standar Peraturan Direktur Jenderal EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG INTERNASIONAL BANDAR UDARA JUANDA

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG INTERNASIONAL BANDAR UDARA JUANDA. Karina Shaska Dosen Pembimbing : Ir. Hera Widiyastuti, MT

EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG 1A BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-4 1

EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA SENTANI JAYAPURA

EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA SENTANI JAYAPURA

ANALISIS KELAYAKAN TERMINAL PENUMPANG 1A BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan Pasal 1

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

Terminal penumpang bandar udara

PERENCANAAN SISTEM PENANGANAN BAGASI PADA TERMINAL 1B DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Hairul Azhar, 2014 kajian kapasitas terminal penumpang dan apron bandar udara h.as. hanandjoeddintanjungpandan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 STUDI PUSTAKA. Sastranegara Bandung, data fasilitas sisi darat (landside) berupa detail gedung

BAB I PENDAHULUAN. Bandar udara merupakan lapangan terbang yang dipergunakan untuk. tidak dapat di jangkau oleh transportasi darat dan laut.

STUDI EVALUASI RUANG TUNGGU KEBERANGKATAN DAN KEDATANGAN DOMESTIK BANDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB III LANDASAN TEORI

Evaluasi Kinerja Gate Assignment pada Terminal 1 Keberangkatan Domestik Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

Tingkat Pelayanan Check-In Counter Lion Air Di Bandara Internasional Husein Sastranegara Kota Bandung Menggunakan Metode Antrian

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Berangkat Transit Total % Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisis Kapasitas Terminal Penumpang Di Bandar Udara SMB II Palembang

DESAIN KEBERANGKATAN AREAL CURBSIDE PADA BANDAR UDARA SULTAN HASANUDDIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) E-1

EVALUASI TERMINAL KEBERANGKATAN DOMESTIK BANDAR UDARA INTERNASIONAL HANG NADIM BATAM

BAB III METODOLOGI. Sumber: UPT Bandar Udara H.AS. Hanandjoeddin, 2014

Dosen Konsultasi : Ir. Hera Widiastuti, MT. Ayu Aprilischa ( )

BAB II BATASAN DAN PENGERTIAN TENTANG BANDAR UDARA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986), Bandar Udara adalah. operator pelayanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

EVALUASI PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI

cxütçvtçztç hätçz gxüå ÇtÄ cxçâåñtçz UtÇwtÜ hwtüt g} Ä ~ e ãâà ctätçz~t etçt

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization):

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PROYEKSI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN TERMINAL BUILDING BANDAR UDARA (STUDI KASUS: BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU)

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tingkat pelayanan (level of service) terminal dan apron Bandara. Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.

Evaluasi Desain Terminal Penumpang Bandara New Yogyakarta International Airport

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang 1

ANALISIS KINERJA GATE PADA TERMINAL KEBERANGKATAN DOMESTIK DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN

ANALISIS PENINGKATAN KAPASITAS TERMINAL BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA DENGAN VARIASI SISTEM PEMROSESAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bandara atau bandar udara yang juga populer disebut dengan istilah airport

EVALUASI KINERJA STASIUN PASAR TURI SURABAYA

TUGAS AKHIR OPTIMALISASI KAPASITAS APRON TERMINAL 2 BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA AKIBAT PERPINDAHAN PESAWAT INTERNASIONAL

ANALISA ANTRIAN DI TERMINAL KEBERANGKATAN BANDARA SYAMSUDIN NOOR BANJARMASIN. Muhammad Arsyad, Yaula Stellamaris. Abstrak

KAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang

[[PERANCANGAN INTERIOR BANDARA INTERNASIONAL KERTAJATI MAJALENGKA]] BAB I PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 19,45 km dari kota Jakarta yang memiliki koordinat 06 o Lintang

Evaluasi Kinerja Stasiun Pasar Turi Surabaya

OPTIMASI KAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO

PERENCANAAN PERLUASAN RUANG TUNGGU TERMINAL DOMESTIK BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA HANG NADIM BATAM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

EVALUASI PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA

Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti

ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS TERMINAL PENUMPANG DI BANDAR UDARA ADISUTJIPTO-YOGYAKARTA

PERENCANAAN TERMINAL ANGKUTAN DARAT PEDESAAN DI KECAMATAN LIRUNG

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas terbaik dari beberapa alternatif yang ada (Yang et al., 2009 dikutip dari Al-

PERENCANAAN PARK AND RIDE MAYJEND SUNGKONO KOTA SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandar udaraan, Pasal 1 Ayat

TUGAS AKHIR RC MUHAMMAD IRFAN ARDIANSYAH NRP Dosen Pembimbing Ir. Ervina Ahyudanari, ME., PhD NIP

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dan jasa penunjang bandara di kawasan Barat Indonesia sejak tahun 1984.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

Analisis Perpindahan Moda dari Taksi dan Mobil Pribadi ke Bus Damri di Bandar Udara Juanda Surabaya

lib.archiplan.ugm.ac.id

Analisis Permintaan Pelayanan Taksi Argometer di Bandar Udara Juanda Surabaya ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN ANGKUTAN DI BANDARA JUANDA. Tabel 5.1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENGEMBANGAN TERMINAL 3 SOEKARNO-HATTA INTERNATIONAL AIRPORT (SHIA)

LINKING CORRIDOR TERMINAL DAN TRANSIT HOTEL BANDARA SOEKARNO - HATTA

BAB II: STUDI PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2,

Terminal kargo bandar udara

STUDI WAKTU PELAYANAN PENUMPANG DARI ARMADA PENERBANGAN PADA TERMINAL DOMESTIK BANDAR UDARA JUANDA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Adisutjipto telah mencapai 5,8 juta penumpang atau lima kali lipat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sekaligus sebagai pendorong pertumbuhan pariwisata. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang ada yaitu pada tahun 2028 perkiraan jumlah penumpang

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Analisis Perpindahan Moda dari Taksi dan Mobil Pribadi ke Bus Damri di Bandar Udara Juanda Surabaya

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) E-12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEBUTUHAN RUANG TERMINAL PENUMPANG DOMESTIK BANDAR UDARA DI KULON PROGO YOGYAKARTA

Transkripsi:

1 EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG INTERNASIONAL BANDAR UDARA JUANDA Nama : Karina Shaska NRP : 3108100150 Jurusan : Teknik Sipil FTSP ITS Dosen Pembimbing : Ir. Hera Widiyastuti, MT standar Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor:SKEP/77/VI/2005 sehingga dihitung kembali jumlah loket check-in sesuai dengan service time hasil survey. Didapatkan bahwa dibutuhkan jumlah loket check-in lebih banyak jika dilakukan perhitungan berdasarkan service time hasil survey. Dua buah security check-in eksisting juga masih kurang dibandingkan dengan kebutuhanny, yaitu 4-6 buah security check-in. Di ruang tunggu keberangkatan, level of service ruang tunggu gate 9-10 dan 11-12 masingmasing adalah F dan E yang menunjukkan bahwa kapasitas ruang tunggu sudah tidak mampu menampung penumpang saat peak hour. Sedangkan untuk baggage claim area, luas kondisi eksisting sudah memenuhi standar perhitungan dari SNI 03-7046 2004. ABSTRAK Terminal penumpang merupakan salah satu komponen utama dalam sistem bandar udara karena terminal penumpang merupakan tempat berlangsungnya seluruh kegiatan penumpang. Kinerja terminal penumpang ini perlu dievaluasi secara berkala seiring dengan pertambahan jumlah masyarakat yang menggunakan pesawat terbang sebagai salah satu moda transportasi. Oleh karena itu, check-in area, ruang tunggu keberangkatan, serta baggage claim area yang merupakan bagian dari terminal internasional Bandar Udara Internasional Juanda perlu dievaluasi kinerjanya berdasarkan kondisi eksisting yang dibandingkan dengan peraturan-peraturan bandara saat ini. Tugas Akhir ini menganalisa BAB I kebutuhan jumlah check-in counter dan PENDAHULUAN security check-in berdasarkan survey langsung yang dilakukan di check-in 1.1 Latar belakang area dengan menggunakan peraturan SNI 03-7046-2004 dan perhitungan FIFO, luas masing-masing ruang tunggu keberangkatan, serta luas baggage claim area berdasarkan SKEP/77/VI/2005. Hasil perhitungan dari Tugas Akhir ini menunjukkan bahwa service time hasil survey melebihi service time Kata kunci : Terminal penumpang, check-in area, security check-in, ruang tunggu keberangkatan, baggage claim area, forecasting, Bandar Udara Juanda. Bandar udara merupakan prasarana penting dalam kegiatan transportasi udara, khususnya Indonesia yang merupakan negara kepulauan dimana transportasi udara sangat beperan penting bagi kelancaran aktivitas penduduknya. Bandar udara juga berperan dalam menunjang, menggerakkan dan mendorong

2 pertumbuhan ekonomi daerah karena berfungsi sebagai pintu gerbang suatu daerah. Bandara Juanda merupakan bandar udara internasional yang memegang peranan penting dalam pergerakan dan pertumbuhan ekonomi serta merupakan salah satu pintu gerbang menuju propinsi Jawa Timur yang merupakan salah satu propinsi terbesar di Indonesia. Bandara Juanda yang dikelola oleh PT Angkasa Pura I ini berada Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, 20 km sebelah selatan kota Surabaya. Tiap tahunnya, jumlah penumpang di Bandara Juanda, baik internasional maupun domestik mengalami peningkatan. jumlah penumpang di Bandara Juanda tiap tahunnya mencapai 10 juta penumpang. Padahal, kapasitas ruang tunggu Bandara Juanda saat ini hanya 6,5 juta penumpang per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa bandara udara kurang bisa menampung peningkatan jumlah penumpang di Bandara Juanda. Terminal penumpang merupakan salah satu bagian dari Bandara Juanda yang memiliki peran fungsi yang sangat penting karena merupakan tempat berlangsungnya seluruh kegiatan penumpang sebelum akhirnya penumpang memasuki pesawat udara. Jika kapasitas terminal penumpang Bandara Juanda saat ini sudah overload, tentu kenyaman penumpang akan terganggu. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu evaluasi mengenai kinerja terminal penumpang yang ada di Bandara Juanda saat ini, khususnya di check-in area, ruang tunggu keberangkatan, dan baggage claim area yang menjadi lokasi-lokasi penting dalam kegiatan pemrosesan penumpang. Selain itu, berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor:SKEP/91/V/2007 tentang Penilaian Kinerja Bandar Udara, pasal 2 ayat 3, disebutkan bahwa terminal penumpang adalah salah satu obyek dari bandara yang kinerja aspek pelayanannya perlu dievaluasi. Oleh karena itu, penulis merasa perlu adanya suatu evaluasi mengenai kinerja di terminal penumpang. Pada Tugas Akhir ini, penulis hanya mengkhususkan evaluasi kinerja pada terminal penumpang internasional. Untuk evaluasi kinerja di check-in area, penulis akan mengolah data service time kondisi eksisting di loket check-in dan security check-in yang didapat dengan cara survey langsung dengan tingkat kepercayaan 95 %. Hasil survey di loket check-in akan dibandingkan dengan service time standar berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: SKEP/77/VI/2005 tentang Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara. Apabila tidak memenuhi service time standar, maka akan dilakukan perhitungan jumlah loket check-in berdasarkan standar dari SNI 03-7046-2004 dan perhitungan FIFO (First in first out). Sedangkan hasil survey service time di security check-in akan langsung diolah untuk diperhitungkan kebutuhan security check-in berdasarkan perhitungan FIFO. Untuk evaluasi kinerja di ruang tunggu keberangkatan, penulis akan menghitung kapasitas eksisting masingmasing ruang tunggu di terminal

3 internasional. Apabila jumlah penumpang berangkat lebih besar daripada kapasitas yang tersedia, akan dilakukan perhitungan level of service 6. kondisi eksisting dan kebutuhan luasan Dengan jumlah penumpang datang kondisi eksisting saat peak hour, berapa masing-masing ruang tunggu kebutuhan luas baggage claim area dan keberangkatan berdasarkan standar dari berdasarkan SNI 03-7046-2004. kebutuhan devices? jumlah baggage claim Setelah itu. akan dilakukan pula 7. Dengan karakteristik pertumbuhan perhitungan forecasting untuk perkiraan penumpang di terminal internasional jumlah penumpang selama 5 tahun ke selama 5 tahun terakhir, berapa depan. Forecasting dilakukan dengan perkiraan jumlah penumpang bila memperhatikan tren pertumbuhan dilakukan forecasting untuk 5 tahun ke penumpang selama 5 tahun sebelumnya depan dan bagaimana jika yang diaplikasikan pada perkiraan dibandingkan dengan kapasitas terminal penumpang selama 5 tahun ke depan. internasional Bandar Juanda saat ini? 8. Dengan menggunakan standar THPH 1.2 Rumusan Masalah 1. Berapa kebutuhan jumlah loket check-in menggunakan standar dari SNI 03-7046-2004 dan perhitungan FIFO (First in first out) dengan service time standar minimum dan maksimum berdasarkan SKEP/77/VI/2005? 1.3 Tujuan 2. Bagaimana jumlah loket check-in 1. Mengetahui kebutuhan jumlah loket kondisi eksisting jika dibandingkan check-in berdasarkan service time dengan jumlah loket check-in eksisting minimum dan maksimum berdasarkan menggunakan perhitungan standar dari SNI 03-7046-2004 dan perhitungan Peraturan Perhubungan Direktur Udara Jenderal Nomor: FIFO (First in first out)? SKEP/77/VI/2005. 3. Bagaimana jumlah security check-in 2. kondisi eksisting jika dibandingkan Mengetahui perbandingan antara jumlah loket check-in kondisi eksisting dengan dengan jumlah security check-in jumlah loket check-in berdasarkan eksisting menggunakan perhitungan perhitungan standar dari SNI 03-7046- FIFO (First in first out)? 2004 dan perhitungan FIFO (First in 4. Dengan jumlah penumpang berangkat first out). kondisi eksisting saat peak hour, berapa 3. Mengetahui perbandingan antara kapasitas maksimum yang dapat security check-in kondisi eksisting dilayani oleh masing-masing ruang tunggu keberangkatan? dengan jumlah loket security check-in berdasarkan perhitungan FIFO (First in 5. Dengan jumlah penumpang berangkat first out). kondisi eksisting saat peak hour, bagaimana level of service (LOS) masing-masing ruang tunggu keberangkatan dan berapa kebutuhan luasan masing-masing ruang tunggu? (Typical Peak Hour Passanger) dari FAA, berapa jumlah penumpang rencana pada saat peak hour dan bagaimana jika dibandingkan dengan kapasitas check-in area saat ini?

4 4. Mengetahui kapasitas maksimum yang dapat dilayani oleh masing-masing ruang tunggu keberangkatan. 5. Mengetahui level of service (LOS) dan kebutuhan luas masing-masing ruang tunggu keberangkatan. 6. Mengetahui kebutuhan luas baggage claim area dan perbandingannya 3. Evaluasi ini tidak memperhitungkan dengan luas baggage claim area kondisi faktor biaya / ekonomi. eksisting serta mengetahui kebutuhan jumlah baggage claim devices dan perbandingannya dengan luas baggage BAB II TINJAUAN PUSTAKA claim devices kondisi eksisting. 7. Mengetahui perkiraan jumlah penumpang internasional selama 5 tahun ke depan dan perbandingannya dengan kapasitas terminal internasional Juanda saat ini. 8. Mengetahui jumlah penumpang saat peak hour rencana 1.4 Manfaat 1. Mengetahui tingkat pelayanan dari check-in area, ruang tunggu keberangkatan, dan baggage claim area terminal internasional kondisi eksisting. 2. Mengetahui tingkat pelayanan standar dari terminal penumpang internasional Bandara Juanda berdasarkan hasil survey lapangan untuk nantinya dijadikan bahan evaluasi mengenai rencana pengembangan terminal Juanda. 3. Mendapatkan perkiraan jumlah penumpang dalam kurun waktu 5 tahun ke depan, sehingga dapat dilakukan evaluasi mendatang untuk kelayakan terminal internasional Juanda. 1.5 Batasan masalah 1. Evaluasi kinerja terminal penumpang internasional pada Tugas Akhir ini hanya dibatasi pada area check-in counter, ruang tunggu keberangkatan, dan baggage claim area yang ada di terminal internasional Bandar Udara Juanda. 2. Pada evaluasi ini tidak akan dibahas tentang perhitungan konstruksi dan metode konstruksinya. 2.1 Terminal Penumpang Bandara Pengertian Bandar udara menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization) adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat. Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat. Beberapa fungsi dari terminal penumpang di wilayah Bandar Udara (Horonjeff & Mc Kelvey, 1993) adalah sebagai berikut : 1. Perubahan Moda, sebagai fungsi interface. Sebagai perubahan dari moda transportasi darat menuju moda transportasi udara sesuai dengan pola yang telah ditetapkan. 2. Pemrosesan penumpang. Merupakan tempat untuk memproses keperluan perjalanan udara, yaitu

5 pembelian tiket, check-in, memisahkan dan mempertemukan kembali dengan barang bawaan (bagasi), pelaksanna Menurut Horonjeff & McKelvey, sistem terminal penumpang terdiri dari tiga bagian pemeriksaan keamanan, dan utama. Bagian-bagian tersebut dan pengawasan pemerintah dalam hal kegiatan-kegiatan yang terjadi legalitas barang atau penumpang yang keluar dan masuk kota atau negara. 3. Pengaturan Pergerakan Penumpang. Pesawat memindahkan penumpang dari didalamnya adalah sebagai berikut : 1. Jalur masuk / Landing Interface. Landing Interface adalah area dimana penumpang berpindah menuju jalan satu tempat ke tempat lain, dan masuk ke bagian pemrosesan penumpang datang dan meninggalkan penumpang. Sirkulasi, parkir, dan naik bandara secara kontinyu dalam turunnya penumpang merupakan kelompok kecil atau individu kegiatan-kegiatan yang terjadi dalam menggunakan moda transportasi darat, misalnya bus bandara, mobil, taksi, dan bagian ini. Fasilitas-fasilitas yang ada diantaranya adalah : sebagainya. Untuk melakukan dan a) Peralatan depan bagi penumpang untuk memperlancar proses pergerakan naik dan turun dari kendaraan, yang penumpang agar dapat berpindah moda menyediakan posisi bongkar muat bagi secepat mungkin, terminal memberi kendaraan untuk menuju atau ruang untuk menghimpun dan mengatur meninggalkan gedung terminal. penumpang. 4. Pelindung dari cuaca. Terminal berfungsi untuk melindungi penumpang atau orang yang berkepentingan di bandara dari terik b) Fasilitas parkir mobil yang menyediakan parkir jangka pendek atau jangka panjang bagi penumpang dan pengunjung, serta fasilitas mobil sewaan, angkutan umum, dan taksi. matahari dan hujan, sehingga terminal c) Jalan menuju peralatan terminal, mampu memberikan kenyamanan bagi para penumpang. peralatan parkir, dan jaringan jalan umum, dan jalan bebas hambatan. d) Fasilitas penyebrangan jalan bagi 2.2 Sistem Terminal Penumpang pejalan kaki, termasuk terowongan, Bandara jembatan, dan peralatan otomatis yang Diperlukan suatu memberikan jalan masuk antara fasilitas pengaturan pergerakan untuk parkir dan gedung terminal. mendapatkan fungsi yang maksimal e) Jalan lingkungan dan lajur bagi dari terminal bandara. Pengaturan ini nantinya adalah suatu alur proses yang terangkai dalam satu system yang mengatur daerah tempat pemrosesan penumpang yang akan memulai ataupun mengakhiri perjalanan udara dan untuk kendaraan pemadam kebakaran yang menuju ke berbagai fasilitas dalam terminal dan ke tempat-tempat fasilitas bandar udara lainnya, seperti tempat penyimpanan barang, tempat truk bahan bakar, kantor pos, dan sebagainya. mengangkut bagasi serta penumpang 2. Bagian Pemrosesan. dari dan ke pesawat. Area dimana penumpang diproses, baik yang akan berangkat maupun yang tiba.

6 Kegiatan utama dalam bagian ini adalah didalam bandara. Alat akan penjualan tiket, lapor-masuk bagasi, mengeluarkan alarm apabila barangbarang pemesanan tempat duduk, pengambilan terlarang dibawa oleh bagasi, serta pelayanan pengawasan penumpang saat penumpang melewati federal dan keamanan. Bagian magnetometer. Sedangkan sinar-x pemrosesan ini masih terbagi lagi digunakan untuk mendeteksi bagasi dengan beberapa area menurut penumpang. Bagasi penumpang fungsinya masing-masing, yaitu : a) Check-in penumpang dan bagasi. Merupakan fasilitas yang dijumpai dilewatkan pada suatu ban berjalan dan isinya dapat dilihat oleh petugas melalui monitor. penumpang setelah melewati curb di 3. Daerah pertemuan dengan pesawat. terminal keberangkatan. Fungsi area ini Area dimana penumpang berpindah dari adalah untuk menampung aktrifitas bagian pemrosesan ke pesawat. pemeriksaan tiket, Kegiatan-kegiatannya meliputi pendaftaran/pencatatan calon pemindahan muatan dari dan ke penumpang dan bagasinya. Aktifitas ini pesawat serta naik dan turunnya dilakukan pada check-in counters yang penumpang dan barang dari dan ke telah dibagi menurut maskapai pesawat. Fasilitas-fasilitasnya adalah : penerbangannya masing-masing. a) Ruangan terbuka (concourse), untuk Sedangkan administrasinya dilakukan di Airline Ticket Office (ATO). sirkulasi menuju ruang tunggu keberangkatan. b) Ruang keberangkatan yang digunakan penumpang untuk menunggu b) Out Bond dan In Bond Baggage Area. keberangkatan. Merupakan tempat pengumpul bagasi c) Peralatan keberangkatan penumpang dari check-in counters sebelum dibawa yang digunakan untuk naik dan turun ke pesawat yang bersangkutan. dari pesawat serta dari dan ke ruang c) Baggage Claim Area. tunggu keberangkatan. Bagian dari terminal kedatangan d) Ruang operasi perusahaan penerbangan penumpang dimana penumpang dapat yang digunakan untuk pegawai, mengambil kembali bagasinya. peralatan, dan kegiatan-kegiatan yang Digunakan suatu perangkat berupa ban berjalan yang disebut claim service berhubungan dengan kedatangan dan keberangkatan pesawat. yang berfungsi untuk mempermudah e) Fasilitas-fasilitas keamanan yang penumpang dalam mengambil digunakan untuk memeriksa bagasinya. penumpang dan bagasi serta memeriksa d) Security Control. Pemeriksaan keamanan dilakukan untuk jalan-jalan untuk umum yang menuju ke daerah keberangkatan penumpang. menjaga keselamatan penumpang dan f) bagasinya. Alat yang digunakan adalah Daerah pelayanan penumpang yang memberikan fasilitas kepada umum dan magnetometer dan sinar-x yang dpat daerah-daerah bukan umum yang mendeteksi keberadaan barang-barang yang tidak diijinkan untuk dibawa digunakan untuk operasi, seperti gedung dan utilitas.

7 2.3 Pemrosesan Penumpang Pemrosesan penumpang dalam terminal dilakukan dengan menggunakan beberapa fasilitas sebagai berikut (Horonjeff & McKelvey): 1. Tempat pelayanan tiket serta kantornya, lapor-masuk bagasi, informasi penerbangan, dan fasilitas pegawai administrasi. 2. Ruang pelayanan terminal, termasuk di dalamnya lokasi pelaporan (check-in area). 3. Lobi untuk sirkulasi penumpang dan ruang tunggu. 4. Daerah sirkulasi umum, seperti tangga, elevator, lift, dan sebagainya. 5. Ruangan bagasi untuk menyortir dan memasukkan bagasi ke dalam pesawat. 6. Ruangan bagasi untuk memindahkan bagasi antar pesawat. 7. Ruangan bagasi untuk menerima bagasi dari pesawat yang landing untuk lalu diserahkan kepada penumpang. 8. Daerah pelayanan dan adminstrasi bandar udara. 9. Fasilitas pelayanan pengawasan federal, khususnya untuk pelayanan dan pemrosesan penerbangan internasional. 2.4 Perhitungan Peak Hour Penumpang Perhitungan peak hour penumpang di ruang tunggu keberangkatan dilakukan dengan menggunakan pola distribusi kedatangan penumpang berdasarkan standar dari IATA dengan mengambil sample salah satu hari penerbangan. Standar prosentase kedatangan penumpang adalah seperti yang tertera pada Tabel 2.1. Contoh perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 2.2. ktu Tabel 2.1 : Prosentase kedatangan penumpang per 10 menit di ruang tunggu keberangkatan iod y of 0-10.00 00-00 00-00 (Sumber : IATA,1989) ah Penumpang Total Penumpang centage of passenger per flight by 10 minu 0-110 0-100 0-90 80 70 60 00 30 00 111 333 3 9 28 60 127 218 310 3

8 Gambar 2.1 : Contoh perhitungan jumlah penumpang per 10 menit menggunakan pola distribusi kedatangan penumpang (Sumber : IATA,1989) 2.5 Standart Ruang Terminal Penumpang 1) Check-in counter Kinerja check-in counter dan security check-in akan dievaluasi menurut teori antrian, yaitu berdasarkan lama waktu pemrosesan per penumpang tiap loketnya yang diperoleh melalui hasil survey lapangan. Data hasil survey akan diolah dengan tingkat kepercayaaan 95 % sehingga didapatkan batas bawah dan batas atas dari waktu pemrosessan per penumpang tiap loketnya. Perhitungan batas bawah dan batas atas dari hasil survey adalah sebagai berikut : Untuk jumlah data < 30 : batas bawah < µ < batas atas x-(t 2 n < µ < x+(t 2 n Untuk jumlah data > 30 : batas bawah < µ < batas atas x-(z x σ ) < 2 n µ < x+(z x σ ) 2 n Keterangan : x = rata-rata waktu pemrosesan per penumpang (menit) α = 1 tingkat kepercayaan σ = standar deviasi n =jumlah data t =koefisien distribusi (dari tabel 2 statistik:tabel t) z 2 = koefisien distribusi (dari tabel statistik:tabel standar normal) Batas bawah dan batas atas hasil survey lapangan di masing-masing loket check-in akan dibandingkan dengan service time standar berdasarkan SKEP/77/VI/2005, yaitu 0,91 < µ < 1,54 menit per penumpang. Apabila service time eksisting melebihi service time standar, maka perlu dilakukan perhitungan kebutuhan jumlah loket check-in. Untuk perbandingan, maka perhitungan jumlah loket check-in dilakukan berdasarkan standar (SNI 03-7046-2004) dan FIFO (first in first out). Digunakan perhitungan dengan cara FIFO karena penumpang yang pertama tiba di loket check-in akan dilayani pertama pula. Evaluasi di security check-in dilakukan berdasarkan waktu pemrosesan hasil dari survey lapangan. Hasil survey juga akan diolah dengan tingkat kepercayaan 95 % dan dihitung dengan perhitungan FIFO. a) SNI 03-7046-2004 : Jumlah meja standar: a+b t1 N = counter (+10%) 60 Luas area standar: A = 0,25 (a + b) m 2 (+ 10 %) Keterangan : a = jumlah penumpang berangkat pada saat peak hour b = jumlah penumpang transit t1 = waktu pemrosesan check-in per penumpang (menit) b) FIFO (first in first out)

9 ρ = λ ; bila >1, maka harus tambah Kapasitas ruang tunggu / gate = jumlah µ Luas berdiri loket. kursi + Dimensi berdiri 2 2 Dimensi berdiri per orang = 2 λ ρ q m 2 (IATA) μ μ λ 1- ρ b) Level of Service (LOS) ruang tunggu keberangkatan kondisi eksisting. Indeks kepadatan penumpang di masing-masing ruang tunggu keberangkatan di terminal internasional diperhitungkan berdasarkan jumlah penumpang berdiri. Perhitungannya dirumuskan oleh IATA sebagai berikut: PI a = A P Dimana : A = Luas berdiri (m 2 ) P = Jumlah penumpang berdiri Tingkat pelayanan (Level of Service) yang berhubungan dengan penumpang didefinisikan pada Tabel 2.2 dan diilustrasikan seperti pada Gambar 2.2. Keterangan : λ = Tingkat kedatangan (jumlah penumpang datang saat peak hour). WP = waktu pelayanan per penumpang (menit) µ = Tingkat pelayanan = 60 WP. q = jumlah orang dalam antrian 2) Ruang tunggu keberangkatan a) Evaluasi ruang tunggu keberangkatan akan dievaluasi secara terpisah untuk masing-masing ruang tunggu. Dengan luas dan kapasitas ruang tunggu yang ada saat ini, akan dihitung berapa orang duduk duduk dan berapa orang berdiri yang mampu ditampung. Sedangkan dengan mengetahui jumlah penumpang berangkat saat peak hour, akan dihitung kapasitas tempat duduk standar dan luasan standar masing-masing ruang tunggu berdasarkan (SNI 03-7046- 2004). Menghitung kapasitas ruang tunggu keberangkatan untuk kondisi eksisting (Novitasari, 2005) : Luas tempat duduk (m 2 )= Jumlah kursi (buah) x dimensi kursi (m 2 ) Luas jarak antar kursi (m 2 )= jarak antar kursi (m) x panjang kursi (m) x jumlah kursi (buah) Luas berdiri (m 2 ) = Luas ruang tunggu (m 2 ) Luas tempat duduk (m 2 ) Kapasitas berdiri = Luas berdiri Dimensi berdiri Tabel 2.2 : Level of Service vel of ace per person vice 2 / orang) (Sumber : IATA) terang - 2 cellent gh leve ated s ndition e miting,8 tem br

10 Gambar 2.2 : Ilustrasi level of service (Sumber:TRB.1994) c) Mengitung luas standar ruang tunggu keberangkatan masing-masing gate berdasarkan jumlah penumpang peak hour berdasarkan Peraturan Dirjen Perhubungan Udara SKEP/77/VI/2005: A = C ui + vk 30 + ( 10%) Keterangan : A = luas standar ruang tunggu keberangkatan (m 2 ). C = jumlah penumpang datang pada saat peak hour. u = ratarata waktu menunggu terlama penumpa ng di ruang tunggu (60 menit). v = ratarata waktu menunggu tercepat penumpa ng di ruang tunggu (20 menit). i = proporsi penumpang yang menunggu terlama di ruang tunggu keberangkatan (0,6) k = proporsi penumpang yang. menunggu tercepat di ruang tunggu keberangkatan (0,4) 3) Baggage Claim Area a) Perhitungan standar baggage claim area di masing-masing conveyor belt berdasarkan jumlah penumpang dan jumlah bagasi seperti pada perumusan berikut : A = 0,9 c +(10%) (SKEP/77/VI/2005) Keterangan : A = Luas standar baggage claim area (m 2 ) c = jumlah penumpang datang waktu sibuk Berdasarkan jumlah penumpang yang ada, akan dihitung perkiraan jumlah standar baggage claim devices yang dibutuhkan. - Untuk wide body aircraft : N = c x q / 425 (SNI 03-7046- 2004) - Untuk narrow body aircraft : N = c x r / 300 (SNI 03-7046-2004) Keterangan : N = jumlah baggage claim devices rencana c = jumlah penumpang datang saat peak hour q = proporsi penumpang datang dengan menggunakan wide bodyaircraft r = proporsi penumpang datang dengan menggunakan narrow bodyaircraft Perbedaan kapasitas maksimal jumlah penumpang:

11 Wide body aircraft = 200 600 penumpang Narrow body aircraft = 200 penumpang 2.6 Teori Sampling Pada perhitungan kebutuhan area standar di check-in area, diperlukan beberapa survey untuk mendapatkan variabel yang dibutuhkan. Untuk mempermudah dan mengefisienkan pelaksanaan survey, maka survey tidak dilakukan secara terus-menerus, namun hanya mengambil sample jadwal penerbangan dan sample penumpang. 2.7 Perhitungan Forecasting Dengan adanya data mengenai pergerakan penumpang dan luasan teminal penumpang yang ada, akan dilakukan forecasting jumlah penumpang dalam jangka waktu 5 tahun ke depan. Lalu akan dibandingkan apakah dengan kapasitas terminal penumpang per tahun yang ada saat ini masih mampu menampung penumpang dalam jangka waktu 5 tahun mendatang. Forecasting dilakukan dengan menggunakan metode pertumbuhan prosentase. Langkah pertama untuk membuat forecast dengan cara metode pertambahan prosentase adalah mengumpulkan data di masa lalu. Setelah itu, seluruh pertambahan prosentase di rata-rata untuk menentukan prosentase pertumbuhan di masa mendatang. Setelah menghitung pertumbuhan jumlah penumpang, maka akan didapat perkiraan jumlah penumpang per tahun. Jumlah penumpang rencana tersebut diperlukan untuk menghitung perkiran jumlah penumpang saat peak hour dengan menggunakan THPH (typical peak hour passanger) dari FAA seperti Tabel 2.3. Tabel 2.3 : Prosentase THPH otal Annual Passenger million and over 000.000-19.999.999 00.000-9.999.999 0.000-999.999 0.000-499.999 der 100.00 Jumlah penumpang tiap tahun rencana akan dikalikan dengan % THPH untuk mengetahui perkiraan peak hour penumpang pada tahun rencana tersebut. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.2 Penjelasan Diagram Alir Pengerjaan Tugas Akhir Berikut ini adalah penjelasan urutan pengerjaan Tugas Akhir. 3.2.1 Studi Literatur Dalam penyusunan tugas akhir ini, diperlukan beberapa referensi untuk membantu dalam mencapai tujuan penulisan, diantaranya adalah : (Horonjeff) SNI 03-7046-2004 IATA 7 th edition (1989) Planning and Design of Airport SKEP/77/VI/2005

12 3.2.2 Survey Pendahuluan Survey pendahuluan ini dilakukan untuk melihat kondisi secara langsung terminal penumpang internasional Bandara Juanda, mulai dari check-in counter, ruang tunggu keberangkatan, dan baggage claim area. Selain itu, survey ini diperlukan juga untuk melihat secara langsung kondisi kegiatan operasional harian terminal penumpang internasional. 3.2.3 Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan untuk pengerjaan Tugas Akhir ini terdiri dari data primer dan data sekunder. 3.2.3.1 Pengumpulan Data Primer Data primer terdiri dari : 1) Pengamatan langsung. penerbangan yang beroperasi. Data yang diperlukan adalah : a) Maskapai penerbangan yang beroperasi di terminal internasional. b) Lay-out terminal penumpang internasional serta luasan masingmasing areanya. c) Spesifikasi terminal internasional bandara Juanda kondisi eksisting. d) Jadwal penerbangan harian dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. e) Jumlah penumpang per tahun dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. 3.3 Analisa Data Data primer dan data sekunder yang telah didapatkan akan diolah dengan berdasarkan standar pada SNI 03-7046- 2004. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: Untuk mendapatkan data primer, 1) Menghitung peak hour penumpang dilakukan survey secara langsung di berdasarkan data penumpang yang area terminal penumpang internasional. didapat dari PT Angkasa Pura 1. Peak Data yang perlu untuk disurvey adalah: hour penumpang didapatkan a) Waktu pemrosesan check-in per berdasarkan pola distribusi penumpang. penumpang (menit) yang dilakukan tiap 2) penggunaan loket check-in. b) Waktu pemrosesan per orang di security Menganalisa kinerja check-in counter masing-masing maskapai pada saat peak hour dinilai dari : check-in Jumlah loket check-in c) Pembagian area per maskapai di checkin masing-masing maskapai. area dan ruang tunggu Waktu pemrosesan check-in keberangkatan. per penumpang d) Jumlah dan dimensi kursi di ruang (menit). tunggu keberangkatan. Waktu pemrosesan security 2) Wawancara ke pihak maskapai check-in per Penumpang (menit). penerbangan dan PT Angkasa Pura 1 Jumlah penumpang berangkat untuk mengetahui situasi dan kondisi pada saat peak hour. kegiatan harian di terminal internasional Jumlah penumpang transit. Juanda. Data-data diatas akan digunakan untuk 3.2.3.2 Pengumpulan Data menghitung kebutuhan jumlah loket Sekunder check-in per maskapai dan luasan Data sekunder didapatkan dari PT standarnya berdasarkan SNI 03-7046- Angkasa Pura 1 dan pihak maskapai 2004.

13 3) Menganalisa kinerja ruang tunggu keberangkatan kondisi eksisting. Dengan luas dan kapasitas tempat duduk yang ada saat ini, akan dihitung : Kapasitas duduk maksimum. Kapasitas berdiri maksimum. Sedangkan dengan jumlah penumpang berangkat saat ini, akan dihitung luas standar ruang tunggu keberangkatan masing-masing gate berdasarkan SNI 03-7046-2004, yang melihat dari jumlah penumpang di ruang tunggu saat peak hour yang menggunakan pola distribusi penumpang dari IATA. Perhitungan juga didasarkan pada rata-rata waktu menunggu penumpang terlama dan tercepat, serta proporsi penumpang yang menunggu terlama dan tercepat berdasarkan standar dari Peraturan Dirjen Perhubungan Udara SKEP/77/VI/2005. 4) Menganalisa kinerja baggage claim area, dinilai dari data jumlah penumpang datang pada saat peak hour. Data tersebut digunakan untuk menghitung luasan standar baggage claim area berdasarkan SKEP/77/VI/2005. Setelah itu, dilakukan perhitungan untuk kebutuhan jumlah baggage claim devices berdasarkan SNI 03-704 6-2004. 6) Perhitungan Forecasting Forecasting jumlah penumpang dilakukan menggunakan metode pertumbuhan prosentase. Rata-rata dari prosentase peningkatan jumlah penumpang 5 tahun sebelumnya diaplikasikan pada rencana jumlah penumpang 5 tahun ke depan sehingga didapatkan perkiraan jumlah penumpang per tahun dalam kurun waktu 5 tahun ke depan yang nantinya akan dibandingkan dengan kapasitas terminal penumpang internasional Juanda per tahunnya saat ini. 3.4 Kesimpulan dan Saran Setelah dilakukan pengolahan dan analisa data, maka akan ditarik suatu kesimpulan yang menjawab tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini. Selain itu, diperlukan juga saran dari para ahli untuk perbaikan penulisan Tugas Akhir ini demi kepentingan bersama. BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil analisa perhitungan Tugas Akhir ini, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1) Berdasarkan service time dari Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: SKEP/77/VI/2005 tentang Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara, jumlah loket check-in masih kurang dalam melayani penumpang saat peak hour dibandingkan dengan kebutuhan jumlah loket check-in menggunakan standar dari SNI 03-7046-2004 dan perhitungan FIFO (First in first out). Tabel 6.1 : Hasil perhitungan jumlah check-in counters menggunakan batas waktu pelayanan minimum dan maksimum dengan standar SNI 03-7046 2004. Jumlah loket check-in kondisi eksisting masih kurang layak melayani jumlah penumpang saat peak hour dibandingkan dengan kebutuhan jumlah loket check-in menggunakan standar dari SNI 03-7046-2004 dan perhitungan

14 FIFO (First in first out). Jumlah security check-in kondisi eksisting adalah 2 buah, yang berarti masih kurang dibandingkan dengan kebutuhan jumlah loket check-in menggunakan perhitungan FIFO (First in first out) yang didasarkan pada hasil survey lapangan, yang berkisar antara 4 6 buah security check. 2) - Kapasitas maksimum ruang tunggu gate 9-10 adalah 291 penumpang duduk dan 145 penumpang berdiri dengan dimensi berdiri per penumpang = 2 m 2. - Kapasitas maksimum ruang tunggu gate 11-12 adalah 311 penumpang duduk dan 137 penumpang berdiri dengan dimensi berdiri per penumpang = 2 m 2. 3) - LOS ruang tunggu gate 9-10 adalah F yang berarti bahwa kinerja ruang tunggu gagal dalam melayani jumlah 0,96 m2 per orang yang menyatakan bahwa space tersebut tergolong dalam LOS E. - Dengan LOS E dan F yang dimiliki ruang tunggu gate 9-10 serta LOS ruang tunggu gate 11-12, dapat disimpulkan bahwa penumpang tidak merasa nyaman apabila penumpang berada dalam ruang tunggu saat terjadi peak hour karena dimensi berdirinya tidak sesuai dengan standar. - Kebutuhan standar luas ruang tunggu keberangkatan gate 9-10 berdasarkan SKEP/77/VI/2005 adalah 1063,2 m 2 dan standar luas ruang tunggu keberangkatan gate 11-12 yang juga berdasarkan SKEP/77/VI/2005 adalah 964,7 m 2. Dapat disimpulkan bahwa berarti luas ruang tunggu yang masingmasing adalah 514,7 m 2 masih tidak memenuhi standar perhitungan berdasarkan SKEP/77/VI/2005. penumpang pada saat peak hour. LOS F 4) terjadi karena jumlah penumpang yang berdiri saat terjadi peak hour adalah 368 - Luas area bagasi saat ini, yaitu 913 m 2, sudah memenuhi standar karena dari perhitungan, didapatkan bahwa luas penumpang, mebihi kapasitas standar area bagasi dengan jumlah berdurunya yaitu 145 penumpang. penumpang saat peak hour di Juanda Dengan jumlah penumpang tersebut, adalah 404,91 m 2. maka masing-masing penumpang - Dua buah jumlah baggage claim mendapatkan space 0,79 m2 per orang yang menyatakan bahwa space tersebut tergolong dalam LOS F. - LOS ruang tunggu gate 11-12 adalah E yang berarti bahwa ruang tunggu gate devuces saat ini sudah memenuhi standar karena berdasarkan perhitungan standar dari SNI 03-7046-2004, jumlah baggage claim devuces adalah dua buah. 11-12 telah mencapai batas maksimal 5) Dari perkiraan jumlah penumpang pelayanannya saat terjadi peak hour. dengan menggunakan forecasting LOS E terjadi karena jumlah metode pertumbuhan prosentase, penumpang yang berdiri saat terjadi peak hour adalah 287 penumpang, mebihi kapasitas berdirunya yaitu 137 didapatkan bahwa kapasitas Bandara Juanda tidak lagi cukup menampung lonjakan penumpang selama 5 tahun ke penumpang. Dengan jumlah depan. penumpang tersebut, maka masing-6masing Dengan menggunakan standar THPH penumpang mendapatkan space (Typical Peak Hour Passanger) dari

15 FAA, didapatkan bahwa area terminal internasional juga sudah tidak layak dalam melayani jumlah penumpang saat jarak yang dekat dan tidak berdesakan mencari tempat duduk di dalam ruang tunggu keberangkatan. peak hour. 6) Mempertahankan dan memperbaiki 6.2 Saran Setelah melakukan perhitungan kinerja baggage claim area. analisa Tugas Akhir, ada beberapa hal yang disarankan, antara lain: 1) Dengan waktu pemrosesan per penumpang sesuai dengan hasil survey lapangan, jumlah loket check-in yang dibutuhkan terlalu besar sehingga yang dapat dilakukan jika terjadi peak hour adalah meminimalisir waktu pemrosesan per penumpang hingga waktu minimum, karena dengan waktu pelayanan minimum, jumlah loket eksisting sudah sesuai standar. 2) Masing-masing maskapai hendaknya mulai memberlakukan online check-in, sehingga penumpang dapat melakukan check-in tanpa harus mengantri di loket check-in. Cara ini tentu dapat mengurangi tingkat antrian di loket check-in. Maskapai yang sudah menerapkan system online check-in adalah Air Asia. 3) Membedakan loket antara penumpang membawa bagasi dengan penumpang tidak membawa bagasi untuk mempercepat waktu antrian dan meminimalisir antrian yang terjadi. 4) Menambah jumlah magnetometer dan x-ray untuk security check-in atau memperpanjang antrian masuk check-in area. 5) Menambah jumlah kursi di luar dan sekeliling area ruang tunggu keberangkatan apabila menambah jumlah kursi di dalam ruang tunggu tudak memungkinkan. Hal ini dapat dilakukan agar penumpang bisa menunggu di luar ruang tunggu dengan