PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER MATERI GETARAN DAN GELOMBANG PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 13 MADIUN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, 7-11 ISSN:

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JUAI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan modul pembelajaran fisika berbasis PBL (problem based learning)

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan. Permukaan dan Volume Pisma dan Limas tegak.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

Kata kunci: Perangkat pembelajaran, keterampilan berkomunikasi, pembelajaran diskusi kelas

PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERBASIS TEORI KECERDASAN MAJEMUK (MULTIPLE INTELLIGENCE) MATERI ALAT OPTIK PADA KELAS VIII SMP NEGERI 01 MADIUN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

BAB III METODE PENELITIAN. karena peneliti ingin mengembangkan pembelajaran matematika berbasis

Pengembangan Modul Fisika pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis dengan Menggunakan Model Discovery Learning di SMAN 5 Banjarmasin

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN PMR PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII SMPN 2 KEPOHBARU BOJONEGORO

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

PF-42: PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MATERI LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MEMFASILITASI PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE WEBBED TEMA TERCEMARKAH AIRKU DI KELAS VII SMP

Lutvi Dwi Aprilia dan Supardiyono Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA POKOK BAHASAN ZAT DAN WUJUDNYA DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI DI KELAS VIII MTs NEGERI 2 SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

IMPLEMENTASI MODUL FISIKA SMP MATERI POKOK GERAK DENGAN MENERAPKAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema

BAB I PENDAHULUAN. khususnya teknologi sekarang ini telah memberikan dampak positif dalam

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII

PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH :

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN E-BOOK INTERAKTIF BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER POSITIF SISWA SD

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development. Model Research and Development yang digunakan

Ramona Safitri, M. Arifuddin Jamal, dan Abdul Salam M. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS CTL PADA MATERI POKOK CAHAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 1 KURIPAN

E-journal Prodi Edisi 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan (Development. dengan model integrated learning berbasis masalah.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

2015 PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE WEBBED TEMA TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP

Pengembangan modul IPA fisika berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU TESIS

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Research And Development (R & D) atau

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MENDUKUNG MEDIA PEMBELAJARAN PHET SIMULATION PADA MATERI HUKUM NEWTON KELAS X

Emiliani Indah Safputri, Zainuddin, dan Mastuang Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM Banjarmasin

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR FISIKA KELAS X PADA MATERI HUKUM NEWTON DAN PENERAPANNYA BERDASARKAN KURIKULUM 2013

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS POEI (PREDIKSI, OBSERVASI, EKSPERIMEN, INTERPRETASI) PADA MATERI SISTEM INDERA KELAS XI SMA NEGERI 3 PONOROGO

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

Harun Nasrudin 1, Choirun Nisa 2.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Research Development (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

BAB V PEMBAHASAN. tidak dilakukan karena tahap penyebaran harus diadakan uji coba lebih dari satu. kali, sehingga tahap penyebaran tidak dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan ( research and

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MELATIH KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA TULIS SISWA DI KELAS VIII

Muhammad Habibi Rio Andika*,Hendar sudrajat**, M. Rahmad** ABSTRACT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan pembelajaran. Mambaul Ulum Simorejo yang berjumlah 22 siswa.

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested dengan Setting

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Mayya Muwallidah 1, Retna Ngesti Sedyati 1, Hety Mustika Ani 1 1 Program Studi Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PADA MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SMPN 24 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

Deskripsi Kemampuan Mahasiswa Biologi Tahun Ajaran 2009/2010 Dalam Penyusunan Rencana Pembelajaran Berdasarkan KTSP di Sekolah Menengah

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. tanggal 06 Januari 2014 s/d 07 Januari Model pengembangan perangkat

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB V PEMBAHASAN. 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) langkah-langkah pembelajaran, waktu, perangkat pembelajaran, metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan modul berbasis discovery learning untuk meningkatkan pemahaman konsep

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika. meliputi : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), buku siwa, dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa: (1) enam buah LKS mind map berbasis

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS POEI (PREDIKSI, OBSERVASI, EKSPERIMEN, INTERPRETASI) PADA MATERI SISTEM INDRA KELAS XI SMA NEGERI 3 PONOROGO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER MATERI GETARAN DAN GELOMBANG PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 13 MADIUN Aprillia Suci Rosyanti dan Sri Mulyaningsih Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya Abstract. The research aims to establish the character and the implementation requaires a shared commmitmen among teachers, parents and the school. The research is a research-oriented learning tool development on honesty, care and discipline. Subjects of this study was undergraduate class VIII-A, totaling 32 children. Implementattion of design research that is developing early learning tool, learning tool study by experts (faculty) and practitioners (junior high school physics teacher) and trying limited to SMPN 13 Madiun. Keywords : Development, Learning Tools, Character Abstrak. Penelitian ini bertujuan membentuk dan pelaksanaannya memerlukan komitmen bersama antara guru, orang tua dan pihak sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan perangkat yang berorientasi pada sikap jujur, peduli dan disiplin. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-A yang berjumlah 32 anak. Pelaksanaan penelitian yaitu mengembangkan desain awal perangkat, telaah oleh para pakar (dosen) dan para praktisi (guru fisika SMP), dan di uji coba terbatas pada siswa di SMPN 13 Madiun. Kata Kunci: Pengembangan, Perangkat Pembelajaran, Karakter I. PENDAHULUAN Banyak siswa memiliki potensi kecerdasan, tetapi kurang dapat berkembang maksimal. Banyak pula dijumpai siswa yang memiliki kecerdasan, tetapi perilakunya belum mencerminkan pribadi yang luhur. Hal ini menjadi sebuah masalah baru dalam dunia pendidikan, terutama menyiapkan siswa menjadi anak-anak yang memiliki kepribadian utuh yaitu anak-anak yang memiliki. Karakter adalah perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun dalam bertindak. Warsono dkk. (2010). Setiap siswa memiliki yang berbeda, sehingga perbedaan itulah yang harus dikembangkan. Bagi sekolah yang mepunyai kepedulian terhadap siswa, hal ini tentunya harus dijembatani. Memang secara ideal semua sekolah berharap siswanya dapat menguasai seluruh pelajaran yang diharapkan. Namun, setiap siswa mempunyai kapasitas yang berbeda. Untuk itulah, kelebihan yang dimiliki oleh setiap siswa perlu dikembangkan. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) telah berlalu seiring dengan telah diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Perlu diketahui bersama bahwa sesungguhnya perubahan itu hal yang abadi dan selalu terjadi. Pelaksanaan KTSP didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi siswa untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Selain itu, dalam pelaksanaan kurikulum ini menggunakan 16

lima pilar utama, pertama : belajar untuk beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kedua, belajar untuk memahami dan menghayati. Ketiga, belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat efektif. Keempat, belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain. Kelima, belajar untuk membangun dan menemukan jati diri. Ada beberapa perbedaan antara KBK dan KTSP sehingga perubahan kurikulum KBK dan KTSP ada sebuah harapan untuk mengembangkan pola sekolah yang ber, pola sekolah yang memiliki ciri khusus. Di bidang pendidikan sekolah, pembentukan sikap dan perilaku tidak hanya menjadi tanggung jawab guru dalam bidang tertentu saja, tetapi merupakan tanggung jawab seluruh tenaga pengajar atau pendidik di sekolah. Jika pendidikan moral dan perilaku hanya dibebankan pada guru agama dan PMPKN saja, maka moralitas dan perilaku yang akan tumbuh hanya sebatas hafalan dan doktrindoktrin tertentu. Pengetahuan tentang doktrindoktrin tersebut tidak akan dapat terbentuk suatu yang utuh pada siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru-guru di SMPN 13 Madiun yang telah dilakukan oleh peneliti, bahwa pada setiap sudah dilatihkan namun pelaksanaannya belum optimal. Hal ini dibuktikan banyak guru yang belum menghasilkan produk yang mengintegrasikan pendidikan ber secara by design dari silabus, RPP, LKS dan instrument penilaian. Adanya perbedaan status sosial khususnya di SMPN 13 Madiun kadang membuat anak memilih-milih teman, hal ini mengakibatkan siswa akan cenderung bersikap individualis dan tidak ada lagi rasa peduli terhadap teman. Selain sikap peduli yang semakin pudar, budaya kejujuran di lingkungan masyarakat khususnya sekolah juga semakin ditinggalkan. Siswa cenderung melakukan segala cara demi hanya untuk mengejar nilai dan prestasi walaupun meninggalkan kejujuran. Hal ini menjadi masalah berbahaya bagi para siswa yang nantinya akan menjadi generasi pemimpin bangsa ini, maka pembentukan harus dilakukan. Karakter ditumbuhkan melalui dengan menggunakan model yang membentuk dan dalam pelaksanaannya memerlukan komitmen bersama antar guru, orang tua dan pihak sekolah, agar sesuai antara istik siswa dan kondisi sekolah serta diperlukan juga kesesuaian model yang digunakan agar dapat membentuk siswa II. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan perangkat yang berorientasi terhadap siswa yang mengacu pada model 4-D yaitu penelitian untuk mengembangkan perangkat berbasis pada materi getaran dan gelombang. Setelah itu, peneliti melakukan uji coba pengembangan perangkat yang telah dibuat untuk mengetahui tingkat kelayakannya. Prosedur Penelitian Penelitian dilakukan dengan melakukan observasi ke sekolah, peneliti bersama guru pengajar. Tahapan pengembangan adalah sebagai berikut : 1. Tahan Pendefinisian (define) 2. Tahap Perancangan (design) 3. Tahap Pengembangan (develop) 17

Instrumen Penelitian Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan instrumen penelitian sebagai berikut : 1. Lembar telaah perangkat 2. Lembar Aktivitas Siswa 3. Tes Hasil Belajar Teknik Analisis Data 1. Analisis penilaian silabus, RPP, LKS dan buku siswa 2. Analisis keterlaksanaan proses belajar mengajar dan pengelolaan fisika 3. Analisis Tes Hasil Belajar Siswa 4. Analisis siswa III. HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap Pengembangan Tahap pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat yang telah direvisi berdasarkan masukan oleh pakar dan guru fisika. Secara garis besar, hasil telaah berupa kekurangan dan perbaikan yang telah dilakukan terhadap perangkat yang dikembangkan disajikan dalam Tabel 1 Hasil validasi dosen dan guru fisika Hasil validasi pengembangan perangkat diperoleh data meliputi hasil validasi perangkat (silabus, RPP, buku siswa, LKS dan tes hasil belajar). Hasil validasi ini dilakukan untuk mengetahui validasi kelayakan perangkat yang telah dikembangkan. Validasi terhadap perangkat yang telah dibuat, dilakukan oleh para pakar baik di bidang pendidikan, materi, serta evaluasi dari pakar bidang bahasa (dua dosen dan dua guru). Validasi pada perangkat (silabus, RPP, buku siswa, LKS dan tes hasil belajar). Validasi pertama belum menggunakan lembar penilaian, hanya berupa saran kualitatif. Pada validasi kedua merupakan validasi final yang telah menggunakan lembar penilaian. Data yang diperoleh adalah rata-rata total skor dari hasil validasi dari para validator. Hasil validasi dan revisi perangkat draft 1 dapat di deskripsikan pada Tabel 1 berikut: Tabel 1 Hasi validasi dan revisi perangkat (Draft I) N o. Perang kat pembe lajaran Jenis revisi/ masukan 1. Silabus Sesuaikan kata kerja pada dengan SK dan KD Sesuaikan dengan antara 2. RPP Karakter yang diterapkan (jujur, peduli dan disiplin) dalam belum tampak jelas Sesuaikan dengan tujuan dan 3. Buku siswa Konsistensi simbol-simbol dalam rumus Perbaiki konsep yang tepat Unsur yang mengarahkan (jujur, peduli dan disiplin)belum ada Hasil revisi Menyesuaikan kata kerja pada dengan SK dan KD Menyesuaiakan dengan Menyesuaikan dengan yang diterapkan Menyesuaikan dengan tujuan dan Menjaga konsistensi simbol dalam penulisan rumus Memperbaiki konsep yang sesuai Menambahkan unsur yang mencirikan 18

N o. Perangkat pembelaja ran Jenis revisi/ masukan 4. LKS Perjelas penulisan instruksi prosedural dalam LKS Tujuan percobaan diperjelas 5. Tes hasil belajar Unsur yang melatihkan (jujur, peduli dan disiplin) belum tampak Hasil revisi Memperbai ki penulisan instruksi prosedural dalam LKS Memperbai ki tujuan Menambahk an pada LKS unsur Sesuaikan Menyesuaik soal dengan an soal dengan yang akan dicapai yang akan dicapai Berdasarkan saran dan masukan dari para pakar maka peneliti memperbaiki kesalahan dan menambahkan saran yang mendukung pada perangkat yang dibuat. Dari hasil validasi draft 1 didapatkan hasil revisi saran/masukan untuk dijadikan draft 2. Hasil validasi dan revisi perangkat draft 2 dapat di deskripsikan pada Tabel 2 berikut: Tabel 2 Hasil validasi dan revisi perangkat (Draft II) N Perangkat Jenis revisi/ o. masukan Hasil revisi 1. Silabus Sesuaikan antara dengan Menyesuaia kan pembelajar an dengan 2. RPP Karakter yang Menyesuaik diterapkan an (jujur, peduli pembelajar dan disiplin) dalam hanya beberapa yang tampak Motivasi dalam disesuaikan dengan pokok bahasan 3. Buku Siswa Sumber pustaka kurang Sumber gambar dari buku an dengan yang diterapkan Menyesuaik an pembelajar an dengan tujuan dan Menambahk an daftar pustaka Menambahk an sumber gambar dari buku yang relevan 4. LKS LKS msih ada Perbaikan yang belum struktur menggunakan kalimat bahasa pada LKS Indonesia yang mengunaka baik dan benar n bahasa Unsur yang Indonesia melatihkan yang baik (jujur, dan benar peduli dan Menambahk disiplin) belum an unsur tampak pada LKS 19

No. Perangkat 5. Tes hasil belajar Jenis revisi/ masukan Sesuaikan soal dengan yang akan dicapai Sesuaikan soal dengan ranah kognitif Bloom Hasil revisi Menyesuaika n soal dengan yang akan dicapai Memperbaiki soal dengan ranah kognitif Bloom Berdasarkan saran dan masukan dari para pakar maka peneliti memperbaiki kesalahan dan menambahkan saran yang mendukung pada perangkat yang dibuat. Dari hasil revisi draft 2 dilakukan uji coba tebatas kepada 15 siswa. Hasil draft 2 didapatkan saran/masukan untuk draft 3 yang akan dikembangkan untuk digunakan pada sebenarnya. Hasil Penerapan perangkat di sekolah Kemampuan pengajar dalam pengelolaan model konsep diamati di lembar pengamatan keterlaksanaan RPP. Hasil analisis pada uji coba terbatas dan uji coba kelas sudah baik. Hal ini menunjukkan guru telah melaksanakan seluruh tahapan dalam sintaks konsep. Sintaks tersebut meliputi tahap satu menyajikan contoh dan non contoh, tahap dua analisis hipotesis, tahap tiga penutup dan tahap empat penerapan. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum guru telah mengelola dengan cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dari skor masing-masing tahap. Dari hasil pengelolaan pada uji coba terbatas dapat dikatakan bahwa guru telah melakukan pengelolaan fisika dengan baik dalam setiap yang dilakukan. Dari ke empat pertemuan diperoleh skor rata-rata 3,4 dengan pendahuluan diperoleh skor sebesar 3,8 dan inti diperoleh skor sebesar 3,2 sedangkan untuk penutup diperoleh skor sebesar 3,3. Suasana kelas selama berjalan dengan baik jika dilihat dari antusias siswa serta guru, sehingga pada suasana kelas ini diperoleh skor rata-rata 3,8. Pada uji coba kelas dapat dilihat dari ke empat pertemuan diperoleh skor rata-rata 3,7 dengan pendahuluan diperoleh skor sebesar 3,9 dan inti diperoleh skor sebesar 3,6 sedangkan untuk penutup diperoleh 3,7. Suasana kelas selama berjalan baik jika dilihat dari antusias siswa serta guru, sehingga suasana kelas ini diperoleh skor rata-rata 3,8. Dengan melakukan persiapan yang baik maka guru dapat mengajar dengan baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Suparno (2002), disamping mempersiapkan hal-hal yang bersifat teknis, pengajar perlu pula melakukan persiapan akademis dalam arti bahwa ia juga harus belajar dan menguasai apa yang akan diajarkan. Oleh karena itu setiap pengajar hendaknya mempersiapkan pelajarannya secara baik dan sungguh-sungguh. Karakter siswa Pengamatan terhadap aktivitas siswa dilakukan selama berlangsung oleh pengamat. Aktivitas siswa yang diamati adalah afektif ( dan keterampilan sosial). Rekapitulasi hasil pengamatan afektif dapat dilihat pada tabel 3 20

No Tabel 3 Skor pengamatan sikap afektif ( dan keterampilan sosial) Karakter dan keterampilan sosial yang diamati Pertemuan 1 2 3 4 Ratarata 1. Jujur 9,4 12,5 18,7 25 65,6 2. Peduli 6,3 12,5 18,7 25 62,5 3. Disiplin 6,3 9,4 15,6 25 56,3 4. Bekerja sama - 9,4 12,5 21,8 43,7 5. Menyampaikan pendapat 6. Menyampaikan pendapat orang lain - 6,3 9,4 18,7 34,4-6,3 9,4 15,6 31,3 Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa dan keterampilan siswa mengalami peningkatan terlihat pada jujur pertemuan pertama memperoleh skor 9,4 meningkat pada pertemuan kedua sebesar 3,1%, meningkat kembali pada pertemuan ketiga yaitu 6,2% dan pertemuan ke empat sebesar 6,3% dengan rata-rata persentase 65,6%. Peduli pertemuan pertama di dapatkan hasil 6,3 meningkat pada pertemuan kedua sebesar 6,2%, pertemuan ketiga tidak mengalami peningkatan, dan pada pertemuan ke empat meningkat sebesar 6,3%, dengan rata-rata persentase 62,5%. Disiplin pertemuan pertama memperoleh skor 6,3 meningkat pada pertemuan kedua sebesar 3,1%, meningkat kembali pada pertemuan ketiga yaitu 6,2% dan pertemuan ke empat sebesar 9,4% dengan rata-rata persentase 56,3%. Untuk keterampilan sosial bekerja sama pada pertemuan belum tampak maka perolehan skor didapat pada pertemuan kedua sebesar 9,4 mengalami peningkatan 3,1% di pertemuan ke tiga dan pertemuan ke empat sebesar 12,5% dengan rata-rata 43,7. Menyampaikan pendapat pertemuan pertama belum terlihat, terlihat pada pertemuan kedua yaitu 6,3 menunjukkan peningkatan sebesar 3,1% pada pertemuan ketiga dan 9,3% pada pertemuan ke empat dengan ratarata 34,4%. Menanggapi pendapat orang lain pertemuan pertama belum terlihat, terlihat pada pertemuan kedua yaitu 6,3 menunjukkan peningkatan sebesar 3,1% pada pertemuan ketiga dan 9,3% pada pertemuan ke empat dengan ratarata 31,3. Hasil pengamatan yang diperoleh sesuai dengan skenario yang telah dirancang pada RPP. Ketuntasan hasil belajar siswa Nilai ketuntasan hasil belajar siswa diperoleh dari nilai tes hasil belajar siswa dengan memberikan pre test dan post test. Hasil analisis dari data test hasil belajar dapat dilihat pada tabel. Dapat diketahui bahwa terdapat 3 siswa yang tidak tuntas karena nilai yang diperoleh kurang dari standar ketuntasan minimum yaitu 70. Nilai tertinggi adalah 89, sedangkan nilai yang terendah adalah 60, sehingga diperoleh rata-rata kelas sebesar 78,01 dengan persentase ketuntasan belajar 91%. Pembahasan Analisis Validasi Dosen dan Guru Hasil penilaian terhadap perangkat berbasis pada materi getaran dan gelombang menunjukkan bahwa perangkat yang telah dikembangkan layak digunakan dengan kategori baik. Menurut Riduwan (2005) perangkat dikatakan memenuhi kriteria apabila persentasenya 61% sehingga layak digunakan dalam proses. Hasil skor validasi perangkat disajikan pada Tabel 4 berikut 21

Tabel 4 Hasil skor validasi perangkat No Perangkat Persentase Kategori kelayakan (%) 1. Silabus 76 Baik/ layak 2. RPP 76 Baik/ layak 3. Buku Siswa 73 Baik/ layak 4. LKS 75 Baik/ layak 5. THB 74 Baik/ layak Dari tabel 4 menunjukkan bahwa persentase pada silabus sebesar 76% yang artinya bahwa silabus layak untuk digunakan, pada RPP sebesar 76%, buku siswa sebesar 73%, LKS sebesar 75% dan THB sebesar 74%. Penilaian validasi tertinggi terdapat pada silabus dan RPP dengan skor persentase kelayakan 76%. Analisis hasil uji coba dan penerapan di sekolah Kemampuan pengajar dalam pengelolaan model konsep diamati pada lembar pengamatan keterlaksanaan RPP. Hasil analisis pada uji coba terbatas dan uji coba kelas sudah baik. Hal ini menunjukkan guru telah melaksanakan seluruh tahapan dalam sintaks konsep. Sintaks tersebut meliputi tahap satu menyajikan contoh dan non contoh, tahap dua analisis hipotesis, tahap tiga penutup dan tahap empat penerapan. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum guru telah mengelola dengan cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dari skor masing-masing tahap. Dari hasil pengelolaan pada uji coba terbatas dapat dikatakan bahwa guru telah melakukan pengelolaan fisika dengan baik dalam setiap yang dilakukan. Dari ke empat pertemuan diperoleh skor ratarata 3,4 dengan pendahuluan diperoleh skor sebesar 3,8 dan inti diperoleh skor sebesar 3,2 sedangkan untuk penutup diperoleh skor sebesar 3,3. Suasana kelas selama berjalan dengan baik jika dilihat dari antusias siswa serta guru, sehingga pada suasana kelas ini diperoleh skor rata-rata 3,8. Pada uji coba kelas dapat dilihat dari ke empat pertemuan diperoleh skor rata-rata 3,7 dengan pendahuluan diperoleh skor sebesar 3,9 dan inti diperoleh skor sebesar 3,6 sedangkan untuk penutup diperoleh 3,7. Suasana kelas selama berjalan baik jika dilihat dari antusias siswa serta guru, sehingga suasana kelas ini diperoleh skor rata-rata 3,8. Dengan melakukan persiapan yang baik maka guru dapat mengajar dengan baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Suparno (2002), disamping mempersiapkan hal-hal yang bersifat teknis, pengajar perlu pula melakukan persiapan akademis dalam arti bahwa ia juga harus belajar dan menguasai apa yang akan diajarkan. Oleh karena itu setiap pengajar hendaknya mempersiapkan pelajarannya secara baik dan sungguh-sungguh. Analisis hasil belajar siswa Dari hasil belajar siswa (pre-test dan post-test) diperoleh 3 dari 32 siswa yang tidak tuntas. Nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 60, nilai tersebut sangat jauh dari skor minimum ketuntasan siswa yang telah di tetapkan di SMP Negeri 13 Madiun yaitu 70. Dengan demikian, persentase ketuntasan belajar pada siswa kelas VIII-A adalah sebesar 91%. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tidak tuntasnya hasil belajar siswa, antara lain yaitu bisa dikarenakan kemampuan dasar siswa dalam menerima. Hal ini 22

sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Djamarah dan Zain (2002), tinggi atau rendahnya kreatifitas siswa dalam mengelola kesan dari bahan pelajaran yang baru diterima bisa dijadikan tolak ukur dari kecerdasan seorang anak. Tinggi rendahnya kemampuan dasar siswa akan sangat mempengaruhi prestasi akademiknya. Kematangan intelektual seseorang dicirikan dengan mulai meningkatnya ketidakbergantungan orang tersebut terhadap stimulus yang ada serta pertumbuhan tersebut bergantung pada internal orang yang bersangkutan menyimpan dan memproses informasi dari luar. Bila seorang siswa yang memang memiliki kemampuan dasar rendah tentunya akan kesulitan memperoleh ketuntasan belajar yang maksimal. Faktor lain kemungkinan dapat terjadi misalnya saja faktor kesehatan, keluarga, dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Slamet (1995) bahwa terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar, antara lain faktor internal (faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat). Sehingga ada beberapa siswa yang tidak tuntas, hal ini bukan berarti perangkat yang digunakan oleh peneliti tidak berhasil, akan tetapi lebih cenderung kepada cepat atau tidaknya seorang siswa dalam menerima bahan pelajaran yang telah diberikan oleh peneliti dalam hal ini bertindak sebagai guru. Analisis siswa Dalam hal ini aktivitas siswa yang diamati selama adalah afektif ( dan keteampilan sosial). Pengamatan afektif (pertemuan I, II, III, dan IV) menunjukkan peningkatan dan mulai terlihat. Hal ini dikarenakan aspek-aspek yang dijadikan dimunculkan pada setiap pertemuan. Apabila tidak ada pada pertemuan pertama akan dimunculkan pada pertemuan selanjutnya dan terbukti mengalami peningkatan. Pada pertemuan yang kedua dan keempat menekankan pada aktivitas pengambilan data percobaan dan pencatatan data hasil percobaan, sehingga jujur, peduli dan disiplin mulai teramati dan menunjukkan adanya perkembangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Asri: 2004 dari Cakhuff yang menyatakan bahwa sikap peduli adalah kemampuan mengenal, mengerti dan merasakan perasaan orang lain. Sikap peduli juga diartikan dengan perilaku atau tindakan yang selalu ingin memberikan bantuan kepada orang lain (Puskur 2010). Sikap jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan (Puskur 2010), sedangkan sikap disiplin aktif merujuk pada fungsi independensi dalam pengembangan diri, mengelola diri dan perilaku serta tindakan atas dasar keputusan sendiri. IV. PENUTUP A. SIMPULAN 1. Penilaian validitas tertinggi terdapat pada silabus dan RPP dengan skor persentase kelayakan sebesar 76%, dan mendapatkan skor rata-rata seluruh perangkat (Silabus, RPP, Buku Siswa, LKS dan THB) sebesar 74,8%, sehingga perangkat berbasis materi getaran dan gelombang pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 13 Madiun yang telah dikembangkan layak untuk digunakan dengan kategori baik. 23

2. Rata-rata kelas hasil belajar siswa memperoleh nilai sebesar 78,01 dengan persentase ketuntasan belajar 91%. 3. Dari hasil analisis pada pembahasan di dapatkan skor peningkatan dan keterampilan sosial siswa antara 3,1-9,3%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan dan mulai terlihat pada setiap pertemuan. B. SARAN 1. Sebelum menguji cobakan perangkat sebaiknya dipastikan terlebih dahulu alokasi waktu yang direncanakan dengan waktu di sekolah. 2. Untuk penelitian berikutnya diharapkan dapat meneruskan penelitian ini dari segi aplikasi perangkat yang telah dikembangkan untuk dapat memperoleh solusi dari kekurangan keterlaksanaan pada saatb uji coba lapangan. 3. Sesuai hasil penelitian pada pembahasan untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk melihat kekurangan dan kreativitas untuk mengoptimalkan hasil perangkat sesuai diharapkan. DAFTAR PUSTAKA [1] Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. [2] Bungin, Burhan. 2007. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo. [3] BSNP. 2006. Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran: Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs. Depdiknas. [4] Depdiknas. 2003. Pengembangan Perangkat PembelajaranModel 4-D: Jakarta: Depdiknas. [5] Depdiknas. 2006. Kurikulum 2006 Mata Pelajaran IPA Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Depdiknas. [6] Depdiknas. 2007. Materi Sosialisasi dan pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Depdiknas. [7] Eka, Sri. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMP Negeri 4 Surabaya Pada Materi Getaran dan Gelombang Kelas VIII Semester 2. Skripsi tidak dipublikasikan. Surabaya: Unesa. [8] Ibrahim, M. 2003. Pengembangan Pembelajaran (Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Biologi). Surabaya: Depdiknas [9] Ibrahim, M. 2005. Asesmen Berkelanjuta: Konsep Dasar Tahapan Pengembangan dan Contoh. Surabaya: Unipress Universitas Negeri Surabaya. [10] Ilmi, Miftakhul. 2010. Pengembangan Perangkat Model Pembelajaran Pemerolehan Konsep (Concept Attainment) Untuk Menuntaskan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Fisika di SMP. Skripsi tidak dipublikasikan. Surabaya: Unesa. 24