POTRET SEKOLAH PRIBUMI DI BREBES TAHUN 1859 Oleh: Kris Hapsari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Dokter-Djawa diadakan di Dokter-Djawa School yang berdiri

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

BAB IV KOTA BANYUMAS PASCA PERPINDAHAN PUSAT PEMERINTAHAN KE KOTA PURWOKERTO

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

PEMOGOKAN BURUH PABRIK GULA TANJUNG TIRTO TAHUN 1918 SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Pemerintah Kolonial Belanda. Kolonisasi yang dijalankan di Indonesia pada awal

BAB I PENDAHULUAN. yang putih dan terasa manis. Dalam bahasa Inggris, tebu disebut sugar cane. Tebu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN. armada pedagang Cina datang mengunjungi pelabuhan Sumatera Timur untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Politik etis adalah politik balas budi atau politik kehormatan, namun

No kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, berasaskan Pancasila. Peran optimal ini dapat diwujudkan dengan menjadikan perguruan tin

TANGGAPAN ATAS LAPORAN

Bab 1. Jurnalis dari Masa ke Masa. Sang Wartawati Pertama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang mampu melakukan olah cipta sebab

BAB VI KESIMPULAN. Kristen sejauh ini hanya berdasarkan wacana teologi atau lebih dari itu terfokus

BAB I PENDAHULUAN. TABEL 1.1 JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA DAN NUSANTARA KE OBJEK WISATA KOTA BANDUNG Jumlah. Jumlah Tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kecamatan Blambangan Umpu. wilayah administratif Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

STRATEGI PENDIDIKAN BELANDA PADA MASA KOLONIAL DI INDONESIA

BAB II SEJARAH BERDIRINYA BANK RAKYAT INDONESIA BAB II SEJARAH BANK RAKYAT INDONESIA. A. Latar Belakang Berdirinya BRI

I. PENDAHULUAN. berdomisili di daerah pedesaan dan memiliki mata pencaharian disektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kabupaten Brebes merupakan daerah sebagian besar adalah dataran

BAB V PENUTUP. Penduduk Sibolga mulai meningkat jumlahnya ketika Pemerintah Jepang

BAB IV GAMBARAN UMUM

MODUL POLA KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL HINGGA KEMERDEKAAN MATERI : HUBUNGAN POLITIK ETIS DENGAN PERGERAKAN NASIONAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan mengacu pada bab pertama serta hasil analisis pada bab empat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu Kotamadya dari 33 kabupaten


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beraneka ragam Suku. Salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Etnis Tionghoa merupakan bahan kajian yang menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan membangun pertanian. Kedudukan Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Barat, pendidikan di Sumatra Timur bersifat magis religius yang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 177, 1999 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3898)

BAB I PENDAHULUAN. menjadi satu kesatuan yang utuh dan sekaligus unik.

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh dalam bidang pendidikan khususnya di Sumatera Timur. perkembangan sehingga kekuasan wilayahnya semakin luas, disamping

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : pasal 113 Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia; Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat; MEMUTUSKAN:

PERKEMBANGAN SISTEM KEPEMILIKAN TANAH PADA PERKEBUNAN TEBU DI SINDANGLAUT, CIREBON ( )

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SABU RAIJUA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PROFIL SANITASI SAAT INI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I.1 Tinjauan Umum

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PULAU MOROTAI DI PROVINSI MALUKU UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SABU RAIJUA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SABU RAIJUA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TANJUNG PINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR RESOR IMIGRASI POLONIA. Indonesia dan kota terbesar di Pulau Sumatera. Kota Medan pada awalnya merupakan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, MEMUTUSKAN:

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

BAB II DESKRIPSI WILAYAHKECAMATAN REMBANG

BAB. I PENDAHULUAN. wilayah III (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) serta dikenal dengan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PULAU MOROTAI DI PROVINSI MALUKU UTARA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IV. KONDISI UMUM PENELITIAN

Saudara Membutuhkan Berita

BAB I PENDAHULUAN. dari beberapa suku bangsa yang berasal dari propinsi, yaitu Fukien dan Kwantung

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DEIYAI DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN kunjungan, mengalami penurunan sebesar 3,56 persen dibandingkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebun Agung didirikan pengusaha Cina, sedangkan Pabrik Gula Krebet

BAB V PENUTUP. di Cilacap untuk mempertahankan pengaruhnya di kota tersebut. Pembangunan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TERNATE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Pada

BAB V KESIMPULAN. Perkembangan pendidikan rendah di Yogyakarta pada kurun. waktu dipengaruhi oleh berbagai kebijakan, terutama

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 11 TAHUN 1999 (11/1999) TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TERNATE

BAB I PENDAHULUAN. berada di pusat pemerintahan Afdeling Asahan. Letaknya sangat diuntungkan karena

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DEIYAI DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RGS Mitra 1 of 5 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

IV. GAMBARAN UMUM. Bungur). Pembentukan desa dipimpin oleh tokoh adat setempat yaitu Bapak

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB II GEOGRAFI DAN MASYARAKAT. Bengkalis di sebelah Tenggara, dan Selat Malaka di bagian Timur Laut. 14 Luas

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi berasal dari bahasa Latin, yaitu transportare, trans berarti

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kerajaan Langkat diperkirakan berdiri pada abad ke 16. Raja pertama

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1997 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN

BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM KARESIDENAN MADIUN ABAD XX

PENDIDIKAN PADA MASA KOLONIAL

Transkripsi:

POTRET SEKOLAH PRIBUMI DI BREBES TAHUN 1859 Oleh: Kris Hapsari Kabupaten Brebes sekitar tahun 1859-an Brebes periode 1859-an dalam Wordenboek van Nederlandsch Indie: Aardrijkskundig en Statistich digambarkan sebagai dataran rendah yang berpaya, dan dalam administrasi pemerintahan merupakan bagian dari kabupaten yang terletak di sebelah barat keresidenan Tegal. Wilayah sebelah utara berbatasan dengan laut Jawa, disebelah barat berbatasan dengan Cirebon dan Banyumas dan disebelah selatan dengan kabupaten Tegal. Keresidenan ini terbagi ke dalam lima distrik, yaitu: Losari, Brebes, Lebaksiu, Bumi Ayu dan Salem. Jumlah penduduk ke lima distrik tersebut sekitar 93.000 jiwa. Roda perekonomian wilyah ini ditunjang oleh keberadaan perkebunanperkebunan yang ada di wilayah tersebut, terutama perkebunan tebu dan tembakau. Di daerah ini terdapat dua pabrik gula, bernama Jati Barang dengan jumlah tanaman tebu sebanyak 400 bau yang dimiliki oleh Holmberg de Beckfeldt dan satu pabrik lagi terdapat di Lemahabang yang dimiilki oleh Hoevenaar dengan jumlah tanaman tebu seluas 150 bau. Jumlah penduduk kabupaten Brebes pada tahun 1861 berkisar 29.765 jiwa. Distrik Brebes sendiri dihuni oleh sekitar 2000 suku Jawa dan sekitar 100 orang etnis Cina. Inlandsche School di Brebes Inlandsche School atau sekolah pribumi di Brebes dibuka pada tahun 1856 ketika jabatan Residen Brebes dipegang oleh Raden Adipati Arja Panata Joeda yang diangkat oleh pemerintah kolonial pada tanggal 14 Mei 1850. Belum ditemukan informasi yang lengkap, dasar pertimbangan pemerintah Hindia Belanda membuka sekolah pribumi di kabupaten ini. Laporan yang dibuat oleh Residen tiga tahun setelah pembukaan sekolah tersebut menyiratkan tujuan pendirian tersebut adalah menciptakan pribumi terdidik untuk ditempatkan sebagai pegawai rendah di dalam dinas pemerintahan kolonial Belanda.. Tiga tahun setelah dibuka, residen Brebes menyampaikan sebuah laporan mengenai kondisi dan perkembangan sekolah kepada Gouverneur Generaal. Laporan ini menjadi sebuah laporan yang menarik, karena memberi informasi yang cukup 1

lengkap, sehingga potret sekolah pribumi di Brebes sejak berdirinya sampai di tahun ketiga usianya dapat tergambar dengan jelas. Sebagaimana pendidikan pribumi di Hindia Belanda pada waktu itu, muridmurid berasal dari lingkungan terbatas. Hal ini dikarenakan kebijakan pemerintah kolonial yang hanya mengijinkan anak-anak kalangan tertentu dapat bersekolah,yakni anak priyayi dan orang kaya. Dengan demikian dapat dipahami apabila murid-murid Inlandsche School di Brebes umumnya berasal dari keluarga priyayi kecil atau orang-orang non pemerintah dan beberapa orang lagi merupakan anak dari keluarga kaya diluar jalur birokrasi pemerintah. Laporan tersebut menyatakan bahwa keseluruhan murid Inlandsche School berasal dari keluarga inlandsche ambtenaren, beberapa anak orang partikelir kaya, serta anak dari kepala-kepala desa di Brebes. Usia murid Inlandsche School Brebes sangat beragam, karena dalam laporan tersebut Residen Brebes menyebutkan antara 7 sampai 20 tahun. Perjalanan sekolah ini dari awal pendiriannya pada tahun 1856 sampai 1859 menunjukkan, tidak ada perkembangan yang luar biasa. Jumlah murid dari tahun ke tahun mengalami penurunan, namun residen menyatakan bahwa tidak ada alasan tertentu yang dapat diberikan dan dipakai untuk memberikan jawaban atas berkurangnya jumlah murid tersebut. Selain terjadi pengurangan jumlah murid, kualitas pelajaran di sekolah tercatat tidak sebagus sekolah-sekolah sejenis yang terdapat di Tegal dan Pemalang. Standar pengukuran kualitas pendidikan ini didasarkan pada hasil examen dan laporan kemajuan murid-murid. Tabel 1 Perbandingan jumlah murid selama tiga tahun di sekolah pribumi Desember 1859 1858 1857 Jumlah Murid 39 41 46 (Sumber: ANRI: khasanah Arsip Tegal No. 184 B/4) Kurikulum Inlandsche School mengajarkan beberapa mata pelajaran yang beragam, meliputi: 1. Membaca bahasa Jawa dengan huruf bukan Jawa (maksudnya huruf latin) dan bahasa Melayu dengan huruf latin 2. Menulis, baik dalam bahasa Jawa maupun bahasa latin 2

3. Menterjemahkan tulisan-tulisan berbahasa Jawa ke Bahasa Melayu dan sebaliknya. 4. Ilmu berhitung 5. Ilmu ukur tanah, serta 6. Ilmu Bumi mengenai Pulau Jawa. Pelajaran-pelajaran tersebut disampaikan oleh guru dengan menggunakan beberapa buku pelajaran, yang kesemuanya merupakan buku tugas berbahasa Jawa. Judul-judul buku tersebut adalah: Laijang etoeng bab pamoerwat oetawa kang diarani Boeboekaning kawroeg etoeng (Dasar Dasar Ilmu Hitung), Woewoelang Betjik (kemungkinan buku pelajaran tentang Budi Pekerti), Tjarios anak-anak (Buku Cerita anak-anak), Lajang Wijakarana Djawa (Buku Pelajaran Bahasa Jawa), buku Bahasa Melayu berjudul Kitab Pengajaran Bahasa Melayu (Buku Pelajaran Bahasa Melayu berjudul Kitab Pengajaran Bahasa Melayu), serta Panduan pemerintah untuk pengukuran tanah serta Peta Pulau Jawa. Penyelenggaraan Ujian (lanjutan) untuk siswa Ujian tahunnan biasanya diselenggarakan dibawah pengawasan Residen dan kontroleur /pengawas Landelijke Inkomsten en Kulturen. Mereka yang terpilih sebagai pengawas dan penyelenggara, bertanggung jawab terhadap pelaksanaan ujian murid-murid. Hasil akhir ujian yang dilaksanakan di Inlandsche School Brebes menunjukkan, bahwa kualitas sekolah ini belum sebaik sekolah pribumi di beberapa tempat yang lain, karena murid-murid tersebut lebih ketinggalan dibandingkan dengan murid-murid yang ada di Tegal dan Pemalang. Kelemahan atau ketertinggalan muridmurid di sekolah pribumi di Brebes tersebut dalam analisa Residen kemungkinan dikarenakan tidak adanya satu atau lebih bentuk pendidikan. Dengan alasan tersebut Residen berpendapat bahwa solusi yang baik untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah pribumi tersebut adalah mengirimkan guru-guru di sekolah tersebut untuk memperdalam keahliannya dengan cara melanjutkan pendidikan di sekolah Tegal. Gaji Guru dan Keadaan Sekolah Pemerintah menyatakan kepada Kepala Sekolah bahwa di sekolah ini tidak ada guru yang digaji oleh pemerintah tetapi biasanya sebagai gantinya guru yang magang tersebut boleh memilih untuk melanjukan sekolah yang cocok di Tegal. 3

Pengawasan Inlandsche School di Brebes dilakukan oleh Residen. Hampir setiap hari, Residen mengunjungi sekolah pribumi untuk melihat dari dekat Pungutan uang sekolah ditetapkan berdasarkan artikel pasal (1) Surat Keputusan Pemerintah tgl. 12 November 1857 No. 29, dan penggunaannya ditujukan demi kepentingan pendidikan. Pemerintah tidak mengeluarkan subsidi untuk sekolah pribumi. Dana sekolah tersebut dipakai untuk membayar pengeluaran yang diperlukan Tabel 2 Rincian Pemasukan Uang Tahun 1858 1859 Jumlah f.1286 f.559,25 Total f. 1845,25 Tabel 3 Rincian Pengeluaran Uang Jenis Pengeluaran Gaji untuk setiap murid sekolah guru (guru yang magang) Gaji untuk pesuruh sekolah Pembelian kebutuhan sekolah berjumlah Jumlah pengeluaran Saldo pada akhir tahun 1859 Jumlah f.144 f.36 f.60 f.240; f.1605,25 Sarana dan prasarana Inlandsche School di Brebes sangat terbatas dan tidak mempunyai gedung sendiri, sehingga Residen Brebes memberikan sebagian dari gedung pemerintahan untuk digunakan sebagai ruang kelas. Kondisi ruangan yang diberikan oleh Residen tersebut sempit dan berdebu. Pemeliharaan Ruang sekolah tidak diserahkan kepada orang lain, kemungkinan dilakukan oleh pesuruh sekolah, karena dalam daftar pengeluaran uang, Inlandsche School Brebes mengeluarkan uang sebanyak f.36 untuk gaji pesuruh sekolah. Jumlah murid tidak bertambah, namun demikian Residen berpendapat bahwa hal ini bukan menjadi bukti kemunduran sekolah pribumi tersebut. Satu hal yang cukup penting untuk menggambarkan kualitas sekolah tersebut adalah pernyataan Residen, bahwa murid sekolah guru yang magang di sekolah pribumi Brebes dan kemudian mengahlikan diri, diantara mereka tidak ada yang berhasil meningkatkan keahlian dan kemampuannya. 4

Alumnus sekolah tersebut ditempatkan pada berbagai kantor daerah untuk dimagangkan sebagai ambtenar, agar supaya kemampuan mereka lebih berkembang. Apabila kinerjanya bagus, maka dinas yang dipakai sebagai tempat magang dapat mengambil mereka untuk dipekerjakan ditempat tersebut. 5