STIE DEWANTARA Manajemen Asuransi, Pegadaian & Anjak Piutang

dokumen-dokumen yang mirip
PERAN ANJAK PIUTANG DALAM EKONOMI

PENGENALAN ASURANSI. Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1

Tujuan makalah ini dibuat adalah untuk: ANJAK PIUTANG

SOSIALIASI ASURANSI Dalam Rangka Penggunaan Transaksi Non Tunai Dalam Asuransi TKI. Jakarta, Februari 2015

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/

ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo


Pegadaian dan Sewa Guna Usaha

BAB I PENGENALAN ASURANSI

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 116

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 151

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Tentang Asuransi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian

EKSISTENSI ANJAK PIUTANG (FACTORING) DARI SISI YURIDIS DAN EKONOMIS

Lembaga Keuangan: Leasing dan Factoring

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh suatu perusahaan, maka

Pegadaian dan sewa guna usaha (leasing)

BAB V PENUTUP. polis asuransi jiwa di PT Asuransi Jiwasraya Cabang Yogyakarta ini

BAB II PEMBAHASAN II.1 PENGERTIAN ANJAK PIUTANG

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi

ASPEK HUKUM LEMBAGA PEMBIAYAAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari

BAB II PENGATURAN ASURANSI DI INDONESIA. A. Pengertian dan Dasar Hukum Asuransi. diharapkan. Disamping itu dapat pula berupa peristiwa negatif yang

Asuransi Jiwa

Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. 02-Dec-17

RESIKO DALAM ASURANSI

II. LANDASAN TEORI. Pengertian pemasaran sangat luas,banyak ahli yang telah memberikan definisi atas

MODAL VENTURA & ANJAK PIUTANG NUR DODY ZAKKI, SE., M.SM

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASAS SUBROGASI DAN PERJANJIANASURANSI

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI

JASA DAN LAYANAN PERBANKAN DALAM LALU LINTAS KEUANGAN. Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

BAB II LANDASAN TEORI

22/10/2016. Syarat-syarat dalam factoring. Hubungan hukum para pihak dalam factoring PENGERTIAN FACTORING HUKUM PERBANKAN DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Asuransi dan Pengaturan Asuransi. sehingga kerugian itu tidak akan pernah terjadi.

KARAKTERISTIK ASURANSI

Hidup Lebih Sejahtera Berkat Pembiayaan

PEGADAIAN ATA 2014/2015 M3/IT /NICKY/

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

Tinjauan Atas Implementasi Asuransi Kredit (Kredit Guna Bhakti) Pada Bank Bjb Cabang Pembantu Ujungberung Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang semakin kuat sangat berpengaruh dalam pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB II RUANG LINGKUP HUKUM ASURANSI Oleh : SURAJIMAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. ADIRA FINANCE. perusahaan pembiayaan non-bank (multi finance).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

PERUSAHAAN ASURANSI. Manfaat bagi penanggung adalah sebagai berikut : 1) Mendorong peningkatan kegiatan usaha 2) Memperoleh keuntungan

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. Hubungan antara Risiko dengan Asuransi 11/8/2014

February 09, 2010 KLASIFIKASI KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat

Bab 10 Pasar Keuangan

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. pikir dan pengetahuannya, manusia dapat memenuhi segala kebutuhan yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin pesat, dan untuk itu masyarakat dituntut untuk bisa mengimbangi

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN, PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN WANPRESTASI. 2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Lembaga Pembiayaan

Prinsip Dasar Informasi Asuransi

BAB II KEBERADAAN LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN DALAM INDUSTRI JASA KEUANGAN DAN PRANATA HUKUM INDONESIA

Dokumen Perjanjian Asuransi

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan

MODUL SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA (2 SKS) BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA & KONSEP SYARIAH. Oleh : Feni Fasta, SE, M.Si

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan ini, maka banyak lembaga pembiayaan (finance) dan bank (bank

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK. keuangan (Financial Intermediary) antara debitur dan kreditur

BAB III PERLINDUNGAN BAGI PEMILIK BENDA DAN KREDITUR PENERIMA GADAI APABILA OBJEK GADAI DIJAMINKAN OLEH PIHAK YANG BUKAN PEMILIK BENDA

ASURANSI DAN KREDIT PERBANKAN

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah terlepas dari bahaya, Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang mencolok agar anak-anak tertarik untuk mengisinya dengan tabungan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, undang-undang yang mengatur asuransi sebagai sebuah

BAB II KAJIA PUSTAKA DA KERA GKA PEMIKIRA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan

6. RENEWAL AND CANCELLATION

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Edisi Maret 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM INFORMASI ASURANSI

Jenis-jenis Uang dan Contohnya Tugas Pokok Bank Umum IPS. Oleh : Nashra Kautsari IX

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi atan pertanggungan merupakan sesuatu yang sudah tidak

I. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam KUHD asuransi jiwa diatur dalam Buku 1 Bab X pasal pasal 308

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Prosedur Dan Sistem Informasi Akuntansi. harus dilakukan untuk menjalankan suatu fungsi tertentu.

A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. kewajiban untuk memenuhi tuntutan tersebut. Pendapat lain menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

BAB I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup orang banyak, serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

Transkripsi:

Manajemen Asuransi, Pegadaian & Anjak Piutang Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 5

Pengertian Asuransi Asuransi Assurantie (B. Belanda) = Pertanggungan Assecurare (B. Latin) = Meyakinkan orang Asuransi Bahasa Inggris Insurance = menanggung sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin terjadi ( Assurance = menanggung sesutau yang pasti terjadi) Bahasa Arab - At ta'min = memberi perlindungan - Takaful = menanggung/menjamin Definisi Asuransi (vide Pasal 1 angka 1 UU No.40/2014) Perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk: a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana. Untuk mengakomodir kepentingan perusahaan asuransi syariah, dalam UU No.40/2014 istilah asuransi tidak lagi dipersamakan dengan pertanggungan sebagaimana diatur dalam UU No.2/1992 (Pasal 1 angka 1) dan KUHD (Pasal 246). Hal ini merujuk kepada penafsiran bahwa perjanjian pertanggungan = perjanjian peruntung-untungan, dimana untung rugi semua pihak bergantung pada suatu kondisi yang belum tentu terjadi (Pasal 1774 BW) dan hal ini bertentangan dengan prinsip syariah (la maisir)

Prinsip Asuransi 1. Insurable Interest 2. Utmost Good Faith 3. Indemnity 4. Proximate Cause 5. Subrogation dan Contribution

Insurable Interest Adanya kepentingan terhadap obyek yang dipertangungkan. Unsur-unsurnya: 1. Berbentuk harta, hak, jiwa, tanggung gugat 2. Dapat dipertanggungkan, yaitu bersifat: Loss and Unexpected Kerugian harus dapat diukur/dipastikan waktu dan tempatnya serta sulit diperkirakan kejadiannya Reasonable Nilai benda yang dipertanggungkan cukup material Catastrophic Risiko harus tidak menimbulkan kerugian yang sangat besar Homogeneous Barang yang diasuransikan bukan yang unik melainkan banyak barang serupa atau sejenis 3. Tertanggung memiliki hubungan hukum dengan obyek pertanggungan

Utmost Good Faith Perjanjian dilakukan dengan itikad baik. Penanngung dan tertanggung tidak diperbolehkan menyembunyikan satu fakta (wajib memberikan informasi benar) yang dapat menimbulkan kerugian bagi pihak lain. Pelanggaran terhadap prinsip ini: a. Non disclosure (tidak diungkap suatu fakta) b. Concealmant (sengaja menyembunyikan fakta) c. Fraudulent Misrepresentation (Kesengajaan memberikan informasi yang tidak benar) d. Innocent Misrepresentation (Ketidaksengajaan memberikan informasi yang salah)

Indemnity Pemberian ganti rugi untuk mengembalikan posisi keuangan tertanggung seperti sebelum terjadinya kerugian. Prinsip ini tidak berlaku di asuransi jiwa Tertanggung tiak dibenarkan memperoleh penggantian melebihi kepentingan tertanggung terhadap obyek yang dipertanggungkan. Pemberian ganti rugi dilakukan dengan: a. Pembayaran tunai b. Penggantian obyek dengan bentuk yang sama c. Perbaikan obyek tanggungan d. Pembangunan kembali obyek tanggungan

Proximate Cause Penyebab terjadinya suatu kerugian yang dipertanggungkan harus jelas. Jika suatu kerugian disebabkan kejadian selain yang disebutkan dalam kontrak, maka tidak akan diganti. Untuk menentukan proximate cause adalah dengan memperhatikan peristiwa pertama yang mengarah kepada peristiwa selanjutnya dan berakhir pada akibat peristiwa, yaitu timbulnya kerugian.

Subrogation & Contribution Subrogation Hak penanggung yang telah memberikan ganti rugi kepada tertangggung untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kerugian. Contribution Penanggung berhak mengajak penanggung lainnya yang memiliki kepentingan untuk memikul kerugian sesuai dengan proporsi pertanggungannya

The Law Of Large Number Semakin besar jumlah eksposur yang diramalkan, akan semakin cermat hasil peramalan yang diperoleh. Semakin besar jumlah kelompok yang membagi kerugian, semakin kecil jumlah beban kerugian setiap kelompok individu.

Peril & Hazard Peril Suatu kejadian yang menyebabkan kerugian. Hazard Kondisi yang memperbesar munculnya peril. Tipe hazard: 1. Hazard fisik Kondisi yang muncul dari keadaan fisik Contoh: garasi dijadikan pabrik petasan 2. Hazard moral kondisi yang bersumber dari sikap mental, pandangan hidup, & kebiasaan tertanggung Contoh: meninggalkan mobil tanpa terkunci

Jenis Usaha Asuransi Kerugian Usaha penanggungan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat, & tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti Asuransi Jiwa Usaha penanggungan risiko atas jiwa/meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan Reasuransi Usaha penanggungan atas suatu pertanggungan atau sering disebut asuransi atas asuransi

Definisi Pegadaian Berdasarkan Pasal 1150 BW: Suatu hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai utang.

Jasa Pegadaian Pegadaian memiliki kesamaan dengan lembaga keuangan yang lain yaitu mempunyai fungsi intermediasi/perantara antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki dana. Jasa utama yang diproduksi oleh perusahaan pegadaian adalah pemberian pinjaman dengan terlebih dahulu menaksir nilai barang jaminan, yang sangat membutuhkan keahlian manusia.

Sumber Dana Pegadaian 1. Modal sendiri Dana Pegadaian giro, deposito dan tabungan Dana bersumber dari: 2. Penyertaan modal pemerintah 3. Pinjaman jangka pendek dari perbankan 4. Pinjaman jangka panjang yang berasal dari KLBI 5. Dari masyarakat melalui penerbitan obligasi

Operasional Pegadaian Faktor produksi utama perusahaan pegadaian dalam memproduksi jasa adalah uang (dana) dan tenaga kerja, sehingga struktur biaya didominasi oleh biaya bunga dan biaya pegawai. Karena sebagian besar sumber dana merupakan pinjaman dari lembaga keuangan khususnya perbankan, maka tingkat sewa modal yang dibebankan kepada konsumen lebih tinggi dari tingkat bunga. Struktur kegiatan intermediasi/perantara perusahaan pegadaian lebih sederhana, yaitu melayani secara individu dan skala kredit yang sangat kecil serta berorientasi jangka pendek

Obyek Gadai a. Barang Perhiasan yang terbuat dari Emas, Perak, Platina, Intan, Mutira b. Kendaraan seperti mobil, sepeda motor, sepeda c. Barang Elektronik d. Barang Rumah tangga e. Mesin-mesin f. Tekstil g. Barang lain yang dianggap bernilai

Definisi Anjak Piutang Berdasarkan KMK No.1251/KMK.013/1988, tanggal 20 Desember 1988: Suatu badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi dalam negeri atau luar negeri.

Pihak Dalam Anjak Piutang Penjual Piutang (Client) perusahaan yang menjual dan/atau mengalihkan piutang atau tagihannya yang timbul dari transaksi perdagangan kepada Perusahaan factoring Subyek Factoring Perusahaan Factoring perusahaan yang akan mengambil alih atau mengelola piutang atau penjualan kredit debiturnya Debitur nasabah yang mempunyai hutang kepada kreditur (Client).

Kegiatan Usaha Anjak Piutang Pembiayaan Menyediakan pembiayaan di muka yang besarnya berkisar antara 60%-80% dari total piutang setelah dilakukan kontrak anjak piutang dan menyerahkan bukti-bukti penjualan barang Jenis Usaha Factoring Non Pembiayaan 1. Investigasi/Analisis kredit Membantu menilai calon customer/debitur. 2. Sales Ledger Menatausahakan atas jasa penjualan yang dilakukan klien 3. Pengawasan Kredit Mengawasi atau monitoring terhadap penjualan yang dilakukan klien termasuk pula penetapan prosedur penagihannya 4. Perlindungan terhadap risiko kredit Mengusahakan cara-cara pengamanan terhadap risiko piutang dan terhdap risiko terjadinya fluktuasi kurs valuta asing

Klasifikasi Produk Anjak Piutang Berdasarkan Pemberitahuan Berdasarkan Tanggung Jawab Risiko Berdasarkan Jasa Yang Diberikan Berdasarkan Wilayah Usaha Berdasarkan Pembayaran - Disclosed Alih piutang atas sepengetahuan debitur - Undisclosed Alih piutang tanpa pemberitahuan ke debitur - Recourse Klien tanggung jawab atas piutang macet - Without Recourse Perusahaan factoring menanggung risiko piutang macet - Full Service seluruh jenis usaha - Finance Hanya pembiayaan - Bulk Hanya membeli piutang, penagiahan dan risiko ada di klien - Domestic Transaksi dalam negeri - International Transaksi lintas negara - Advanced Payment dimuka - Maturity pada saat jatuh tempo - Collection pada saat diterima hasil penagihan

Biaya Jasa Anjak Piutang Service charge Berkaitan dengan pengadministrasian Ditetapkan berdasarkan kesepakatan Service charge international > domestic Discount charge / Interest charge Berkaitan dengan pembayaran dimuka Ditetapkan dalam prosentase secara tahunan Ditetapkan sesuai hasil negosiasi

SKB TERIMA KASIH