BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
KLIPPING BANK OLEH : NUR. FRATIWI KELAS : X IPS 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta, hasil

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. melakukan pembayaran artinya keadaan perusahaan dalam keadaan likuid, tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. jalan mengedarkan alat-alat pembayaran berupa uang giral.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan diperbaharui dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998.

BAB II LANDASAN TEORI. Mendengar kata bank sebenarnya tidak asing lagi bagi kita, terutama yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari dan menyalurkan ke dalam masyarakat.

BAB II LANDASAN TEORI. demokrasi ekonomi dan menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama

Kegiatan- kegiatan tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bank lainnya. Menurut Manurung dan Manurung (2009: 7) mendefinisikan

BAB II LANDASAN TEORI. Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah

Sistem Informasi Perbankan, Pertemuan Ke-1 PENGENALAN BANK. DEFINISI BANK BANK Bahasa ITALIA Banco yang artinya Bangku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. menerbitkan promes atau yang dikenal dengan nama Banknote (uang kertas). Kata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. sebagai lembaga keuangan yang kegiatan nya tidak terlepas dari transaksi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Efisiensi Operasi, Kualitas Aktiva, Permodalan Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Bank Bumd Tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II BANK SEBAGAI PENYALUR KREDIT. bahwa bank berasal dari bahasa Italia, banca yang berarti bence yaitu suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ahli. Berikut ini beberapa pengertian bank antara lain:

Ronny Kusnandar ISSN Nomor

BAB II LANDASAN TEORI

RUANG LINGKUP PERBANKAN KOMPUTERISASI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN, MANAJEMEN, 2 SKS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut merupakan uraian beberapa penelitian terdahulu,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menghimpun dana (Funding) dari masyarakat yang. kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana (Deficit unit) untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. demikian, rasio tersebut relatif lebih rendah di banding negara kawasan Asia lainnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. likuiditasnya yang cukup dan berusaha mencapai rehabilitasi yang wajar serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kelebihan dana (surplus) dengan pihak yang kekurangan dana (deficit), selain itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB II LANDASAN TEORITIS

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Rentabilitas Pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beserta persamaan dan perbedaannya yang mendukung penelitian ini :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

BAB II BAHAN RUJUKAN

MANAJEMEN PERBANKAN 1. PENGERTIAN BANK 2. SEJARAH PERBANKAN 3. PERBANKAN INDONESIA DIMASA KRISIS 4. JENIS-JENIS BANK 5.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum, pengertian CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada kaitannya dengan uang. Hal ini tidak salah karena bank memang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana daari masyarakat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (surplus) kepada pihak yang kekurangan dana (deficit) di samping

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didukung dari beberapa rujukan didalam literatur penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangkah meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONDISI PERUSAHAAN. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Perbankan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bergantung kepada dinamika perkembangan dan konstribusi nyata dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Manfaat menabung bisa diperoleh hasilnya ketika kita menjalani

2015 PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK-BANK YANG LIST DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga. yang melancarkan arus uang dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang : Pengaruh

PENDAHULUAN PENGERTIAN BANK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTEMUAN I & II: Oleh: Melinda Rahma Arullia, SE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. penghimpun (funding) dan penyalur (lending) dana atau disebut sebagai fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito.

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS

Tinjauan Atas Laporan Arus Kas Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Purwakarta

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan merupakan industri yang dalam kegiatan usahanya sangat

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tinjauan Umum Bank 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2000;11) Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai Lembaga Keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa Bank lainnya. Menurut Verry Stuart dalam bukunya bank politik (1999:1) Bank merupakan suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan mengedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral. Sedangkan menurut kamus perbankan yang disusun oleh tim penyusun kamus Perbankan Indonesia: Bank adalah suatu badan usaha di bidang keuangan yang menarik uang dari masyarakat dan menyalurkan kedalam masyarakat, Terutama dengan memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Sedangkan pengertian lembaga keuangan menurut Kasmir (2000:11) adalah :

Setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan di mana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyaluarkan dana. Jika ditinjau dari asal mula terjadinya Bank maka pengertian bank adalah meja atau tempat untuk menukarkan uang Kemudian pengertian Bank menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan adalah: Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan meyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 2.1.1.2 Kegiatan Usaha Bank Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya usaha perbankan selalu berkaitan masalah bidang keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan utama yaitu: a. Menghimpun dana b. Menyalurkan dana dan c. Memberikan jasa Bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa Bank lainnya hanyalah merupakan pendukung dar kedua kegiatan di atas.

Pengertian menghimpun dan maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana (uang) dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh Bank dengan cara memasang berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya. Jenis simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat adalah simpanan giro, tabungan, sertifikat deposito serta deposito berjangka di mana masing-masing jenis simpanan yang ada memiliki kelebihan dan keuntungan tersendiri. Kegiatan penghimpunan dana ini sering disebut dengan istilah funding. Menyalurkan dana adalah melemparkan kembali dana yang diperoleh lewat simpanan giro, tabungan dan deposito ke masyarakat dalam bentuk pinjaman (Kredit) bagi Bank yang berdasarkan prinsip konvensional atau pembiayaan bagi Bank yang berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan penyaluran dana ini juga dikenal dalam berbankan dengan istilah Lending. Dalam pemberian kredit disamping dikenakan bunga Bank juga mengenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit (dibetur) dalam bentuk biaya administrasi serta biaya provisi dan komisi. Sedangkan bagi Bank yang berdasarkan prinsip syariah berdasarkan bagi hasil atau penyertaan modal. Berikutnya adalah pengertian jasa lainnya yang merupakan jasa pendukung atau pelengkap kegiatan perbankan. Jasa-jasa ini diberikan terutama untuk mendukung kelancaran kegaitan menghimpun dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak langsung. Jasa perbankan lainnya antara lain meluputi: 1. Jasa Setoran seperti telepon, listrik, air atau uang kuliah

2. Jasa Pembayaran seperti pembayaran gaji, pensiun atau hadiah 3. Jasa Pengirim Uang (Transfer) 4. Jasa Penagihan (Inkaso), 5. Jasa Kliring (Clearing) 6. Jasa Penjualan Mata Uang Asing (valas) 2.1.1.3 Jenis-Jenis bank Di dalam Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 dengan sebelumnya yaitu Undang-Undang nomor 14 tahun 1967, terdapat beberapa perbedaan jenis perbankan. Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari segi fungsi, kepemilikan dan dari segi menentukan harga. Dari segi fungsi perbedaan yang terjadi terletak pada luasnya kegiatan atau jumlah produk yang dapat ditawarkan maupun jangkauan wilayah operasinya. Kemudian kepemilikan perusahaan dilihat dari segi pemilikan saham yang ada serta akte pendiriannya. Sedangkan dari menentukan harga yaitu antara Bank konvensional berdasarkan bunga dan Bank Syariah berdasarkan bagi hasil. Untuk jelasnya jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain:

1. Dilihat dari Segi Fungsinya. Dalam Undang-Undang Pokok Perbankan nomor 14 tahun 1967 jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari : a. Bank Umum b. Bank Pembangunan c. Bank Tabungan d. Bank Pasar e. Bank Desa f. Lumbung Desa g. Bank Pegawai h. dan Bank jenis lainnya Kemudian menurut Undang-Undang Pokok Perbankan nomor 7 tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-Undang RI. Nomor 10 tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dair dua jenis Bank yaitu: a. Bank Umum b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tersebut mengakibatkan perubahan fungsi Bank Pembangunan dan Bank Tabungan menjadi Bank Umum. Kemudian Bank Desa, Bank Pasar, Lumbung Desa dan Bank Pegawai menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

2. Dilihat dari Segi Kepemilikannya. Jenis Bank selanjutnya dapat dilihat dari segi kepemilikannya. Jenis Bank dilihat dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki Bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki Bank yang bersangkutan. Jenis Bank dilihat dari segi kepemilikan adalah sebagai berikut: a. Bank milik Pemerintah Di mana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh Pemerintah, sehingga seluruh keuntungan Bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh Bank milik Pemerintah antara lain: - Bank Negara Indonesia 46 (BNI) - Bank Rakyat Indonesia (BRI) - Bank Tabungan Negara (BTN) - Bank Mandiri Sedangkan Bank Milik Pemerintah Daerah (BPD) terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi yaitu: - BPD Sumatra Utara - BPD Sumatra Selatan - BPD DKI Jakarta - BPD Jawa Barat - BPD Jawa Tengah

- BPD Jawa Timur - BPD Kalimantan Timur - BPD Sulawesi Selatan - BPD bali - BPD Nusa Tenggara Barat - dan BPD lainnya b. Bank milik Swasta Nasional Merupakan Bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya diambil oleh swasta pula. Contoh Bank milik Swasta Nasional antara lain: - Bank Bumi Putta - Bank Bukopin - Bank Central Asia - Bank Danamon - Bank Internasional Indonesia - Bank Lippo - Bank Lippo - Bank Muamalat - Dan Bank Swasta Lainnya

Dalam Bank swasta milik nasional termasuk pula Bank-Bank yang dimiliki oleh badan usaha yang berbentuk koperasi. c. Bank milik Asing Bank milik asing merupakan cabang dari Bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara. Contoh Bank milik Asing antara lain: - ABN AMRO Bank - American Express Bank - Bank of America - Bangkok Bank - Bank of Tokyo - City Bank - Chase Manhattan Bank - Deutsche Bank - European Asian Bank - Hongkong Bank - Standard Chartered Bank - Dan Bank Asing lainnya d. Bank milik Campuran Bank milik campuran merupakan Bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Di mana kepemilikan sahamnya

secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia. Contoh Bank campuran antara lain: - Bank Finconesia - Bank Merincorp - Bank PDFCI - Bank Sakura Swadarma - Ing Bank - Inter Pacifik Bank - Paribas BBD Indonesia - Sanwa Indonesia Bank - Sumitomo Niaga Bank - Mitsubishi Buana Bank - Bank Campuran lainnya 3. Dilihat dari Segi Status. Pembagian jenis Bank dari segi status merupakan pembagian berdasarkan kedudukan atau status Bank tersebut. Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan Bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas pelayanannya. Oleh karena itu memperoleh status tersebut diperlukan penilaian-penilaian dengan kriteria tertentu. Jenis Bank bila dilihat dari segi status biasanya khusus untuk Bank umum.

Dalam praktiknya jenis Bank dilihat dari status dibagi ke dalam dua macam yaitu: a. Bank Devisa Bank yang berstatus devisa atau Bank devisa merupakan Bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negari atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer keluar negeri, inkaso ke luar negeri, travellers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of Credit (I/C) dan tranksaksi luar negeri lainnya. Persyaratan untuk menjadi Bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia setelah memenuhi semua persyarakatan yan di tetapkan. b. Bank non devisa Bank dengan status non devisa merupakan Bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai Bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya Bank devisa. Jadi Bank non devisa merupakan kebalikan daripada Bank devisa, di mana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas suatu negara 4. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga. Ditinjau dari segi menentukan harga dapat pula diartikan sebagai cara penentuan keuntungan yang akan diperoleh. Jenis Bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga baik harga jual maupun harga belu terbagi dalam 2 kelompok yaitu:

a. Bank yang berdasarkan Prinsip Konvensional Mayoritas Bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah Bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini disebabkan tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia di mana asal mula Bank di Indonesia dibawa oleh kolonial Belanda (Barat). Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, Bank yang berdasarkan prinsip kovensional menggunakan dua metode yaitu: 1. Menetapkan bunga sebagai harga jual, baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga beli untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingka suku bunga tertentu. penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based. 2. Untuk jasa-jasa Bank lainnya dipihak perbankan konvensional menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu seperti biaya administrasi biaya provisi, sewa, iuran dan biaya-biaya lainnya. Sistem pengenaan biaya ini dikenal istilah fee based. b. Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah Penentuan harga Bank yang berdasrkan Prinsip Syariah terhadap produknya sangat berbeda dengan Bank berdasarkan Prinsip Konvensional. Bank berdasarkan Prinsip Syariah menerapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara Bank dengan pihak lain baik dalam hal untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegaitan perbankan lainnya. Penentuan harga atau

mencari keuntungan bagi Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah adalah dengan cara: 1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah) 2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah) 3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah) 4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah) 5. Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dan pihak Bank oleh pihak lain (ijarah waiqtina) 2.1.1.4 Fungsi Bank dan Tujuan Bank Fungsi utama bank adalah sebagai penghimpun dana dan penyalur dari masyarakat. Secara sfesifik fungsi bank yaitu: 1. Agen of Trust Kegiatan perbankan berdasarkan kepercayaan dari nasabah kepada bank yang merupakan dasar utamanya, baik dalam menghimpun dana maupun menyalurkan dana. 2. Agen Of Development Tugas bank sebagai penghimpun dana dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan produksi, disrtibusi dan konsumsi dalam meningkatkan pembangunan perekonomian masyarakat. 3. Agen Of Services

Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran danan, Bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan lainnya kepada masyarat. Adapun tujuan dari perbankan yaitu untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan cara menghimpun dana dan dari masyarakat yang kelebihan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana. 2.1.2 Tinjauan Umum Rentabilitas 2.1.2.1 Pengertian Rentabilitas Pada umumnya rentabilitas dapat diartikan sebagai suatu perbandingan antara laba yang diperoleh dalam operasi perusahaan dengan modal, dalam hal ini penulis akan mengemukakan beberapa pendapat antara lain: Menurut pendapat S. Munawir pengertian rentabilitas yaitu: Rentabilitas menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu Menurut Alex S. Nitisemito mengatakan sebagai berikut: Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan modal yang digunakan dan dinyatakan dengan prosentase. Sedangkan pengertian rentabilitas menurut Sofyan Syafari Harahaf (2001:304), yaitu:

Rentabilitas atau disebut juga Profabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya Menurut bambang Riyanto (2001:36) Rentabilitas yaitu perbandingan laba usaha dengan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentasi. Rentabilitas bank yaitu ukuran kemampuan bank untuk mendapatkan laba dilakukan dengan cara menghitung rasio-rasio rentabilitas. Menurut Susan Irawati (2006:58) Rasio Rentabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan atau merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu, untuk melihat kemampuan perusahaan dalam beroperasi secara efisien. Rasio rentabilitas dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank, yaitu dengan cara menganalisis rasio-rasio rentabilitas. Menurut Lukman Dendawijaya (2009:118) Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. 2.1.2.2 Jenis- Jenis Rasio Rentabilitas Menurut Bambang Riyanto (2000:45) Secara garis besar terdapat dua jenis rentabilitas yaitu: 1. Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase. Salah satu factor yang menentukan tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi adalah profit margin. Menurut Bambang Riyanto (2000:37) Profit margin adalah perbandingan antara net operating income (laba Operasi) dengan nett Sales (Penjualan bersih) dimana perbandingan dinyatakan dalam persentasi 2. Rentabilitas Modal Sendiri Rentabilitas modal sendiri sering pula dinamakan rentabiltas usaha,modal asing tidak diperhitungkan sebagaimana yang dikemukakan oleh Bambang Riyanto (2000:40) adalah: Rentabilitas Modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah sendiri yang menghasilkan laba tersebut dilain pihak atau dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri dengan bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangiidengan modal asing dan pajak perseroan atau income tax (EAT= Earning After Tax/laba setelah pajak).

Sedangkan,odal yang diperhitungkan hanyalah modal sendiri yang bekerja di dalam perusahaan. 2.1.2.3 Analisis Rasio Rentabilitas Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Selain itu rasio-rasio dalam kategori ini dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank. Dalam perhitungan rasio-rasio rentabilitas, biasanya dicari hubungan timbal balik antarpos, yang terdapat pada laporan laba rugi bank dengan pospos pada neraca bank guna memperoleh berbagai indikasi yang bermanfaat dalam mengukur tingkat efisiensi dan profabilitas bank yang bersangkutan. Analisis rasio rentabilitas diantaranya dapat menggunakan rumusan sebagai berikut: 1. Return On Assets (ROA) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin tinggi ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tesebut dari segi penggunaan asset. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

ୟୠୟୱ ୠ ୪୳୫ ୟ୨ୟ୩ ( ) = X 100 % ܣ ௧௧௩ 2. Return on Equity (ROE) ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan ROE modal sendiri. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: = ܧ ୟୠୟ ୱ୧୦ ୲ ୪ୟ୦ ୟ୨ୟ୩ ( ) ୭ ୟ୪ ୬ ୧ ୧ X 100% 3. Rasio Beban Operasional Rasio biaya operasionak adalah perbandingan anara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Rasio Maya = ୧ୟ୷ୟ(ୠ ୠୟ୬ )୮ ୟୱ୧୭୬ୟ୪ ୬ ୟ୮ୟ୲ୟ୬ ୮ ୟୱ୧୭୬ୟ୪ X100% 4. Marjin Laba Bersih Marjin Laba Bersih atau Net Profit Margin adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

ୟୠୟ ୱ୧୦ ୱ ୲ ୪ୟ୦ ୟ୨ୟ୩ ( ) NPM = ୬ ୟ୮ୟ୲ୟ୬ ୮ ୟୱ୧୭୬ୟ୪ X 100 % 2.1.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Rentabilitas Rentabilitas dapat diketahui dengan membandingkan antara satu komponen dengan komponen yang lain, oleh karena itu tentunya rentabilitas tidak berdiri sendiri tapi dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mendukungnya, adapun faktor-faktor pendukung yang mempengaruhi tersebut adalah: 1. Laba yang dihasilkan dari sejumlah aktiva yang dihasilkan 2. Bunga yang ditanggung perusahaan 3. Pajak 4. Perputaran aktiva dari perusahaan tersebut 5. Modal sendiri yang ada pada perusahaan 2.2 Kerangka Pemikiran Sebagian besar perusahaan di dalam operasinya adalah untuk memperoleh laba yang maksimal. Oleh karena itu, penting bagi bank untuk mengukur rentabilitas karena dalam mengukur rentabilitas akan mengukur asset yang telah digunakan untuk operasionalnya hingga mendapatkan laba sehingga dengan mengukur asset yang digunakan tersebut akan diketahui efektifitasnya.

Pada periode 2008-2009, bank Jabar mengalami peningkatan dan penurunan nilai rentabilitas, hal ini mungkin wajar saja terjadi pada setiap perusahaan, tapi Bank Jabar merupakan Bank Pembangunan Daerah yang nasabahnya tidak sedikit, maka diharapkan setiap periodenya mengalami peningkatan. Oleh karena itu, penting bagi perbankan itu sendiri untuk mengukur rentabilitasnya. Pada umumnya rentabilitas dapat diartikan sebagai suatu perbandingan antara laba yang diperoleh dalam operasi perusahaan dengan modal, dalam hal ini penulis akan mengemukakan beberapa pendapat antara lain: Menurut pendapat S.Munawir, pengertian tentang rentabilitas sebagai berikut: Rentabilitas atau profabilitas adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Menurut Alex S. Nitisemito mengatakan sebagai berikut: Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan modal yang digunakan dan dinyatakan dengan prosentase. Menurut Bambang Riyanto ( 2001:36 ) rentabilitas yaitu perbandingan laba usaha dengan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dala persentase. Rentabilitas bank yaitu ukuran kemampuan bank untuk mendapatkan laba dilakukan dengan cara menghitung rasio-rasio Rentabilitas. Menurut Susan Irawati, (2006:58 ):

Rasio keuntungan atau sering disebut rentabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan atau merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu, untuk melihat kemampuan perusahaan dalam beroperasi secara efisien. Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa rentabilitas suatu perusahaan merupakan pencerminan kemampuan modal perusahaan yang bersangkutan untuk mendapatkan keuntungan. Oleh karena rentabilitas merupakan pencerminan efisiensi suatu perusahaan di dalam menggunakan modal kerjanya, maka cara menggunakan tingkat rentabilitas untuk ukuran efisiensi suatu perusaan merupakan cara yang baik. Dengan demikian maka jelaslah bahwa rentabilitas merupakan suatu hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan, sebagai suatu usaha efiensi dimana setiap perusaan, sebagai suatu usaha efisiensi dimana setiap perusahaan dalam operasinya selalu berusaha meningkatkan labanya agar asset rentabilitas sesuai dengan standar. Dalam perhitungan rasio-rasio rentabilitas biasanya dicari hubungan timbale balik antar pos, yang terdapat pada laporan laba rugi ataupun hubungan timbal balik antar pos, yang terdapat pada laporan laba rugi bank dengan pos-pos pada neraca bank guna memperoleh berbagai indikasi yang bermanfaat dalam mengukur tingkat efisiensi dan profitabilitas bank yang bersangkutan. Menurut Lukman Dendawijaya (2009:118) ada beberapa rumusan untuk menganalisis Rasio Rentabilitas diantaranya: a. Return On Asset ( ROA )

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan ( Laba ) secara keseluruhan. b. Return On Equity ( ROE ) Return on equity adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba bersih bank dari modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan tersebut c. Rasio Beban Operasional Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. d. Marjin Laba Bersih Adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan ( laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dan kegiatan operasionalnya. Dari berbagai rumusan tersebut, penulis akan menganalisis rentabilitas bank jabar dengan menggunakan Marjin Laba Bersih atau Net Profit Margin Berdasarkan Kerangka pemikiran yang telah dijelaskan diatas maka skema penelitian dalam penelitian ini adalah:

Rasio Rentabilitas Marjin Laba Bersih Lukman Dendawijaya ( 2009:118) Gambar 1. 1 Skema Kerangka Pemikiran Rasio Rentabilitas Pada Bank Jabar Kantor Cabang Suci