Manajemen Asuransi, Pegadaian & Anjak Piutang Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 5
Pengertian Asuransi Asuransi Assurantie (B. Belanda) = Pertanggungan Assecurare (B. Latin) = Meyakinkan orang Asuransi Bahasa Inggris Insurance = menanggung sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin terjadi ( Assurance = menanggung sesutau yang pasti terjadi) Bahasa Arab - At ta'min = memberi perlindungan - Takaful = menanggung/menjamin Definisi Asuransi (vide Pasal 1 angka 1 UU No.40/2014) Perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk: a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana. Untuk mengakomodir kepentingan perusahaan asuransi syariah, dalam UU No.40/2014 istilah asuransi tidak lagi dipersamakan dengan pertanggungan sebagaimana diatur dalam UU No.2/1992 (Pasal 1 angka 1) dan KUHD (Pasal 246). Hal ini merujuk kepada penafsiran bahwa perjanjian pertanggungan = perjanjian peruntung-untungan, dimana untung rugi semua pihak bergantung pada suatu kondisi yang belum tentu terjadi (Pasal 1774 BW) dan hal ini bertentangan dengan prinsip syariah (la maisir)
Prinsip Asuransi 1. Insurable Interest 2. Utmost Good Faith 3. Indemnity 4. Proximate Cause 5. Subrogation dan Contribution
Insurable Interest Adanya kepentingan terhadap obyek yang dipertangungkan. Unsur-unsurnya: 1. Berbentuk harta, hak, jiwa, tanggung gugat 2. Dapat dipertanggungkan, yaitu bersifat: Loss and Unexpected Kerugian harus dapat diukur/dipastikan waktu dan tempatnya serta sulit diperkirakan kejadiannya Reasonable Nilai benda yang dipertanggungkan cukup material Catastrophic Risiko harus tidak menimbulkan kerugian yang sangat besar Homogeneous Barang yang diasuransikan bukan yang unik melainkan banyak barang serupa atau sejenis 3. Tertanggung memiliki hubungan hukum dengan obyek pertanggungan
Utmost Good Faith Perjanjian dilakukan dengan itikad baik. Penanngung dan tertanggung tidak diperbolehkan menyembunyikan satu fakta (wajib memberikan informasi benar) yang dapat menimbulkan kerugian bagi pihak lain. Pelanggaran terhadap prinsip ini: a. Non disclosure (tidak diungkap suatu fakta) b. Concealmant (sengaja menyembunyikan fakta) c. Fraudulent Misrepresentation (Kesengajaan memberikan informasi yang tidak benar) d. Innocent Misrepresentation (Ketidaksengajaan memberikan informasi yang salah)
Indemnity Pemberian ganti rugi untuk mengembalikan posisi keuangan tertanggung seperti sebelum terjadinya kerugian. Prinsip ini tidak berlaku di asuransi jiwa Tertanggung tiak dibenarkan memperoleh penggantian melebihi kepentingan tertanggung terhadap obyek yang dipertanggungkan. Pemberian ganti rugi dilakukan dengan: a. Pembayaran tunai b. Penggantian obyek dengan bentuk yang sama c. Perbaikan obyek tanggungan d. Pembangunan kembali obyek tanggungan
Proximate Cause Penyebab terjadinya suatu kerugian yang dipertanggungkan harus jelas. Jika suatu kerugian disebabkan kejadian selain yang disebutkan dalam kontrak, maka tidak akan diganti. Untuk menentukan proximate cause adalah dengan memperhatikan peristiwa pertama yang mengarah kepada peristiwa selanjutnya dan berakhir pada akibat peristiwa, yaitu timbulnya kerugian.
Subrogation & Contribution Subrogation Hak penanggung yang telah memberikan ganti rugi kepada tertangggung untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kerugian. Contribution Penanggung berhak mengajak penanggung lainnya yang memiliki kepentingan untuk memikul kerugian sesuai dengan proporsi pertanggungannya
The Law Of Large Number Semakin besar jumlah eksposur yang diramalkan, akan semakin cermat hasil peramalan yang diperoleh. Semakin besar jumlah kelompok yang membagi kerugian, semakin kecil jumlah beban kerugian setiap kelompok individu.
Peril & Hazard Peril Suatu kejadian yang menyebabkan kerugian. Hazard Kondisi yang memperbesar munculnya peril. Tipe hazard: 1. Hazard fisik Kondisi yang muncul dari keadaan fisik Contoh: garasi dijadikan pabrik petasan 2. Hazard moral kondisi yang bersumber dari sikap mental, pandangan hidup, & kebiasaan tertanggung Contoh: meninggalkan mobil tanpa terkunci
Jenis Usaha Asuransi Kerugian Usaha penanggungan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat, & tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti Asuransi Jiwa Usaha penanggungan risiko atas jiwa/meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan Reasuransi Usaha penanggungan atas suatu pertanggungan atau sering disebut asuransi atas asuransi
Definisi Pegadaian Berdasarkan Pasal 1150 BW: Suatu hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai utang.
Jasa Pegadaian Pegadaian memiliki kesamaan dengan lembaga keuangan yang lain yaitu mempunyai fungsi intermediasi/perantara antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki dana. Jasa utama yang diproduksi oleh perusahaan pegadaian adalah pemberian pinjaman dengan terlebih dahulu menaksir nilai barang jaminan, yang sangat membutuhkan keahlian manusia.
Sumber Dana Pegadaian 1. Modal sendiri Dana Pegadaian giro, deposito dan tabungan Dana bersumber dari: 2. Penyertaan modal pemerintah 3. Pinjaman jangka pendek dari perbankan 4. Pinjaman jangka panjang yang berasal dari KLBI 5. Dari masyarakat melalui penerbitan obligasi
Operasional Pegadaian Faktor produksi utama perusahaan pegadaian dalam memproduksi jasa adalah uang (dana) dan tenaga kerja, sehingga struktur biaya didominasi oleh biaya bunga dan biaya pegawai. Karena sebagian besar sumber dana merupakan pinjaman dari lembaga keuangan khususnya perbankan, maka tingkat sewa modal yang dibebankan kepada konsumen lebih tinggi dari tingkat bunga. Struktur kegiatan intermediasi/perantara perusahaan pegadaian lebih sederhana, yaitu melayani secara individu dan skala kredit yang sangat kecil serta berorientasi jangka pendek
Obyek Gadai a. Barang Perhiasan yang terbuat dari Emas, Perak, Platina, Intan, Mutira b. Kendaraan seperti mobil, sepeda motor, sepeda c. Barang Elektronik d. Barang Rumah tangga e. Mesin-mesin f. Tekstil g. Barang lain yang dianggap bernilai
Definisi Anjak Piutang Berdasarkan KMK No.1251/KMK.013/1988, tanggal 20 Desember 1988: Suatu badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi dalam negeri atau luar negeri.
Pihak Dalam Anjak Piutang Penjual Piutang (Client) perusahaan yang menjual dan/atau mengalihkan piutang atau tagihannya yang timbul dari transaksi perdagangan kepada Perusahaan factoring Subyek Factoring Perusahaan Factoring perusahaan yang akan mengambil alih atau mengelola piutang atau penjualan kredit debiturnya Debitur nasabah yang mempunyai hutang kepada kreditur (Client).
Kegiatan Usaha Anjak Piutang Pembiayaan Menyediakan pembiayaan di muka yang besarnya berkisar antara 60%-80% dari total piutang setelah dilakukan kontrak anjak piutang dan menyerahkan bukti-bukti penjualan barang Jenis Usaha Factoring Non Pembiayaan 1. Investigasi/Analisis kredit Membantu menilai calon customer/debitur. 2. Sales Ledger Menatausahakan atas jasa penjualan yang dilakukan klien 3. Pengawasan Kredit Mengawasi atau monitoring terhadap penjualan yang dilakukan klien termasuk pula penetapan prosedur penagihannya 4. Perlindungan terhadap risiko kredit Mengusahakan cara-cara pengamanan terhadap risiko piutang dan terhdap risiko terjadinya fluktuasi kurs valuta asing
Klasifikasi Produk Anjak Piutang Berdasarkan Pemberitahuan Berdasarkan Tanggung Jawab Risiko Berdasarkan Jasa Yang Diberikan Berdasarkan Wilayah Usaha Berdasarkan Pembayaran - Disclosed Alih piutang atas sepengetahuan debitur - Undisclosed Alih piutang tanpa pemberitahuan ke debitur - Recourse Klien tanggung jawab atas piutang macet - Without Recourse Perusahaan factoring menanggung risiko piutang macet - Full Service seluruh jenis usaha - Finance Hanya pembiayaan - Bulk Hanya membeli piutang, penagiahan dan risiko ada di klien - Domestic Transaksi dalam negeri - International Transaksi lintas negara - Advanced Payment dimuka - Maturity pada saat jatuh tempo - Collection pada saat diterima hasil penagihan
Biaya Jasa Anjak Piutang Service charge Berkaitan dengan pengadministrasian Ditetapkan berdasarkan kesepakatan Service charge international > domestic Discount charge / Interest charge Berkaitan dengan pembayaran dimuka Ditetapkan dalam prosentase secara tahunan Ditetapkan sesuai hasil negosiasi
SKB TERIMA KASIH