BAB I PENDAHULUAN. digencar-gencarkan adalah ekonomi kreatif dalam kata lain adalah Usaha

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. produk dan ragam yang dihasilkan dan yang menjadi sasaran dari produk-produk

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan ini, maka banyak lembaga pembiayaan (finance) dan bank (bank

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya di Indonesia. Untuk itu diperlukan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. perlu diperluas. Secara konvensional dana yang diperlukan untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahap permulaan usaha maupun pada tahap pengembangan. usaha yang dilakukan oleh perusahaan, permodalan merupakan faktor

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya

Kata kunci: Penyertaan, modal, ventura. usaha kecil, usaha menegah.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. usaha kreatif dan inovatif yang mempunyai prospek nilai ekonomi yang cukup tinggi, namun

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan Nasional, peran

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga meningkatkan pula pendapatan perkapita masyarakat, walaupun. pemerintah untuk bersungguh sungguh mengatasinya agar tidak

BAB I PENDAHULUAN. adanya modal dalam mengembangkan unit usaha yang sedang dijalankan,

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Modal ventura sebagai lembaga pembiayaan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. berupa membayarkan sejumlah harga tertentu. mencukupi biaya pendidikan dan lainnya.

POLA HUBUNGAN HUKUM ANTARA PT. SARANA SURAKARTA VENTURA DENGAN PERUSAHAAN PASANGAN USAHA SERTA PERLINDUNGAN DALAM PEMBERIAN MODAL VENTURA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN. menerus atau teratur (regelmatig) terang-terangan (openlijk), dan dengan tujuan

Definisi MODAL VENTURA. Syarat-syarat Modal Ventura 30/10/2016

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

I. PENDAHULUAN. dalam mengembangkan unit usaha selain faktor makro dan mikro. Berbagai

PENDAHULUAN. pembangunan tersebut disediakan oleh lembaga perbankan. Akan tetapi dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan di bidang teknologi telah memacu perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pembiayaan kepada masyarakat sesuai dengan. kebutuhannya.kehadiran industri pembiayaan (multifinance) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun kesejahteraan masyarakat Indonesia seluruhnya, sedangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut SK Menkeu No / KMK.013 / 1988 Lembaga Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

I. PENDAHULUAN. usaha lembaga pembiayaan nonbank ini amat beragam dan sesuai dengan kebutuhan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN, PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN WANPRESTASI. 2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Lembaga Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. lain sehingga muncul hubungan utang piutang. Suatu utang piutang merupakan

BAB I PENDAHULUAN bagian Menimbang huruf (a). Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Modal dengan jumlah tertentu untuk membiayai proses usaha dengan

BAB I PENDAHULUAN. atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam

MAJALAH ILMIAH HUKUM DAN MASYARAKAT

PRACTICAL CHALLENGE IN IMPLEMENTING PSAK 28, PSAK 36, PSAK 62 AN EXTERNAL AUDITOR PERSPECTIVE PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan yang berfungsi melakukan penghimpunan dan penyaluran dana

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kebutuhan untuk mencapai kesejahteraan hidup. Kebutuhan itu

Kasus Posisi: Dalam kasus ini, telah terjadi wanprestasi serta perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh PPU, yaitu CV. Surya Kencana terhadap PMV,

BAB I PENDAHULUAN. Analisis yuridis..., Liana Maria Fatikhatun, FH UI., 2009.

MODUL SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA (2 SKS) BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA & KONSEP SYARIAH. Oleh : Feni Fasta, SE, M.Si

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan rangkaian pembahasan sebelumnya mengenai perlindungan

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi dapat tetap berproduksi. Pada dasarnya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat telah memberikan kemajuan yang luar biasa kepada

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian tersebut diperlukan dana yang besar. Dana untuk menunjang

BAB I P E N D A H U L U A N. manusia merupakan aktifitas yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensial, yaitu bank. Berdasarkan

DENY TATAK SETIAJI C

PENYERTAAN MODAL DAN BANTUAN MANAJEMEN OLEH PERUSAHAAN MODAL VENTURA DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN PERUSAHAAN PASANGAN USAHA

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. (social control), akan tetapi juga menjalankan fungsi sebagai pendorong

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan hal

BAB I PENDAHULUAN. selama orang tersebut memiliki kepentingan tanpa memandang status,

BAB II KEBERADAAN JAMINAN KEBENDAAN ATAUPUN JAMINAN PRIBADI DALAM PERJANJIAN MODAL VENTURA. a. Sejarah Lembaga Pembiayaan di Indonesia

POLA PEMBIAYAAN MODAL VENTURA DI INDONESIA, EKPLORASI BAGI UPAYA PENGEMBANGANNYA DI EKONOMI SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yang menganut Negara welfare state yaitu negara yang

KARAKTERISTIK MODAL VENTURA SEBAGAI LEMBAGA PEMBIAYAAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 18/PMK.010/2012 TENTANG PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

BAB I PENDAHULUAN. oleh gabungan orang yang bukan badan hukum sekalipun. Tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang ekonomi terlihat dalam Undang-Undang Dasar

BAB III PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN MODAL VENTURA

RAKA PRAMUDYA BEKTI

BAB I PENDAHULUAN. yang mendorong manusia untuk berbondong-bondong memenuhi kebutuhan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa, perseroan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ASPEK HUKUM PERUSAHAAN MODAL VENTURA SEBAGAI SALAH SATU LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN MODAL VENTURA SEBAGAI ALTERNATIF MODAL BAGI UMKM *

memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang No.20 Tahun 2008.

BAB II MODAL VENTURA SEBAGAI SALAH SATU LEMBAGA PEMBIAYAAN. Lembaga pembiayaan merupakan lembaga keuangan bersama-sama

BAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai keunikan secara prinsip dapat mendukung usaha mikro, kecil

BAB IV PENUTUP. maka penulis dapat menyimpulkan bahwa : pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Surakarta. garansi dan kontra bank garansi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abbas Salim, Asuransi Dan Manajemen, Raja Grafindo, Jakarta, 2003, Hal. 01

S I L A B U S A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : KONTRAK PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN STATUS MATA KULIAH : KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Bab IV Lembaga Pembiayaan Dalam Kegiatan Bisnis Hukum Bisnis Semester Gasal 2014 Universitas Pembangunan Jaya

BAB I PENDAHULUAN. bahwa hampir semua masyarakat telah menjadikan kegiatan pinjam-meminjam uang

BAB I PENDAHULUAN. didukung dengan kondisi wilayah Indonesia yang memiliki daratan luas, tanah

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : DIII KOMPUTERISASI PERKANTORAN DAN KESEKRETARIATAN Semester : 5

BAB I PENDAHULUAN. pada penciptaan kesejahteraan bagi masyarakat. Dimana fungsi dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. Perlu dikemukakan terlebih dahulu kenapa. Penulis memilih judul Perkembangan Pengaturan

BAB I. Bandung, 2003, hal. xi 2 Undang-undang No. 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan, hal. 5. Penerapan prinsip..., Indah Fajarwati, FH UI, 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PERUSAHAAN PASANGAN USAHA DALAM PEMBIAYAAN MODAL VENTURA TERHADAP USAHA KECIL DAN MENENGAH

BAB III Hasil Penelitian dan Analisis

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. a. Pengertian Lembaga Pembiayaan. Tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayaan, Lembaga Pembiayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana dari masyarakat secara efektif dan efisien. Salah satu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pembiayaan (financing institution) merupakan badan usaha yang

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KEBERADAAN LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN DALAM INDUSTRI JASA KEUANGAN DAN PRANATA HUKUM INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang pada umumnya masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan, petani, pedagang, pegawai swasta, pegawai negeri, wiraswasta dan lain-lain. Namun, sekarang perkembangan ekonomi yang sedang meningkat dan digencar-gencarkan adalah ekonomi kreatif dalam kata lain adalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Tujuan dari UMKM ini termaktub dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah yaitu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan. Disetiap daerah tentunya terdapat pengusaha UMKM tidak terkecuali Daerah Istimewa Yogyakarta yang banyak pengusaha ekonomi kreatif yang tentunya juga membutuhkan modal usaha. UMKM ini sangatlah membantu dalam meningkatkan ekonomi negara Indonesia dan mengurangi pengangguran. Bermunculannya kreatifitas masyarakat dalam membangun ekonominya yaitu dengan menjalankan UMKM terkadang kurang didukung dengan adanya modal secara finansial sehingga dapat menghambat kemajuan masyarakat dalam bidang ekonomi.

2 Perkembangan sektor hukum bisnis yang begitu cepat itu, membawa konsekuensi terhadap perlunya sektor hukum di bidang ini ditelaah ulang agar tetap up to date, seirama dengan perkembangan zaman. Aturan yang mengatur perbankan dikenal adanya hukum perbankan, atau yang mengatur perkreditan dikenal yang namanya hukum perkreditan. Aturan yang mengatur bantuan financial lewat lembaga pembiayaan dikenal juga cabang hukum bisnis yang namanya hukum pembiayaan itu. 1 Bentuk-bentuk penyandang dana baik sebagai broker ataupun tidak, perlu dicari untuk membantu pihak bisnis ataupun di luar bisnis dalam rangka penyaluran dana, baik yang berkonotasi bisnis ataupun yang berkonotasi sosial. Negara Indonesia memerlukan lembaga penyandang dana yang lebih fleksibel dan moderat dibanding bank, yang dalam hal-hal tertentu tingkat risikonya bahkan lebih tinggi. Lembaga pembiayaan merupakan solusi penyandang dana yang dibutuhkan oleh pengusaha yang tentunya berbeda dengan bank, yang menawarkan modal-model formulasi baru terhadap pembelian dana, seperti dalam bentuk leasing, factoring, modal ventura dan sebagainya. Lembaga pembiayaan yang bermacam-macam itu tentunya harus diselaraskan dengan sektor hukum yang harus berbenah diri dan menyediakan perangkat ke bidang yang terbilang relatif baru ini, sehingga akhirnya muncullah suatu fragmentasi hukum yang kemudian disebut sebagai Hukum Pembiayaan. Lembaga Pembiayaan di Indonesia walaupun sebelumnya 1 Munir Fuady, 2002, Hukum Tentang Pembiayaan Dalam Teori Dan Praktek, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 2.

3 sudah ada satu atau dua macam pranata penyaluran dana non bank, tetapi secara institusional gong mulai dibunyikan setelah pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden No. 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan, yang kemudian ditindaklanjuti oleh Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan sebagaimana telah berkali-kali diubah, terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan RI No. 84/PMK.012/2006, tentang Perusahaan Pembiayaan. Kegiatan lembaga pembiayaan dalam peraturan perundang-undangan tersebut meliputi: 1. Sewa Guna Usaha; 2. Modal Ventura; 3. Perdagangan Surat Berharga; 4. Anjak Piutang; 5. Usaha Kartu Kredit; dan 6. Pembiayaan Konsumen. Keputusan Menteri Keuangan RI No. 84/PMK.012/2006, tentang Perusahaan Pembiayaan membawa perubahan mengenai kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan pembiayan yaitu sebagai berikut: 1. Sewa Guna Usaha; 2. Anjak Piutang; 3. Usaha Kartu Kredit; dan/ atau 4. Permbiayaan Konsumen.

4 Kegiatan modal ventura dan perdagangan surat berharga mempunyai karakteristik yang sangat berbeda dengan keempat lembaga pembiayaan tersebut di atas, khususnya bagi modal ventura termasuk sebagai salah satu lembaga pembiayaan yang terpisah dari perusahaan pembiayaan sehingga modal ventura disebut sebagai Perusahaan Modal Ventura yang mana hal ini didasarkan pada Pasal 2 huruf b Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayaan. 2 Lembaga pembiayaan yang dapat membantu modal UMKM salah satunya adalah dengan menggunakan pembiayaan modal ventura. Modal ventura merupakan suatu investasi dalam pembentukan pembiayaan berupa penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan swasta sebagai pasangan usaha (investee company) untuk jangka waktu tertentu. Pembiayaan modal ventura tersebut dilakukan oleh Perusahaan Modal Ventura yang pengertiaannya termaktub dalam pasal 1 angka 3 Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan yaitu Perusahaan Modal Ventura (Venture Capitel Company) adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu Perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (Investee Company) untuk jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi, dan/atau pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha. Pada hakekatnya modal ventura merupakan lembaga pembiayaan yang memberikan pembiayaan dengan cara penyertaan modal kepada Perusahaan 2 Ibid. hlm. 2-3.

5 Pasangan Usaha (PPU) tanpa adanya jaminan khusus, namun dikarenakan terlalu besarnya risiko yang akan ditimbulkan jika terjadi kebangkrutan atau wanprestasi di pihak PPU tersebut maka Perusahaan Modal Ventura (PMV) yang ada di Indonesia menerapkan adanya jaminan dalam perjanjian pembiayaan modal ventura. Penerapan jaminan dalam perjanjian pembiayaan modal ventura ini salah satu tujuannya untuk memberikan perlindungan hukum bagi PMV, walaupun demikian tetapi PMV tetap memiliki keunggulan dan dapat menguntungkan PPU dibandingkan dengan pembiayaan yang dilakukan oleh bank konvensional maupun syariah. Oleh karena itu, penulis dalam membuat Skripsi tertarik untuk mengangkat judul, Pelaksanaan Jaminan Dalam Perjanjian Pembiayaan Modal Ventura Antara PT. Sarana Yogya Ventura Dengan Pengusaha Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Daerah Istimewa Yogyakarta. B. Perumusan Masalah Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Mengapa PT. Sarana Yogya Ventura mensyaratkan jaminan dalam perjanjian pembiayaan modal ventura pada kegiatan usaha pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha (profit/ revenue sharing)? 2. Bagaimana mekanisme pembagian keuntungan dengan adanya jaminan dalam perjanjian pembiayaan modal ventura?

6 3. Bagaimana mekanisme eksekusi jaminan pada perjanjian pembiayaan modal ventura antara PT. Sarana Yogya Ventura dan Pengusaha UMKM? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penulisan hukum yang berjudul Pelaksanaan Jaminan Dalam Perjanjian Pembiayaan Modal Ventura Antara PT. Sarana Yogya Ventura Dengan Pengusaha Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri atas 2 (dua) tujuan yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan, yaitu: 1. Tujuan Subjektif Penelitian ini dilakukan dalam rangka menyusun mata kuliah Penulisan Hukum guna melengkapi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. 2. Tujuan Obyektif Penelitian ini bertujuan untuk: a. mengetahui dan menganalisis alasan atau latar belakang PT. Sarana Yogya Ventura mensyaratkan jaminan dalam perjanjian pembiayaan modal ventura pada kegiatan usaha pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha (profit/ revenue sharing); b. mengetahui dan menganalisis mekanisme pembagian keuntungan antara PT. Sarana Yogya Ventura dengan pengusaha UMKM; c. mengetahui dan menganalisis mekanisme eksekusi jaminan yang dilakukan oleh PT. Sarana Yogya Ventura ketika pengusaha UMKM melakukan wanprestasi.

7 D. Keaslian Penelitian Untuk melihat keaslian penelitian ini, telah dilakukan penelusuran penelitian pada berbagai referensi dan hasil penelitian serta media cetak maupun elektronik. Selama peneliti melakukan penelusuran, peneliti belum menemukan judul yang sama dengan tulisan ini. Oleh sebab itu, peneliti menyatakan bahwa penelitian yang berjudul Pelaksanaan Jaminan Yang Diterapkan Dalam Perjanjian Pembiayaan Modal Ventura Antara PT. Sarana Yogya Ventura Dengan Pengusaha Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Daerah Istimewa Yogyakarta belum pernah diteliti oleh peneliti-peneliti terdahulu. Berdasarkan penelusuran peneliti, telah ada penulisan hukum yang pernah diteliti membahas tentang pelaksanaan perjanjian pembiayaan modal ventura, antara lain : 1. Tesis yang dilakukan oleh Muhammad Rohyani Syafi'i dengan judul Tinjauan Atas Jaminan Dalam Perjanjian Pembiayaan Modal Ventura Di PT. Sarana Surakarta Ventura pada tahun 2008 yang isinya mengkaji mengenai jaminan dalam perjanjian pembiayaan modal ventura yang dikhususkan pada PT. Sarana Surakarta Ventura. 2. Tesis yang dilakukan oleh Leony Herawatie dengan judul Penyerahan pemberian jaminan dalam perjanjian pembiayaan dengan pola bagi hasil antara Perusahaan Modal Ventura dengan Perusahaan Pasangan Usaha pada tahun 2005 yang isinya mengenai penyerahan pemberian jaminan dalam perjanjian pembiayaan yang diterapkan pada Perusahan Modal

8 Ventura secara umum dan juga dihubungkan dengan adanya pola bagi hasil dari perjanjian pembiayaan modal ventura. 3. Penulisan hukum yang dilakukan oleh Annisa Noviyanti dengan judul Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Modal Ventura Antara PT. Sarana Yogya Ventura Dengan Pengusaha Kecil Dan Menengah Di YK pada tahun 2001 yang isinya mengkaji pelaksanaan perjanjian pembiayaan modal ventura yang dikhususkan pada pengusaha kecil dan menengah di Yogyakarta. 4. Penulisan Hukum yang dilakukan oleh Tri Anggoro Wati dengan judul Pelaksanaan Perjanjian Modal Ventura antara PT. SaranaYogya Ventura Dengan Perusahaan Pasangan Usaha Di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 1999 mengkaji perjanjian modal ventura dengan perusahaan pasangan usaha secara umum yang cakupan wilayahnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penulisan hukum yang diangkat oleh peneliti berbeda dengan penulisan-penulisan hukum di atas. Perbedaan tersebut terletak pada adanya bentuk kerjasama dengan pengusaha UMKM dan fokus pembahasan yang secara khusus meneliti tentang pelaksanaan jaminan dalam perjanjian pembiayaan modal ventura antara PT. Sarana Yogya Ventura dengan pengusaha usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Daerah Istimewa Yogyakarta.

9 E. Manfaat Penelitian Manfaat yang akan diperoleh dari penulisan hukum ini dapat peneliti bagi menjadi 2 (dua) kategori, yaitu : 1. Manfaat Akademis Diharapkan hasil penelitian ini memberikan kontribusi pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu hukum, khususnya dibidang Lembaga Pembiayaan tentang jaminan dalam perjanjian pembiayaan modal ventura sehingga nantinya mampu memperluas wawasan ilmu pengetahuan terkait lembaga pembiayaan modal ventura. 2. Manfaat Praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana model lembaga pembiayaan modal ventura apakah sama seperti arti yang sebenarnya yang telah di terapkan di negara-negara lain atau berbeda. Selain itu penulis dapat mengetahui manfaat yang dirasakan oleh pengusahapengusaha UMKM dengan adanya pembiayaan modal ventura ini sehingga dapat memajukan usahanya. Penelitian ini diadakan dengan maksud agar dapat memberikan informasi lebih umum mengenai jaminan serta khususnya mengenai akibat hukum dalam mempraktekan jaminan dalam perjanjian pembiayaan modal ventura guna memberikan perlindungan hukum baik bagi PMV dan PPU. Serta diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna untuk memberikan masukan baik berupa saran atau solusi atas masalah yang terjadi di lapangan kepada aparat pemerintahan dan legislatif terkait dengan pengambilan

10 kebijakan khususnya dalam membuat sebuah peraturan mengenai modal ventura.