PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK

dokumen-dokumen yang mirip
P E N A N G A N A N G R A T I F I K A S I. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI PT INDOFARMA (Persero) Tbk

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. HALEYORA POWER BAB I

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI

Pedoman Penanganan Gratifikasi. PT BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Daftar Isi. 2. Tujuan. 5. Bab III. BATASAN GRATIFIKASI Batasan Penerimaan Hadiah/Cinderamata dan/atau Hiburan 10

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2015

BAB I PENDAHULUAN. a. Melaksanakan tugas dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang penanaman modal;

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

B E N T U R A N K E P E N T I N G A N CONFLICT OF INTEREST. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. INHUTANI I (PERSERO)

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

Lampiran 4 SK No /HK.01.01/02/ReINDO/12/2012 Tanggal 26 Desember 2012 PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PEDOMAN BENTURAN PT. PELITA AIR SERVICE. PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No A Jakarta Pusat 10160

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN

PEDOMAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN GRATIFIKASI/ HADIAH/ HIBURAN PT Perkebunan Nusantara IX.

PELAPORAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PT WIJAYA KARYA (PERSERO) TBK. TAHUN 2015

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

KEBIJAKAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN HADIAH DAN HIBURAN SERTA PENCEGAHAN KORUPSI PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)

PEMBERIAN DAN PENERIMAAN HADIAH

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

KETENTUAN PEMBERIAN DAN PENERIMAAN HADIAH/CINDERAMATA DAN JAMUAN BISNIS/HIBURAN


PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B BAB I PENDAHULUAN

terhadap pengelolaan pelayanan terpadu satu pintu. Oleh karena itu Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu menyadari pentingnya sikap yang

BENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

BAB I PENDAHULUAN B. MAKSUD DAN TUJUAN

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

Jl. D. I. Panjaitan Kav. 111 Jakarta Timur 13340, Telp (021) , Fax (021) website :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

WHISTLE BLOWING SYSTEM

SAMBUTAN KOMISARIS UTAMA

P e d o m a n. Pengendalian Gratifikasi

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PT VIRAMA KARYA (Persero)

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PEMBERIAN GRATIFIKASI KEPADA PIHAK KETIGA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No A Jakarta Pusat PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. PELITA AIR SERVICE

KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLE BLOWING SYSTEM) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 Tahun 2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 27 Tahun 2016 Seri E Nomor 19 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN (Conflict of Interest) PT Perkebunan Nusantara IX.

Pedoman Dan Standard Operational Procedure Laporan Harta Kekayaan Pejabat Perusahaan (LHKPP) PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk.

2 Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 3502); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersi

2015, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 1

BSN. Pengendalian Gratifikasi. Sistem.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

Surabaya, 1 November 2015 PT Perkebunan Nusantara XII

Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN PERUM PERUMNAS

LAMPIRAN I Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor : 129/KPTS/2017 Tanggal : 30 Agustus 2017

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No

KODE ETIK ANGGOTA KOMISI PARIPURNA DAN ANGGOTA BADAN PEKERJA KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

PT. PATRA BADAK ARUN SOLUSI PERUBAHAN DOKUMEN

PENGENDALIAN GRATIFIKASI PADA KEMENTERIAN AGAMA (PMA Nomor 24 Tahun 2015) H. Eddy Mawardi, M.H. (Kabag Ortala dan Kepegawaian Setditjen Bimas Islam)

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara;

PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM. Revisi Ke : PELANGGARAN PENDAHULUAN

2016, No Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

PT PUPUK SRIWIDJAJA. K A N T O R P U S A T Jalan Mayor Zen Palembang

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER -05/MBU/2014 TENTANG

PEDOMAN BAB I PENDAHULUAN

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 3874), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Kata Pengantar... Peraturan Bersama... BAB I PENDAHULUAN... 1

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) NOMOR : 13.00/KPTS/09/IV/2014 NOMOR : Dekom/SK-02/IV/2014

PEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

Peraturan Sekjen DPR RI Nomor 8 Tahun 2015 Rabu, 13 April 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 16

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP

2016, No sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang P

Transkripsi:

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK 2014

Halaman BAB I PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Landasan Penyusunan. 1 Maksud, Tujuan dan Manfaat.. 2 Daftar Istilah... 2 BAB II GRATIFIKASI... 4 Pengertian dan Ruang Lingkup.. 4 Prinsip Dasar.. 4 BAB III BATASAN GRATIFIKASI. 6 Batasan Pemberian Hadiah atau Cinderamata, Hiburan dan Suap atau Komisi Tidak Resmi 6 Batasan Penerimaan Hadiah atau Cinderamata, Hiburan dan Suap atau Komisi Tidak Resmi 6 Hal yang wajib disampaikan kepada Pihak Ketiga.. 8 BAB IV PENANGANAN GRATIFIKASI 9 Mekanisme Pelaporan.. 9 Sanksi atas Pelanggaran. 9 LAMPIRAN Lampiran I Formulir Pelaporan Penerimaan Gratifikasi.. 10 Tim Penyusun : - Ellen Gaby Tulangow - Irma Indriani Maha - Dimas Fallony

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk yang selanjutnya disebut Perseroan terus melaksanakan penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance, disingkat GCG) secara konsisten dan berkesinambungan dalam rangka meningkatkan nilai Perseroan serta pertumbuhan bisnis jangka panjang Perseroan yang merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan kepercayaan Pemegang Saham dan segenap Pemangku Kepentingan. Dalam pengelolaan bisnis Perseroan, maka Perseroan selalu mengutamakan pengelolaan bisnis yang bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), yang berarti pengelolaan bisnis Perseroan bukan hanya untuk mengejar keuntungan Perseroan saja, namun dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik untuk dapat melaksanakan pengelolaan yang penuh amanah, transparan dan akuntabel. Dalam pelaksanaan kegiatan bisnis Perseroan pada umumnya tidak terlepas dari hubungan dan interaksi antara para pihak baik internal maupun eksternal yang saling menjalin kerjasama yang harmonis, serasi dan berkesinambungan dengan tidak melupakan etika dan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Terkait dengan hubungan bisnis, maka hal yang sering terjadi dalam praktek kegiatan kerja sehari-hari selalu muncul dan tidak terhindarkan adalah adanya Gratifikasi dari satu pihak kepada pihak yang lainnya. Oleh sebab itu, untuk menjaga hubungan bisnis dengan para pemangku kepentingan, maka perlu diatur hal-hal yang terkait dengan Gratifikasi dan tata cara atau mekanisme pelaporannya di lingkungan Perseroan. Dalam rangka mewujudkan pengelolaan bisnis Perseroan yang amanah, transparan dan akuntabel, maka Perseroan menyadari pentingnya pelaksanaan sikap yang tegas terhadap penanganan Gratifikasi yang melibatkan Insan Ancol, meskipun dalam kegiatan usaha Perseroan, Gratifikasi merupakan hal yang mungkin sulit dihindari oleh Insan Ancol. Hal ini penting untuk dibudayakan di lingkungan Perseroan sebagai suatu proses pembelajaran bagi Insan Ancol yang mempunyai harkat, martabat dan citra yang tinggi dalam hubungan bisnis dengan para Pemangku Kepentingan. Untuk menangani hal tersebut, maka disusunlah Pedoman Penanganan Gratifikasi yang selaras dengan Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik dan Pedoman Kode Tata Laku serta Tata Nilai Unggulan yang berlaku di Perseroan. B. Landasan Penyusunan Perseroan dalam menyusun Pedoman Penanganan Gratifikasi ini dilandasi oleh sikap berikut: a. Selalu mengutamakan kepatuhan pada hukum dan peraturan perundangundangan yang berlaku serta mengindahkan norma-norma yang berlaku pada masyarakat dimana Perseroan beroperasi. b. Senantiasa berupaya menghindari Gratifikasi, Korupsi, Kolusi maupun Nepotisme (KKN) serta selalu mengutamakan kepentingan Perseroan di atas kepentingan pribadi, keluarga, kelompok ataupun golongan. 1

c. Selalu berusaha menerapkan prinsip-prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian, keadilan dan kesetaraan dalam mengelola Perseroan. d. Selalu berusaha untuk menjalankan kegiatan usaha Perseroan berdasarkan Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik dan Pedoman Kode Tata Laku yang berlaku di Perseroan. C. Maksud, Tujuan dan Manfaat a. Sebagai Pedoman bagi Insan Ancol untuk memahami, mencegah dan menanggulangi Gratifikasi di Perseroan. b. Sebagai Pedoman bagi Insan Ancol dalam mengambil sikap yang tegas terhadap Gratifikasi di Perseroan untuk mewujudkan pengelolaan Perseroan yang baik. c. Mewujudkan pengelolaan Perseroan yang bebas dari segala bentuk Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). D. Daftar Istilah a. Atasan Langsung. Atasan Langsung adalah pejabat yang menjabat suatu jabatan satu tingkat diatas insan ancol yang bersangkutan berdasarkan struktur organisasi yang berlaku. b. Gratifikasi, adalah kegiatan pemberian dan atau penerimaan Hadiah/Cinderamata, Hiburan, Suap atau Komisi Tidak Resmi baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri, dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik, yang dilakukan oleh Insan Ancol terkait dengan wewenang/jabatannya di Perseroan, sehingga dapat menimbulkan benturan kepentingan yang mempengaruhi independensi, objektivitas maupun profesionalisme Insan Ancol. c. Hadiah/Cinderamata, adalah obyek dari Gratifikasi dalam arti luas, yakni meliputi uang, barang, rabat (discount), pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. d. Hiburan, adalah segala sesuatu yang berbentuk kata-kata, tempat, benda, perilaku yang dapat menjadi penghibur dan menyenangkan bagi seseorang, yang meliputi namun tidak terbatas pada undangan makan, musik, film, opera, drama, pesta, permainan, olahraga, wisata dan lainnya. e. Suap, adalah 1. Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang atau lebih dengan maksud untuk membujuk supaya orang itu berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam tugasnya, yang berlawanan dengan kewenangan atau kewajibannya yang menyangkut kepentingan Perseroan. 2. Menerima sesuatu atau janji, sedangkan ia mengetahui atau patut dapat menduga bahwa pemberian sesuatu atau janji itu dimaksudkan supaya ia berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam tugasnya, yang berlawanan dengan kewenangan atau kewajibannya yang menyangkut kepentingan Perseroan. 2

f. Komisi Tidak Resmi, adalah uang, fee, komisi, kredit, hadiah, bantuan atau segala sesuatu yang bernilai, yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pertimbangan bisnis yang baik atau memperkaya diri sendiri. Setiap individu tidak boleh menerima segala bentuk suap dan komisi tidak resmi. g. Insan Ancol, adalah Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh Karyawan Perseroan termasuk Karyawan yang ditugaskan di Anak Perseroan dan instansi lainnya, serta personil lainnya yang secara langsung bekerja untuk dan atas nama Perseroan. h. Mitra Usaha/Pihak Ketiga, adalah pihak perseorangan maupun perusahaan yang menjalin kerjasama bisnis berdasarkan potensi dan kelayakannya yang saling menguntungkan dengan Perseroan. Perseroan, dengan huruf P Kapital, adalah PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, sedangkan perusahaan dengan huruf p kecil menunjuk kepada perusahaan secara umum. 3

A. Pengertian dan Ruang Lingkup BAB II GRATIFIKASI Pedoman ini dibuat untuk mengatur penanganan Gratifikasi antara Insan Ancol dengan pihak-pihak yang terkait dengan Kegiatan usaha Perseroan. Gratifikasi adalah kegiatan pemberian dan atau penerimaan Hadiah atau Cinderamata dan Hiburan, baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri, dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik, yang dilakukan oleh Insan Ancol terkait dengan wewenang atau jabatannya di Perseroan, sehingga dapat menimbulkan benturan kepentingan yang mempengaruhi independensi, objektivitas, maupun profesionalisme Insan Ancol. Penanganan Gratifikasi menjadi sangat penting bagi Perseroan karena Gratifikasi tersebut dapat menjadi tindak pidana suap dan merupakan salah satu tindakan Korupsi yang dapat memberikan dampak hukum sekaligus pencitraan negatif bagi Perseroan. Suatu Gratifikasi akan berubah menjadi tindak pidana suap apabila memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: A. Gratifikasi tersebut berhubungan dengan wewenang atau jabatan Insan Ancol di Perseroan; B. Gratifikasi yang berupa penerimaan Hadiah atau Cinderamata dan Hiburan tidak dilaporkan kepada Atasan Langsung. B. Prinsip Dasar a. Pemberian Hadiah atau Cinderamata, Hiburan dan Suap atau Komisi Tidak Resmi Semua Insan Ancol DILARANG baik secara langsung atau tidak langsung memberi Hadiah atau Cinderamata, Hiburan dan Suap atau Komisi Tidak Resmi kepada setiap pihak yang memiliki hubungan bisnis atau pesaing Perseroan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi, atau sesuatu hal yang tidak dibenarkan oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku, atau untuk mempengaruhi pihak dimaksud untuk melakukan dan atau tidak melakukan suatu hal berkaitan dengan kedudukan atau jabatannya. b. Penerimaan Hadiah atau Cinderamata, Hiburan dan Suap atau Komisi Tidak Resmi Semua Insan Ancol yang karena jabatannya dan atau anggota keluarganya (keluarga inti), DILARANG untuk menerima atau meminta baik secara langsung atau tidak langsung Hadiah atau Cinderamata, Hiburan dan Suap atau Komisi Tidak Resmi dari setiap pihak yang memiliki hubungan bisnis atau pesaing Perseroan, yang bertujuan untuk mendapatkan informasi, atau sesuatu hal yang tidak dibenarkan oleh ketentuan perundangundangan yang berlaku, atau untuk mempengaruhi pihak dimaksud untuk melakukan dan atau tidak melakukan suatu hal berkaitan dengan kedudukan atau jabatannya. 4

Insan Ancol apabila ditawarkan atau diberikan Hadiah atau Cinderamata, Hiburan dan Suap atau Komisi Tidak Resmi yang tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pedoman ini, wajib MELAKUKAN PENOLAKAN dengan cara santun terhadap tawaran atau pemberian dimaksud, dengan memberikan penjelasan terhadap kebijakan dan aturan ini kepada Pihak Ketiga 5

BAB III BATASAN GRATIFIKASI A. Batasan Pemberian Hadiah atau Cinderamata, Hiburan dan Suap atau Komisi Tidak Resmi. Batasan Pemberian Hadiah, Cinderamata dan atau Hiburan oleh Insan Ancol adalah sebagai berikut: 1. Pemberian Hadiah atau Cinderamata dan atau jamuan makan dan atau Hiburan, DIPERBOLEHKAN sepanjang pemberian tersebut dimaksudkan untuk membina hubungan baik dalam batas-batas yang sesuai dengan kewajaran dan memperhatikan hubungan yang setara, saling menghormati dan tidak bertujuan untuk menyuap pihak yang bersangkutan untuk memberikan atau menjanjikan sesuatu hal kepada Perseroan yang tidak menjadi hak Perseroan secara hukum. Contoh pemberian dimaksud misalnya jamuan makan, kegiatan olah raga, tiket pertunjukan kesenian, buku, rekaman musik dan sebagainya. 2. Pemberian Hadiah atau Cinderamata dan atau Hiburan TIDAK DIPERBOLEHKAN dalam bentuk uang tunai (Cash Payment). 3. Pemberian Hadiah atau Cinderamata dan atau Hiburan TIDAK DIPERBOLEHKAN dalam bentuk- bentuk yang melanggar kesusilaan dan hukum. 4. Pemberian Hadiah atau Cinderamata berupa barang yang dimaksudkan untuk promosi Perseroan, wajib mencantumkan logo Perseroan yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari barang dimaksud (logo Perseroan pada barang dimaksud tidak dapat dihilangkan). 5. Pemberian honorarium rapat kepada Pihak Ketiga, DIPERBOLEHKAN sebagai apresiasi atas sumbangan pemikiran dan keahlian yang telah diberikan kepada Perseroan atas undangan resmi dari Perseroan, sepanjang kriteria dan besaran honorarium tersebut telah diatur dalam Peraturan Perseroan. 6. Pemberian Hadiah atau Cinderamata berupa barang atau uang atau setara uang, DIPERBOLEHKAN, dalam hal Insan Ancol menghadiri acara Pernikahan, Khitanan, Kelahiran, atau Musibah, dengan nilai pemberian maksimum sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) untuk setiap acara, sepanjang pemberian tersebut tidak bermaksud untuk mempengaruhi pihak penerima, untuk melakukan dan atau tidak melakukan sesuatu hal berkaitan dengan kedudukan atau jabatannya. 7. Jamuan makan tidak perlu dibatasi, sejauh memenuhi kewajaran dan dilakukan di tempat yang terhormat dan tetap menjaga citra positif Perseroan. B. Batasan Penerimaan Hadiah atau Cinderamata, Hiburan dan Suap atau Komisi Tidak Resmi Batasan Hadiah atau Cinderamata dan atau Hiburan yang boleh diterima Insan Ancol adalah sebagai berikut: 1. Menerima Hadiah atau Cinderamata yang mencantumkan logo atau nama perusahaan pemberi, dengan batasan-batasan yang harus dipenuhi seluruhnya sebagai berikut: a. Logo, nama perusahaan atau pihak yang memberikan benda-benda dimaksud merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan atau 6

promosi perusahaan pemberi dan merupakan benda-benda yang lazim sebagai bentuk promosi perusahaan, b. Benda-benda yang tidak memiliki nilai finansial yang tinggi, seperti buku, compact disc dan sebagainya. c. Bukan berupa pemberian yang melanggar kesusilaan dan hukum. 2. Menerima honorarium sebagai pembicara, narasumber yang diundang secara resmi oleh Pihak Ketiga DIPERBOLEHKAN, sebagai apresiasi atas sumbangan pemikiran dan keahlian yang telah diberikan, sepanjang pemberian tersebut tidak bermaksud untuk mempengaruhi Insan Ancol untuk melakukan dan atau tidak melakukan sesuatu hal berkaitan dengan kedudukan atau jabatannya. 3. Menerima Hadiah atau Cinderamata berupa barang atau uang atau setara uang, DIPERBOLEHKAN, dalam hal Insan Ancol menyelenggarakan acara pernikahan, khitanan, kelahiran, atau terkait dengan musibah, dengan nilai pemberian maksimum sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) per acara, sepanjang pemberian tersebut tidak bermaksud untuk mempengaruhi Insan Ancol, untuk melakukan dan atau tidak melakukan sesuatu hal berkaitan dengan kedudukan atau jabatannya. 4. Menerima Hiburan yang masih dalam batas kewajaran, dengan memenuhi batasan-batasan secara keseluruhan, sebagai berikut : a. Hiburan tidak dilakukan secara terus-menerus oleh pihak pemberi kepada Insan Ancol atau anggota keluarganya. b. Bila penolakan terhadap Hiburan dimaksud dikhawatirkan dapat mempengaruhi hubungan bisnis secara institusi antara Perseroan dengan Pihak Ketiga yang menawarkan Hiburan. c. Tidak mengganggu waktu kerja Insan Ancol yang bersangkutan. d. Tidak melakukan pembicaraan mengenai pemberian informasi internal Perseroan yang dapat menimbulkan kecurangan dan benturan kepentingan. e. Perseroan tidak memperbolehkan individu menerima hadiah, hiburan atau bantuan yang akan mempengaruhi obyektivitas proses pengambilan keputusan, yang dapat diduga dikaitkan dengan : Keputusan yang diambil oleh yang bersangkutan; Diperolehnya suatu jasa atau keuntungan bagi pihak lain tersebut. Sebagai imbalan atas suatu jasa atau keuntungan bagi pihak lain tersebut baik di masa lalu, masa kini maupun masa datang. f. Apabila seorang individu terpaksa menerima hadiah, pada prinsipnya hadiah tersebut adalah milik Perseroan. Oleh sebab itu harus dilaporkan kepada atasan yang bersangkutan untuk ditetapkan pemanfaatannya. Kondisi yang dimaksud penerimaan hadiah dalam keadaan terpaksa adalah : Pengembalian hadiah atau penolakan hadiah tersebut merupakan hal tidak praktis. Misalnya, berbentuk barang kebutuhan pribadi atau makanan. Penolakan atas pemberian hadiah tersebut diperkirakan akan dapat merugikan Perseroan sendiri. Misalnya, dapat merusak hubungan baik dengan pihak dimana Perseroan melakukan kerjasama. g. Dalam kesempatan tertentu seorang individu dapat menerima cinderamata atau barang promosi bila memenuhi persyaratan sebagai berikut : 7

Hadiah itu sesuai aturan umum Perseroan pemberi hadiah. Terjadi hanya sesekali. Hadiah itu tidak diminta. Penerimaan hadiah secara terbuka tidak memalukan Perseroan atau individu terkait. h. Individu diperbolehkan menerima undangan sesekali untuk kegiatan hiburan, olah raga, atau makan apabila : Hadiah itu tidak mempengaruhi pertimbangan bisnis yang baik; Hadiah itu mengikuti aturan Perseroan pemberi hadiah; Hadiah tidak diminta; Kegiatan jarang dengan nilai yang wajar, tidak berlebihan, dan masuk akal; Penerimaan hadiah secara terbuka tidak memalukan Perseroan dan pribadi terkait; 5. Dalam kondisi tertentu, dimana Insan Ancol tidak dapat menghindar untuk menerima pemberian dari Pihak Ketiga dan atau pada posisi dimana barang atau uang atau setara uang atau dalam bentuk apapun, pemberian tersebut sudah ada di suatu tempat yang dititipkan kepada atau melalui orang lain tanpa sepengetahuan Insan Ancol tersebut, maka yang bersangkutan wajib mengembalikannya. Apabila hal ini tidak mungkin dilakukan, maka yang bersangkutan harus segera melaporkan kepada Atasan Langsung secara tertulis sesuai mekanisme yang diatur dalam Pedoman ini. C. Hal yang wajib disampaikan kepada Pihak Ketiga atas suatu hadiah atau cinderamata, hiburan atau bantuan yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana tersebut pada butir A dan B. Insan Ancol apabila diminta untuk memberikan atau menerima Hadiah atau Cinderamata dan Hiburan yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana tersebut pada butir A 1-7 dan B 1-5 di atas, hendaknya melakukan penolakan dengan cara santun terhadap permintaan tersebut dengan memberikan penjelasan terhadap kebijakan dan aturan ini kepada Pihak Ketiga. 8

A. Mekanisme Pelaporan BAB IV PENANGANAN GRATIFIKASI 1. Apabila terdapat penerimaan Hadiah atau Cinderamata dan atau Hiburan di luar batasan yang sudah diatur Perseroan, maka Insan Ancol wajib melaporkan hal tersebut melalui: a. Atasan Langsung Pelaporan melalui Atasan Langsung dilakukan oleh Insan Ancol yang menerima Hadiah atau Cinderamata selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender kerja sejak tanggal penerimaan, dengan menyampaikan form penerimaan Hadiah atau Cinderamata dengan contoh Format sebagaimana diatur dalam Lampiran I. b. Sistem Pelaporan Pelanggaran/Whistle Blowing System Pelaporan melalui Sistem Pelaporan Pelanggaran/Whistleblowing System dilakukan apabila pelapor adalah Insan Ancol atau pihak-pihak lainnya (Pelanggan, Mitra Kerja dan Masyarakat) yang tidak memiliki keterlibatan secara langsung, namun mengetahui Gratifikasi di Perseroan yang memiliki potensi untuk terjadinya penyalahgunaan wewenang atau jabatan. Pelaporan melalui Sistem Pelaporan Pelanggaran/Whistleblowing System dilaksanakan sesuai dengan mekanisme tersendiri yang mengatur mengenai Sistem Pelaporan Pelanggaran/Whistleblowing System di Perseroan. 2. Untuk penerimaan yang merupakan barang yang cepat kadaluwarsa (misal: makanan dan minuman), maka diserahkan kepada Tim Pengendali Gratifikasi - Corporate Secretary untuk diserahkan kepada Lembaga Sosial yang berbadan hukum atau disetujui Direksi, Tim Pengendali Gratifikasi - Corporate Secretary menyerahkan penerimaan tersebut dengan menyampaikan bukti tanda penyerahan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal penerimaan sebagaimana dimaksud, dengan contoh Format sebagaimana diatur dalam Pedoman ini. 3. Untuk penerimaan yang merupakan barang yang tidak cepat kadaluwarsa (misal: uang, emas, dan lainnya) wajib diserahkan dan disimpan di Tim Pengendali Gratifikasi - Corporate Secretary, sampai dengan ditentukannya status kepemilikan atas penerimaan tersebut oleh Direksi, dengan menyampaikan bukti tanda penyimpanan kepada Corporate Secretary selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah tanggal penerimaan sebagaimana dimaksud. 4. Corporate Secretary membuat rekapitulasi penerimaan Hadiah atau Cinderamata oleh Insan Ancol serta dapat melaporkannya bilamana diperlukan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). B. Sanksi atas Pelanggaran Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Pedoman Gratifikasi ini akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku di Perseroan. 9

Lampiran I FORM I PELAPORAN PENERIMAAN GRATIFIKASI Kepada Yth. Tim Pengendali Gratifikasi - Dept. Corporate Secretary Sesuai SK Direksi mengenai Penanganan Gratifikasi PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk No. 616/DIR-PJA/XII/2014 saya yang bertanda tangan di bawah ini menyampaikan laporan penerimaan hadiah/cinderamata dan hiburan (entertainment) sebagai berikut: Nama Pelapor : NIP : Jabatan :......... 1. Gratifikasi yang diterima sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini : No TGL BENTUK PEMBERIAN / PENERIMAAN NILAI PEMBERIAN JUMLAH HADIAH PEMBERI HADIAH KET Catatan : 2. Apakah Penerimaan Gratifikasi yang dimaksud telah diketahui atasan Saudara? Ya / Tidak * ) Tim Penanganan Gratifikasi Dept. Corporate Secretary Kepala Departemen Jakarta,... Pelapor (...) (...) (...) Ket.: * ) Coret yang tidak perlu 10