HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

KULONPROGO BANGKIT TANGGULANGI AIDS

KAJIAN PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS)

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah perempuan yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dari tahun

Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Tabel 7.5 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Misi 5. INDIKATOR KINERJA (outcome)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 25 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah

SITUASI HIV/AIDS RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

URAIAN sebelum perubahan

PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) ,

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan kasus-kasus baru yang muncul. Acquired Immuno Deficiency

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-W TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

KUALITAS & AKSESIBILITAS PDDKN BLM MERATA ANGKA PENGANGGURAN MASIH TINGGI

BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,

ANALISIS EPIDEMIOLOGI HIV AIDS DI KOTA BANDUNG DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF V.1 Rencana Program V.1.1. Rencana Program Keluarga

KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/ AIDS PROVINSI DKI JAKARTA. Disampaikan Pada Acara :

komisi penanggulangan aids nasional

Sambutan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Survei Delphi Pengembangan Model Pencegahan Melalui Transmisi Seksual di Tingkat Pelayanan Primer Puskesmas dan Jejaringnya

ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS PROVINSI DKI JAKARTA. Disampaikan Pada Acara :

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun tersebut usia produktif penduduk Indonesia paling banyak dengan usia

O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

Isu Strategis Kebijakan Penanggulangan HIV dan AIDS, Indonesia

BAB IV PENUTUP. 1. Peran KPA dalam penanggulangan HIV dan AIDS di Kota. Semarang adalah mengkoordinasikan segala kegiatan yang

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELATIHAN RULE MODEL SUPPORT GROUP DAN HOME BASE CARE DI 2 KABUPATEN (TEMANGGUNG DAN BANYUMAS)

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 53 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PEMERINTAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 NOMOR 4-A PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 4-A TAHUN 2008 TENTANG

Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Penduduk Usia Muda. Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

Silabus Mata Kuliah Kesehatan Seksual dan HIV/AIDS Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

Kab.Tangerang & Resiko

Pendampingan Pembiayaan Program HIV- AIDS (Akses Layanan) dari APBD II di Dinas Kesehatan Kota Tarakan, Kaltim. Tri Astuti Sugiyatmi Khairul Arbiati

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA sudah mencapai tahap terkonsentrasi pada beberapa sub-populasi berisiko

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

Konseling & VCT. Dr. Alix Muljani Budi

PROGRAM DAN PELAYANAN KESPRO DI BPPM DIY DISAMPAIKAN DALAM JOGJA UPDATE MEI 2013

PRODI DIII KEBIDANAN STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA

PROSEDUR WAWANCARA PERAN KOMISI PENANGGULANGAN AIDS DALAM PELAKSANAAN PERDA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA SEMARANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV-AIDS

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HUMAN IMUNODEFICIENCY VIRUS/ ACQUIRED IMUNODEFICIENCY SYNDROME

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

DELPHI II Survei Delphi Pengembangan Model Pencegahan Melalui Transmisi Seksual di Tingkat Pelayanan Primer Puskesmas dan Jejaringnya

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 6

KERANGKA ACUAN KEGIATAN CAPACITY BUILDING IBU RUMAH TANGGA DENGAN ODHA DAN PEDILA

Satiti Retno Pudjiati. Departemen Dermatologi dan Venereologi. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BELU

dan kesejahteraan keluarga; d. kegiatan terintegrasi dengan program pembangunan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota; e.

BAB V INTEGRASI ASIA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. (2004), pelacuran bukan saja masalah kualitas moral, melainkan juga

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil Melakukan Tes HIV pada Layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN PANDEGLANG

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PROVINSI PAPUA BUPATI YALIMO SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN YALIMO NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

Transkripsi:

HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH Upaya Penyelamatan Perempuan & Anak dari Kematian Sia-Sia Karena HIV & AIDS Bahan masukan RPJMD Propinsi Jawa Tengah TAHUN 2013-2018 DILAKSANAKAN OLEH JARINGAN LSM PEDULI HIV-AIDS BERSAMA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH 17 18 OKTOBER 2012. 1

REKOMENDASI INI SISUSUN SESUAI BAB-BAB DI DALAM RPJMD SESUAI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 54 TAHUN 2010, DAN TERINTEGRASI KE DALAM BEBERAPA URUSAN WAJIB BAB I : ANALISIS GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Angka HIV-AIDS di Jawa Tengah menunjukkan tren peningkatan pada tiga tahun terakhir. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, kasus HIV & AIDS di Jawa Tengah pada tahun 2010 terdapat 373 kasus HIV dan 501 AIDS. Pada Tahun 2011, terdapat 755 kasus HIV dan 521 kasus AIDS sedangkan pada 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 terdapat 276 HIV dan 387 AIDS. Berdasarkan jenis pekerjaannya, sebaran pengidap AIDS dengan urutan tertingi adalah wiraswasta 20,26%; IRT 18,33%; karyawan 11,48%; buruh 8,15%; pekerja seks 8,11%; dan lain-lain 33,67% (Anak, Napi, Polisi, PNS, dll). Bahkan, pada Ibu Rumah Tangga (IRT) juga mengalami peningkatan karena pada tahun 2010, persentase IRT sebesar 16% dan meningkat pada tahun 2011 menjadi 18,33%. Sementara itu, sampai saat ini implementasi layanan program Voluntary Counseling and Testing (VCT) baru dilakukan di 22 Rumah Sakit (termasuk rumah sakit provinsi), dan pelayanan Anti Retroviral Virus (ARV) baru dapat dilakukan di 13 Rumah Sakit, sedangkan peningkatan kasus ibu kepada anak juga belum disertai dengan meningkatnya akses pada layanan Prevention of Mother To Child Transmission of HIV (PMTCT) di kabupaten/kota. Selain itu, langkah-langkah untuk penjangkauan dan pendampingan terhadap kasus HIV-AIDS melalui Kelompok Dampingan Setara (KDS) juga belum maksimal karena belum semua ODHA menjadi anggota KDS, dimana saaat ini baru terdapat 23 KDS. Belum semua komunitas berisiko tinggi dan ODHA termasuk diantaranya yang berasal dari kelompok ibu dan anak dapat mengakses fasilitas Jaminan Kesehatan yang disediakan oleh pemerintah. Pada bagian lain, Kelembagaan yang menangani pencegahan dan penanggulangan AIDS belum bekerja secara optimal. 2

BAB 2 : PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH 1. Belum optimalnya kelembagaan dan lemahnya koordinasi serta jejaring kelembagaan yang menangani pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di Provinsi dan Kabupaten/Kota; 2. Kurangnya akses layanan yang berkualitas (kompetensi petugas, sarana prasarana, ketersediaan obat, dll) bagi ODHA dan kelompok rentan, maupun masyarakat, termasuk bagi ibu dan anak; 3. Belum tersedianya strategi dan metoda komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang tepat tentang HIV dan AIDS, termasuk pemilihan kelompok sasaran strategis; 4. Masih kuatnya budaya patriarki dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat, yang berdampak pada relasi yang timpang antara perempuan dan laki-laki di dalam keluarga dan masyarakat; 5. Belum tersedianya sistem perlindungan pada ODHA dan kelompok rentan memunculkan adanya perlakuan diskriminasi dan stigmatisasi yang harus dihadapi ODHA dihampir semua lini. 6. Belum tersedianya sistem penyelenggaraan pelayanan yang komprehensif bagi ODHA dan kelompok rentan (rehabilitasi sosial, bantuan hukum, pemberdayaan ekonomi, reintegrasi sosial, mitigasi); 7. Lemahnya sistem pencatatan, pendataan dan monitoring tentang pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS. 3

BAB 3 : ANALISIS ISU STRATREGIS PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH Dari berbagai permasalahan yang dihadapi, maka isu strategis yang perlu mendapatkan perhatian adalah: Belum optimalnya upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan HIV & AIDS di Jawa Tengah BAB 4 : TUJUAN DAN SASARAN A. Tujuan : 1. Memperkuat kelembagaan dan jejaring pencegahan dan penanggulangan HIV & AIDS. 2. Memperluas jangkauan dan meningkatkan kualitas pelayanan dalam penanggulangan HIV & AIDS. 3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan HIV & AIDS. 4. Mengurangi diskriminasi dan stigmatisasi ODHA. 5. Memberikan perlindungan terhadap ODHA. 6. Mengurangi kasus HIV dan AIDS (terutama pada perempuan dan anak) B. Sasaran : 1. Tersedianya layanan yang berkualitas terhadap penanggulangan HIV & AIDS. 2. Tersedianya sistem perlindungan untuk ODHA dan keluarganya. 3. Meningkatnya cakupan penduduk 15-24 tahun yang mendapatkan informasi HIV & AIDS. 4. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan HIV & AIDS. 5. Tersedianya kelembagaan yang mampu melakukan pencegahan dan penanggulangan HIV & AIDS. 4

BAB 5 : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN A. Strategi 1. Membangun kepedulian dan komitmen pemerintah di semua tingkatan mencegah dan menanggulangi HIV dan AIDS 2. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk 3. Meningkatkan kepedulian dan partisipasi dunia usaha, perguruan tinggi, media dan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS 4. Meningkatkan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV & AIDS 5. Pengarusutamaan gender dan pengarusutamaan anak dalam pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS 6. Memperkuat ketahanan keluarga untuk pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS B. Arah kebijakan Menekan angka infeksi HIV baru dan kematian karena AIDS, serta mengurangi diskriminasi. BAB 6 : KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM DAERAH A. Kebijakan Umum 1. Memperluas jangkauan layanan dan pemberian layanan gratis bagi masyarakat terutama kelompok beresiko. 2. Penguatan kapasitas kelembagaan dan jejaring dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV & AIDS 3. Mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan dalam penanggulangan HIV dan AIDS 4. Meningkatkan prevalensi penduduk usia 15 24 tahun yang memahami HIV dan AIDS. 5

5. Mencegah sedini mungkin penularan HIV dan AIDS dari ibu kepada anak melalui penguatan ketahanan keluarga. 6. Meningkatkan usia harapan hidup dan kualitas hidup pada ODHA 7. Mengurangi bentuk-bentuk diskriminasi pada ODHA B. Program 1. Urusan wajib kesehatan : a. Program sumber daya kesehatan 1) Meningkatkan kompetensi petugas layanan dalam penanggulangan HIV & AIDS (termasuk bidan desa untuk PMTCT) 2) Meningkatkan jumlah rumah sakit yang melayani VCT, PMTCT dan CST b. Program akses layanan kesehatan masyarakat 1) Mengembangkan layanan VCT di Puskesmas 2) Meningkatkan cakupan ODHA yang memiliki jaminan kesehatan c. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit 1) Meningkatkan penemuan kasus baru HIV 2) Menurunkan kematian akibat AIDS d. Program farmasi dan perbekalan kesehatan 1) Meningkatkan ketersediaan ARV tablet dan sirup e. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 1) Meningkatkan kesadaran masyarakat melalui KIE 2) Menurunkan angka penyalahgunaan narkoba 3) Mengintegrasikan upaya pencegahan dan penganggulangan HIV & AIDS dalam desa/kelurahan Siaga 2. Urusan wajib pemberdayaan perempuan a. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan 6

1) Mengembangkan sistem perlindungan bagi perempuan dan anak ODHA (termasuk home care) 2) Menyediakan konselor (MK) bagi perempuan dan anak 3) KIE untuk kelompok perempuan rentan, ODHA, organisasi perempuan, tokoh masyarakat dan agama perempuan 4) Pemberdayaan ekonomi bagi ODHA perempuan dan perempuan kelompok rentan b. Program Pengarusutamaan Gender 1) Pengarusutamaan Gender dalam Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS 2) Penguatan pemahaman gender pada masyarakat dalam program HIV & AIDS 3. Urusan wajib Keluarga Berencana (KB) a. Program keluarga sejahtera 1) Mendorong penguatan ketahanan keluarga dengan meningkatkan pemahaman tentang hak-hak reproduksi, kesehatan reproduksi dan pencegahan HIV-AIDS. 2) Melakukan KIE untuk keluarga rentan 3) Menyediakan kader keluarga untuk penganggulangan HIV & AIDS 4) Peningkatan pengetahuan dan nilai sosial budaya terkait HIV & AIDS di lingkungan keluarga 5) Pemberdayaan ekonomi keluarga ODHA sebagai upaya pemenuhan layanan pengobatan 6) Mendorong program integrasi ODHA dengan keluarga dan masyarakat 7) Mengembangkan model tata laksana HIV & AIDS yang mudah dipahami bagi ODHA dan keluarganya 7

b. Program peningkatan kesehatan reproduksi remaja 1) Meningkatkan jumlah kelompok KRR yang mampu melakukan KIE tentang HIV & AIDS 2) Meningkatkan partisipasi kelompok KRR dalam menyebarluaskan KIE c. Program Keluarga Berencana (KB) 1) Meningkatkan cakupan penggunaan kondom pada hubungan seks terakhir (kelompok rentan) 2) KIE kepada kelompok rentan/keluarga rentan tentang pengaturan jarak dan jumlah kelahiran 4. Urusan wajib pemberdayaan masyarakat a. Program peningkatan partisipasi masyarakat 1) Penguatan pendekatan pendampingan yang berbasis masyarakat 2) Melakukan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) HIV & AIDS kepada kelompok-kelompok masyarakat 3) Mengembangkan model pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS berbasis masyarakat b. Program Penguatan Kelembagaan Masyarakat 1) Meningkatkan kapasitas kelembagaan desa untuk pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS 5. Urusan wajib sosial a. Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial 1) Meningkatkan jumlah pekerja sosial yang mampu melakukan rehabilitasi sosial pada ODHA 2) Penyediaan panti untuk ODHA terlantar b. Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial 1) Meningkatkan pembinaan kepada ODHA 2) Pendataan ODHA 8

6. Urusan wajib pendidikan a. Program pendidikan dasar 1) Mengintegrasikan materi kesehatan reproduksi dan HIV & AIDS dalam kurikulum pendidikan jasmani dan kesehatan, biologi dan pengembangan diri (BK) 2) Meningkatkan kapasitas pendidik penjaskes, biologi dan pengembangan diri (BK) dalam menyampaikan materi kespro dan HIV & AIDS b. Program pendidikan menengah 1) Mengintegrasikan materi kesehatan reproduksi dan HIV & AIDS dalam kurikulum pendidikan jasmani dan kesehatan, biologi dan pengembangan diri (BK) 2) Meningkatkan kapasitas pendidik penjaskes, biologi dan pengembangan diri (BK) dalam menyampaikan materi kespro dan HIV & AIDS c. Program pendidikan non formal 1) Mengintegrasikan materi kesehatan reproduksi dan HIV & AIDS dalam kurikulum pendidikan keaksaraan, dan diklat masyarakat 2) Meningkatkan kapasitas pendidik pendidikan keaksaraan, dan diklat masyarakat dalam menyampaikan materi kespro dan HIV & AIDS 3) Menyediakan sarana KIE kespro dan HIV & AIDS 7. Urusan wajib ketenagakerjaan a. Program perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan 1) Mengembangkan sistem perlindungan bagi pekerja dan calon tenaga kerja ODHA dari diskriminasi 2) Menyediakan mekanisme layanan bagi proses perekrutan tenaga kerja yang terkait isu HIV & AIDS 9

3) Peningkatan pengetahuan dan kepedulian para pengusaha terhadap pekerja ODHA 4) Meningkatkan pengawasan terhadap kasus diskriminasi yang dialami pekerja ODHA 8. Urusan wajib pemerintahan umum Program Penyelengaraan pemerintahan umum 1) Penguatan kelembagaan, koordinasi dan jejaring lembaga yang menangani pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di provinsi dan kabupaten/kota 2) Penyusunan kebijakan dan sistem penyelenggaraan penanggulangan HIV- AIDS (pelayanan medis, rehabilitasi sosial, perlindungan, pemberdayaan, reintegrasi sosial, dll) 3) Mendorong pengintegrasian kebijakan pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS ke dalam program dan kegiatan di seluruh SKPD 4) Penyelenggaraan pencatatan, monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap penyelenggaraan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS 5) Peningkatan layanan yang mudah akses (accessibility) untuk kelompok beresiko 9. Urusan Wajib Komunikasi Informasi a. Program Kerjasama dengan Media 1) Meningkatkan kerjasama dengan media massa untuk ruang KIE untuk HIV dan AIDS 2) Penyebarluasan informasi tentang pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS b. Program Fasilitasi peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi 1) Meningkatkan kualitas SDM bidang komunikasi dan informasi dalam pengembangan media untuk pencegahan HIV dan AIDS 10

2) KIE pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS bagi awak media dan LKM 11