FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT PENYELENGGARAAN PROGRAM PAUD KELOMPOK BERMAIN TERATAI I DESA HUTADAA KABUPATEN GORONTALO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT PENYELENGGARAAN PROGRAM PAUD KELOMPOK BERMAIN TERATAI I DESA HUTADAA KABUPATEN GORONTALO"

Transkripsi

1 FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT PENYELENGGARAAN PROGRAM PAUD KELOMPOK BERMAIN TERATAI I DESA HUTADAA KABUPATEN GORONTALO Oleh Mulyani Sukarno Amali Abd. Hamid Isa, Ummyssalam Duludu Jurusan PLS Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran tentang faktor-faktor yang menghambat penyelenggaraan program Kelompok Bermain Teratai I Desa Hutadaa Kabupaten Gorontalo. Sampel penelitian adalah orang tua anak-anak PAUD Kelompok Bermain Teratai I yang berjumlah 60 orang. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, angket dan studi dokumen. Analisis data hasil sebaran angket menggunakan analisis distribusi frekuensi relatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari empat faktor yang diduga menghambat penyelenggaraan program PAUD, yaitu faktor letak geografis, pemahaman terhadap pendidikan, kesadaran orang tua, dan faktor sarana dan prasarana, terdapat 2 (dua) faktor dominan yang ikut menghambat penyelenggaraan program PAUD Kelompok Bermain Teratai I Desa Hutadaa. Kedua faktor dominan dimaksud adalah faktor letak geografis dan faktor pemahaman orang tua terhadap pendidikan. Disarankan agar penyelenggara program PAUD terus mensosialisasikan kepada masyarakat terutama kepada orang tua yang memiliki anak balita tentang keberadaan PAUD KB di Desa Hutadaa Kabupaten Gorontalo. Dengan sosialisasi ini orang tua akan memahami program tersebut, serta mendorong mereka memanfaatkan program PAUD guna kepentingan pendidikan anaknya. PENDAHULUAN Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia, yang akan menentukanperkembangan anak selanjutnya. Dalam kaitan dengan hal ini tidaklah berlebihan apabila para ahlimenyebut periode pengembangan pada masa kanak-kanak sebagai masa emas (gold ages)yang hanya satu kali dan tidak bisa ditunda waktunya. Masa kanak-kanak merupakan masa yang tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, bahasa, sosial-emosional, konsep diri, seni,moral, dan nilai-nilai agama. Oleh karena itu, upaya pengembangan seluruh potensi anakusia dini harus dimulai agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secaraoptimal.

2 Pentingnya perkembangan anak sejak berusia dini menjadi perhatian pemerintah. Buktinya, pada tahun 2001 pemerintah membentuk sebuah Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia (PADU), dibawah Direktorat Jenderal PLSP Depdiknas. Tugas utama Direktorat PADU (sekarang PAUD) antara lain memberikan pembinaan teknis terhadap upaya pelayanan pendidikan anak usia dini (0-6 tahun) yang dilaksanakan melalui program Penitipan Anak, Kelompok Bermain dan satuan Pendidikan Anak Dini Usiasejenis. Sasarannya agar setiap anak tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai tahap tumbuh kembangdengan potensi masingmasing (Direktorat PAUD, 2002: 1). Pendidikan anak usia dini atau disingkat PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.hal ini sesuai dengan hak anak, sebagaimana diatur dalam Undang-undangNomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Salah satu implementasi dari hak anak pada undang-undang yang disebutkan di atas adalah bahwa setiap anak berhak untuk hidup,tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Salah satu implementasi dari hak ini adalah bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, dayacipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini (Dirjen PLSP, 2002:2). Layanan

3 pendidikan bagi anak usia dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana diatur dalam Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Layanan tersebut diberikan dalam bentuk program Tempat Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain, dan program PAUD sejenis. Begitu tingginya perhatian pemerintah terhadap program PAUD, termasuk perhatian pemerintah terhadap program PAUD Kelompok Bermain bagi anak usia dini. Akan tetapi selama ini yang terjadi adalah belum optimalnya penyelenggaraan program PAUD Kelompok Bermain. Masih ada warga masyarakat yang beranggapan bahwa PAUD bukanlah tempat mendidik anak, melainkan tempat bermain. Kondisi ini menyebabkan ada warga masyarakat atau orang tua yang enggan mengikutsertakan anaknya pada program PAUD yang mengakibatkan kurangnya jumlah anak yang mengikuti program tersebut. Hal ini sebagaimana terjadi pada penyelenggaraan program PAUD Kelompok Bermain Teratai I Desa Hutadaa Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan hasil observasi awal peneliti dengan penyelenggara program menunjukkan bahwa pada awal tahun pelajaran 2012/2013, tepatnya pada bulan Juli tahun 2012 terdapat kurang lebih 60 anak yang berusia antara 3,5 sampai dengan 6 tahun dan dapat memanfaatkan program pendidikan anak usia dini yang terdapat di desa tersebut. Kenyataan, dari jumlah tersebut, hanya 24 anak yang terdaftar menjadi anak didik program pendidikan anak usia dini (PAUD) Kelompok Bermain dengan tingkat kehadiran setiap hari 60% sampai 75%. Hal ini menunjukkan bahwa penyelenggraan program PAUD Kelompok Bermain Teratai I di Desa Hutadaa Kabupaten Gorontalo masih mengalami hambatan jika ditinjau dari peserta program tersebut. Terhambatnya penyelenggaraan program pendidikan anak usia dini (PAUD) Kelompok Bermain Teratai I di Desa Hutadaa Kecamatan Talaga Jaya diduga sangat terkait dengan berbagai elemen yang menjadi faktor penentu, antara lain karena pemahaman terhadap pentingnya pendidikan anak sejak berusia dini. Faktor lainnya adalah institusi atau lembaga penyelenggara program terutama menyangkut ketersediaan media belajar dan media bermain, sehingga belum menumbuhkan minat orang tua mengikutkan anaknya pada program tersebut. Selain itu, kesadaran orang

4 tua tentang arti dan pentingnya pendidikan bagi anaknya yang berusia dini dipandang dapat menghambat penyelenggaraan program PAUD Kelompok bermain. Orang tua masih beranggapan bahwa jenjang pendidikan yang paling dasar adalah Sekolah Dasar, sedangkan PAUD hanyalah tempat bermain. Faktor lain yang juga dapat dipandang dapat menghambat penyelenggaraan program PAUD Kelompok Bermain adalah letak geografis. Dengan alasan tempat tinggal yang jauh dari lokasi PAUD menyebabkan sebagian orang tua di Desa Hutadaa Kecamatan Talaga Jaya merasa khawatir mengikutkan anak-anaknya pada program PAUD KB di desa tersebut. Permasalahan terhambatnya penyelenggaraan program PAUD Kelompok Bermain Teratai I Desa Hutadaa Kecamatan Talaga Jaya terutama berkaitan dengan pemanfaatan program tersebut oleh masyarakat terutama para orang tua sejak awal telah dicarikan upaya pemecahannya oleh penyelenggara PAUD. Upaya dimaksud antara lain melakukan sosialisasi kepada warga masyarakat, baik menyangkut keberadaan program PAUD Kelompok Bermain maupun tujuan dan sasarannya. Dalam hal ini penyelenggara memberikan pengertian dan penyadaran tentang program tersebut, serta menghimbau kepada orang tua yang memiliki anak usia dini untuk memasukkan anaknya pada program PAUD Kelompok Bermain. Akan tetapi, upaya tersebut hingga kini belum menperoleh hasil yang optimal. Indikatornya antara lain, sebagian besar orang tua yang lebih memilih memasukkan anaknya di Taman Kanakkanak, dari pada ke Lembaga PAUD Kelompok Bermain. Belum optimalnya penyelenggaraan program PAUD Kelompok Bermain Teratai I Desa Hutadaa Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo perlu dicarikan alternatif pemecahannya. Alternatif pemecahan ini diperlukan, karena dikuatirkan program pemerintah yang ditujukan untuk mendidik anak melalui kelompok bermain tersebut terus terhambat, sehingga tidak mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan. Oleh karena itu, maka untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas serta mendalam tentang permasalahan pada penyelenggaraan PAUD sebagaimana diuraikan di atas, perlu dilakukan penelitian dengan formulasi judul: Faktor-faktor yang menghambat penyelenggaraan program PAUD Kelompok Bermain Teratai I Desa Hutadaa Kabupaten Gorontalo.

5 KAJIAN PUSTAKA Pendidikan anak usia dini atau yang disingkat PAUD merupakan program pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional di mana warga belajarnya adalah anak-anak yang berusia antara 3 tahun sampai dengan 6 tahun. Program ini menurut Depdiknas, (2004: 2) ada lah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani sejak berusia dini. Uraian ini diperjelas dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 butir 14, pendidikan anak usia dini didefinisikan sebagai suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Program pendidikan anak usia dini merupakan program yang sangat esensial dalam upaya mengembangkan kepribadian anak. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Solehuddin dan Hatimah (2005:109) yang mengemukakan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan hal yang sangat esensial bagi perkembangan anak. Kesimpulan ini di dasarkan pada alasan-alasan: (1) usia dini merupakan fase fundamental bagi perkembangan dan belajar anak; (2) belajar dan perkambangan merupakan suatu proses yang berkesinambungan; (3) tuntutan masa depan akan generasi unggul semakin kompetitif; dan (4) tuntutan non-edukatif lainnya (perubahan pola & sikap hidup serta struktur keluarga). Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini (PAUD) tidaklah semata-mata program pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melainkan merupakan komitmen dunia yang menjadi dasar pelaksanaanya. Dasar pelaksanaan program PAUD dimulai dari Komitmen Jomtien Thailand (1990) yang menyatakan Pendidikan untuk semua orang, sejak lahir sampai menjelang ajal, Deklarasi Dakkar (2000) yang berisi kesepakatan: Memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan anak usia dini secara komprehensif terutama yang sangat rawan dan terlantar, serta Deklarasi A World Fit For Children di New York pada tahun 2002, dimana pada deklarasi tersebut seluruh peserta berkomitmen

6 pada penyediaan pendidikan yang berkualitas. Selain memiliki dasar pelaksanaan, program PAUD memiliki landasan yuridis. Depdiknas (2004) menyebutkan landasan yuridis penyelenggaraan program PAUD yaitu: (a) Pembukaan UUD 1945; Salah satu tujuan kemerdekaan Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa; (b) Amandemen UUD 1945 pasal 28 C, Setiap anak berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia; (c) Undang-undang No. 23/2002 Tentang Perlindungan Anak Pasal 9 ayat (1), bahwa: Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadi dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakat; (d) Undang-undang Sisdiknas No 20/2003 pasal 28 ayat (1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar; ayat (2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan/atau informal; ayat (3) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat; ayat (4) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal berbentuk kelompok bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat; ayat (5) Pendidikan anak usia dini pada jalur informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Program PAUD Kelompok Bermain merupakan suatu kegiatan yang tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Azwar (2008: 24) menyebutkan beberapa faktor yang dapat dipandang sebagai faktor yang ikut mempengaruhi atau menghambat penyelenggaraan program PAUD Kelompok Bermain. Faktor-faktor dimaksud, antara lain yaitu: (1) Letak geografis; (2) Pemahaman terhadap pendidikan; (3) Kesadaran orang tua; (4) Sarana dan prasarana pada institusi penyelenggara. Pendidikan Anak Usia Dini sebagai salah satu skala prioritas program untuk tahun Kebijakan yang ditetapkan untuk mendukung layanan PAUD ditekankan pada ketersediaan layanan, kemudahan jangkauan, dan peningkatan kualitas layanan program. Berbagai strategi diterapkan untuk perluasan dan

7 ketersediaan layanan melalui bantuan dana rintisan, kemitraan dengan organisasi wanita, layanan PAUD daerah terpencil (Depdiknas, 2009). Uraian di atas menunjukkan bahwa salah satu kebijakan pemerintah berkaitan dengan program PAUD, termasuk PAUD Kelompok Bermain adalah kemudahan jangkauan. Hal ini dapat dimaknai bahwa letak atau lokasi penyelenggaraan PAUD hendaknya mudah dijangkau, baik oleh pengelola maupun anak didiknya. Hal ini didasari pemikiran bahwa letak geografis merupakan salah satu faktor yang dipandang mempengaruhi penyelenggaraan program PAUD Kelompok Bermain. Misalnya, jarak antara tempat penyelenggaraan program dengan rumah anak didik. Bagi orang tua yang tinggal dekat dengan tempat penyelenggaraan program mungkin akan terpengaruh untuk memasukkan anaknya pada program tersebut. Sebaliknya bagi orang tua yang bertempat tinggal jauh dengan tempat penyelenggaraan program pendidikan PAUD Kelompok Bermain akan mempertimbangkan berbagai hal, bahkan akan berpikir panjang untuk memasukkan anaknya pada program PAUD tersebut. Menurut ilmu psikologi, keberhasilan pendidikan yang dijalani seorang anak, tidak terlepas dari peran dan pemahaman orang tua terhadap pendidikan itu sendiri. Orang tua memiliki peranan yang penting dalam menentukan dan mengarahkan sekolah yang tepat buat anaknya. Dengan kata lain, pemahaman orang tua terhadap arti pendidikan memiliki andil yang besar apakah pendidikan yang dijalani anaknya berhasil atau tidak (Cahyadi, dalam Sudradjat, 2008). Anak merupakan anugerah dari Allah SWT kepada semua orang tua. Setiap orang tua harus menyadari bahwa anak sebagai titipan harus dijaga dan dididik sebaik mungkin, dan hal itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan mengenalkan pendidikan sejak anak berusia dini (Sudradjat, 2008). Uraian di atas menunjukkan bahwa setiap orang tua harus sadar betapa pentingnya memberikan kesempatan memperoleh pendidikan bagi anak-anaknya sejak anak tersebut berusia dini. Akan tetapi, kenyataan ada orang tua yang memiliki pandangan sempit terhadap pendidikan anak, dan menganggap bahwa bersekolah atau menyekolahkan anak sejak dini, seperti mengikutsertakan anaknya pada program PAUD Kelompok Bermain tidak banyak memberi manfaat bagi anak itu sendiri, karena kelak anak tersebut akan masuk pada program pendidikan Taman Kanak-

8 kanak. Pandangan orang tua yang demikian tersebut timbul antara lain dikarenakan kurangnya kesadaran tentang program PAUD Kelompok Bermain. Sarana dan prasarana bermain atau sering disebut media bermain bagi anak adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan peran. Rahadi, (2003:10) mengartikan media bermain sebagai jenis komponen lingkungan anak yang dapat merangsang mereka untuk dapat bermain.. Penggunaan media bermain bagi anak-anak program PAUD sangat mendapatkan perhatian sejalan dengan tuntutan dan dinamika program itu sendiri, khususnya dalam upaya membantu anak dalam mengembangkan potensinya secara maksimal. Menurut Rohani (2004) peranan media dalam kegiatan anak, antara lain adalah membangkitkan minat dan motivasi untuk mengetahui lebih jauh tentang media yang dimainkannya. Dengan demikian keberadaan dan ketersediaan media bermain sangat penting dalam menunjang kegiatan anak mengembangkan potensinya. Sarana dan prasarana atau media yang tersedia pada Institusi atau lembaga penyelenggara program, misalnya lembaga pendidikan pada umumnya seperti halnya lembaga PAUD Kelompok Bermain mempunyai pengaruh dalam penyelenggaraan sebuah program. Anak biasanya akan tertarik untuk mengunjungi tempat-tempat tertentu bila di tempat tersebut tersedia seluruh fasilitas bermain yang memadai. Demikian halnya dengan orang tua, akan tumbuh minat dan motivasi mereka mengikutkan anaknya pada program tersebut, termasuk mengikutkan anaknya program PAUD Kelompok Bermain, bila seluruh sarana dan prasarana atau media yang dibutuhkan anaknya selama mengikuti program pendidikan pada lembaga PAUD Kelompok Bermain cukup tersedia. METODE PENELITIAN Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Hutadaa yang merupakan salah satu desa di Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo. Lokasi penelitian adalah PAUD Kelompok Bermain Teratai I di Desa Hutadaa Kabupaten Gorontalo. Waktu penelitian meliputi kegiatan observasi, pengumpulan data, pengolanan dan analisis data, serta penyusunan konsep laporan penelitian dalam bentuk draft skripsi dilaksanakan selama empat bulan dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni tahun 2013.

9 Anggota sampel penelitian berjumlah 60 orang. Anggota sampel dimaksud adalah seluruh orang tua yang memiliki anak berusia 3,5 hingga 6 tahun yang bertempat tinggal menetap di Desa Hutadaa Kabupaten Gorontalo. Guna mempermudah proses pengumpulan data penelitian, maka dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data, meliputi (1) teknik angket, (2) teknik observasi dan wawancara, dan (3) studi dokumen. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis distribusi frekuensi relatif, dengan rumus sebagai berikut. f P = x 100 % n (Mahfoedz, 2004: 15) Keterangan: P = persentase, f = frekuensi masing-masing alternatif jawaban, dan n = jumlah responden HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil penelitian Aspek-aspek yang diukur pada indikator pertama adalah faktor letak geografis. Untuk indikator pertama ini disiapkan 7 butir pertanyaan yang diajukan kepada responden melalui instrumen angket. Ruang lingkup pertanyaan meliputi berbagai hal yang berkenaan dengan faktor letak geografis yang dihubungkan dengan penyelenggaraan program PAUD Kelompok Bermain Teratai I Desa Hutadaa Kecamatan Talaga Jaya. Aspek-aspek yang diukur pada indikator kedua adalah faktor pemahaman terhadap pendidikan. Untuk indikator kedua ini disiapkan 8 butir pertanyaan yang berkenaan dengan pemahaman orang tua terhadap pendidikan yang dihubungkan dengan penyelenggaraan program PAUD Kelompok Bermain Teratai I Desa Hutadaa Kecamatan Talaga Jaya. Aspek-aspek yang diukur pada indikator ketiga adalah faktor kesadaran orang tua terhadap pendidikan. Untuk indikator kedua ini disiapkan 11 butir pertanyaan yang diajukan kepada responden melalui instrumen angket. Ruang lingkup pertanyaan

10 meliputi berbagai hal yang berkenaan dengan kesadaran orang tua terhadap pendidikan yang dihubungkan dengan program PAUD Kelompok Bermain Teratai I Desa Hutadaa. Aspek-aspek yang diukur pada indikator keempat adalah faktor sarana dan prasarana belajar dan bermain pada lokasi PAUD. Untuk indikator kedua ini disiapkan 4 butir pertanyaan. Ruang lingkup pertanyaan meliputi berbagai hal yang berkenaan dengan sarana dan prasarana belajar dan bermain pada lokasi PAUD Kelompok Bermain Teratai I Desa Hutadaa Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan analisis data diperoleh data indikator pertama, yakni faktor letak geografis, rata-rata 26,9 jawaban responden atau 44,8% tergolong tidak menghambat, dan 33,1 jawaban responden atau 55,2% tergolong dalam kategori menghambat. Indikator kedua, faktor pemahaman terhadap pendidikan, rata-rata 28 jawaban responden atau 46,6% tergolong tidak menghambat dan 32 jawaban responden atau 53,4% tergolong menghambat. Indikator ketiga, yaitu faktor kesadaran orang tua, ratarata 40 jawaban responden atau 66,7% tergolong tidak menghambat dan 20 jawaban responden atau 33,3% tergolong menghambat. Indikator keempat, yaitu faktor sarana dan prasarana, rata-rata 40 jawaban responden atau 66,7% tergolong tidak menghambat dan 20 jawaban responden atau 33,3% tergolong menghambat. 2. Pembahasan Faktor pertama yang dibahas berkaitan dengan kajian tentang faktor-faktor yang menghambat penyelenggaraan program PAUD pada penelitian ini adalah faktor letak geografis. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor jarak antara rumah anak dengan lokasi PAUD yang cukup jauh atau lebih dari 500 meter merupakan penghambat bagi orang tua mengikutkan anaknya pada program PAUD. Sebagian besar orang tua menyatakan anaknya mengalami kesulitan, serta merasa kelelahan menjangkau lokasi PAUD dengan berjalan kaki atau tidak menggunakan kendaraan menuju lokasi PAUD. Selain itu kekhawatiran orang tua terhadap anaknya yang berjalan sendiri ke lokasi PAUD mengharuskan sebagian besar orang tua rela meluangkan waktunya setiap hari untuk mengantar atau menjemput anaknya yang mengikuti program

11 PAUD. Jika orang tuanya sedang sibuk atau sedang ada urusan lain, maka mereka rela anaknya tidak ke lokasi sekolah hari itu (Wawancara dengan HT dan AG, orang tua dari IL dan IG, anak PAUD, KB Teratai I, 12 Juni 2013). Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa letak geografis dipandang merupakan salah satu faktor yang menghambat penyelenggaraan program PAUD Kelompok Bermain Teratai I Desa Hutadaa Kabupaten Gorontalo. Faktor kedua yang dibahas pada penelitian ini adalah faktor pemahaman orang tua terhadap pendidikan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pemahaman orang tua terhadap pendidikan merupakan faktor yang menghambat penyelenggaraan program PAUD Kelompok Bermain Teratai I Desa Hutadaa Kabupaten Gorontalo. Faktor ketiga yang dibahas adalah kesadaran orang tua terhadap kelangsungan pendidikan. Hasil analisis data tersebut menunjukkan bahwa kesadaran orang tua terhadap kelangsungan pendidikan sangat memadai. Hal ini oleh hasil wawancara dengan beberapa orang tua yang menyatakan cukup respon terhadap program PAUD, sering mengunjungi lokasi PAUD, rela mengantar dan menjemput, bahkan menunggui anaknya ketika belajar dan bermain di lokasi PAUD, menanyakan kemajuan prestasi anaknya, serta memberikan masukan kepada penyelenggara demi keberlangsungan program PAUD Kelompok Bermain Teratai I Desa Hutadaa Kabupaten Gorontalo. (Wawancara dengan IM dan AG, orang tua dari LM dan IG, anak PAUD, KB Teratai I, 12 Juni 2013). Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa kesadaran orang tua bukanlah faktor yang menghambat penyelenggaraan program PAUD Kelompok Bermain Teratai I Desa Hutadaa Kabupaten Gorontalo. Faktor keempat yang dibahas berkaitan dengan kajian tentang faktor-faktor yang menghambat penyelenggaraan program PAUD Kelompok Bermain Teratai I Desa Hutadaa Kabupaten Gorontalo yang menjadi kajian pada penelitian ini adalah faktor sarana dan prasarana. Hasil analisis data menunjukan bahwa sebagian besar orang tua memperhatikan alat atau bahan belajar dan bermain yang tersedia pada PAUD kelompok bermain Teratai I Desa Hutadaa, alat atau bahan belajar dan bermain senantiasa disediakan oleh penyelenggara. Selain itu, orang tua ikut berpartisipasi pada penyediaan alat dan bahan belajar anak demi kelangsungan penyelenggaraan PAUD di desa mereka.

12 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana belajar dan bermain bukan merupakan salah satu faktor yang menghambat penyelenggaraan program PAUD Kelompok Bermain Teratai I Desa Hutadaa Kabupaten Gorontalo. PENUTUP 1. Simpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dari empat faktor kajian yang diduga menghambat penyelenggaraan program PAUD, yaitu faktor letak geografis, pemahaman terhadap pendidikan, kesadaran orang tua, dan faktor sarana dan prasarana, terdapat 2 (dua) faktor dominan yang ikut menghambat penyelenggaraan program PAUD Kelompok Bermain Teratai I Desa Hutadaa Kabupaten Gorontalo. Kedua faktor dominan dimaksud adalah faktor letak geografis dan faktor pemahaman orang tua terhadap pendidikan. 2. Saran Berdasarkan simpulan sebagaimana diuraikan di atas, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut. (1) Guna mengoptimalkan penyelenggaraan program PAUD Kelompok Bermain di Desa Hutadaa Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo, maka disarankan pihak penyelenggara perlu memberikan motivasi kepada para orang tua yang memiliki anak usia PAUD. Melalui pemberian motivasi ini diharapkan orang tua terdorong memanfaatkan program PAUD bagi pendidikan dini anak-anaknya, walaupun lokasinya berjauhan dengan rumah tempat tinggalnya; (2) Hendaknya penyelenggara program PAUD terus mensosialisasikan kepada seluruh masyarakat terutama kepada orang tua yang memiliki anak balita tentang keberadaan PAUD Kelompok Bermain di Desa Hutadaa Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo. Dengan sosialisasi ini orang tua akan memahami program tersebut. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi Alsa. 2004: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar. 2008: Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD): Problematika dan Kendala Pengembangannya. Depdiknas. 2002: Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas.

13 2004: Apa, Mengapa dan Siapa yang Bertanggung Jawab Terhadap Program Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia 0-6 Tahun. Jakarta: Ditjen PLSP Pengembangan PAUD Berbasis Pendidikan Budaya Majemuk online. 27 Mei Direktorat PAUD, Ditjen PLS Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain. Jakarta : Depdiknas. Jamaris. 2005: Makna dan Implikasi UU Sisdiknas Terhadap Pendidikan Anak Usia Dini (Jurnal ilmiah anak dini usia. Agustus, 2005) MPR RI. 2003: Amandemen Undang-Undang Dasar Mahfoedz, Ircham Statistik Deskriptif. Yokyakarta: Fitramaya. Moleong, Lexy. (2004). Jurnal Pendidikan Usia Dini. Jakarta: Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Program Pasca Sarjana UNJ. Musfiroh, Tadkiroatun. 2004: Bermain sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan. Yogyakarta: Direktorat Pembinaan PendidikanTenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Rahadi, Aristo Media Pembelajaran. Jakarta: BA-PGB Depdiknas. Rohani, Ahmad. 2004: Media Instruksional Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta. Semiawan, Conny Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Usia Dini (Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar). Jakarta: Prenhallindo. Sihombing Umberto. 2000: Pendidikan Luar Sekolah Manajemen Strategi. Jakarta: PD. Mahkota. 2001: Pendidikan Luar Sekolah Kini dan Masa Depan. Jakarta: PD. Mahkota. Siti Aisyah dkk Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka. Solehuddin, M dan Hotimah. 2005: Konsep Dasar Pendidikan Pra Sekolah. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan UPI. Sriningsih. 2009: Belajar Sejak Dini. Sleman: Mumtaz Press. Sudradjat, Ahmad. 2008: Teori Motivasi. http//ahmadsudrajat.wordpress.com.teoriteori Motivasi Diakses tanggal 4 Mei 2013.

14 Suyanto, S. 2005: Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Ditjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional. 2005: Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Ditjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

15 FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT PENYELENGGARAAN PROGRAM PAUD KELOMPOK BERMAIN TERATAI I DESA HUTADAA KABUPATEN GORONTALO JURNAL Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikui Wisuda Sarjana Pendidikan Oleh MULYANI SUKARNO AMALI NIM UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH 2013

16

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 HAND OUT MATA KULIAH KELOMPOK BERMAIN KODE MK/SKS : UD 408/2 SKS 1 O L E H : N I N I N G S R I N I N G S I H, M. P D N I P. 1 3 2 3 1 6 9 3 0 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helga Annisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helga Annisa, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan seorang anak di masa depan bergantung dari pendidikan yang diperoleh sebelumnya. Keberhasilan anak di jenjang Sekolah Dasar (SD), misalnya, tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah: Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar kekuatan spiritual keagamaan,

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 1 1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian pendidikan anak usia dini 2. Mahasiswa menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat di berbagai aspek perkembangannya dalam rentang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. cepat di berbagai aspek perkembangannya dalam rentang perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Pada masa ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational Young Children) merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI I. Pengertian Dan Karakteristik Anak Usia Dini Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor bagi setiap kemajuan suatu bangsa dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang handal, seiring perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA. Annisa Meitasari Wahyono

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA. Annisa Meitasari Wahyono PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA Annisa Meitasari Wahyono 125120307111071 PENDAHULUAN Pendidikan Anak Usia Dini atau biasa disebut dengan PAUD bukanlah sesuatu yang asing di kalangan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti PENDIDIKAN TPA & KB Martha Christianti Usia 0 8 tahun (NAEYC = National Assosiation Education for Young Child) Usia 0 6 tahun (UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas) UU No. 20 Th. 2003 SISDIKNAS Tentang

Lebih terperinci

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C Pendidikan TPA/ KB Eka Sapti C Anak Usia Dini? Usia 0 8 tahun (NAEYC = National Assosiation Education for Young Child) Usia 0 6 tahun (UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas) PAUD? UU No. 20 Th. 2003 SISDIKNAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membangun dan meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang ditandai dengan dinamika kehidupan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 1

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 1 1 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 1 Dyah Kumalasari 2 A. PENDAHULUAN Usia dini (0-5 thn) merupakan usia yang sangat menentukan, dalam pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak. Usia itu sebagai usia

Lebih terperinci

Eksistensi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Terpadu

Eksistensi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Terpadu Eksistensi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Terpadu Dosen Manajemen Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri (FIAI - UNISI) Tembilahan Abstraks PAUD adalah upaya pembinaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada zaman modern sekarang ini, masalah pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan. Hasbullah, (1999:5) menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan yang menitik-beratkan pada peletakan dasar ke arah

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan yang menitik-beratkan pada peletakan dasar ke arah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik-beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah upaya untuk membantu manusia mencapai kedewasaan. Upaya ini menuntut adanya proses yang harus dicapai, karena tanpa proses tersebut perubahan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak dari usia 0-8 tahun disebut masa emas (golden age)

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak dari usia 0-8 tahun disebut masa emas (golden age) BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak dari usia 0-8 tahun disebut masa emas (golden age) yang hanya terjadi satu kali dalam perkembangan kehidupan manusia sehingga sangatlah penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan tidak hanya penting tetapi menjadi keharusan bagi setiap orang yang hidup di era ini. Kemajuan teknologi menjadikan generasi penerus untuk tumbuh menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm 3. 1 Suyadi, Manajemen PAUD, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011),

BAB I PENDAHULUAN. hlm 3. 1 Suyadi, Manajemen PAUD, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak dipublikasikannya hasil-hasil riset mutakhir di bidang neuroscience dan psikologi, fenomena Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan keniscayaan. Pasalnya, perkembangan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI PERMAINAN BENTUK-BENTUK GEOMETRI PADA KELOMPOK A TK MELATI BAWANG, BATANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI PERMAINAN BENTUK-BENTUK GEOMETRI PADA KELOMPOK A TK MELATI BAWANG, BATANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI PERMAINAN BENTUK-BENTUK GEOMETRI PADA KELOMPOK A TK MELATI BAWANG, BATANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usia emas atau golden age adalah masa yang paling penting dalam proses kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam pendidikan dasar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi menuntut seseorang untuk meningkatkan kualitas diri sesuai

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi menuntut seseorang untuk meningkatkan kualitas diri sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang diikuti lajunya globalisasi menuntut seseorang untuk meningkatkan kualitas diri sesuai dengan bakat, minat, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah hidup (life is education,

BAB I PENDAHULUAN. Hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah hidup (life is education, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah hidup (life is education, and education is life) merupakan semboyan yang menjelaskan bahwa pendidikan adalah pengalaman

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2006

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2006 1 LAPORAN KEGIATAN PPM SOSIALISASI MENGENAI PENTINGNYA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BAGI PARA IBU MUDA Oleh: Ririn Darini, M.Hum. Puji Lestari, M.Hum. Dyah Kumalasari, M.Pd. FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa anak usia dini yang berlangsung (0 6) tahun merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak.

Lebih terperinci

Berdasarkan UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional (sisdiknas), disebutkan dalam pasal 1 ayat (14), Pendidikan

Berdasarkan UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional (sisdiknas), disebutkan dalam pasal 1 ayat (14), Pendidikan I. PENDAHULUAN Berdasarkan UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (sisdiknas), disebutkan dalam pasal 1 ayat (14), Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal dalam kehidupan manusia. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan BAB1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional di bidang pendidikan menitikberatkan pada perluasan kesempatan belajar dan peningkatan mutu setiap jenis dan jenjang pendidikan, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berlangsung di tempat-tempat kursus, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berlangsung di tempat-tempat kursus, masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berlangsung di sekolah disebut pendidikan formal, pendidikan yang berlangsung di tempat-tempat kursus, masyarakat dikatakan pendidikan nonformal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) hendaknya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga bagi setiap Negara. Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-3 di dunia, memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan maksud agar orang yang dihadapinya mengalami perubahan dan peningkatan dari segi pengetahuan, kemampuan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia. Hal ini sebagaimana diatur dalam UU Sisdiknas BAB VI Pasal 13

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia. Hal ini sebagaimana diatur dalam UU Sisdiknas BAB VI Pasal 13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta tidak secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya,

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern dan serba canggih seperti saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi segala aspek dalam perkembangan kehidupan manusia. Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) yang dikeluarkan oleh Pendidikan Nasional pada bab pendahuluan, mempunyai visi mewujudkan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak usia dini (AUD) adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain dan berinteraksi dengan orang lain dalam hidupnya. Guna memenuhi kebutuhan tersebut individu dalam berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut UNESCO pendidikan hendaknya dibangun dengan empat pilar yaitu, learning to know,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA HAND OUT MATA KULIAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KODE MK/SKS : UD 100/3 SKS Oleh : Nining Sriningsih, M.Pd NIP. 197912112006042001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP) PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun Oleh : ANIK

Lebih terperinci

-3- Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN dan BUPATI HULU SUNGAI SELATAN MEMUTUSKAN :

-3- Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN dan BUPATI HULU SUNGAI SELATAN MEMUTUSKAN : BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

Lebih terperinci

PEMETAAN TINGKAT PENCAPAIAN MUTU PENDIDIKAN PADA PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI PAUD AN-NURIYAH DESA CIUYAH KABUPATEN SUMEDANG

PEMETAAN TINGKAT PENCAPAIAN MUTU PENDIDIKAN PADA PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI PAUD AN-NURIYAH DESA CIUYAH KABUPATEN SUMEDANG PEMETAAN TINGKAT PENCAPAIAN MUTU PENDIDIKAN PADA PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI PAUD AN-NURIYAH DESA CIUYAH KABUPATEN SUMEDANG Nina Sundari 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa 26 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Masa kanak-kanak merupakan masa yang paling penting dalam perkembangan manusia. Pada fase inilah seorang pendidik dapat menanamkan prinsip-prinsip yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi sumber daya manusia terutama bagi kemajuan sebuah bangsa, oleh karena itu setiap warga negara harus dan wajib

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan investasi yang sangat penting bagi penyiapan sumber daya manusia (SDM) di masa depan. Dalam rangka mempersiapakan SDM yang berkualitas untuk masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (SDM) merupakan kunci utama bagi suksesnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (SDM) merupakan kunci utama bagi suksesnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) merupakan kunci utama bagi suksesnya pembangunan bangsa. Untuk itu pengembangan Sumber Daya Manusia hendaknya merupakan suatu proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa : 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan upaya sadar dan terencana yang dilakukan dalam rangka mencapai kedewasaan subyek didik secara aktif mengembangkan potensipotensi dirinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan sempurna. Dimana manusia pun

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan sempurna. Dimana manusia pun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan sempurna. Dimana manusia pun dikaruniai akal dan pikiran untuk dikembangkan, supaya dirinya dapat menyesuaikan dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. layak, hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke

BAB I PENDAHULUAN. layak, hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia pada hakekatnya bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan setiap warga negara berhak mendapat pendidikan yang layak, hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin modern di era globalisasi sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan sumber daya manusia merupakan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN Nomor: 1839/C.C2/TU/2009

SURAT EDARAN Nomor: 1839/C.C2/TU/2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Gedung E Lt 5, Komplek Depdiknas Jl. Jend. Sudirman, Senayan Jakarta 10270 (021) 5725610, 5725611, 5725612, 5725613,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYELENGGARAAN KELOMPOK BERMAIN DI KB IDAMAN DESA SOGU KECAMATAN MONANO KABUPATEN GORONTALO UTARA.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYELENGGARAAN KELOMPOK BERMAIN DI KB IDAMAN DESA SOGU KECAMATAN MONANO KABUPATEN GORONTALO UTARA. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYELENGGARAAN KELOMPOK BERMAIN DI KB IDAMAN DESA SOGU KECAMATAN MONANO KABUPATEN GORONTALO UTARA Oleh: Sulastri Pakaya Samsiah, Irvin Novita Arifin Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak, dan ditingkatkan melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. pihak, dan ditingkatkan melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sektor pendidikan terus mendapat perhatian dari semua pihak, dan ditingkatkan melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari dikeluarkannya Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, anak

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak

BAB I. Pendahuluan. usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak BAB I Pendahuluan A. Latar Belang Masalah Hasil penelitian di bidang neurologi oleh Osborn, White dan Bloom menyebutkan bahwa pada usia 4 tahun pertama separuh kapasitas kecerdasan manusia sudah terbentuk.

Lebih terperinci

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Alasan Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dilihat dari kedudukan usia dini bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum Sekolah Dasar (SD) yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya orang tua juga merupakan faktor terpenting dalam mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. khususnya orang tua juga merupakan faktor terpenting dalam mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan diibaratkan sebagai sebuah rumah yang dapat menaungi penghuninya dari sengatan matahari dan hujan. Akan tetapi rumah tidak dapat dibangun dalam angan-angan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk membantu memanusiakan manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari nilai kemanusiaannya. Melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas dinyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam seluruh rangkaian tumbuh kembang manusia, usia dini merupakan usia yang sangat menentukan. Pada usia dini itulah seluruh peletak dasar tumbuh kembang fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak merupakan masa emas (golden period) atau Jendela

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak merupakan masa emas (golden period) atau Jendela 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berbagai studi menunjukkan bahwa periode 5 (lima) tahun pertama kehidupan anak merupakan masa emas (golden period) atau Jendela Kesempatan (window opportunity)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

PROPOSAL PPL PENGADAAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK KB PRIMA SANGGAR SKB BANTUL

PROPOSAL PPL PENGADAAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK KB PRIMA SANGGAR SKB BANTUL PROPOSAL PPL PENGADAAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK KB PRIMA SANGGAR SKB BANTUL (Jl. Imogiri Barat, Km. 7, Bangunharjo, Sewon, Bantul) DisusunOleh : PIKA YUNIANTI 11102241043 JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT BERMAIN BALOK PADA KELOMPOK B DI TK KEMBANG JAYA OMU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT BERMAIN BALOK PADA KELOMPOK B DI TK KEMBANG JAYA OMU MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT BERMAIN BALOK PADA KELOMPOK B DI TK KEMBANG JAYA OMU Yanna 1 ABSTRAK Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Terdiri beberapa aspek perlakuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai berbagai macam potensi. Oleh karenanya perlu sekali Potensi-potensi tersebut dirangsang dan dikembangkan agar pribadi

Lebih terperinci

KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Pelatihan Program Pola Asuh Positif ( Positive Parenting Program ) pada OrangTua Kelompok Bermain Islam Terpadu ( KBIT ) Salman Al-Farisi Klebengan Depok Sleman, Daerah

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD OLEH :

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD OLEH : UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI KEGIATAN BERCERITA DENGAN GAMBAR PADA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA TALES KECAMATAN NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

LAPORAN EKSEKUTIF KONTRIBUSI PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGELOLAAN DAN PENGUATAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD), 2010

LAPORAN EKSEKUTIF KONTRIBUSI PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGELOLAAN DAN PENGUATAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD), 2010 LAPORAN EKSEKUTIF KONTRIBUSI PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGELOLAAN DAN PENGUATAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD), 2010 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1. Latar Belakang Kebijakan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Deskripsi Teoritis Tinjauan tentang Guru, Kompetensi, Kompetensi Pedagogik, dan PAUD

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Deskripsi Teoritis Tinjauan tentang Guru, Kompetensi, Kompetensi Pedagogik, dan PAUD II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teoritis 2.1.1 Tinjauan tentang Guru, Kompetensi, Kompetensi Pedagogik, dan PAUD 2.1.1.1 Pengertian Guru Guru memainkan peranan penting bagi jalannya proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek berasal dari bahasa inggris intellect yang menurut Chaplin (dalam Asrori, 2007:36) diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena anak memiliki masa perkembangan yang paling pesat, yakni pada masa golden age. Masa golden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dicanangkan pemerintah untuk memenuhi pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti yang tercantum pada Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai kondisi pendidikan anak usia dini secara global.kemudian ditelaah menjadi lebih terfokus ke dalam fenomena-fenomena yang sedang dialami oleh lembaga-lembaga

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A Indah Putri Murdhani Nurul Khotimah PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan pada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini Merupakan salah satu bentuk pendidikan yang berada pada jalur pendidikan formal, sebagai lembaga pendidikan prasekolah tugas utama

Lebih terperinci

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. :: Sistem Pendidikan Nasional Pelaksanaan pendidikan nasional berlandaskan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal ini ditandai dengan terus berkembangnya lembaga PAUD, seperti Taman Kanak- kanak (TK),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-kanak berada pada jalur pendidikan formal yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-kanak berada pada jalur pendidikan formal yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk program pendidikan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurut Solehuddin (2000: 5)

Lebih terperinci