Tri Yunia M., Rakhmita Akhsayanty, R. Maya Sarah G.K., Dewi Lestariyani A. Program Studi Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata kunci : Gaya Belajar, Siswa Kinestetik, Hasil Belajar

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KERANGKA ACUAN HARI PEDULI SAMPAH 2015 DAN PENCANANGAN GERAKAN TIGA JARI KELOLA SAMPAH; PILAH, KOMPOS DAN DAUR ULANG MENUJU INDONESIA BERSIH SAMPAH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fisabil Yusuf P., 2015

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah hak bagi setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring majunya perkembangan jaman, pendidikan sangat penting dalam

Pengaruh Pelatihan Pengelolaan Sampah Terhadap Penurunan Volume Sampah di Lingkungan Balleanging Kabupaten Bulukumba

ASPEK PERAN SERTA MASYARAKAT

TUGAS AKHIR RP

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR EKONOMI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

MODEL PEMBELAJARAN AKUNTANSI DENGAN METODE QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS 1 SMUN 12 SEMARANG. Linda Agustina 1

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. penulis akan memaparkan mengenai analisis hasil penelitianyang terdiri dari analisis

BUPATI POLEWALI MANDAR

BAB V PEMBAHASAN. hasil atau jawaban dari fokus penelitian yang yang telah disusun oleh peneliti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran IA Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/SE/M/2011 Tanggal : 31 Oktober 2011

ALTERNATIF PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SD/MI TERHADAP MATERI MEMBANDINGKAN PECAHAN SEDERHANA

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAENG

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Abstrak PENDAHULUAN. Volume 5, Nomor 2, Juni 2013 Hal Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan ISSN:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SUMIARTI, 2013

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pengelolaan Sampah. Pedoman.

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung yang dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang,

PERAN PEREMPUAN DAYA AIR, SANITASI DAN HIGIENE UNTUK KESEJAHTERAAN ETTY HESTHIATI LPPM UNIV. NASIONAL

BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Prosiding SNaPP2014Sains, Teknologi, dan KesehatanISSN EISSN

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

SISTEM GEOPORTAL INFORMASI PELAYANAN KEBERSIHAN BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS KOTA MAKASSAR)

PERAN SERTA WANITA DALAM MEMPELOPORI GAYA HIDUP BERWAWASAN LINGKUNGAN DI RW O2 KELURAHAN PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN TUGAS AKHIR

PENDAHULUAN. Sakinah, 2 Erna, 3 Marta 1,2,3. STIKes Prodi IKM Prima Korespondensi penulis :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup tidak dapat terlepas dari aktivitas berbagai makhluk hidup

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

Perencanaan Material Recovery Facility Di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

V. PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN KOTA BANDAR LAMPUNG. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

Kajian Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Di Kampung Menoreh Kota Semarang. Tugas Akhir

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN BUBUTAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dianggap penting yaitu era globalisasi yang membutuhkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. (makhluk hidup) dan abiotik (makhluk tak hidup). Kedua komponen itu akan

Modul B-3 Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan

PILOT PROJECT PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DENGAN CARA PEMILAHAN DI KOTA PADANG

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengajaran yang banyak menggunakan verbalisme atau ceramah

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

Pengelolaan Sampah Terpadu. Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR DI KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di zaman yang modern ini kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan cara yang efektif untuk memutuskan rantai penularan penyakit,

ADLN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. 13 tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan reduce, reuse, dan recycle melalui

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada

MODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL

Santi Widyawati Dosen Prodi Pendidikan Matematika, IAIM NU Metro Abstrak

Gambar 6 Peta Lokasi Penelitan

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

Transkripsi:

PKMI-1-05-1 METODE PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK BAGI IBU RUMAH TANGGA DI PERMUKIMAN SUB-URBAN (Studi Kasus : Desa Bojongkacor Kelurahan Cibeunying Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung) Tri Yunia M., Rakhmita Akhsayanty, R. Maya Sarah G.K., Dewi Lestariyani A. Program Studi Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Bandung ABSTRAK Meningkatnya volume sampah di Bandung telah menimbulkan masalah yang kompleks dalam pengelolaannya. Untuk itu dibutuhkan strategi yang efektif untuk mereduksi volume sampah sejak dari sumbernya, terutama sampah domestik, di mana ibu rumah tangga berperan penting di dalamnya. Bagaimana ibu rumah tangga mengelola sampah dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan kesadarannya. Untuk itu dibutuhkan sebuah metode pelatihan yang mampu mengakomodasi kebutuhan tersebut. Selama ini belum ada metode pelatihan yang baku dan sesuai dengan potensi dan kebutuhan ibu rumah tangga. Penelitian ini merekomendasikan sebuah metode pelatihan pengelolaan sampah bagi ibu rumah tangga yang disesuaikan dengan modalitas belajar dan tingkat pengetahuannya. Dalam mengidentifikasi faktor-faktor tersebut dilakukan survei dan pengambilan sampel yang dilakukan dengan metode simple cluster random sampling pada daerah sub-urban, sebagai studi kasus yaitu Desa Bojongkacor RW 22 Kelurahan Cibeunying Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Metode pelatihan yang dihasilkan dalam penelitian ini sesuai dengan modalitas belajar dominan ibu rumah tangga, yaitu visual dan kinestetik. Materi pelatihan yang diberikan ditekankan pada aspek-aspek yang mampu meningkatkan pemahaman persampahan dan pengelolaannya serta aplikatif dilakukan dalam skala rumah tangga. Selain itu, untuk mencapai kualitas output yang berkesinambungan, diperhatikan pula prakondisi seperti penyelenggaraan lomba kebersihan. Penetapan materi sederhana yang aplikatif serta metode yang mendukung modalitas belajar visual dan kinestetik dalam metode pelatihan yang telah dibuat diprediksi akan memberikan hasil yang lebih efektif. Kata kunci : sampah domestik, ibu rumah tangga, modalitas belajar, tingkat pengetahuan, metode pelatihan. PENDAHULUAN Sampah menjadi persoalan yang cukup pelik bagi Pemerintah Kota Bandung terutama setelah tanggal 21 Februari 2005, jutaan kubik sampah setinggi 30 meter di TPA Leuwigajah Kecamatan Cimahi Selatan longsor hingga menewaskan 143 jiwa. Adapun TPA yang kemudian dipergunakan pascatragedi Leuwigajah seperti TPA Cicabe, Pasir Impun, dan Jelekong ternyata tidak memiliki kapasitas sebesar TPA Leuwigajah. Dengan produksi sampah warga Kota Bandung yang mencapai 7.500 meter kubik per hari ditambah masalah keterbatasan TPA, sampah yang menggunung dan belum terangkut di TPS-TPS seputar kota Bandung menjadi pemandangan yang tidak asing dan tidak sedap dipandang mata (Pikiran Rakyat, 2006).

PKMI-1-2-10 Sebagian besar sampah dihasilkan dari aktivitas rumah tangga, dikenal sebagai sampah domestik (Damanhuri, 2004). Peranan ibu rumah tangga dalam keluarga cukup besar untuk mengatur dan mengurus segala kepentingan dan keperluan keluarga. Hal ini salah satunya digambarkan oleh hasil penelitian yang pernah dilakukan dimana peran seorang istri dalam pengambilan keputusan rumah tangga yakni kebutuhan sehari-hari (75,7%) belanja sehari-hari (82,4%) mengganti perabot rumah tangga (56,2%) (Wiludjeng, et al., 2005). Akan tetapi, bagaimana seorang ibu rumah tangga mengelola sampah rumah tangga akan sangat bergantung pada pengetahuannya tentang pengelolaan persampahan yang baik dan kesadaran untuk melaksanakannya. Sebuah hasil penelitian di Kota Surabaya memperlihatkan bahwa ibu-ibu rumah tangganya memiliki manifestasi perilaku yang sangat rendah tentang pemisahan sampah domestik, program 3R yang meliputi reduce atau mengurangi, reuse atau menggunakan kembali, recycle atau mendaur ulang, dan pemusnahan sampah domestik. Sedang manifestasi perilaku yang sangat tinggi ditunjukkan dalam hal penyediaan tempat sampah domestik dan retribusi sampah (Irawati, 1999). Untuk meningkatkan pengetahuan sekaligus menumbuhkan kesadaran para ibu rumah tangga itulah dibutuhkan sebuah metode pelatihan yang memperhatikan kondisi nyata ibu rumah tangga, terutama terkait dengan modalitas belajar dan pengetahuan yang telah dimiliki. Hal ini menjadi penting untuk dilakukan karena sampai saat ini pihak pemerintah terkait belum memiliki metode baku untuk pelatihan dengan tujuan sejenis. Pelatihan yang selama ini diadakan bersifat insidental dan hanya menggunakan metode ceramah dimana efektivitasnya dominan ditentukan oleh kelihaian teknik komunikasi pembicara (PD Kebersihan Kota Bandung, 2006) Peranan ibu rumah tangga yang signifikan dalam mereduksi sampah domestik, makin banyaknya desa-desa yang beralih fungsi menjadi permukiman sub-urban di masa depan, dan belum adanya sebuah metode pelatihan yang baku bagi mereka untuk mengubah perilakunya terhadap lingkungan menjadikan hasil penelitian ini penting untuk dikembangkan dan diaplikasikan. Masalah yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu bagaimana metode pelatihan bagi para ibu rumah tangga yang sesuai dengan modalitas belajar, pengetahuan, dan kebutuhannya akan pengelolaan sampah. penelitian ini adalah membuat sebuah rekomendasi metode pelatihan yang sesuai dengan modalitas belajar, pengetahuan, dan kebutuhan para ibu rumah tangga terhadap pengelolaan sampah. METODE PENDEKATAN Analisis Kebutuhan Langkah analisis kebutuhan diperlukan untuk mengetahui keterampilan kerja spesifik yang dibutuhkan, menganalisis keterampilan dan kebutuhan calon peserta (Dessler, Gary. 2004). Dalam menentukan analisis kebutuhan, penulis menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan survei. Selanjutnya, dalam penelitian digunakan pendekatan kualitatif dalam rangka mendukung data kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple cluster random sampling. Kehomogenan sampel terletak pada status sosial responden yaitu perempuan yang telah menikah dan bekerja sebagai ibu rumah tangga. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam, kuesioner, dan pengamatan

PKMI-1-3-10 berperanserta. Sementara itu, data sekunder diperoleh melalui penelusuran literatur atau studi pustaka baik dari buku maupun internet. Penelitian dilakukan terhadap 30 orang ibu rumah tangga di daerah sub-urban tepatnya Desa Bojongkacor RW 22 Kelurahan Cibeunying Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Waktu pelaksanaan penelitian yaitu minggu terakhir bulan Februari hingga minggu pertama bulan Maret 2006. Jenis-jenis pertanyaan yang diberikan terkait dengan modalitas belajar, pengetahuan tentang pengelolaan sampah, pengelolaan sampah eksisting, dan animo mengikuti pelatihan. Penetapan pra-kondisi Penetapan pra-kondisi dibutuhkan untuk memastikan kesadaran peserta telah mulai terbangun dan terdapat persiapan program partisipatoris struktural pascapelatihan sehingga hasil pelatihan dapat terjaga secara kontinu. Penetapan blok materi Materi dalam training dibagi menjadi blok-blok materi berdasarkan kesamaan tema yang ingin disampaikan. Satu blok materi terdiri atas beberapa metode dan materi pelatihan. Penetapan materi dan metode Materi dan metode ditentukan dengan mempertimbangkan kondisi input mengenai pengetahuan persampahan serta modalitas belajar untuk mencapai tujuan-tujuan khusus Penetapan suasana dan kelengkapan Penetapan suasana dan kelengkapan pelatihan yang dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan pelatihan yang nyaman bagi peserta terutama untuk mendukung modalitas belajar peserta. Penentuan metode evaluasi Penentuan metode evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pelatihan. Metode yang dipilih untuk digunakan adalah focus group discusion. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari survei diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden yang berusia 30 hingga 50 tahun (80%) dan berpendidikan di bawah SMU (52%) memiliki pengetahuan tentang persampahan masih relatif rendah. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1. Pengetahuan dan Perilaku Responden Pengetahuan tentang istilah persampahan diukur berdasarkan pengetahuan terhadap istilah sampah organik, istilah ini dianggap paling penting untuk diketahui dan paling mewakili pengetahuan tentang istilah persampahan karena merupakan istilah dasar untuk pemilahan sampah yang merupakan langkah awal pengelolaan sampah yang baik. Ternyata sebagian besar ibu rumah tangga (70%) mengetahui istilah ini sehingga istilah ini tidak ditekankan untuk diperkenalkan ulang pada pelatihan. Para ibu rumah tangga juga sebagian besar telah mengetahui tentang pemilahan sampah (69%), namun dalam aplikasinya sebagian besar belum melakukan (53%) dengan beragam cara seperti terlihat pada Gambar 1-2. Dari sini direkomendasikan untuk menekankan motivasi, penekanan urgensi, dan contoh praktis yang mudah dilakukan oleh ibu rumah tangga untuk mengaplikasikan pemilahan sampah.

PKMI-1-4-10 Gambar 1. Pengetahuan Responden Dalam pengelolaannya, 53 % responden tidak melakukan pemisahan sampah menurut jenisnya. Demikian pula dengan pengelolaan sampah yang masih bernilai ekonomis hanya 7 % responden yang memanfaatkan kembali, sebagian besar dijual (62%), dan sisanya dibuang (31%). Dari seluruh responden yang belum pernah mendapatkan pelatihan atau penyuluhan mengenai persampahan, sebagian besar (90%) antusias untuk mengikuti pelatihan atau penyuluhan jika diadakan. Gambar 2. Perilaku Responden Dari data yang didapat, modalitas belajar responden yang cenderung menonjol yaitu gaya belajar visual dan kinestetik. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.

PKMI-1-5-10 Untuk memperoleh hasil yang diinginkan dari suatu metode pelatihan, langkah awal yang penting dilakukan adalah mengenali modalitas belajar seseorang sebagai modalitas visual, auditorial, atau kinestetik, yang menyatakan bagaimana seseorang mampu menyerap informasi dengan mudah (DePorter, 1992). Berdasarkan hasil survei, diketahui bahwa sebagian besar ibu rumah tangga memiliki modalitas belajar visual dan kinestetik. Karakteristik khas seseorang dengan modalitas belajar visual adalah mengolah informasi dengan cara melihat, sedangkan kinestetik mengolah informasi dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh. Akan halnya auditorial mengolah informasi dengan cara mendengar dan ini tidak dominan ditemui pada sampel. Karenanya, metode pelatihan yang dibuat harus mengedepankan aspek-aspek visual dan kinestetik agar informasi yang diberikan mudah diserap oleh para ibu rumah tangga. Pendekatan visual dalam metode dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa poster di sekeliling ruangan, film pendek, slide-show, fotonovela, dan memastikan posisi pembicara terlihat oleh seluruh peserta (khusus untuk materi indoor). Sedangkan pendekatan kinestetik dilakukan dengan memperbanyak sesi praktek untuk beberapa materi seperti pewadahan, pemilahan, dan komposting. Pembicara juga diusahakan untuk selalu melakukan kontak fisik dengan peserta. Untuk mendukung output yang dihasilkan, keluarga akan dilibatkan dalam sebuah momentum bersama dengan tema persampahan yang termasuk dalam blok materi review dan remotivation. Untuk mendukung kenyamanan suasana belajar, ruangan akan diisi dengan musik-musik yang dapat menstimulus kerja otak, yakni musik klasik. Pencahayaan juga diatur agar selalu sesuai dengan suasana yang akan dibangun. (DePorter, 1992) Materi pelatihan yang diberikan ditekankan pada aspek-aspek yang mampu meningkatkan pemahaman persampahan dan pengelolaannya serta aplikatif dilakukan dalam skala rumah tangga.

PKMI-1-6-10 Berdasarkan hasil survei, diketahui bahwa sebagian besar ibu rumah tangga belum mengetahui istilah-istilah persampahan, urgensi pemilahan di sumber dan 3R, serta bagaimana melakukan pengelolaan yang baik secara aplikatif di rumah tangga. Dengan kebutuhan yang disebutkan di atas, pelatihan ini dirancang dengan memperhatikan kondisi awal (prakondisi), materi dan metode pelatihan untuk mendapatkan suatu kondisi ideal yang tertuang dalam tujuan pelatihan. Diagram alir pelatihan persampahan disajikan dalam Gambar 4. Gambar 4. Diagram Alir Pelatihan Sampah Sebelum pelatihan dilakukan, prakondisi yang dibutuhkan adalah terstimulasinya kepekaan masyarakat terhadap pengelolaan sampah dan kesiapan manajerial dari aparat dalam sistem pengelolaan sampah. Beberapa alternatif yang ditawarkan yaitu pengadaan lomba kebersihan antar RT, pengadaan sarana komposting terpusat, dan fasilitasi pengumpulan sampah bernilai ekonomi. Tanpa prakondisi, pelatihan dapat berjalan, akan tetapi hasilnya tidak lebih terjamin akan berkesinambungan ketimbang dengan adanya pra-kondisi. Adapun materi pelatihan dibagi atas blok-blok materi dengan tujuannya masing-masing yang dilaksanakan secara serial. Evaluasi diadakan di akhir pelatihan dengan mengadakan focus group discussion untuk menilai motivasi dan pemahaman peserta pascapelatihan. Deskripsi dari pelaksanaan metode beserta tujuannya disajikan dalam Tabel 1 6

PKMI-1-7-10 Tabel 1. Deskripsi Blok Materi I Materi Metode Kelengkapan Parameter Keberhasilan Blok Materi I Peserta termotivasi mengikuti training hingga akhir Manfaat training Talk show Games kelompok tebak gambar Indoor Kondisi duduk peserta huruf U Pencahayaan cukup Ada musik Penempelan gambar dan poster Doorprize Sound system Hadiah Gambar-gambar Laptop/ komputer Lagu Seluruh peserta dilibatkan secara aktif Games diikuti dengan antusias Tabel 2. Deskripsi Blok Materi II Materi Metode Kelengkapan Parameter Keberhasilan Blok Materi II Menyadarkan pentingnya peranan ibu dalam perbaikan kualitas dan kesehatan keluarga serta pengelolaan persampahan Urgensi peranan ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah Urgensi pengelolaan sampah domestik rumah tangga Pemutaran film pendek Pembacaan puisi Refleksi film Pengaturan pencahayaan Back sound Cahaya terang Infokus Laptop/ computer Seluruh peserta antusias mengikuti acara

PKMI-1-8-10 Tabel 3. Deskripsi Blok Materi III Materi Metode Kelengkapan Parameter Keberhasilan Blok Materi III Memberikan pengetahuan tentang persampahan Karakteristik sampah dan urgensi pemilahan serta pewadahan sampah Pengetahuan Komposting Lomba memilah sampah Ceramah Composting Group Nyaman dan santai Outdoor Ada musik Kantong plastic Sampel sampah Sound system Lagu Sarung tangan Komposter Peserta mampu secara mandiri melakukan pemilahan dan composting Peserta mampu menjelaskan kembali langkah-langkah pengerjaannya. Peserta bersemangat melakukan pemilahan sampah di rumahnya Tabel 4. Deskripsi Blok Materi IV Materi Metode Kelengkapan Parameter Keberhasilan Blok Materi IV Review dan remotivasi peserta 3R (Reuse-Recycle-Reduce) Lomba kreativitas keluarga (Memanfaatkan barang-barang bekas) Launching program oleh aparat kelurahan Santai Outdoor Ada musik Barang-barang bekas Sound system Lagu Seluruh keluarga peserta hadir Terbangun suasana yang menyenangkan dan penuh kebersamaan

PKMI-1-9-10 Tabel 5. Deskripsi Blok Materi V Materi Metode dan waktu Kelengkapan Parameter Keberhasilan Blok Materi V Membangun kesadaran dan partisipasi aktif warga dan aparat desa dalam pengelolaan sampah Program-program Follow Up Musyawarah/rembug desa Indoor Semi-serius Sound system Papan tulis Seluruh aparat terkait dan tokoh-tokoh masyarakat hadir dan berpartisipasi aktif dalam rembug. Tabel 6. Deskripsi Blok Materi VI Blok Materi VI Mengevaluasi tingkat keberhasilan training dan rekomendasi perbaikan Materi - Diskusi dalam kelompok dipandu oleh assesor (focus Metode group discussion) Indoor Semi-serius Kelengkapan Fasilitator, assesor Parameter Keberhasilan Seluruh peserta berperanserta aktif dalam diskusi KESIMPULAN Identifikasi modalitas belajar dan pengetahuan riil eksisting ibu rumah tangga terkait dengan pengelolaan sampah penting sebagai dasar awal pembuatan sebuah pelatihan sehingga kemungkinan akan tingginya tingkat efektivitas pelatihan akan semakin besar. Survei menunjukkan bahwa sebagian besar ibu rumah tangga memiliki modalitas belajar visual dan kinestetik dengan pengetahuan dasar pengelolaan sampah yang relatif sedikit. Materi pelatihan yang telah dibuat meliputi pemberian motivasi, pemahaman urgensi peranan ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah, pengetahuan persampahan, review dan remotivation, rembug program dan partisipasi aktif warga-aparat desa, serta evaluasi. Penetapan materi sederhana yang aplikatif serta metode yang mendukung modalitas belajar visual dan kinestetik dalam metode pelatihan yang telah dibuat diprediksi akan memberikan hasil yang lebih efektif.

PKMI-1-5-10 DAFTAR PUSTAKA Damanhuri, Enri. 2001. Diktat Pengelolaan Sampah. Bandung, Penerbit ITB. DePorter, Bobbi dan Hernacki, Mike. 1992. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung, Kaifa. Dessler, Gary. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta, PT INDEKS. Irawati, Henie Mimien. 1999. Manifestasi Perilaku Ibu-ibu Rumah Tangga dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kotamadya Surabaya. Malang, Universitas Negeri Malang. PD Kebersihan Kota Bandung. Sumber fakta dari Kepala Humas PD Kebersihan Kota Bandung, Bapak S. Yosep. Wiludjeng, H. Habsjah, A. dan Wibawa, Dhevy S. 2005. Dampak Pembakuan Peran Gender terhadap Perempuan Kelas Bawah di Jakarta. Jakarta, LBH-APIK. www.pikiranrakyat.com. Diakses tanggal 26 Februari 2006.

PKMI-1-6-10