MATRIKS 2.2.A TARGET KINERJA PEMBANGUNAN TAHUN 2011 PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2011

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA TINDAK PRIORITAS BIDANG PEREKONOMIAN. TOTAL SASARAN TARGET (Hasil outcomes/output yang INDIKATOR TERKAIT

MATRIKS TARGET KINERJA DAN ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN BIDANG EKONOMI

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator. Kinerja Utama

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

PENETAPAN KINERJA (PK) KEMENTERIAN PERDAGANGAN TAHUN dalam ribu rupiah INDIKATOR KINERJA INDIKATOR KINERJA OUTPUT NO PROGRAM SASARAN

RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PER KEMENTERIAN/LEMBAGA II.L.040.1

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

- 6 - TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan.

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

Indonesia Investment Coordinating Board KATA PENGANTAR

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2016 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

LAPORAN REKAPITULASI KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH APBD PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2013 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja.

!"!"!#$%"! & ' ((( ( ( )

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2014 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

RANCANGAN AWAL RKP 2017 PRIORITAS NASIONAL PENINGKATAN EKSPOR NONMIGAS

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2015 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

Rencana Umum Pengadaan

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

MULTILATERAL MEETING II PRIORITAS NASIONAL : PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA

INDIKATOR KINERJA UTAMA

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal 2012 KATA PENGANTAR

BAB 16 PENINGKATAN INVESTASI DAN EKSPOR NONMIGAS

KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA JABATAN STRUKTURAL

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 RENCANA TAHUN PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN

(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB 16 PENINGKATAN INVESTASI DAN EKSPOR NON MIGAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Ikhtisar Eksekutif. vii

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN BUPATI MADIUN,

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI

DD. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERDAGANGAN SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA SUB BIDANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 86 TAHUN 2016

BUPATI BANYUWANGI SALINAN

B. VISI : Terwujudnya Lembaga Koordinasi dan Sinkronisasi Pembangunan Ekonomi Yang Efektif dan Berkelanjutan

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

MATRIKS RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN

TUGAS POKOK DAN FUNGSI Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Perdagangan Dalam Negeri PEMERINTAH

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PENANAMAN MODAL

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2011 KATA PENGANTAR

PROGRAM PRIORITAS FORUM KERJASAMA DAERAH MITRA PRAJA UTAMA TAHUN

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

- 2 - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2013; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, p

BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

Rencana Umum Pengadaan

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 35 NOMOR 35 TAHUN 2008

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENCAPAIAN SASARAN 2016 per-bidang PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 79 TAHUN 2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB X BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI BAGIAN PERTAMA TUGAS DAN FUNGSI

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja BPMPT Tahun 2014 dan Capaian Renstra BPMPT

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN II TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG

KEBIJAKAN ACEH UNTUK INVESTASI BERBASIS SDA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

Seksi Ekspor Impor Pasal 18

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Prosedur.

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 14 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan P

REALISASI BELANJA S.D. AGUSTUS 2014 (BRUTO)

Transkripsi:

MATRIKS 2.2.A TARGET KINERJA PEMBANGUNAN No MAJU I A Prioritas: Iklim Investasi dan Iklim Usaha FOKUS : Peningkatan harmonisasi kebijakan dan penyederhanaan perijinan investasi Jumlah hari untuk proses perijinan 60 hari 60 hari 60 hari BKPM 1 Peningkatan Deregulasi Kebijakan Penanaman Modal (prioritas nasional) 1. Jumlah rumusan untuk bahan pertimbangan penyusunan rumusan kebijakan penanaman modal. 2. Jumlah rumusan kebijakan sebagai masukan bagi penyempurnaan kebijakan dan pengembangan penanaman modal yang berdaya saing. 1 rekomendasi 1 rekomendasi 1 rekomendasi 1 rekomendasi 1 rekomendasi 1 rekomendasi Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal 1 rumusan 1 rumusan 1 rumusan 1 rumusan 1 rumusan 1 rumusan BKPM 3. Jumlah kegiatan dan peserta sosialisasi kebijakan penanaman modal. 55 kegiatan (15 sosialisasi di dalam negeri, 5 sosialisasi di luar negeri, 20 fasilitasi di dalam negeri, 15 fasilitasi di luar negeri) 55 kegiatan (15 46 kegiatan (12 sosialisasi di dalam negeri, 5 sosialisasi di luar negeri, 20 fasilitasi di dalam negeri, 15 fasilitasi di luar negeri) sosialisasi di dalam negeri, 5 sosialisasi di luar negeri, 17 fasilitasi di dalam negeri, 12 fasilitasi di luar negeri) 46 kegiatan (13 sosialisasi di dalam negeri, 4 sosialisasi di luar negeri, 17 fasilitasi di dalam negeri, 12 fasilitasi di luar negeri) 51 kegiatan (14 sosialisasi di dalam negeri, 5 sosialisasi di luar negeri, 18 fasilitasi di dalam negeri, 14 fasilitasi di luar negeri) 55 kegiatan (15 sosialisasi di dalam negeri, 5 sosialisasi di luar negeri, 20 fasilitasi di dalam negeri, 15 fasilitasi di luar negeri) 2 Pengembangan Potensi Penanaman Modal Daerah (prioritas bidang dan atau K/L 1. Jumlah Informasi data potensi daerah yang mutakhir yang didokumentasikan secara elektronik. 33 Prop 33 Prop Pemutahiran data 33 Prop 33 Prov 33 Prov Program Peningkatan Daya Saing potensi investasi 22 Penanaman Modal daerah BKPM II.3.M.A-1

MAJU 2. Jumlah kegiatan dan peserta workshop pengembangan potensi daerah dan sosialisasi Sistem Informasi Potensi Investasi Daerah (SIPID) 3. Jumlah hasil kajian dan pemetaan tentang potensi daerah serta pengembangan potensi wilayah investasi dan pengembangan industri. Workshop :4 daerah 400 psrta Sosialisasi: 5 daerah 250 org Workshop :4 daerah 400 psrta Sosialisasi: 5 daerah 250 org Workshop dan FGD di 3 daerah, Bimtek di 1 daerah, 482 peserta. Sosialisasi 2 daerah pelaksanan Workshop :6 daerah dengan 600 psrta. Sosialisasi 5 daerah 500 orang Workshop :6 daerah dengan 600 psrta. Sosialisasi 5 daerah 500 orang Workshop :6 daerah dengan 600 psrta. Sosialisasi 5 daerah 500 orang 1 hasil kajian 1 hasil kajian 1 hasil kajian 1 hasil kajian 1 hasil kajian 1 hasil kajian 3 Pemberdayaan Usaha Nasional (prioritas bidang dan atau K/L) 1. Jumlah pelaksanaan Forum Komunikasi Pemberdayaan Usaha Nasional. 10 peta potensi daerah (mendalam) dan 23 peta potensi daerah secara umum 10 peta potensi daerah (mendalam) dan 23 peta potensi daerah secara umum 10 peta potensi daerah (mendalam) dan 23 peta potensi daerah secara umum 10 peta potensi daerah (mendalam) dan 23 peta potensi daerah secara umum 10 peta potensi daerah (mendalam) dan 23 peta potensi daerah secara umum 10 peta potensi daerah (mendalam) dan 23 peta potensi daerah secara umum 5 Lokasi 5 Lokasi 3 daerah 3 Lokasi 4 Lokasi 6 Lokasi Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM 2. Jumlah pelaksanaan Matchmaking Dalam dan Luar Negeri. 4 Lokasi 4 Lokasi 3 daerah 3 Lokasi 4 Lokasi 6 Lokasi 5 Negara 5 Negara 3 Negara 3 Negara 4 Negara 6 Negara 3. Jumlah pelaksanaan Pelatihan 5 Lokasi 5 Lokasi 4 daerah 4 Lokasi 5 Lokasi 7 Lokasi Peningkatan Kemampuan Kewirausahaan K. II.3.M.A-2

MAJU 4. Jumlah hasil Kajian Peningkatan Partisipasi K. 1 Set 1 Set 1 Set kajian (200 buku dan 200 CD) mengenai directory mitra local poensial di propinsi regional champion. 1 Set 1 Set 1 Set 4 Peningkatan Kualitas Pelayanan Persetujuan Penanaman Modal (prioritas bidang dan atau K/L) 1. Jumlah persetujuan yang dapat diproses dalam satu satuan waktu tertentu. 100% 100% 100% 100% 100% 100% Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM 2. Jumlah partisipasi instansi sektoral dan daerah dalam pelaksanaan sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). 100% 100% 100% (17 kali kinjungan ke berbagai PTSP dalam rangka memberikan konsultasi (advising) dan mengkoordinasikan pelaksanaan penanaman modal) 100% 100% 100% 3. Jumlah kegiatan sinkronisasi dan harmonisasi tentang tata cara pelayanan penerbitan surat persetujuan penanaman modal bagi aparatur pemerintah propinsi dan kabupaten atau kota serta dunia usaha 100% 100% 100% (1 kali penyelengaraan sosialisasi tentang prosedur perijinan PM di daerah) 100% 100% 100% 4. Jumlah pedoman penilaian permohonan penanaman modal 1 (satu) buah buku pedoman 1 (satu) buah buku pedoman 2 buku panduan dan 30 brosur untuk setiap jenis perijinan penanaman modal 1 (satu) buah buku pedoman 1 (satu) buah buku pedoman 1 (satu) buah buku pedoman II.3.M.A-3

MAJU 5. Jumlah penyelenggaraan peningkatan kapasitas teknis bagi aparatur pelaksana pelayanan penanaman modal 90% 90% 90% (peningkatan kapasitas teknis praktis tentang kegiatan operasional berbagai perusahaan) 90% 90% 90% 5 Peningkatan Kualitas Pelayanan Perijinan Penanaman Modal (prioritas bidang dan atau K/L) 1. Jumlah perijinan yang dapat diproses dalam satu satuan waktu tertentu. 100% 100% 100% 100% 100% 100% Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM 2.. Jumlah partisipasi instansi sektoral dan daerah dalam pelaksanaan sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). 100% 100% 100% 100% 100% 100% 3. Jumlah kegiatan sinkronisasi dan harmonisasi tentang tata cara pelayanan perijinan penanaman modal bagi aparatur pemerintah propinsi dan kabupaten atau kota serta dunia usaha 100% 100% 100% 100% 100% 100% 4. Jumlah pedoman penilaian permohonan penanaman modal 5. Jumlah penyelenggaraan peningkatan kapasitas teknis bagi aparatur pelaksana pelayanan penanaman modal 1 (satu) buah buku pedoman 1 (satu) buah buku pedoman 1 (satu) buah buku laporan 100% 100% 100% (1 laporan hasil kegiatan) 1 (satu) buah buku laporan 1 (satu) buah buku laporan 100% 100% 100% 1 (satu) buah buku laporan 6 Peningkatan Kualitas Pelayanan Fasilitas Penanaman Modal (prioritas bidang dan atau K/L) 1. Jumlah perijinan yang dapat diproses dalam satu satuan waktu tertentu. 100% 100% 100% 100% 100% 100% Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM II.3.M.A-4

MAJU 2. Jumlah partisipasi instansi sektoral dan daerah dalam pelaksanaan sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). 100% 100% 100% (6 kali FGD dan 2 kegiatan harmonisasi) 100% 100% 100% 3. Jumlah kegiatan sinkronisasi dan harmonisasi tentang tata cara pelayanan fasilitas penanaman modal bagi aparatur pemerintah propinsi dan kabupaten atau kota serta dunia usaha 5 Provinsi 5 Provinsi 4 daerah sosialisasi 7 Provinsi 9 Provinsi 10 Provinsi pelayanan pemberian fasilitas penanaman modal 4. Jumlah pedoman penilaian permohonan penanaman modal 2 pedoman 2 pedoman Pada tahun 2011 tidak membuat buku pedoman lagi karena telah selesai pada tahun 2010 2 pedoman 2 pedoman 3 pedoman 5. Jumlah penyelenggaraan peningkatan kapasitas teknis bagi aparatur pelaksana pelayanan penanaman modal 6 Materi 6 Materi 11 Materi 6 Materi 6 Materi 8 Materi 6. Tercapainya peningkatan jumlah komoditas yang dapat dijadikan acuan dalam proses penilaian 10 Bidang 10 Bidang Indikator untuk kegiatan ini diganti dengan indikator jumlah penyelenggaraan peningkatan kapasitas teknis bagi aparatur pelaksana pelayanan penanaman modal dari 5 materi menjadi 11 materi 10 Bidang 11 Bidang 15 Bidang II.3.M.A-5

7 Koordinasi Peningkatan Ekspor dan Peningkatan Investasi (PEPI) Persentase Rekomendasi hasil koordinasi kebijakan di Bidang Peningkatan Ekspor dan Investasi yang terimplementasikan MAJU 65% 65% 70% 75% 80% 85% Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Kemenko Perekonomian B. FOKUS : Peningkatan Fasilitasi Investasi IUT PMDN(Rp. triliun) 39,50 39,50 46,7 55,2 65,6 78,00 BKPM IUT PMA (USD miliar) 13,20 13,20 15,5 18,4 21,9 26,1 1 Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Penanaman Modal (prioritas nasional) Pendidikan dan Pelatihan Penyelenggaraan PTSP di bidang Penanaman Modal Peserta : 2.000 orang Peserta : 2.000 orang Diklat pelayanan terpadu satu pintu di bidang penanaman modal untuk 2000 peserta tdd 4 jenis pelatihan: dasar, Lanjutan I, Lanjutan II, dan SPIPISE Peserta 2000 orang tdd 4 jenis pelatihan: dasar, Lanjutan I, Lanjutan II, dan SPIPISE Peserta 2000 orang tdd 4 jenis pelatihan: dasar, Lanjutan I, Lanjutan II, dan SPIPISE Peserta 2000 orang tdd 4 jenis pelatihan: dasar, Lanjutan I, Lanjutan II, dan SPIPISE Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM Penetapan Kualifikasi Kelembagaan PTSP di Bidang Penanaman Modal 265 PTSP 265 PTSP 265 PTSP 265 PTSP 265 PTSP 265 PTSP Pengadaan sarana dan prasarana penunjang Penyelenggaraan PTSP di bidang Penanaman Modal 33 Prop + 30 kab/kota 33 Prop + 30 kab/kota 20 kab/kota 33 Prop + 30 kab/kota 20 kab/kota - Sosialisasi perijinan dan nonperijinan di bidang penanaman modal 33 Propinsi 33 Propinsi 33 Provinsi 33 Propinsi 33 Provinsi 33 Provinsi Fasilitasi Penghubung di BKPM 19 instansi + 33 propinsi masingmasing 1 orang 19 instansi + 33 propinsi masing-masing 1 orang 19 instansi + 33 provinsi masingmasing 1 orang 19 instansi + 33 propinsi masingmasing 1 orang 19 instansi + 33 provinsi masingmasing 1 orang 19 instansi + 33 provinsi masingmasing 1 orang II.3.M.A-6

MAJU Penyederhanaan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal (Streamlining Bisnis Proses Perijinan dan Nonperijinan) 3 Instansi 3 Instansi 3 Instansi 3 Instansi 3 Instansi 3 Instansi 2 Pengembangan Sistem Pelayanan Informasi dan Perijinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) (Prioritas Nasional) Peningkatan jumlah aplikasi perijinan dan non perijinan yang menjadi wewenang BKPM, PTSP Propinsi, PTSP Kab./Kota yang terbangun dalam SPIPISE Perijinan di 3 sektor Perijinan di 3 sektor 15 perijinan sektor Tambahan perijinan di 2 sektor Tambahan perijinan di 1 sektor Implementasi nasional untuk semua sektor Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKPM BKPM Jumlah peningkatan PTSP Prop. dan 50 Kab/Kota dan Kab/Kota yang terhubung dalam SPIPISE 33 Propinsi 50 Kab/Kota dan 33 Propinsi 50 Kab/Kota dan 33 Provinsi 50 Kab/Kota dan 33 Propinsi 50 Kab/Kota dan 33 Provinsi 50 Kab/Kota dan 33 Provinsi Terbangunnya infrastruktur dan database penanaman modal yang terintegrasi Jumlah propinsi dan Kab/Kota yang mengikuti sosialisasi & pelatihan Penambahan kapasitas dan kemampuan infrastruktur pada jaringan BKPM 50 Kab/Kota dan 33 Propinsi Penambahan kapasitas dan kemampuan infrastruktur pada jaringan BKPM 50 Kab/Kota dan 33 Propinsi Penambahan kapasitas dan kemampuan infrastruktur pada jaringan BKPM 50 Kab/Kota dan 33 Provinsi Penambahan kapasitas dan kemampuan infrastruktur pada jaringan BKPM 50 Kab/Kota dan 33 Propinsi Terbangunnya Data Recovery Centre (DRC) 50 Kab/Kota dan 33 Provinsi Penambahan kapasitas dan kemampuan infrastruktur pada jaringan BKPM 50 Kab/Kota dan 33 Provinsi II.3.M.A-7

MAJU 3 Pengembangan Sumber Daya Manusia (Prioritas Bidang dan atau K/L) Jumlah aparatur BKPM yang mengikuti Diklat Struktural, Diklat Teknis, Diklat Fungsional, dan tenaga kediklatan serta jumlah kurikulum dan modul diklat. 2.579 Orang 10 modul 2.579 Orang 10 modul 442 orang 1.250 orang dan tdd:diklat 12 Modul struktural 11 orang, Diklat teknis aparatur 240 orang, Diklat teknis perencanaan dan kebijakan penanaman modal 175 orang, Diklat fungsional 5 orang, seminar pengelola diklat 3 orang, peningkatan penguasaan materi 5 orang, program S2 sebanyak 3 orang. 10 Modul 1600 Orang dan 14 modul 2000 Orang dan 19 modul Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKPM BKPM II.3.M.A-8

4 Peningkatan Pelayanan Hukum Penanaman Modal (Prioritas Bidang) Jumlah pelaksanaan bantuan hukum dan penyelesaian sengketa di bidang penanaman modal secara efisien efektif. Pelayanan konsultasi hukum penanaman modal sejumlah 48 kali konsultasi Pelayanan konsultasi Pelayanan hukum penanaman modal konsultasi hukum sejumlah 48 kali penanaman modal konsultasi sejumlah 36 kali dan penanganan permasalahan hukum sebanyak 14 kasus/kegiatan. MAJU Pelayanan konsultasi hukum penanaman modal sejumlah 33 kali dan penanganan permasalahan dan bantuan hukum bidang PM di dalam dan di luar pengadilan sejumlah 14 kegiatan. Pelayanan konsultasi hukum penanaman modal sejumlah 33 kali dan penanganan permasalahan dan bantuan hukum bidang penanaman modal di dalam dan di luar pengadilan sejumlah 14 kegiatan. Pelayanan konsultasi hukum penanaman modal sejumlah 34 kali dan penanganan permasalahan dan bantuan hukum bidang penanaman modal di dalam dan di luar pengadilan sejumlah 14 kegiatan. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKPM BKPM 5 Pembangunan/pengadaan/ peningkatan sarana dan prasarana (Prioritas Bidang dan atau K/L) Persentase tercapainya peningkatan sarana dan prasarana kerja di pusat dan daerah 100% 100% 100% (1000 titik instalasi listrik, 20 titik instalasi AC, 20 titik instalasi pompa, 25 titik instalasi fire alarm, 8 titik instalasi genset, 1 unit instalasi server, 5 unit laptop operator, 1 lot sinkronisasi) 100% 100% 100% Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKPM BKPM 6 Pengembangan Penanaman Modal di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) (prioritas nasional) Persentase penyusunan peraturan pelaksanaan penyelenggaraan KEK 100% 100% 100% 100% 100% 100% Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM II.3.M.A-9

MAJU Persentase penetapan institusi Sekretariat Dewan Nasional KEK Persentase pengoperasian Sekretariat Dewan Nasional KEK 100% 100% 100% 100% 100% 100% - - 100% - 100% 100% Asistensi dan fasilitasi dalam rangka penetapan dan pengembangan KEK (a.l. verifikasi, assessment, evaluasi) 100% 100% 100% 100% 100% 100% Hasil Koordinasi masalah strategis di bidang pengembangan KEK Jumlah promosi penanaman modal di KEK Kerja sama di bidang pengembangan KEK 7 Koordinasi Pengembangan Urusan Persentase rekomendasi hasil koordinasi Penataan Ruang Dan kebijakan Urusan Penatan Ruang dan Pengembangan Wilayah (termasuk Pengembangan Wilayah yang KEK, KAPET, dan kawasan terimplementasi lainnya) Persentase peraturan pelaksana UU KEK yang terselesaikan 1 buku laporan 1 buku laporan 1 buku laporan 1 buku laporan 1 buku laporan 1 buku laporan 2 negara & 3 2 negara & 3 daerah 3 Negara & 3 4 negara & 3 5 Negara & 4 7 Negara & 8 daerah daerah daerah daerah daerah - - 2 Negara 2 Negara 5 Negara 5 Negara 75% 75% 80% 80% 85% 90% Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian 60% 60% 70% 80% 90% 95% Jumlah Lokasi KEK yang ditetapkan 1 1 2 2 1 1 Kemenko Perekonomian 8 Perencanaan Pengembangan Penanaman Modal Sektor Industri Agribisnis & Sumber Daya Alam Lainnya (prioritas bidang dan atau K/L) 1. Jumlah pedoman arah kebijakan umum perencanaan penanaman modal yang berorientasi pada peningkatan daya saing di sektor industri agribisnis dan sumber daya alam lainnya. 1 pedoman arah kebijakan penanaman modal 1 pedoman arah kebijakan penanaman modal Th 2011 indikator diganti dengan perencanaan dan pengembangan investasi di bidang infrastruktur yang mendukung efektivitas rantai nilai (value chain ) agribisnis. 1 pedoman arah kebijakan penanaman modal 1 pedoman arah kebijakan penanaman modal 1 pedoman arah kebijakan penanaman modal Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM II.3.M.A-10

2. Jumlah kajian perencanaan pengembangan penanaman modal yang berorientasi pada peningkatan daya saing di sektor industri agribisnis dan sumber daya alam lainnya. 1 kajian sektor baru dan 1 kajian sektor Up-Dating 1 kajian sektor baru dan 1 kajian sektor Up-Dating Perencanaan dan pengembangan investasi di bidang (1) agribisnis dan SDA (updating), (2) energi alternatif biomassa, (3) industri LNG skala kecil dan (4) infrastruktur yang mendukung efektivitas rantai (value chain ) agribisnis MAJU 1 kajian sektor baru dan 1 kajian Up-Dating 1 kajian sektor baru dan 1 kajian Up-Dating 1 kajian sektor baru dan 1 kajian Up-Dating 3. Jumlah kajian perencanaan insentif penanaman modal di sektor industri 1 kajian perencanaan 4. Jumlah buku pedoman tentang Norma, 1 buku pedoman Standar dan Prosedur yang Baku dalam NSP perencanaan melakukan Perencanaan Penanaman penanaman modal Modal di Pusat dan di Daerah di Sektor Agribisnis & Sumber Daya Alam lainnya. 1 kajian perencanaan insentif penanaman 1 buku pedoman NSP perencanaan penanaman modal tahun 2011 indikator diganti tahun 2011 indikator diganti dengan kegiatan perencanaan dan pengembangan investasi di bidang industri Liquid Natural Gas (LNG) skala kecil (Small Scale Energy Plant ) 1 kajian perencanaan 1 buku pedoman NSP perencanaan penanaman modal 1 kajian perencanaan 1 kajian perencanaan 1 buku pedoman 1 buku pedoman NSP perencanaan NSP perencanaan penanaman penanaman modal modal 9 Perencanaan Pengembangan Penanaman Modal Sektor Industri Manufaktur (prioritas bidang dan atau K/L) 1. Jumlah pedoman arah kebijakan perencanaan penanaman modal yang berorientasi pada peningkatan daya saing di sektor industri manufaktur. 1 pedoman arah kebijakan penanaman modal 1 pedoman arah kebijakan penanaman modal Tahun 2011 indikator ini ditiadakan 1 pedoman arah kebijakan penanaman modal 1 pedoman arah kebijakan penanaman modal 1 pedoman arah kebijakan penanaman modal Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM II.3.M.A-11

No MAJU 2. Jumlah kajian perencanaan pengembangan penanaman modal yang berorientasi pada peningkatan daya saing di sektor industri manufaktur. 1 kajian sektor baru dan 1 kajian sektor Up-Dating 1 kajian sektor baru dan 1 kajian sektor Up-Dating Pemetaan dan perencanaan pengembangan investasi industri TPT dan industri pengolahan logam (besi baja, aluminium, nikel) serta industri komponen otomotif dan industri elektronika. Perencanaan investasi industri petrokimia dan refinary 1 kajian sektor 1 kajian sektor baru dan 1 kajian baru dan 1 kajian sektor Up- sektor Up-Dating Dating 1 kajian sektor baru dan 1 kajian sektor Up- Dating 3. Jumlah kajian Perencanaan Insentif Penanaman Modal di Sektor Industri Manufaktur 4. Jumlah buku tentang Norma, Standar dan Prosedur yang Baku dalam melakukan Perencanaan Penanaman Modal di Pusat dan di Daerah di Sektor Industri Manufaktur 1 kajian 1 kajian perencanaan perencanaan insentif penanaman insentif penanaman modal modal 1 buku pedoman NSP perencanaan penanaman modal 1 buku pedoman NSP perencanaan penanaman modal Tahun 2011 indikator ini ditiadakan Tahun 2011 indikator ini ditiadakan 1 kajian perencanaan insentif penanaman modal 1 buku pedoman NSP perencanaan penanaman modal 1 kajian perencanaan insentif penanaman modal 1 buku pedoman NSP perencanaan penanaman modal 1 kajian perencanaan insentif penanaman modal 1 buku pedoman NSP perencanaan penanaman modal II.3.M.A-12

10 Perencanaan Pengembangan Penanaman Modal di bidang Sarana, Prasarana, Jasa dan Kawasan (prioritas bidang dan atau K/L) 1. Jumlah pedoman arah kebijakan perencanaan penanaman modal yang berorientasi pada peningkatan daya saing di sektor sarana prasarana, jasa dan kawasan. 1 pedoman 1 pedoman Tahun 2011 indikator ini ditiadakan MAJU 1 pedoman 1 pedoman 1 pedoman Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM 2. Jumlah kajian perencanaan pengembangan penanaman modal yang berorientasi pada peningkatan daya saing di sektor sarana prasarana, jasa dan kawasan. 1 kajian baru dan 1 updating kajian sektor 1 kajian baru dan 1 updating kajian sektor 2 kajian identifikasi 1 kajian baru dan 1 kajian baru dan 1 kajian baru dan water supply dan pelabuhan kontainer; 1 kajian lanjutan identifikasi kebutuhan investasi logistik dan pergudangan; 1 kajian identifikasi pengembangan kawasan berbasis teknologi dan pemutahiran data kawasan industri. 1 updating updating updating 3. Jumlah kajian Perencanaan Insentif Penanaman Modal di sektor Sarana, Prasarana, Jasa dan Kawasan. 1 kajian 1 kajian 1 kajian pengembangan investasi di wilayah perbatasan 1 kajian 1 kajian 1 kajian 4. Jumlah buku tentang Norma, Standar dan Prosedur Baku dalam melakukan Perencanaan Penanaman Modal di Pusat dan di Daerah di sektor Sarana, Prasarana, Jasa dan Kawasan. 1 buku pedoman NSP perencanaan penanaman modal/1 Updating kajian sektor 1 buku pedoman NSP perencanaan penanaman modal/1 Updating kajian sektor Tahun 2011 indikator ini ditiadakan 1 buku pedoman NSP perencanaan penanaman modal/1 Updating kajian 1 buku pedoman NSP perencanaan penanaman modal/updating 1 buku pedoman NSP perencanaan penanaman modal/updating II.3.M.A-13

MAJU 11 Peningkatan Kualitas Strategi Promosi di Bidang Penanaman Modal (prioritas bidang dan atau K/L) 1. Pemetaan kebijakan, insentif dan potensi penanaman modal negara target dan negara pesaing. 180 target investor potensial 180 target investor potensial Market 220 target intellegence investor kebijakan dan potensial insentif penanaman modal dari 9 negara target dan 6 negara pesaing. 220 target 20 negara Program Peningkatan Daya Saing investor potensial Penanaman Modal BKPM 12 Promosi Penanaman Modal Sektoral Terpadu dan Terintegrasi di Dalam dan Luar Negeri (prioritas bidang dan atau K/L) 2. Penyiapan bahan pendukung penyusunan strategi promosi penanaman modal. 3. Penyusunan strategi promosi penanaman modal berdaya saing tinggi berorientasi pada kebijakan umum penanaman modal. 4. Monitoring dan evaluasi kegiatan Promosi Investasi 5. Sarana promosi penanaman modal yang efektif dengan pengembangan Penyelenggaraan kegiatan promosi terpadu berdasarkan sektor dan negara. informasi iklim investasi di Indonesia dan 6 negara pesaing 16 bahan masukan dalam penyusunan strategi promosi investasi informasi iklim investasi Pada tahun 2011 di Indonesia dan 6 negara unit tidak pesaing merencanakan indikator penyiapan bahan pendukung 16 bahan masukan dalam penyusunan strategi promosi investasi Pada tahun 2011 unit kerja tidak merencanakan indikator penyusunan strategi promosi penanaman modal berdaya saing tinggi berorientasi pada kebijakan 20 bahan rekomendasi 22 bahan rekomendasi 24 bahan rekomendasi 1 strategi 1 strategi 1 strategi 17 laporan 19 laporan 19 laporan 19 laporan Penyelenggaraan The Indonesian Penyelenggaraan The Indonesian Penyelenggaraan The Indonesian Penyelenggaraan The Indonesian 16 kegiatan 16 kegiatan 16 kegiatan 17 kegiatan 21 kegiatan 25 kegiatan Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM II.3.M.A-14

MAJU 2. Penyelenggaraan Marketing Investasi Indonesia yang mengikutsertakan partisipasi stakeholder di tingkat pusat dan daerah. 5 kegiatan 5 kegiatan Terlaksananya kegiatan seminar dan pameran MII 2011 di 4 negara 3 kegiatan 3 kegiatan 3 kegiatan 13 Fasilitasi Daerah Dalam Rangka Kegiatan Promosi Penanaman Modal (prioritas bidang dan atau K/L) 3. Kegiatan rebranding investasi Indonesia melalui media internasional. 1. Jumlah fasilitasi promosi daerah 33 Instansi Penanaman Modal Propinsi untuk ikut serta dalam kegiatan promosi investasi di dalam dan luar negeri 3 media 3 media Terselenggaranya berbagai aktivitas di dalam kegiatan pembangunan citra, reposisi, rebranding 33 Instansi Penanaman Modal Propinsi untuk ikut serta dalam kegiatan promosi investasi di dalam dan luar negeri 33 Instansi PM Propinsi untuk ikut serta dalam kegiatan promosi investasi di dalam dan luar negeri 3 media 4 media 3 media 33 Instansi PM Propinsi untuk ikut serta dalam kegiatan promosi investasi di dalam dan luar negeri 33 Instansi PM Propinsi untuk ikut serta dalam kegiatan promosi investasi di dalam dan luar negeri 33 Instansi PM Propinsi untuk ikut serta dalam kegiatan promosi investasi di dalam dan luar negeri Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM 2. Jumlah fasilitasi pelayanan penerimaan misi penanam modal luar negeri di pusat dan di daerah tempat tujuan rencana penanaman modal. misi investasi 33 kali di pusat dan daerah misi investasi 33 kali di pusat dan daerah Penerimaan misi investasi 35 kali di pusat dan daerah Misi investasi 40 kali di pusat dan daerah Misi investasi 45 kali di pusat dan daerah Misi investasi 50 kali di pusat dan daerah 3. Jumlah pelayanan pendampingan misi pusat dan daerah ke negara potensial penanam modal di berbagai sektor usaha. promosi investasi di 6 negara promosi investasi di 6 negara Fasilitasi minat investasi sebagai tindak lanjut promosi investasi di 10 negara promosi investasi promosi investasi promosi investasi di 12 negara di 15 negara di 18 negara II.3.M.A-15

4. Jumlah kegiatan promosi penanaman modal daerah di dalam negeri antara lain Talkshow, Gelar Potensi Investasi Daerah (GPID), Seminar Investasi (Business Meeting, Match Making, One on One Meeting ). 6 kali TalkShow di TV Nasional, 2 kali Gelar Potensi Investasi Daerah (GPID) di Jawa Timur dan Sulawesi Utara, 2 kali Seminar Investasi di Jawa Timur dan Sulawesi Utara (Business Meeting, matchmaking,oneon-one Meeting ) 6 kali TalkShow di TV Gelar Potensi Nasional, 2 kali Gelar Potensi Investasi Daerah (GPID) di Jawa Timur dan Sulawesi Utara, 2 kali Seminar Investasi di Jawa Timur dan Sulawesi Utara (Business Meeting, matchmaking,one-on- One Meeting ) Investasi Daerah (GPID) 2 kali, Seminar Nasional Investasi tahun 2011 sebanyak 2 kali, Talk Show 6 kali di TV Nasional MAJU 6 kali TalkShow di TV Nasional, 3 kali Gelar Potensi Investasi Daerah (GPID) di Sumatera Utara, Riau, dan Jawa Barat, 3 kali seminar investasi di Sumatera Utara, Riau, dan Jawa Barat (Business Meeting, matchmaking,on e-on-one Meeting ) 8 kali TalkShow di TV Nasional, 3 kali Gelar Potensi Investasi Daerah (GPID) di Batam, maluku, dan NTT, 3 kali seminar investasi di Batam, Maluku, NTT (Business Meeting, matchmaking,on e-on-one Meeting ) 8 kali TalkShow di TV Nasional, 3 kali Gelar Potensi Investasi Daerah (GPID) di Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, DKI Jakarta, 3 kali seminar investasi di Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, DKI Jakarta (Business Meeting, matchmaking,on e-on-one Meeting ) 5. Jumlah kegiatan promosi penanaman modal daerah di luar negeri antara lain Marketing Investasi Indonesia (MII) dan Trade, Tourism and Investment (TTI) Forum, Joint Promotion antara Pusat dan Daerah, Joint Promotion antar Instansi Pusat (instansi penanaman modal pusat dengan instansi-instansi sektor dan lembaga-lembaga terkait) Terfasilitasinya Instansi Penanaman Modal Propinsi/Instansi Penanaman Modal Kabupaten (IPMP/IPMK) dalam kegiatan MII di 3 negara dan TTI di 6 negara Terfasilitasinya Instansi Penanaman Modal Propinsi/Instansi Penanaman Modal Kabupaten (IPMP/IPMK) dalam kegiatan MII di 3 negara dan TTI di 6 negara Terfasilitasinya IPMP/IPMK dalam kegiatan MII di 3 negara dan TTI di 6 negara Terfasilitasinya (IPMP/IPMK) dalam kegiatan MII di 3 negara dan TTI di 6 negara Terfasilitasinya IPMP/IPMK dalam kegiatan MII di 3 negara dan TTI di 6 negara Terfasilitasinya IPMP/IPMK dalam kegiatan MII di 3 negara dan TTI di 6 negara II.3.M.A-16

14 Penyelenggaraan Pameran dan Penyediaan Sarana Promosi 1. Jumlah kegiatan pameran yang mengikutsertakan instansi penanaman Penanaman Modal untuk Kegiatan modal di pusat dan daerah, instansi di Dalam dan di Luar Negeri (prioritas bidang dan atau K/L) sektoral pusat dan daerah, asosiasi/ kalangan dunia usaha serta masyarakat lainnya dalam pelaksanaan pameran. 150 pameran 150 pameran Dalam Renstra BKPM 2010-2014 indikator ini ditiadakan MAJU 150 pameran 150 pameran 150 pameran Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM 2. Informasi potensi penanaman modal, antara lain profil proyek, brosur, leaflet, Indonesian Investment News, Guide for Investor, Investment Procedure s, film, video, slide, CD ROM dan multimedia/situs web. 1000 eksemplar brosur dan leaflet, 6500 eksemplar Brief Guide for Investment, 15000 eksemplar Investment Procedures dan buku-buku peraturan, media elektronik. 1000 eksemplar brosur dan leaflet, 6500 eksemplar Brief Guide for Investment, 15000 eksemplar Investment Procedures dan bukubuku peraturan, media elektronik. 480.000 brosur/leaflet, a brief guide for investment dalam 5 bahasa, peraturan penanaman modal, bahan cetakan lainnya sebanyak 21.500 eksemplar. Tersedianya bahan promosi dalam bentuk CD dan website dan bahan 2000 eksemplar brosur dan leaflet, 8500 eksemplar Brief Guide for Investment, 25000 eksemplar Investment Procedures dan buku-buku peraturan, media elektronik. 2500 eksemplar brosur dan leaflet, 9000 eksemplar Brief Guide for Investment, 30000 eksemplar Investment Procedures dan buku-buku peraturan, media elektronik. 2500 eksemplar brosur dan leaflet,9000 eksemplar Brief Guide for Investment, 30000 eksemplar Investment Procedures dan buku-buku peraturan, media elektronik. II.3.M.A-17

No MAJU 3. Jumlah kegiatan pameran baik di dalam maupun di luar negeri. 9 pameran di dalam negeri dan 15 pameran di luar negeri 9 pameran di dalam 10 pameran di negeri dan 15 pameran di dalam negeri dan luar negeri 10 pameran di luar negeri 12 pameran di dalam negeri dan 20 pameran di luar negeri 13 pameran di dalam negeri dan 22 pameran di luar negeri 13 pameran di dalam negeri dan 22 pameran di luar negeri 15 Kerjasama Bilateral dan Multilateral di Bidang Penanaman Modal (prioritas bidang dan atau K/L) 4. Jumlah kunjungan dan minat penanaman modal sebagai respon terhadap penyelenggaraan pameran serta kegiatan promosi lainnya baik di dalam dan di luar negeri 1. Jumlah laporan partisipasi aktif BKPM dalam fora perundingan kerjasama bilateral dan multilateral. 1.650 pengunjung dan 100 peminat 1.650 pengunjung dan 100 peminat Dalam Renstra BKPM 2010-2014 indikator ini ditiadakan 1.650 pengunjung dan 100 peminat 1650 pengunjung dan 100 peminat 1650 pengunjung dan 100 peminat 23 laporan 23 laporan 20 laporan 20 laporan 20 laporan 23 laporan Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM 2.Jumlah laporan tentang jumlah dan kualitas bahan posisi perundingan dalam rangka kerjasama bilateral dan multilateral. 4 Laporan 4 Laporan 4 Laporan 3 Laporan 3 Laporan 3 Laporan II.3.M.A-18

No MAJU 3.Jumlah laporan koordinasi internal dan eksternal dalam kerangka kerjasama pengembangan ekonomi wilayah tertentu. 2 Laporan 2 Laporan 2 Laporan 2 Laporan 2 Laporan 2 Laporan 4. Jumlah peserta sosialisasi hasil-hasil perundingan bilateral dan multilateral. 120 Orang 120 Orang 120 orang 100 Orang 100 Orang 100 Orang 16 Kerjasama Regional di Bidang Penanaman Modal (prioritas bidang dan atau K/L) 1. Jumlah laporan partisipasi aktif BKPM dalam fora perundingan kerjasama regional. 30 Laporan 30 Laporan 30 Laporan pertemuan perundingan kerjasama regional dalam forum ASEAN, subreg, APEC dan ASEM di bidang penanaman modal 30 Laporan 32 Laporan 33 Laporan Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM 2. Jumlah laporan tentang jumlah dan kualitas bahan posisi perundingan dalam rangka kerjasama regional. 33 Laporan 33 Laporan 30 bahan posisi 30 Laporan 32 Laporan 33 Laporan 3. Jumlah laporan kegiatan penyelenggaraan Seknas KESR. 24 Laporan 24 Laporan Terselenggaranya operasionalisasi kantor SEKNAS KESR (belum terlaksana) 23 Laporan 25 Laporan 26 Laporan 4. Jumlah peserta sosialisasi hasil-hasil perundingan kerjasama regional 180 Orang 180 Orang 180 Orang 200 Orang 215 Orang 220 Orang II.3.M.A-19

5. Penyelenggaraan Senior Official Meeting (SOM) /Ministerial Meeting (MM) ke 17 di Indonesia 17 Kerjasama dengan Dunia Usaha 1. Jumlah partisipasi aktif BKPM dalam Asing di Dalam dan di Luar Negeri fora perundingan kerjasama dengan dunia di Bidang Penanaman Modal usaha internasional. (prioritas bidang dan atau K/L) 1 kegiatan MAJU 35 kali 35 kali 9 kali pertemuan/ perundingan dengan dunia usaha internasional di dalam maupun di LN 42 kali 46 kali 40 kali Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM 2. Jumlah kesepakatan kerjasama dengan dunia usaha internasional 4 kesepakatan 4 kesepakatan Dalam RENSTRA BKPM 2010-2014 indikator ini ditiadakan 9 kesepakatan 12 kesepakatan 16 kesepakatan 3. Jumlah laporan pendataan penanam modal dalam negeri yang menjalankan kegiatan penanaman modalnya di luar wilayah Indonesia dan sosialisasinya kepada instansi terkait. Laporan pendataan dan informasi FDI Outflow Indonesia melalui 5 kali sosialisasi di KBRI/KJRI Laporan pendataan dan informasi FDI Outflow Indonesia melalui 5 kali sosialisasi di KBRI/KJRI 1 paket laporan data penanaman modal dalam negeri yang menjalankan kegiatan penanaman modal di luar wilayah Indonesia Laporan pendataan dan informasi FDI Outflow Indonesia melalui 7 kali sosialisasi di KBRI/KJRI Laporan Laporan pendataan dan pendataan dan informasi FDI informasi FDI Outflow Outflow Indonesia melalui Indonesia melalui 8 kali sosialisasi 10 kali sosialisasi di KBRI/KJRI di KBRI/KJRI 18 Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Wilayah I (prioritas bidang dan atau K/L) 1. Jumlah proyek yang dipantau perkembangan realisasi penanaman modalnya di seluruh propinsi di Pulau Sumatera dan kepulauan di sekitarnya. 1.500 proyek 1.500 proyek 1 laporan data realisasi penanaman modal untuk 1600 proyek di 10 propinsi 1.800 proyek 1.700 proyek 1.700 proyek Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM II.3.M.A-20

MAJU 2. Jumlah daerah yang mendapatkan bimbingan dan fasilitasi penyelesaian masalah yang dihadapi 10 Daerah 10 Daerah Bimbingan sosialisasi ketentuan pelaksanaan PM di 10 prop, task force di 10 prop dan after care di 6 negara asal PMA 10 Daerah 10 Daerah 10 Daerah 3. Jumlah perusahaan yang mendapatkan pengawasan pelaksanaan penanam modal. 200 Perusahaan 200 Perusahaan Pengawasan pelaksanaan ketentuan kepada 180 Perusahaan di 10 propinsi 160 Perusahaan 150 Perusahaan 150 Perusahaan 19 Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Wilayah II (prioritas bidang dan atau K/L) 4. Pemberian penghargaan investasi dan pelayanan Penanaman Modal kepada Propinsi atau Kabupaten/Kota serta perusahaan PMA/PMDN 1. Jumlah proyek yang dipantau perkembangan realisasi penanaman modalnya di propinsi DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan seluruh propinsi di Pulau Kalimantan dan kepulauan di sekitarnya. Pemberian penghargan kepada kab/kota terbaik yang dinilai dari 400 kab dan 92 kota serta Perusahaan 6.000 Proyek 6.000 Proyek 1 laporan data realisasi PM untuk 3000 proyek di 6 propinsi, evaluasi pelaksanaan dekonsentrasi di 5 propinsi, pengumuman 3450 Proyek 3968 Proyek 4563 Proyek Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM II.3.M.A-21

MAJU 2. Jumlah daerah yang mendapatkan bimbingan dan fasilitasi penyelesaian masalah yang dihadapi penanam modal antara lain dengan instansi terkait, masyarakat sekitar lokasi proyek, lingkungan hidup dan ketenagakerjaan 6 Daerah 6 Daerah Bimbingan/sosialis 6 Daerah 6 Daerah 6 Daerah asi ketentuan PM di 6 propinsi, fasilitasi penyelesaian masalah PM/task force di 6 prop dan after care di 6 negara asal PMA, Rapat Koordinasi pusat dan daerah di 6 propinsi. 20 Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Wilayah III (prioritas bidang dan atau K/L) 3. Jumlah perusahaan yang mendapatkan pengawasan pelaksanaan penanam modal 240 Perusahaan 240 Perusahaan Pengawasan pelaksanaan ketentuan PM kepada 300 propinsi di 6 daerah. 1. Jumlah proyek yang dipantau perkembangan realisasi penanaman modalnya di Propinsi Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah dan seluruh propinsi di Pulau Sulawesi dan kepulauan di sekitarnya. 360 Perusahaan 420 Perusahaan 480 Perusahaan 4.000 Proyek 4.000 Proyek 1 laporan data realisasi Penanaman Modal untuk 4.500 Proyek di 9 propinsi. 5.000 Proyek 5.500 Proyek 6.000 Proyek Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM II.3.M.A-22

No MAJU 2. Jumlah daerah yang mendapatkan bimbingan dan fasilitasi penyelesaiaan masalah yang dihadapi penanaman modal antara lain dari aspek dengan instansi terkait, masyarakat sekitar lokasi proyek, lingkungan hidup dan ketenagakerjaan 9 Daerah 9 Daerah Bimbingan/sosialis asi ketentuan pelaksanaan penanaman modal di 9 daerah, kegiatan task force di 9 daerah dan after care di 7 negara asal PMA. 9 Daerah 9 Daerah 9 Daerah 21 Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Wilayah IV (prioritas bidang dan atau K/L) 3. Jumlah perusahaan yang mendapatkan pengawasan pelaksanaan penanaman modal 1. Jumlah proyek yang dipantau perkembangan realisasi penanaman modalnya seluruh propinsi Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat 400 perusahaan 400 perusahaan Pengawasan pelaksanaan PM kepada 450 perusahaan di 9 propinsi 1.550 proyek 1.550 proyek 1 laporan data realisasi PM untuk 1.146 proyek di 8 propinsi dan pemberian dana dekon ke instansi PM di 32 propinsi. 500 perusahaan 550 perusahaan 600 perusahaan 1.800 proyek 1.900 proyek 2.000 proyek Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM 2. Jumlah daerah yang mendapatkan bimbingan dan fasilitasi penyelesaian masalah yang dihadapi penanaman modal antara lain dari aspek dengan instansi terkait, masyarakat sekitar lokasi proyek, lingkungan hidup dan ketenagakerjaan 8 daerah 8 daerah Bimbingan/sosialis 8 daerah 8 daerah 8 daerah asi ketentuan PM di 8 daerah, task force di 8 daerah dan after care di 5 negara asal PMA II.3.M.A-23

MAJU 3. Jumlah perusahaan yang pengawasan pelaksanaan penanaman modal 4. Pemberian penghargaan investasi dan pelayanan Penanaman Modal kepada Propinsi atau Kabupaten/Kota serta perusahaan PMA/PMDN 200 perusahaan 200 perusahaan Pengawasan pelaksanaan ketentuan penanaman modal kepada 180 perusahaan di 8 daerah. - - Indikator pindah ke Pengendalian pelaksanaan wilayah I 160 perusahaan 150 perusahaan 150 perusahaan 1 paket 1 paket 1 paket 22 Koordinasi Kebijakan Perbaikan Iklim Usaha II Prioritas: Peningkatan Ekspor Prosentase Rekomendasi Kebijakan perbaikan iklim usaha yang terimplementasi 75% 75% 85% 85% 85% 85% Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Kemenko Perekonomian A FOKUS: Peningkatan Diversifikasi Pasar Tujuan 1 Peningkatan Kualitas Promosi dan Kelembagaan Ekspor 1. Jumlah pameran dagang dalam negeri 21 21 23 25 27 30 Program Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Kementerian Perdagangan 2. Jumlah kerjasama dengan instansi terkait/asosiasi/dunia usaha 8 8 9 9 11 11 3. Jumlah penyelenggaraan kantor ITPC 20 20 20 25 25 30 2 Pengembangan Pasar Ekspor 1. Jumlah Studi pasar melalui kegiatan market research 2. Jumlah Studi pasar melalui kegiatan market survey Jumlah Studi pasar melalui kegiatan market brief - - 10 12 15 18 Program Pengembangan Ekspor Nasional - - 10 12 15 18 - - 10 12 15 18 Kementerian Perdagangan 3. Jumlah identifikasi & inventarisasi hambatan perdagangan - - 30 32 35 37 II.3.M.A-24

3 Pengembangan SDM Bidang Ekspor 4. Jumlah Kerjasama perumusan identifikasi hambatan perdagangan 1. Jumlah pelatihan yang berorientasi ekspor 2. Jumlah pelayanan prima terhadap peserta diklat MAJU - - 30 32 35 37 120 120 125 130 135 140 Program Pengembangan Ekspor Nasional 50 50 55 60 65 70 Kementerian Perdagangan 3. Jumlah pengembangan kurikulum dan metode diklat 9 9 10 10 10 10 4. Jumlah laporan monitoring dan 120 120 125 130 135 140 evaluasi diklat ekspor 5. Jumlah kegiatan promosi kegiatan 25 25 35 40 45 50 PPEI 6. Jumlah kerjasama diklat ekspor di 55 55 60 65 65 65 dalam dan luar negeri 7. Jumlah peserta kegiatan temu alumni 100 100 100 100 100 100 8. Jumlah kegiatan partisipasi pameran bersama bagi alumni sebagai layanan program pasca diklat 4 4 6 8 10 12 4 Peningkatan Peran dan Kemampuan Diplomasi Perdagangan Internasional 1. Jumlah partisipasi dalam perundingan perdagangan internasional 40 40 40 45 50 55 Program Peningkatan Kerja Sama Perdagangan Internasional 2. Jumlah posisi runding yang disusun 40 40 40 45 50 55 3. Jumlah penyelenggaraan sidang 8 8 8 8 8 8 internasional di Dalam Negeri 4. Jumlah hasil perundingan Perdagangan Internasional (MRA, MoU, Agreement, Agreed Minutes, Declaration, Chair Report) 34 34 34 34 34 34 Kementerian Perdagangan II.3.M.A-25

MAJU 5. Jumlah forum konsultasi teknis kesepakatan perundingan internasional 6 6 8 8 8 8 5 Peningkatan Kerja Sama dan Perundingan Bilateral 1. Jumlah partisipasi dalam perundingan kerjasama bilateral - - 50 55 55 60 Program Peningkatan Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan 2. Jumlah hasil perundingan kerjasama perdagangan bilateral 3. Jumlah kesepakatan kerjasama perdagangan bilateral yang diratifikasi - - 8 8 8 8 - - 0 0 1 1 6 Peningkatan Kerjasama dan Perundingan Regional ASEAN 1. Jumlah partisipasi dalam perundingan kerjasama ASEAN dan Mitra Dialog - - 60 70 80 90 Program Peningkatan Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan 2. Jumlah hasil perundingan kerjasama ASEAN dan Mitra Dialog (termasuk guidance of principal /Summary of Discussion /deklarasi) - - 60 70 75 80 3. Jumlah penanganan isu-isu perdagangan ASEAN dan Mitra Dialog - - 3 3 3 3 4. Jumlah kesepakatan kerjasama perdagangan regional ASEAN dan Mitra Dialog yang diratifikasi 7 Pengembangan Ekspor Daerah 1. Persentase penyerapan anggaran dekon pengembangan ekspor di daerah - - 5 2 - - 100 100 100 100 100 100 Program Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan B FOKUS: Peningkatan Kualitas dan Keberagaman Produk Ekspor 2. Tingkat kesesuaian antara ruang lingkup yang ditetapkan dengan implementasi di daerah (persen) - - 60 70 80 90 Kementerian Perdagangan II.3.M.A-26

1 Pengembangan Standardisasi dan Pengendalian Mutu Barang 1. Jumlah rumusan standar barang dan jasa perdagangan MAJU 2 2 2 2 2 2 Program Peningkatan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan 2. Penyelesaian pendaftaran Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) (hari) 3. Persentasi dukungan dan pemahaman publik terhadap Kebijakan Standardisasi Bidang Perdagangan (indeks persepsi stakeholder) 4. Jumlah bimbingan teknis, sosialisasi, monitoring untuk meningkatkan mutu produk ekspor (komoditi) 5. Jumlah bimtek, sosialisasi untuk meningkatkan kepedulian mutu produk impor (daerah) 6. Pengawasan mutu barang ekspor melalui preshipment inspection (komoditi) 7. Pengawasan mutu barang impor melalui pengawasan pra-pasar dengan mekanisme pendaftaran Nomor Pendaftaran Barang (NPB) 8. Pengawasan mutu barang produk dalam negeri setara dengan mutu produk impor melalui mekanisme pendaftaran Nomor Regristrasi Produk (NRP) 5 5 5 4 4 3 - - 20 40 60 80 3 3 5 7 9 10 8 8 8 8 8 8 3 3 5 7 9 10 650 650 1315 1985 2670 3400 100 100 200 300 400 500 2 Peningkatan Kerja Sama di Bidang Perdagangan Jasa 1. Jumlah perundingan bidang jasa yang diikuti 10 10 15 20 25 30 Program Peningkatan Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan II.3.M.A-27

MAJU 2. Jumlah hasil perundingan bidang jasa di forum internasional 3 3 2 2 2 2 3 Pengembangan Citra dan Promosi Produk Ekspor 1. Jumlah promosi dagang internasional yang diikuti 2. Jumlah partisipasi pameran dagang di dalam negeri 3. Jumlah inquiry yang dihasilkan dari pameran dagang 4. Jumlah peserta yang mengikuti pameran dagang - - 69 69 69 69 Program Pengembangan Ekspor Nasional - - 23 23 24 24 - - 1800 1825 1850 1875 - - 670 680 690 700 Kementerian Perdagangan 4 Pengembangan Produk Ekonomi Kreatif 5 Koordinasi Peningkatan dan Pengembangan Ekspor C FOKUS: Peningkatan Fasilitasi Ekspor 1 Pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor 1. Persentase PDB ekonomi kreatif terhadap PDB nasional 2 2 2,5 3 3,5 4 Program Pengembangan Ekspor Nasional 2. Persentase UKM kreatif yang 90 90 90 90 90 90 mendapat transaksi bisnis di pameran DN & LN 3. Jumlah pelaku ekonomi kreatif yang 400 400 700 750 800 900 diberikan promosi/pemasaran, kemitraan, fasilitasi, penghargaan dan akses pembiayaan. 4. Persentase pelaku ekonomi kreatif di 20 20 20 20 20 20 Indonesia yang tercantum dalam database on-line 5. Jumlah brand produk ekonomi kreatif 26 26 62 68 76 93 yang dihasilkan Prosentase rekomendasi hasil koordinasi 60-70% 60-70% 70-80% 80-90% 90-95% 95-100% Program Koordinasi Kebijakan kebijakan peningkatan dan Bidang Perekonomian pengembangan ekspor yang terimplementasikan 1. Jumlah penerbitan kebijakan fasilitasi ekspor dan impor; 2. Jumlah pengembangan sistem elektronik bidang fasilitasi pelayanan publik ; 4 4 4 4 4 4 Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri 2 2 2 2 2 2 Kementerian Perdagangan Kemenko Perekonomian Kementerian Perdagangan II.3.M.A-28

MAJU 3. Jumlah pengguna perijinan ekspor/impor online yang dilayani melalui INATRADE 4. Jumlah bimbingan teknis bidang fasilitasi perdagangan; 5. Jumlah koordinasi bidang fasilitasi perdagangan; 6. Jumlah partisipasi sidang - sidang fasilitasi perdagangan didalam dan luar negeri; 7. Jumlah laporan evaluasi pelaksanaan monitoring fasilitasi perdagangan 1500 1500 3000 4500 6000 7500 5 5 5 5 5 5 60 60 60 60 60 60 17 17 17 17 17 17 5 5 5 5 5 5 8. Jumlah Penerbitan SKA dengan sistem otomasi 750,000 800,000 850,000 900,000 2 Pengamanan dan Perlindungan Akses Pasar 1. Jumlah submisi/sanggahan atas tuduhan dumping/tuduhan subsidi/tuduhan safeguard. 28 28 28 28 30 30 Program Peningkatan Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan 2. Jumlah abstraksi atas non confidental complaint tuduhan dumping, tuduhan subsidi dan tindakan safeguard 19 19 19 19 20 20 3. Jumlah profil kasus tuduhan dumping, tuduhan subsidi dan tindakan safeguard 19 19 19 19 20 20 3 Pengelolaan Impor 1. Jumlah rumusan kebijakan/peraturan di bidang impor 2. Jumlah data dan informasi importasi barang yang diatur tataniaga impornya 5 5 5 5 5 5 Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri 3 3 3 3 3 3 Kementerian Perdagangan 3. Jumlah penerbitan penetapan importir terdaftar(it), 4000 4000 4400 4600 4800 5000 4. Jumlah penerbitan pengakuan sebagai Importir Produsen (IP) 2000 2000 2200 2400 2600 2800 II.3.M.A-29

MAJU 5. Jumlah penerbitan surat persetujuan Impor (SPI) 6. Jumlah bimbingan teknis di bidang impor 3000 3000 3400 3600 3800 4000 5 5 6 7 8 9 7. Jumlah laporan evaluasi monitoring pelaksanaan kebijakan impor 5 5 5 5 5 5 4 Dukungan Sektor Perdagangan 1. Jumlah PP tentang Kawasan Ekonomi Terhadap Pengembangan Kawasan Khusus Ekonomi Khusus 1 1 - - - 2 Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan 2. Jumlah kebijkan perdagangan yang dilimpahkan ke KEK 1 1 1 1 1 1 5 Pengembangan Fasilitasi Ekspor Impor Daerah 6 Perumusan Kebijakan dan Bimbingan Teknis Fasilitas Kepabeanan 1. Persentase penyerapan anggaran dekon fasilitasi ekspor dan impor di daerah 2. Tingkat kesesuaian antara ruang lingkup yang ditetapkan dengan implementasi di daerah (persen) Persentase realisasi dari janji pelayanan yang tepat waktu Persentase penyelesaian rancangan peraturan di bidang fasilitas kepabeanan Persentase penyelesaian rancangan PMK dan aturan pelaksanaan lainnya terkait sistem pelayanan kepabeanan yang Persentase penyelesaian peraturan terkait sistem pelayanan kepabeanan dan cukai di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 100 100 100 100 100 100 Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri - - 60 70 80 90 70% 70% 85% 85% 90% 90% Pengawasan, Pelayanan, dan Penerimaan di Bidang Kepabeanan 70% 70% 75% 100% 100% 100% dan Cukai - - 100% - - - - - 100% - - - Kementerian Perdagangan Kementerian Keuangan Persentase penyelesaian rancangan PMK untuk pengembangan sistem elektronik terkait dengan perijinan investasi di bidang kepabeanan dan perpajakan - - 25% 45% 70% 100% II.3.M.A-30

MAJU Persentase penyelesaian rancangan PMK untuk memadukan Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT) dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di 5 lokasi (di Jawa dan Sumatra) - - 100% - - - 7 Koordinasi Pengembangan dan Penerapan sistem NSW dan ASW Persentase Rekomendasi hasil koordinasi kebijakan di Bidang Pengembangan dan Penerapan NSW dan ASW yang terimplementasikan 80% 80% 80% 85% 90% 95% Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Kemenko Perekonomian 8 Koordinasi Pengembangan Kerjasama Ekonomi Dan Pembiayaan Eropa, Afrika Dan Timur Tengah Persentase hasil koordinasi kebijakan di bidang kerjasama ekonomi dan pembiayaan Eropa, Afrika dan Timur Tengah yang diimplementasikan 60-70% 60-70% 70-80% 80-90% 90-95% 95-100% Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Kemenko Perekonomian 9 Koordinasi Pengembangan Kerjasama Ekonomi Dan Pembiayaan Asia Persentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan di bidang kerjasama ekonomi dan pembiayaan Asia yang diimplementasikan 60-70% 60-70% 70-80% 80-90% 90-95% 95-100% Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Kemenko Perekonomian D FOKUS: Pengembangan Industri Pariwisata Persentase investasi bidang pariwisata terhadap investasi nasional 5,19 5,19 5,45 5,76 6,06 6,43 1 Pengembangan Usaha, Industri dan Investasi Pariwisata 1. Jumlah kebijakan usaha pariwisata (naskah) 8 8 10 10 10 10 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenbudpar 2. Jumlah industri/asosiasi pariwisata yang mendapat dukungan 4 4 5 10 10 6 3. Jumlah pola perjalanan (travel pattern )6 6 8 10 8 5 II.3.M.A-31

MAJU 4. Jumlah profil investasi pariwisata 5 5 7 7 7 7 5. Jumlah dan industri kreatif bidang pariwisata 8 8 10 10 10 10 2 Pengembangan Standardisasi Pariwisata 1. Jumlah standard kompetensi 8 8 10 10 6 4 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenbudpar 2. Jumlah standard usaha 6 6 6 8 8 4 3. Jumlah materi uji kompetensi dan 8 8 8 10 6 4 pedoman sertifikasi usaha 4. Jumlah master assesor dan assesor 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 5. Jumlah Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan LSU pariwisata 6. Jumlah fasilitasi sertifikasi kompetensi (ribu orang) 7 7 9 10 6 4 10 10 10 15 9 6 E FOKUS: Pengembangan Destinasi Pariwisata 7. Jumlah tenaga kerja yang disertifikasi (ribu orang) 1. Lama tinggal wisatawan (hari): 10 10 10 15 9 6 1.1. Mancanegara 7,8 7,8 7,7 7,7 7,6 7,5 1.2. Nusantara 2,1 2,1 2,25 2,5 2,75 3 2. Pengeluaran wisatawan harian: II.3.M.A-32

MAJU 2.1. Mancanegara (USD) 1000 1000 1050 1100 1150 2000 2.2. Nusantara (Rp.) 600 600 650 700 700 750 1 Pengembangan Daya Tarik Pariwisata 2 Pemberdayaan Masyarakat di Destinasi Pariwisata 3 Peningkatan PNPM Mandiri Bidang Pariwisata 4 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Jumlah daya tarik wisata alam, bahari dan 7 7 29 29 29 29 Program Pengembangan Destinasi budaya Pariwisata 1. Jumlah kelompok sadar wisata 200 200 350 200 250 100 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata 2. Jumlah masyarakat sadar wisata 4.000 4.000 4.000 7.000 5.000 2.000 (orang) Jumlah desa wisata 200 200 450 550 450 350 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata 1. Jumlah kegiatan pemutakhiran basis 7 7 12 20 25 29 Program Pengembangan Destinasi data dan informasi destinasi Pariwisata Kemenbudpar Kemenbudpar Kemenbudpar Kemenbudpar 2. Jumlah Organisasi Pengelolaan Destinasi (Destination Management Organization/ DMO) (buah) 2 2 5 10 12 15 F FOKUS: Pengembangan Pemasaran dan Promosi Pariwisata 1 Peningkatan Promosi Pariwisata Luar Negeri 3. Jumlah dukungan fasilitas pariwisata (daya tarik) 4. Jumlah dukungan teknis pengembangan destinasi pariwisata 1. Jumlah kunjungan wisman (juta orang) 7 7 29 29 29 29 36 36 41 81 66 15 6,75 6,75 7,1 7,5 8,0 8,6 2. Jumlah pergerakan wisnus (juta perjalanan) 230 230 237 245 258 276 1. Jumlah partisipasi pada bursa 72 72 74 74 77 74 Program Pengembangan Pemasaran pariwisata internasional, pelaksanaan misi Pariwisata penjualan (sales mission ), dan pendukungan penyelenggaraan festival (event ) 2. Jumlah perwakilan promosi pariwisata 12 12 12 12 14 15 Indonesia (Indonesia Tourism Promotion Representative Officers ) di luar negeri (kota) Kemenbudpar II.3.M.A-33