KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BAHAN SOSIALISASI PERMEN ESDM NOMOR 38 TAHUN 206 TENTANG PERCEPATAN ELEKTRIFIKASI DI PERDESAAN BELUM BERKEMBANG, TERPENCIL, PERBATASAN DAN PULAU KECIL BERPENDUDUK MELALUI PELAKSANAAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK UNTUK SKALA KECIL (UPTLSK) Jakarta, 6 Januari 207
DAFTAR ISI LATAR BELAKANG 2 UPAYA PERCEPATAN MELISTRIKI DESA 3 PENGATURAN DALAM PERMEN ESDM NO.38 TAHUN 206 4 CONTOH PENGELOLAAN WILAYAH USAHA 2
LATAR BELAKANG 3
LATAR BELAKANG. Undang-Undang Dasar 945 Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (pasal 27 ayat 2). 2. Undang-Undang 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan Pembangunan ketenagalistrikan bertujuan untuk menjamin ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, dan harga yang wajar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan (Pasal 2 ayat 2). 3. Nawacita Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan membangun pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim (Cita pertama). Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan (Cita ketiga). 4
LATAR BELAKANG USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK SKALA KECIL (UPTLSK) Nawa Cita 2.50 Desa Sudah Berlistrik PRIORITAS ENERGI TERBARUKAN 2.006 UNTUK PERCEPATAN MELISTRIKI 2.006DESA PERLU MELIBATKAN NON PLN MENGELOLA UPTLSK 504 KEMAMPUAN PLN 504 DESA 206 207 208 209 2.50 Desa Tidak Berlistrik Pemerintah menargetkan melistriki 2.50 desa sampai dengan tahun 209 DITJEN GATRIK - KESDM 5
PROGRAM PEMBANGUNAN LISTRIK PERDESAAN PMN / APLN PT PLN (Persero) 207-209 DI 2.50 DESA YANG BELUM BERLISTRIK*) NO PROVINSI JUMLAH DESA BELUM BERLISTRIK (PODES 204) JUMLAH DESA DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN LISDES PLN 207-209 Papua 2. 429 2 Papua Barat 262 63 3 Aceh 4 4 Sumatera Utara 36 5 Jambi 3 2 6 Sulawesi Tenggara 4 7 Kalimantan Barat 3 Total 504 *) Untuk Desa lainnya (2.006 Desa) belum masuk ke dalam perencanaan PT PLN (Persero) 6
JUMLAH DESA BELUM BERLISTRIK TAHUN 205 Aceh Sumut 36 Riau Kepri 0 Kalbar 3 Kaltara 6 Kaltim 0 Gorontalo 0 Sulut 0 Malut Papua Barat 262 Sumbar 2 Papua 2, Jambi 3 Sumsel 0 Kalteng Sulteng Bengkulu 7 Babel 0 Kalsel 6 Sulbar Lampung 0 Banten 0 Jakarta 0 Jabar 0 Jateng 0 DIY 0 Jatim 0 Bali 0 NTB 3 NTT 20 Sulsel 2 Sultra Maluku 2 7 INDONESIA 205 : 2,50 DESA (3,05 %) 7
JUMLAH DESA BELUM BERLISTRIK PER KABUPATEN DI PROVINSI PAPUA Supiori 3 Biak Numfor Waropen 20 Membramo Raya 22 Sarmi 2 Jayapura 8 Keerom 3 Kota Jayapura Kep. Yapen 8 Tolikara 384 Intan Jaya 69 Jayawijaya 7 Paniai 9 Peg. Bintang 75 Nabire 6 Yahukimo 425 Dogiai 34 Puncak 59 Yalimo 2 Puncak Jaya 287 Boven Digoel 26 Mimika 35 TOTAL PAPUA 2. DESA Nduga 202 Asmat 58 Mappi 63 Lanny Jaya 70 Merauke 9 8 8
JUMLAH DESA BELUM BERLISTRIK PER KABUPATEN DI PROVINSI PAPUA BARAT Raja Ampat 2 Kota Sorong 0 Kab. Sorong 0 Tambrauw 6 Peg. Arfak 83 Manokwari 22 Manokwari Selatan 3 Maybrat 0 Teluk Bintuni 48 Sorong Selatan 3 Teluk Wondama 2 TOTAL PAPUA BARAT 262 DESA Fak-fak 5 Kaimana 38 9
JUMLAH DESA BELUM BERLISTRIK SUMATERA Aceh Sumut 36 Riau TOTAL SUMATERA 63 DESA Sumbar 2 Bengkulu 7 Jambi 3 0 0
JUMLAH DESA BELUM BERLISTRIK KALIMANTAN Kaltara 6 TOTAL KALIMANTAN 29 DESA Kalbar 3 Kalteng Kalsel 6
JUMLAH DESA BELUM BERLISTRIK SULAWESI TOTAL SULAWESI 5 DESA Sulbar Sulsel 2 Sultra Sulteng 2 2
JUMLAH DESA BELUM BERLISTRIK MALUKU Malut TOTAL MALUKU 3 DESA Maluku 2 3 3
JUMLAH DESA BELUM BERLISTRIK NUSA TENGGARA JUMLAH DESA BELUM BERLISTRIK NUSA TENGGARA NTB 3 NTT 20 TOTAL NUSA TENGGARA 23 DESA 4 4
2 UPAYA PERCEPATAN MELISTRIKI DESA 5 3
UPAYA PERCEPATAN MELISTRIKI 2.006 DESA MENAWARKAN WILAYAH USAHA KEPADA BADAN USAHA NON PLN (BUMD, SWASTA DAN KOPERASI) UNTUK BERPARTISIPASI DALAM MENGELOLA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK SKALA KECIL SEBAGAIMANA DIATUR DALAM PERMEN ESDM NO. 38 TAHUN 206. DITJEN GATRIK - KESDM 6
3 PENGATURAN DALAM PERMEN ESDM 38 TAHUN 206 7 3
PENGATURAN DALAM PERMEN ESDM 38 TAHUN 206 Mekanisme Penetapan Wilayah Usaha (Pasal 6 s/d Pasal 7) Pengadaan Badan Usaha oleh Pemerintah Daerah (Pasal 8) Penugasan Menteri Kepada Badan Usaha (Pasal 0) Hak dan Kewajiban Badan Usaha (Pasal 4 s/d Pasal 8) Penetapan Tarif Tenaga Listrik dan Subsidi (Pasal 9 s/d Pasal 2) Pembinaan dan Pengawasan (Pasal 22) Sanksi Administratif (Pasal 23) DITJEN GATRIK - KESDM 8
MEKANISME PENETAPAN WILAYAH USAHA GUBERNUR USUL KE MENTERI MELALUI BKPM BKPM MENETAPKAN WILAYAH USAHA GUBERNUR MENSELEKSI BADAN USAHA UNTUK UPTLSK 4 5 6 GUBERNUR MENETAPKAN BADAN USAHA PENGELOLA UPTLSK DAN MENERBITKAN IUPTL 2 3 DIRJEN MELAKUKAN VERIFIKASI USULAN GUBERNUR ATAS PERMINTAAN BKPM DIRJEN GUBERNUR MEMINTA PENUGASAN OLEH MENTERI KEPADA BADAN USAHA DIRJEN ATAS NAMA MENTERI MEMBERI PENUGASAN KEPADA BADAN USAHA Dokumen Kelengkapan Usulan Wilayah Usaha Oleh Gubernur: a. Batasan Wilayah Usaha, dengan luas minimal (satu) kecamatan atau yang setingkat; b. Analisis potensi sumber EBT; c. Analisis Kebutuhan dan rencana usaha penyediaan tenaga listrik; d. Analisis Jumlah Rumah Tangga yang akan dilistriki; e. Analisis kemampuan dan kemauan masyarakat setempat untuk membayar; f. Perkiraan rata-rata harga material, jasa dan transportasi 7 8 GUBERNUR DITJEN GATRIK - KESDM 9
SKEMA PROSES UPTLSK DI WILAYAH USAHA BERSUBSIDI UU 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan Pasal 4 ayat (3) dan Pasal ayat (3) PP 4 Tahun 202 Tentang Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Pasal 9 ayat (3) 4 PERUSAHAAN YANG DISELEKSI 3 5 BADAN USAHA GUBERNUR MENTERI ESDM Cq. BKPM SUBSIDI EVALUASI PELAKSANAAN 7 8 VERIFIKASI 2 6 PENETAPAN TARIF KONSUMEN BPP Keterangan:. Pengusulan penetapan wilayah usaha oleh Gubernur kepada Menteri ESDM. 2. Verifikasi usulan Gubernur kepada Menteri ESDM oleh tim teknis. 3. Penetapan wilayah usaha yang diusulkan Gubernur oleh Menteri ESDM. 4. Gubernur melelang wilayah usaha kepada Badan Usaha. 5. Gubernur mengusulkan penugasan oleh Menteri kepada Badan Usaha hasil seleksi. 6 dan 7. Proses penetapan tarif dan subsidi 8. Badan usaha melaporkan pelaksanaan usahanya setiap 6 Bulan kepada Menteri. DITJEN GATRIK - KESDM 20
SKEMA PROSES UPTLSK DI WILAYAH USAHA TANPA SUBSIDI UU 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan Pasal 4 ayat (3) dan Pasal ayat (3) PP 4 Tahun 202 Tentang Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Pasal 9 ayat (3) Tanpa Subsidi 5b Tidak MENGACU KEPADA PERATURAN PERUNDANGAN BADAN USAHA 2 MENTERI ESDM Cq. BKPM 4 TARIF UPTLSK SESUAI TARIF PLN Ya 5a KONSUMEN 6 EVALUASI PELAKSANAAN 3 VERIFIKASI DITJEN GATRIK - KESDM 2
MEKANISME PENETAPAN TARIF SESUAI TARIF PLN TIDAK MEMANFAATKAN DANA SUBSIDI TARIF DITETAPKAN SESUAI PERATURAN PERUNDANGAN TARIF TENAGA LISTRIK 2 MEMANFAATKAN DANA SUBSIDI BADAN USAHA MENGUSULKAN BPP/PENYESUAIAN BPP DIRJEN MELAKUKAN EVALUASI BPP Penyesuaian BPP mempertimbangkan: a. Realisasi penggunaan bahan bakar dan rencana penggunaan ke depan (apabila menggunakan bahan bakar); b. Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan UPTL dan rencana pengeluaran ke depan; c. Realisasi susut jaringan transmisi dan/atau distribusi tenaga listrik dan target susut ke depan; d. Realisasi BPP Tenaga Listrik dan proyeksi ke depan; e. Rencana pengembangan wilayah usaha: proyeksi kebutuhan dan pasokan tenaga listrik, pengembangan pembangkit, transmisi dan/atau distribusi tenaga listrik. DITJEN GATRIK - KESDM 22
FORMULA SUBSIDI LISTRIK UPTLSK S S TTL BPP M V = - (TTL BPP ( + M)) x V = Subsidi Listrik = Tarif tenaga listrik rumah tangga daya 450 VA PT PLN (Persero) (Rp/kWh) = BPP (Rp/kWh) tegangan rendah = Marjin = Volume Penggunaan Maks. 84 kwh per bulan 23
KEWAJIBAN BADAN USAHA. Membuat Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan. 2. Menyediakan tenaga listrik di dalam wilayah usahanya. 3. Mengupayakan pencapaian tingkat rasio elektrifikasi paling sedikit 95% (sembilan puluh lima persen) di dalam wilayah usahanya dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah mendapatkan penugasan dari Menteri. 4. Membangun infrastruktur ketenagalistrikan dan beroperasi sesuai dengan fungsinya paling lama dalam jangka waktu (satu) tahun setelah mendapatkan penugasan dari Menteri. 5. Memenuhi ketentuan keselamatan dan lingkungan ketenagalistrikan. 6. Menyediakan tenaga listrik dan jaringan distribusi tenaga listrik dengan tingkat mutu serta keandalan yang baik. 7. Melaporkan kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik di Wilayah Usahanya setiap 6 (enam) bulan kepada Direktur Jenderal. DITJEN GATRIK - KESDM 24
HAK BADAN USAHA. Dapat mengalihkan Wilayah Usahanya kepada pemegang Wilayah Usaha lainnya setelah menyelesaikan kewajiban pembangunan di Wilayah Usahanya dan mendapatkan persetujuan Menteri melalui Direktur Jenderal. 2. Dapat mengambil alih Wilayah Usaha lainnya setelah mendapatkan persetujuan Menteri melalui Direktur Jenderal dan telah memenuhi kewajiban di Wilayah Usahanya. 3. Mendapatkan lebih dari satu Wilayah Usaha penyediaan tenaga listrik untuk skala kecil dengan mengikuti proses seleksi. DITJEN GATRIK - KESDM 25
4 CONTOH PENGELOLAAN WILAYAH USAHA 26 3
. Kota Batam CONTOH PENGELOLAAN WILAYAH USAHA Berdasarkan keputusan Menteri Negara Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN, selaku Pemegang saham PT PLN (Persero) dalam surat No S-23/M-PM- PBMUN/2000 tanggal 23 Agustus 2000, pada tanggal 3 Oktober 2000, dibentuk PT Pelayanan Listrik Nasional Batam (PT PLN Batam) dengan status sebagai anak perusahaan PT PLN (Persero), dengan wilayah usaha Kota Batam (di luar kawasan Industri Batamindo, Tunas, dan Panbil). Sampai dengan akhir 205 jumlah pelanggan PT PLN Batam sebanyak 284.297 pelanggan dan daya tersambung.260.674 kva. 2. Kabupaten Pelalawan Wilayah Kecamatan Pelalawan, Pangkalan Kerinci, Teluk Meranti dan Kawasan Industri Technopark dikelola oleh PD. Tuah Sekata yang merupakan BUMD dari Kabupaten Pelalawan. Wilayah Usaha PD Tuah Sekata ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala BKPM Nomor //PWUPTL/206 Tanggal 26 Juli 206. Jumlah pelanggan dari PD Tuah Sekata sampai dengan November 206 adalah sebanyak 6.442 pelanggan. DITJEN GATRIK - KESDM 27
CONTOH PENGELOLAAN WILAYAH USAHA Batam DITJEN GATRIK - KESDM 28
Pelalawan CONTOH PENGELOLAAN WILAYAH USAHA DITJEN GATRIK - KESDM 29
TERIMA KASIH 30