Kinerja Tutor Pada Pembelajaran Program Paket B di Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Desa Bulila Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. PKBM Jabal Rahmah

BAB I PENDAHULUAN. membuat mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk memperoleh. merupakan sektor penting yang berperan aktif dalam meningkatkan

1 BAB II KAJIAN TEORITIS. Setiap individu yang diberi tugas atau kepercayaan untuk bekerja pada

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencetak peserta didik yang mempunyai intelektual yang tinggi, mempunyai. sesuai dengan norma agama dan norma masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Program Kejar Paket B setara SLTP mulai dirintis sejak tahun 1989,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Pasal 26 ayat (3), yang menjelaskan bahwa pendidikan

LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI PESERTA DIDIK PADA PAKET C KELAS TIGA DI SKB KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat berlangsung melalui lembaga pendidikan informal, lembaga

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang memiliki budi pekerti luhur,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. masih mengalami hambatan sehingga program-program yang diluncurkan untuk

STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF TENTANG MOTIVASI BELAJAR WARGA BELAJAR KELAS XI PAKET C SETARA SMA DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) PURWOKERTO

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF PENDIDIKANJAWA TIMUR

¹ Sofyan Kasiaradja Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo: Prof.Dr.H. Ansar M.Si dan Dr. Asrin M.

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KELOMPOK BELAJAR PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B UPTD SKB BINA MANDIRI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO TESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pembangunan bangsa. Melihat kondisi masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi ini masih banyak masyarakat Indonesia yang tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam dunia pendidikan motivasi merupakan pendorong utama siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Imay Ifdlal fahmy, 2013

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kegiatan penting dalam pembangunan.

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. Bank NTB Cabang Utama Pejanggik)

BAB I PENDAHULUAN. sasaran pendidikan adalah warga masyarakat yang tidak pernah sekolah/ buta aksara,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangMasalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

PERAN PENTING SAKA WIDYA BUDAYA BAKTI DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PAUD DAN PNFI

PENDIDIKAN KESETARAAN FITTA UMMAYA SANTI, S. PD., M. PD

2015 PENGARUH KINERJA WIDYAISWARA TERHADAP KEPUASAN PARA PESERTA DIKLAT DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOLOGI BANDUNG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berperan penting dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa,

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. pertama dituliskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. UKDW

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Raden Aufa Mulqi, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pada pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa salah satu tujuan negara

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya pendidikan tersebut, lebih lanjut diuraikan dalam Undang- Undang Pendidikan Nomor 20 tahun 2003, Pasal 5 yang berbunyi:

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

BAB I PENDAHULUAN. dengan proses pendidikan yang bermutu (Input) maka pengetahuan (output) akan

PENGARUH JAM BELAJAR MASYARAKAT DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI 02 KALISORO TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Disusun oleh : ANISA ANGGO MARTANI A

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah untuk menghadapi tantangan era globalisasi adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, hipotesis dan definisi operasional yang

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

DIVESIFIKASI LAYANAN PENDIDIKAN KESETARAAN & REVIEW MATERI. Fitta Ummaya Santi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Kebijakan Pembangunan Sumber Daya Manusia Dan Efektivitasnya. Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT PENYELENGGARAAN PROGRAM PAUD KELOMPOK BERMAIN TERATAI I DESA HUTADAA KABUPATEN GORONTALO

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 6 PEMBAHASAN. Hipotesis pertama adalah adanya dugaan bahwa variabel peran. pendampingan tutor secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KEAKSARAAN TERHADAP PENDIDIKAN ORANG DEWASA (Penelitian Tentang Keaksaraan di PKBM Hidayah)

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Warga masyarakat yang buta aksara merupakan penghambat utama baginya untuk bisa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

GAMBARAN STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF KEGIATAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PROGRAM PAKET B DI PKBM TANJUNG SARI

KALENDER PENDIDIKAN SMA, SMALB, SMK, dan PNFI TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat. Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH

HUBUNGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KEJAR PAKET C DI PKBM WIJAYA KUSUMA KECAMATAN BOGOR SELATAN KOTA BOGOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

BAB III METODE PENELITIAN

PERANAN PENERAPAN METODE IQRO TERHADAP HASIL BELAJAR WARGA BELAJAR KEAKSARAAN FUNGSIONAL DASAR MERPATI. Irliana Faiqotul Himmah 13

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan global mengharuskan Indonesia harus mampu bersaing

ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SKB PACITAN

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA SMKN 1 MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan akhir manusia dalam menempuh pendidikan biasanya berkaitan dengan

KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN HAK ATAS PENDIDIKAN DASAR DI INDONESIA

Ewisahrani Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PELATIHAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MADIUN TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap materi pembelajaran matematika yang nantinya akan di deskripsikan secara

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia. Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

PERAN FASILITAS PERPUSTAKAAN TERHADAP KINERJA PUSTAKAWAN DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SULAWESI UTARA

BAB III KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu

Bahan Ajar Keaksaraan Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

BAB I PENDAHULUAN. syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam menyelenggarakan pembangunan di

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, yaitu sebuah metode penelitian

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru

KINERJA PENGELOLA PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) MITRA RIAU JAYA CEMERLANG KECAMATAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU

B. Kajian Teoritis dan Metode Penelitian

Transkripsi:

Kinerja Tutor Pada Pembelajaran Program Paket B di Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo Olin Raden Ibrahim Yakob Napu, Ummyssalam Duludu JURUSAN PLS UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Abstrak Permasalahan dalam penelitian ini adalah: bagaimana kinerja tutor pada program Paket B di Kecamatan Talaga Jaya. Sedangkan tujuan penelitian adalah untuk menggambarkan kinerja tutor pada program Paket B di Kecamatan Talaga Jaya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa angket. Sedangkan teknik analisa data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja tutor Paket B Kecamatan Talaga Jaya berjumlah 20 orang, secara kuantitatif sudah termasuk pada kategori cukup tinggi. Dengan hasil skor sejumlah 2.882 atau 83,78% Pendahuluan Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Dalam pendidikan non formal, tutor merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan. Tutor mempunyai posisi strategis, maka setiap usaha peningkatan mutu pendidikan perlu memberikan perhatian besar kepada peningkatan tutor baik dalam segi jumlah maupun mutunya. Tutor merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam pendidikan nonformal pada umumnya karena bagi peserta didik, tutor sering dijadikan tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan kesiapan tutor dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar mengajar. Namun demikian posisi strategis tutor untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional tutor dan mutu kinerjanya (Kamil, 2009:90). Berdasarkan pengamatan di Kecamatan Talaga Jaya, pelaksanaan program Paket B berlangsung setiap minggu mulai hari Senin sampai dengan hari Jumat. Kegiatan pembelajaran program ini berlangsung dari pagi hari sampai dengan siang hari seperti halnya sekolah formal. Tetapi karena ada kondisi ruang belajar yang sudah tidak layak yang perlu perbaikan, dan beberapa ruang kelas dipakai untuk kegiatan yang lain, maka beberapa kelas pada program kesetaraan melaksanakan proses belajar mengajar di luar ruangan. Tetapi hal

ini tidak mengurangi makna dari proses pembelajaran tersebut. Peserta didik tetap mengikuti materi yang diberikan oleh tutor. Begitu juga tutor tetap mengkondisikan proses belajar mengajar dengan prasarana yang ada. Adapun permasalahan yang ada selama ini pada penyelenggaraan program pendidikan kesetaraan sangat banyak terutama dalam proses pembelajaran yang akhirnya sangat mempengaruhi kompotensi lulusan peserta didik. Untuk mengetahui berbagai permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran program kesetaraan tersebut perlu diadakan identifikasi kebutuhan dalam rangka pengembangan model pembelajaran pendidikan kesetaraan. Kenyataan ini yang manjadi dasar penelitian. Kontroversi antara kondisi ideal yang harus dijalani tutor sesuai harapan dengan kenyataan yang terjadi dilapangan merupakan suatu hal yang perlu dan patut untuk dicermati secara mendalam tentang faktor penyebab munculnya dilema tersebut, sebab hanya dengan memahami faktor yang berpengaruh terhadap kinerja tutor maka dapat dicarikan alternatif pemecahannya sehingga faktor tersebut bukan menjadi hambatan bagi peningkatan kinerja tutor melainkan mampu meningkatkan dan mendorong kinerja tutor kearah yang lebih baik sebab kinerja sebagai suatu sikap dan perilaku dapat meningkat dari waktu ke waktu. Kinerja Tutor Setiap individu yang diberi tugas atau kepercayaan untuk bekerja pada suatu organisasi tertentu diharapkan mampu menunjukkan kinerja yang memuaskan dan memberikan konstribusi yang maksimal terhadap pencapaian tujuan organisasi tersebut. Kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan (Mangkunegara, 2005:9). Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya pendidik program paket B sesuai dengan kompetensinya perlu melakukan langkah langkah sebagai berikut yaitu : (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Penilaian prestasi hasil belajar, (4) Melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian. Bila tutor diberikan tugas tidak sesuai dengan keahliannya akan berakibat menurunnya cara kerja dan hasil tutor, juga akan menimbulkan rasa tidak puas pada diri tutor. Rasa kecewa akan menghambat perkembangan moral kerja tutor. Menurut Sastrohadiwiryo (2001:12) bahwa moral kerja positif ialah suasana bekerja yang gembira, bekerja bukan dirasakan sebagai sesuatu yang dipaksakan melainkan sebagai sesuatu yang menyenangkan. Moral kerja yang positif adalah mampu mencintai tugas sebagai suatu yang memiliki nilai

keindahan di dalamnya. Jadi kinerja dapat ditingkatkan dengan cara memberikan seseorang sesuai dengan bidang kemampuannya. Kemampuan bersama-sama dengan bakat merupakan salah satu faktor yang menentukan prestasi individu, sedangkan prestasi ditentukan oleh banyak faktor diantaranya kecerdasan. Pengukuran Penilaian Kinerja Tutor Kinerja tutor sangat penting untuk diperhatikan dan dievaluasi karena tutor mengemban tugas profesional artinya tugas-tugas hanya dapat dikerjakan dengan kompetensi khusus yang diperoleh melalui program pendidikan. Tutor memiliki tanggung jawab yang secara garis besar dapat dikelompokkan yaitu: (1). Tutor sebagai pengajar, (2). Tutor sebagai pembimbing dan (3). Tutor sebagai pendidik. Adapun makna penilaian bagi ketiganya sebagai berikut: Makna bagi peserta didik ada dua kemungkinan yaitu memuaskan, jika memperoleh nilai yang baik, dan tidak memuaskan karena memperoleh nilai yang tidak memuaskan. Makna bagi tutor berdasarkan hasil nilai yang diperoleh, tutor mengetahui peserta didik mana yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya, sudah tersampaikan dengan baikkah materi pembelajaran, dan mengetahui strategi pembelajaran yang digunakan sudah mencapai sasaran atau belum. Makna bagi sekolah, dapat mengetahui bagaimana hasil belajar peserta didik, sekolah sudah memenuhi standar atau belum, informasi yang diperoleh dapat dijadikan pertimbangan sekolah untuk menyusun program pendidikan disekolah untuk masa yang akan datang. Program Paket B Pendidikan Luar Sekolah merupakan pendidikan yang bersifat kemasyarakatan termasuk kepramukaan, latihan-latihan keterampilan dan pemberantasan buta huruf yang dikembangkan dan diperluas dengan mendayagunakan sarana dan prasarana yang makin ditingkatkan. Pendidikan luar sekolah juga sebagai bentuk kegiatan yang diarahkan untuk menyiapkan, meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia agar memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan daya saing untuk merebut peluang yang tumbuh dan berkembang dengan mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber yang ada di lingkungannya (Dirjen PNFI, 2007:18). Pendidikan Kesetaraan merupakan pendidikan nonformal yang mencakup program Paket A setara SD/MI, Paket B setara SMP/IMTs, dan Paket C setara SMA/MA dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan fungsional, serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional peserta didik. Hasil pendidikan nonformal dapat sihargai

setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan (UU No 20/2003 Sisdiknas Psl 26 Ayat (6). Pendidikan Kesetaraan Paket B merupakan salah satu jalur pendidikan pada sistem pendidikan nasional yang bertujuan antara lain untuk memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dijangkau dan dipenuhi oleh jalur pendidikan formal melalui program Paket B setara SMP. Dalam pelaksanaan Program Kejar Paket B setara SLTP berbagai permasalahan berkaitan dengan warga belajar yang dihadapai diuraikan di bawah ini: 1. Lokasi tempat tinggal warga belajar saling berjauhan sehingga sulit mendapatkan satu kelompok sebanyak 40 orang warga belajar sesuai dengan yang dipersyaratkan pemerintah. 2. Latar belakang sosial ekonomi warga belajar lemah sehingga frekuensi kehadiran sangat rendah. 3. Warga belajar menjadi pencari nafkah keluarga, mereka hanya belajar kalau waktu mengizinkan. 4. Motivasi belajar rendah, mereka menganggap dan berpendapat tanpa belajar mereka sudah mendapatkan uang. 5. Pelaksanaan evaluasi yang kurang baik. 6. Kesadaran belajar sangat dipengaruhi oleh budaya yang berkembang dimasyarakat dan aktivitas warga di lingkungannya. Untuk mengatasi permasalahan harus diketahui cukup permasalahannya dan dan menganalisis penyebab timbulnya permasalahan. Dalam pengelolaan program Kejar Paket B khususnya pengelolaan warga belajarnya dapat dilakukan dengan cara pertimbangan atas dasar permasalahannya. Program Paket B meliputi Tingkatan tiga dengan derajat kompetensi Terampil 1 setara dengan kelas 8 SMP/MTs. Penekanannya pada penguasaan dan penerapan konsepkonsep abstrak secara lebih meluas dan berlatih meningkatkan keterampilan berpikir dan bertindak logis dan etis, sehingga peserta didik mampu berkomunikasi melalui teks secara tertulis dan lisan, serta memecahkan masalah dengan menggunakan fenomena alam dan atau sosial yang lebih luas.tingkatan 4 dengan derajat kompetensi Terampil dua setara dengan kelas 9 SMP/MTs. Di sini menekankan peningkatan keterampilan berpikir dan mengolah informasi serta menerapkannya untuk menghasilkan karya sederhana yang bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat, sehingga peserta didik mampu secara aktif mengekspresikan diri dan

mengkomunikasikan karyanya melalui teks secara lisan dan tertulis berdasarkan data dan informasi yang akurat secara etis, untuk memenuhi tuntutan keterampilan dunia kerja sederhana dan dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang tinggi. Metode Penelitian Anggota sampel dalam penelitian ini yaitu tutor Paket B yang ada di Kecamatan Talaga Jaya. Maka ditetapkan besarnya sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 orang. Penentuan responden yang menjadi sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik sampel total. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan menggunakan instrumen berupa angket (kuesioner). Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik deskriptif sederhana. Hasil Penelitian 1. Perencanaan Skor tertinggi adalah 60; terendah 39; modus (mode) 39; median 49,50; rata -rata 49,80; simpangan baku 7,48; varians 55,96, skor total 996. Jadi, berdasarkan data yang diperoleh dari 20 responden maka Perencanaan Pembelajaran berada pada daerah Cukup Tinggi. Rendah Sedang Cukup Tinggi Tinggi 0 300 600 900 996 1200 Gambar Error! No text of specified style in document..1 Skor untuk Perencanaan 2. Pelaksanaan Skor tertinggi adalah 48; terendah 35; modus (mode) 39; median 40,50; rata-rata 41,10; simpangan baku 4,19; varians 17,57, skor total 822. Jadi, berdasarkan data yang diperoleh dari 20 responden maka Pelaksanaan Pembelajaran berada pada daerah Cukup Tinggi. Rendah Sedang Cukup Tinggi Tinggi 0 240 480 720 822 920 Gambar Error! No text of specified style in document..2 Skor untuk Pelaksanaan 3. Evaluasi

Skor tertinggi adalah 40; terendah 25; modus (mode) 29; median 34; rata-rata 33,70; simpangan baku 3,92; varians 15,38, skor total 674. Jadi, berdasarkan data yang diperoleh dari 20 responden maka Evaluasi berada pada daerah Cukup Tinggi. Rendah Sedang Cukup Tinggi Tinggi 0 200 400 600 674 800 Gambar Error! No text of specified style in document..3 Skor untuk Evaluasi 4. Tindak Lanjut Skor tertinggi adalah 24; terendah 15; modus (mode) 19; median 19; rata-rata 19,50; simpangan baku 2,56; varians 6,58, skor total 390. Jadi, berdasarkan data yang diperoleh dari 20 responden maka tindak lanjut berada pada daerah Cukup Tinggi. Rendah Sedang Cukup Tinggi Tinggi 0 120 240 360 390 480 Gambar Error! No text of specified style in document..4 Skor untuk Tindak Lanjut Sehingganya berdasarkan hasil instrumen penilaian seluruh kinerja tutor yang berada di kecamatan Talaga Jaya yang berjumlah 20 tutor, dapat dilihat bahwa tingkat kinerja berada di daerah Cukup Tinggi yakni sejumlah 2.882 atau 83,78%. Pembahasan Dari hasil analisis tersebut kemudian dikonfirmasikan kepada tutor yang ada di PKBM Jabal Rahmah Kecamatan Talaga Jaya. Dari hasil konfirmasi diketahui bahwa pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagian tutor aktif melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan kompetensinya. Berdasarkan uraian rekapitulasi data hasil sebaran angket kepada responden berkaitan dengan kinerja tutor pada pembelajaran program Paket B, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya kinerja tutor pada pembelajaran program Paket B memunculkan kualitas kinerja yang cukup tinggi di PKBM Jabal Rahmah, hal tersebut dapat dilihat dari perencanaan, pelaksanaan, penilaian hasil belajar, dan pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian.

Walaupun pada kenyataannya tutor kurang termotivasi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang diakibatkan oleh kecilnya upah honorarium tutor yang menjadi salah satu kendala, namun diupayakan hal tersebut bisa menjadi bahan evaluasi bagi pihak pengelola PKBM guna peningkatan mutu pendidikan secara optimal dan efisien. Sehingga tutor Paket B dapat lebih menggali potensi yang dimiliki khususnya dalam menjalankan langkah-langkah pembelajaran serta dapat menambah wawasan yang selanjutnya akan dibagikan kepada peserta didik, dan peserta didik juga menjadi paham tentang materi pembelajaran yang diajarkan, dengan begitu akan menghasilkan lulusan yang memiliki kualitas dan bukan kuantitas. Penutup Berdasarkan hasil analisis penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya kinerja tutor pada pembelajaran program Paket B memunculkan kualitas kinerja yang cukup tinggi di PKBM Jabal Rahmah, hal tersebut dapat dilihat dari perencanaan, pelaksanaan, penilaian hasil belajar, dan pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian. Kinerja tutor pada pembelajaran program Paket B ditinjau dari aspek perencanaan tergolong cukup tinggi, yakni mencapai 83%. Kemudian kinerja tutor pada pembelajaran program Paket B dari aspek pelaksanaan tergolong cukup tinggi, yakni mencapai 85,63%. Selanjutnya kinerja tutor pada pembelajaran program Paket B dari aspek penilaian hasil belajar mencapai 84,25%. Sedangkan kinerja tutor pada pembelajaran program Paket B dari aspek pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian mencapai 81,25%. Daftar Pustaka Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Asdi Mahastya. Depdiknas. 2003. Undang Undang Republik Indonesia No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Bandung: Citra Umbara. Direktorat Jenderal Pendidikan Non Formal dan Informal. 2007. Acuan dan Pembelajaran Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Paket B, dan Paket C. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Kamil, Mustofa. 2009. Pendidikan Nonformal Pengembangan Melalui PKBM di Indonesia (Sebuah Pembelajaran dari Kominkan di Jepang). Bandung: Alfabeta. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung : PT. Refika Aditama.

Sastrohadiwiryo, Siswanto. 2001. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Admministratif Dan Operasional. Jakarta : Bumi Aksara.