Desain Pembelajaran Operasi Bilangan Rasional Menggunakan Pola Busana Di Kelas X SMK

dokumen-dokumen yang mirip
DESAIN ATURAN SINUS DAN ATURAN COSINUS BERBASIS PMRI

Desain Pembelajaran Aturan Sinus dan Aturan Cosinus Berbasis PMRI untuk Mengetahui Strategi Siswa

KONTEKS BUSANA PADA PEMBELAJARAN OPERASI BILANGAN RASIONAL DENGAN PENDEKATAN PMRI

Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring dalam Pembelajaran Segitiga

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: PENGGUNAAN ICEBERG DALAM PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

MEMBANDINGKAN BILANGAN PECAHAN MENGGUNAKAN FRACTION CIRCLE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA

P 30 PENJUMLAHAN BILANGAN DESIMAL MELALUI PERMAINAN RODA DESIMAL

PEMBELAJARAN PMRI. Oleh Muhammad Ridhoni (Mahasiswa Magister Pend. Matematika Universitas Sriwijaya, Palembang)

JAM SEBAGAI STARTING POINT DALAM PEMBELAJARAN SUDUT DI SEKOLAH DASAR. Oleh Shahibul Ahyan

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh :

Penelitian Desain (Design Research) halaman 1

Pembelajaran Pecahan Senilai dengan Bermain Lego

Pemanfaatan Lego pada Pembelajaran Pola Bilangan

MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN RELASIONAL SISWA MENGENAI LUAS BANGUN DATAR SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna

IMPLEMENTASI LESSON STUDY MELALUI PENDEKATAN PMRI PADA MATA KULIAH METODE STATISTIKA I

Kreano 6 (1) (2015): Kreano. Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif

SIKLUS KEDUA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI KELAS IV SEKOLAH DASAR DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau menangkap segala perisitiwa disekitarnya. Dalam kamus bahasa Indonesia. kesanggupan kecakapan, atau kekuatan berusaha.

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 2, No.1, Februari 2013

MODEL FRACTION CIRCLE UNTUK MENDORONG PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN PECAHAN

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

DESAIN PEMBELAJARAN MATERI PENGUKURAN SUDUT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK KELAS VI. Abstrak

DESAIN PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN BILANGAN 1-29 BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SD NEGERI 117 PALEMBANG

PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN BILANGAN DESIMAL KONTEKS PENGUKURAN BERAT BERDASARKAN PENDEKATAN PMRI

LINTASAN BELAJAR UNTUK MEMBELAJARKAN MATERI SISTEM PERSAMAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DENGAN DENGAN PENDEKATAN PMR UNTUK SISWA KELAS VIII

DESIGN RESEARCH: KONSEP NILAI TEMPAT PADA OPERASI PENJUMLAHAN BILANGAN DESIMAL DI KELAS V SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MELALUI PENDEKATAN PMR DALAM POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS. FMIPA UNP,

PERMAINAN TEPUK BERGILIR YANG BERORIENTASI KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN KONSEP KPK SISWA KELAS IV A DI SD N 21 PALEMBANG

Enjoying and Meaningful Mathematics in KKG: Case Study in South Sumatra

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL Jozua Sabandar

PENGEMBANGAN MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUM LIMAS YANG SESUAI DENGAN KARAKTERISTIK PMRI DI KELAS VIII SMP NEGERI 4 PALEMBANG

PENINGKATAN PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

Kreano 6 (1) (2015): Kreano. Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam menguasai pelajaran matematika. Belajar matematika berarti. bermanfaat jika konsep dasarnya tidak dipahami.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:

DESAIN PEMBELAJARAN LUAS SEGI BANYAK MENGGUNAKAN TANGRAM BERPETAK DI KELAS IV

DESAIN PEMBELAJARAN HUBUNGAN SUDUT PUSAT, PANJANG BUSUR, DAN LUAS JURING LINGKARAN MENGGUNAKAN PEMODELAN MARTABAK

PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA PEMBELAJARAN PECAHAN DI SMP. Di sampaikan pada Pelatihan Nasional PMRI Untuk GuruSMP Di LPP Yogyakarta Juli 2008

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk. pengertian yang benar tentang suatu rancangan atau ide abstrak.

PEMANFAATAN VIDEO TAPE RECORDER (VTR) UNTUK PEGEMBANGAN MATEMATIKA REALISTIK DI SMP

ISSN Jurnal Exacta, Vol. IX No. 1 Juni 2011

KAJIAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PADA TEORI BELAJAR DARI BRUNER, APOS, TERAPI GESTALT, DAN RME

P 32 MODEL DISAIN DIDAKTIS PEMBAGIAN PECAHAN BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BELAJAR KONSEP PEMBAGIAN MELALUI PERMAINAN MEMBAGI PERMEN DENGAN DADU

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR)

Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Matematika FKIP UNSRI.

PEMBELAJARAN DIMENSI TIGA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SMA NEGERI 2 TANJUNG RAJA

PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DAN RELEVANSINYA DENGAN KTSP 1. Oleh: Rahmah Johar 2

Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika

Kata Kunci: Pendidikan Matematika Realistik, Hasil Belajar Matematis

DESAIN PEMBELAJARAN OPERASI PECAHAN MENGGUNAKAN KERTAS BERPETAK DI KELAS IV. Lukluk Khuriyati 1. Abstrak

Pembelajaran Materi Bangun Datar Melalui Cerita Menggunakan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Di Sekolah Dasar

MINIMARKET GURU UNTUK BELAJAR PENGURANGAN Oleh:

PERMAINAN BOM ANGKA DALAM KONSEP KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika

Desain Pembelajaran Materi Belah Ketupat Menggunakan Kain Jumputan Palembang untuk Siswa Kelas VII

MAKALAH. Oleh: R. Rosnawati, dkk

BAB III METODE PENILITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti membuat suatu desain

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENUMBUHKEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA

Pengembangan Alur Belajar Pecahan Berbasis Realistic Mathematics Education

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: PEMANFAATAN KOPERASI SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PMRI DI KELAS VII

DESAIN PEMBELAJARAN PELUANG DENGAN PENDEKATAN PMRI MENGGUNAKAN KUPON UNDIAN UNTUK SISWA KELAS VII

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DESAIN PEMBELAJARAN TRANSFORMASI MENGGUNAKAN MOTIF BATIK TULIS SIDOARJO

PERANAN BUAH SEMANGKA DALAM PEMBELAJARAN VOLUME BOLA

KAJIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA (HASIL TAHAPAN PLAN SUATU KEGIATAN LESSON STUDY MGMP SMA)

Desain Materi Bangun Datar Menggunakan Origami Berkonteks Tangram di SD Kelas II

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIK (PTK

Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

PENGEMBANGAN MATERI KESEBANGUNAN DENGAN PENDEKATAN PMRI DI SMP NEGERI 5 TALANG UBI

PEMANFAATAN BUDAYA TRADISIONAL UNTUK MEMBANTU KEGIATAN INVESTIGASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

DESAIN PEMBELAJARAN VOLUME KUBUS DAN BALOK MENGGUNAKAN FILLING DAN PACKING DI KELAS V

Jurnal Silogisme: Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya Oktober 2016, Vol. 1, No.1. ISSN:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. ada umpan balik dari siswa tersebut. Sedangkan komunikasi dua arah, ialah

Pembelajaran Melalui Strategi REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

MENDESAIN SENDIRI SOAL KONTEKSTUAL MATEMATIKA *

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan di era globalisasi seperti saat ini. Pemikiran tersebut dapat dicapai

INTERAKSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PMRI. Makalah dipresentasikan pada. Pelatihan PMRI untuk Guru-Guru SD di Kecamatan Depok dalam rangka

MENEMUKAN RUMUS LUAS LINGKARAN DENGAN KONTEKS TUTUP KALENG KUE BERBENTUK LINGKARAN Oleh:

Pemahaman Konsep FPB Dengan Pendekatan RME. Oleh: Lailatul Muniroh

PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK SEBAGAI PENDEKATAN BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL KELERENG DALAM OPERASI PENGURANGAN DI KELAS I SD

Desain Pembelajaran PMRI 4: "Jika Kamu Penjahit yang Pintar, Berapa cm Panjang Lingkar. Pinggang Pemesan Baju itu?"

Desain Didaktis Konsep Mengukur Sudut di Kelas V Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN TEORETIS

KETERKAITAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

Pengembangan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa. Melalui Pembelajaran Matematika

Pengebangan Design Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bilangan Desimal Siswa Sekolah Dasar

PEMBELAJARAN KONSEP PERKALIAN MELALUI HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DENGAN MERONCE KARET YEYE. Bernadetta Eswindha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMBELAJARAN TENTANG PERSENTASE DENGAN BATERAI HANDPHONE DI KELAS V SD NEGERI 119 PALEMBANG

MAKALAH. diajukan untuk Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan disusun oleh: Achmad Fauzi, S.Pd.Si

MENGHITUNG KELIPATAN SAMBIL MENABUNG. (Laporan Observasi Pertama)

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti mencoba membuat suatu desain

PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG ANAI

Transkripsi:

JURNAL KREANO, ISSN : 2086-2334 Diterbitkan oleh Jurusan Matematika FMIPA UNNES Volume 3 Nomor 2, Desember 2012 Desain Pembelajaran Operasi Bilangan Rasional Menggunakan Pola Busana Di Kelas X SMK Intan Buhati Asfyra 1, Zulkardi 2, dan Budi Santoso 2 1 Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2 Prodi Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya Email 1 : intanbuhatiasfyra@yahoo.co.id Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat peran penggunaan kegiatan membuat pola busana pada materi operasi bilangan rasional. Pada materi ini, menuntut peserta didik dapat menyelesaikan permasalahan operasi bilangan rasional secara kontekstual. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas X Busana 1 SMK Negeri 6 Palembang yang berjumlah 25 orang. Metode yang digunakan adalah desain research terdiri dari tiga tahap, yaitu: preliminary, desain experiment (pilot experiment dan teaching experiment), dan analysis representative. Penelitian ini mengembangkan hasil pembelajaran operasi bilangan rasional dengan menunjukkan aktivitas dan prosedur serta strategi peserta didik dalam menemukan ide atau strategi pada operasi bilangan rasional. Pada bagian ini, akan dibahas penggunaan pola busana sebagai starting point pembelajaran pola bilangan dengan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) sebagai pendekatan yang mendukung aktivitas dari penggunaan konteks tersebut. Selain itu, perubahan dari Hypothetical Learning Trajectory (HLT) ke Learning Trajectory (LT) melalui aktivitas, dilakukan dengan pengumpulan data menggunakan lembar observasi, wawancara, rekaman video, foto dan lembar aktivitas peserta didik. Kata Kunci: operasi bilangan rasional; pola buasana; design research; PMRI Pendahuluan Depdiknas (2006) melalui Permendiknas No. 22 tentang standar isi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjelaskan bahwa salah satu tujuan pembelajaran matematika diantaranya adalah agar siswa memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. Hal ini sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika yaitu (1) komunikasi matematis, (2) penalaran matematis, (3) pemecahan masalah matematis, (4) koneksi matematis, (5) representasi matematis (NCTM, 2000: 7). Sehingga diharapkan setelah mempelajari matematika, siswa di SMK dapat membentuk kompetensi program keahlian yang dapat diterapkannya dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan Diterima pada Disetujui pada Diterbitkan Informasi Tentang Artikel : 3 September 2012 : 15 November 2012 : Desember 2012 73

diri dibidang keahlian dan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. Salah satu materi matematika di SMK adalah operasi bilangan. Bilangan yang di pelajari adalah bilangan rasional dan bilangan bulat. Operasi bilangan rasional dapat diaplikasika ke berbagai aktivitas kehidupan seharihari, seperti operasi bilangan dengan menggunakan angkutan darat (Kairuddin & Darmawijoyo, 2011), operasi bilangan bulat menggunakan media permainan kartu (Kristiyono, 2008), operasi bilangan menggunakan Chinese Yin/Yan (Egan, 1997 dalam Rosmah & Khalid, 2008). Penulis tertarik mengaplikasikan operasi bilangan rasional ke tata busana di sekolah menengah kejuruan. Salah satu kegiatan yang dilakukan siswa jurusan tata busana adalah membuat pola busana. Kegiatan membuat pola busana ada kegiatan dimana siswa harus melakukan berbagai operasi pada bilangan rasional. Dalam kegiatan membuat pola busana, siswa diharapkan memahami konsep operasi pada bilangan rasional. Operasi bilangan merupakan salah satu materi yang dipelajari di kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Salah satu kompetensi dasarnya adalah menerapkan operasi bilangan rasional. Berdasarkan hal tersebut maka siswa diharapkan dapat menerapkan operasi bilangan rasional pada kegiatan membuat pola busana. Namun, kenyataan yang terjadi siswa masih mengalami kesulitan dalam mempelajari operasi bilangan rasional. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Sadi (2007), misalnya dalam operasi pengurangan, kesalahan siswa yang paling umum adalah kesalahan dengan pinjaman. Siswa akan mengambil digit yang lebih kecil dari yang lebih besar terlepas dari posisi angka seperti dalam contoh berikut 543-273 = 314. Menurut penelitian yang dilakukan oleh French (2003), kesalahan siswa salah satunya terletak pada pemahaman tanda dan /, contoh 3 40 = 3/40. Tetapi kebanyakan siswa mengartikan 3 40 3/40. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya operasi bilangan rasional di sekolah yaitu mengajarkan matematika dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). PMRI mengacu pada konsep Fruedenthal dalam Realistic Mathematics Educations (RME). Dua pandangan yang penting dari Fruedenthal adalah (1) mathematics must be connected to reality; and (2) mathematics as human activity (dalam Zulkardi, 2010). Pertama, matematika seharusnya dekat dengan siswa dan berkaitan dengan kehidupan siswa seharihari. Kedua, ditekankan bahwa matematika sebagai aktivitas manusia sehingga siswa seharusnya diberikan kesempatan untuk melakukan aktivitas pembelajaran disetiap topik dalam matematika dalam (Ilma, 2011). Ide utama dari pendekatan matematika realistik adalah siswa harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali (re-invention) ide dan konsep matematika melalui penjelajahan berbagai situasi dan persoalan dunia nyata atau real world dengan bimbingan orang dewasa dan secara bertahap berkembang menuju kepemahaman matematika. Berdasarkan pendahuluan tersebut, peneliti akan mendesain pembelajaran materi operasi bilangan rasional dengan menggunakan pola busana untuk kelas X SMK. Adapun rumusan adalah: Bagaimana pola busana dapat medukung siswa dalam memahami konsep operasi bilangan rasional? dan artikel ini membahas penggunaan pola busana pada operasi bilangan rasional dan strategi siswa dalam melakukan aktivitas pembelajaran yang telah dirancang peneliti. Metode Penelitian ini menggunakan metode penelitian design research yang akan mendesain materi operasi bilangan 74

rasional dengan pendekatan PMRI menggunakan kegiatan membuat pola busana untuk kelas X SMK. Proses pada desain penelitian ini adalah proses siklik (berulang). Proses siklik yaitu dari eksperimen pemikiran kemudian ke eksperimen pembelajaran dalam bentuk diagram dengan ilustrasi ide percobaan dari Gravemeijer dan Cobb (dalam Akker, 2006) yang terlihat pada gambar 1. Gambar 1: Siklik Design Research (Gravemeijer, 2004) Dasar dari penelitian ini adalah proses siklus yang didesain berupa dugaan pembelajaran, tes dan merevisi dugaan pembelajaran tersebut di kelas sehingga menghasilkan lintasan belajar. Dugaan tersebut dianalisis lalu didesain kembali dan direvisi kemudian diimplementasikan lagi (Gravemeijer dan Cobb, 2001). Adapun subjek dari penelitian ini terdiri dari: tahap pilot experiment adalah siswa berjumlah 6 orang terbagi menjadi 3 kemampuan yaitu tinggi, sedang dan rendah dan tahap teaching experiment dikelas X Busana 1 SMK Negeri 6 Palembang berjumlah 25 orang. Bagian dari design research adalah pengembangan teori antara proses pembelajaran dan mendukung pembelajaran. Tahapan penelitian ini, yaitu: 1. Preliminary Design Pada tahap ini, peneliti menuangkan ide awal, yang dimulai dengan mempelajari berbagai kajian literatur tentang pola busana dan beberapa buku yang berhubungan dengan operasi bilangan rasional. Kemudian peneliti mendesain HLT yang memuat tujuan pembelajaran, aktivitas pembelajaran dan dugaan cara berpikir siswa dari tahap informal ke tahap formal. Pola busana dijadikan startingpoint karena dekat dengan kehidupan sehari-hasri siswa SMK 2. Teaching Experiment Pada tahap ini, HLT yang telah dibuat diujicobakan secara bertahap. Pertama, tahap pilot experiment dimana pada tahap ini peneliti sebagai guru dan guru model mengobservasi proses pembelajaran. Pada kelas teaching experiment dilakukan pada kelompok besar yang dilakukan oleh guru model. Revisi HLT yang menjadi Learning Trajectory (LT) dilaksanakan pada tahap ini sehingga pola pikir dan strategi siswa sangat terlihat dengan menggunakan pola busana pada materi pola operasi bilangan rasional. 3. Retrospective Analysis Pada tahap retrospective analysis, peneliti melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan pada tahap teaching experiment. Pada tahap ini HLT yang telah didesain dibandingkan dengan proses pembelajaran siswa yang sebenarnya dan dari hal tersebut peneliti dapat menjawab rumusan masalah penelitian 75

Hasil Proses pembelajaran yang berlangsung terdiri dari beberapa aktivitas. Sebelum dan sesudah aktivitas dilakukan tes awal dan tes akhir guna mengetahui kemampuan pemahaman konsep siswa. Adapun aktivitas yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Aktivitas 1 Mengukur Ukuran Badan Aktivitas: Siswa mengeksplorasi pengetahuan awal dengan melihat slide tentang jenisjenis pola busana beserta ukurannya. Pada aktivitas 1 ini, siswa secara berkelompok mengukur ukuran badan teman sekelompoknya, disini ukuranukurannya berdasarkan pola dasar rok seperti lingkar pinggang, panjang rok, lingkar pinggul, dan tinggi pinggul. Kemudian siswa berdiskusi, apakah terdapat perbedaan hasil pengukuran mereka terhadap orang yang sama, dan kenapa bisa demikian?. Selanjutnya salah satu kelompok mepresenasikan jawaban mereka ke depan kelas Tujuan Pembelajaran: Siswa mampu membedakan jenisjenis busana dan pola busana, mampu mengukur ukuran badan serta siswa mampu untuk menjelaskan letak kelemahan dalam proses pengukuran. Hasil Aktivitas Gambar 2a dan 2 b. Hasil pengukuran dua siswa Dari gambar 2a dan 2b, terlihat bahwa hasil pengukuran dua orang siswa terhadap teman yang sama. Disini didiskusikan alasan mereka terhadap hasil pengukuran tersebut. Ada siswa yang menjawab dengan benar yaitu ya terdapat perbedaan, karena pada saat yang saya mengukur orang yang sama vetter-band yang dipasang bergeser jadi hasil pengukurannya berbeda. Tetapi ada juga siswa yang tidak mengerti dengan soal yang dimaksudkan, jawaban siswa tersebut yaitu ya ada yang berbeda, karena teman yang mengukurnya berbeda. Setelah kegiatan berlangsung, salah satu kelompok tampil ke depan kelas untuk mepresentasikan hasil jawaban mereka. Disini, guru bersamasama dengan siswa mendiskusikan hasil jawaban siswa b. Aktivitas 2 Menggambar Pola Busana Sesuai Skala Aktivitas: Siswa mengeksplorasi pengetahuan awal dengan melihat slide tentang ukuran-ukuran benda sebenarnya dengan ukuran-ukuran benda pada gambar, sehingga siswa dapat menarik kesimpulan tenang definisi skala. Kemudian siswa secara berkelompok diminta untuk mengingat kembali salah satu ukuran badan teman sekelompoknya, kemudian ukuran tersebut diubah sesuai skala. Selanjutnya siswa melakukan operasi bilangan rasional yang sesuai untuk menggambar pola dasar rok, dan siswa menggambar pola dasar rok pada kertas yang telah disediakan Tujuan Pembelajaran: Siswa mampu mengubah ukuran sebenarnya menjadi ukuran sesuai dengan skala dan siswa mampu menggambar pola busana sesuai skala. Hasil Aktivitas: 76

Ukuran badan yang telah diukur pada petemuan sebelumnya dituliskan kembali kemudian diubah berdasarkan skala. Pada lingkar pinggang salah satu siswa berukuran 76cm, setelah diubah berdasarkan skala menjadi 19cm. Operasi perhitungan siswa yaitu Sehingga gambar pola busana yang dihasilkan terlihat pada gambar 3 Gambar 3: Gambar Pola Dasar Rok c. Aktivitas 3 Membuat Pola Busana Aktivitas: Siswa secara berkelompok diminta untuk mengingat kembali salah satu ukuran badan teman sekelompoknya, kemudian siswa diminta untuk membuat pola busana dengan ukuran yang sebenarnya, dimana pada proses membuat pola busana tersebut terdapat operasi-operasi bilangan rasional yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Selanjutnya salah satu kelompok meperesentasikan hasil jawaban mereka didepan kelas. Tujuan Pembelajaran: Siswa mampu melalukan operasi bilangan rasional dan siswa mampu membuat pola busana. Hasil Aktivitas: Pada saat membuat pola busana, siswa terlebih dahulu melakukan operasi bilangan rasional. Salah satu operasi nya yaitu BE = (lingkar pinggang : 4) + 1 + kupnat.. Dimana panjang BE adalah perhitungan untuk mencari lebar rok. Berikut adalah salah satu jawaban siswa B-E = (67 : 4) + 1 + 3 = 20,75cm. Hasil pola rok yang dibuat siswa dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Pola dasar rok Gambar 4 memperlihatkan hasil perhitungan operasi bilangan rasional untuk membuat pola dasar rok. Gambar 3b memperlihatkan hasil pola dasar rok yang telah dibuat. d. Aktivitas 4 Menyelesaikan Soal-Soal Operasi Bilangan Rasional. 77

Aktivitas: Pada aktivitas 4 ini, siswa secaea berkelompok berdiskusi tentang soal-soal yang berhubungan dengan operasi bilangan rasional. Kemudian beberapa kelompok memperesentasikan salah satu jawaban mereka di depan kelas. Tujuan Pembelajaran: Siswa mampu melakukan operasi bilangan rasional ke dalam permasalahan yang lebih luas. Hasil Aktivitas: Siswa secara kelompok menyelesaikan beberapa permasalahan yang ada pada lembar aktivitas. Selain itu terlihat juga bahwa siswa menjawab beberapa soal pemecahan masalah yang merupakan aplikasi dari operasi bilangan rasional. Gambar 5. Kegiatan siswa Kemudian siswa mempresentasikan hasil jawabannya ke depan kelas. Disini siswa bersama-sama mendiskusikan hasil jawaban mereka dengan guru sebagai fasilitator. Gambar 6: Presentasi Siswa Pembahasan Dari hasil design research yang telah dilakukan, diperoleh lintasan belajar operasi bilangan rasional menggunakan pola busana dengan pendekatan PMRI dilakukan dikelas X SMK. Berdasarkan penelitian Tasman (2011) dan Prahmana (2012), bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan PMRI dapat menggiring peserta didik dalam mengenal konsep pembelajaran matematika. Selain itu, diperoleh strategistrategi pemikiran siswa dalam menyelesaikan materi operasi bilangan rasional. Strategi tersebut merupakan dampak dari penerapan HLT yang telah 78

didesain dan diujicobakan pada tahap pilot experiment kemudian direvisi sehingga dapat diterapkan pada teaching experiment yang menghasilkan LT. Pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan kain pola busana sebagai starting point untuk mengawali materi operasi bilangan rasional. Konteks pola busana dipakai karena menurut Jan De Lange (1987), terdapat empat jenis konteks, salah satunya yaitu: konteks pendidikan dan pekerjaan meliputi situasi masalah dimana peserta didik mungkin menghadapinya saat di sekolah, termasuk masalah-masalah buatan yang akan ditemui dalam situasi kerja (dalam Kairuddin & Darmawijoyo, 2011). Kegiatan-kegiatan yang ada pada saat membuat pola busana membuat pola pikir siswa lebih luas dalam menjangkau materi tersebut. Untuk mendukung proses pembelajaran tersebut, maka pendekatan PMRI berperan sangat besar dalam proses pembelajaran yang berlangsung lebih aktif dan efisien. Aktivitas siswa lebih terlihat sesuai dengan karakteristik PMRI. Karakteristik PMRI yang muncul dalam proses pembelajaran ini sejalan dengan aktivitas berpikir. Lima karakteristik pembelajaran matematika realistik menurut Gravemeijer (1994) adalah sebagai berikut: 1) Menggunakan masalah kontekstual. Masalah kontekstual sebagai aplikasi dan titik tolak dimana matematika yang diinginkan dapat muncul. Siswa mengamati jenis-jenis busana beserta pola busananya. Gambar 7. Proses masalah kontesktual Gambar 7 menjelaskan tentang proses dimana siswa mulai mengukur ukuran badan kemudian menggambar pola selanjutnya membuat pola busana. Ini menjelaskan tentang proses dari tahap formal ke tahap informal. Kemudian siswa juga mengamati gambar benda yang sebenarnya dengan gambar benda pada kertas untuk mempelajari definisi dari skala Gambar 8. Skala benda Gambar 8 menjelaskan tentang gambar sebenarnya yang kemudian digambarkan berdasarkan skala. Berdasarkan kegiatan siswa, hal ini merupakan apersepsi yang diajarkan kepada siswa dalam mempelajari skala, kemudian siswa dapat mengubahan ukuran badan sebenarnya ke ukuran badan beradasrkan skala. 79

2) Menggunakan model atau jembatan sebagai instrumen vertikal Perhatian diarahkan pada pengembangan model, skema dan simbolisasi daripada mentransfer rumus atau matematika formal secara langsung. Siswa menggembangkan ukuran-ukuran badan yang telah diperoleh menjadi pola busana dalam bentuk gambar menggunakan skala (Gambar 9). Gambar 9. Hasil Kegiatan Siswa 3) Menggunakan kontribusi siswa. Kontribusi yang besar dalam proses belajar mengajar diharapkan berasal dari konstruksi siswa sendiri yang mengarahkan mereka pada informal ke arah formal. Siswa melakukan operasi bilangan rasional yang terdapat pada kegiatan membuat pola busana (Gambar 10). Gambar 10. Hasil perhitungan siswa dan pola busana 4) Interaktifitas. Dalam pembelajaran perlu sekali melaksanakan interaksi, baik antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dan guru yang berperan sebagai fasilitator. Siswa melakukan kegiatan pengukuran teman sekelompoknya, siswa mendiskusikan jawaban mereka dan mempresentasikan jawaban mereka merupakan interaksi antar siswa. Inetraksi dengan guru berupa pertanyaan yang datang dari siswa kepada guru maupun sebaliknya. 5) Terintegrasi dengan topik pembelajaran lainnya. PMRI menempatkan keterkaitan (intertwinement) antara konsep matematika sebagai hal penting yang harus dipertimbangkan dalam pembelajaran, karena pada dasarnya konsep-konsep matematika tidak bersifat parsial, banyak konsep matematika yang memiliki keterkaitan. Keterkaitan antara materi tata busana dengan materi matematika berupa oprasi bilangan rasional. Kesimpulan Pengguanaan pola busana dalam pembelajaran matematika dapat dijadikan starting-point. Karena pola busana berkaitan dengan kegiatan sehari-hari siswa SMK sehingga dapat membantu siswa dalam menentukan konsep operasi 80

bilangan rasional. Ukuran pola busana yang digeneralisasikan gambar pola busana sehingga mempunyai kekuatan yang dapat merepresentasikan pikiran siswa dalam menentukan strategi yang digunakan. Daftar Pustaka Akker, et al. 2006. Education Design Research. London: Routledge Taylor and Francis Group. Depdiknas. 2006. Peraturan Pendidikan Nasional no 19 tahun 2005 Tentang Standar Isi Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Depdiknas. French, D. 2003. Problem in learning school algebra. Notes and handout from seminar at SHU March 22. Gravemeijer, K. & Van Erde, D. 2009. Design Research from a Learning Design Perspective. In Jan Van den Akker, et al. Educational Design Research: Routledge. Gravemeijer, K. 1994. Developing Realistic Mathematics Education. Ultrecht: Freudenthal Institute. Ilma. 2011. Professional development of mathematics primary school teacher in Indonesi using lesson study and realistic mathematics education approach. Proceeding of the International Congress for School Effectiveness and Improvement (ICSEI), Limassol, Cyprus. Kairuddin & Darmawijoyo. 2011. The Indonesian s road transportations as the context to support primary school learning number operation. Indonesian Journal on Mathematics Education (IndoMS -JME). Vol. 2(1), pp. 67-78. Kristiyono, H. 2008. Mahir Perkalian dan Pembagian Bilangan Dasar Melalui Metode Permainan Kartu. Jurnal Pendidikan Penabur. 10, Rengasdengklok. Diakses tanggal 12 Februari 2012, pada http://isjd.pdii.lipi.go.id/ admin/ jurnal/ 71008110.pdf NCTM. 2000. Principles and Standard for School Mathematics. Reston: The National Council of Teacher of Mathematics, Inc. Rosmah, Hj. B. & Khalid, M. 2008. Using the jar model to improve students understanding of operation on integers. Proceeding of International Congress on Mathematical Education (ICME), Mexico, 11, pp. 83-94. Sadi, A. 2007. Misconceptions in Numbers. UGRU Journal. Diakses tanggal 12 Februari 2012, pada http://www.ugru.uaeu.ac.ae/ ugrujournal/ ugrujournal_files/ sr5/min.pdf. Zulkardi. 2010. How to Design Matematics Lesson based on the Realistic Approach? Diakses tanggal 15 Desember 2012, pada http://eprints.unsri.ac.id/692/1/rme.html 81