SUPERVISI KEPALA RUANGAN BERDASARKAN KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN

dokumen-dokumen yang mirip
FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

GAMBARAN KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RS TENTARA 2013

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN

Alfi Ari Fakhrur Rizal 1 ; Shofa Chasani 2 ; Bambang Edi Warsito 3 ABSTRAK

Indrawati Bahar (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PEMBIMBING KLINIK DALAM PENERAPAN NILAI-NILAI PROFESIONALISME MAHASISWA TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Z. (2010). Dasar-dasar Pendidikan Kesehatan Masyarakat dan Promosi

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR SKEMA... x

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

dalam bekerja, hal ini juga akan PENDAHULUAN Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. menyebabkan ketidakpuasan pasien dan Djamil Padang adalah rumah sakit Kelas

Ely Tjahjani STIKES William Booth Surabaya, Jl. Cimanuk No. 20 Surabaya,

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

Pengaruh Penerapan Supervisi Terhadap Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Lantai 2 IRNA GPS RSUP Fatmawati

HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA PEGAWAI

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEAMANAN PEMBERIAN TERAPI OBAT

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

UPAYA PENINGKATAN CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RS PERMATA MEDIKA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA

PENGEMBANGAN KARIER SEBAGAI FAKTOR PALING MEMENGARUHI KINERJA PERAWAT PELAKSANA

Tesis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Keperawatan

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RS JIH YOGYAKARTA ABSTRACT

OLEH : Arlis Ernawati NIM : ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PERAN KEPALA RUANG TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS. A JAKARTA

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENERAPAN HAND HYGIENE DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

The Relationship between Inpatient Expectations of Staff Responsiveness and Empathy with Inpatient Satisfaction at Wangaya District Hospital Denpasar

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG KOMUNIKASI KEPALA BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RS NUR HIDAYAH BANTUL

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

MOTIVASI DAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pendapat bagi warga negaranya, termasuk dalam masalah

A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan

SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA PERAWAT MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DILLA HERFINA*ERWIN**AGRINA***

PEMENUHAN HAK-HAK PASIEN DI SEBUAH RUMAH SAKIT DI JAKARTA

KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN

KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standar dan

PENINGKATAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA MELALUI KOMUNIKASI ORGANISASI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. besar menentukan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan sebagai

Tri Haryanti*Tri Ismu Pujianto**Ni Nyoman Adinatha ABSTRACT

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT PELAKSANA ABSTRAK

Analisis Pengaruh Manajemen Kepala Ruang terhadap Pencapaian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, identifikasi konseptual pernyataan riset dan variabel riset dan

DETERMINAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PASAR REBO, JAKARTA TIMUR, TAHUN 2014

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting.

HUBUNGAN PERENCANAAN KEPALA RUANGAN DENGANEFEKTIFITAS PEMBIMBINGAN MAHASISWA OLEH PEMBIMBING KLINIK DI RUANGAN PERAWATAN RSUP KANDOU MANADO TAHUN 2013

DAFTAR PUSTAKA. Bittel, L.R. (1987). Supervisory training development. California : Addison Wesley.

Relationship Between Nurse Knowledge, Attitude, Workloads with Medical Record Completion at the Emergency Unit, Sanglah Hospital, Denpasar

FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA: SUPERVISI, PENGHASILAN, DAN HUBUNGAN INTERPERSONAL MEMENGARUHI KINERJA PERAWAT PELAKSANA

HUBUNGAN KARATERISTIK PERAWAT DENGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROSES KEPERAWATAN DAN DIAGNOSIS NANDA

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT

ABSTRAK. (v+74 halaman, 1 bagan, 10 tabel, 10 lampiran)

DAFTAR PUSTAKA. perawat di Rumah Sakit Tingkat III Ambon. Jurnal AKK, 2 (I),

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN

HUBUNGAN SUPERVISI DAN MOTIVASI DENGAN PEMBERIAN CAIRAN INFUS SESUAI SPO OLEH PERAWAT PELAKSANA

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Berdasarkan beberapa teori dalam tinjauan pustaka sebelumnya yang

Mulyaningsih* *) Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Aisyiyah Surakarta ABSTRAK

I Wayan Labe*, Oktava Girsang**, Maykel Kiling**

PENINGKATKAN PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH SUPERVISOR MELALUI PENGAWASAN BIDANG KEPERAWATAN

HUBUNGAN FUNGSI SUPERVISI DAN KOMUNIKASI KEPALA RUANGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ROKAN HULU TAHUN 2014

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

Daftar Pustaka. Azwar, A. (1996). Pengantar administrasi kesehatan. Jakarta : Bumi Aksara

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

Evaluasi Pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) Di RSUD Djojonegoro, Temanggung

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Ali, Zaidin. (2010). Dasar-dasar dokumentasi keperawatan. Jakarta : EGC.

Kata kunci : motivasi, persepsi,supervisi dan dokumentasi, asuhan keperawatan

HUBUNGAN KOMPETENSI KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA (MPKP) DI INTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. M. HAULUSSY AMBON

HUBUNGAN MOTIVASI, KOMPETENSI DAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI TESIS

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

TESIS. Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit

PENINGKATAN SIKAP ETIS PERAWAT PELAKSANA TERHADAP KLIEN MELALUI PELAKSANAAN PERAN DECISIONAL KEPALA RUANG

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus selama 24 jam kepada pasien (Simamora, 2013). Pelayanan

ANALISIS HUBUNGAN FUNGSI MANAJERIAL KEPALA RUANGAN DENGAN KUALITAS DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan (Arwani, 2006). perawat merasa puas dalam bekerja (Aditama,2006).

PENGARUH MUTU PELAYANAN KIA TERHADAP KEPUASAN IBU BERSALIN SECARA NORMAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2016 TESIS.

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015 ABSTRACT

BAB VI HASIL PENELITIAN

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN METODE TIM

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan. Pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL. Pada bab ini diuraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian, dan definisi

Transkripsi:

PENELITIAN LEMBAR METODOLOGI SUPERVISI KEPALA RUANGAN BERDASARKAN KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN Rostiani Dewi*, Krisna Yetti**, Dian Ayubi*** Abstrak Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan hal penting karena pendekatan proses keperawatan menjadi kerangka akuntabilitas perawat profesional. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional bertujuan untuk mengetahui hubungan komunikasi dan supervisi kepala ruangan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan oleh perawat pelaksana di ruang rawat inap RS X Cianjur. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di 11 ruang rawat inap. Sampel 106 perawat pelaksana yang merupakan total populasi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan daftar tilik. Analisis statistik yang digunakan adalah regresi logistik model faktor risiko. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa perawat pelaksana rata-rata mempunyai persepsi kurang baik terhadap pelaksanaan komunikasi dan supervisi kepala ruangan dan didapatkan juga kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan oleh perawat pelaksana belum baik dengan cut of point 80%. Analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel komunikasi dan supervisi kepala ruangan berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan oleh perawat pelaksana (p< 0,05). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan adalah supervisi. Penelitian ini kiranya dapat dimanfaatkan oleh pimpinan dan bidang keperawatan RS X Cianjur untuk dapat meningkatkan kinerja kepala ruangan maupun perawat pelaksana dengan pengoptimalan kegiatan supervisi keperawatan di ruangan melalui upaya pendidikan dan pelatihan baik secara formal maupun non formal. Kata kunci: dokumentasi keperawatan, komunikasi, supervisi Abstract Nursing care documentation holds the accountability aspect of professional nursing practice. This quantitative-descriptive research attempted to recognize the relationship between head of nurse s communication and supervision with the completeness of nursing care documentation by staff nurse at Hospital X, Cianjur. The data was collected by using questionnaire and visitation list from 106 staff nurse that represented total population. The data was analyzed with the logistic regression of risk factor model. Univariate analysis result showed that staff nurse averagely had less positive perception toward the head of nurse s communication and supervision. It was also revealed the nursing care documentation which was lack of comprehensiveness with cut of point 80%. The result of bivariate analysis indicated the significance correlation of head of nurse s communication and supervision with the completion of nursing care documentation by staff nurse (p< 0,05). It was ultimately found that the completeness of nursing care documentation was mostly influenced by the head of nurse s supervision. Thus, it is recommended to strengthen the supervision process and ability of the head of nurse to enhance the nursing care documentation quality by both formal and non-formal continuing education. Key words: nursing documentation, communication, supervision PENDAHULUAN Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan salah satu bagian penting dari proses keperawatan. Dokumentasi ini adalah sesuatu yang tertulis tentang keadaan pasien secara komprehensif, pelayanan keperawatan yang diberikan, serta sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang (Potter & Perry, 2005). Dokumentasi juga berfungsi penting sebagai sarana komunikasi dan koordinasi antar profesi yang dapat dipergunakan dalam mengungkap fakta untuk dipertanggungjawabkan. Kualitas dokumentasi keperawatan yang berfungsi vital ini dapat dilihat dari kepatuhan perawat terhadap aturan pendokumentasian yang ditetapkan oleh profesi atau pemerintah, misalnya kelengkapan dan keakuratan menuliskan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien (Nursalam, 2001).

Supervisi kepala ruangan berdasarkan kelengkapan pendokumentasian (Rostiani Dewi, Krisna Yetti, Dian Ayubi) 188 Gibson (1996) menjelaskan bahwa terdapat tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kinerja personel dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan, yaitu: variabel individu, organisasi, dan psikologis. Ilyas (2002) menyatakan perlu adanya variabel kontrol dan supervisi pada kelompok organisasi. Salah satu variabel organisasi yang dapat mempengaruhi kinerja perawat pelaksana dalam pemberian asuhan keperawatan adalah sub variabel kepemimpinan, yaitu kepemimpinan dari kepala ruangan. Kepala ruangan merupakan manajer tingkat pertama yang mempunyai kontribusi cukup besar terhadap kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit. Menurut Marquis dan Huston (2006), kepala ruangan (head nurse) sebagai manajer unit mempunyai tanggung jawab utama mengatur aktivitas perawatan melalui pelaksanaan manajerial yang meliputi fungsi, perencanaan, pengorganisasian, pengaturan staf, penggerakkan atau pengarahan, dan pengawasan. Setiap tingkat manajemen memiliki porsi fungsi yang berbeda, porsi waktu terbesar adalah kegiatan memimpin atau memotivasi mencapai 36% dari keseluruhan waktu kerjanya (Doughtrey & Ricks, 1994 dalam Rahmat, 2004). Kepala ruangan perlu melaksanakan fungsi komunikasi dan supervisi untuk pencapaian pelayanan keperawatan yang optimal. Kegiatan komunikasi dalam pelayanan keperawatan sering tidak dilakukan dengan optimal. Penelitian Kuntarto (2002) tentang analisis hubungan aspek-aspek kompetensi kepemimpinan kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana menunjukkan bahwa kemampuan kepala ruangan berkomunikasi hanya 34,4%, padahal kompetensi kepemimpinan kepala ruangan paling berhubungan dengan kinerja perawat pelaksana. Kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan di RS X Cianjur hanya 67,8%, sedangkan nilai yang direkomendasikan tim akreditasi Depkes adalah 80%. Bidang Keperawatan RS X Cianjur telah banyak melakukan upaya untuk meningkatkan pendokumentasian asuhan keperawatan, tetapi kinerja perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan belum optimal. Peneliti dengan melihat fenomena diatas ingin mengetahui hubungan komunikasi dan supervisi kepala ruangan terhadap kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan. METODE Penelitian deskriptif korelasi ini dilakukan dengan desain cross sectional untuk mengetahui hubungan antara komunikasi dan supervisi kepala ruangan dan kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan, serta variabel confounding adalah karakteristik perawat pelaksana. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dibantu dengan dua orang pengumpul data selama 10 hari dengan jumlah sampel 106 perawat. Penelitian ini dilaksanakan di 11 ruang rawat inap RS X Cianjur, pada bulan Juni 2007. Analisis data dalam penelitian ini adalah univariat, bivariat menggunakan regresi logistik sederhana dan multivariat menggunakan regresi logistik ganda model faktor risiko. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tentang pelaksanaan komunikasi dan supervisi kepala ruangan yang terdiri dari 40 pernyataan dengan skala Likert, serta daftar tilik untuk kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan terdiri dari 20 aspek penilaian. Uji coba kuesioner dilakukan di RS lain dengan hasil uji validitas r berkisar antara 0,3790 sampai 0,8556. Adapun untuk uji reliabilitas didapatkan r = 0,9561. HASIL A. Karakteristik Responden Hasil penelitian menunjukkan lebih dari separuh (56,6%) responden berumur 27 tahun dan sebagian besar (78,3%) responden memiliki pendidikan DIII Keperawatan. Sedangkan lama kerja sebagian besar (60,4%) 3 tahun. B. Komunikasi Kepala Ruangan Gambaran pelaksanaan komunikasi kepala ruangan yang dipersepsikan responden dapat dilihat berdasarkan item pernyataan dari lima sub variabel: bentuk pertemuan, komunikasi lisan, komunikasi tulisan, komunikasi non verbal dan komunikasi informal, disajikan pada grafik 1.

189 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 12, No. 3, November; hal 187-192 Grafik1. Distribusi Responden Menurut Kategori Sub Variabel Pelaksanaan Komunikasi Kepala Ruangan di Ruang Rawat Inap RS X Cianjur, 2007 (n = 106) 80% 70% 60% 50% 40% 34.0% 66% 34.9% 65. 10% 50.90% 49.1% 50.9% 49.10% 26.4% 73. 40% Supervisi kepala ruangan merupakan komposit dari empat sub variabel di atas, hasil analisis disajikan pada grafik 4. Grafik 4. Distribusi Responden Menurut Kategori Supervisi Kepala Ruangan di Ruang Rawat Inap RS X Cianjur, 2007 (n= 106) 64.2% 35.8% 30% 20% 10% 0% Pert emuan Lisan Tulisan Non verbal Inf ormal Komunikasi kepala ruangan merupakan komposit dari lima sub variabel di atas. Hasil analisis disajikan pada grafik 2. Grafik 2. Distribusi Responden Menurut Kategori Komunikasi Kepala Ruangan di Ruang Rawat Inap RS X Cianjur, 2007 (n= 106) 69.8% 30.2% C. Supervisi Kepala Ruangan Pelaksanaan supervisi kepala ruangan yang dipersepsikan oleh responden dapat dilihat berdasarkan item pernyataan dari empat sub variabel (membimbing, memberi contoh, mengarahkan, dan menilai), hasilnya disajikan pada grafik 3. Grafik 3. Distribusi Responden Menurut Kategori Sub Variabel Supervisi Kepala Ruangan di Ruang Rawat Inap RS X Cianjur, 2007 (n = 106) 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 56.6% 51.9% 48.1% 43.4% 64.2% 35.8% 74.5% 25.5% Membimbing Memberi contoh Mengarahkan Menilai C. K elengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana, tindakan, dan evaluasi. Dilakukan pengkategorian apabila skor 80% termasuk lengkap, dan < 80% tidak lengkap, disajikan pada grafik 5. 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Grafik 5. Distribusi Responden Menurut Sub Variabel Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RS X Cianjur, 2007 (n= 106) 57.5% 42.50% 42.5% Pengkajian 57.50% Diagnosa Kep. Kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan merupakan komposit dari lima sub variabel di atas, disajikan pada grafik 6. Grafik 6. Distribusi Responden Menurut Kategori Kelengkapan Dokumentasi Asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RS X Cianjur, 2007 (n= 106) 51.9% 48.1% 63.2% 40.6% 36.80% 59.40% 59.4% Rencana Tindakan Evaluasi 40.60%

Supervisi kepala ruangan berdasarkan kelengkapan pendokumentasian (Rostiani Dewi, Krisna Yetti, Dian Ayubi) 190 D. Analisis Hubungan Variabel Independen dengan Variabel Dependen Hubungan antara variabel independen yaitu komunikasi dan supervisi kepala ruangan dengan variabel dependen, kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan oleh perawat pelaksana di ruang rawat inap RS X Cianjur, dilakukan analisis bivariat dengan uji regresi logistik sederhana. Hasil analisis disajikan dalam tabel 1. Tabel 1. Hasil Analisis Bivariat Komunikasi dan Supervisi Kepala Ruangan dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RS X Cianjur, 2007 (n=106) P variabel komunikasi didapatkan sebesar 0,017 dan supervisi sebesar 0,002. Hal tersebut menunjukkan bahwa komunikasi dan supervisi kepala ruangan berhubungan signifikan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan oleh perawat pelaksana di ruang rawat inap RS X Cianjur. E. Variabel yang Paling Berhubungan dengan Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan. Hasil multivariat menggunakan uji regresi logistik model faktor risiko, disajikan pada tabel 2. Tabel 2. Analisis Multivariat antara Komunikasi dan Supervisi Kepala Ruangan dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RS X Cianjur, 2007 (n=106) Supervisi kepala ruangan merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan oleh perawat pelaksana di RS X Cianjur. Selain itu, supervisi kepala ruangan yang dipersepsikan baik mempunyai peluang meningkatkan kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan 4,2 kali lebih baik dibanding supervisi yang kurang baik setelah dikontrol tingkat pendidikan perawat pelaksana. PEMBAHASAN Hasil penelitian ini mendukung Farida (2001) yang menyatakan supervisi kepala ruangan berhubungan bermakna dengan pelaksanaan proses keperawatan di RS Jantung Harapan Kita, dengan p= 0,04. Manurung (2004) juga menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara supervisi kepala ruangan dengan pendokumentasian asuhan keperawatan di RS PGI Cikini Jakarta, dengan p= 0,003. Kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di RS X Cianjur 68,9% ditentukan oleh supervisi kepala ruangan setelah dikontrol oleh tingkat pendidikan perawat pelaksana dengan CI 95%. Sedangkan sisanya (31,1%) dipengaruhi faktor lain seperti: kebijakan organisasi, fasilitas kerja, beban kerja, faktor psikologis, dan lain sebagainya. Supervisi merupakan bagian dari fungsi pengarahan (directing), melaksanakan pengawasan secara langsung terhadap kegiat an yang diprogramkan, sehingga dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Supervisi dari kepala ruangan yang terus menerus akan meningkatkan pendokumentasian asuhan keperawatan secara lengkap dan benar. Ilyas (2002), Berggen dan Severinsson (2006) mengungkapkan bahwa supervisi keperawatan mempengaruhi peningkatan kualitas atau kinerja pelayanan keperawatan. Supervisi akan optimal apabila kepala ruangan: 1) meningkatkan motivasi staf dalam bekerja; 2) melakukan supervisi tanpa menimbulkan kecemasan; 3) melibatkan staf dalam supervisi; 4) mengembangkan rasa percaya dan keterbukaan kepada staf; 5) menggunakan teknik wawancara dan komunikasi yang baik; 6) mengumpulkan data dan o bjektif menilai berdasarkan standar; 7) melakukan pendokumentasian proses dan hasil penilaian; 8) mengidentifikasi aspek yang harus diperbaiki; 9) menekankan bahwa supervisi untuk meningkatkan kinerja. (Marquis & Huston, 2006).

191 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 12, No. 3, November; hal 187-192 Dharma (2004) menyatakan efektifitas kepemimpinan seorang supervisor diukur oleh dua faktor utama yaitu: 1) faktor keluaran yang mencakup produktivitas, kualitas, dan efisiensi, 2) faktor manusia yang menunjukkan tingkat kerjasama, meliputi: jumlah dan jenis komunikasi, tinggi rendah motivasi, komitmen terhadap tujuan, dan tingkat konflik di lingkungan pekerjaan. Dengan demikian kepala ruangan harus mengkoordinasikan pekerjaan yang ada di ruangan melalui tiga hal yaitu: membimbing dengan petunjuk atau pengarahan, memantau proses pekerjaan, dan menilai hasil dari pekejaan perawat pelaksana yang ada dibawah tanggung jawabnya. Selain itu agar supervisi efektif, kepala ruangan harus mampu berkomunikasi dengan baik, hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis bivariat pada penelitian ini dimana komunikasi kepala ruangan berhubungan bermakna dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan. Selain itu didukung oleh hasil penelitian Kuntarto (2002), bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kemampuan komunikasi kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana Hasil penelitian didapatkan juga bahwa pendidikan perawat pelaksana merupakan variabel confounding yang berpengaruh terhadap kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan. Mendukung penelitian Hotnida (2002) yang menyatakan pendidikan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kinerja perawat dalam pendokumentasian proses keperawatan. Namun, ini tidak sejalan dengan Farida (2001) yang menyatakan perawat pelaksana dengan latar belakang pendidikan lebih tinggi tidak ada perbedaan dengan perawat dari latar belakang pendidikan lebih rendah. Berdasarkan hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa tingkat pendidikan yang lebih tinggi dengan ditambah masa kerja yang lebih lama (> 3 tahun) akan berpengaruh terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan. Mengacu pada standar tujuh akreditasi yang menjelaskan pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang bermutu, dengan terus menerus melibatkan dalam pengendalian mutu di Rumah Sakit. Salah satu kegiatannya dengan melakukan pemantauan terhadap pengkajian, tindakan, evaluasi, dan umpan balik. Kegiatan tersebut merupakan supervisi yang harus dilaksanakan oleh kepala ruangan. Supervisi merupakan hal yang penting dalam upaya peningkatan kinerja. Keefektifan supervisi ditentukan juga oleh kemampuan kepala ruangan. Dengan pertimbangan tersebut maka bidang keperawatan RS X Cianjur perlu memberi perhatian terhadap pelaksanaan supervisi kepala ruangan dan meningkatkan kemampuan supervisi kepala ruangan baik secara formal maupun informal. KESIMPULAN Perawat pelaksana yang menjadi responden di RS X Cianjur sebagian besar berumur e 27 tahun, memiliki pendidikan D III Keperawatan, dengan lama kerja rata-rata e tiga tahun. Pelaksanaan komunikasi dan supervisi kepala ruangan menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan oleh perawat di RS X Cianjur setelah pendidikan perawat dikendalikan. Pelaksanaan supervisi kepala ruangan merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan setelah dikontrol oleh tingkat pendidikan perawat pelaksana. Penelitian ini menyarankan bagi pimpinan di RS X Cianjur untuk dapat meningkatkan kinerja perawat baik sebagai kepala ruangan atau perawat pelaksana terutama. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan secara profesional mengacu pada tujuh standar akreditasi yang berlaku, yaitu melaksanakan pengembangan staf keperawatan melalui pendidikan formal maupun non formal, menyelenggarakan program pelatihan tentang supervisi khususnya untuk kegiatan menilai pendokumentasian asuhan keperawatan untuk kepala ruangan, dan pelatihan komunikasi terapeutik serta aspek hukum dokumentasi keperawatan. Hal lain yang perlu dilakukan adalah merevisi standar dan pedoman supervisi, dan melakukan penilaian terus menerus terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan. Dalam hal dokumentasi asuhan keperawatan disarankan menggunakan format checklist rencana keperawatan yang mengacu pada fo rmat yang sudah ada dan rencanakan pengembangan sistem komputerisasi.

192 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 12, No. 3, November; hal 187-192 Upaya yang juga dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi staf sehingga tercapai kinerja yang optimal adalah memberikan umpan balik dan penghargaan pada perawat yang melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan secara lengkap, baik berupa materi maupun non materi (HW, ENN, HR). * Staf Pelaksana RSUD Kabupaten Cianjur, Jawa Barat ** Staf Akademik Kelompok Keilmuan Dasar Keperawatan dan Keperawatan Dasar FIK UI, Depok ***Staf Akademik Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM UI, Depok KEPUSTAKAAN Berggren,I., & Severinsson, E. (2006). The significance of nurse supervisors different ethical decision-making Style. Diperoleh dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov. Depkes RI. (1994). Pedoman penerapan proses keperawatan di rumah sakit. Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia. Dharma, A. (2004). Manajemen supervisi, petunjuk praktis bagi para supervisor. (cetakan ke 6 ). Jakarta: Raja Grafindo Persada. Doenges. M.E., Moorhouse, M.F, & Geissler, A.C. (2000). Rencana asuhan keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien (Edisi 3) (Alih bahasa: I Made Kariasa, dkk). Jakarta: EGC. Farida, B. (2001). Analisa faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan proses keperawatan di RS Jantung Harapan Kit a (Tesis, tidak dipublikasikan). Program Pascasarjana FIK UI, Depok. Gibson, Ivancevich, & Donelly. (1996). Organisasi: Perilaku, sruktur, proses (Edisi 5)(Edisi terjemahan, editor: Agus DharmaEdisi). Jakarta: Erlangga. Ho tnida,l. (2002). Analisis f aktor yang berpengaruh terhadap kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di RSUD Koja (Tesis, tidak dipublikasikan). Program Pascasarjana FIK UI, Depok. Ilyas, Y. (2002) Kinerja: Teori, penilaian dan penelitian (cetakan ke 3). Depok: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI. Kuntarto, B. (2002). Analisis hubungan aspek kompetensi kepemimpinan kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana di RSUD Serang. (Tesis, tidak dipublikasikan). Program Pascasarjana FIK UI, Depok. Manurung, E.F. (2004). Hubungan factor individu, organisasi dengan pendokumentasian asuhan keperawatan di RS PGI Cikini. (Tesis, tidak dipublikasikan). Program Pascasarjana FIK UI, Depok. Marquis, B.L., & Houston, C. J. (2006). Leadership roles and management function in nursing, theory and application (5 th Ed). Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins Nursalam. (2001). Proses & dokumentasi keperawatan: Konsep & Praktik. Jakarta: Salemba Medika. Nursalam. (2002). Manajemen keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan profesional. Jakarta: Salemba Medika. Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005). Fundamental keperawatan: Konsep, proses dan praktik (Edisi 4) (Alih bahasa: Yasmin Asih, dkk). Jakarta: EGC. Rahmat, D.H. (2004). Tehnik supervise yang meningkatkan produktivitas. diperoleh dari http://www.pusat Data & Infprmasi Persi.