BAB 1 PENDAHULUAN. Prestasi Indonesia terutama dalam mata pelajaran matematika, masih rendah. Banyak data yang menukung opini ini, seperti:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

I. PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Pendidikan juga merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nendi Rohaendi,2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. dan ilmu atau pengetahuan. Tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang mereka hadapi dalam sebuah teori common sense menyatakan bahwa,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan hidup, baik yang bersifat manual, mental maupun sosial. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya. Motivasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hani Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dosen Pembimbing I : Dra. Dinawati Trapsilasiwi, M.Pd Dosen Pembimbing II : Dr. Hobri, S.Pd., M.Pd

I. PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai berperan penting

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

Kata Kunci: Keaktifan, Model Pembelajaran Kontekstual Dengan Strategi TANDUR

BAB I PENDAHULUAN Bab I tentang Sistem Pendidikan Nasional: pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

kata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru.

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA PENDIDIKAN ANAK DINI USIA. Muh. Tawil, *)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

YUNICA ANGGRAENI A

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dengan menempuh perbaikan di bidang pendidikan. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu media untuk mendapatkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUALSISWA KELAS IV SDI RAI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Atik Sukmawati, 2013

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif.

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan usaha, pengaruh, terampil, bertanggung jawab, produktif dan berbudi pekerti luhur.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan bidang ilmu yang memiliki kedudukan penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi dari berbagai media massa, baik media cetak atau elektronika sering dikemukakan bahwa mutu

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga mempunyai peranan dalam berbagai disiplin ilmu lain,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan guru dalam mengembangkan kemampuan siswa SD khususnya. bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat diperlukan.

PENERAPAN CTL DENGAN METODE JARIMATIKA UNTUK PENYELESAIAN SOAL PERKALIAN DASAR DI SD NEGERI 1 NGERONG

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam KTSP, terdapat standar kompetensi yang menuntut siswa untuk

Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar Lampung. Abstrak. n 1 +n 2 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi ini, kemajuan dari suatu negara ditentukan dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pendidikan banyak sekali ilmu yang dapat digali untuk meningkatkan. SDM, salah satunya adalah ilmu matematika.

BAB II KAJIAN TEORITIS

I. PENDAHULUAN. sains siswa adalah Trends in International Mathematics Science Study

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1I KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)

Rosita Christina Haloho Guru Fisika SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan wadah mencerdaskan kehidupan bangsa sebab

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya. Hamalik (Jihad dan Haris, 2012: 15) mengatakan tujuan belajar adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTEKTUAL PADA MATERI PEMBELAJARAN ATURAN SINUS DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI MAN TASIKMALAYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab,

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Dengan Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Lisan dan Koneksi Matematis

PENGEMBANGAN STUDENT S WORKSHEET DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PELUANG UNTUK SISWA SMP KELAS IX BILINGUAL. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, perubahan

Menyiapkan Pendidik Yang Melek Hukum Terhadap Perlindungan Anak

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran di sekolah adalah interaksi guru dengan siswa dalam mempelajari suatu materi pelajaran yang telah tersusun dalam suatu kurikulum. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran para guru disamping menguasai bahan atau materi pelajaran perlu juga mengetahui bagaimana cara materi itu disampaikan dan bagaimana pula karakteristik siswa yang meneriama materi pelajaran tersebut. Namun kenyataannya mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Hal ini terlihat jelas dari berbagai pemberitaan di media massa baik media catak maupun elektronik sering dikemukakan mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Sampai saat ini persoalan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pada pelajaran Matematika Seperti dikemukakan oleh pakar matematika dalam (http://hita.student.umm.ac.id/2010/09/22/pakar matematikabicara-tentang-prestasi-pendidikan-matematika indonesia/) bahwa: Prestasi Indonesia terutama dalam mata pelajaran matematika, masih rendah. Banyak data yang menukung opini ini, seperti: Data UNESCO menunjukkan, peringkat matematika Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara. Sejauh ini, Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah. Hasil penelitian tim Programme of International Student Assessment (PISA) menunjukkan, Indonesia menempati peringkat ke-9 dari 41 negara pada kategori literatur matematika. Sementara itu, menurut penelitian Trends in International Mathematics and Science Study (TIMMS) yang sudah agak lawas yaitu tahun 1999, matematika Indonesia berada di peringkat ke-34 dari 38 negara (data UNESCO). Padahal kalau kita tilik lebih dalam lagi, berdasarkan penelitian yang juga dilakukan oleh TIMMS yang di publikasikan 26 Desember 2006, jumlah jam pengajaran matematika di Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan Malaysia 1

2 dan Singapura. Dalam satu tahun, siswa kelas 8 di Indonesia rata-rata mendapat 169 jam pelajaran matematika. Sementara di Malaysia hanya mendapat 120 jam dan Singapura 112 jam. Tapi kenyataannya, prestasi Indonesia berada jauh di bawah kedua negara tersebut. Prestasi matematika siswa Indonesia hanya menembus skor rata-rata 411. Sementara itu, Malaysia mencapai 508 dan Singapura 605 (400 = rendah, 475 = menengah, 550 = tinggi, dan 625 = tingkat lanjut). Artinya Waktu yang dihabiskan siswa Indonesia di sekolah tidak sebanding dengan prestasi yang diraih. Dari pernyataan pakar matematika di atas, Rendahnya hasil belajar matematika yang diperoleh siswa salah satunya disebabkan kurang efektifnya pembelajaran yang digunakan oleh guru seperti yang dilakukan oleh guru matematika SMP Muhammadiyah 58 Sukaramai ketika saya melakukan interview yaitu bagaimana proses belajar mengaja matematika, apakah masih bersifat teacher center? Proses belajar mengajar masih bersifat teacher center, karena siswa kelas VII masih terlalu dini Depdiknas (2003) menyebutkan, salah satu sebab rendahnya mutu lulusan adalah belum efektifnya proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang terlalu berorientasi pada guru (teacher oriented) cenderung mengabaikan hak-hak dan kebutuhan, serta pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, sehingga proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan, dan mencerdaskan saat ini masih belum optimal. Dari pernyataan diatas, salah satu aspek timbulnya kejenuhan pada diri siswa dan menyebabkan kegagalan guru dalam menyampaikan materi pelajaran adalah guru kurang menguasai metode-metode yang tepat dalam proses mengajar. Selain itu juga disebabkan berbagai hal termasuk didalamnya faktor yang terdapat didalam diri siswa seperti sikap dan minat siswa pada pelajaran matematika, dimana mereka beranggapan bahwa pelajaran matematika lebih sulit dan membosankan, sehingga siswa lebih dahulu merasa jenuh sebelum mempelajarinya.

3 Slameto (2003:64) dalam bukunya Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung dan tugas rumah Tidak tepatnya metode yang di gunakan guru dalam proses belajar mengajar di kelas mengakibatkan siswa sulit menangkap materi yang di sampaikan guru, sehingga banyak siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan guru disekolah tidak dapat mengerjakannya, sehingga yang terjadi siswa akan mencontek pada temannya. Menurut Buchori (2001) dalam Khabibah (2006:1) Bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk melihat bagaimana hasil belajar siswa disekolah pada materi pecahan, penulis melakukan interview terhadap guru matematika yang bernama Andi Syahputra di SMP Muhammadiyah 58 Sukaramai, pada tanggal 24 September 2012 bagaimana proses belajar mengajar matematika di kelas? Guru menjawab proses belajar mengajar di kelas masih bersifat teacher center dan penulis juga memberikan soal tes yang berkaitan dengan materi persamaan linier satu variabel satu variable kepada salah satu kelas VII yang berjumlah 35 siswa. Tes yang diberikan berupa tes berbentuk essay untuk melihat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika. Hasil tes yang dilakukan pada 35 siswa tersebut menunjukkan bahwa 1 siswa memiliki nilai > 65 dan 34 siswa memiliki nilai < 50. Dari hasil pekerjaan siswa diketahui bahwa siswa tidak dapat menyelesaikan masalah yang diberikan sehingga yang terjadi siswa tidak mengerti menyusun langkah awal penyelesaian seperti mengumpulkan informasi yang di peroleh dari masalah tersebut dan siswa kesulitan merencanakan penyelesaiannya sehingga salah atau tidak mampu mengerjakannya. Hanya 1 siswa yang tuntas

4 dalam menyelesaiakan tes sehingga dapat dikategorikan kemampuan siswa sangat rendah. Ada beberapa masalah yang dialami oleh siswa SMP Muhammadiyah 58 Sukaramai dalam mempelajari matematika khususnya pokok bahasan persamaan linier satu variabel satu variabel. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMP Muhammadiyah 58 Sukaramai yaitu pemahaman siswa terhadap konsep masih rendah dalam menyelesaian soal persamaan linier satu variabel satu variable, siswa juga masih suka menghapal rumus sehingga sulit untuk menyelesaikan soal matematika jika materi telah berlalu. Menyadari hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa baik dalam pemahaman dan penghapalan rumus sehingga siswa dapat memecahkan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari. Mengatasi permasalahan tersebut sangat cocok dengan menggunakan pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual. Diharapkan tujuan pembelajaran akan dapat di capai dengan menggunakan metode kontekstual, sesuai dengan standard keberhasilan yang ditetapkan. Model pembelajaran CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan membuat hubungan antara pengetahuan atau konsep yang telah dimiliki oleh siswa serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, maka siswa akan mudah memahami konsep. Dengan model pendekatan CTL maka siswa akan bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru semata. Strategi lebih di pentingkan daripada hasilnya. Sehingga pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh datang dari proses penemuan sendiri. Trianto (2008:10), mengatakan "Pendekatan kontextual (Contextual teaching and learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang di ajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

5 pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pendekatan kontekstual merupakan strategi yang dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna, tanpa harus mengubah kurikulum dan tatanan yang ada. Dengan siswa diajak bekerja dan mengalami, siswa akan mudah memahami konsep suatu materi dan nantinya diharapkan siswa dapat menggunakan daya nalarnya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Berdasarkan uraian diatas, bahwa kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa dan salah satu pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa adalah pendekatan kontekstual. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual Pada Materi Pokok Persamaan Linier Satu Variabel Kelas VII SMP Muhammadiyah 58 Sukaramai." 1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas, masalah-masalah yang dapat diidentifikasi antara lain: 1. Hasil belajar siswa SMP Muhammadiyah 58 Sukaramai pada materi pokok persamaan linier satu variabel masih rendah. 2. Guru kurang melibatkan siswa secara aktif selama kegiatan belaja mengajar. 3. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered) 4. Anggapan siswa bahwa pelajaran matematika itu sulit 1.3 Batasan Masalah Dalam peneliti ini, peneliti membatasi masalah hanya pada penggunaan pendekatan kontekstual pada materi pokok persamaan linier satu variabel di semester I kelas VII SMP Muhammadiyah 58 Sukaramai.

6 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identivikasi masalah dan pembatasan masalah maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah ada peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan penerapan pendekatan Kontekstual pada materi pokok persamaan linier satu variabel di kelas VII SMP Muhammadiyah 58 Sukaramai 2. Apakah dengan penerapan kontekstual dapat mencapai ketuntasan belajar siswa pada materi pokok persamaan linier satu variabel di kelas VII SMP Muhammadiyah 58 Sukaramai. 1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan pendekatan Kontekstual pada materi pokok persamaan linier satu variabel di kelas VII SMP Muhammadiyah 58 Sukaramai 2. Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada pokok bahasan persamaan linier satu variabel di kelas VII SMP Muhammadiyah 58 Sukaramai 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan yang berarti terhadap peningkatan kualitas pendidikan, terutama: 1. Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai model pembelajaran dalam membantu siswa meningkatkan hasil belajar matematika siswa. 2. Bagi siswa, melalui pendekatan Kontekstual diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam menyelesaikan permasalahan matematika dan dapat meningkatkan hasil belajar matematika.

7 3. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk bekal ilmu pengetahuan dalam mengajar matematika pada masa yang akan datang. 4. Bagi sekolah, bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat dalam peningkatan kualitas pengajaran, serta menjadi bahan pertimbangan atau bahan rujukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pelajaran matematika. 1.7 Defenisi Operasional Penelitian ini berjudul Upaya meningkatkan hail belajar matematika siswa dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada materi pokok persamaan linier satu variabel kelas VII SMP Muhammadiyah 58 Sukaramai. Istilah-istilah yang memerlukan penjelasan adalah sebagai berikut: 1. Pendekatan Kontekstual Pendekatan kontekstula adalah prosedur yang digunakan dalam membahas bahan pelajaran matematika yang memiliki komponen konstruktivisme (contruktivism), menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection) dan penilaian yang sebenarnya (authentic assessment). 2. Meningkat hasil belajar artinya ada peningkatan nilai rata-rata skor tes hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus selanjutnya. 3. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya dan merupakan hasil dari tindak belajar dan tindak mengajar