UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.3, No.03. pp. 8-12, September 2014

dokumen-dokumen yang mirip
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI ASAM BASA KELAS XI DI SMAN PLOSO JOMBANG

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

Unesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp , May 2014

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No.2, pp , May 2015

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 3, pp September 2013

Nurasia Jurusan Kimia Fakultas Sains Universitas Cokroaminoto Palopo

Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe Guided Teaching

Ragil Kurnianingsih 1, Srini M. Iskandar 1, dan Dermawan Afandy 1 Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp , September 2014

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

Harun Nasrudin 1, Choirun Nisa 2.

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 5, No.2, pp , May 2016

Bahrul Ulum dan Rusly Hidayah Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI POKOK ASAM-BASA DI KELAS XI SMAN 1 BOJONEGORO

FORMULATING PROBLEM AND MAKING HYPOTHESIS SKILLS THROUGH DEVELOPMENT WORKSHEET BASED INQUIRY ON ELECTROLYTE AND NONELECTROLYTE SUBJECT MATTER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 MADIUN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

KETERAMPILAN PROSES SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI LAJU REAKSI DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURABAYA

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMP KELAS VII

CORRELATION BETWEEN STUDENT S INTERPRETATION GRAPH SKILL AND STUDENT LEARNING OUTCOMES

Unesa Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 2, No. 3, pp September 2013

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp May 2014

ISSN: UNESA Journal of Chemical Education Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

Arifah Zurotunisa, Habiddin, Ida Bagus Suryadharma Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERORIENTASI GUIDED DISCOVERY

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Yang Berorientasi Pada Kurikulum 2013 Dengan Materi Fluida Statis Di Kelas X SMA Negeri 1 Krian Sidoarjo

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009): PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES

KARAKTER TANGGUNG JAWAB SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM KELAS XI SMAN 18 SURABAYA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7-E

PENINGKATAN SELF EFFICACY DAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MATERI POKOK ASAM BASA KELAS XI SMAN 9 SURABAYA

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN STRATEGI MIND MAPPING PADA MATERI REAKSI OKSIDASI REDUKSI DI KELAS X SMA NEGERI 17 SURABAYA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

KETERAMPILAN KERJA ILMIAH PADA MATERI INDIKATOR ASAM BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN:

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:

KETERAMPILAN BERPENDAPAT SISWA KELAS XI SMA IPIEM SURABAYA MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DAN METODE DISKUSI KELAS PADA MATERI POKOK ASAM BASA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 3, pp September 2013

Unesa Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA. Mayangku Serungke S.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY SIMULATIONS

Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Widhar Dwi Utami, I Wayan Dasna, Oktavia Sulistina Universitas Negeri Malang

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA PESAWAT SEDERHANA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP HASIL BELAJAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BANGKALAN PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MATERI ASAM BASA KELAS XI SMAN 8 SURABAYA

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5, No. 2, pp May 2016

Keywords: inquiry learning, science process skills, learning outcomes, the light

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH DASAR

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 03, September 2016, ISSN:

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI POKOK KOLOID TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 MATARAM TAHUN AJARAN

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 02, pp , May 2014

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE INKUIRI DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN YANG SUKSES MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS LEARNING MODELS SUCCESFULLY TO TRAIN CRITICAL THINKING SKILL

Nurasiah Guru Kimia SMA Negeri 2 Tanjung Jabung Timur Corresponding author:

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

IMPLEMENTASI MODUL FISIKA SMP MATERI POKOK GERAK DENGAN MENERAPKAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

KETERAMPILAN SOSIAL SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA DI SMAN 1 SUMBERREJO BOJONEGORO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN Vol. 8. No.2 Juli 2016 Hal

PENGARUH PEMBELAJARAN IPA BERBASIS SCIENCE PROCESS AND ENVIRONMENT TERHADAP KETERCAPAIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERAMPILAN ILMIAH SISWA SMP

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

Pengaruh Metode Time Token Arends 1998 Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 1 Waru

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 03, pp , September 2014

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SD MELALUI CIRCUIT LEARNING

Transkripsi:

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY PADA PEMBELAJARAN KONSEP ASAM BASA KELAS XI SMA NEGERI PLOSO JOMBANG IMPROVING SCIENCE PROCESS SKILL WITH GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL IN MATTER OF ACID BASE FOR XI GRADE OF SMAN PLOSO JOMBANG Tiara Puspa Buanarinda* dan Rusly Hidayah Jurusan Kimia FMIPA, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya, Jl. Ketintang, Surabaya, 60231 e-mail: tiararee@ymail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan keterampilan proses sains siswa kelas XI SMA Negeri Ploso Jombang setelah diterapkan model pembelajaran Guided Inquiry pada materi pokok Asam Basa. Keberhasilan pembelajaran ini dinilai dari keterlaksanaan sintaks model pembelajaran Guided Inquiry, keterampilan proses sains, dan ketuntasan hasil belajar siswa kelas XI SMAN Ploso Jombang. Sasaran penelitian adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri Ploso Jombang Tahun Ajaran 2013-2014. Rancangan penelitian mengacu pada One Group Pretest Posttest Design. Teknik pengumpulan datanya meliputi metode observasi dan metode tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama 88,7% (sangat baik) dan pertemuan ke dua 96,2% (sangat baik). Hasil pretest dan posttest kemampuan proses sains menunjukkan peningkatan yang signifikan, nilai rata-rata pretest dan posttest secara berturut-turut adalah 82,75 dan 92,675. Nilai N-Gain kelas XI IPA 4 termasuk kategori sedang dengan nilai 0,475. Teknik analisis yang digunakan statistik nonparametrik melalui Uji Wilcoxon menggunakan SPSS 18. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis 0,000<0,05 sehingga terdapat perbedaan keterampilan proses sains siswa setelah dilakukan penerapan model pembelajaran Guided Inquiry. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada pertemuan pertama sebesar 85% dan pertemuan kedua sebesar 96%, sehingga penerapan model pembelajaran Guided Inquiry ini dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis wilcoxon 0,013<0,05 sehingga terdapat perbedaan hasil belajar siswa setelah ditenerapkan model pembelajaran Guided Inquiry. Kata Kunci : Guided Inquiry, keterampilan proses sains, asam basa Abtract This study aims to describe increased the ability of science process skill of XI grade students of SMA Negeri Ploso Jombang after implementation Guided Inquiry learning model on acid base matter. The success of implementation is evaluated from the management of gudied inquiry learning model, science process skill, and outcomes of XI grade students in SMAN Ploso Jombang. The subject of study is student of XI IPA 4 Class SMA Negeri Ploso Jombang. The research design used in one group pretest posttest design. Instrument used is observation sheet and test item. The result showed the average percentage from the management of guided inquiry learning model for first meeting is 88,7% (Excellent) and second meeting is 96,2% (Excellent). Science process skill s pretest and posttest show significant increased, pretest 82,75 and posttest 92,675. N-Gain result is 0,475 (Medium). Hypothesis test is performed with nonparametric statistic with Wilcoxon using SPSS 18. Base on the hypothesis significance test criteria 0,000<0,05 so that there are different the student s science process skill after using Guided Inquiry learning. Classically mastery learning for meeting 1 is 87% and meeting 2 is 96%, so guided inquiry learning model can make outcome increased. Base on the hypothesis significance test criteria 0,013<0,05 so that there are different the student s outcome after using Guided Inquiry learning. Keywords : Guided Inquiry, science process skill, acid base 8

PENDAHULUAN Kimia merupakan bagian dari sains yang memiliki sumbangan besar dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun pengajaran kimia di sekolah menengah belum sepenuhnya mempunyai relevansi dengan tujuan yang diharapkan. Pembelajaran kimia yang dikehendaki adalah pembelajaran yang diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang menantang dan mendorong siswa secara aktif untuk memahami konsep-konsep kimia tanpa mengabaikan hakekat IPA itu sendiri yaitu sebagai produk ilmiah dan sebagai proses ilmiah melalui keterampilan proses [1]. Keterbatasan siswa dalam menggunakan kemampuan berpikir sangat dominan sebagai penyebab kesulitan siswa dalam memahami konsep dan saling keterkaitannya, hal ini dikarenakan siswa hanya diberikan materi tanpa dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran kimia yang berlangsung selama ini hanya menekankan karakteristik ilmu kimia sebagai produk, karakteristik ilmu kimia sebagai proses sering diabaikan. Akibatnya keterampilan proses dan psikomotor siswa dalam metode ilmiah dinilai masih sangat kurang. Pendekatan keterampilan proses adalah proses belajar mengajar yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, dan teori-teori dengan keterampilan proses dan sikap ilmiah siswa sendiri. Keterampilan proses sains dimaksudkan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan intelektual atau kemampuan berfikir siswa. Selanjutnya keterampilan proses sains juga dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam pembelajaran. Keterampilan proses sangat penting digunakan sebagai jembatan dalam menyampaikan pengetahuan/informasi baru kepada siswa atau mengembangkan pengetahuan/informasi yang telah dimiliki oleh siswa. Keterampilan proses pada pembelajaran sains lebih menekankan pembentukan keterampilan untuk memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan hasilnya [2]. Model pembelajaran yang gigunakan adalah Guided Inquiry, dimana model ini menempatkan guru sebagai fasilitator. Guru membimbing siswa disaat siswa memerlukan. Model ini mendorong siswa untuk berfikir sendiri, menganalisis sendiri sehingga siswa dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang disediakan guru. Model Pembelajaran Guided Inquiry dengan menerapkan keterampilan proses dipilih untuk diajarkan kepada siswa sesuai pokok bahasan asam basa di kelas XI SMA, karena pokok bahasan tersebut mengandung konsepkonsep yang perlu dipahami siswa melalui pengamatan langsung dengan menggunakan keterampilan proses [3]. Asam basa merupakan salah satu materi yang sulit dipahami dan sebagai pokok pengantar materi selanjutnya yaitu penyangga, hidrolisis, kelarutan dan hasil kali kelarutan. Asam Basa mempunyai indikator pencapaian kompetensi yaitu mengidentifikasi sifat larutan asam dan basa dengan berbagai indikator dan memperkirakan ph suatu larutan yang tidak dikenal berdasarkan hasil pengamatan trayek perubahan warna berbagai indikator asam dan basa melalui percobaan di laboratorium. METODE PENELITIAN Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 4 semester II SMAN Ploso Jombang tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 32 siswa. Metode pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu metode observasi dan metode tes. Instrumen dalam penelitian ini terdiri atas rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar pengamatan untuk keterampilan proses sains dan tes untuk mengukur kemampuan keterampilan proses dan hasil belajar siswa. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest-posttest. 9

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Guided Inquiry yang mana model iu mengubah pembelajaran dari teacher center menjadi student center serta dapat mendapatkan proporsi jawaban benar siswa dari hasil pembelajaran yang telah diajar dengan pendekatan keterampilan proses jauh lebih baik dibandingkan dengan yang tidak menggunakan treatment apapun, hal ini dikarenakan keterampilan proses sains lebih banyak menekankan kepada cara belajar siswa aktif dengan memperhatikan proses pencapaian hasil belajar [4]. Model pembelajaran Guided Inquiry ini dinilai mampu untuk melatihkan bahkan meningkatkan keterampilan proses sains siswa sehingga dapat menjadi jalan keluar untuk memenuhi karakteristik ilmu kimia tersebut. Khususnya pada beberapa aspek seperti sintaks model pembelajaran Guided Inquiry yang mirip dengan keterampilan proses dasar yang harus dikuasai oleh siswa, seperti fase pengajuan pertanyaan, fase perumusan hipotesis, fase merancang eksperimen, fase melaksanakan eksperimen, fase menganalisis data, dan fase membuat simpulan [5]. 1. Keterlaksanaan Sintaks Model Pembelajaran Guided Inquiry Berdasarkan hasil observasi, keterlaksanaan sintaks model pembelajaran Guided Inquiry pada pertemuan 1 dan 2 meningkat secara signifikan yakni sebesar 88,7% dan pada pertemuan dua mengalami peningkatan menjadi 96,2% dengan keduanya memenuhi kategori sangat baik. 100 50 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pertemu an 1 Pertemu an 2 Gambar 1. Keterlaksanaan Sintaks Model Pembelajaran Guided Inquiry Keterangan: 1: Pendahuluan 2: Fase 1: Observasi Menentukan Masalah 3: Fase 2: Merumuskan Masalah 4: Fase 3: Mengajukan Hipotesis 5: Fase 4: Merencananakan Pemecahan Masalah 6: Fase 5: Melaksanakan Eksperimen 7: Fase 6: Melakukan Pengamatan dan Pengumpulan Data 8: Fase 7: Analisis Data 9: Fase 8: Penarikan Kesimpulan 2. Keterampilan Proses Sains Nilai rata-rata skor pretest 82,75 dan nilai rata-rata posttest 92,625 dengan skor maksimum 100 dengan nilai N-gain mencapai 0,475. N-gain sbesar 0,53 termasuk kategori sedang [6]. Siswa yang mempunyai nilai gain dengan kategori tinggi sebanyak 7 siswa, sedangkan kategori sedang sebanyak 16 siswa dan kategori rendah sebanyak 9 siswa. Keterampilan proses sains pada konsep IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa menuju ke kategori sedang [7]. Peningkatan nilai N-gain pada tes keterampilan proses sains ini juga dipengaruhi oleh pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dengan model pembelajaran Guided Inquiry menunjukkan beberapa kelebihan, pertama pengetahuan itu bertahan lama untuk dapat diingat dan lebih mudah diingat bila dibandingkan dengan pengetahuan yang diperoleh dengan cara-cara lain. Kedua, hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik daripada hasil belajar lainnya. Ketiga, secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir secara bebas [8]. Hasil Uji Wilcoxon untuk nilai pretest dan posttest keterampilan proses sains dengan menggunakan model pembelajaran Guided Inquiry pada taraf kepercayaan = 0,05 diketahui output test statistics bahwa nilai wilcoxon adalah 4.481. Sesuai dengan kriteria pengujiannya signifikansi yang diperoleh 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan keterampilan proses 10

sains siswa setelah dilakukan penerapan model pembelajaran Guided Inquiry. 3. Tes Hasil Belajar Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran menggunakan model Guided Inquiry dapat dilihat dari hasil tes disetiap akhir pertemuannya. Sebesar 87% siswa telah mencapai skor 75 setelah penerapan model pembelajaran Guided Inquiry pada pertemuan pertama, kemudian meningkat menjadi 96% pada pertemuan kedua. Hasil uji wilcoxon dilihat dari hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Guided Inquiry pada taraf kepercayaan = 0,05 diketahui output test statistics bahwa nilai wilcoxon adalah 2,476. Sesuai dengan kriteria pengujiannya signifikansi yang diperoleh 0,013 < 0,05 maka Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa setelah dilakukan pene-rapan model pembelajaran Guided Inquiry. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa: 1. Keterlaksanaan model pembelajaran Guided Inquiry untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa memiliki nilai kemampuan mengelola pembelajaran rata-rata pada pertemuan satu adalah sebesar 88,7% dan pada pertemuan dua mengalami peningkatan menjadi 96,2% dengan keduanya memenuhi kategori sangat baik. 2. Keterampilan proses sains mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hal ini terlihat dari hasil pretest dan posttest yang telah dilakukan siswa. Nilai rata-rata pada saat pretest dan posttest secara berturut-turut adalah 82,75 dan 92,675. Selain itu berdasarkan nilai N-Gain, kelas XI IPA 4 terma-suk kategori sedang dengan nilai sebesar 0,475. Hal ini didukung dengan hasil uji wilcoxon berdasarkan kriteria pengujian hipotesis 0,000 < 0,05 sehingga terdapat perbedaan keterampilan proses sains siswa setelah dilakukan penerapan model pembelajaran Guided Inquiry. 3. Sebesar 87% siswa telah mencapai skor 75 setelah penerapan model pembelajaran Guided Inquiry pada pertemuan pertama, kemudian meningkat menjadi 96% pada pertemuan kedua. Hal ini didukung dengan hasil uji wilcoxon berdasarkan kriteria pengujian hipotesis 0,013 < 0,05 sehingga terdapat perbedaan hasil belajar siswa setelah dilakukan penerapan model pembelajaran Guided Inquiry. DAFTAR PUSTAKA 1. Depdiknas. 2003. Kajian Kebijakan Kurikulum mata Pelajaran IPA (Online), (http://www.puskur.net/download/prod 2007/51_kajian%20%kebijakan%20ku rikulum%ipa.pdf, diakses tanggal 17 Oktober 2013). 2. Nur, Mohamad. 2008. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis Dalam Pengajaran. Edisi 5 Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah UNESA. 3. Zuriyani, Elsy. 2011. Strategi Pembelajaran Inkuiri pada Mata Pelajaran IPA. Palembang: Widiyaiswara BDK Palembang. 4. Perdy, Karuru. 2003. Penerapan Keterampilan Proses dalam Setting Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD untuk Meningkatkan Kualitas Belajar IPA. Skripsi. Jakarta: UIN. 5. Nur, Mohamad. 2011. Modul Keterampilan-Keterampilan Proses Sains. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah Unesa 6. Hake. 1999. Interactive Engagement Method in Introductory Mechanic Course (Online) (http://www.physic.indiana.edu/sdi/te M-26.pdf, diakses tanggal 12 Desember 2013). 7. Indrianingsih. 2009. Penerapan Pendidikan Keterampilan Proses Sains 11

untuk Meningkatkan Belajar tentang Konsep Ekosistem Nernuansa Nilai. Skripsi yang dipublikasikan. Jakarta: UIN. 8. Dahar, Ratna Wilis. 1991. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. 12