IMPLEMENTASI PERAN DEWAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN GORONTALO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang belum sepenuhnya dengan harapan dan ketentuan yang. adalah bukan soal mendirikan atau membentuknya, tetapi bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang peran komite

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan

MEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN. Oleh : Alpres Tjuana, S.Pd., M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan juga merupakan cara yang efektif sebagai proses nation and

BAB I PENDAHULUAN. yang bernama komite sekolah (SK Mendiknas Nomor 044/U/2002). karena pembentukan komite sekolah di berbagai satuan pendidikan atau

BAB I PENDAHULUAN. sekolah,perguruan,lembaga diklat, dalam masyarakat serta berbagai satuan lingku

Disampaikan oleh Ketua Dewan Pendidikan Kota Depok Oktober 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Pendidikan yang bermutu akan diperoleh pada sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN

BAB I PENDAHULUAN. keinginan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Paradigma baru manajemen

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan pendidikan membuat keberadaan komite sekolah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manfaat penelitian secara teoritik dan praktis, serta penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Salah satu upaya untuk meningkatkan peluang berpartisipasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

I. PENDAHULUAN. dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

BAB VI PENUTUP. tersebut akan disajikan secara rinci sebagai berikut: 1. Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency)

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB IV ANALISIS PENGELOLAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SD ISLAM AL AZHAR 29 SEMARANG

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah

PERAN SERTA MASYARAKAT/ STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. Pendahuluan June, Volume 1 Number 1 Efektivitas Kinerja Komite Sekolah di SMP Negeri 1 Banjarsari. Sunardi

BAB I PENDAHULUAN. yang mengutamakan perluasan pengetahuan. Diharapkan pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. menuju pemerintahan daerah yang demokratis dan pembangunan yang

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I P E N D A H U L U A N. Upaya terselengaranya pendidikan dengan baik tidak hanya tanggung

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan paradigma pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi

BAB I PENDAHULUAN. Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Kepmendiknas tersebut telah. operasional Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah..

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH. Cicih Sutarsih, M.Pd

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana disajikan pada bab IV, dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013

MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR MENURUT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi kewenangan ke tingkat sekolah.

Kinerja Dewan Pendidikan di Kota Salatiga

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah daerah sekarang ini dihadapkan oleh banyaknya tuntutan baik dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komponen-komponen yang saling terkait dan pengaruh mempengaruhi.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, mewujudkan pemerintahan yang baik (good

RINGKASAN PEMBERDAYAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN TATA KELOLA DAN AKUNTABILITAS PENDIDIKAN DASAR DI SULAWESI SELATAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi. Ini memberikan implikasi terhadap

Analisa Kinerja Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Provinsi Lampung. Penyelenggaraan pendidikan terutama pendidikan dasar dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TELAAH PUSTAKA

MASYARAKAT/STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan UU. No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa

BAB I. tangganya sendiri (Kansil, C.S.T. & Christine S.T, 2008). perubahan dalam sistem pemerintahan dari tingkat pusat sampai ke desa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Daerah yang berkaitan dengan kedudukan, fungsi dan hak-hak DPRD, menangkap aspirasi yang berkembang di masyarakat, yang kemudian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Dampak diberlakukannya Undang Undang tentang otonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan otonomi daerah harus diartikan sebagai upaya pemberdayaan daerah dan masyarakat untuk

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DENGAN PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

Dinamika Sosial Dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Pada Satuan Pendidikan Pada Era Otonomi Daerah

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di sekolah sehingga apa yang menjadi kelebihan sekolah dapat lebih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekolah,ketua komite sekolah, orang tua siswa maupun guru-guru, diperoleh gambaran

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bidang pengelolaan keuangan negara maupun daerah. Akuntabilitas

UNJUK KERJA KOMITE SEKOLAH DI SMA NEGERI 3 SEMARANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. Pemerintahan Daerah, yang disebut dengan Desentralisasi adalah penyerahan

MATERI KULIAH MANAGEMEN BERBASIS SEKOLAH. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Pendidikan sebagai salah satu aspek dalam

BAB I PENDAHULUAN. agar fungsi APBN dapat berjalan secara maksimal, maka sistem anggaran dan

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) DI SMA SE-KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. satunya perbaikan terhadap pengelolaan keuangan pada instansi-instansi pemerintah.

Prof. Dr. H. D. Budimansyah, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran merupakan hal penting bagi suatu pemerintah untuk. menjalankan roda pemerintahannya.anggaranadalah dokumen yang berisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatakan wujud dari penyelenggaraan otonomi daerah adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari yang semula terpusat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah. Dapat dikatakan pada saat ini tanggung jawab masing masing

BAB 1 PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat

Transkripsi:

IMPLEMENTASI PERAN DEWAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN GORONTALO JURNAL Oleh JEFRI LASENA Nim :131 408 079 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN 2015

IMPLEMENTASI PERAN DEWAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN GORONTALO Oleh : Jefri 1, Ansar Made dan Arwildayanto 2 Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Email : jefrilasena89@gmail.com ABSTRAK Jefri Lasena. 2014. Implementasi Peran Dewan Pendidikan Di Kabupaten Gorontalo, Skripsi, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing :(1) Prof.Dr. Ansar, S.Pd, M.Si. (II) Dr. Arwildayanto, S.Pd, M.Pd Proses pembentukan dewan pendidikan memang sudah ada yang sesuai dengan harapan dan ketentuan yan ada, bahkan ada yang sudah maju sedemikian rupa dengan kreasi dan inovasinya sehingga di rasakan peran dan fungsinya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Rumusan masalah yaitu : (1) pemberi pertibangan (advisory body) dalam perumusan kebijakan program dan kegiatan pendidikan, (2) pemberi dukungan (supporting agency) baik yang berwujud financial, pemikiran maupun tenaga pendidik di Kabupaten Gorontalo, (3) melakukan pengawasan ( controlling agency) dalam penyelenggaraan pendidikan, (4) mediaor antara pemerintah ( eksekutif dan dewan perwakilan rakyat daerah (legislative) dengan masyarakat. Tujuan penelitian dalam peneitian ini yaitu : (1) untuk mendeskripsikan peran dewan pendidikan sebagai pemberi pertimbangan, (2) untuk mendeskripsikan peran dewan pendidikan sebagai pemberi dukungan, (3) untuk mendeskripsikan peran dewan pendidikan sebagai pengawas, (4) untuk mendekripikan peran dewan pendidikan sebagai mediator. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah Deskriptif.Hasil paparan data di lapangan peneliti temukan sebagai berikut : (1) Dalam perannya sebagai badan yang memberikan pertimbangan atau nasihat, dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di Kabupaten Gorontalo di antaranya : pengembangan kurikulum, strategi pembelajaran dan evaluasi pendidikan serta menetapkan RAPBS, dewan pendidikan Kabupaten Gorontalo memiliki fungsi yang berkesinambungan dalam hal pengambilan keputusan, Fungsi tersebut itu di mulai dengan mengidentifikasi berbagai aspirasi masyarakat mengenai pendidikan di daerah. (2) perannya sebagai pendukung di antaranya memantau kondisi tenaga kependidikan di sekolah, kemudian sarana prasarana dan merencanakan anggaran pendidikan. (3) Melakukan control terhadap proses pengambilan keputusan di lingkungan dinas pendidikan, termasuk penilaian terhadap kualitas kebijakan yang ada. Dewan pendidikan juga dapat melakukan fungsi control terhadap proses perencanaan, termasuk kualitas perencanaan pendidikan. Selain itu fungsi dewan pendidikan dalam melakukan control terhadap pelaksanaan program pendidikan adalah melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan program yang ada pada dinas pendidikan, apakah sesuai dengan kebijakan yang di susun. (4) mengkomunikasikan berbagai pengaduan dan keluhan masyarakat terhadap instansi terkait dalam bidang pendidikan. Kata kunci : Peran Dewan Pendidikan

PENDAHULUAN Proses pembentukan dewan pendidikan dan komite sekolah memang sudah ada yang sudah sesuai dengan harapan dan ketentuan yang ada, bahkan ada yang sudah maju sedemikian rupa dengan kreasi dan inovasinya sehingga di rasakan peran dan fungsinya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Namun justru perlu di akui bahwa masih banyak diantaranya yang belum sepenuhnya dengan harapan dan ketentuan yang ada. Menyadari adanya variasi tersebut, pada saat ini yang lebih penting adalah bukan soal mendirikan atau membentuknya, tetapi bagaimana menggerakan roda organisasinya dan management badan yang mandiri ini, agar komite sekolah dan dewan pendidikan yang ada segera melaksanakan kegiatan dalam pengembangan peran dan fungsinya. Berdasarkan latar uraian di atas, maka dewan pendidikan kabupaten Gorontalo pada tahun 2006 ini melaksanakan evaluasi kinerja komite sekolah. Dalam kegiatan ini komite sekolah berdasarkan acuan oprasional dan indikator kinerja komite sekolah. dalam kegiatan ini komite sekolah akan menilai dirinya sendiri tentang apa saja yang belum di laksanakan dan setinggi apa kinerjanya. Hasil evaluasi ini akan di tindak lanjuti oleh dewan pendidikan dan komite sekolah dalam rangka mengemban peran dan fungsi di waktu yang akan datang menuju kependidikan yang berkualitas bagi anak cucuk kita. Dasarnya adalah : (1) Undang-undang republic Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (2) Peraturn Pmerintah Nomor 25 tahun 2002 tentang kewenangan pemerintah dan daerah sebagai daerah otonomi, (3) Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan,(4) Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002 tanggal 2 april 2002 tentang dewan pendidikan dan komite sekolah,(5) Program Dewan Pendidikan Kabupaten Gorontalo tahun 2002.

Pendidikan Nasional di daerah di laksanakan atas dasar pemikiran bahwa masyarakat di daerah merupakan fondasi yang kuat dalam pengembangan kuwalitas SDM. dalam bidang moral, masyarakat daerahlah yang paling mengetahui permasalahan dan kebutuhan mereka sendiri dan mereka itulah yang harus berperan lebih besar sebagai penentu kebijakan operasional, penanggungjawab, serta pelaksana terdepan dari pengelolaan sistem pendidikan nasional. Sesuai dengan konsep desentralisasi pendidikan, masyarakat di anggap sebagai pihak yang paling menentukan terhadap pelaksanaan dan penyelenggaraan system pendidikan, khususnya system pendidikan dasar dan menengah di setiap daerah. masyarakat adalah sumber inspirasi, inovasi, dan motivasi serta sasaran yang harus di capai dari system pendidikan yang bermutu di daerah. masyarakat juga merupakan sumber dana bagi penyelenggaraan pendidikan di setiap daerah, di luar biaya yang di peroleh dari sumber-sumber anggaran pemerintah. dengan demikian, masyarakat adalah stakeholder dari system pendidikan dasar dan menengah,atau pihak yang palingmenentukan terhaddap system dan proses pendidikan di daerah. Kita ketahui bahwa masyarakat itu kenyataannya sangat kompleks dan tidak memiliki batas yang jelas, sehingga sulit menentukan masyarakat yang mana sebagai stakeholder di bidang pendidikan. Salah satu cara memfungsikan masyarakat sebagai stakeholder tersebut adalah dengan menggunakan prinsip perwakilan, yaitu memilih sejumlah kecil dari seluruh anggota masyarakat untuk melaksanakan fungsi-fungsi control, pemberi masukan, pemberi dukungan dan pengawasan, serta fungsi mediator antara masyarakat dengan lembaga-lembaga pendidikan. Fungsi-fungsi tersebut di tingkat kabupaten di lakukan dewan pendidikan. Dengan demikian dewan pendidikan adalah merupakan badan yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, ddan efisiensi pengelolaan pendidikan. Justru itu,dewan pendidikan berperan aktif dalam meningkatkan mutu pendidikan di daerah.

Penyelenggaraan pendidikan di daerah memerlukan dukungan masyarakat yang memadai, sebagai langkah alternatif dalam mengupayakan perolehan dukungan masayarakat untuk sektor pendidikan ini adalah dengan menumbuhkan keberpihakan konkrit dari semua lapisan masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, mulai dari Pimpinan Negara,sampai aparat yang paling rendah termasuk masyarakat yang bergerak dalam sektor swasta dan industry. keberpihakan konkrit itu perlu di salurkan secara politis menjadi suatu gerakan bersama (Collective Action) yang di wadahi dewan pendidikan kabupaten Gorontalo. Berdasarkan uraian di atas memberikan dorongan bagi saya untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap permasalahan tersebut yaitu tentang Implementasi Peran Dewan Pendidikan Di Kabupaten Gorontalo.. KAJIAN TEORITIS Pada hakikatnya keberadaan dewan pendidikan dan komite sekolah amat membantu pemerintah, karena dewan pendidikan dan komite sekolah akan menentukan arah dan kebijakan pendidikan, memberikan saran dan masukan sehingga pihak pemberi layanan pendidikan mempunyai mitra untuk di ajak kerja sama. Dewan pendidikan merupakan badan yang bersifat mandiri, tidak mempunyai hubungan hirarkis dengan dinas pendidikan kabupaten maupun dengan lembaga-lembaga pemerintah lainnya. posisi dewan pendidikan maupun dinas pendidikan kabupaten maupun lembagalembaga pemerintah lainnya mengacu pada kewenangan (otonomi) masing-masing berdasarkan ketentuan yang berlaku. Sebagaimana kita maklumi bersama, Undang-undang Nomor 32 tahun 2003 tentang pemerintahan daerah dan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. salah satu prinsip dalam

penyelenggaraan otonomi daerah termasuk di dalamnya otonomi pendidikan berdasarkan Undang - undang ini adalah di kembangkan nilai-nilai demokratis, partisipatif dan kreatif, serta mempertahankan potensi dan keanekaragaman daerah. prinsip ini menjadi lebih kuat dari aspek legalitasnya, karena di wadahi pasal 56 ayat 2 Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Dengan demikian di harapkan fungsi-fungsi pelayanan dewan pendidikan menjadi lebih cepat, efektif dan tujuan pembangunan nasional dapat segera menjadi suatu kenyataan. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. karena pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu usaha manusia untuk memanusiakan manusia. olenya itu di balik semua ini sangat di butuhkan akuntabilitas ataupun transparansi pendidikan yang baik. Selain itu dengan adanya tuntutan masyarakat akan pendidikan yang bermutu, bahkan resonansinya semakin keras tuntutan reformasi di segala bidang yang tidak mudah menerima apa yang di berikan oleh pendidikan, maka lembaga-lembaga pendidikan ataupun pelaku pendidikan yang bertanggungjawab akan hal tersebut harus mengatur system pendidikan yang baik. karena masyarakat yang notabennya membayar pendidikan merasa berhak mandapatkan pendidikan yang lebih baik bagi lembaga-lembaga pendidikan hal ini di mulai di dasari dan di sikapi dengan melakukan redesain sistem yang mampu menjawab tututan masyarakat dengan cara mengembangkan menejemen pendidikan yang akuntabel. Seiring dengan perkembangan masyarakat yang di buktikan dengan kecendrungan masyarakat yang tidak mudah menerima apa yang di berikan oleh pendidikan, kurang kepercayaan publik juga merupakan salah satu problem bagi pendidikan, maka lembaga pendidikan harus memperhatikan kurikulum yang relevan dengan memperhitungkan kebutuhan masyarakat, kemampuan menejemen yang tinggi,komitmen

yang kuat untuk mempercayai keunggulan sarana penunjang yang memiliki perangkat aturan yang jelas dan konsisten oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan. Karena institute yang akuntabel tidak hanya di lihat dari pertanggungjawaban keuangannya saja, akan tetapi bagimana institute tersebut dapat menjaga mutu keluarganya sehingga dapat di terima oleh masyarakat. METODE PENELITIAN Guna mendapatkan informasi tentang Implementasi Peran Dewan Pendidikan Di Kabupaten Gorontalo, maka dalam penelitian ini di gunakan metode Deskriptif yang di dasarkan pandangan Furchan (2004 : 447) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang di rancang untuk memperoleh informsi tentang status suatu gejalah saat penelitian di lakukan. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang di tujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karateristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan yang lainnya (Sukmadinata, 2006 :72). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterprestasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang berlangsung. Selain itu Penelitian deskriptif yang di pilih ini dalam rangka mendapatkan gambaran lengkap mengenai implementasi peran dewan pendidikan di Kabupaten Gorontalo. Dalam peneltian ini peneliti telah memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian dan akan menggunakan pertanyaan Who dalam menggali informasi yang di butuhkan. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambar dalam menggali informasi yang di butuhkan. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah

menghasilkan gambar akurat tentang sebuah kelompok,menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memeberikan gambar lengkap baik dalam bentuk numerical, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan, menciptakan seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenai peran Dewan Pendidikan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Dewan pendidikan merupakan badan yang bersifat mandiri, tidak mempunyai hubungan hirarkis dengan Dinas Pendidikan dan lembagalembaga Pemerintah lainnya. Adapun Peran yang di jalankan oleh Dewan Pendidikan yaitu sebagai badan Pertimbangan (Advisory Agency), Pendukung ( Supporting Agency), Pengontrol ( controlling agency) dan Mediator ( mediator agency). Berdasarkan hasil rekapitulasi penelitian implementasi peran dewan pendidikan di Kabupaten Gorontalo di atas menunjukan bahwa kontribusi dewan pendidikan Kabupaten Gorontalo terhadap kemajuan pendidikan yang ada di daerah, secara umum berada pada kategori rendah, hal ini di tunjukan oleh hasil jawaban dari 70 orang responden yang menggambarkan sebagian besar peran dewan pendidikan di Kabupaten Gorontalo di presentasikan berada di bawah 50 % yang artiya termasuk dalam kategori rendah. Hal tersebut juga di dukung oleh hasil wawancara penelti dengan informan yang ada di dewan pendidikan kabupaten Gorontalo yang mengatakan bahwa peran dewan pendidikan di Kabupaten Gorontalo secara keseluruhan belum berjalan dengan maksimal hal ini di sebabkan oleh kurangnya tenaga kerja atau anggota dewan pendidikan. Sehingga sebagian dari program dewan pendidikan tidak terlaksana adapun berbagai upaya telah di lakukan oleh pihak

dewan pendidikan di Kabupaten Gorontalo di antaranya untuk menambah tenaga kerja agar produktivitas kerja lebih maksimal, akan tetapi respon dari seluruh lapisan masyarakat sangat kurang, karena pada dasarnya menjadi tenaga kerja di dewan pendidikan Kabupaten Gorontalo sifatnya relawan saja. Ada kemungkinan untuk mendapatkan upah kerja atau gaji tetapi tidak menetap dan kurang mencukupi. ( II.W YH, 2 oktober 2013) B. PEMBAHASAN 1. Peran Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency) Dalam perannya sebagai badan yang memberikan pertimbangan atau nasihat, dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di Kabupaten Gorontalo di antaranya : pengembangan kurikulum, strategi pembelajaran dan evaluasi pendidikan serta menetapkan RAPBS, dewan pendidikan Kabupaten Gorontalo memiliki fungsi yang berkesinambungan dalam hal pengambilan keputusan, Fungsi tersebut itu di mulai dengan mengidentifikasi berbagai aspirasi masyarakat mengenai pendidikan di daerah 2. Peran Sebagai Pendukung (Supporting Agency) Dalam perannya sebagai badan pendukung (supporting Agency) seperti dukungan financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelengaraan pendidikan dan sarana prasarana pendidikan. dewan pendidikan kabupaten Gorontalo harus benar-benar memantau kondisi tenaga kependidikan di sekolah-sekolah. Sebagai bagian dari pelaksanaan proses pendidikan, sarana dan prasarana juga harus mendapat perhatian penting. Sekolah yang kurang memiliki sarana dan prasarana memadai tentu akan mengalami kendala dalam pencapaian hasil belajar. Oleh karena itu komite sekolah berfungsi menfasilitasi kebutuhan saran dan prasarana pendidikan di sekolah. Tahap selanjutnya tentu komite sekolah akan memberdayakan bantuan saran dan prasarana yang di perlukan di sekolah melalui

sumber daya yang ada pada masyarakat, dengan berkoordinasi dengan dewan pendidikan. 3. Peran Sebagai Badan Pengontrol ( Controlling Agency Melakukan control terhadap proses pengambilan keputusan di lingkungan dinas pendidikan, termasuk penilaian terhadap kualitas kebijakan yang ada. Dewan pendidikan juga dapat melakukan fungsi control terhadap proses perencanaan, termasuk kualitas perencanaan pendidikan. Selain itu fungsi dewan pendidikan dalam melakukan control terhadap pelaksanaan program pendidikan adalah melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan program yang ada pada dinas pendidikan, apakah sesuai dengan kebijakan yang di susun. 4. Peran Sebagai Mediator ( Mediator Agency) Berdasarkan hasil rekapitulasi penelitian Dalam kaitannya dengan fungsi manajemen pendidikan dewan penidikan belum maksimal menjalankan peran tersebut. olehnya itu, koordinasi, keterlibatan, serta partisipasi merupakan kegiatan yang penting dalam perencanaan sebagai badan mediator,. Jika dewan pendidkan kabupaten Gorontalo dapat melaksanakan keempat perannya ini dengan baik, maka di asumsikan bahwa dewan pendidikan tersebut dapat memberikan dampak terhadap kinerja sistem pendidikan di daerah. Oleh karana itu, kiprah dewan pendidikan kabupaten gorontalo harus benar-benar menyentuh berbagai indikator kinerja dalam kaitannya dengan keberhasilan sistem pendidikan di daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Permasalahan yang selalu di hadapi oleh lembaga pendidikan lainnya adalah : Team working dewan pendidikan atau sekolah

tersebut yang lemah terutama sebagian personal dan pimpinan yang sulit berkoordinasi dalam melaksanakan strategi pendidikan, kurangnya partisipasi stackholder yang terkait dalam mendukung program pendidikan tersebut, dan terakhir kurangnya fasilitas dan kelengkapan media belajar, sarana prasarana pendidikan serta masih banyak di jumpai rendahnya kesadaran orang tua siswa terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan, (II.W YH, 2 oktober 2013). KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan fokus penelitian dan temuan penelitian di dewan pendidikan Kabupaten Gorontalo, maka hasil penelitian dapat di simpulkan sebagai berikut: 1. Dalam Perannya sebagai Badan yang memberikan Pertimbangan atau nasihat, dewan pendidikan Kabupaten Gorontalo berada pada kategori rendah, yaitu 49,75 %. 2. Dalam Perannya sebagai Badan Pendukung (supporting Agency) Dewan Pendidikan Kabupaten Gorontalo juga berada pada kategori Rendah 45,06 % 3. Peran Dewan Pendidikan di Kabupaten Gorontalo dalam melakukan Pengawasan ( Controlling Agency) berada pada kategori penilaian sangat rendah yaitu 47,5 % 4. Peran Dewan Pendidikan di Kabupaten Gorontalo sebagai Mediator (Mediator Agency) juga berada pada kategori penilaian sangat Rendah yaitu 46,4 % Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa Peran Dewan Pendidikan Di Kabupaten Gorontalo berada pada kategori penilaian rendah.

B. SARAN Dengan melihat temuan penelitian serta hasil penelitian di dewan pendidikan kabupaten gorontalo, maka penulis sampaikan saran-saran segai berikut. 1. Bagi pihak penyelenggara dewan pendidikan Kabupaten Gorontalo agar memberikan perhatian terhadap program dan kinerja dewan pendidikan. 2. Bagi anggota dewan pendidikan Kabupaten Gorontalo agar selalu meningkatkan semangat dan komitmen serta konsisten terhadap tugas dan fungsi serta perannya. 3. Bagi masyarakat dan oran tua agar betul-betul bekerja sama dan membangun komunikasi yang baik dengan komite sekolah dan dewan pendidikan serta proaktif teradap perkembangan pendidikan. 4. Bagi Pemerintah agar selalu memperhatikan fasilitas saran prasarana karena berpengaruh terhadap peran dan kinerja dewan pedidikan serta mendukung sepenuhnya program yang di laksanakan oleh dewan pendidikan. DAFTAR PUSTAKA Http//www.Ardhana 12.wordpress.com / 2008 /02 /27 Penelitian Deskriftif Http// Dewan Pendidikan. Com/2006/ evaluasi kinerja komite sekolah. dewan Pendidikan Kab. Gorontalo Http// e- kajian ilmu.blogspot.com/ 2010/ 09/. Tahap-tahap penelitian deskriptif Http// dpjp.wordpres.com/2007/04/28/ Indikator Kinerja Komite Sekolah Departeman Pendidikan Nasional. 2004. Acuan Oprasional Dan Indikator Kinerja Dewan Pendidikan. Jakarta : Direktorat Jendral Manajeman Pendidikan Dasar Dan Menengah.

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Panduan Umum Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Jakarta : Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan Departemen pendidikan nasional. 2006 pemberdayaan komite sekolah, modul 3 : peningkatan wawasan kependidikan komite sekolah. Jakarta : direktorat jendral manajemen pendidikan dasar dan menengah. Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi. Bandung : Alfabeta