BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antar variabel yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian yang telah dilakukan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah metode masase dan variabel dependen adalah nyeri persalinan kala I fase aktif. Penelitian ini terdiri dari 2 kelompok yaitu kelompok 1 disebut sebagai kelompok intervensi yaitu kelompok yang mendapat perlakuan metode masase, dan kelompok 2 disebut kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak mendapat perlakuan apapun. Variabel Independen Variabel Dependen Metode masase Nyeri persalinan kala I fase aktif Skema 1. Kerangka Konsep B. Hipotesis Hipotesa dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha) yaitu ada pengaruh metode masase terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif.
C. Defenisi Operasional No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Variabel Masase yang dilakukan 1 Independen : Metode pada ibu inpartu kala I fase aktif dengan teknik deep masase back massage setiap kontraksi selama 20 menit untuk mengurangi intensitas nyeri pada persalinan kala I fase aktif Variabel Ketidaknyamanan karena 2 Dependen : rasa sakit yang dialami ibu Nyeri inpartu kala I fase aktif persalinan dengan adanya kontraksi kala I fase uterus dan dilatasi serviks aktif mulai dari pembukaan 4-9 cm Usia Umur yang dihitung sejak 3 ibu lahir hingga penelitian dilakukan - - 1= Dilakukan Nominal 0=Tidak dilakukan Kuisioner Wawancara Lembar Observasi observasi Skala nyeri Rasio yang dirasakan ibu inpartu Kuisioner Wawancara 1=18 23 Interval 2=24-29 3=30 35 4=36 40
Paritas Jumlah persalinan yang Kuisioner Wawancara 1=1 Ratio 4 pernah dialami ibu 2=2 3=>2 Pendidikan Tingkat pendidikan formal Kuisioner Wawancara 1=SD Ordinal 5 terakhir ibu sampai dengan penelitian dilakukan 2=SMP 3=SMA 4=PT
BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, menggunakan desain penelitian quasi- eksperimen yang bersifat two group pretest-postest yaitu kelompok kontrol dan intervensi untuk mengidentifikasi pengaruh metode masase terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif pada ibu inpartu sebelum dan sesudah dilakukan masase. Desain ini digambarkan : Pretest Perlakuan Postest 01 X 02 01-02 Skema 2.Desain Penelitian Keterangan : 01 : Pretest dilakukan pada kelompok intervensi dan kontrol pada ibu inpartu yang mengalami nyeri persalinan sebelum dilakukan masase 02 : Postest dilakukan pada kelompok intervensi dan kontrol pada ibu inpartu yang mengalami nyeri persalinan sesudah dilakukan masase X : Intervensi (perlakuan masase) - : kontrol (tidak ada perlakuan masase).
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu inpartu kala I fase aktif yang fisiologis yang mempunyai keluhan nyeri persalinan dengan partus pervaginam di klinik bersalin Sally Medan. Dari survei pendahuluan, data ibu yang melahirkan di klinik bersalin Sally Medan dari Januari sampai Maret tahun 2010 sebanyak 64 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili populasi. Menentukan sampel dengan menggunakan ketetapan absolut dan menggunakan rumus : Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d = Ketetapan relatif yang ditetapkan oleh peneliti (0,05) Jadi sampel dalam penelitian ini adalah : Diketahui : N = 64
n = 55 Sampel dalam penelitian ini dengan kriteria inklusi: ibu inpartu yang mengalami nyeri pada proses persalinan kala I fase aktif tanpa pengaruh analgesik atau obat anti nyeri ataupun obat-obatan untuk induksi persalinan, ibu inpartu dengan presentasi kepala, tanpa penyulit dan komplikasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan pendekatan secara simple random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak sederhana. Sampel yang ditetapkan sebanyak 55 responden yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan intervensi. Akan tetapi, setelah dilaksanakan penelitian Februari-April 2011 diperoleh responden 38 orang yang sesuai dengan kriteria yaitu 19 orang kelompok kontrol dan 19 orang kelompok intervensi. Hal tersebut dikarenakan ada responden yang mendapat obat-obatan selama fase aktif, bukan presentasi kepala dan ada responden yang menolak menjadi sampel dalam penelitian. C. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Klinik Bersalin Sally Jln. Tempuling no. 83 Medan, dengan pertimbangan banyaknya ibu bersalin yang dapat dijumpai untuk dijadikan sampel dalam penelitian. D. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan April 2011.
E. Etika Penelitian Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari insitusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin pimpinan klinik bersalin Sally Medan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu :memberikan penjelasan kepada responden penelitian tentang tujuan dan prosedur penelitian. Responden yang bersedia dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi responden yang tidak bersedia berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung, kebebasan dari tindakan yang merugikan atau resiko dan mendapat keadilan tanpa adanya diskriminasi saat responden tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian. Kerahasian catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen, tetapi mengunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. F. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data berupa kuesioner yang terdiri dari dua bagian berisi data demografi dan skala pengukuran intensitas nyeri yang dibuat oleh peneliti berdasarkan literatur yang ada. Data demografi meliputi usia, paritas dan pendidikan sedangkan bagian kedua adalah skala nyeri (0-10).
G. Validitas dan Realibilitas Alat ukur harus diuji validitas dan realibilitasnya. Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah alat ukur yang sudah baku berdasarkan literatur sehingga tidak perlu lagi di ujivaliditas dan realibilitasnya. Alat akur skala nyeri yang digunakan adalah Numerical Rating Scales (NRS) yaitu alat pendeskripsi dengan skala 0-10 (Bare, B. G., dan Smeltzer, S. C., 2002) H. Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah :mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan, dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian di klinik bersalin Sally Medan. Setelah mendapat izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data pada ibu inpartu kala I fase aktif sesuai kriteria penelitian. Peneliti menemui responden di tempat penelitian, dengan cara peneliti meninggalkan nomor handphone dan menyimpan nomor handphone asisten klinik untuk memperlancar proses pengumpulan data. Saat peneliti bertemu dengan responden, peneliti menjelaskan kepada responden tentang tujuan dan manfaat penelitian. Peneliti meminta persetujuan responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed consent. Setelah responden bersedia, peneliti kemudian mengisi lembar kuisioner data demografi yaitu nama (inisial), umur, paritas, dan
pendidikan responden melalui wawancara. Lalu, peneliti menjelaskan prosedur metode masase yang dilakukan oleh peneliti atau tenaga medis yang ada di dalam ruangan, dimana masase dilakukan selama durasi kontraksi dengan hitungan kontraksi selama 20 menit. Pada kelompok intervensi, kontraksi I peneliti mengkaji skala nyeri responden dengan meletakkan tangan ke atas perut ibu sambil menghitung durasi kontraksi dan mengobservasi respon responden terhadap nyeri yang dirasakan. Kontraksi II peneliti melakukan masase pada daerah pinggang selama durasi kontraksi. Selanjutnya Kontraksi III mengkaji skala nyeri responden, kontraksi IV dilakukan masase dan seterusnya sampai hitungan kontraksi 20 menit dilakukan intervensi. Kemudian peneliti menilai derajat nyeri ibu dengan bertanya kepada ibu bagaimana tingkat nyeri yang ibu rasakan sebelum dan sesudah dilakukan masase, sambil menunjukkan skala nyeri kepada ibu supaya ibu memberi tanda skala nyeri berupa angka 0-10 sebelum dan sesudah dilakukan masase. Peneliti juga mengobservasi skala nyeri yang ibu rasakan sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol. Pada pelaksanaan penelitian, peneliti dibantu oleh asisten yaitu seorang bidan yang bekerja diklinik bersalin sally. Pendidikan terakhir bidan tersebut adalah D-III kebidanan dan telah mengetahui dan melakukan metode masase untuk mengurangi intensitas nyeri dalam persalinan. Stelelah data terkumpul lalu dilakukan pengolahan data dengan bantuan program SPSS dengan uji statistik uji t-dependen Paired sample t-test untuk mengukur skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan masase pada kelompok intervensi dan kontrol dan
diperoleh mean perbedaan sebelum dengan sesudah pada kelompok intervensi dan kontrol. Sedangkan t-independen membandingkan skala nyeri setelah dilakukan masase pada kelompok intervensi dan kontrol. I. Analisis Data Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisa data kembali dengan memeriksa semua kuesioner apakah data dan jawaban sudah lengkap dan benar (editing). Kemudian data diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data yang dimasukkan ke dalam bentuk tabel. Entry data dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan cleaning dan entry yakni pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan. Analisis data dilakukan menggunakan bantuan program SPSS yang disesuaikan, dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Univariat Data yang bersifat kategori dicari frekuensi dan proporsinya yakni data demografi ibu inpartu meliputi usia, paritas dan pendidikan. Sedangkan data yang bersifat numerik dicari mean, dan standar deviasinya yakni skala nyeri persalinan melalui statistik deskriptif. Hasil data dibuat dalam bentuk tabel.
2. Bivariat Analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh metode masase dalam mengurangi intensitas nyeri ibu inpartu kala I fase aktif. Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan uji statistik uji t-dependen yaitu uji statistik Paired sample t-test untuk mengukur skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan masase pada kelompok intervensi dan kontrol, dan diperoleh mean perbedaan sebelum dengan sesudah pada kelompok intervensi dan kontrol. Sedangkan t-independen membandingkan skala nyeri setelah dilakukan masase pada kelompok intervensi dan kontrol. Taraf signifikan (α = 0.05), pedoman dalam menerima hipotesis : jika data probabilitas (p) < 0.05 maka H 0 ditolak dan apabila nilai (p) > 0,05 maka H 0 gagal ditolak.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh metode masase dalam menurunkan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif pada ibu inpartu di klinik bersalin Sally pada bulan Februari-April 2011. Jumlah responden adalah 55 orang. Namun, ada keterbatasan sampel pada saat dilakukan penelitian responden, sehingga yang memenuhi kriteria adalah 38 orang. Responden dibagi 2 kelompok yaitu 19 orang kelompok kontrol dan 19 orang kelompok intervensi. 1. Analisis Univariat Analisis univariat ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti yakni data demografi ibu inpartu meliputi umur, paritas, pendidikan dan mencari mean, dan standar deviasi skala nyeri persalinan. 1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Data Demografi Ibu Inpartu Pada Kelompok Intervensi dan Kontrol Hasil penelitian diperoleh data bahwa dari 19 orang kelompok intervensi sebagian besar responden berada pada rentang usia 24-29 tahun sebanyak 8 orang (42,1%), paritas responden sebagian besar adalah multipara (>2 anak) sebanyak 8 orang (42,1%), dan sebagian besar tingkat pendidikan responden adalah SMA sebanyak 14 orang (73,7%). Sedangkan pada 19 orang kelompok kontrol sebagian besar responden
berada pada rentang usia 24-29 tahun juga sebanyak 7 orang (36,8%), paritas responden sebagian besar adalah multipara (>2 anak) sebanyak 9 orang (47,4%), dan sebagian besar tingkat pendidikan responden adalah SMA sebanyak 18 orang (94,7%). Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini. Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan karakteristik Data Demografi Ibu Inpartu pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol Karakteristik Inpartu 1. Usia Ibu Jumlah Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol F % F % F % 18-23 5 13,2% 15,8% 10,5% 24-29 15 39,5% 42,1% 36,8% 30-35 12 31,6% 31,6% 31,6% 36-40 2. Paritas 6 15,8% 10,5% 21,1% 1 (Primipara) 9 23,7% 26,3% 21,1% 2 (Scundipara) 12 31,6% 31,6% 31,6% >2 (Multipara) 3. Pendidikan 17 44,7% 42,1% 47,4% SD 1 2,6% 5,3% - SMP SMA PT 3 32 7,9% 84,2% 10,5% 73,7% 5,3% 94,7% 2 5,3% 10,5% -
1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Ibu Inpartu Sebelum dan Sesudah dilakukan Intervensi Pada Kelompok Intervensi Hasil penelitian pada kelompok intervensi diperoleh intensitas nyeri sebelum dilakukan masase rata-rata 7,26 dengan standar deviasi 1,195, min-max 5-9 dan 95% CI nya adalah 6,69-7,84. Sesudah dilakukan masase rata-rata 4,74 dengan standar deviasi 1,147, min-max 3-7 dan 95% CI nya adalah 4,18-5,29. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini. Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Ibu Inpartu Sebelum dan Sesudah Dilakukan Intervensi Pada Kelompok Intervensi di Klinik Bersalin Sally Medan Februari-April 2011 Variabel Mean SD Min-Max 95% CI Intensitas Nyeri Sebelum dilakukan Intervensi Intensitas Nyeri Sesudah dilakukan Intervensi 7,26 1,195 5-9 6,69 7,84 4,74 1,147 3 7 4,18 5,29
1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Ibu Inpartu Sebelum dan Sesudah dilakukan Intervensi Pada Kelompok Kontrol Hasil penelitian pada kelompok kontrol diperoleh intensitas nyeri sebelum dilakukan masase rata-rata 7,00 dengan standar deviasi 0,816, min-max 6-8 dan 95% CI nya adalah 6,61-7,39. Sesudah dilakukan masase rata-rata 6,16 dengan standar deviasi 1,259 min-max 4-8 dan 95% CI nya adalah 5,55 6,76. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut ini. Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Ibu Inpartu Sebelum dan Sesudah Dilakukan Intervensi Pada Kelompok Kontrol di Klinik Bersalin Sally Medan Februari-April 2011 Variabel Mean SD Min-Max 95% CI Intensitas Nyeri Sebelum dilakukan Intervensi Intensitas Nyeri Sesudah dilakukan Intervensi 7,00 0,816 6-8 6,61 7,39 6,16 1,259 4-8 5,55 6,76
1.4 Intensitas Nyeri Pretest dan Postest Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol Setiap Kontraksi Pada Ibu Inpartu Hasil penelitian pada setiap kontraksi diperoleh pada kelompok intervensi ratarata intensitas nyeri yang dirasakan ibu inpartu pada kontraksi pertama 7,26 (SD=1,195), kontraksi ketiga 6,95 (SD=1,129), kontraksi kelima 6,42 (SD=1,017), kontraksi keenam 4,74 (SD=1,147). Pada kelompok kontrol rata-rata intensitas nyeri yang dirasakan ibu inpartu pada kontraksi pertama 7,00 (SD=0,816), kontraksi ketiga 7,26 (SD=1,046), kontraksi kelima 7,89 (SD=1,049), kontraksi keenam 6,16 (SD=1,259. Hasil tersebut dapat dilihat pada grafik 1 berikut ini. Grafik 1. Intensitas Nyeri Pretest dan Postest Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol Setiap Kontraksi Pada Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif di Klinik Bersalin Sally Medan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 kontraksi 1 kontraksi 3 kontraksi 5 kontraksi 6 kelompok intervensi kelompok kontrol
2. Analisis Bivariat Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan uji statistik uji t-dependen Paired T-Test yaitu mengukur skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan masase pada kelompok intervensi dan kontrol sedangkan t-independen membandingkan skala nyeri setelah dilakukan masase pada kelompok intervensi dan kontrol. 2.1 Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah di Lakukan Intervensi Pada Kelompok Intervensi Hasil penelitian diperoleh rata-rata skala nyeri sebelum dilakukan metode masase pada kelompok intervensi adalah 7,26 dengan standar deviasi 1,195. Rata-rata skala nyeri sesudah dilakukan metode masase 4,74 dengan standar deviasi 1,147. Beda mean 2,526 diperoleh Pvalue 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan metode masase pada kelompok intervensi. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut ini.
Tabel 5.4 Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah di Lakukan Intervensi Pada Kelompok Intervensi di Klinik Bersalin Sally Variabel Mean SD Beda Mean Pvalue N Intensitas Nyeri Sebelum dilakukan Intervensi 7,26 1,195 2,526 0,000 19 Intensitas Nyeri Sesudah dilakukan Intervensi 4,74 1,147 19 2.2 Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah di Lakukan Intervensi Pada Kelompok Kontrol Hasil penelitian diperoleh rata-rata skala nyeri sebelum dilakukan metode masase pada kelompok kontrol 7,00 dengan standar deviasi 0,816. Rata-rata skala nyeri sesudah dilakukan metode masase pada kelompok kontrol 6,16 dengan standar deviasi 1,259. Beda mean 0,842 diperoleh Pvalue 0,007. Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan metode masase pada kelompok kontrol. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut ini.
Tabel 5.5 Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah di Lakukan Intervensi Pada Kelompok Kontrol di Klinik Bersalin Sally Medan Februari-April 2011 Variabel Mean SD Beda Mean Pvalue n Intensitas Nyeri Sebelum dilakukan Intervensi 7,00 0,816 0,842 0,007 19 Intensitas Nyeri Sesudah dilakukan Intervensi 6,16 1,259 19 2.3 Perbandingan Intensitas Nyeri Sesudah di Lakukan Masase Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol Hasil penelitian intensitas nyeri pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sesudah dilakukan masase diperoleh rata-rata skala nyeri 4,74 dengan standar deviasi 1,147 dan standar error 0,263. Rata-rata skala nyeri sesudah dilakukan metode masase pada kelompok kontrol 6,16 dengan standar deviasi 1,259 dan standar error 0,289. Hasil uji statistik didapatkan nilai p adalah 0,001 maka dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan signifikan dari skala nyeri sesudah dilakukan metode masase pada kelompok intervensi dan kontrol. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut ini. Tabel 5.6 Perbandingan Intensitas Nyeri Sesudah di Lakukan Masase Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di Klinik Bersalin Sally Medan Februari-April 2011 Variabel Mean SD SE P value n Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol 4,74 1,147 0,263 6,16 1,259 0,289 0,001 38 B. Pembahasan 1. Interpretasi dan diskusi hasil Dari hasil uji statistik t-dependent dan t-independent diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada pengurangan nyeri persalinan kala I fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan metode masase pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Sebuah penelitian menyebutkan, ibu yang di masase 20 menit setiap jam selama tahapan persalinan akan lebih bebas dari rasa sakit. Hal ini dikarenakan masase meransang tubuh melepaskan senyawa endorphin yang dapat menghilangkan sakit secara alamiah sehingga lebih nyaman (Meiliasari, M., & Danuatmaja, B., 2004). Menurut Simkin (1989), dianjurkan selama persalinan agar masase dilakukan terusmenerus, karena rasa nyeri cenderung akan meningkat jika masase dihentikan. Hal tersebut terjadi karena sistem saraf menjadi terbiasa terhadap stimulus dan organ-organ indra berhenti merespons nyeri tersebut (Jones, K., & Henderson, C., 2005). Dari uraian di atas, maka hipotesa penelitian dapat dijawab bahwa metode masase berpengaruh terhadap pengurangan intensitas nyeri pada persalinan kala I fase aktif dan ada perbedaan pengurangan intensitas nyeri yang dirasakan sebelum dan sesudah dilakukan masase pada kelompok intervensi dan kontrol serta perbedaan signifikan sesudah dilakukan masase pada kedua kelompok tersebut. 2. Keterbatasan penelitian Keterbatasan yang dialami peneliti saat penelitian Februari-April 2011 dengan jumlah responden 38 orang ibu inpartu fisiologis adalah responden yang dijumpai tidak sama pada pembukaan serviksnya dan paritas yang tidak homogeny sehingga intensitas nyeri yang dirasakan berbeda-beda.
3. Implikasi untuk asuhan kebidanan/pendidikan kebidanan Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa metode masase sebagai salah satu metode pengendalian nyeri secara non-farmakologi yang berpengaruh terhadap pengurangan nyeri persalinan kala I fase aktif. Oleh sebab itu, metode masase dapat digunakan sebagai intervensi dalam asuhan kebidanan pada ibu inpartu kala I fase aktif yang mempunyai keluhan nyeri dalam persalinan tanpa efek samping pada ibu dan bayi.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh metode masase terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif di Klinik Bersalin Sally Medan tahun 2011 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Karakteristik demografi responden di Klinik Bersalin Sally Medan bulan Februari-April 2011) diperoleh bahwa dari 19 orang kelompok intervensi sebagian besar responden berada pada rentang usia 24-29 tahun sebanyak 8 orang (42,1%). Berdasarkan paritas responden sebagian besar adalah multipara (>2 anak) sebanyak 8 orang (42,1%), dan sebagian besar tingkat pendidikan responden adalah SMA sebanyak 14 orang (73,7%). Sedangkan pada 19 orang kelompok kontrol sebagian besar responden berada pada rentang usia 24-29 tahun juga sebanyak 7 orang (36,8%). Berdasarkan paritas responden sebagian besar adalah multipara (>2 anak) sebanyak 9 orang (47,4%), dan sebagian besar tingkat pendidikan responden adalah SMA sebanyak 18 orang (94,7%). 2. Intensitas nyeri responden pada kelompok intervensi rata-rata skala nyeri sebelum dilakukan metode masase adalah 7,26 dan sesudah dilakukan metode masase adalah 4,74 diperoleh nilai p=0,000. Pada kelompok kontrol rata-rata skala nyeri sebelum dilakukan metode masase adalah 7,00 dan sesudah dilakukan metode masase pada
kelompok kontrol 6,16 diperoleh nilai p=0,007. Sehingga perbandingan sesudah dilakukan metode masase pada kelompok intervensi dan kontrol diperoleh nilai p=0,001. 3. Hasil uji statistik t-dependen kelompok intervensi nilai p=0,000 dan kelompok kontrol nilai p=0,007, sedangkan t-independen didapatkan nilai p adalah 0,001, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan metode masase terhadap pengurangan nyeri persalinan pada ibu inpartu kala I fase aktif. B. Saran 1. Bagi Praktek Kebidanan Untuk bidan di klinik maupun rumah sakit supaya menggunakan metode masase sebagai salah satu intervensi dalam mengurangi nyeri persalinan kala I fase aktif. 2. Bagi Pendidikan Kebidanan Hasil penelitian ini perlu di integrasikan dalam mata kuliah asuhan kebidanan ibu bersalin (ASKEB II) sebagai pengembangan ilmu. 3. Bagi Penelitian Kebidanan Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan batasan paritas dan pembukaan serviks yaitu sama-sama primigravida dengan pembukaan yang sama. 4. Bagi Responden Untuk dapat melakukan masase ataupun pendamping persalinan yang melakukannya sebagai salah satu intervensi untuk mengurangi intensitas nyeri ibu selama proses persalinan kala I fase aktif.