan perintah pada program pelatihan untuk menyimpan rmse (root mean square) training, rmse testing dan epoch apabila tercapai rmse testing rmse testing 2 Franke, Juergen. Kaiserslautern : Dept. of Mathematics, University of Kaiserslautern Germany, 1999. 109

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 2, NO. 2, DESEMBER 2000: 106-114 yang lebih minimum dari sebelumnya. Modifikasi ini diharapkan untuk membantu mempercepat tercapainya minimum global dari epoch maksimum yang dijalankan. Metode training yang diterapkan pada jaringan saraf backpropagation antara lain, trainbp, trainbpm, trainbpx dan trainnlm. Masing-masing diterapkan pada sistem jaringan sehingga tujuan dapat tercapai. 4. HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA Topologi jaringan saraf dari data lanjutan yang berhasil mencapai error paling optimal adalah satu hidden layer dengan 80 neuron (33-80-4). Hasil tabulasi rmse dapat dilihat pada tabel berikut. Pada Tabel 1 di bawah terlihat adanya pola menurunnya error training seiring dengan bertambahnya jumlah neuron. Sebaliknya, error testing cenderung berbanding lurus terhadap pertambahan jumlah neuron. Oleh karena itu dipilihlah jumlah neuron 80 sebagai titik optimal. Kolom 2 pada Tabel 1 memuat epoch terjadinya pasangan error (training dan testing). Hal ini ditambahkan pada program sedemikian karena Neural Network Toolbox MATLAB tidak menyimpan error terbaik, melainkan error terakhir. Dengan adanya tambahan tersebut, error terbaiklah yang didokumentasikan dari 10.000 epoch. Pola dokumentasi epoch bersifat acak, serupa dengan sistem pemberian bobot dan bias pada masing-masing neuron oleh struktur jaringan yang telah dibentuk. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin banyak jumlah epoch yang dilatihkan pada jaringan akan memperbesar kemungkinan tercapainya rmse terbaik. Tabel 1. RMSE Terbaik Neuron Epoch RMSE Training RMSE Testing Metode Learning Rate 75 1664 0.0312 0.0261 TrainBP 0.01 80 8446 0.0293 0.0272 Trainbp 0.01 81 6811 0.0264 0.0284 TrainBP 0.01 83 9999 0.0273 0.0291 TrainBP 0.01 Untuk data ini, MAD dan MSE yang dibandingkan adalah antara hasil training jaringan saraf dan fitting GARCH(1,1), Tabel 2 dan Tabel 3. MAD maupun MSE jaringan syaraf adakalanya tidak lebih baik dari MAD dan MSE dari GARCH (1,1). Namun kemampuannya dalam meredam jump masih lebih baik. Hasil ini dapt dilihat lewat perbandingan plot residual Vs time order. Tabel 2. Model GARCH(1,1) Time series Model MAD MSE Indonesian X 2 2 t = 418858.3 + 1.04672 X t-1 183.1265 122045.2 Rupiah -0.05368796 W 2 t-1 + W t Japanese X 2 t = 0.01583169 + 0.9208159 X 2 t-1 + 0.8232848 1.341864 Yen 0.07313421 W 2 t-1 + W t Singapore X 2 t = 1.583154 + 0.9208116 X 2 t-1 + 0.9432898 1.624721 Dollar 0.07313853 W 2 t-1 + W t Thailand Baht X 2 2 t = 8.9251 + 1.029563 X t-1-0.03606654 W 2 t-1 + W t 0.5262436 0.544534 110

PENERAPAN JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK PERAMALAN (Siana Halim & Adrian Michael Wibisono) Tabel 3. Tabulasi MAD dan MSE Struktur Jaringan (33-80-4) Indonesian Rupiah Japanese Yen MAD MSE MAD MSE Training 218.62 132335.10 1.218089 2.230355 Testing 277.91 135365.46 1.36299 2.902746 Singapore Dollar Thailand Baht MAD MSE MAD MSE Training 0.00756 0.0001144 0.737 0.8383 Testing 0.00641 6.3754E-05 0.3912 0.2409 Plot Data IDR VS US$ Plot Data SGD$ VS US$ 2000 6000 10000 14000 0 200 400 600 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 0 200 400 600 Plot Data BATH VS US$ Plot Data YEN VS US$ 30 40 50 30 40 50 0 200 400 600 0 200 400 600 Gambar 2. Plot Data IDR, JPY, SGD dan THB Dalam menentukan input suatu struktur jaringan saraf tiruan, perlu dilakukan pengamatan serta analisa bobot dan bias yang dihasilkan pada tiap input. Hal ini akan membantu jaringan karena dapat mengetahui jenis input yang signifikan bagi tujuan proses sehingga kalkulasi menjadi lebih sederhana dan mempercepat proses running. Analisa bobot dan bias ini dapat dijalankan dengan melakukan pemetaan bobot dan bias dan/atau arbitraty checking. Hasil analisa terhadap input variabel waktu menunjukkan hasil yang memperlihatkan pola bobot maupuan bias yang asymptotic ke titik tertentu. Abitraty checking juga menunjukkan hasil yang serupa dengan pemetaan sebelumnya. Dari hasil ini dapat diambil kesimpulan bahwa variabel waktu harus dipertimbangkan kembali sebelum ditetapkan sebagai input, atau diolah/dimodifikasi sedemikian hingga menjadi input yang signifikan bagi proses dari jaringan yang dibangun. 111

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 2, NO. 2, DESEMBER 2000: 106-114 2500 2000 1500 IDR Residual vs Time order 6 4 JPY Residual vs Time Order 1000 500 0-500 -1000-1500 2 0-2 -4-2000 -2500 Indonesia Rupiah -6-8 Japan Yen 0.06 0.04 0.02 SGD Residual vs Time Order 5 4 3 2 THB Residual vs Time Order 0-0.02 1 0-1 -0.04-2 -0.06-0.08-3 -4-5 Singapore Dollar Thailand Baht Gambar 3. Plot Residual Vs Time Order dari IDR, JPY, SGD dan THB 5. KESIMPULAN Penerapan jaringan saraf untuk peramalan membutuhkan waktu yang tidak sedikit karena perlu melakukan banyak percobaan dalam menetapkan jumlah hidden layer, menetapkan jumlah neuron dalam hidden layer, penentuan besarnya learning rate serta menerapkan teknik pembelajaran pada jaringan yang direncanakan. Kombinasi stuktur yang dihasilkan sekarang pun masih belum bisa dikatakan sebagai hasil terbaik dari performance maksimum dari jaringan saraf. Jaringan saraf memiliki hasil yang lebih baik dalam meredam error yang terjadi akibat adanya perubahan mendadak pada data non stasioner dan non homogen, seperti terlihat pada perbandingan plot residual vs order, walaupun terkadang MAD maupun MSE-nya tidak lebih baik dari metode GARCH(1,1) yang mampu memberikan fitting yang cukup bagus untuk heteroskedastik time series. Dalam mendapatkan hasil maksimal, perlu pengamatan dan analisa weight dan bias untuk tiap-tiap input yang hendak ditetapkan. Signifikansi input yang tinggi akan membantu jaringan dalam mempercepat proses kalkulasi sehingga dapat menghemat waktu. 112

PENERAPAN JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK PERAMALAN (Siana Halim & Adrian Michael Wibisono) DAFTAR PUSTAKA Bambang D.P., Budi, et.al., 1999. Teknik Jaringan Syaraf Tiruan Feedforward Untuk Prediksi Harga Saham pada Pasar Modal Indonesia. Jurnal Informatika, Vol.1 No.1 Mei 1999, hal. 33-37. Program Pascasarjana Peran Teknik Kendali, Institut Teknologi Bandung. Box, G.E.P and G.M Jenkins, 1976. Time Series Analysis Forecasting and Control, Revised Edition, Holden-Day. Demuth, Howard, and Mark Beale, 1996. Neural Network Toolbox for Use with MATLAB, Mass: The Math Works Inc. Hagan, Martin T. et. al., 1996. Neural Network Design. Boston: PWS Publishing Company. MATLAB, 1996. High-Performance Numeric Computation and Visualization Software, User s Guide. Nattick, MA : The Math Works Inc. MATLAB, 1996. High-Performance Numeric Computation and Visualization Software, Reference Guide. Nattick, MA : The Math Works Inc. Pratama, T. Iwan B.,1999. Metode Peramalan Memakai Jaringan Saraf Buatan dengan Cara Backpropagation, Jurnal Teknologi Industri, Vol. III. No.2, hal 109-116. Resmana, Dwi Wiyanto, 1997. Prediksi Nilai Tukar Valuta Asing: Sebuah Studi Kasus Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Peramalan, Edisi Pertama. Surabaya: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Kristen Petra. Siana Halim, Jani Rahardjo, Shirley Adelia, 1999. Model Matematik untuk Menentukan Nilai Tukar Mata Uang Rupiah terhadap Dollar Amerika. Jurnal Teknik Industri: Jurnal Keilmuan dan Aplikasi Teknik Industri, Vol. I No.1, hal.30-40. 113