Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Perusahaan Menggunakan Metode Balanced Scorecard

dokumen-dokumen yang mirip
Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

I. PENDAHULUAN. Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan

ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja secara profesional layaknya organisasi swasta. Sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

ABSTRAK. : Balanced Scorecard, Pengukuran kinerja. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk kepentingan jangka panjang. Jika perusahaan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

ANALISIS PERSPEKTIF PELANGGAN DENGAN SASARAN STRATEGIS PENDEKATAN BALANCED SCORECARD (BSC)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. himpun agar pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan dan

BAB I PENDAHULUAN. sumber, yakni informasi finansial dan informasi nonfinansial. Informasi finansial

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. hambatan dikarenakan tidak adanya batasan antar negara. dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni memperoleh laba (Profit oriented),

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. perhitungan dan analisa yang telah dilakukan, sehubungan dengan hasil yang didapat

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN HUMAN RESOURCE PT EXTRUPACK DENGAN METODE HUMAN RESOURCE SCORECARD

I. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba yang maksimal. Maka, manajemen perusahaan dituntut untuk

The Balanced Scorecard. Amalia

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Penilaian kinerja merupakan proses pengukuran organisasi dalam

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pilot pesawat terbang jet modern sedang menerbangkan pesawatnya.

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD PADA PT. BEST DENKI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk

BAB V KESIMPULAN. kinerja yang baik akan cendrung memiliki budaya asal bapak senang, dan

Pengukuran Kinerja (Performance Measurement)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

Prepared by Yuli Kurniawati

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan

STRATEGI EKSEKUSI DAN BALANCE SCORE CARD

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan

PENILAIAN KINERJA KUALITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR PT. YUASA BATTERY INDONESIA DENGAN METODE BALANCE SCORECARD

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini

Mengenal Balanced Scorecard

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang

Farah Esa B

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15

ABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Bisnis Internal, Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: USULAN PENGUKURAN KINERJA STUDI KASUS DI CV CIHANJUANG INTI TEKNIK CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR

Jurnal Sistem Informasi, Vol 1 September 2012 SISTEM INFORMASI ANALISA KINERJA PEGAWAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD

digunakan dalam identifikasi variabel lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan secara teoritis dirumuskan oleh David

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi

BAB V PENUTUP. Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai

BAB I PENDAHULUAN. demikian yang dikatakan oleh Wiliam Thompson (Lord Kelvin), Dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. unggul secara berkelanjutan, tak terkecuali organisasi sektor publik yang bertugas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna.

I. PENDAHULUAN. PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

ABSTRACT. Keywords: Balanced Scorecard, employee performance. viii. Universitas Kristen Maranatha

SISTEM PENGUKURAN KINERJA CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT DENGAN METODE CRM-SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Tujuan ini menentukan ke arah mana suatu perusahaan atau

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik. perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengukuran Kinerja Bulog Sub Divre Dumai dengan Konsep Balanced Scorecard

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi pasti mempunyai tujuan yang ingin

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rupa sehingga agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air adalah

Transkripsi:

Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.03 Vol. 01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2014 Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Perusahaan Menggunakan Metode Balanced Scorecard YANTI HELIANTY Jurusan Teknik Industri Itenas Bandung Email: yanti@itenas.ac.id ABSTRAK Pada era persaingan perusahaan pada saat ini, pengukuran kinerja menjadi sangat penting dilakukan oleh setiap perusahaan. Pengukuran kinerja berbasis Balanced Scorecard telah menjadi salah satu metoda yang dapat digunakan untuk mengukur performansi sebuah perusahaan. Dalam metoda ini, pengukuran kierja tidak hanya mengukur output tetapi juga mengukur proses bisnis perusahaan. Demikian pula dengan PT. Berdikari yang memerlukan pengukuran kinerja perusahaannya. Selama ini pengukuran kinerja yang telah dilakukan adalah dengan pendekatan tradisional yang hanya melakukan pengukuran finansial saja, tanpa memperhatikan aspek-aspek lain yang dapat mengukur kinerja perusahan. Pada studi ini dilakukan rancangan pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan metode Balanced Scorecard (BSC). Dengan menggunakan rancangan pengukuran kinerja ini, perusahaan dapat mengetahui sejauh mana efetivitas kinerja perusahaan, dalam menjalankan bisnisnya. Kata Kunci : pengukuran kinerja, Balanced Scorecard, efektivitas ABSTRACT In this era, performance measurement become most important thing to do by every company. Peformance measurement based on Balanced Scorecard become one of method that can be used to measure the performance of company. In this method, performance measurements not only measure the output but also the company business process. PT. Berdikari is the company who need a company performance measurement. For this time, performance measurement performed by traditional approach that only measure the financial aspect, without concern about the other aspect. This studies do designing performance measurement system using Balanced Scorecard method. With using this performance measurement system, the company can know about the effectiveness of company performance in doing their business. Keywords: performance measurement, Balanced Scorecard, effectiveness Reka Integra 297

Helianty 1. PENDAHULUAN Persaingan perusahaan saat ini dapat menawarkan dan menjual produknya dengan lebih bebas dan lebih mudah. Mengatasi era persaingan yang bebas tersebut, banyak perusahaan mulai menata ulang strategi persaingannya dengan melakukan kajian terhadap visi dan misi perusahaan yang didasarkan atas kebutuhan pasar internasional. Pada dasarnya perusahaan yang bertahan adalah perusahaan yang mampu menerapkan visi dan misinya untuk jangka panjang. Tercapainya tujuan dari visi dan misi suatu perusahaan perlu ditunjang dengan strategi untuk mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan. Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan perlu diukur kinerjanya dilihat dari aspek keuangan dan non keuangan. Pengukuran kinerja dari aspek keuangan dan non keuangan digunakan untuk mencapai keseimbangan dalam pencapaian visi dan misi yang diinginkan oleh perusahaan. PT. Berdikari merupakan perusahaan yang memproduksi berbagai macam spare part kendaraan bermotor. Perusahaan ini berusaha selalu melakukan pengembangan yang bertujuan meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, untuk dapat meningkatkan kinerja tersebut perlu dilakukan pengukuran kinerja. Saat ini, pengukuran kinerja PT. Berdikari masih bersifat parsial dan belum terintegrasi serta pengukuran kinerjanya belum sampai kepada pengukuran kinerja secara keseluruhan. Untuk itu PT. Berdikari membutuhkan rancangan alat ukur kinerja perusahaan yang dapat mengukur seluruh aspek. Salah satu metode yang sudah banyak digunakan untuk mengukur kinerja bisnis perusahaan yaitu metode Balanced Scorecard (BSC). 2. METODOLOGI Metoda Balanced Scorecard merupakan salah satu metoda yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Balanced Scorecard menerjemahkan misi dan strategi perusahaan kedalam seperangkat ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis. Selain tetap memberi penekanan pada pencapaian tujuan finansial, Balanced Scorecard juga mengukur faktor pendorong kinerja tercapainya tujuan finansial tersebut. Sistem Balanced Scorecard terdiri atas empat perspektif jika dilihat dari sisi internal dan eksternal perusahaan, yaitu: 1. Perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang lebih berfokus ke internal perusahaan. 2. Perspektif pelanggan dan perspektif finansial yang lebih berfokus ke internal perusahaan. Balanced Scorecard mengukur kinerja perusahaan tidak hanya dari segi finansial saja, tetapi juga dari segi non finansial, seperti pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Pada dasarnya, tujuan yang hendak dicapai sebuah organisasi adalah menciptakan perubahan-perubahan dalam pertambahan kekayaan. Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen pengukuran, dan pengendalian secara cepat, tepat, dan komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manajer tentang performance bisnis. Selain tetap memberi penekanan pada pencapaian tujuan finansial, Balanced Scorecard juga memuat faktor pendorong (drivers) kinerja tercapainya tujuan finansial tersebut Reka Integra 298

Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Perusahaan Menggunakan Metoda Balance Scorecard Hubungan untuk setiap perspektif, yaitu perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dapat dilihat pada Gambar 1. Untuk berhasil secara finansial, apa yang harus kita perlihatkan kepada para pemegang sahamkita? Finansial Tujuan Ukuran Sasaran Inisiatif Untuk mewujudkan visi kita, apa yang harus kita perlihatkan kepada para pelanggan kita? Tujuan Ukuran Sasaran Inisiatif VISI dan STRATEGI Untuk menyenangkan para pemegang saham dan pelanggan kita proses bisnis apa yang harus kita kuasai dengan baik? Proses Bisnis Internal Tujuan Ukuran Sasaran Inisiatif Pembelajaran dan Pertumbuhan Untuk mewujudkan visi kita, bagaimana kita memelihara kemampuan kita untuk berubah dan meningkatkan diri? Tujuan Ukuran Sasaran Inisiatif Gambar 1. Balanced Scorecard Menerjemahkan Visi dan Strategi Perusahaan ke dalam Empat Perspektif yang Saling Berhubungan (Sumber: Robert S. Kaplan dan David P. Norton, 2000) Tujuan finansial tetap menjadi fokus tujuan dan ukuran di semua perspektif scorecard lainnya. Tujuan dan ukuran finansial harus memainkan peran ganda, menentukan kinerja finansial yang diharapkan dari strategi dan menjadi sasaran akhir tujuan dan ukuran perspektif scorecard lainnya. Scorecard harus menjelaskan strategi perusahaan, dimulai dengan tujuan finansial jangka panjang dan kemudian mengaitkan dengan berbagai urutan tindakan yang harus diambil berkenaan dengan proses finansial. Filosofi manajemen terkini telah menunjukkan peningkatan pengakuan atas pentingnya customer focus dan customer satisfaction. Jadi, jika pelanggan tidak puas mereka akan mencari produsen lain yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dalam perspektif pelanggan Balanced Scorecard selain keinginan untuk memuaskan dan menyenangkan pelanggan, suatu perusahaan juga harus menerjemahkan pernyataan misi dan strategi ke dalam tujuan yang disesuaikan dengan pasar dan pelanggan yang spesifik. Mengetahui pelanggan dan harapan mereka tidaklah cukup. Perspektif ini memungkinkan manajer untuk mengetahui seberapa jauh bisnis mereka berjalan dan apakah produk atau jasa mereka sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Tujuan finansial dan kepuasan pelanggan tidak akan tercapai apabila tidak didukung dengan proses bisnis internal yang memadai. Suatu perusahaan biasanya mengembangkan tujuan dan ukuran-ukuran untuk perspektif proses bisnis internal setelah merumuskan tujuan dan ukuran untuk perspektif finansial dan pelanggan. Pada bagian ini memungkinkan perusahaan memfokuskan pengukuran proses bisnis internal kepada proses yang akan mendorong tercapainya tujuan untuk pelanggan dan para pemegang saham Tujuan yang ditetapkan dalam perspektif finansial, pelanggan, dan proses bisnis internal mengindikasikan apa yang harus dikuasai perusahaan untuk menghasilkan kinerja yang istimewa. Tujuan di dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur yang memungkinkan tujuan dalam tiga perspektif lainnya dapat dicapai. Reka Integra 299

Helianty Proses pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi. Termasuk dalam perspektif ini adalah pelatihan pegawai dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi. Balanced Scorecard menekankan pentingnya investasi untuk kepentingan masa depan dan bukan dalam bidang investasi tradisional saja, seperti peralatan baru, riset, dan pengembangan produk baru tapi perusahaan juga harus melakukan investasi dalam infrastruktur seperti para pekerja, sistem, prosedur dan budaya perusahaan. 3.1. Penyusunan Balanced Scorecard 3. PEMBAHASAN Pada bagian akan akan diuraikan tahapan penyusunan sistem penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan metode Balanced Scorecard. Data yang digunakan dalam pembahasan studi ini mengacu pada penelitian Arnold Y Agasy (2012), Darnyoto Y (2012), Pradana A Irsan (2012). Langkah awal yang perlu dilakukan adalah menerjemahkan visi, misi, dan tujuan perusahaan menjadi sasaran strategis. Proses ini dimaksudkan agar setiap arti yang terkandung dalam pernyataan visi, misi, dan tujuan dapat diketahui dengan jelas dan dapat dipahami oleh seluruh pihak. Penguraian visi, misi, dan tujuan PT. Berdikari dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Penguraian Visi, Misi dan Tujuan kedalam Sasaran Strategis No Visi/ Misi/ Tujuan Sasaran Strategis Penguraian Visi Mampu Bersaing Peningkatan Kepuasan Tumbuh Berkembang dengan Cepat Peningkatan Market Share Peningkatan Pendapatan Penguraian Misi 1 Memproduksi berbagai jenis komponen yang Peningkatan Mutu Bahan Baku terkait dengan kebutuhan industri otomotif dengan Peningkatan Kualitas Produk mutu yang berdaya saing tinggi melalui Peningkatan Kualitas Produk dari pengelolaan yang profesional dari keputusan Subcont pelanggan Peningkatan Kemampuan Karyawan Memproduksi berbagai jenis komponen yang terkait dengan kebutuhan industri otomotif dengan harga yang berdaya saing tinggi melalui pengelolaan yang profesional dari keputusan pelanggan Memproduksi berbagai jenis komponen yang terkait dengan kebutuhan industri otomotif dengan pasokan yang berdaya saing tinggi melalui pengelolaan yang profesional dari keputusan pelanggan Penguraian Misi 2 Menjalin kemitraan kerjasama dengan pemasok yang saling menguntungkan Penguraian Misi 3 Memberikan perhatian kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia yang menunjang penciptaan produk berkualitas tinggi dan berdaya saing Penurunan Biaya Operasional Peningkatan Kualitas Produk Peningkatan Kepuasan pelanggan Peningkatan Kapasitas Mesin Peningkatan Kualitas Produk Peningkatan Mutu Bahan Baku Peningkatan Pelatihan Karyawan Peningkatan Kepuasan Karyawan Peningkatan Kedisiplinan Karyawan Peningkatan Kemampuan Karyawan Reka Integra 300

Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Perusahaan Menggunakan Metoda Balance Scorecard Tabel 1. Penguraian Visi, Misi dan Tujuan kedalam Sasaran Strategis (lanjutan) No Visi/ Misi/ Tujuan Sasaran Strategis Penguraian Tujuan 1 Pemenuhan waktu yang ditetapkan oleh pelanggan adalah prioritas utama jajaran Berdikari Metal Engineering Penguraian Tujuan 2 Melakukan peningkatan kualitas SDM terus menerus sejalan dengan visi dan misi Berdikari Metal Engineering. Penguraian Tujuan 3 Mutu menjadi jati diri dan kepercayaan customer Penguraian Tujuan 4 Peningkatan mutu produk dan kepuasan pelanggan menjadi fokus seluruh jajaran Berdikari Metal Engineering Penguraian Tujuan 5 Mengedepankan unsur keselamatan kerja dan aspek lingkungan dalam setiap operasional perusahaan. Peningkatan Kepuasan Peningkatan Penyelesaian Produk sampai ke Peningkatan Ketepatan Jadwal Perancangan Produk Peningkatan Produktivitas Karyawan Peningkatan Kedisiplinan Karyawan Peningkatan Kemampuan Karyawan Peningkatan Kepuasan Peningkatan Kualitas Produk Peningkatan Kepuasan Peningkatan Respon terhadap Keluhan Peningkatan Kualitas Produk Peningkatan Alat Keselamatan Kerja Sasaran strategis diatas akan diuraikan ke dalam empat perspektif Balanced Scorecard, yaitu perspektif finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Mengklasifikasikan sasaran strategis ke dalam setiap perspektif dilakukan untuk mengetahui hubungan sasaran strategis dengan masing-masing perspektif. Penentuan Sasaran Strategis ke dalam masing-masing perspektif dapat dilihat pada Tabel 2. No Tabel 2. Rekapitulasi Penentuan Sasaran Strategis ke setiap Perspektif Sasaran Strategis Finansial Perspektif Bisnis Proses Internal Pembelajaran dan Pertumbuhan 1 Peningkatan Kepuasan 2 Peningkatan Pendapatan 3 Peningkatan Market Share 4 Peningkatan Profit 5 Peningkatan Mutu Bahan Baku 6 Peningkatan Produktivitas Karyawan 7 Penurunan Biaya Operasional 8 Peningkatan Kualitas Produk 9 Peningkatan Kapasitas Mesin 10 Peningkatan Kualitas Produk dari Subcont 11 Peningkatan Pelatihan Karyawan 12 Peningkatan Kepuasan Karyawan 13 Peningkatan Penyelesaian Produk sampai ke 14 Peningkatan Ketepatan Jadwal Perancangan Produk 15 Peningkatan Loyalitas 16 Peningkatan Kemampuan Karyawan 17 Peningkatan Respon terhadap Keluhan 18 Peningkatan Alat Keselamatan Kerja Reka Integra 301

Pembelajaran dan Pertumbuhan Proses Bisnis Internal pelanggan Finasial Helianty Sasaran strategis untuk setiap perspektif serta hubungan antar sasaran strategis digambarkan dalam sebuah Peta Strategis. Peta Strategi menggambarkan proses pengubahan intangible assets menjadi tangible assets melalui hubungan sebab akibat antara sasaran strategis di perspektif finansial, perspektif pelangan, perspektif bisnis proses internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Dalam peta strategi akan ditunjukkan hubungan antar sasaran-sasaran strategis antar perspektif. Menyusun Peta Strategi ini dimulai dari perspektif finansial yang kemudian dilanjutkan ke perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan yang terakhir adalah perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Peta strategis untuk PT. Berdikari dapat dilihat pada Gambar 2. STRATEGY MAP PT. BERDIKARI MOTOR VISI: Menjadi perusahaan indutsri manufaktur spare part otomotif yang senantiasa mampu bersaing dan tumbuh berkembang dengan cepat TEMA STRATEGIS PENINGKATAN DAYA SAING STAKEHOLDER: 1. 2. Pemegang Saham 3. Pegawai 4. Perusahaan Mitra Peningkatan Profit SS1 Peningkatan Pendapatan SS2 Penuruan Biaya Operasional SS3 Peningkatan Market Share SS4 Peningkatan Loyalitas SS5 Peningkatan Kepuasan SS6 Peningkatan Penyelesaian Produk Sampai ke SS7 Peningkatan Ketepatan Jadwal Perancangan Produk SS8 Peningnkatan Respon Terhadap Kebutuhan SS9 Peningkatan Kualitas Produk dari Subcont SS12 Peningkatan Kualitas Produk SS10 Peningkatan Mutu Bahan Baku SS11 Peningkatan Kemampuan Karyawan SS 13 Peningkatan Produktivitas Karyawan SS 14 Peningkatan Pemanfaatan Kapasitas Mesin SS 16 Peningkatan Keselamatan Kerja SS 17 Peningkatan Kepuasan Pegawai SS 15 Peningkatan Teknologi Sistem Informasi Manajemen Perusahaan SS 18 Gambar 2. Peta Strategi PT. Berdikari Motor Reka Integra 302

Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Perusahaan Menggunakan Metoda Balance Scorecard Untuk mengukur apakah setiap sasaran strategi telah dicapai, sehingga dapat mencerminkan pencapaian visi dan misi perusahaan, perlu ditentukan suatu ukuran sasaran strategis yang dikenal dengan indikator. Indikator-indikator untuk setiap sasaran strategis perlu dirancang sehingga sasaran strategi tersebut menjadi terukur. Indikator untuk setiap sasaran strategis pada studi ini dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Indikator Untuk Setiap Sasaran Strategis Perspektif No Sasaran Strategis Finansial Bisnis proses internal Pembelajaran dan pertumbuhan No Indikator Indikator SS1 Peningkatan Profit SS1-1 Return On Invesment (ROI) (%) SS2 Peningkatan Pendapatan perusahaan SS2-1 Total Pendapatan Usaha (Milyar Rupiah) SS3 Penurunan Biaya Operasional SS3-1 Biaya Operasional (Milyar Rupiah) SS4 Peningkatan Market Share SS4-1 Penguasaan Pasar (%) SS5 SS6 SS7 SS8 SS9 Peningkatan Loyalitas Peningkatan kepuasan pelanggan Peningkatan Penyelesaian Produk sampai ke Peningkatan Ketepatan Jadwal Perancangan Produk Peningkatan Respon terhadap Keluhan SS5-1 SS6-1 SS7-1 SS8-1 SS9-1 Tingkat Pemesanan ulang pelanggan (%) Tingkat kepuasan pelanggan (skala) Rata-Rata Ketepatan Penyelesaian Produk sampai ke (%) Rata-Rata Jumlah Ketepatan Jadwal Aktualisasi Produk Terhadap Jadwal Perancangan Produk (%) Rata-Rata Waktu Merespon (Jam) SS10 Peningkatan Kualitas Produk SS10-1 Jumlah Produk Cacat (%) SS11 SS12 SS13 SS14 SS15 SS16 SS17 SS18 Peningkatan Mutu Bahan Baku Peningkatan Kualitas Produk dari Subcont Peningkatan Kemampuan karyawan Peningkatan produktivitas karyawan Peningkatan kepuasan karyawan Peningkatan efektivitas penggunaan mesin Peningkatan efektivitas penggunaan alat keselamatan kerja Peningkatan Teknologi Informasi dalam manajemen perusahaan SS11-1 Jumlah Bahan Baku Cacat (%) SS12-1 SS13-1 SS14-1 Jumlah Produk Cacat dari Subcont (%) Level keahlian karyawan (level) Rata-rata nilai kinerja karyawan (skala) SS15-1 Employee turnover (%) SS15-2 SS16-1 SS17-1 SS18-1 SS18-2 Tingkat kepuasan karyawan (skala) Persentase rerata pengoperasian jam mesin per hari (%) Persentase rerata keselamatan kerja (%) Persentase ketersediaan jaringan komputer yang terintegrasi (%) Persentase ketersediaan sistem informasi yang terintegrasi (%) Setelah ditentukan indikator untuk setiap sasaraan strategis, langkah selanjutnya menetapkan target capaian untuk setiap indikator. Dalam BSC biasanya dilakukan perencanaan target indikator untuk beberapa periode waktu tertentu. Untuk menentukan Reka Integra 303

Helianty target setiap pariode maka perlu ditetapkan terlebih dahulu baseline untuk setiap indikator sebagai dasar acuan untuk menentukan target pada setiap periode berikutnya. Penentuan baseline ini dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa pendekatan, misalnya ditetapkan oleh pimpinan perusahaan berdasarkan data 1 periode sebelumnya atau rerata data dari beberapa periode sebelumnya. Kriteria pengukuran dengan BSC adalah sejauh mana target indikator yang telah ditetapkan dapat terlampaui. Sehingga yang perlu diperhatikan dalam menentukan target indikator ini harus realistis sesuai dengan kondisi kemampuan perusahaan. Dengan kata lain penetapan indikator serendah-rendahnya dengan tujuan agar hasil yang diperoleh menunjukan kinerja yang baik karena semua target indikator terlampaui. Namun dalam hal ini tidak memberikan tantangan bagi perusahaan untuk menjadi perusahaan yang lebih maju yang dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Disisi lain bukan berarti pula penetapan target indikator yang cukup tinggi agar dapat disejajarkan dengan perusahaan lain yang sudah lebih maju, padahal dalam kenyataannya target indikator tersebut tidak pernah dapat terlampaui, sehingga kinerja perusahaannya jelek. Untuk itulah penetapan baseline sangat membantu bagi pihak perusahaan dalam menetapkan target indikator setiap periode. Peningkatan target dilakukan secara bertahap selama beberapa periode kedepan, yang pada akhirnya dapat mencapai target yang diinginkan perusahaan sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Setelah penetapan target indikator, perusahaan juga perlu menganalisis dan menetapkan upaya-upaya yang harus dilakukan untuk dapat melampaui target indikator tersebut. Upayaupaya tersebut dalam BSC disebut sebagai inisiatif program. Inisiatif program untuk setiap indikator masih bersifat general. Inisiatif program ini perlu diterjemahkan lagi ke dalam program kerja tahunan, hal ini perlu dilakukan karena program kerja setiap tahun dapat berbeda-beda, tergantung dari capaian indikator pada tahun sebelumnya atau tahun berjalan. Berdasarkan program kerja setiap tahun ini dapat ditentukan kebutuhan anggaran untuk melaksanakan program kerja tersebut. Sebagai contoh, penetapan baseline dalam studi ini ditetapkan berdasarkan rerata data 3 tahun sebelumnya. Dan target setiap tahun ditetapkan berdasarkan baseline tersebut. Secara rinci penetapan baseline, target indikator dan inisiatif program dilihat pada Tabel 4. Supaya ukuran indikator dapat didefinisikan dengan jelas dan dapat digunakan untuk mengarahkan dan memonitor strategi, Kaplan dan Norton (2000) menyarankan untuk menjelaskan secara eksplisit atribut-atribut ukuran yang digunakan dalam Balanced Scorecard, atribut-atribut ini disusun dalam lembaran kinerja indikator. Sebagai contoh pengisian lembaran kinerja indikator untuk sasaran strategis peningkatan sistem penyelesaian produk sampai ke pelanggan dengan indikator rata-rata ketepatan penyelesaian produk sampai ke pelanggan dapat dilihat pada Gambar 3. Reka Integra 304

Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Perusahaan Menggunakan Metoda Balance Scorecard Tabel 4. Tabel Balanced Scorecard (Indikator, Baseline, Target, dan Inisiatif Program) No Indikator SS1-1 SS2-1 20X1 20X2 - Meningkatkan penjualan - Efisiensi biaya produksi - Efektifitas pemamfaatan aset perusahaan - Program promosi - Perluasan pangsa pasar SS3-1 Biaya Operasional (Milyar Rupiah) 12,34 11,5 11 - Efisiensi penggunaan sumber daya SS4-1 Penguasaan Pasar (%) 38 42 47 - Program promosi SS5-1 - Menjaga hubungan baik dengan pelanggan - Program pelayanan prima SS6-1 Indeks kepuasan pelanggan (skala 1-4) 3 3,25 3,5 SS7-1 Rata-Rata Ketepatan Penyelesaian - Efektivitas Pelaksanaan Jadwal Produksi sesuai 94 97 100 Produk sampai ke (%) Perencanaan SS8-1 Rata-Rata Jumlah Ketepatan Jadwal Aktualisasi Produk Terhadap Jadwal 94 97 100 - Evaluasi Sumber Daya Manusia (SDM) Perancangan Produk (%) SS9-1 Rata-Rata Waktu Merespon (Jam) 72 Jam 48 Jam 24 Jam - Memperbaiki Sistem Penanganan terhadap Respon SS10-1 SS11-1 Jumlah Bahan Baku Cacat (%) 0,8 0,5 0 SS12-1 Jumlah Produk Cacat dari Subcont (%) 1,7 1,5 1 SS13-1 SS14-1 Rata-rata nilai kinerja karyawan (skala 10-100) - Evaluasi Skill Karyawan - Pelaksanaan dan Pengawasan Maintenance yang Terjadwal - Memperbaiki Sistem Pengendalian Mutu dari awal hingga Produk Jadi - Memperbaiki Sistem Pengendalian Mutu Bahan Baku - Memperbaiki Sistem Pengendalian Kualitas yang Akurat - Program pelatihan karyawan sesuai kebutuhan - Program studi lanjut bagi karyawan 80 85 80 - Memberikan reward bagi karyawan berprestasi SS15-1 Employee turnover (%) 3 2 1 - Program pembinaan pegawai SS15-2 Indikator Return On Invesment (ROI) (%) Total Pendapatan Usaha (Milyar Rupiah) Tingkat Pemesanan ulang pelanggan (%) Jumlah Produk Cacat (%) Level keahlian karyawan (level 1-5) Tingkat kepuasan karyawan (sakal 1-4) Baseline 12,35 34,65 90 2,6 3 3 12,6 36 95 2 3 3 Target 13 28 100 1 4 4 Inisiatif Program - Program "memanusiakan" pegawai - Peningkatan kesejahteraan pegawai SS16-1 Persentase rerata pengoperasian jam mesin per hari (%) 85 90 95 - Efektifitas penggunaan jam mesin - Program perawatan mesin SS17-1 SS18-1 SS18-2 Persentase rerata keselamatan kerja (%) Persentase ketersediaan jaringan komputer yang terintegrasi (%) Persentase ketersediaan sistem informasi yang terintegrasi (%) 80 85 90 - Program pemasangan poster keselamatan kerja - Program penyuluhan keselamatan kerja 57 65 70 - Perluasan jaringan komputer 50 60 70 - Pengembangan SIM terkait manajemen pengelolaan Perusahaan Reka Integra 305

Helianty Sasaran Strategis : Peningkatan Penyelesaian Produk sampai ke (SS7) Indikator : Rata-Rata Ketepatan Penyelesaian Produk sampai ke Satuan : Persen (%) (SS7-1) Definisi Indikator : Bertujuan untuk mengetahui seberapa besar persentase rata-rata ketepatan penyelesaian produk oleh perusahaan Formulasi : Hasil/ Informasi yang Dihasilkan : Persentase Rata-Rata Ketepatan Sumber Data : Departemen Penyelesaian Produk sampai ke Marketing Hal-hal yang Harus Dilakukan untuk Menanggulangi Kekurangan Data yang Dibutuhkan : Asumsi jika hasil formulasi 100%, dihitung 100% Sumber dan Pendekatan yang Digunakan untuk Menentukan Target Penanggungjawab : Manajer Marketing Target : Baseline Target Aktual 2012 2013 2012 2013 94% 97% 100% - - Gambar 3. Lembaran Kinerja Indikator SS7-1 3.2. Analisis Format Sistem Penilaian Kinerja Perusahaan Pada pengembangan sistem penilaian kinerja dengan menggunakan BSC ini banyak menemui kendala terutama untuk manggali informasi dari perusahaan yang berhubungan dengan internal perusahaan, dan dipandang oleh pihak perusahaan bukan untuk konsumsi publik. Untuk memperoleh sistem penilaian kinerja dengan BSC yang baik, tentu saja menuntut keterlibatan pihak manajemen internal perusahaan yang lebih intensif, terutama pada tingkat eksekutif. Karena pihak manajemen lah yang lebih memahami mengenai hal-hal yang sangat detail di perusahaan tersebut, terutama dalam menetapkan sasaran strategis dan penentuan indikator kinerja. Rancangan sistem penilaian kinerja yang dikembangkan ini dapat dijadikan sebagai tahap awal untuk pengembangan selanjutnya, sehingga perusahaan dapat menetapkan sistem penilaian kinerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. 3.3. Analisis Pengukuran Kinerja Untuk melakukan pengukuran kinerja perusahaan, capaian indikator setiap periode perlu dilakukan standarisasi agar nilai capaian indikator tersebut dapat diakumulasikan. Mekanisme melakukan standardisasi nilai capaian indikator dapat digunakan pendekatan sederhana dengan cara menetapkan nilai untuk capaian target indikator tersebut. Misalnya untuk indikator Return On Invesment (ROI) apabila capaian indikator sesuai target maka diberi nilai 2, apabila capaian indikator diatas target maka diberi nilai 3, dan apabila capaian indikator dbawah target diberi nilai 1. Penetapan tingkatan ini minimal 3 untuk membedakan nilai antara yang sesuai target, diatas target, dan dibawah target. Namun mungkin saja tingkatan ini ditambah menjadi 4 atau 5 tingkatan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Penilaian kinerja akan lebih akurat lagi apabila pihak perusahaan memberikan bobot pada setiap indikator. Hal ini untuk memberikan perhatian dan penekanan khusus pada beberapa indikator yang menurut perusahaan merupakan indikator kunci, yang memiliki pengaruh sangat signifikan terhadap keberhasilan perusahaan. Sehingga nilai akhir capaian kinerja merupakan perkalian antara bobot dengan nilai capaian indikator. Sebagai contoh format pengukuran kinerja perusahaan dapat dilihat pada Tabel 5. Reka Integra 306

Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Perusahaan Menggunakan Metoda Balance Scorecard Tabel 5. Format Tabel Pehitungan Kinerja Perusahaan No Target Nilai Capaian Indikator Indikator Baseline Capaian Indikator 20X1 20X2 20X1 1 2 3 SS1-1 Return On Invesment (ROI) (%) 12,35 12,6 13 SS2-1 Total Pendapatan Usaha (Milyar Rupiah) 34,65 36 28 SS3-1 Biaya Operasional (Milyar Rupiah) 12,34 11,5 11 SS4-1 Penguasaan Pasar (%) 38 42 47 SS5-1 Tingkat Pemesanan ulang pelanggan (%) 90 95 100 SS6-1 Indeks kepuasan pelanggan (skala 1-4) 3 3,25 3,5 SS7-1 Rata-Rata Ketepatan Penyelesaian Produk sampai ke (%) 94 97 100 SS8-1 Rata-Rata Jumlah Ketepatan Jadwal Aktualisasi Produk Terhadap Jadwal Perancangan Produk (%) 94 97 100 SS9-1 Rata-Rata Waktu Merespon (Jam) 72 Jam 48 Jam 24 Jam SS10-1 Jumlah Produk Cacat (%) 2,6 2 1 SS11-1 Jumlah Bahan Baku Cacat (%) 0,8 0,5 0 SS12-1 Jumlah Produk Cacat dari Subcont (%) 1,7 1,5 1 SS13-1 Level keahlian karyawan (level 1-5) 3 3 4 SS14-1 Rata-rata nilai kinerja karyawan (skala 10-100) 80 85 80 SS15-1 Employee turnover (%) 3 2 1 SS15-2 Tingkat kepuasan karyawan (sakal 1-4) 3 3 4 SS16-1 Persentase rerata pengoperasian jam 85 90 95 SS17-1 Persentase rerata keselamatan kerja 80 85 90 SS18-1 Persentase ketersediaan jaringan komputer yang terintegrasi (%) 57 65 70 SS18-2 Persentase ketersediaan sistem informasi yang terintegrasi (%) 50 60 70 Total Nilai capaian Indikator Hasil pengukuran kinerja untuk setiap indikator pada tahun 20X1 diisikan pada kolom capaian indikator. Apabila capaian semua indikator pada tahun 20X1 sama dengan target maka akan diperoleh nilai kinerja sebesar 42 (21 indikator x 2). Apabila nilai kinerja >= 42 maka dapat dikatakan kinerja perusahaan baik, sebaliknya apabila nilai kinerja < 42, maka dapat dikatakan kinerja perusahaan belum baik. Sehingga perlu dilakukan analisis terhadap indikator yang capaiannya di bawah target. Dan perlu menjadi perhatian pihak perusahaan untuk mengevaluasi target pada periode berikutnya. 4. KESIMPULAN Dari studi yang telah dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari studi telah diperoleh format sistem penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan metoda Balanced Scorecard. Format ini baru sebagai tahap awal bagi perusahaan untuk membuat sistem penilaian kinerja yang lebih akurat. Keterlibatan manajemen internal, terutama pada tingkat eksekutif, sangat diperlukan dalam penyusunan sistem kinerja perusahaan. 2. Dengan dibuatnya sistem kinerja perusahaan dengan BSC memudahkan pihak perusahaan untuk memberikan pemahaman kepada seluruh level pegawai terkait dengan visi misi perusahaan. Dalam BSC ini visi misi perusahaan telah diterjemahkan kedalam ukuran dan kriteria yang lebih operasional dan mudah dipahami sehingga pada Reka Integra 307

Helianty akhirnya seluruh pegawai peduli terhadap pencapaian tujuan perusahaan sesuai dengan cisi misi perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Arnold Y Agasy (2012), Usulan Perancangan Pengukuran Kinerja Di PT. Berdikari Metal Engineering Menggunakan Metode Balanced Scorecard (Perspektif Finansial dan ), Tugas Ahkir Sarjana S1, Itenas Bandung Darnyoto Y (2012), Usulan Perancangan Pengukuran Kinerja Di PT. Berdikari Metal Engineering Menggunakan Metode Balanced Scorecard (Perspektif Proses Bisnis Internal), Tugas Ahkir Sarjana S1, Itenas Bandung Kaplan, Robert S. dan David P. Norton. (2000). Balanced Scorecard : Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Erlangga, Jakarta. Pradana A Irsan (2012), Usulan Perancangan Pengukuran Kinerja Di PT. Berdikari Metal Engineering Menggunakan Metode Balanced Scorecard (Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan), Tugas Ahkir Sarjana S1, Itenas Bandung Reka Integra 308