R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981

dokumen-dokumen yang mirip
R-90 REKOMENDASI PENGUPAHAN SETARA, 1951

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958

R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

K 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997

K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000

K 173 KONVENSI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992

R-180 REKOMENDASI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992

K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA

K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949

K144 KONSULTASI TRIPARTIT UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN STANDAR-STANDAR KETENAGAKERJAAN INTERNASIONAL

K19 PERLAKUKAN YANG SAMA BAGI PEKERJA NASIONAL DAN ASING DALAM HAL TUNJANGAN KECELAKAAN KERJA

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

K27 PEMBERIAN TANDA BERAT PADA BARANG-BARANG BESAR YANG DIANGKUT DENGAN KAPAL

K88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA

K122 Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja

K98 BERLAKUNYA DASAR-DASAR DARI HAK UNTUK BERORGANISASI DAN UNTUK BERUNDING BERSAMA

K87 KEBEBASAN BERSERIKAT DAN PERLINDUNGAN HAK UNTUK BERORGANISASI

K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA

K187. Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

K45 KERJA WANITA DALAM SEGALA MACAM TAMBANG DIBAWAH TANAH

K138 USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA

K81 PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

K150 Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi

K181 Konvensi tentang Penyalur Tenaga Kerja Swasta

K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177)

R197 REKOMENDASI MENGENAI KERANGKA PROMOTIONAL UNTUK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

K69 SERTIFIKASI BAGI JURU MASAK DI KAPAL

K120 HYGIENE DALAM PERNIAGAAN DAN KANTOR-KANTOR

K106 ISTIRAHAT MINGGUAN DALAM PERDAGANGAN DAN KANTOR- KANTOR

R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA

K29 KERJA PAKSA ATAU WAJIB KERJA

R184 Rekomendasi Kerja Rumahan, 1996 (No. 184)

K156 Konvensi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga, 1981

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

K89 Konvensi tentang Kerja Malam bagi Wanita yang dipekerjakan di Industri. (Hasil Revisi tahun 1948)

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial

KONVENSI-KONVENSI ILO TENTANG KESETARAAN GENDER DI DUNIA KERJA

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

K102. Konvensi ILO No. 102 Tahun 1952 mengenai (Standar Minimal) Jaminan Sosial

Konvensi 183 Tahun 2000 KONVENSI TENTANG REVISI TERHADAP KONVENSI TENTANG PERLINDUNGAN MATERNITAS (REVISI), 1952

K103 Konvensi tentang Perlindungan Wanita Hamil (Disempurnakan tahun 1952)

KONVENSI NOMOR 81 MENGENAI PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

K102. Konvensi ILO No. 102 Tahun 1952 mengenai (Standar Minimal) Jaminan Sosial

Kesetaraan gender di tempat kerja: Persoalan dan strategi penting

4. Metoda penerapan Konvensi No.111

Sekilas tentang Konvensi No. 189 dan Rekomendasi No Catatan konsep

Konvensi ILO No. 189 & Rekomendasi No. 201

Pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan. Pekerja rumah tangga, seperti juga pekerja-pekerja lainya, berhak atas kerja layak.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

K171 Konvensi Kerja Malam, 1990

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG

K185 PERUBAHAN DOKUMEN IDENTITAS PELAUT, 2003

K188 PEKERJAAN DALAM PENANGKAPAN IKAN

KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA 1

Standar Perburuhan Internasional yang mendukung kebebasan berserikat, dialog sosial tripartit, perundingan bersama dan SDG

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA. Ditetapkan oleh Resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI)

K131. Konvensi Penetapan Upah Minimum, 1970

Annex 1: Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya

K176. Tahun 1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan di Tambang

R121. Rekomendasi Jaminan Kecelakaan Kerja, 1964 (No. 121)

KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI

Kode Etik Pemasok. Pendahuluan

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

KOMENTAR UMUM NO. 2 TINDAKAN-TINDAKAN BANTUAN TEKNIS INTERNASIONAL Komite Hak Ekonomi, Sosial, Dan Budaya PBB HRI/GEN/1/Rev.

Standar Ketenagakerjaan Internasional tentang Kesetaraan dan Non Diskriminasi

Pedoman Perilaku BSCI 1

KONVENSI MENGENAI PENERAPAN PRINSIP PRINSIP HAK UNTUK BERORGANISASI DAN BERUNDING BERSAMA

PENYUSUNAN STANDAR INTERNASIONAL UNTUK PEKERJA RUMAH TANGGA. Organisasi Perburuhan Internasional

Konvensi tentang Penyalur Tenaga Kerja Swasta

KONVENSI KETENAKERJAAN INTERNASIONAL KONVENSI 182 MENGENAI PELARANGAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

KONVENSI NO. 138 MENGENAI USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA

1. Asal muasal dan standar

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

KONVENSI MENGENAI DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

Mengenal Konvensi PBB 1990 tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya

Perdamaian yang universal dan abadi hanya dapat diwujudkan bila didasari pada keadilan sosial. Konstitusi ILO, 1919

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH

Kerja layak bagi pekerja rumah tangga

MULAI BERLAKU : 3 September 1981, sesuai dengan Pasal 27 (1)

BAB II PENGATURAN PEKERJA RUMAHANMENURUT KONVENSI ILO N A. Konvensi Sebagai Produk ILO dan daya Ikatnya Bagi Negara-negara

KETAHUI HAKMU BERDASARKAN KONVENSI ILO BARU MENGENAI PEKERJA RUMAH TANGGA TUNTUT HAKMU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

K155 Konvensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, 1981

Kerangka Analisis untuk Mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan Kewajiban Pemenuhan Hak-hak Asasi Manusia untuk di Indonesia

Discrimination and Equality of Employment

K169. Konvensi Masyarakat Hukum Adat, 1989

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. feminisme yang berkembang mulai abad ke-18 telah menjadi salah satu penanda

Menilai Pekerjaan Layak di Indonesia

Perlindungan sosial untuk pekerja migran di ASEAN. Celine Peyron Bista Kantor Regional ILO untuk Asia dan Pasifik Jakarta, 29 September 2016

K159 Konvensi Rehabilitasi Vokasional dan Lapangan Kerja (Difabel), 1990

R199 PEKERJAAN DALAM PENANGKAPAN IKAN

Transkripsi:

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981

2 R-165 Rekomendasi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga, 1981

Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan produktif dalam kondisi yang merdeka, setara, aman, bermartabat. Tujuan-tujuan utama ILO ialah mempromosikan hak-hak kerja, memperluas kesempatan kerja yang layak, meningkatkan perlindungan sosial, dan memperkuat dialog dalam menangani berbagai masalah terkait dengan dunia kerja. Organisasi ini memiliki 183 negara anggota dan bersifat unik di antara badan-badan PBB lainnya karena struktur tripartit yang dimilikinya menempatkan pemerintah, organisasi pengusaha dan serikat pekerja/buruh pada posisi yang setara dalam menentukan program dan proses pengambilan kebijakan. Standar-standar ILO berbentuk Konvensi dan Rekomendasi ketenagakerjaan internasional. Konvensi ILO merupakan perjanjian-perjanjian internasional, tunduk pada ratifikasi negara-negara anggota. Rekomendasi tidak bersifat mengikat kerapkali membahas masalah yang sama dengan Konvensi yang memberikan pola pedoman bagi kebijakan dan tindakan nasional. Hingga akhir 2009, ILO telah mengadopsi 188 Konvensi dan 199 Rekomendasi yang meliputi beragam subyek: kebebasan berserikat dan perundingan bersama, kesetaraan perlakuan dan kesempatan, penghapusan kerja paksa dan pekerja anak, promosi ketenagakerjaan dan pelatihan kerja, jaminan sosial, kondisi kerja, administrasi dan pengawasan ketenagakerjaan, pencegahan kecelakaan kerja, perlindungan kehamilan dan perlindungan terhadap pekerja migran serta kategori pekerja lainnya seperti para pelaut, perawat dan pekerja perkebunan. Lebih dari 7.300 ratifikasi Konvensi-konvensi ini telah terdaftar. Standar ketenagakerjaan internasional memainkan peranan penting dalam penyusunan peraturan, kebijakan dan keputusan nasional. 3

4 R-165 Rekomendasi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga, 1981

R-165 Rekomendasi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga, 1981 Rekomendasi tentang Kesempatan setara dan Perlakuan setara untuk Pekerja Laki-laki dan Perempuan: Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga Rekomendasi: R165 Tempat: Jenewa Sesi Konferensi: 67 Tanggal adopsi = 23:06:1981 Klasifikasi Subyek: Kesetaraan Kesempatan dan Perlakuan Klasifikasi Subyek: Perempuan Subyek: Kesetaraan Kesempatan dan Perlakuan Menampilkan dokumen dalam: Bahasa Spanyol Bahasa Prancis Status: Instrumen up-to-date Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional, Setelah diadakan sidang di Jenewa oleh Badan Pimpinan Kantor Perburuhan Internasional dan setelah bertemu dalam sesinya yang Keenam puluh tujuh pada tanggal 3 Juni 1981, dan Memperhatikan Deklarasi Philadelphia tentang Maksud dan Tujuan Organisasi Perburuhan Internasional yang mengakui bahwa semua manusia, tanpa memandang ras, keyakinan atau jenis kelamin, memiliki hak untuk mengejar kesejahteraan material mereka dan perkembangan spiritual mereka dalam kondisi kebebasan dan bermartabat, keamanan ekonomi dan kesempatan yang setara, dan Memperhatikan ketentuan-ketentuan Deklarasi tentang Kesetaraan Kesempatan dan Perlakuan bagi Pekerja Perempuan dan resolusi mengenai rencana aksi dengan maksud untuk mempromosikan kesetaraan kesempatan dan perlakuan bagi pekerja perempuan, yang diadopsi oleh Konferensi Perburuhan Internasional pada tahun 1975, dan 5

R-165 Rekomendasi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga, 1981 Memperhatikan ketentuan-ketentuan Konvensi-konvensi dan Rekomendasi-rekomendasi ketenagakerjaan internasional yang bertujuan untuk memastikan kesetaraan kesempatan dan perlakuan bagi pekerja laki-laki dan perempuan, yaitu Konvensi dan Rekomendasi Pengupahan Setara, 1951, Konvensi dan Rekomendasi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 1958, dan Bagian VIII Rekomendasi Pengembangan Sumber Daya Manusia, 1975, dan Mengingat bahwa Konvensi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 1958, tidak secara tegas mencakup pembedaan yang dibuat atas dasar tanggung jawab keluarga, dan mengingat bahwa standar-standar tambahan diperlukan dalam hal ini, dan Memperhatikan ketentuan-ketentuan Rekomendasi Pekerjaan (Perempuan dengan Tanggung Jawab Keluarga), 1965, dan mempertimbangkan perubahan-perubahan yang telah terjadi sejak pengadopsiannya, dan Memperhatikan bahwa instrumen-instrumen tentang kesetaraan kesempatan dan perlakuan bagi laki-laki dan perempuan juga telah diadopsi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan badan-badan khusus lainnya, dan mengingat, khususnya, paragraf keempat belas Pembukaan Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan, 1979, yang menyatakan bahwa Negara-negara Peratifikasi menyadari bahwa suatu perubahan dalam peran tradisional laki-laki serta peran tradisional perempuan di dalam masyarakat dan di dalam keluarga diperlukan untuk mencapai kesetaraan penuh antara laki-laki dan perempuan, dan Menyadari bahwa masalah pekerja dengan tanggung jawab keluarga merupakan aspek dari isu-isu yang lebih luas berkenaan dengan keluarga dan masyarakat yang harus dipertimbangkan di dalam kebijakan nasional, dan Mengakui perlunya menciptakan kesetaraan kesempatan dan perlakuan yang efektif antara pekerja laki-laki dan perempuan dengan tanggung jawab keluarga dan antara pekerja semacam itu dan pekerja lainnya, dan Mengingat bahwa banyak masalah yang dihadapi oleh semua pekerja menjadi semakin berat dalam kasus pekerja dengan tanggung jawab keluarga dan mengakui perlunya memperbaiki kondisi pekerja semacam itu baik dengan langkah-langkah yang merespon kebutuhan khusus mereka maupun dengan langkah-langkah yang dirancang untuk memperbaiki kondisi pekerja secara umum, dan Setelah memutuskan untuk mengadopsi usulan-usulan tertentu yang berkaitan dengan kesempatan yang sama dan perlakuan yang sama bagi pekerja laki-laki dan perempuan: pekerja dengan tanggung jawab keluarga, yang merupakan item kelima pada agenda sesi, dan Setelah menetapkan bahwa usulan-usulan ini akan berbentuk suatu Rekomendasi, mengadopsi pada hari ini tanggal dua puluh tiga Juni tahun 1981, Rekomendasi berikut, yang dapat disebut sebagai Rekomendasi Pekerja dengan Tanggungjawab Keluarga, 1981: 6

I. Definisi, Ruang Lingkup dan Sarana Pemberlakuan 1. (1) Rekomendasi ini berlaku untuk pekerja laki-laki dan perempuan yang memiliki tanggung jawab sehubungan dengan anak-anak yang menjadi tanggungan mereka, bila tanggung jawab tersebut membatasi kemungkinan mereka untuk mempersiapkan, memasuki, berpartisipasi atau maju dalam aktivitas ekonomi. (2) Ketentuan Rekomendasi ini juga harus diberlakukan pada pekerja laki-laki dan perempuan yang memiliki tanggung jawab sehubungan dengan anggota keluarga dekat mereka lainnya yang membutuhkan perawatan atau dukungan, bila tanggung jawab tersebut membatasi kemungkinan mereka untuk mempersiapkan, memasuki, berpartisipasi atau maju dalam aktivitas ekonomi. (3) Untuk tujuan Rekomendasi ini, istilah anak yang menjadi tanggungan dan anggota keluarga dekat yang membutuhkan perawatan atau dukungan berarti orang-orang yang didefinisikan demikian itu di masing-masing negara oleh salah satu sarana sebagaimana dimaksud pada paragraf 3 Rekomendasi ini. (4) Pekerja yang dicakup berdasarkan subparagraf (1) dan (2) Paragraf ini selanjutnya disebut sebagai pekerja dengan tanggung jawab keluarga. 2. Rekomendasi ini berlaku untuk semua cabang aktivitas ekonomi dan semua kategori pekerja. 3. Ketentuan Rekomendasi ini dapat diberlakukan dengan undang-undang atau peraturan, kesepakatan bersama, aturan kerja, putusan arbitrase, putusan pengadilan atau kombinasi dari metode-metode ini, atau dengan cara lain yang sesuai dengan praktik nasional yang mungkin sesuai, dengan mempertimbangkan kondisi nasional. 4. Ketentuan Rekomendasi ini dapat diberlakukan secara bertahap jika perlu, dengan mempertimbangkan kondisi nasional: Dengan syarat langkah-langkah pemberlakuan sebagaimana yang diambil bagaimanapun juga harus diberlakukan untuk semua pekerja yang tercakup oleh Paragraf 1, subparagraph (1). 5. Organisasi pengusaha dan organisasi pekerja harus memiliki hak untuk berpartisipasi, dengan cara yang sesuai dengan kondisi dan praktik nasional, dalam merancang dan menerapkan langkah-langkah yang dirancang untuk memberlakukan ketentuan-ketentuan Rekomendasi ini. II. Kebijakan Nasional 6. Dengan tujuan untuk menciptakan kesetaraan kesempatan dan perlakuan yang efektif bagi pekerja laki-laki dan perempuan, setiap Anggota harus menjadikannya sebagai tujuan kebijakan nasional untuk memungkinkan orang-orang dengan tanggung jawab keluarga yang terlibat atau ingin terlibat dalam pekerjaan untuk menggunakan hak mereka tanpa menjadi sasaran diskriminasi dan, sejauh mungkin, tanpa konflik antara pekerjaan dan tanggung jawab keluarga mereka. 7. Dalam kerangka kebijakan nasional untuk mempromosikan kesetaraan kesempatan dan perlakuan bagi pekerja laki-laki dan perempuan, langkah-langkah harus diambil dan diterapkan dengan maksud untuk mencegah diskriminasi langsung atau tidak langsung atas dasar status perkawinan atau tanggung jawab keluarga. 8. (1) Untuk tujuan Paragraf 6 dan 7 di atas, kata diskriminasi berarti diskriminasi dalam pekerjaan 7

R-165 Rekomendasi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga, 1981 dan jabatan sebagaimana ditentukan oleh Pasal 1 dan 5 dari Konvensi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 1958. (2) Selama masa transisi langkah-langkah khusus yang bertujuan untuk mencapai kesetaraan efektif antara pekerja laki-laki dan perempuan tidak harus dianggap bersifat diskriminatif. 9. Dengan tujuan untuk menciptakan kesetaraan kesempatan dan perlakuan yang efektif bagi pekerja laki-laki dan perempuan, seluruh langkah yang sesuai dengan kondisi dan kemungkinan nasional harus diambil (a) untuk memungkinkan pekerja dengan tanggung jawab keluarga menggunakan hak mereka atas pelatihan kerja dan bebas memilih pekerjaan; (b) untuk mempertimbangkan kebutuhan mereka dalam syarat dan ketentuan kerja dan dalam jaminan sosial, dan (c) untuk mengembangkan atau mempromosikan layanan pengasuhan anak, keluarga dan pelayanan masyarakat lainnya, publik atau swasta, yang menanggapi kebutuhan mereka. 10. Otoritas dan badan-badan yang berwenang di setiap negara harus mengambil langkah yang tepat untuk mempromosikan informasi dan pendidikan yang menimbulkan pemahaman publik yang lebih luas tentang prinsip kesetaraan kesempatan dan perlakuan bagi pekerja laki-laki dan perempuan dan tentang masalah pekerja dengan tanggung jawab keluarga, serta iklim pendapat yang kondusif untuk mengatasi masalah ini. 11. Otoritas dan badan-badan yang berwenang di setiap negara harus mengambil langkah yang tepat (a) untuk melakukan atau mempromosikan penelitian yang mungkin diperlukan dalam berbagai aspek pekerjaan pekerja dengan tanggung jawab keluarga dengan tujuan untuk memberikan informasi obyektif yang kebijakan dan langkah yang tepat dapat didasarkan padanya; dan (b) untuk mempromosikan pendidikan yang akan mendorong pembagian tanggung jawab keluarga antara laki-laki dan perempuan dan memungkinkan pekerja dengan tanggung jawab keluarga mampu memenuhi tanggung jawab pekerjaan dan tanggung jawab keluarga mereka dengan lebih baik. III. Pelatihan dan Lapangan Kerja 12. Semua langkah yang sesuai dengan kondisi dan kemungkinan nasional harus diambil untuk memungkinkan pekerja dengan tanggung jawab keluarga untuk menjadi dan tetap terintegrasi di dalam angkatan kerja, serta untuk masuk kembali ke angkatan kerja setelah ketidakhadiran karena tanggung jawab tersebut. 13. Sesuai dengan kebijakan dan praktik nasional, fasilitas pelatihan kerja dan, bila memungkinkan, pengaturan cuti pendidikan berbayar menggunakan fasilitas semacam itu harus dibuat tersedia bagi pekerja dengan tanggung jawab keluarga. 14. Layanan yang dianggap perlu untuk memungkinkan pekerja dengan tanggung jawab keluarga untuk masuk atau masuk kembali ke pekerjaan harus tersedia, dalam kerangka pelayanan yang ada untuk semua pekerja atau, bila tidak ada, sejalan dengan kondisi nasional; layanan tersebut harus mencakup, bebas biaya bagi pekerja, layanan bimbingan kerja, konseling, informasi dan 8

penempatan yang dikelola oleh personel yang dilatih dengan tepat dan mampu merespon secara memadai kebutuhan khusus pekerja dengan tanggung jawab keluarga. 15. Pekerja dengan tanggung jawab keluarga harus menikmati kesetaraan kesempatan dan perlakuan dengan pekerja lain terkait dengan persiapan untuk pekerjaan, akses ke pekerjaan, kemajuan dalam pekerjaan dan jaminan bekerja. 16. Status perkawinan, keluarga situasi atau tanggung jawab keluarga tidak boleh, dengan demikian, menjadi alasan yang sah untuk penolakan atau pemutusan hubungan kerja. IV. Syarat dan Ketentuan Pekerjaan 17. Semua langkah yang sesuai dengan kondisi dan kemungkinan nasional dan dengan kepentingan sah para pekerja lain harus diambil untuk memastikan bahwa syarat dan ketentuan kerja adalah sedemikian rupa untuk memungkinkan pekerja dengan tanggung jawab keluarga merekonsiliasikan tanggung jawab pekerjaan dan tanggung jawab keluarga mereka. 18. Perhatian khusus harus diberikan kepada langkah-langkah umum untuk meningkatkan kondisi kerja dan kualitas kehidupan kerja, termasuk langkah-langkah yang bertujuan untuk (a) pengurangan secara bertahap jam kerja harian dan pengurangan lembur, dan (b) pengaturan yang lebih fleksibel berkenaan dengan jadwal kerja, waktu istirahat dan Hari libur, dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan kebutuhan khusus negara dan berbagai sektor aktivitas. 19. Bila memungkinkan dan sesuai, kebutuhan khusus pekerja, termasuk kebutuhan yang timbul dari tanggung jawab keluarga, harus dipertimbangkan dalam pengaturan pekerjaan bergilir dan tugas untuk pekerjaan malam hari. 20. tanggung jawab keluarga dan pertimbangan-pertimbangan seperti tempat kerja pasangan dan kemungkinan mendidik anak harus dipertimbangkan saat memindahkan pekerja dari satu tempat ke tempat lain. 21. (1) Dengan tujuan untuk melindungi pekerja paruh waktu, pekerja temporer dan pekerja rumahan, yang banyak diantaranya memiliki tanggung jawab keluarga, syarat dan ketentuan pelaksanaan jenis-jenis pekerjaan ini harus diatur dan diawasi secara memadai. (2) Syarat dan ketentuan kerja, termasuk cakupan jaminan sosial, pekerja paruh waktu dan pekerja temporer harus, sejauh mungkin, setara dengan pekerja penuh waktu dan pekerja tetap; dalam kasus-kasus yang sesuai, hak mereka mungkin dihitung secara sama. (3) pekerja paruh waktu harus diberi pilihan untuk mendapatkan atau kembali ke pekerjaan penuh waktu ketika ada lowongan dan ketika keadaan yang menentukan tugas untuk pekerjaan paruh waktu tidak lagi ada. 22. (1) salah satu orang tua harus memiliki kemungkinan, dalam jangka waktu segera setelah cuti melahirkan, untuk memperoleh cuti (cuti pengasuhan anak), tanpa melepaskan pekerjaan dan dengan hak-hak yang didapatkan dari pekerjaan tetap terjaga. (2) Lamanya jangka waktu setelah cuti melahirkan dan durasi dan kondisi cuti sebagaimana dimaksud di subparagraf (1) Paragraf ini harus ditentukan di masing-masing negara oleh salah satu sarana yang disebutkan di Paragraf 3 Rekomendasi ini. 9

R-165 Rekomendasi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga, 1981 (3) cuti sebagaimana dimaksud dalam subparagraf (1) Paragraf ini dapat diperkenalkan secara bertahap. 23. (1) harus dimungkinkan bagi seorang pekerja, laki-laki atau perempuan, dengan tanggung jawab keluarga terkait dengan anak yang menjadi tanggungan untuk mendapatkan cuti dalam kasus sakitnya anak tersebut. (2) Harus dimungkinkan bagi pekerja dengan tanggung jawab keluarga untuk mendapatkan cuti dalam kasus sakitnya anggota lain dari keluarga dekat sang pekerja yang membutuhkan perawatan atau dukungan pekerja tersebut. (3) Durasi dan kondisi cuti sebagaimana dimaksud di subparagraf (1) dan (2) Paragraf ini harus ditentukan di masing-masing negara oleh salah satu sarana yang disebutkan di Paragraf 3 Rekomendasi ini. V. Layanan dan Fasilitas Pengasuhan Anak dan Keluarga 24. Dengan tujuan untuk menentukan ruang lingkup dan karakter layanan dan fasilitas pengasuhan anak dan keluarga yang diperlukan untuk membantu pekerja dengan tanggung jawab keluarga untuk memenuhi tanggung jawab pekerjaan dan tanggung jawab keluarga mereka, otoritas berwenang, dengan bekerjasama dengan organisasi publik dan swasta terkait, terutama organisasi pengusaha dan organisasi pekerja, dan dalam lingkup sumber daya mereka untuk mengumpulkan informasi, harus mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu dan tepat (a) untuk mengumpulkan dan mempublikasikan statistik yang memadai tentang jumlah pekerja dengan tanggung jawab keluarga yang terlibat dalam atau sedang mencari pekerjaan dan tentang jumlah dan usia anak-anak mereka dan tanggungan-tanggungan lain yang membutuhkan perawatan; dan (b) untuk memastikan, melalui survei sistematis yang dilakukan terutama sekali di masyarakat lokal, kebutuhan dan preferensi untuk layanan dan fasilitas pengasuhan anak dan keluarga. 25. Otoritas berwenang harus, dengan bekerjasama dengan organisasi publik dan swasta terkait, mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjamin bahwa layanan dan fasilitas pengasuhan anak dan keluarga memenuhi kebutuhan dan preferensi yang telah teruangkap; untuk tujuan ini mereka harus, dengan mempertimbangkan keadaan dan kemungkinan nasional dan lokal, khususnya (a) mendorong dan memfasilitasi pembentukan, terutama di komunitas lokal, rencana untuk pembangunan sistematis layanan dan fasilitas pengasuhan anak dan keluarga, dan (b) mereka sendiri menyelenggarakan atau mendorong dan memfasilitasi penyediaan layanan dan fasilitas pengasuhan anak dan keluarga yang memadai dan sesuai, secara gratis atau dengan biaya yang wajar sesuai dengan kemampuan para pekerja untuk membayar, yang dikembangkan secara fleksibel dan memenuhi kebutuhan anak-anak dari berbagai usia, tanggungan-tanggungan lain yang membutuhkan perawatan dan pekerja dengan tanggung jawab keluarga. 26. (1) Semua jenis layanan dan fasilitas pengasuhan anak dan keluarga harus sesuai dengan standar yang diatur dan diawasi oleh otoritas berwenang. 10

(2) standar tersebut harus menentukan terutama persyaratan peralatan dan persyaratan kebersihan dan teknis layanan dan fasilitas yang disediakan dan jumlah dan kualifikasi staf. (3) Otoritas berwenang harus memberikan atau membantu untuk menjamin pemberian pelatihan yang memadai di berbagai tingkatan untuk personil yang dibutuhkan untuk menjadi staf layanan dan fasilitas pengasuhan anak dan keluarga. VI. Jaminan Sosial 27. Tunjangan jaminan sosial, keringanan pajak, atau langkah-langkah lain yang tepat sesuai dengan kebijakan nasional harus, bila dipandang perlu, tersedia untuk pekerja dengan tanggung jawab keluarga. 28. Selama cuti sebagaimana dimaksud pada Paragraf 22 dan 23, pekerja terkait dapat, sesuai dengan kondisi dan praktik nasional, dan dengan salah satu sarana yang disebutkan di Paragraf 3 Rekomendasi ini, dilindungi oleh jaminan sosial. 29. Seorang pekerja tidak boleh dikecualikan dari cakupan jaminan sosial dengan mengacu pada aktivitas kerja pasangannya dan hak atas tunjangan yang dihasilkan dari aktivitas itu. 30. (1) Tanggung jawab keluarga seorang pekerja harus menjadi elemen yang dipertimbangkan dalam menentukan apakah pekerjaan yang ditawarkan adalah sesuai dalam arti bahwa penolakan tawaran tersebut dapat mengakibatkan hilangnya atau dicabutnya tunjangan pengangguran. (2) Terutama, bila pekerjaan yang ditawarkan menyangkut perpindahan ke daerah lain, pertimbangan yang dipertimbangkan harus mencakup tempat kerja pasangan dan kemungkinan mendidik anak. 31. Dalam menerapkan Paragraf 27 hingga 30 Rekomendasi ini, Anggota yang perekonomiannya belum cukup berkembang bisa mempertimbangkan sumber daya nasional dan pengaturan jaminan sosial yang ada. VII. Bantuan dalam Pelaksanaan Tanggung Jawab Keluarga 32. Otoritas dan badan-badan berwenang di setiap negara harus mempromosikan tindakan publik dan swasta yang memungkinkan untuk meringankan beban yang berasal dari tanggung jawab keluarga para pekerja. 33. Semua langkah yang sesuai dengan kondisi dan kemungkinan nasional harus diambil untuk mengembangkan layanan bantuan di rumah dan perawatan di rumah yang diatur dan diawasi secara memadai dan yang dapat memberikan kepada pekerja dengan tanggung jawab keluarga, bila diperlukan, bantuan yang memenuhi syarat dengan biaya yang wajar sesuai dengan kemampuan mereka untuk membayar. 34. Karena banyak langkah yang dirancang untuk memperbaiki kondisi pekerja secara umum dapat memberi dampak positif pada kondisi pekerja dengan tanggung jawab keluarga, otoritas dan badan-badan berwenang di setiap negara harus mempromosikan tindakan publik dan swasta yang memungkinkan untuk membuat tersedianya layanan di masyarakat, misalnya transportasi umum, pasokan air dan energi di atau di dekat perumahan pekerja dan perumahan dengan tata letak yang hemat tenaga kerja, yang responsif terhadap kebutuhan para pekerja. 11

R-165 Rekomendasi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga, 1981 VIII. Dampak pada Rekomendasi yang Ada 35. Rekomendasi ini menggantikan Rekomendasi Pekerjaan (Perempuan dengan Tanggung Jawab Keluarga), 1965. Rujukan Silang Konvensi: C100 Konvensi Pengupahan Setara, 1951 Rekomendasi: R090 Rekomendasi Pengupahan Setara, 1951 Konvensi: C111 Konvensi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 1958 Rekomendasi: R111 Rekomendasi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 1958 Rekomendasi: R150 Rekomendasi Pengembangan Sumber Daya Manusia, 1975 Rekomendasi: R123 Rekomendasi Pekerjaan (Perempuan dengan Tanggung Jawab Keluarga), 1965 Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi Departemen Standar Perburuhan Internasional (NORMES) melalui email: infonorm@ilo.org Copyright 2006 Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) Penolakan: webinfo@ilo.org 12