PENGARUH ph TERHADAP PERKEMBANGAN GONAD IKAN RAINBOW SAWIAT (Melanotaenia sp.)

dokumen-dokumen yang mirip
SIKLUS REPRODUKSI TAHUNAN IKAN RINGAN, TIGER FISH (Datnioides quadrifasciatus) DI LINGKUNGAN BUDIDAYA AKUARIUM DAN BAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

ADAPTASI DAN PEMELIHARAAN IKAN HIAS GURAME COKLAT (Sphaerychthys ophronomides) DENGAN PENAMBAHAN DAUN KETAPANG

515 Keragaan pertumbuhan benih Cherax... (Irin Iriana Kusmini)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Penentuan Betina dan Jantan Identifikasi Kematangan Gonad

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Derajat Pemijahan Fekunditas Pemijahan

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNIK PRODUKSI INDUK BETINA IKAN NILA. T. Yuniarti, Sofi Hanif, Teguh Prayoga, Suroso

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

Titin Herawati, Ayi Yustiati, Yuli Andriani

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

EVALUASI PENGGUNAAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasseltii)

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

statistik menggunakan T-test (α=5%), baik pada perlakuan taurin dan tanpa diberi Hubungan kematangan gonad jantan tanpa perlakuan berdasarkan indeks

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

PEMANFAATAN BIOFLOK DARI LIMBAH BUDIDAYA LELE DUMBO (Clarias gariepinus) SEBAGAI PAKAN NILA (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGGUNAAN KOMBINASI BERAGAM PAKAN HIJAUAN DAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT IKAN GURAME (Osphronemus gouramy Lac.)

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

HASIL DAN PEMBAHASAN

IMPLANTASI HORMON TERHADAP KEMATANGAN GONAD IKAN TILAN MERAH (Mastacembelus erythrotaenia)

BAB III BAHAN DAN METODE

EFEKTIFITAS SISTEM AKUAPONIK DALAM MEREDUKSI KONSENTRASI AMONIA PADA SISTEM BUDIDAYA IKAN ABSTRAK

Darti Satyani, Nina Meilisza, dan Lili Solichah

GONAD MATURATION OF SEPAT RAWA (Trichogaster trichopterus Blkr) WITH DIFFERENT FEEDING TREATMENTS. By Rio Noverzon 1), Sukendi 2), Nuraini 2) Abstract

5. PARAMETER-PARAMETER REPRODUKSI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

I. PENDAHULUAN. salah satu daya pikat dari ikan lele. Bagi pembudidaya, ikan lele merupakan ikan

AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT

I. PENDAHULUAN. Ikan merupakan alternatif pilihan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

Kata kunci: ikan nila merah, tepung ikan rucah, vitamin E, TKG, IKG

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga. Pendahuluan

II. BAHAN DAN METODE

EMBRIOGENESIS IKAN SYNODONTIS Synodontis eupterus (Boulenger, 1901) Disusun oleh :

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

EVALUASI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ORGAN REPRODUKSI TIGA GENOTIPE IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

PERBEDAAN JUML AH PEMBERIAN KOTORAN AYAM TERHADAP VARIASI PL ANKTON YANG DIMAKAN IKAN PEL ANGI (Melanotaenia parva)

PRODUKSI LARVA IKAN RAINBOW MERAH PARROT (Glossolepis incisus) DENGAN JUMLAH SUBSTRAT TALI RAFIA YANG BERBEDA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Reproduksi dan Perkembangan Gonad Ikan Lele. Ikan lele (Clarias sp) pertama kali matang kelamin pada umur 6 bulan dengan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN CALON INDUK IKAN BERONANG Siganus guttatus TURUNAN PERTAMA (F-1) DENGAN BOBOT BADAN YANG BERBEDA

III. METODOLOGI PENELITIAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh: Tinggal Hermawan BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT AMBON DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN RI

METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Ikan lele dumbo merupakan komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan di air

Dukungan kelestarian keanekaragaman melalui produksi larva ikan rainbow kurumoi (Melanotaenia parva) pada ukuran induk berbeda

Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Derajat Kelangsungan Hidup (SR) Perlakuan Perendaman (%)

BAB III METODE PENELITIAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Ikan baung (Mystus nemurus) adalah ikan air tawar yang terdapat di

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai September 2011 bertempat

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012, di Balai

Keragaan benih ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu dengan kepadatan berbeda

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Balai Benih Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

Ridwan Manda Putra 1) Diterima : 12 Januari 2010 Disetujui : 25 Januari 2010 ABSTRACT

Pemeliharaan Ikan Botia (Botia macracantha) dengan Pemberian Pakan Komersial dan Pakan Hidup (Pheretima sp.)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) GALUNGGUNG SUPER

PEMIJAHAN IKAN TAWES DENGAN SISTEM IMBAS MENGGUNAKAN IKAN MAS SEBAGAI PEMICU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan)

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

PENDAHULUAN. Usaha perikanan Indonesia sudah sejak lama berlangsung dan terus

KE DUA (F-2) DALAM MENUNJANG TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN KERAPU

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

TINGKAT PERKEMBANGAN GONAD, KUALITAS TELUR DAN KETAHANAN HIDUP LARVA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) BERDASARKAN PERBEDAAN SALINITAS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. ukuran panjang tubuh sekitar 20 cm dan ukuran berat tubuh gram. Di

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.

HASIL DAN PEMBAHASAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

bio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek

PEMATANGAN GONAD IKAN PALMAS (Polypterus senegalus) DENGAN MENGGUNAKAN PAKAN YANG BERBEDA

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

403 Pengaruh ph terhadap perkembangan gonad... (Eni Kusrini) PENGARUH ph TERHADAP PERKEMBANGAN GONAD IKAN RAINBOW SAWIAT (Melanotaenia sp.) Eni Kusrini *), Agus Priyadi *), Gigih Setia Wibawa *), dan Irsyaphiani Insan **) *) Balai Riset Budidaya Ikan Hias Jl. Perikanan No. 13, Pancoran Mas, Depok E-mail: ennyperikanan@yahoo.com **) Pusat Riset Perikanan Budidaya ABSTRAK Ikan rainbow (ikan pelangi) merupakan ikan yang cantik dan terkenal dari Indonesia bagian timur terutama Papua. Permintaan yang tinggi terutama pasar ekspor dituntut untuk dapat memproduksi dalam jumlah yang besar pula. Produktivitas yang optimal akan menuntut kondisi lingkungan yang optimal. Kondisi media pemeliharaan terutama ph yang amat berpengaruh terhadap perkembangan gonad merupakan faktor yang amat penting untuk diketahui nilai optimalnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ph air media dalam perkembangan gonad rainbow untuk memperbaiki atau meningkatkan produksinya. Sebanyak 378 ekor calon induk ikan rainbow Sawiat (Melanotaenia sp.) dipelihara dalam 18 akuarium berukuran 50 cm x 40 cm x 35 cm dengan kepadatan 21 ekor, berukuran bobot rata-rata 1,502 g ± 0,539 (jantan); betina 1,339 g ± 0,298 dan panjang induk jantan rata-rata 5,227 cm ± 0,426; betina 5,160 cm ± 0,332. Calon induk dipelihara dalam 3 perlakuan dan 6 ulangan di hatcheri Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar Depok dengan sistem resirkualasi. Perlakuan yang dicobakan yaitu dalam air dengan ph 5,5 5,8 (sebagai kontrol); ph 6,0 6,9 (dengan penambahan biobal), dan ph 7,0 8,0 (dengan penambahan karang). Pemeliharaan dilakukan selama 6 bulan dengan pemberian pakan berupa blood worm secara ad libitum sehari 2 kali. Pengamatan ph dilakukan setiap hari, histologi gonad dilakukan pada awal dan akhir penelitian, sedangkan diameter telur, diukur pada akhir penelitian. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan ph 7,0 8,0 memberikan hasil yang terbaik terhadap perkembangan gonad ikan rainbow Sawiat. KATA KUNCI: Melanotaenia sp., gonad, ph air PENDAHULUAN Ikan hias rainbow (Melanotaenia sp.) merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang memiliki nilai jual lokal maupun ekspor yang tinggi. Allen (1978) menyatakan bahwa ikan hias rainbow ini merupakan jenis ikan yang penting untuk dibudidayakan di Australia. Di Indonesia, budidaya ikan hias rainbow belum dilakukan secara intensif karena masih adanya kendala-kendala yang dialami oleh pembudidaya, benih yang tersedia masih belum memadai dan teknologi pembenihan juga belum dikuasai. Selanjutnya Lesmana & Dermawan (2001) menyatakan bahwa ikan rainbow tersebut dalam media pemeliharaan yang sesuai dan pakan yang baik dapat tumbuh dengan cepat. Produktivitas yang optimal akan menuntut kondisi lingkungan yang optimal pula. Sejak tahun 2005 ikan hias rainbow telah banyak dikembangbiakkan secara tradisional oleh para petani. Keberhasilan pembenihan untuk jangka panjang tidak lepas dari banyak faktor di antaranya lingkungan, pakan, penyakit, dan perlakuan yang lain selain faktor genetik dari individu tersebut. Sampai saat ini penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembenihan ikan hias rainbow ini masih sangat terbatas. Oleh karena itu, data mengenai keberhasilan budidaya ikan hias rainbow khususnya rainbow endemik Papua belum ada. Penelitian tentang pemberian pakan alami telah dilakukan di LRBIHAT Depok 2008 terhadap manajemen calon induk ikan rainbow, untuk mengetahui perkembangan gonadnya. Hasil yang diperoleh blood worm memberikan pengaruh yang terbaik terhadap kematangan gonad. Selain pakan, pengaruh lingkungan (kualitas media pemeliharaan) merupakan faktor yang tidak kalah penting untuk kegiatan domestikasi, mengingat ikan ini termasuk endemik, yang nantinya akan berguna bagi pembudidaya dalam meningkatkan produksi.

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010 404 Kualitas air khususnya ph yang optimal merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat penting untuk keberhasilan budidaya ikan ini. Dengan diketahui faktor-faktor yang mendukung untuk viabilitas dan fertilitas spesies ini maka usaha pembenihan akan lebih dapat diharapkan. Walaupun rainbow merupakan ikan yang amat toleran terhadap lingkungan baru, tetapi kondisi ph media pemeliharaan yang optimal tentunya akan membuat ikan ini bereproduksi lebih baik. Ikan rainbow (Melanotaenia sp.) yang hanya ditemukan di Sungai Sawiat, Papua rata-rata mempunyai habitat dengan ph air tinggi yaitu berkisar antara 8 10. Sedangkan ph air yang umum di lingkungan untuk kegiatan budidaya di Jawa Barat (daerah eksportir) umumnya hanya berkisar antara 6 7, sehingga untuk mendukung reproduksi pengaturan ph harus sesuai dengan habitat aslinya minimal mendekati kondisi basa. Oleh karena itu, penelitian tentang ph air perlu dilakukan guna memberikan informasi terhadap pembudidaya untuk meningkatkan produksinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ph air yang sesuai untuk perkembangan gonad ikan rainbow Sawiat. Penelitian pengaruh ph ini merupakan penelitian pendahuluan terhadap ikan rainbow F 1 terhadap kematangan gonadnya. BAHAN DAN METODE Calon induk ikan rainbow yang berasal dari Sungai Sawiat, Papua sebanyak 378 ekor yang berasal dari turunan F 1 berukuran bobot rata-rata 1,502 g ± 0,539 (jantan); betina 1,339 g ± 0,298 dan panjang induk jantan rata-rata 5,227 cm ± 0,426; betina 5,160 cm ± 0,332 dipelihara dalam 18 akuarium berukuran 50 cm x 40 cm x 35 cm dengan kepadatan 21 ekor tiap akuarium,dengan perbandingan 1 jantan:2 betina. Calon induk ikan tersebut dipelihara dalam 3 perlakuan yaitu dalam media atau air dengan ph 5,5 5,8 (sebagai kontrol); ph 6,0 6,9; dan ph 7,0 8,0; dengan ulangan 6 kali. Pengaturan ph menggunakan filter dengan sistem resirkulasi, untuk perlakuan ph 6,0 6,9 menggunakan bioball sebagai filter, perlakuan ph 7,0 8,0 menggunakan karang sebagai filter. Pemeliharaan dilakukan selama 6 bulan, selama pemeliharaan pakan yang diberikan adalah blood worm (cacing super) secara ad libitum sehari dua kali pagi dan sore. Pengamatan terhadap kematangan gonad dilakukan setiap bulan dengan cara visual, sedangkan untuk pembedahan dan histologi gonad dilakukan pada awal dan akhir penelitian, sedangkan diameter telur juga diukur pada akhir penelitian. Pemeriksaan kondisi sperma terhadap ikan jantan secara histologis dilakukan pada akhir penelitian. Pengukuran ph dilakukan setiap hari dengan menggunakan ph meter digital untuk mengetahui perubahan ph perlakuan. Sebagai data pendukung, pengamatan parameter kualitas air lain seperti kesadahan, hardness, kalsium, oksigen, CO 2, amonia, nitrit, dan alkalinitas juga dilakukan setiap bulan. Penyiponan dilakukan setiap 2 hari sekali, sedangkan penggantian air dilakukan setiap 2 minggu sekali. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. HASIL DAN BAHASAN Pengambilan data perkembangan gonad ikan rainbow sawiat (Melanotaenia sp.) dilakukan setiap sebulan sekali dengan pengamatan visual. Berdasarkan pengamatan visual diketahui bahwa pada bulan ketiga induk-induk yang dipelihara pada perlakuan ph 7 8 memijah pada beberapa ulangan tetapi belum semuanya. Telur-telur tersebut setelah beberapa hari kemudian menghilang, hal tersebut berlangsung beberapa kali mengingat pemijahannya secara parsial sehingga hampir setiap hari terdapat telur. Pada minggu berikutnya pada perlakuan ph 7,0 8,0 terjadi pemijahan untuk semua ulangan. Setelah beberapa hari kondisi telur sama halnya dengan di awal pemijahan pada perlakuan tersebut yaitu telurnya menghilang. Hilangnya telur diduga terbawa aliran air sehingga diletakkan substrat yaitu dari tanaman air hydrila pada tiap-tiap akuarium dan mengecilkan aliran air. Kondisi telur setelah dipasang substrat berkembang baik dan dapat menetas. Larva sementara diberi pakan berupa artemia, dan dipindahkan ke tempat lain tetapi mortalitas sangat tinggi, sehingga dicobakan untuk didiamkan pada akuarium tersebut, namun kondisi larva sama yaitu mortalitas sangat tinggi. Pada bulan keempat perlakuan ph 6,0 6,9 untuk sebagian besar ulangan memijah, dan pada akuarium tersebut sudah diletakkan substrat (hydrila) sehingga telur menempel pada substrat tersebut. Minggu berikutnya semua ulangan pada perlakuan ini semua memijah, tetapi berulangkali tetap larva mati seperti halnya pada perlakuan pertama. Sampai menginjak bulan kelima perlakuan kontrol (ph 5,5 5,8) belum memijah.

405 Pengaruh ph terhadap perkembangan gonad... (Eni Kusrini) Pembedahan ikan dilakukan pada awal dan akhir penelitian untuk mengetahui kondisi gonad, dan untuk analisis histologi. Kondisi gonad pada awal penelitian seperti terlihat pada Gambar 1, di mana ikan berumur 7 bulan gonad sudah mulai terbentuk tetapi masih belum jelas, terutama pada ikan jantan hampir belum kelihatan. Untuk lebih memperjelas pengamatan, gonad tersebut dibuat preparat histologinya baik ikan jantan maupun betina (Gambar 2). Gambar 1. Kondisi gonad ikan rainbow Sawiat (Melanotaenia sp.) berumur 7 bulan pada awal penelitian Gambar 2. Fotomikrograf dari gonad ikan rainbow dalam berbagai ukuran dengan pewarnaan hematoxylin dan eosin Pengamatan terhadap induk ikan rainbow baik jantan maupun betina tidak dapat dilakukan stripping atau pengurutan atau katerisasi, karena pemijahan ikan tersebut bersifat parsial sehingga telur lengket dan menggumpal. Untuk penghitungan fekunditas ikan rainbow sampai saat ini belum didapatkan karena setiap hari mengeluarkan telur, dan berlangsung sampai berminggu-minggu bahkan sampai lebih dari sebulan. Oleh karena itu, pengamatan untuk mengetahui kondisi gonad jantan dan betina untuk semua perlakuan dibuat preparat histologi. Hasil-hasil pengamatan histologi gonad pada akhir penelitian disajikan pada Gambar 3, 4, dan 5. Berdasarkan hasil analisis histologi ketiga perlakuan, oosit gonad menunjukkan telah memasuki stadium IV dan V. Hasil histologi pada perlakuan ph 7,0 8,0 menunjukkan matang lebih dahulu selain ditunjukkan dengan pemijahan yang sudah lebih dulu dibandingkan dengan kedua perlakuan yang lain. Pada akhir penelitian ini perlakuan kontrol untuk gonad jantan tidak dapat dibuat preparat histologinya. Hal tersebut sudah dilakukan sampai 3 kali ulangan tetapi dengan gonad yang terlalu kecil dan tipis sehingga tidak dapat didiagnosis (terbaca). Berdasarkan hasil tersebut maka ph lingkungan sangat berpengaruh terhadap kematangan gonad ikan rainbow tersebut.

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010 406 Gambar 3. Fotomikrograf gonad ikan rainbow Sawiat pada perlakuan ph 7,0 8,0 ovarium (kiri) menunjukkan fully yolked oocyte (a) vacuola, (b) (pewarnaan H&E, 100x), dan testis (kanan) menunjukkan lobus testikular dari tubulus seminiferus (a) mesorchia, (b) (pewarnaan H&E, 200x). Diagnosis TKG V (vitellogenesis) Gambar 4. Fotomikrograf ikan rainbow Sawiat pada perlakuan ph 6,0 6,9 ovarium (kiri) menunjukkan yolked oocyte (a) vacuola, (b) (pewarnaan H&E, 100x) dan testis (kanan) lobus testikular dari tubulus seminiferus (a) mesorchia, (b) (pewarnaan H&E,200x). Diagnosis final oocyte maturation (TKG IV) Gambar 5. Fotomikrograf ikan rainbow Sawiat pada perlakuan ph 5,5 5,8 ovarium menunjukkan yolked oocyte (a) (pewarnaan H&E, 100x). Diagnosis final oocyte maturation (TKG IV) Beberapa penelitian menunjukkan bahwa proses alamiah pematangan gonad ikan di mulai dari proses vitelogenesis, yang berasal dari lapisan granulose pada folikel oosit dilepas ke dalam darah, kemudian merangsang hati untuk mensintesis vitelogenin (Nagahama, 1987; Tyler, 1991). Setelah disintesis, vitelogenin dilepaskan ke dalam darah, kemudian secara selektif akan diserap oleh oosit.

407 Pengaruh ph terhadap perkembangan gonad... (Eni Kusrini) Akibat penyerapan vitelogenin, sel telur akan tumbuh membesar. Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa media dengan ph air 7,0 8,0 diameter oosit sedikit lebih besar, dengan sebaran oosit juga lebih besar dibandingkan pada ph 6,0 6,9 maupun kontrol. Berdasarkan hasil pengamatan secara histologis, tingkat kematangan oosit induk ikan rainbow pada semua perlakuan ph 7,0 8,0 didapatkan sudah berada pada stadium 5 (Gambar 3) dengan didominasi oosit stadium matang dengan ditandai oosit membulat dan berwarna merah muda terang dan terdapat beberapa inti sel sudah bermigrasi, dinding oosit menipis (Chinabut et al., 1991). Pada media air dengan ph 6,0 6,9 dan kontrol diperoleh stadium IV, oosit tampak baru mencapai fase vitelogenesis dengan ditandai pada sitoplasma banyak butir vitelogenin terakumulasi ke dalam inti (Gambar 4 dan 5). Pengamatan terhadap kualitas air yang dilakukan sebulan sekali meliputi: suhu, CO 2, O 2, Alkalinitas, NH 3, NO 2, dan hardness kecuali ph dilakukan pengukuran setiap hari (Tabel 1) masih dalam kondisi layak untuk kehidupan ikan rainbow. Untuk ph air yang baik untuk kehidupan ikan menurut Boyd (1982), adalah berkisar antara 6,0 9,0 tetapi untuk rainbow Sawiat yang berasal dari habitat asli di Papua ph-nya 8,0 10 sehingga untuk perkembangan gonad maupun kehidupan larva pada ph di bawah 8,0 belum optimal (masih terhambat) walaupun masih dapat bertoleransi hidup. Oleh karena itu, masih perlu dikaji untuk agar dapat memenuhi kondisi lingkungan yang sesuai dengan perkembangan gonad dan kehidupan larva ikan rainbow Sawiat tersebut. Sedangkan ph sumber air di daerah penelitian sangat rendah bahkan pada saat-saat tertentu dapat mencapai 4,5 hal ini mengakibatkan terganggunya kehidupan ikan rainbow tersebut. Hal yang demikian juga diduga yang menyebabkan larva yang baru menetas banyak yang mati, dan juga mudah terserang penyakit di antaranya jamur dan bakteri, walaupun kebersihan air dan pakan yang diberikan selalu dijaga. Tabel 1. Kisaran rerata kualitas fisika dan kimia air media selama penelitian Perlakuan Suhu ( C) ph CO 2 O 2 Alkalinitas Kesadahan NH 3 NO 2 ph 5,5 5,8 27 28 5,5 5,7 3.999 7,77 11,33 36,1 0,04718 0,0110 ph 6,0 6,9 27 28 6,6 6,8 3.999 8,12 11,33 40,61 0,03927 0,0091 ph 7,0 8,0 27 29 7,5 2.000 22,66 22,66 78,21 0,04467 0,0089 KESIMPULAN Perlakuan ph 7,0 8,0 (pada pengukuran 7,5) memberikan hasil yang terbaik yaitu dibuktikan dengan hasil preparasi histologi gonad dan pemijahan yang lebih awal dibandingkan dengan kedua perlakuan yang lain. Sedangkan untuk kontrol (ph 5,5 5,8) sampai 4 bulan penelitian induk belum menunjukkan perkembangan gonad yang matang. DAFTAR ACUAN Allen, G.R. 1978. The Rainbow fishes of Northwestern Australia (Family Melanotaeniidae). Tropical Fish Hobbiist, 26(10): 91 102. Boyd, C.E. 1982. Water Quality in Pond for Aquaculture. Auburn University. Auburn, Alabama, USA. Chinabut, S., Limswan, C., & Kitsawat, P. 1991. Histology of the walking catfish, Clarias batrachus. IDRC, 93 pp. Halver, J.E. & Hardy, R.W. 2002. Fish Nutrition, Third edition, Academic Press, Amsterdam, 767 pp. Lesmana, D.S. & Dermawan, I. 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Cetakan I. Penebar Swadaya, Jakarta, 160 hlm. Nagahama Y. 1987. The Functional Morphology of Teleost Gonads in Hoar (ed) Fish phyisiology ovol. IX. Reproductin. Academic Press, New York, p. 44 49. Tayler, C.R, Sumpter, J.P., & Campbell, P.M. 1991. Up take of vitellogenesis into oocyte during early vitellogenic in rainbow trout, Onchorinchus mykiss (Walbaumb) J. Fish. Biol., 38: 681 689.