BAB IV PENUTUP. Rais sebagai figur pemimpin, politikus, akademisi, tokoh Muhammadiyah,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB IV PENUTUP. diciptakan oleh kebudayaan sebagai sebuah imaji yang membentuk. bagaimana sosok laki-laki ideal seharusnya. Hasil konstruksi tersebut

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

JABAT TANGAN ANTARA PRIA DAN WANITA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki

BAB II GAMBARAN OBJEK PENELITIAN. A. Profil Novel Biografi Menapak Jejak Amien Rais Persembahan. Seorang Putri Untuk Ayah Tercinta

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya, setiap manusia diciptakan sebagai makhluk

PEREMPUAN DALAM BIROKRASI Hambatan Kepemimpinan Perempuan dalam Birokrasi Pemerintah Provinsi DIY

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER

BAB I PENDAHULUAN. Dalam realitas kehidupan, perbedaan peran sosial laki-laki dan perempuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Semantik merupakan ilmu tentang makna, dalam bahasa Inggris disebut meaning.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mengutip Laswell, dalam bukunya yang berjudul Manusia Komunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. adalah parameter pelaksanaan pemilu yang demokratis :

REVISI UNDANG-UNDANG PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kepemimpinan merupakan satu fungsi manajemen sumber daya manusia yaitu

Pemaknaan Karikatur Karya Wahyu Kokkang, Mengkritisi Kehidupan Sosial Masa Kini

I. PENDAHULUAN. dalam keluarga dibanding pria. Wanita di mana-mana mencurahkan tenaganya

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. struktur sosial dan sistemnya sendiri (Widianingsih, 2014). Di dalam rumah

BAB I PENDAHULUAN. dan terjadi peningkatan pada komunikasi antarbudaya (Sihabudin, 2013 : 2-3).

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG BADAN PENGELOLA DANA ABADI UMAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. berbagai cara untuk mencapai apa yang diinginkan. Menurut Pusat Pembinaan

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak

BAB I PENDAHULUAN. yang awam. Dengan novel, penulis dapat menyampaikan realitas-realitas. sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang yang dijalani pengarang. Faktor sosio-budaya, ideologi dan pembaca

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Artinya. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia. Organisasi yang berorientasi pada profit maupun

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki pasangan akan selalu saling melengkapi satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. keluarga dalam kehidupannya sehari hari.banyak masyarakat yang mencari

2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN

BAB IV KESIMPULAN. atau isu-isu yang sering terjadi dalam kehidupan perempuan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan. kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan

BAB IV ANALISA. Berdasarkan pembahasan pada bab II dan III, maka dapat diperoleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

NARASI MASKULINITAS DALAM NOVEL (Analisis Naratif Novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy)

2016 EKSISTENSI MAHASISWI D ALAM BERORGANISASI D I LINGKUNGAN FAKULTAS PEND ID IKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebebasan pers Indonesia ditandai dengan datangnya era reformasi dimulai

BAB V PENUTUP. kesetaraan gender dalam organisasi Muhammadiyah. Kedudukan ini terlihat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam

I. PENDAHULUAN. kelompok-kelompok perorangan dengan jumlah kecil yang tidak dominan dalam

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baik. Berbagai jenis pekerjaan dijalani untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA KISAH NABI YUSUF DALAM AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV KESIMPULAN. Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik

BAB IV MAKNA IDEAL AYAT DAN KONTEKSTUALISASINYA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Budiardjo dalam Dewi (2014: 1) menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan tentang wanita Jepang yang masih kuno dan tradisional masih

BAB IV KESIMPULAN. dalam menentukan dan membentuk konstruksi sosial, yaitu aturan-aturan dan batasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. pulau-pulau dan lebih kebudayaan, upaya menguraikan kondisi hubungan

BAB I PENDAHULUAN. realitas kehidupan sosial. Karya sastra pada umumnya bersifat dinamis, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah

1. Memiliki sifat pancasila sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa)

GENDER, PEMBANGUNAN DAN KEPEMIMPINAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan berapapun bantuan yang diberikan kepada negara-negara berkembang, pasti habis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Timbulnya anggapan bahwa kaum perempuan lebih lemah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini di karenakan tidak

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Citra tokoh..., Vidya Dwina Paramita, FIB UI, 2009

BAB IV. Refleksi Teologis

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media

PERGESERAN PERAN WANITA KETURUNAN ARAB DARI SEKTOR DOMESTIK KE SEKTOR PUBLIK

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ( Pada zaman orde baru pemerintah melarang

Kriteria Presiden Indonesia Dalam Pandangan Islam (576/M) Oleh : Zulkarnain Senin, 16 Juli :50

Sambutan Presiden RI pada Hari Anak Nasional, 23 Juli 2010 Jumat, 23 Juli 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Para Hadirin yang saya hormati, Pemimpin adalah orang yang diberi wewenang untuk mengelola organisasi dalam rangka mencapai tujuan tertentu, dan

MOH. ZAHIRUL ALIM. PARADIGMA BINTANG Refleksi Sosial Politik Mutakhir. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemimpin merupakan suatu hal yang penting dalam suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan mahkluk hidup yang tidak dapat hidup tanpa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Lantas, bagaimanakah mencari sosok-sosok pemimpin terbaik yang akan berkumpul. DPR, Para Pemimpin Terbaik Untuk Kemajuan Indonesia (322/S)

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan

Transkripsi:

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Novel biografi Menapak Jejak Amien Rais Persembahan Seorang Putri Untuk Ayah Tercinta mengisahkan perjalanan hidup seorang Amien Rais sebagai figur pemimpin, politikus, akademisi, tokoh Muhammadiyah, dan sosok ayah di mata anaknya. Hanum sebagai narator sekaligus tokoh yang ada dalam novel, membangun identitas diri Amien Rais sebagai sosok pemimpin yang ideal. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menguak bagaimana bentuk kepemimpinan yang dinarasikan dalam novel Menapak Jejak Amien Rais. Setelah melakukan analisis narasi pada bab III, peneliti menemukan narasi-narasi dominan dalam kepemimpinan Amien Rais sebagai pemimpin ideal, yang dapat dilihat dari konteks keluarga, agama, dan dunia politik. Ketiga hal tersebut merupakan refleksi kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya. Berikut kesimpulan dalam penelitian ini yang juga menjadi refleksi budaya masyarakat di Indonesia, yakni: 1. Pemimpin Ideal adalah Sosok Ayah yang Berhasil Memimpin Keluarga 143

Di negara Indonesia, keluarga adalah institusi sosial yang paling dasar dalam kehidupan masyarakat. Bangsa Indonesia masih menganggap keluarga merupakan organisasi terkecil yang mampu mengontrol dan menjaga seorang individu di sektor publik. Konsep keluarga Indonesia dari dulu hingga kini yakni, seorang pemimpin keluarga harus diketuai oleh laki-laki. Peran laki-laki di keluarga berhak membuat dan menentukan setiap kebijakan untuk anak, istri, maupun saudaranya. Seperti halnya yang dinarasikan oleh Hanum sebagai penulis novel Menapak Jejak Amien Rais, suami berperan sebagai kepala keluarga yang memiliki wewenang dalam membuat keputusan, walaupun hal tersebut tidak selalu diinginkan oleh istri dan anak-anaknya. Laki-laki memiliki kekuasaan dalam menentukan apa yang diinginkan oleh dirinya, namun perempuan masih jauh terbelakang. Karena harus selalu patuh dan mengikuti setiap keputusan yang dibuat oleh suami, sebagai bentuk bakti seorang istri kepada suami. Hal tersebut dapat menimbulkan ketidak-adilan pada kaum perempuan. Seharusnya hal tersebut berjalan seiringan, dan sesuai dengan keinginan maupun kebijakan masing-masing setiap individu. Dalam narasinya, Hanum juga menggambarkan bahwa seorang pemimpin harus dapat menjaga dirinya dengan cara membangun keluarga, karena dengan berkeluarga pemimpin akan dapat jauh dari fitnah dan godaan yang dapat menggoyahkan keimanan seorang pemimpin. Hal tersebut juga merupakan refleksi dari kehidupan sosial, yang menganggap pemimpin yang ideal adalah 144

pemimpin yang dapat menjadi pemimpin keluarga yang baik, dalam artian sosok ayah (suami). 2. Dunia Politik adalah Wilayah Laki-laki Dalam setiap narasinya, Hanum selalu menonjolkan professional mastery seorang Amien Rais di dunia politik. Begitupun yang dapat dimaknai oleh peneliti, bahwa dalam novel ini dunia politik / wilayah publik milik laki-laki. Kaum laki-laki memiliki kekuasaan dan kebebasan untuk berkecimpung di dunia politik, seperti halnya di Indonesia, perempuan hanya menjadi kaum minoritas baik di lembaga legislatif maupun eksekutif. Narasi ini dianggap penting oleh Hanum sebagai penulis yang mengkonstruksikan pemimpin ideal dalam novel. Terbukti dalam narasinya, Hanum selalu menggambarkan Amien Rais, Hanafi, Mumtaz, Drajad Wibowo, SBY, dan Soeharto sebagai lakilaki yang menduduki wilayah politik. Sementara perempuan dalam novel ini hanya diwakili oleh Megawati, yang juga diceritakan sebagai pemimpin yang hanya menggantikan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Hal ini merupakan refleksi kehidupan politik, yang menganggap perempuan adalah kaum minoritas dan masih dianggap tidak layak dijadikan pemimpin. Politik kerap kali diibaratkan sebagai dunia yang keras, penuh tantangan, dan ambisi seperti halnya yang dikonstruksikan sebagai sifat laki-laki pada umumnya. Hal ini berlainan pada diri perempuan yang selalu dikategorikan dan dipandang sebagai makhluk yang lemah, tidak berambisi, dan tidak menyukai tantangan. 145

3. Pemimpin Ideal Versi Media di Indonesia Di tahun 2000an, media massa di Indonesia kerap mengangkat unsur-unsur religi, khususnya Islam sebagai konten-konten yang dihadirkan kepada khalayak. Dengan isi pesan media yang bermuatan nilai-nilai islam, mampu menarik konsumen / khalayak dalam media. Islam tidak hanya dijadikan sebagai suatu kepercayaan / agama oleh masyarakat, tetapi juga menjadi budaya yang mendasar dalam kehidupan masyarakat. Seperti halnya seorang public figure, tidak akan mendapatkan tempat (tidak dipilih) oleh masyarakat, jika bukan beragama Islam. Sejak era kemerdekaan hingga reformasi Indonesia selalu dipimpin oleh tokoh yang beragama Islam. Hal ini menjadi penting, karena walaupun Indonesia bukan negara Islam seperti Arab Saudi atau Pakistan, tetapi penduduk Indonesia mayoritas menganut ajaran Islam. Dari analisis narasi dalam novel Menapak Jejak Amien Rais Persembahan Seorang Putri Untuk Ayah Tercinta, peneliti dapat melihat bahwa dalam setiap narasinya Hanum menceritakan Amien Rais sebagai sosok pemimpin yang alim dan menjadi pemimpin ideal, karena menganut agama Islam. Tidak hanya itu, Amien Rais juga berulang kali dikisahkan sebagai pemimpin Muhammadiyah yang selalu aktif dalam berdakwah dan mengajarkan Islam ke seluruh Indonesia. Narasi tersebut menjadi penting, karena dapat merefleksikan budaya Indonesia yang kerap memilih 146

pemimpin yang menganut ajaran Islam. Sehingga, Hanum sebagai penulis dapat mengkonstruksikan bahwa sosok ayahnya tersebut merupakan pemimpin ideal dan seharusnya dipilih oleh rakyat, karena memiliki sifatsifat Siddiq (benar), Amanah (dapat dipercaya), Tabligh (menyampaikan), dan Fatonah (cerdas), seperti karakter pemimpin ideal dalam ajaran Islam. Hanum juga menarasikan ke-aliman seorang Amien yang selalu menjalankan puasa Daudnya. Dapat dilihat, agama dalam media tidak lagi dijadikan sebagai bentuk ibadah seorang Individu kepada Yang Maha Kuasa, tetapi lebih diperlihatkan sebagai nilai jual seorang tokoh, agar dicitrakan positif melalui media massa kepada khalayaknya. B. Saran Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai bagaimana gambaran kepemimpinan yang ideal dalam novel Menapak Jejak Amien Rais Persembahan Seorang Putri Untuk Ayah tercinta. Namun, pembaca juga dapat memaknai dengan cara yang berbeda nilai-nilai kepemimpinan yang ada dalam novel tersebut. Peneliti berharap, khalayak dapat lebih selektif dengan konten-konten yang dihadirkan dalam media. Dengan penelitian ini, peneliti juga berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terlebih perempuan yang selalu menganggap, bahwa kaum perempuan tidak bisa menjadi pemimpin atau memiliki posisi yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Masih banyak masyarakat yang merasa bahwa perempuan memiliki tanggung jawab di 147

wilayah domestik dan tidak pantas menjadi pemimpin, karena perempuan memiliki sifat yang lemah, tidak berambisi, dan takut akan tantangan. Padahal semua hal tersebut hanyalah konstruksi jender yang ditanamkan oleh manusia dari dulu hingga kini dan mem-budaya dalam kehidupan masing-masing setiap individu. Begitupun media massa yang selalu menempatkan perempuan sebagai makhluk yang lemah dan tidak berpotensi menjadi pemimpin umat yang luas. Di ranah akademis, peneliti mengharapkan penelitian ini mampu menambah pengetahuan dan wawasan khususnya dalam kajian Ilmu Komunikasi. Peneliti juga menyarankan agar novel Menapak Jejak Amien Rais Persembahan Seorang Putri Untuk Ayah Tercinta ini dapat dianalisis dengan metode penelitian yang lain bagi peneliti selanjutnya, seperti halnya dengan menggunakan metode reception analysis (analisis penerimaan khalayak), dengan metode tersebut peneliti selanjutnya dapat melihat bagaimana khalayak memaknai dan menerima isi pesan yang dihadirkan oleh media/novel, yang pastinya akan menemukan pengkategorian khalayak yang berbeda dalam melihat novel tersebut. Begitupun harapan peneliti dengan adanya penelitian selanjutnya, agar dapat mengoreksi dan menyempurnakan penelitian ini, serta lebih kritis memandang fenomena kepemimpinan ideal yang dikontruksikan oleh penulis novel. 148