PENGARUH VARIASI BENTUK PERMUKAAN FORGING SAMBUNGAN LAS GESEK ROTARY TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA MILD STEEL. Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 1 Tahun 2012 : ISSN X

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak

Gambar 4.1. Hasil pengelasan gesek.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dengan pesat. Ditemukannya metode-metode baru untuk mengatasi

SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN LAS ALUMINIUM 6061 HASIL FRICTION WELDING ABSTRACT

PENGARUH DURASI GESEK, TEKANAN GESEK DAN TEKANAN TEMPA TERHADAP IMPACT STRENGTH SAMBUNGAN LASAN GESEK LANGSUNG PADA BAJA KARBON AISI 1045

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisa Kekuatan Sambungan Las SMAW Pada Material Baja ST 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penyambungan Aluminium 6061 T6 dengan Metode CDFW. Gambar 4.1 Hasil Sambungan

PENGARUH PROFIL PIN DAN TEMPERATUR PREHEATING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN MATERIAL AA5052-H32 FRICTION STIR WELDING

Desain dan Penentuan Lokasi Pembebanan Pendulum Alat Uji Impak Untuk Pengujian Produk Hasil Las Gesek Rotary Bar-Plate

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung. Sedangkan estimasi waktu penelitian dikisarkan

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN DAN VARIASI DIAMETER ELEKTRODA TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA STAINLESS STEEL AISI 304

Kekuatan Puntir dan Porositas Hasil Sambungan Las Gesek AlMg-Si dengan Variasi Chamfer dan Gaya Tekan Akhir

Studi Eksperimen Pengaruh Durasi Gesek, Tekanan Gesek Dan Tekanan Tempa Pengelasan Gesek (FW) Terhadap Kekuatan Tarik dan Impact Pada Baja Aisi 1045

ANALISA PENGARUH KONDUKTIVITAS TERMAL BACKING PLATE TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK SAMBUNGAN FRICTION STIR SPOT WELDING AA 5052-H32

UNIVERSITAS DIPONEGORO

ANALISA KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 6110

PENGARUH KECEPATAN SPINDLE DAN FEED RATE TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN LAS TIPE FRICTION STIR WELDING UNTUK ALUMINIUM SERI 1100 DENGAN TEBAL 2 MM

KEKUATAN TARIK DAN BENDING SAMBUNGAN LAS PADA MATERIAL BAJA SM 490 DENGAN METODE PENGELASAN SMAW DAN SAW

PENGARUH DAN SUDUT KAMPUH PENGELASAN TERHADAP KEKERASAM DAN KERETAKAN PADA LAS SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052

TUGAS AKHIR. Oleh: Muhammad Husen Bahasa Dosen Pembimbing: Ir. Nur Husodo, M. Sc.

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PENGARUH KECEPATAN PUTARANDAN DWELL TIME FLAT TOOL TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK SAMBUNGAN FSSW AA5083DANGALVANIZED STEEL

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

VARIASI POSISI PENGELASAN DAN GERAKAN ELEKTRODA TERHADAP BAJA VCN 150

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada rentang

TUGAS PENYAMBUNGAN MATERIAL 5 RACHYANDI NURCAHYADI ( )

PENGARUH SUHU PREHEAT DAN VARIASI ARUS PADA HASIL LAS TIG ALUMINIUM PADUAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. waktu pada bulan Oktober hingga bulan Maret Peralatan dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

BAB III METODE PENELITIAN

Pengelasan dan Pengujian Tarik

I. PENDAHULUAN. Logam merupakan material kebutuhan manusia yang banyak penggunaannya

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh : SUPRIYADI NIM. I

SNTMUT ISBN:

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Oleh : Dwi Agus Santoso

PENGARUH VARIASI PARAMETER PENGELASAN (PUTARAN DAN TEMPERATUR) TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN LAS HASIL FRICTION WELDING PADA BAJA KARBON RENDAH

Pengaruh Kecepatan Potong Pada Pemotongan Polymethyl Methacrylate Menggunakan Mesin Laser Cutting

PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA AISI 4140 AFRIANGGA PRATAMA 2011/ PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

PENGARUH WAKTU GESEK FRICTION WELDING TERHADAP KARAKTERISASI BAJA AISI 1045 DENGAN SUDUT CHAMFER 15 o ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA HASIL PENGELASAN SMAW PADA STAINLESS STEEL AISI 304 DENGAN VARIASI ARUS DAN DIAMETER ELEKTRODA

BAB I PENDAHULUAN. penting pada proses penyambungan logam. Pada hakekatnya. diantara material yang disambungkan. Ini biasanya dilakukan

PENGARUH KECEPATAN PUTAR TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN ALUMINIUM 1XXX DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING. Tri Angga Prasetyo ( )

PENGARUH KECEPATAN ROTASI TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN FRICTION STIR WELDING MATERIAL POLYAMIDE DENGAN PEMANAS TAMBAHAN

PENGARUH WAKTU DAN TEKANAN GESEK TERHADAP KEKUATAN TARIK SAMBUNGAN PADUAN ALUMINIUM DAN BAJA KARBON PADA PENGELASAN GESEK CONTINUOUS DRIVE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGUJIAN KEBULATAN HASIL PEMBUBUTAN POROS ALUMINIUM PADA LATHE MACHINE TYPE LZ 350 MENGGUNAKAN ALAT UKUR ROUNDNESS TESTER MACHINE

I. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material

Kolbi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Program Studi S-1 Teknik Mesin Fakultas Teknik, Yogyakarta 55183, Indonesia

PENGARUH WAKTU DAN JARAK TITIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP KEKUATAN GESER HASIL SAMBUNGAN LAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. cukup berat. Peningkatan akan kualitas dan kuantitas serta persaingan

PENGARUH VARIASI SUDUT DIES TERHADAP PENARIKAN KAWAT ALUMINIUM. Asfarizal 1 dan Adri Jamil 2. Abstrak

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW

PENGARUH PROSES PREHEATING PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL BAJA ST 37

KAJIAN HASIL PROSES PENGELASAN MIG DAN SMAW PADA MATERIAL ST41 DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN (Air, Collent, dan Es) TERHADAP KEKUATAN TARIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN SAMBUNGAN LAS BAJA ST 37 DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI ELEKTRODA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut:

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

STUDI PENGARUH ARUS DAN WAKTU PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS TITIK (SPOT WELDING) LOGAM TAK SEJENIS

PENGARUH PENGUNAAN PIN TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALMUNIUM (Al)

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

I. PENDAHULUAN. Salah satu cabang ilmu yang dipelajari pada Teknik Mesin adalah teknik

Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Pengelasan Gesek Baja Tahan Karat Austenitik AISI 304

VARIASI KUAT ARUS LAS SMAW TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN UJI TARIK PADA BAJA ST 40

Karakterisasi Baja Karbon Rendah Setelah Perlakuan Bending

Kekuatan Tarik Dan Porositas Silinder Al-Mg-Si Hasil Die Casting Dengan Variasi Tekanan

STUDI EKSPERIMENTAL DAN ANALITIS KAPASITAS SAMBUNGAN BAJA BATANG TARIK DENGAN TIPE KEGAGALAN GESER BAUT

KEKUATAN MATERIAL. Hal kedua Penyebab Kegagalan Elemen Mesin adalah KEKUATAN MATERIAL

Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru, Kode Pos Abstract

STUDI EKSPERIMENTAL VARIASI PRETENSION SAMBUNGAN BAUT BAJA TIPE SLIP CRITICAL

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

PENGARUH FEED RATE TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA FRICTION STIR WELDING ALUMUNIUM

I. PENDAHULUAN. atau lebih dengan memanfaatkan energi panas. luas, seperti pada kontruksi bangunan baja dan kontruksi mesin.

Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru, Kode Pos Abstract

Kekuatan Tarik Dan Kekerasan Sambungan Las Baja ST 37 Dengan Menggunakan Variasi Elektroda

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

PENGARUH PROFIL PIN DAN JARAK PREHEATING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN MATERIAL AA5052-H32 FRICTION STIR WELDING JUDUL

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

PENGARUH BENTUK PROBE PADA TOOL SHOULDER TERHADAP METALURGI ALUMINIUM SERI 5083 DENGAN PROSES FRICTION STIR WELDING

Peningkatan Peran Teknologi Friction Welding Dalam Memproduksi As Sepeda Motor Produk Industri Kecil

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

SKRIPSI METALURGI FISIK SIMULASI DAN ANALISIS PENGUJIAN FATIK DENGAN VARIASI BEBAN PADA MATERIAL PADUAN ALUMINIUM DAN MAGNESIUM

Pengaruh Jenis Pahat dan Cairan Pendingin

Mulai. Identifikasi Masalah. Persiapan Alat dan Bahan

ANALISIS PENGARUH SISI PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK HASIL PENGELASAN DUA SISI FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5083 PADA KAPAL KATAMARAN

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS PENGELASAN ASTM A790 DAN ASTM A106 Gr. B HASIL PROSES PENGELASAN GTAW YANG DIAPLIKASIKAN PADA PIPA GEOTHERMAL

Dwi Agus Santoso, Nur Husodo Jurusan D3 Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

Transkripsi:

PENGARUH VARIASI BENTUK PERMUKAAN FORGING SAMBUNGAN LAS GESEK ROTARY TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA MILD STEEL Putra Partomuan 1, Yohanes 2, Laboratorium Teknologi Produksi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau 1 putrapartomuan88@gmail.com 2 yohanes_tmesin@yahoo.com Abstract Along with the times, welding technology has undergone many developments. The new methods in the process of connecting material are an evidence of developments in welding technology, one of which is friction welding. The friction welding is a welding without using electrode, that the connection between the two materials of welding is obtained a homogeneous connection. The friction welding can also be used to connect cylindrical material or non-cylindrical material. This study aims to analyze the effect of variations in the forging surface (chamfer angle) on tensile strength of welded joints of the rotary friction welding using mild steel. In this study used the mild steel material, which a diameter of 8 shaped cylindrical. The cylindrical with a length of chamfer 2 and diameter forging of 4 by variation of the angle of 30 0, 45 0, and 60 0 were investigated in this research. Then, the rotational speed was 3800 rpm, friction pressure of 4 bars, and the forging pressure of 6 bars were applied in this research. Result showed work piece surface conditions (chamfer angle) affect the value of the tensile strength of steel mild steel. Specimens with diameter forging of 4 have a tensile strength value of an average of 424.63 N/ 2, 530.79 N/ 2 and 563.81 N/ 2. The specimen with a chamfer length of 2 has an average tensile strength of 585.04 N/ 2, 537.86 N/ 2 and 450.58 N/ 2. Keywords: Friction Welding, Mild Steel, Chamfer Angle, Maximum Tensile Strength. 1. Pendahuluan Proses pengelasan adalah proses penyambungan dua buah logam dengan memanfaatkan energi panas sebagai proses utama dalam proses penyambungan logam dan sumber panas dalam proses pengelasan berasal dari perubahan energi lain. Beberapa jenis energi yang dapat diubah menjadi energi panas adalah energi mekanik, seperti energi gesekan, energi impuls, dan lain-lain. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi pengelasan telah mengalami banyak perkembangan. Dengan metode-metode baru dalam proses penyambungan material merupakan petunjuk adanya perkembangan dalam teknologi pengelasan, salah satunya adalah pengelasan gesek (friction welding) [1]. Beberapa kelebihan dari friction welding ini adalah penghematan material, memerlukan waktu yang cepat untuk penyambungan dua material yang sama maupun berbeda. Friction welding juga dapat menyambung material yang bulat maupun tidak bulat. Sedangkan parameter proses yang penting adalah waktu gesekan, tekanan gesekan, waktu tempa, tekanan tempa dan kecepatan putar [2]. Las Gesek (friction welding) lebih baik jika dibandingkan dengan las konvensional dalam hal porositas, karena las gesek (friction welding) menghasilkan hasil lasan yang hampir tidak mengandung porositas atau hanya mengandung sedikit porositas mikro [3]. Friction welding disamping bertujuan untuk mempermudah proses pengerjaan juga bertujuan mendapatkan efisiensi maksimum. Dimana dalam semua proses las gesek akan selalu menghasilkan pemendekan yang disebabkan munculnya flash yang berbentuk menyerupai cincin. Semakin banyak flash yang muncul akan menyebabkan semakin banyaknya material yang terbuang. Agar penggunaan material bisa dilakukan khususnya dalam penghematan dimensi panjang material maka penelitian tentang munculnya flash perlu juga dilakukan. Faktor lain yang mempengaruhi kekuatan material yang disambung dengan menggunakan metode las gesek adalah munculnya porositas [4]. Luasnya pengaplikasian teknologi pengelasan gesek (friction welding) ini, disebabkan karena beberapa konstruksi pemesinan yang dibuat dengan teknik penyambungan menjadi lebih sederhana dalam proses pengerjaannya. Selain itu proses pengelasan dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya menutup lubang pada suatu logam karena berkarat, menambal bagian-bagian mesin yang sudah aus dan lain-lain [3]. Pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Santoso [5] mengenai pengaruh pengaruh sudut chamfer dan gaya tekan akhir terhadap kekuatan tarik dan porositas sambungan las gesek pada paduan Al-Mg-Si. Dari penelitian tersebut didapat baahwa Kekuatan tarik pada pengelasan gesek aluminium paduan Al-Mg-Si akan meningkat seiring dengan semakin kecilnya sudut chamfer dan semakin besarnya gaya tekan akhir dan porositas menurun dengan bertambahnya sudut dan gaya tekan akhir. Pratama [3] melakukan penelitian untuk mengetahui nilai kekuatan tarik dan nilai kekerasan Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 1

dari sambungan las gesek pada baja mild steel dengan hasil rata-rata pengujian tarik dari 6 spesimen yang diuji dengan kecepatan putar 1100 rpm mempunyai nilai kekuatan tarik 37 kg/ 2 dengan nilai rata-rata regangan 7,3%. Hasil penampang patah pada semua spesimen baja karbon rendah, didominasi patahannya bersifat ulet. Dari beberapa hasil penelitian di atas masih belum diketahui pengaruh sudut chamfer pengelasan kekuatan tank sambungan las gesek pada baja mild steel. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang bagaimana pengaruh sudut chamfer terhadap kekuatan tarik sambungan las gesek pada baja mild steel. 2. Metode Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu : Gambar 3 Benda Uji dengan sudut chamfer 60 0 dan panjang chamfer 2 2.1 Pembuatan Sudut chamfer Pada Baja Mild steel Tahap ini merupakan tahapan pembuatan sudut chamfer pada baja mild steel yang akan disambung dengan menggunakan las gesek, proses pembuatan sudut chamfer dilakukan dengan menggunakan mesin bubut. Sudut chamfer yang akan dibuat yaitu 30 0, 45 0, 60 0, dengan 18 spesimen memiliki panjang chamfer 2 dan 18 spesimen memiliki diameter forging 4. Bentuk chamfer yang akan dibuat dapat dilihat pada Gambar 1 sampai Gambar 6. Gambar 4 Benda Uji dengan sudut chamfer 30 0 dan diameter forging 4 Gambar 1 Benda Uji dengan sudut chamfer 30 0 dan panjang chamfer 2 Gambar 5 Benda Uji dengan sudut chamfer 45 0 dan diameter forging 4 Gambar 2 Benda Uji dengan sudut chamfer 45 0 dan panjang chamfer 2 Gambar 6 Benda Uji dengan sudut chamfer 60 0 dan diameter forging 4 Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 2

2.2 Pengelasan Dengan Mesin Las Gesek Tahap ini merupakan tahapan dilakukannya pengelasan pada baja mild steel. Proses pengelasan dilakukan terhadap spesimen dengan ukuran diameter 8 yang telah diberikan sudut chamfer sebelumnya, proses pengelasan dilakukan pada putaran motor 3800 rpm, tekanan pendorong 4 bar, tekanan forging 6 bar, dan durasi pengelasan 20 detik. Pada proses ini satu spesimen dicekan dengan menggunakan chuck yang bertujuan memberikan tekanan dan satu spesimen dicekam pada chuck yang berputar. 30, l= 2 45, l= 2 60, l= 2 1 573,25 2 580,33 3 601,56 1 530,79 2 537,86 3 544,94 1 431,71 2 445,86 3 474,17 Berdasarkan hasil pengujian tarik yang disajikan pada Tabel 1 dapat diketahui nilai ratarata kekuatan tarik dari spesimen untuk masing masing variasi sudut dengan panjang chamfer 2 dan diameter forging 4. Gambar 7 Mesin Las Gesek Rotary 2.3 Pengambilan Data Uji Tarik Tahap ini merupakan tahapan dilakukannya pengambilan data akhir, pengambilan data yang dilakukan diantaranya adalah melakukan uji tarik terhadap 18 spesimen yang telah dilakukan pengelasan sebelumnya. Pengujian spesimen dilakukan dengan menggunakan standar ASTM E8-M. Setelah spesimen telah dibentuk menjadi bentuk standar ASTM-E8M tahapan selanjutnya adalah melakukan pengujian tarik dengan menggunakan Universal Testing Machine untuk mengetahui gaya tarik maksimum pada sambungan las gesek baja mild steel yang nantinya akan digunakan untuk menghitung ultimate tensile strengh (kekuatan tarik maksimum) pada sambungan las gesek rotary baja mild steel. 4. Pembahasan Berdasarkan pada Tabel 1 didapatkan grafik perbandingan antara diameter forging 4 dan panjang chamfer 2 untuk sudut chamfer 30 0, 45 0, 60 0. Berdasarkan Gambar 8 terlihat bahwa untuk spesimen dengan sudut chamfer 30 0, chamfer 2 lebih tinggi dari kekuatan tarik dengan diameter forging 4. Untuk pengujian spesimen dengan panjang chamfer 2 nilai kekuatan tarik terendah yaitu sebesar 297,24 N/ 2, sedangkan nilai kekuatan tarik terendah untuk spesimen dengan diameter forging 4 yaitu sebesar 573,25 N/ 2. Untuk nilai kekuatan chamfer 2 yaitu sebesar 502,48 N/ 2 spesimen dengan diameter forging 4 yaitu sebesar 601,56 N/ 2. 3. Hasil Tabel 1 Hasil Pengujian Tarik Kekuatan Tarik Sudut Spesimen (N/^2) 30, d= 4 45, d= 4 60, d= 4 1 297,24 2 474,17 3 502,48 1 523,71 2 530,79 3 537,86 1 537,86 2 559,09 3 594,48 Gambar 8 Grafik Perbandingan Kekuatan Tarik Maksimum Spesimen Dengan Sudut Chamfer 30 0 Berdasarkan Gambar 9 terlihat bahwa untuk spesimen dengan sudut chamfer 45 0, chamfer 2 lebih tinggi dari kekuatan tarik dengan diameter forging 4. Untuk pengujian spesimen dengan panjang chamfer 2 nilai Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 3

kekuatan tarik terendah yaitu sebesar 523,71 N/ 2, sedangkan nilai kekuatan tarik terendah untuk spesimen dengan diameter forging 4 yaitu sebesar 530,79 N/ 2. Untuk nilai kekuatan chamfer 2 yaitu sebesar 537,86 N/ 2 spesimen dengan diameter forging 4 yaitu sebesar 544,94 N/ 2. Gambar 9 Grafik Perbandingan Kekuatan Tarik Maksimum Spesimen Dengan Sudut Chamfer 45 0 Berdasarkan Gambar 10 terlihat bahwa untuk spesimen dengan sudut chamfer 60 0, chamfer 2 lebih rendah dari kekuatan tarik dengan diameter forging 4. Untuk pengujian spesimen dengan panjang chamfer 2 nilai kekuatan tarik terendah yaitu sebesar 431,71 N/ 2, sedangkan nilai kekuatan tarik terendah untuk spesimen dengan diameter forging 4 yaitu sebesar 537,86 N/ 2. Untuk nilai kekuatan chamfer 2 yaitu sebesar 474,17 N/ 2 spesimen dengan diameter forging 4 yaitu sebesar 594,48 N/ 2. Gambar 10 Perbandingan Kekuatan Tarik Maksimum Spesimen Dengan Sudut Chamfer 60 0 Berdasarkan data diatas terlihat bahwa kekuatan tarik maksimum pada baja mild steel dengan panjang chamfer 2 semakin berkurang seiring dengan semakin besar sudut yang diberikan. Sedangkan kekuatan tarik maksimum pada baja mild steel dengan diameter 4 semakin bertambah besar dengan semakin besar sudut yang diberikan. Hal ini disebabkan karena pada spesimen dengan panjang sudut chamfer 2 semakin besar sudut yang diberikan maka bidang kontak sambungan las gesek akan semakin mengecil sehingga pada saat proses pengelasan daerah yang melebur dan menjadi satu menjadi semakin kecil sehingga mengakibatkan kekuatan tarik maksimum dari sambungan las gesek baja mild steel tersebut semakin menurun, sedangkan untuk spesimen dengan diameter forging 4 semakin besar sudut chamfer yang diberikan maka panjang dari sudut chanfer tersebut akan semakin pendek sehingga pada saat dilakukan proses pengelasan dan terjadi peleburan maka sudut terbesar yang memiliki panjang sudut chamfer terpendek akan semakin cepat mencapai sudut kontak maksimum yaitu 8 sehingga mengakibatkan kekuatan tarik dari sambungan las gesek baja mild steel terseabut semakin besar. 5. Simpulan Adapun simpulan dari penelitian ini adalah: kondisi permukaan benda kerja (pemberian sudut chamfer dengan variasi diameter forging dan panjang sudut chamfer) mempengaruhi nilai kekuatan tarik dari baja mild steel. Hal ini terlihat dengan diameter forging yang sama (panjang sudut chamfer bervariasi) untuk semua sudut chamfer menyebabkan nilai kekuatan tarik dari baja mild steel semakin meningkat dengan semakin besarnya sudut chamfer yang diberikan dan juga dengan panjang sudut chamfer yang sama (diameter forging bervariasi) untuk semua sudut chamfer menyebabkan nilai kekuatan tarik dari baja mild steel semakin meningkat dengan semakin kecilnya sudut chamfer yang diberikan. Daftar Pustaka [1].Suratman, Maman. 2001. Teknik Mengelas. Cetakan I, Pustaka Grafika, Bandung. [2].Imawan, B. Irawawan, Y. S dan Soenoko, R, 2003. Pengaruh Sudut Chamfer Dan Kekasaran Permukaan Terhadap Kekuatan Tarik Sambungan Las Gesek Al-Mg-Si. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Jurnal Mahasiswa Mesin. Volume V No: 021.8.1.04 [3].Pratama Irvan Aria, 2014, Penyambungan Baja Karbon Rendah Dengan Metode Friction Welding Program Studi Diploma Tiga Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta [4].W H Jiang, R Kovacevic, 2004, Feasibility study of friction stir welding of 6061-T6 aluminium alloy with AISI 1018 steel, Research Centre for Advanced Manufacturing, Southern Methodist University, Richardson, Texas, USA, Journal of Engineering Manufacture. Vol.218.10,pp1323-1331 [5].Santoso, E. B, Irawan, Y. S dan Sutikno, S 2012. Pengaruh Sudut Chamfer Dan Gaya Tekan Akhir Terhadap Kekuatan Tarik Dan Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 4

Porositas Sambungan Las Gesek Pada Paduan Al-Mg-S. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang, Jurnal Rekayasa Mesin. Vol.03.01,pp 293-298 Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 5