PERANAN PENINGKATAN IRIGASI DENGAN POMPANISASI AIR SUNGAI TERHADAP PRODUKTIVITAS LAHAN, KESEMPATAN KERJA DAN PENDAPATAN PETANI / DIKABUPATEN WONOGIRI THE ROLE OF AN IRRIGATION INCREASE WITH A PUMPING OF RIVER WATER ON THE PRODUCTIVITIES OF FARMERS FIELD, JOB OPPORTUNITY AND INCOME IN WONOGIRI REGENCY Sutarno 1) ABSTRACT Research on the role of an irrigation increase with a pumping of river water on the productivities of farmers field, job opportunity and income in Wonogiri Regency aims at knowing the influence of the irrigation increase on the use of the inputs of agriculture, the field productivity, the job opportunity and the distribution of farmer s income. The irrigation increase increases the use of total inputs as many as 88.9% and the worker as many as 65%. The irrigation increase influences actually in increasing the agricultural income as many as 127.8%. By the irrigation increase, it causes a medium unevenness. 40% of farmers with low income only enjoy 15.8% of the total incomes, while the areas without an irrigation enjoy 17.3% of the total incomes of agriculture. Key Words: 1) Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Tunas Pembangunan Surakarta
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumbangan sektor pertanian sangat penting, karena kemajuan pertanian diperlukan untuk menjamin penyediaan bahan makanan penduduk yang selalu meningkat. Usaha peningkatan produksi pangan dilaksanakan dengan meningkatkan prodviksi lahan atau intensifikasi dan memperluas lahan pertanian atau ekstensifikasi. Peningkatan produksi pangan dapat dilaksanakan bila tersedia air, terutama tanaman padi sebagai konsumen air terbesar, semngga peranan air irigasi sangat menentukan berhasilnya tanaman. Daerah penghasil padi di Indonesia mempunyai curah hujan rata-rata 1500 sampai 3000 milimeter per tahun. Di Jawa curah hujan terjadi sebagaian besar pada musim penghujan, dilihat jumlah hujan setahun sudah cukup untuk produksi tanaman padi dan palawija, tetapi distribusinya tidak merata sepanjang tahun, sehingga ada periode dimana keadaan air tidak mencukupi untuk produksi tanaman padi secara optimal. Prasarana pertanian terutama irigasi, memegang peranan penting dalam meningkatkan produktivitas beberapa jenis tanaman bahan makanan terutama padi. Tersedianya air yang cukup dapat mempertinggi tingkat produktivitasnya, karena tanaman dapat bertambah subur, kemungkinan penanaman dapat beberapa kali dalam satu tahun, penggunaan input pertanian modern, pupuk, bibit unggul, insektisida dan lainnya. Dari beberapa percobaan di negara berkembang dan di negara maju membuktikan bahwa tersedianya air irigasi dan penggunaan input pertanian modern dapat melipat gandakan tingkat produktivitas. Kegiatan produksi pertanian pangan saat ini sebagaian besar masih dilaksanakan di pulau Jawa. Dengan adanya kegiatan pembangunan di berbagai sektor, tekanan peningkatan jumlah penduduk, mengakibatkan lahan yang diusahakan semakin sempit, sedangkan usaha untuk memperluas lahan terbatas. Pada waktu ini petani secara luas sudah mempergunakan bibit varietas unggul, pupuk, pestisida, menggunakan traktor untuk pengolahan tanah. Adanya teknologi baru di bidang pertanian tanaman padi memerlukan pelayanan air irigasi yang lebih baik agar dapat berproduksi tinggi. Dalam penggunaan sumber daya alam perlu diperhatikan kondisi lahan pertanian, tersedianya air irigasi, penggunaan input pertanian yang lain agar dapat mendukung peningkatan produksi pangan. Dalam penilaian keberhasilan suatu proyek irigasi yang dilakukan oleh Bank Dunia, selalu menekankan pada aspek kesesuaian hasil per satuan luas dan kenaikan intensitas tanam. Pembangunan irigasi akan memberikan dampak terhadap peningkatan produksi, kesempatan kerja dan distribusi pendapatan. Di daerah yang berpenduduk padat seperti pulau Jawa, peningkatan intensitas tanam sangat berperan dalam penyerapan tenaga kerja di pedesaan. karena peningkatan intensitas tanam secara langsung diikuti penggunaan tenaga kerja yang lebih banyak, terjadinya pergeseran jenis tanaman dan tanaman palawija ke tanaman padi akan diikuti penggunaan tenaga kerja makin meningkat. Mengingat Kabupaten Wonogiri sebagian besar sawah yang ada berpengairan 1/2 teknis dan tadah hujan, maka penulis ingin mengetahui sejauh mana peningkatan irigasi dengan pompanisasi air sungai berpengaruh terhadap produktivitas lahan. tingkat penggunaan input kesempatan kerja, pendapatan dan distribusi pendapatan petani di Kabupaten Wonogiri. B. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui pengaruh peningkatan irigasi terhadap produktivitas lahan. b. Untuk mengetahui pengaruh peningkatan irigasi terhadap penggunaan input dalam usaha tani. c. Untuk mengetahui pengaruh peningkatan irigasi terhadap kesempatan kerja. d. Untuk mengetahui pengaruh peningkatan irigasi terhadap pendapatan dan distribusi pendapatan usaha tani.
METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel Penelitian ini merupakan studi kasus dalam suatu daerah menggunakan irigasi dengan pompanisasi dari air sungai di musim kemarau dengan daerah tanpa irigasi sebagai pembanding, serta petard pemakai air sebagai obyeknya. Penelitian ini dilakukan untuk dapat mencakup aspek-aspek dari kasus tersebut. Penelitian diarahkan pada masalah pengaruh peningkatan irigasi terhadap produktivitas lahan, penggunaan input, kesempatan kerja, pendapatan usaha tani dan distribusi pendapatan usaha tani di daerah penelitian. Untuk dapat mencapai tujuan dari penelitian ini, penentuan lokasi penelitian diambil secara purposif (disengaja), yakni dengan sengaja mengambil sampel berdasar tujuan yang ingin dicapai. Ditentukan Desa Sembukan di Kecamatan Sidoharjo dan Desa Sumber di Kecamatan Purwantoro sebagai sampel. Pengambilan sampel responden ditentukan dengan acak sederhana, yakni diambil secara acak dari 2 desa terpilih. Dari 2 desa terpilih diambil 20 petani sampel sebagai responden. Sebagai pembanding diambil 2 desa terdekat yang tanpa peningkatan irigasi dengan pompanisasi, dengan asumsi kondisi lahan, topografi, intensitas penyuluhan dianggap sama, sehingga terpilihlah Desa Tempursari di Kecamatan Sidoharjo dan Desa Miricinde di Kecamatan Purwantoro sebagai sampel. Dari 2 desa terpilih diambil 20 petani sebagai responden. B. Metode Analisis 1. Untuk menguji pengaruh peningkatan irigasi terhadap produktivitas lahan dan tingkat penggunaan input produksi dipergunakan dua macam analisis statistik dengan menggunakan uji beda nyata t test, dan analisa ekonometri dengan mempergunakan model fungsi produksi Cobb Douglas sehingga dapat diketahui tingkat penggunaan input dan hubungan penggunaan input terhadap produktivitas lahan. 2. Hubungan antara penggunaan input dan output. Model fungsi produksi yang dipakai untuk menduga kecenderungan perubahan faktor produksi terhadap output adalah fungsi produksi Cobb Douglas. Pada fungsi produksi Cobb Douglas terutama analisis ditekankan pada tahap II, agar fungsi produksi mampu membedakan fase produksi berada dalam keadaan : constant return to scale bila b 1 + b 2 + 0 3 = 1, increasing return to scale bila b 1 + b 2 + b 3 > 1, dan decreasing return to scale bila b 1 + b 2 + b 3 < l. Untuk membandingkan keadaan dengan dan tanpa peningkatan irigasi, diikut sertakan dalam model dengan memanfaatkan variabel boneka (dummy variable), dengan memberi nilai satu (1) untuk daerah dengan peningkatan irigasi dan nilai nol (0) untuk daerah tanpa peningkatan irigasi. Bentuk fungsi produksi Cobb Douglas adalah : bl b2 Y = A X 1 C 2 u atau ln Y = ln A + b 1 In X 1 + b 2 ln X 2 + In u dengan dummy variabel: bl b2 Y = AX 1 X 2 e b3x3 u atau ln Y = ln A + b 1 In X 1 + b2 ln X 2 + b 3 X 3 + I nu. 3. Pengukuran distribusi pendapatan berdasarkan analisis Gini consentration ratio (angka Gini). Untuk menghitung angka Gini dipergunakan rumus : k G = 1 - ( Pi 1 P i)(ii i 1) I 1
Gini ratio di definisikan sebagai proporsi daerah dibawah diagonal dan diatasnya kurba Lorenz dibagi dengan proporsi daerah dibawah diagonal, atau G = A A B sehingga angka Gini berkisar antara nol sampai satu. Angka Gini nol, berarti distribusi pendapatan merata mutlak, pada saat kurva Lorenz berimpit dengan diagonal. Angka Gini sebesar satu berarti distribusi pendapatan sangat tidak merata, sehingga makin kecil angka Gini makin merata distribusi pendapatan, dan makin besar angka Gini makin tidak merata distribusi pendapatan. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengaruh Peningkatan Irigasi terhadap produktivitas lahan Dengan uji beda nyata t test diperoleh t hitung = 16,973 lebih besar dan t tabel = 2,704 pada tingkat satu persen, sehingga terdapat perbedaan yang sangat nyata rata-rata produktivitas lahan di daerah dengan tanpa peningkatan irigasi, berarti peningkatan irigasi berpengaruh sangat terhadap produktivitas lahan. Peningkatan produktivitas lahan disebabkan karena tersedianya air irigasi di petak sawah mendorong penggunaan input pertanaman dan produksi per satuan luas. 2. Analisis Fungsi Produksi Cobb Douglas Pengaruh peningkatan irigasi terhadap produktivitas lahan dengan analisis fungsi produksi Cobb Douglas dapat dilihat pada tabel 1 dan 2. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R 2 ) tinggi dan nilai F hitung significant pada tingkat satu persen, berarti model yang dipergunakan dalam analisis sudah tepat. Hubungan pengaruh peningkatan irigasi terhadap produktivitas lahan dengan variabel bebas tenaga kerja (X 1 ), sarana produksi (X 2 ), dan variabel dummy peningkatan irigasi (X 3 ) diperoleh hasil sebagai berikut: a. Hubungan produktivitas lahan dengan tenaga kerja positif, elastisitas produksi 0,31448, t hitung = 3,17197 significant pada tingkat satu persen. Bila tenaga kerja ditambah 100 persen maka produktivitas lahan akan meningkat 31,338 persen dan peranan tenaga kerja sangat berarti dalam peningkatan produktivitas lahan. b. Hubungan produktivitas lahan dengan sarana produksi (pupuk, bibit, pestisida) positif, t hitung = 1,5404 significant pada tingkat 20 persen. Bila sarana produksi ditambah 100 persen maka produktivitas lahan akan meningkat 10,892 persen dan peranan sarana produksi cukup berarti dalam peningkatan produktivitas lahan dengan elastisitas produksi 0,10892. c. Hubungan produktivitas lahan dengan peningkatan irigasi sebagai variabel dummy positif, elastisitas produksi 0,21655 dan t hitung = 7,3795 significant pada tingkat satu persen, berarti peranan peningkatan irigasi berpengaruh sangat nyata terhadap produktivitas lahan. d. Koefisien determinasi (R 2 ) = 0,841437, koefisien korelasi = r = 0,9173 dan F hitung = 134,4350 significant pada tingkat satu persen serta koefisien korelasi antar variabel bebas kurang dari 0,8000 berarti persamaan regresi dan variabel yang dipergunakan dalam model sudah tepat. Korelasi antar variabel terdapat hubungan yang erat antara tenaga kerja, sarana produksi, peningkatan irigasi dan produktivitas lahan. Tingkat korelasi terbesar pada hubungan produktivitas lahan dengan peningkatan irigasi sebesar 0,89, selanjutnya hubungan tenaga kerja produktivitas lahan sebesar 0,82, kemudian sarana produksi dengan
produktivitas lahan dengan korelasi 0,76. hubungan tenaga kerja, sarana produksi dan peningkatan irigasi terdapat kecenderungan irigasi lebih erat hubungannya terhadap tenaga kerja dengan koefisien korelasi 0,79 dibandingkan hubungan tenaga kerja dengan koefisien korelasi 0,79 dibandingkan hubungan tenaga kerja dengan sarana produksi dengan koefisien korelasi 0,73 serta terdapat hubungan yang positif irigasi dengan penggunaan sarana produksi dengan koefisien korelasi 0,75. A. Pengaruh Peningkatan irigasi terhadap produktivitas lahan dan penggunaan input produksi Dilihat pengaruh peningkatan irigasi terhadap produktivitas lahan dan tingkat penggunaan input produksi, maka peningkatan irigasi berpengaruh positif terhadap produktivitas lahan dan terdapat hubungan positif terhadap penggunaan input. Dari uji beda nyata t test terhadap rata-jata produktivitas lahan daerah dengan dan tanpa peningkatan irigasi diperoleh t hitung = 16,9734 significant pada tingkat satu persen. Peningkatan irigasi berpengaruh positif terhadap penggunaan input tenaga kerja, dari uji beda nyata t test diperoleh t hitung = 12,8969 significant pada tingkat satu petif terhadap penggunaan sarana produksi, dari uji beda nyata t test diperoleh t hitung = 9,5872 significant pada tingkat satu persen. Pengujian keadaan return to scale diperoleh hasil t hitung = -1,3318 lebih kecil dari t tabel = 1,99, sehingga tidak significant pada tingkat lima persen, maka fungsi produksi masih termasuk dalam keadaan constant return to scale dan penggunaan input optimal. Tabel 1 Koefisien regresi hubungan penggunaan input daerah dengan dan tanpa peningkatan irigasi terhadap produktivitas lahan menurut fungsi No produksi Cobb Douglas. Faktor produksi Koefisien regresi Simpangan baku t hitung 1. Tenaga kerja (Xi) 0.39349 0.09029 4.35645 * 2. Sarana produksi (Xi) 0.05555 0.06969 0.80125 NS 3. Peningkatan irigasi (X^) 0.20274 0.02776 7.30471 * 4. Konstanta (A) 4.7002 b i = 0.65178 n = 80 R 2 = 0.856581 r = 0.925517 F = 151.305* keterangan : * berbeda nyata pada tingkat satu persen. NS tidak berbeda nyata. Tabel 2. Koefisien regresi hubungan penggunaan input daerah dengan dan tanpa peningkatan irigasi terhadap produktivitas lahan menurut fungsi produksi Cobb Douglas. No Faktor produksi Koefisien regresi Simpangan baku t hitung 1. Tenaga kerja (Xi) 0.31448 0.09929 3.17197* 2. Sarana produksi (X2) 0.10892 0.07075 1.54041 ** 3. Peningkatan irigasi (Xj) 4. Konstanta (A) 4.62805. 0.21655 0.02934 7.37954 * b i = 0.63995 n = 80 R 2 = 0.841437 r = 0.917299 F= 134.435* Sumber data : hasil analisis komputer. Keterangan : * berbeda nyata pada tingkat satu persen.** berbeda nyata pada tingkat dua puluh persen. B. Pengaruh Peningkatan Irigasi terhadap kesempatan kerja Uji beda nyata t test tenaga kerja yang tercurah dalam kegiatan produksi pertanian. Tabel 3. Rata-rata penggunaan tenaga kerja* (hko), perluasan garapan dan per hektar di daerah dengan dan tanpa peningkatan irigasi selama satu tahun 1985.
No Keadaan irigasi Rata-rata luas garapan ha. Rata-rata penggunaan tenaga kerja per luas garapan hko Rata-rata penggunaan tenaga kerja per hektar hko 1. DPI 0.36455 173.1156 474.8747 2. TPI 0.47332 136.0335 287.3998 Sumber data : hasil nalisis data primer. Keterangan : DPI : daerah dengan peningkatan irigasi TPI : daerah tanpa peningkatan irigasi. *) : penggunaan tenaga kerja dalam penelitian ini tidak termasuk tenaga kerja panen. Untuk mengetahui pengaruh peningkatan irigasi terhadap kesempatan kerja di pedesaan, dilakukan analisis statistik dengan uji beda nyata t test terhadap rata-rata jumlah tenaga kerja yang tercurah dalam kegiatan produksi pertanian secara langsung selama satu tahun di daerah dengan dan tanpa peningkatan irigasi. Dari tabel 3 dapat dilihat rata-rata penggunaan tenaga kerja per hektar dengan adanya peningkatan irigasi meningkat 187.475 hko atau 65.23 persen. Kenaikan jumlah tenaga kerja yang tercurah dalam kegiatan pertanian karena meningkatnya penggunaan input produksi, pergeseran jenis tanaman dan peningkatan intensitas tanam. Peningkatan jumlah tenaga kerja dapat dipenuhi dari tenaga kerja yang ada di desa, uniumnya berpendidikan rendah (SD), dan 80 persen tenaga kerja berasal dari tenaga luar (buruh tani) dengan sistem upah harian. Dari uji beda nyata t test rata-rata penggunaan tenaga kerja di daerah dengan dan tanpa peningkatan irigasi diperoleh hasil t hitung = 12.8969 lebih besar dari t tabel = 2.704 sehingga terdapat perbedaan yang sangat nyata pada tingkat satu persen, berarti peningkatan irigasi berpengaruh sangat nyata dalam meningkatkan jumlah tenaga kerja yang terserap dalam kegiatan pertanian, sehingga beipengamh nyata dalam meningkatkan kesempatan kerja di pedesaan. C. Pengaruh peningkatan irigasi terhadap peningkatan pendapatan dan distribusi pendapatan usaha. Peningkatan irigasi untuk menunjang intensifikasi pertanian, sehingga meningkatkan produksi sekaligus meningkatan pendapatan usaha tani. Pengertian pendapatan dalam penelitian ini pendapatan usaha tani merupakan selisih pendapatan kotor dengan biaya yang sungguhsungguh dikeluarkan petani. 1. Uji beda nyata t test pendapatan usaha tani. Adanya peningkatan irigasi berpengaruh terhadap penggunaan input, produksi dan pendapatan usaha tani. Rata-rata pendapatan usaha tani dengan dan tanpa peningkatan irigasi menunjukkan dengan peningkatan irigasi dapat meningkatan pendapatan usaha tani sebesar 1.539.600 rupiah atau 157.275 persen per hektar per tahun. Dengan uji beda nyata t test rata-rata pendapatan usaha tani per hektar per tahun pada daerah dengan dan tanpa peningkatan irigasi diperoleh hasil t hitung = 10.65 lebih besar dari t tabel pada tingkat satu persen = 2.704, berarti terdapat perbedaan sangat nyata, sehingga peningkatan irigasi berpengaruh sangat nyata dalam peningkatan pendapatan usaha tani. 2. Analisis distribusi pendapatan usaha tani berdasarkan Gini consentration ratio (Angka Gini) Pengukuran distribusi pendapatan dapat pula dilakukan dengan Gini consentration ratio (angka Gini). Tabel 4 : hasil pengelompokkan distribusi pendapatan usaha tani NO Tingkat Pendapatan DPI TPI 1 Terendah 20% 5.79 6.66 2 Rendah 20% 10.028 10.665 3 Sedang 20% 14.806 14.225 4 Tinggi 20% 21.549 22.87 5 Tertinggi 20% 47.82 45.576 Angka Gini 0.38248 0.3602 Sumber data : hasil analisis data primer. Dengan peningkatan irigasi menyebabkan distribusi pendapatan usaha tani semakin tidak merata, karena tanpa peningkatan irigasi angka Gini 0.3602,
dengan peningkatan irigasi angka Gini meningkat menjadi 0.38248. dilihat dari tingkat ketidak merataan distribusi pendapatan usaha tani, pada daerah dengan dan tanpa peningkatan irigasi masih termasuk dalam kategori tingkat ketimpangan rendah. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Peningkatan irigasi menjamin tersedianya air di petak sawah dan mendorong petani menanam padi-padipadi dalam satu tahun, disertai penggunaan input produksi total meningkat 88.9 persen, tenaga kerja meningkat 65 persen, sarana produksi meningkat 82,7 persen dan biaya lainlain meningkat 184 persen, yang berpengaruh terhadap produktivitas lahan dan penggunaan input termasuk optimal. 2. Peningkatan irigasi meningkatan kesempatan kerja di pedesaan, dalam arti jumlah tenaga kerja yang tercurah dalam kegiatan usaha tani meningkat 65,23 persen, hal ini merupakan peluang kesempatan kerja di bidang pertanian. Makin meningkatnya penggunaan tenaga kerja dalam kegiatan usaha tani selama satu tahun (65,23 persen) dan meningkatnya produktivitas tenaga kerja per hko (22,88 persen) merupakan petunjuk bahwa peningkatan irigasi berpengaruh nyata dalam meningkatan kesempatan kerja di pedesaan. 3. Peningkatan irigasi berpengaruh sangat nyata dalam meningkatkan pendapatan usaha tani sebesar 127,8 persen. Peningkatan pendapatan usaha tani dilihat distribusinya, terhadap tingkat ketidak merataan distribusi pendapatan, dengan peningkatan irigasi mengakibatkan tingkat ketidak merataan sedang, karena 40 persen petani yang berpenghasilan rendah hanya menikmati bagian pendapatan 15,82 persen.dari total pendapatan usaha tani. Daerah tanpa peningkatan irigasi tingkat ketidak merataan termasuk rendah, karena 40 persen petani berpenghasilan rendah menerima bagian pendapatan 17,325 persen dari total pendapatan usaha tani. Dengan angka Gini menunjukkan tanpa peningkatan irigasi angka Gini 0.36 dan dengan peningkatan irigasi angka Gini menjadi 0.383, berarti angka Gini meningkat, maka distribusi pendapatan usaha tani semakin tidak merata. B. Saran-Saran 1. Upaya peningkatan irigasi dengan pompanisasi air sungai untuk menunjang intensifikasi pertanian tanaman pangan dapat dilanjutkan dan ditingkatkan, karena tersedianya air irigasi sampai di petak sawah merupakan komponen utama terlaksananya intensifikasi pertanian. Perpaduan unsur air, lahan, sarana produksi, teknologi, ketrampilan dan kesediaan petani dalam usaha tani, memungkinkan pemanfaatan lahan secara optimal dengan menerapkan pola tanam yang menguntungkan. 2. Upaya pemanfaatan tenaga kerja di sektor pertanian sudah nyata banyak menyerap tenaga kerja di pedesaan yang berasal dari penganggur dan buruh tani. Upaya mengatasi makin meningkatnya angkatan kerja setiap tahun, perlu dilakukan usaha-usaha peningkatan ketrampilan tenaga kerja di sektor pertanian dan non pertanian seperti kerajinan, perdagangan, jasa dan lainnya yang masih terbuka kemungkinan kesempatan kerja. 3. Untuk mengurangi semakin timpangnya distribusi pendapatan perlu dilakukan usaha-usaha : mencegah terjadinya akumulasi tanah pada perorangan, mencegah pemecahan tanah 0,3 ha, konsolidasi tanah pertanian, memperbaiki aturan sewa tanah dan bagi hasil, meningkatan peran serta petani dalam pembangunan sehingga hasil pembangunan dapat segera memberi manfaat bagi sebagian besar petani guna meningkatkan pendapatan dan distribusi pendapatan semakin merata.
DAFTAR PUSTAKA Angoedi, Abdullah, 1984. Seiarah Irigasi di Indonesia, Komite Nasional Indonesia - International Commision on Irrigation and Drainage, Jakarta. Draper, NR, Smith, H, 1981. Applied Regression Analysis, John Wiley & Son Inc, New York. Fukuda, Tsutsui, 1973. Rice Irrigation in Japan, JICA.Rao, Roger Miller, 1972. Applied Econometrics, Prentice Hall New Delhi