PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. INHUTANI I (PERSERO)
|
|
- Doddy Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2
3
4 PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. INHUTANI I (PERSERO) PENDAHULUAN Korupsi dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, ada 30 jenis tindak pidana korupsi antara lain berupa suap-menyuap dan gratifikasi. Yang dimaksud Gratifikasi Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya, yang dilakukan karena berhubungan dengan jabatan atau tugasnya. Gratifikasi tersebut dapat diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik. Suap dapat diartikan sebagai Menerima sesuatu atau janji, sedangkan ia mengetahui atau patut dapat menduga bahwa pemberian sesuatu atau janji itu dimaksudkan supaya ia berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam tugasnya, yang berlawanan dengan kewenangan atau kewajibannya yang menyangkut kepentingan umum. Perbuatan penerimaan gratifikasi oleh Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara yang dianggap sebagai perbuatan suap apabila pemberian tersebut dilakukan karena berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya. Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, Dewan Komisaris, Direksi, Pejabat Struktural pada BUMN dan BUMD, masuk dalam katagori penyelengara Negara. Pemberian/menerima gratifikasi atau pemberian/penerimaan hadiah atas suatu keputusan/jabatan oleh individu/pekerja/insan Perusahaan merupakan salah satu kejadian yang sering dihadapi yang dapat menimbulkan konflik kepentingan. 1 SPI- PEDOMAN GRATIFIKASI 2013
5 Beberapa bentuk konflik kepentingan yang dapat timbul dari pemberian gratifikasi ini antara lain adalah: 1. Penerimaan gratifikasi dapat membawa vested interest dan kewajiban timbal balik atas sebuah pemberian sehingga independensi penyelenggara negara dapat terganggu; 2. Penerimaan gratifikasi dapat mempengaruhi objektivitas dan penilaian profesional; 3. Penerimaan gratifikasi dapat digunakan sedemikian rupa untuk mengaburkan terjadinya tindak pidana korupsi; Gratifikasi atau pemberian dapat dianggap sekedar tanda terima kasih, tetapi pemberian tersebut patut diwaspadai sebagai pemberian yang berpotensi menimbulkan konflik kepentingan karena terkait dengan jabatan yang dipangku oleh penerima serta kemungkinan adanya kepentingan-kepentingan dari pemberi, dan pada saatnya pejabat penerima akan berbuat sesuatu untuk kepentingan pemberi sebagai balas jasa. Penerimaan gratifikasi atau pemberian suatu fasilitas tertentu yang tidak wajar,oleh setiap individu/pekerja/insan Perusahaan dan/atau anggota keluarga inti-nya akan menjadi kebiasaan yang akan mempengaruhi kinerja individu/pekerja yang bersangkutan dan kepentingan Perusahaan. PT. Inhutani I (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berupaya untuk menghindari kejadian gratifikasi dan suap di lingkungan kerja Perusahaan dengan menyusun dan menetapkan Pedoman Larangan Suap Dan Gratifikasi Di Lingkungan Kerja PT. Inhutani I (Persero) sebagai acuan bagi setiap Insan Perusahaan dalam melaksanakan tugas dan tanggung-jawabnya. A. TUJUAN Tujuan penyusunan Pedoman Penanganan Gratifikasi PT. Inhutani I (Persero) antara lain adalah : 1. Memberikan arah dan acuan bagi Insan Perusahaan PT. Inhutani I (Persero) tentang gratifikasi. 2. Memberikan pengertian tentang pentingnya masalah gratifikasi bagi insan Perusahaan PT. Inhutani I (Persero) untuk menghindari adaya peluang tuduhan tindak pidana suap baik kepada dirinya atau keluarganya. 3. Menciptakan organisasi dan lingkungan kerja Perusahaan yang kondusif, sehat, dan harmonis sesuai prinsip keterbukaan dan akuntanbilitas. 2 SPI- PEDOMAN GRATIFIKASI 2013
6 B. RUANG LINGKUP Ruang lingkup pedoman ini adalah hal-hal yang terkait tentang gratifikasi, antara lain meliputi : 1. Gratifikasi yang masuk kategori suap 2. Hal-hal yang tidak termasuk kategori Gratifikasi C. PENGERTIAN 1. Atasan Langsung adalah pimpinan mulai tingkatan terkecil dalam pengambilan keputusan dari Insan Perusahaan yang di PT. Inhutani I (Persero) berkedudukan minimal mulai setingkat manajer; 2. Code of Conduct adalah pedoman Tata Perilaku dan Etika Bisnis PT. Inhutani I sesuai SK Direksi Nomor 089/IV/Inhutani/2012 tanggal 10 April 2012; 3. Good Corporate Governance (GCG) adalah prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika perusahaan; 4. Hadiah/cinderamata adalah setiap pemberian dan/atau penerimaan dan/atau permintaan dalam bentuk uang dan/atau setara uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma dan fasilitas lainnya yang tidak dinikmati bersama-sama dengan pemberi; 5. Hiburan adalah segala sesuatu baik yang berbentuk, tempat, benda dan perilaku yang menurut pemikiran logika yang wajar bersifat menghibur dan menyenangkan hati, yang dinikmati bersama-sama dengan pemberi, termasuk tapi tidak terbatas pada musik, film, opera, drama, permainan, olah raga dan wisata; 6. Insan Perusahaan adalah Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh pekerja yang bekerja di PT Inhutani I termasuk anggota keluarga intinya; 7. Gratifikasi adalah Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya, yang dilakukan karena berhubungan dengan jabatan atau tugasnya. 8. Keluarga Inti adalah suami atau istri dan anak-anak dari Insan Perusahaan; 9. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah komisi/lembaga Negara yang dibentuk untuk melaksanakan tugas dan wewenang dengan independensi dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun, sebagaimana diatur dalam Undang- Undang Nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; 3 SPI- PEDOMAN GRATIFIKASI 2013
7 10. Pejabat pengelola gratifikasi sesuai dengan otoritasnya adalah Insan Perusahaan yang kepadanya ditunjuk dan diberikan tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh Direksi PT. Inhutani I (Persero) untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan pengelolaan gratifikasi demi kepentingan Perusahaan. 11. Pemberi adalah Insan Perusahaan dan/atau Pihak Ketiga yang memberikan Gratifikasi; 12. Peminta adalah Insan Perusahaan/ atau Pihak Ketiga yang melakukan permintaan Gratifikasi; 13. Penerima adalah Insan Perusahaan dan/atau Pihak Ketiga yang menerima Gratifikasi; 14. Pihak Ketiga adalah orang perseorangan dan/atau badan hukum yang memiliki atau tidak memiliki hubungan bisnis dengan Perusahaan atau merupakan pesaing PT Inhutani I termasuk tapi tidak terbatas pada vendor, supplier, dealer, agen, bank counterpart maupun mitra kerja Pihak Ketiga; 15. Pimpinan Tertinggi Setempat adalah pimpinan wilayah dari Insan Perusahaan yang di PT. Inhutani I (Persero) berkedudukan minimal setingkat Manajer. 16. Sekretaris Perusahaan adalah Insan Perusahaan yang kepadanya diberikan tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh Direksi PT. Inhutani I (Persero) untuk memimpin dan melaksanakan tugas kesekretariatan Perusahaan dan berkedudukan satu tingkat dibawah Direksi. 17. Suap adalah Menerima sesuatu atau janji, sedangkan ia mengetahui atau patut dapat menduga bahwa pemberian sesuatu atau janji itu dimaksudkan supaya ia berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam tugasnya, yang berlawanan dengan kewenangan atau kewajibannya yang menyangkut kepentingan umum. D. DASAR DASAR PELAKSANAAN 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, 3. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor : PER- 01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 dan perubahannya Nomor : PER- 09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 4. Keputusan Direksi PT. Inhutani I Nomor 089/IV/Inhutani/2012 tanggal 10 April 2012 tentang Pedoman Tata Perilaku dan Etika Bisnis PT. Inhutani I (Persero) 4 SPI- PEDOMAN GRATIFIKASI 2013
8 II. GRATIFIKASI A. PRINSIP DASAR 1. Penolakan Gratifikasi Setiap Insan Perusahaan dan/atau anggota keluarga inti wajib mencegah dan menolak secara santun atas pemberian/permintaan gratifikasi dalam bentuk apapun. 2. Pemberian Gratifikasi Setiap Insan Perusahaan dan/atau anggota keluarga inti-nya dilarang baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan gratifikasi dalam bentuk apapun kepada pihak ketiga yang bertujuan untuk mempengaruhi dan meminta pihak ketiga dimaksud melakukan dan atau tidak melakukan sesuatu hal berkaitan dengan kedudukan dan jabatannya atau untuk mendapatkan sesuatu hak yang tidak dibenarkan oleh ketentuan perundang-undangan yg berlaku atau dilarang dalam pedoman ini. 3. Penerimaan Gratifikasi Setiap Insan Perusahaan oleh karena jabatannya dan/atau anggota keluarga inti-nya dilarang menerima gratifikasi dari pihak ketiga dalam bentuk apapun yang bertujuan untuk mempengaruhi dan meminta individu/pekerja perusahaan dan/atau seluruh anggota keluarga inti untuk melakukan dan/atau tidak melakukan sesuatu hal berkaitan dengan kedudukan dan jabatannya atau untuk mendapatkan sesuatu hal yang tidak dibenarkan oleh ketentuan perundangundangan yang berlaku atau dilarang dalam pedoman ini. 5 SPI- PEDOMAN GRATIFIKASI 2013
9 4. Pemberian Atas Permintaan Pihak Ketiga Setiap Insan Perusahaan dan/atau anggota keluarga intinya dilarang baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan gratifikasi dalam bentuk apapun kepada pihak ketiga, yang dilakukan atas permintaan pihak ketiga tersebut. B. KATEGORI GRATIFIKASI 1. Gratifikasi yang masuk kategori suap Gratifikasi oleh Insan Perusahaan dianggap sebagai perbuatan suap apabila pemberian dalam bentuk apapun dilakukan karena berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya 2. Hal-hal yang tidak termasuk kategori Gratifikasi Pemberian dalam bentuk apapun kepada Insan Perusahaan dianggap tidak termasuk gratifikasi apabila diberikan atas dasar perjanjian yang sah atau yang bersangkutan meraih prestasi tertentu. C. BATASAN PEMBERIAN, PENERIMAAN DAN PEMBERIAN ATAS PERMINTAAN PIHAK KETIGA 1. Batasan Pemberian Hadiah/Cinderamata dan/atau Hiburan Insan Perusahaan dilarang memberi Hadiah/Cinderamata dan/atau Hiburan dalam bentuk apapun kepada Pihak Ketiga kecuali jika memenuhi batasan sebagai berikut : a. Pemberian Hadiah/Cinderamata dan/atau Hiburan kepada Pihak Ketiga tersebut sudah direncanakan, dianggarkan dan pelaksanaannya sudah disetujui oleh pejabat sesuai dengan otoritasnya. b. Pemberian Hadiah/Cinderamata dan/atau Hiburan kepada Pihak Ketiga tersebut untuk menunjang kepentingan Perusahaan yang dimaksudkan untuk membina hubungan baik dalam batas-batas kewajaran, kesetaraan, saling menghormati seperti jamuan makan dan tidak bertujuan untuk menyuap Pihak Ketiga supaya bersedia memberi sesuatu kepada Perusahaan yang secara hukum bukan hak Perusahaan. 6 SPI- PEDOMAN GRATIFIKASI 2013
10 c. Pemberian Hadiah/Cinderamata dan/atau Hiburan kepada Pihak Ketiga tersebut tidak dalam bentuk uang tunai dan atau tidak setara uang (termasuk tapi tidak terbatas pada voucher, cek dan giro) kecuali : 1) dalam rangka pemberian dana sponsorship, 2) atau sebagai bentuk apresiasi atas sumbangan pemikiran dan keahlian yang diberikan Pihak Ketiga kepada Perusahaan seperti Honorarium sepanjang diberikan atas dasar undangan resmi Perusahaan dan besarannya sesuai ketentuan yang diatur perusahaan 3) atau untuk kepentingan umum di sekitar lokasi usaha seperti peringatan hari raya kemerdekaan, hari raya keagamaan, kegiatan olah raga dan kegiatan umum lainnya yang dilengkapi dengan dokumen/bukti pendukung yang sah. 4) atau sumbangan dalam rangka acara pernikahan, kelahiran, kematian atau musibah/bencana yang nilainya pemberiannya tidak melebihi Rp ,00 (Satu Juta Rupiah) d. Pemberian Hadiah/Cinderamata dalam bentuk barang kepada Pihak Ketiga wajib mencantumkan/bertuliskan logo Perusahaan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari barang dimaksud tersebut bersifat permanen tidak dapat digilangkan/dihapus dimaksudkan untuk menunjang kepentingan promosi Perusahaan. e. Pemberian Hadiah/Cinderamata dan/atau Hiburan kepada Pihak Ketiga tidak dalam bentuk yang melanggar kesusilaan dan hukum. f. Pemberian Hadiah/Cinderamata dan/atau Hiburan kepada Pihak Ketiga tidak dilakukan secara terus menerus terhadap satu pihak. Apabila Insan Perusahaan atas jabatannya memberi Hadiah/Cinderamata dan/atau Hiburan dalam bentuk apapun kepada Pihak Ketiga wajib : a. Melaporkan kepada atasan langsung atau kepada pejabat sesuai dengan otoritasnya sebelum melaksanakan pemberian hadiah/cinderamata dan atau hadiah sesuai rencana yang sudah ditetapkan. b. Atasan langsung segera memeriksa nilai dan maksud pemberian tersebut segera memutuskan persetujuan atau tidak setuju atas rencana pemberian tersebut dan dituangkan dalam surat/memo persetujuan/ijin prinsip atau meneruskan kepada Pimpinan tertinggi setempat atau pejabat sesuai dengan otoritasnya untuk mendapat persetujuan. 7 SPI- PEDOMAN GRATIFIKASI 2013
11 c. Atasan langsung atau Pimpinan tertinggi setempat atau pejabat sesuai dengan otoritasnya wajib menjaga informasi tersebut dan melaporkan secara periodik kepada pejabat/otoritas yang ditunjuk dalam pengelolaan gratifikasi. 2. Batasan Penerimaan Hadiah/Cinderamata dan/atau Hiburan Insan Perusahaan dilarang menerima Hadiah/Cinderamata dan atau Hiburan dalam bentuk apapun dari Pihak Ketiga kecuali jika memenuhi batasan sebagai berikut : a. Pemberian Hiburan kepada Insan Perusahaan dan/atau anggota keluarga intinya tersebut masih dalam batas kewajaran dengan ketentuan : 1) tidak dilakukan secara terus menerus oleh Pihak Ketiga (Pemberi) yang sama 2) bila penolakan atas pemberian tersebut dikawatirkan dapat mempengaruhi hubungan bisnis yang telah berjalan baik antara Perusahaan dengan Pihak Ketiga. 3) tidak mengganggu waktu kerja Insan Perusahaan yang bersangkutan 4) tidak melakukan pembicaraan mengenai informasi internal dan/atau bersifat rahasia yang berpotensi menimbulkan benturan kepentingan. 5) diikuti sekurang-kurangnya 2 (dua) orang Insan Perusahaan. b. Pemberian Hadiah/Cinderamata dalam bentuk barang tersebut kepada Insan Perusahaan dan/atau anggota keluarga intinya mencantumkan logo/nama perusahaan Pihak Ketiga atau Pemberi dengan batasanbatasan : 1) Hadiah/Cinderamata dalam bentuk barang yang mencantumkan logo/nama perusahaan Pihak Ketiga atau Pemberi tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan/program promosi perusahaan Pihak Ketiga atau Pemberi dan merupakan bendabenda yang lazim sebagai bentuk promosi perusahaan 2) Nilai hadiah/cinderamata tersebut tidak melebihi nilai Rp ,- (Satu juta rupiah) 3) Hadiah/Cinderamata dan atau Hiburan tersebut tidak dalam bentuk yang melanggar kesusilaan dan hukum 8 SPI- PEDOMAN GRATIFIKASI 2013
12 c. Pemberian Hadiah/Cinderamata dalam bentuk barang/uang/setara uang kepada Insan Perusahaan dan/atau anggota keluarga intinya sebagai bentuk sumbangan dalam rangka acara pernikahan, kelahiran, kematian atau musibah/bencana yang nilainya pemberiannya tidak melebihi Rp ,00 (Satu Juta Rupiah) dan tidak bertujuan untuk mempengaruhi Insan Perusahaan untuk melakukan dan atau tidak melakukan sesuatu hal berkaitan dengan kedudukan/jabatannya. d. Pemberian Hiburan kepada Insan Perusahaan dan atau anggota keluarga inti-nya semata-mata dimaksudkan untuk membina hubungan baik dalam batas-batas kewajaran, kesetaraan, saling menghormati seperti jamuan makan dan tidak bertujuan untuk mempengaruhi Insan Perusahaan untuk melakukan dan/atau tidak melakukan sesuatu hal berkaitan dengan kedudukan/jabatannya. e. Pemberian Hadiah/Cinderamata dalam bentuk barang/uang/setara uang kepada Insan Perusahaan sebagai bentuk apresiasi atas sumbangan pemikiran dan keahlian yang diberikan yang bersangkutan kepada Pihak Ketiga/Pemberi seperti Honorarium Rapat, Seminar, Lokakarya dan lainnya sepanjang diberikan atas dasar undangan resmi Pihak Ketiga dan besarannya sesuai ketentuan yang ditetapkan. f. Apabila Insan Perusahaan tidak dapat menghindar untuk menerima pemberian dari Pihak Ketiga dan/atau pada situasi dimana pemberian tersebut sudah ada di suatu tempat yang dititipkan kepada atau melalui perantara tanpa sepengetahuan Insan Perusahaan yang bersangkutan, maka yang bersangkutan wajib mengembalikannya. Apabila hal ini tidak dapat dilakukan, maka yang bersangkutan harus segera melaporkan kepada Atasan Langsung secara tertulis sesuai mekanisme yang diatur dalam pedoman ini. g. Pimpinan Tertinggi setempat atau Atasan Langsung wajib menjaga informasi mengenai gratifikasi tersebut secara terbatas dan/atau menyimpan hadiah/cinderamata yang diperoleh dari gratifikasi yang telah dilaporkan kepadanya sampai dengan adanya keputusan peruntukan hadiah/cinderamata tersebut dan secara periodik melaporkan kepada pejabat/otoritas yang ditunjuk dalam pengelolaan gratifikasi. 9 SPI- PEDOMAN GRATIFIKASI 2013
13 3. Batasan Pemberian Hadiah/Cinderamata dan/atau Hiburan Yang Berdasarkan Permintaan Pihak Ketiga a. Setiap Insan Perusahaan apabila diminta untuk memberi hadiah/ cinderamata dan/atau hiburan wajib menolak secara sopan dan santun dengan memberikan penjelasan mengenai kebijakan dan aturan terkait Gratifikasi yang berlaku di Perusahaan. b. Dalam hal permintaan tersebut mengarah kepada unsur pemaksaan dan/atau pemerasan yang dapat mempengaruhi proses operasional dan bisnis Perusahaan, maka Insan Perusahaan wajib melaporkan hal tersebut secara tertulis kepada Atasan Langsung c. Atasan Langsung yang bersangkutan segera mengkoordinasikan permasalahan tersebut kepada Pimpinan Tertinggi dan/atau pejabat/otoritas yang ditunjuk dalam pengelolaan gratifikasi untuk mendapatkan keputusan tindakan yang akan diambil menindak-lanjuti permintaan tersebut. D. MEKANISME PELAPORAN 1. Apabila terdapat penerimaan Hadiah/Cinderamata dan atau Hiburan di luar batasan yang sudah diatur Perusahaan, maka Insan Perusahaan wajib melaporkan hal tersebut kepada Atasan Langsung selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal penerimaan disertai tanda bukti serah terima Hadiah/Cinderamata. 2. Atasan langsung yang mendapat laporan dari Insan Perusahaan tentang Gratifikasi wajib segera melaporkan kepada Pimpinan Tertinggi setempat dan/atau kepada pejabat/otoritas yang ditunjuk dalam pengelolaan gratifikasi disertai tanda bukti serah terima Hadiah/Cinderamata. 3. Pimpinan Tertinggi setempat dan/atau kepada pejabat/otoritas yang ditunjuk dalam pengelolaan gratifikasi selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal penerimaan melaporkan hal tersebut kepada Sekretaris Perusahaan untuk selanjutnya dibuat rekapitulasi penerimaan Hadiah/Cinderamata serta melaporkannya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selambatlambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penerimaan tersebut. 10 SPI- PEDOMAN GRATIFIKASI 2013
14 4. Untuk penerimaan yang merupakan barang yang tidak cepat kadaluwarsa (misal: uang, emas, dan lainnya) wajib disimpan di Bagian Keuangan di lingkungan kerja Insan Perusahaan yang bersangkutan, sampai dengan ditentukannya status kepemilikan atas penerimaan tersebut oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dengan menyampaikan bukti tanda penyimpanan kepada Sekretaris Perusahaan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah tanggal penerimaan sebagaimana dimaksud. 11 SPI- PEDOMAN GRATIFIKASI 2013
15 III. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN GRATIFIKASI A. IMPLEMENTASI Untuk memastikan bahwa Pedoman ini diketahui dan dipahami oleh seluruh Insan Perusahaan dan Pihak Ketiga maka kepada seluruh Insan Perusahaan diwajibkan untuk melakukan : 1. Mencantumkan larangan pemberian/penerimaan hadiah/ cinderamata dan/ atau hiburan pada setiap pengumuman dalam proses pengadaan barang dan jasa, proses penjualan dan pemasaran hasil produk dan proses pekerjaan lainnya dilingkungan kerja PT. Inhutani I (Persero). 2. Fungsi Humas, hukum dan perundangan dan fungsi SDM secara terus menerus memberikan informasi kepada Insan Perusahaan, Pihak Ketiga dan pihak lainnya tentang diberlakukannya Pedoman ini di lingkungan kerja PT. Inhutani I (Persero) 3. Sekretaris Perusahaan segera membangun sistem Pedoman dan organisasi/otoritas pengelola gratifikasi ini untuk mendapat persetujuan Direksi dan diimplementasikan sampai unit kerja di daerah. B. SANKSI ATAS PELANGGARAN Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Pedoman Gratifikasi ini akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku di Perusahaan. Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : 16 Oktober SPI- PEDOMAN GRATIFIKASI 2013 Didik Arjo Gunawan Direktur Utama
P E N A N G A N A N G R A T I F I K A S I. PT Jasa Marga (Persero) Tbk
PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI 2011 0 B a b 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang yang selanjutnya disebut Perusahaan atau Perseroan terus melaksanakan penerapan prinsip-prinsip GCG secara konsisten dan berkesinambungan
Lebih terperinciPEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI PT INDOFARMA (Persero) Tbk
Lampiran SK Direksi No : /SK/DIR/XI/2012 Tanggal : November 2012 Hlm. 1/7 PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI PT INDOFARMA (Persero) Tbk 1. PENDAHULUAN PT Indofarma (Persero) Tbk yang selanjutnya disebut
Lebih terperinciPEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. HALEYORA POWER BAB I
PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. HALEYORA POWER BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT. HALEYORA POWER yang selanjutnya disebut "PERUSAHAAN" berupaya melaksanakan prinsip-prinsip GCG secara konsisten
Lebih terperinciPEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK
PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK 2014 Halaman BAB I PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Landasan Penyusunan. 1 Maksud, Tujuan dan Manfaat.. 2 Daftar Istilah... 2 BAB II GRATIFIKASI...
Lebih terperinciPEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI
PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI B a b1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT. Kawasan Berikat Nusantara (Persero) yang selanjutnya disebut Perusahaan atau Perseroan berkomitmen untuk mengelola perusahaan dengan
Lebih terperinciDaftar Isi. 2. Tujuan. 5. Bab III. BATASAN GRATIFIKASI Batasan Penerimaan Hadiah/Cinderamata dan/atau Hiburan 10
1 Daftar Isi Daftar isi.. 1 Bab I. PENDAHULUAN.. 2 1. Latar Belakang 2 2. Tujuan. 5 Bab II. GRATIFIKASI.. 6 1. Ruang Lingkup 6 2. Prinsip Dasar.. 6 3. Pembuatan Pelaporan Gratifikasi. 7 Bab III. BATASAN
Lebih terperinciLampiran 4 SK No /HK.01.01/02/ReINDO/12/2012 Tanggal 26 Desember 2012 PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI
Lampiran 4 SK No. 00228/HK.01.01/02/ReINDO/12/2012 Tanggal 26 Desember 2012 PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Pernyataan Komitmen... 2 I. LANDASAN HUKUM... 3 II. PENGERTIAN UMUM...
Lebih terperinciPedoman Penanganan Gratifikasi. PT BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero)
Pedoman Penanganan Gratifikasi PT BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero) Pedoman penanganan gratifikasi PT BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero) Head Office Jl. Yos Sudarso 38-40 Tanjung Priok Jakarta -
Lebih terperinciPEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI
PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI i DAFTAR ISI Daftar Isi i BAGIAN A : PENDAHULUAN 1 I. LATAR BELAKANG 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN 1 III. LANDASAN HUKUM 2 IV. PENGERTIAN UMUM 3 BAGIAN B : PENGELOLAAN PENGENDALIAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.658, 2015 OMBUDSMAN. Gratifikasi. Pelaporan. Tata Cara. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAPORAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. a. Melaksanakan tugas dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang penanaman modal;
5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciPEDOMAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN GRATIFIKASI/ HADIAH/ HIBURAN PT Perkebunan Nusantara IX.
PEDOMAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN GRATIFIKASI/ HADIAH/ HIBURAN PT Perkebunan Nusantara IX www.ptpnix.co.id Pedoman Penerimaan dan Pemberian Gratifikasi/Hadiah dan Hiburan (Entertainment) 1 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2015
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciPEMBERIAN DAN PENERIMAAN HADIAH
PEMBERIAN DAN PENERIMAAN HADIAH I. TUJUAN 1. Pedoman ini dipergunakan sebagai panduan yang memadai mengenai konsep, serta pola pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan khususnya mengenai penerimaan dan pemberian
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN HADIAH DAN HIBURAN SERTA PENCEGAHAN KORUPSI PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)
KEBIJAKAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN HADIAH DAN HIBURAN SERTA PENCEGAHAN KORUPSI PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO) KEBIJAKAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN HADIAH DAN HIBURAN SERTA PENCEGAHAN KORUPSI
Lebih terperinciPEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI
PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI Desember 2012 DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Pernyataan Komitmen... 2 I. LANDASAN HUKUM... 3 II. TUJUAN DAN MANFAAT... 3 III. ISTILAH PENTING... 4 IV. PENGERTIAN GRATIFIKASI...
Lebih terperinciPENGENDALIAN GRATIFIKASI PADA KEMENTERIAN AGAMA (PMA Nomor 24 Tahun 2015) H. Eddy Mawardi, M.H. (Kabag Ortala dan Kepegawaian Setditjen Bimas Islam)
PENGENDALIAN GRATIFIKASI PADA KEMENTERIAN AGAMA (PMA Nomor 24 Tahun 2015) H. Eddy Mawardi, M.H. (Kabag Ortala dan Kepegawaian Setditjen Bimas Islam) PENGENDALIAN GRATIFIKASI merupakan perwujudan PELAKSANAAN
Lebih terperinciPEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI
Sahabat Setia Petani PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PT. PERTANI (PERSERO) SEKRETARIS PERUSAHAAN BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PT Pertani (Persero) yang selanjutnya disebut Perusahaan senantiasa
Lebih terperinciPEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI
PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PT INDUSTRI KAPAL INDONESIA (Persero) PT INDUSTRI KAPAL INDONESIA (Persero) Kantor Pusat & Galangan Makassar Jl Galangan Kapal 31 Makassar 90211 Sulawesi Selatan, Indonesia
Lebih terperinciPEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI
PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DAFTAR ISI Daftar Isi 1 Pernyataan Komitmen 2 BAGIAN 1 : PENDAHULUAN 3 : A. Latar Belakang 3 : B. Maksud, Tujuan dan Manfaat 4 : C. Landasan Hukum 5 : D. Pengertian
Lebih terperinciSAMBUTAN KOMISARIS UTAMA
SAMBUTAN KOMISARIS UTAMA Saya berikan apresiasi kepada PMLI yang telah membuat Pedoman Pengendalian Gratifikasi ini. Pedoman Pengendalian Gratifikasi ini merupakan salah satu pilar utama dalam mendukung
Lebih terperinciP e d o m a n. Pengendalian Gratifikasi
P e d o m a n Pengendalian Gratifikasi BAB I PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan 1. Maksud a. Memberikan pedoman bagi Insan PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau disingkat Indonesia Re dalam memahami
Lebih terperinciPEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI
PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) DAFTAR ISI Daftar Isi... i I. PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Komitmen Manajemen... 2 3. Tujuan... 3 4. Pengertian dan
Lebih terperinciWALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR
1 WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BLITAR,
Lebih terperinciKETENTUAN PEMBERIAN DAN PENERIMAAN HADIAH/CINDERAMATA DAN JAMUAN BISNIS/HIBURAN
2016 KETENTUAN PEMBERIAN DAN PENERIMAAN HADIAH/CINDERAMATA DAN JAMUAN BISNIS/HIBURAN PT JAMKRIDA RIAU Jl. Jend. Sudirman No. 438 Pekanbaru Phone/Fax : 0761-7871467 KETENTUAN PEMBERIAN DAN PENERIMAAN
Lebih terperinciPEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PT VIRAMA KARYA (Persero)
PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN ----------------------------------------------------------- 1 1.1 LATAR BELAKANG --------------------------------------------------------------
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN B. MAKSUD DAN TUJUAN
BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Kantor Kementerian Agama Kota Denpasar mempunyai tugas dan fungsi Kementerian Agama dalam wilayah Kabupaten/Kota berdasarkan kebijakan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama
Lebih terperinciJl. D. I. Panjaitan Kav. 111 Jakarta Timur 13340, Telp (021) , Fax (021) website :
PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI Jl. D. I. Panjaitan Kav. 111 Jakarta Timur 13340, Telp (021) 819-4807, Fax (021) 819-3825 website : www.perumnas.co.id, email : ktrpusat@perumnas.co.id PENGESAHAN PEDOMAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.28, 2015 KEMEN-PAN RB. Gratifikasi. Pengendalian. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciKOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI
KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI 2014 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR Halaman BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan dan Manfaat... 3 C. Batasan dan Pengertian...
Lebih terperinci2 3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Ta
No.800, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pengendalian Gratifikasi. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN
Lebih terperinciPEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM. Revisi Ke : PELANGGARAN PENDAHULUAN
PT. INHUTANI I (PERSERO) PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN ARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM FUNGSI : SEKRETARIS PERUSAHAAN NOMOR : JUDUL : SISTEM PELAPORAN Revisi Ke : PELANGGARAN Berlaku TMT : PENDAHULUAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2O15 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI PADA KEMENTERIAN AGAMA
PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2O15 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS
Lebih terperinciB E N T U R A N K E P E N T I N G A N CONFLICT OF INTEREST. PT Jasa Marga (Persero) Tbk
PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN CONFLICT OF INTEREST 2011 0 B a b 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG yang selanjutnya disebut Perusahaan atau Perseroan terus melaksanakan penerapan prinsip-prinsip GCG secara
Lebih terperinciPT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No A Jakarta Pusat PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. PELITA AIR SERVICE
PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No. 52-56A Jakarta Pusat 10160 PEDOMAN PENANGANAN PT. PELITA AIR SERVICE PEDOMAN PENANGANAN List of Contents LIST OF CONTENTS Page: List of Content i BAB I BAB II
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA
W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS
PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 2 A. Latar Belakang... 2 B. Landasan Penyusunan... 3 C. Maksud, Tujuan Dan Manfaat... 3 D. Pengertian...
Lebih terperinciBENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS
BENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS JAKARTA 2017 BENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) PELAKSANA SEKRETARIAT
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.636, 2015 LEMSANEG. Gratifikasi. Pengendalian. Sistem. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGISIAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA PT. INHUTANI I(PERSERO)
PT. INHUTANII (PERSERO) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGISIAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA PT. INHUTANI I(PERSERO) FUNGSI : KEPALA DIVISI UMUM NOMOR : JUDUL : STANDAR OPERASIONAL
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 27 Tahun 2016 Seri E Nomor 19 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 27 Tahun 2016 Seri E Nomor 19 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR Diundangkan dalam Berita Daerah
Lebih terperinciPELAPORAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PT WIJAYA KARYA (PERSERO) TBK. TAHUN 2015
PELAPORAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PT WIJAYA KARYA (PERSERO) TBK. TAHUN 2015 A. Latar Belakang PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. yang selanjutnya disebut WIKA melakukan pengembangan terhadap kelengkapan
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.970, 2016 OMBUDSMAN. Pengendalian Gratifikasi. Pencabutan. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1300, 2013 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN. Pengendalian Gratifikasi. Sistem. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN
PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN 2017 DAFTAR ISI Halaman Pernyataan... 1 Pendahuluan... 2 1. Latar Belakang... 2 2. Landasan Penyusunan... 2 3. Tujuan Penyusunan... 3 4. Pengertian... 3 5. Benturan Kepentingan...
Lebih terperinciMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2015
SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciBUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPEDOMAN BAB I PENDAHULUAN
PEDOMAN KORPORAT JUDUL : : PENYAMPAIAN LAPORAN LAPORAN ATAS PROGRAM KEPATUHAN MELALUI COS NOMOR : 0876/A00000/2013-S0 REVISI KE : 0 BERLAKU TMT : 2 September 2013 HALAMAN : Halaman 1 dari 23 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciPEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) DAFTAR ISI Daftar Isi... i I. PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Komitmen Manajemen... 2 3. Maksud dan Tujuan... 2
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciKEMENDAGRI. Gratifikasi. Unit Pengendalian.
No. 950, 2014 KEMENDAGRI. Gratifikasi. Unit Pengendalian. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.577, 2015 BKPM. Gratifikasi. Pengendalian. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1784, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPS. Gratifikasi. Pengendalian BADAN PUSAT STATISTIK PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 178 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciPT PERKEBUNAN NUSANTARA XIV (PERSERO)
2014 PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIV (PERSERO) Jalan Urip Sumoha~o Km. 4 - Kotak Pos 1006 Makassar - 90232 Telp. 444810, 444112, 449944 - Fax. (0411) 444840,449886 - Telex. 71641 PTP321A E-mail: otonxiv@indosat.neud
Lebih terperinciMengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara;
PELINDOIII PERATURAN DIREKSI PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) NOMOR: PER.77/HK.03/P.III-2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN Dl LINGKUNGAN PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) DIREKSI
Lebih terperinciPEDOMAN BENTURAN PT. PELITA AIR SERVICE. PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No A Jakarta Pusat 10160
PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN PT. PELITA AIR SERVICE PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No. 52-56A Jakarta Pusat 10160 List of Contents LIST OF CONTENTS Page: List of Content i BAB I BAB II BAB III :
Lebih terperinciPT. PATRA BADAK ARUN SOLUSI PERUBAHAN DOKUMEN
HALAMAN : 2-20 PERUBAHAN DOKUMEN No Tanggal Paragrap Revisi Perubahan 00 01.12.16 - - Dokumen Baru Keterangan HALAMAN : 3-20 DAFTAR ISI... 1 PERUBAHAN DOKUMEN... 2 DAFTAR ISI... 3 BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciPedoman Pengelolaan dan Pengendalian Gratifikasi
Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Gratifikasi 2014 DAFTAR ISI HALAMAN DAFTAR ISI... i KOMITMEN BERSAMA... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 3 C.
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH 2013 NOMOR 59 TAHUN 2014HUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPEDOMAN PENGELOLAAN & PENGENDALIAN GRATIFIKASI PT KBS 2017
0 P a g e DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 KOMITMEN BERSAMA... 2 LEMBAR PENGESAHAN... 2 BAB I PENDAHULUAN... 3 A. Latar Belakang... 3 B. Tujuan... 4 C. Ruang Lingkup... 4 D. Pengertian... 4 E. Dasar Hukum...
Lebih terperinciMENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG
MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN SELATAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 044 TAHUN 2015 TENTANG
GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 044 TAHUN 2015 TENTANG UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinci2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 3874), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
No.1017, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. Pengendalian Gratifikasi. PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN EKONOMI
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
5 2013, No.581 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 1. PENDAHULUAN
Lebih terperinciPANDUAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI
PANDUAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI EDISI 11 SEPTEMBER 2014 PENGENDALI SDM & SISTEM PT WASKITA KARYA (Persero) Tbk 1 DAFTAR ISI Halaman BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Tujuan
Lebih terperinciGUBERNUR SUMATERA BARAT
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 39 TAHUN 2016HUN TAHTA 20 09 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH
BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBSN. Pengendalian Gratifikasi. Sistem.
No.1845, 2014 BSN. Pengendalian Gratifikasi. Sistem. Menimbang : PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI
Lebih terperinci2015, No Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1200, 2015 KEMENDAG. Gratifikasi. Pengendalian. Pedoman Teknis PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56/M-DAG/PER/7/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGENDALIAN
Lebih terperinci2016, No Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2125, 2016 KEMENKUMHAM. Pengendalian Gratifikasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 16
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 16 PERATURAN BUPATI BANJARNEGAR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN
Lebih terperinciBADAN STANDARDISASI NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM
Lebih terperinciISI DAFTAR DAFTAR ISI BAGIAN I UMUM... A. TUJUAN... B. RUANG LINGKUP... C. PENGERTIAN... D. REFERENSI
DAFTAR ISI DAFTAR ISI.................................................................................... BAGIAN I UMUM.............................................................................. A.
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) NOMOR : 13.00/KPTS/09/IV/2014 NOMOR : Dekom/SK-02/IV/2014
SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NOMOR : 13.00/KPTS/09/IV/2014 NOMOR : Dekom/SK-02/IV/2014 TENTANG PENGESAHAN DOKUMEN UNTUK IMPLEMENTASI TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 Tahun 2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 Tahun 2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPT PUPUK SRIWIDJAJA. K A N T O R P U S A T Jalan Mayor Zen Palembang
PT PUPUK SRIWIDJAJA K A N T O R P U S A T Jalan Mayor Zen Palembang - 30118 Telepon : (0711) 712111, 712222 Website: http://www.pusri.co.id Faksimili : (0711) 712100 SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT. PUPUK SRIWIDJAJA
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Lebih terperinci2016, No sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang P
No.1258, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Pengendalian Gratifikasi. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN
Lebih terperinci2015, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 1
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.962, 2015 KEMENDAG. Benturan Kepentingan. Penanganan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/M-DAG/PER/4/2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL
- 1 - PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN
Lebih terperinciPEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN (Conflict of Interest) PT Perkebunan Nusantara IX.
PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN (Conflict of Interest) PT Perkebunan Nusantara IX www.ptpnix.co.id Pedoman Benturan Kepentingan / Conflict of Interest (CoI) 0 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kegiatan
Lebih terperinci2 Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 3502); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersi
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1918, 2014 KEMENKOP Dan UKM. Gratifikasi. Pengendalian. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PER/M.KUKM/XII/2014 TENTANG
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER -05/MBU/2014 TENTANG
MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPIJBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER -05/MBU/2014 TENTANG PROGRAM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN BADAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.259, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LIPI. Gratifikasi. Pengendalian. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN LEMBAGA
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS
Lebih terperinciPEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KOTA BANDA ACEH PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN DINAS PERHUBUNGAN KOTA BANDA ACEH PEDOMAN BENTURAN TAHUN 2017 RASI DAN UK BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Dinas
Lebih terperinciterhadap pengelolaan pelayanan terpadu satu pintu. Oleh karena itu Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu menyadari pentingnya sikap yang
terhadap pengelolaan pelayanan terpadu satu pintu. Oleh karena itu Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu menyadari pentingnya sikap yang tegas terhadap penanganan benturan kepentingan yang terjadi,
Lebih terperinciPEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI
PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI 2017 DAFTAR ISI Halaman Pernyataan... 1 Pendahuluan (Latar Belakang)... 2 Maksud dan Tujuan... 2 Sasaran... 2 Pengertian dan Istilah... 3 Gratifikasi... 3 Hadiah..... 3
Lebih terperinci2015, No.69 2 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2
No.69, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENLU. Unit. Pengendalian Gratifikasi. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciPENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B BAB I PENDAHULUAN
PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B LAMPIRAN 1 KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL NOMOR 9 TAHUN 2017 T E N T A N G PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI BANTUL BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciLAMPIRAN I Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor : 129/KPTS/2017 Tanggal : 30 Agustus 2017
LAMPIRAN I Nomor : 129/KPTS/2017 PEDOMAN PENANGAN AN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PT Jasa Marga (Persero) Tbk (untuk selanjutnya disebut Perusahaan
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PENGATURAN BENTURAN KEPENTINGAN DI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.405, 2015 BMKG. Benturan Kepentingan. Penanganan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
Lebih terperinciPeraturan Sekjen DPR RI Nomor 8 Tahun 2015 Rabu, 13 April 2016
Peraturan Sekjen DPR RI Nomor 8 Tahun 2015 Rabu, 13 April 2016 1 Latar Belakang 1. Meningkatkan pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik dan meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat
Lebih terperinciPedoman Pengendalian Gratifikasi. Good Governance is Commitment and Integrity
Pedoman Pengendalian Gratifikasi Good Governance is Commitment and Integrity BAHASAN Definisi Korupsi, Suap dan Gratifikasi Contoh Gratifikasi Hubungan Gratifikasi dengan Korupsi Pengendalian Gratifikasi
Lebih terperinciGratifikasi dilarang karena dapat mendorong Insan PTC
dilarang karena dapat mendorong Insan PTC bersikap tidak obyektif, tidak adil dan tidak profesional, sehingga Insan PTC tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik Compliance 1 DAFTAR ISI No Pokok Pembahasan
Lebih terperinci