BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam itu menyangkut seluruh aspek kepentingan manusia. Aspekaspek

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sangat merugikan dan meresahkan masyarakat, ialah tindak pidana asusila yang. keluarga terutama seorang ayah terhadap anaknya.

A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Kekerasan seksual pada anak, yaitu dalam bentuk pencabulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya arus modernisasi serta cepatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dialami manusia dari waktu ke waktu. Potensi kejahatan manusia. berkembang seiring dengan tumbuh kembangnya peradaban manusia itu

II. TINJAUAN PUSTAKA. dimana keturunan tersebut secara biologis berasal dari sel telur laki-laki yang kemudian

BAB IV ANALISIS FIQH JINAYAH TERHADAP PIDANA CABUL KEPADA ANAK DI BAWAH UMUR

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi demi perkembangan dan pertumbuhannya. kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam konteks Indonesia, anak adalah penerus cita-cita perjuangan suatu

I. PENDAHULUAN. dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh dan, berkembang, dan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA MEMBUKA RAHASIA NEGARA SOAL UJIAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. segala perbuatan melanggar kesusilaan (kesopanan) atau perbuatan yang keji,

BAB I PENDAHULUAN. hukuman yang maksimal, bahkan perlu adanya hukuman tambahan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat, karena adanya pelanggaran atas ketentuan-ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. perzinaan dengan orang lain diluar perkawinan mereka. Pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang cukup menyita waktu, khususnya persoalan pribadi yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Nasional. Masa depan bangsa dan negara di masa yang akan. ini maka semakin baik pula kehidupan bangsa di masa depan.

PENANGANAN KEKERASAN TERHADAP ANAK MELALUI UU TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DAN UU TENTANG PERLINDUNGAN ANAK Oleh : Nita Ariyulinda *

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap berbagai komentar

ANALISIS TENTANG PENYATUAN PENAHANAN ANAK DENGAN DEWASA MENURUT FIKIH JINAYAH DAN UU NO. 23 TAHUN 2002

No berbangsa, yang salah satunya disebabkan oleh meningkatnya tindakan asusila, pencabulan, prostitusi, dan media pornografi, sehingga diperlu

BAB 1 PENDAHULUAN. mengganggu ketenangan pemilik barang. Perbuatan merusak barang milik. sebagai orang yang dirugikan dalam tindak pidana tersebut.

Pelanggaran terhadap nilai-nilai kesopanan yang terjadi dalam suatu. masyarakat, serta menjadikan anak-anak sebagai obyek seksualnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan peran Polisi sebagai pelindung

BAB III PERILAKU SEKSUAL SEJENIS (GAY) DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. nasional bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Hidup tenteram, damai, tertib serta berkeadilan merupakan dambaan setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Institute for Criminal Justice Reform

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanat sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK KORBAN TINDAK PIDANA PENCABULAN DI KOTA MAKASSAR (STUDI KASUS PADA PENGADILAN NEGERI MAKASSAR TAHUN ) Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. di gunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari- hari. Sehingga dalam setiap

Dalam memeriksa putusan pengadilan paling tidak harus berisikan. tentang isi dan sistematika putusan yang meliputi 4 (empat) hal, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kasus bullying (tindak kekerasan) di sekolah-sekolah

BAB IV. Hakim adalah organ pengadilan yang memegang kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan Negara yang merdeka untuk meyelenggarakan peradilan guna

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berlainan tetapi tetap saja modusnya dinilai sama. Semakin lama kejahatan di ibu

BAB II KONSEP TINDAK PIDANA ISLAM

BAB IV ANALISIS FIQIH MURA<FA AT TERHADAP VICTIMOLOGI DALAM PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KORBAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI LAMONGAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada

I. PENDAHULUAN. budayanya. Meskipun memiliki banyak keberagaman bangsa Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 Pasal 28B ayat (2) yang menyatakan bahwa :

RUU Penghapusan Kekerasan Seksual Sebagai UU yang Mengatur Tindak Pidana Khusus

HUKUMAN BAGI PELAKU JARIMAH DIBAWAH UMUR DI TINJAU DARI FIQIH JINAYAH (STUDI KASUS KEPUTUSAN PENGADILAN NEGERI BANGKINANG PADA TAHUN 2012) SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI. Adapun yang menjadi tujuan upaya diversi adalah : 6. a. untuk menghindari anak dari penahanan;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada zaman globalisasi dewasa ini tanpa disadari kita telah membuat nilainilai

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP CYBERBULLYING TAHUN 2016 TENTANG ITE

BAB I PENDAHULUAN. hukum tidak berdasar kekuasaan belaka. 1 Permasalahan besar dalam. perkembangan psikologi dan masa depan pada anak.

islam yang mengatur masalah kejahatan yang telah dilarang oleh sayara karena dapat menimbulkan bahaya bagi jiwa, harta, keturunan dan akal.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami suatu kegagalan dalam memperjuangkan kepentingannya sendiri,

BAB III PENCURIAN DALAM HUKUM PIDANA. A. Pengertian Pidana, Hukum Pidana, dan Bentuk-bentuk Pidana

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dibidang hukum. Hal ini seiring degan amanat Undang-undang

BAB IV ANALISIS FIQH JINAYAH TERHADAP TINDAKAN MENGEMIS DI MUKA UMUM. A. Analisis terhadap Sanksi Hukum Bagi Pengemis Menurut Pasal 504

BAB I PENDAHULUAN. dan kodratnya. Karena itu anak adalah tunas, potensi dan generasi muda penerus

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN PENCABULAN MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002

I. PENDAHULUAN. dengan alat kelamin atau bagian tubuh lainnya yang dapat merangsang nafsu

BAB I PENDAHULUAN. dipersiapkan sebagai subjek pelaksana cita-cita perjuangan bangsa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan persoalan yang dialami manusia dari waktu ke waktu. Semakin

Assalamu alaikum wr. wb.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannyalah yang akan membentuk karakter anak. Dalam bukunya yang berjudul Children Are From Heaven, John Gray

13 ayat (1) yang menentukan bahwa :

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR YANG MENJADI KORBAN TINDAK PIDANA PENCABULAN

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCABULAN ANAK DIWILAYAH HUKUM POLISI SEKTOR TAMBANG DITINJAU MENURUT PERSPEKTIF FIQIH JINAYAH SKRIPSI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN

BAB III ANALISIS. hukum positif dan hukum Islam, dalam bab ini akan dianalisis pandangan dari kedua

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. Hakim memiliki peranan penting dalam suatu proses persidangan yaitu. mengambil suatu keputusan hukum dalam suatu perkara dengan

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan dari kekerasan dan diskriminatif. Sebaliknya, mereka bukanlah. manusiawi dari pihak siapapun atau pihak manapun.

I. PENDAHULUAN. usahanya ia tidak mampu, maka orang cenderung melakukanya dengan jalan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Pidana. hukum yang berlaku disuatu negara yang mengadakan dasar-dasar dan aturanaturan

Menanti Tuntutan Pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual Oleh : Arrista Trimaya * Naskah diterima: 07 Desember 2015; disetujui: 22 Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal baik fisik, mental maupun sosial, untuk. mewujudkannya diperlukan upaya perlindungan terhadap anak.

BAB 1 PENDAHULUAN. perbuatan melanggar hukum.penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara hukum, Pasal 28 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang buruk terhadap manusia jika semuanya itu tidak ditempatkan tepat

BAB IV. A. Analisis Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Penipuan yang. Berkedok Lowongan Pekerjaan (Studi Direktori Putusan Pengadilan Negeri

Harus ada perombakan sistem hukum secara total termasuk pelaksana-pelaksana hukumnya. Sistemnya harus diganti dengan sistem Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 1992, h Said Agil al-munawar, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Bumi

crime dalam bentuk phising yang pernah terjadi di Indonesia ini cukup

II. TINJAUAN PUSTAKA. KUHP tidak ada ketentuan tentang arti kemampuan bertanggung jawab. Yang

BAB IV. A. Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh dalam Putusan No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO tentang Tindak Pidana Pembakaran Lahan.

Dr. H. M. Nurul Irfan, M.Ag. HUKUM PIDANA ISLAM. ~AMzAH AMZAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ketentuan syari at Islam, perbuatan zina tidak dianggap sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha

TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN MENURUT FIQIH JINAYAH ( STUDY KASUS PENGADILAN NEGERI ROKAN HILIR) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ilmu pengetahuan hukum dikatakan bahwa tujuan hukum adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan perhatian, sehingga setiap anak dapat tumbuh dan berkembang secara

BAB I PENDAHULUAN. berada disekitar kita. Pemerkosaan merupakan suatu perbuatan yang dinilai

PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PORNOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri-ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan pengarahan dalam rangka menjamin

A. Gambaran Umum Pengadilan Negeri Mojokerto. 2. Sejarah Pengadilan Negeri Mojokerto

BAB III SANKSI BAGI PELAKU PERZINAAN DALAM PASAL 284 KUHP PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekerasan, pelecehan, dan eksploitasi seksual dewasa ini bukan

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara tentumengenal yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum Islam disyariatkan oleh Allah dengan tujuan utama yaitu untuk merealisasi dan melindungi kemaslahatan umat manusia, baik kemaslahatan individu maupun masyarakat. Kemaslahatan yang ingin diwujudkan dalam hukum Islam itu menyangkut seluruh aspek kepentingan manusia. Aspekaspek kepentingan manusia itu, menurut para ulama dapat diklafikasikan menjadi tiga aspek, yaitu dharruriyat (primer), hajjiyat (sekunder) dan tahsiniyyat (stabilitas sosial) 1. Dalam rangka merealisasikan dan melindungi kemaslahatan umat tersebut, maka Islam memberikan pahala atau ganjaran kebaikan bagi yang melakukan kebaikan dan hukuman bagi yang melakukan kejahatan. Persoalan kejahatan dan hukumannya di bahas dalam fiqh jinayah. Dalam fiqh jinayah, ada tiga objek utama kajian fiqh jinayah yang berkenaan dengan masalah pokok, diantaranya: 1. Jarimah hudud, menurut Al-Jurjani jarimah hudud yakni sanksi yang telah ditentukan dan yang wajib dilaksanakan secara haq karena Allah, yang termasuk jarimah hudud antara lain yaitu: a. Jarimah zina b. Jarimah qadzf (menuduh muslimah bak-baik berbuat zina) c. Jariah syurb al-khamr (meminum minuman keras) 1 Said Agil Husin Al-Munawar, Hukum Islam, (Jakarta: Penamadani, 2005), h.19 1

2 d. Jarimah al-baghyu (pemberontakan) e. Jarimah al-riddah (murtad) f. Jarimah al-sariqah (pencurian) g. Jarimah al-hirabah (perampokan) 2. Jarimah Qishash, secara terminologi menurut Al-Jurjani jarimah qishash yaitu sebuah tindakan (sanksi hukum) kepada pelaku persis seperti tindakan yang dilakukan pelaku terhadap korban, yang termasuk kedalam jarimah qishash yaitu: a. Jarimah pembunuhan b. Jarimah penganiayaan 3. Jarimah ta zir, yaitu semua jenis tindak pidana yang tidak secara tegas diatur oleh Al-Quran dan Hadis. Jenis dan pelaksanaannya ditentukan oleh penguasa setempat 2. Salah satu perbuatan jinayah yang sangat marak dan menghebohkan saat ini adalah pencabulan anak di bawah umur. Tindak pidana pencabulan merupakan suatu tindak kejahatan yang sangat serius, karena pada dasarnya tindak pidana pencabulan adalah suatu perbuatan yang sangat mengacaukan ketenangan dan ketentraman dalam masyarakat pada umumnya, serta merusak dan merampas masa depan anak yang menjadi korban tindak pidana pencabulan. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. Dari sisi 2 Nurul Irfan, Masyrofah, Fiqih Jinayah, (Jakarta: Amzah, 2013), h.3-5.

3 kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa, sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindak kekerasan, deskriminasi serta pemerkosaan. 3 Menurut R. Soesilo Pencabulan yaitu Segala perbuatan yang melanggar kesusilaan (kesopanan) atau perbuatan yang keji semua itu dalam lingkungan nafsu birahi kelamin, misalnya cium-ciuman meraba-raba anggota kemaluan, meraba-raba buah dada, dan lain sebagainya. Pada umumnya yang menjadi pencabulan ini adalah anak-anak 4. Perbuatan cabul sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 390 RUU KUHP yang diambil dari Pasal 289 KUHP adalah dalam lingkungan nafsu birahi kelamin misalnya: a. Seorang laki-laki dengan paksa menarik tangan seorang wanita dan menyentuhkan pada alat kelaminnya. b. Seorang laki-laki merabai badan seorang anak perempuan wanita dan kemudian membuka kancing baju anak tersebut untuk dapat mengelus teteknya dan menciumnya. Pelaku melakukan tersebut untuk memuaskan nafsu seksualnya 5. Dengan demikian dipahami bahwa pencabulan terhadap anak mulai dari meraba damapai melakukan hubungan seks. Diketahui bahwa hubungan 3 Fuad Mohd. Fachruddin, Masalah Anak Dalam Hukum Islam, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1985), h. 49 4 R. Soesilo, Kitab-Kitab Undang Hukum Pidana Serta Komentar-Komentar Lengkap Pasal Demi Pasal, (Bogor: Politea: 1996), h. 212. 5 Ibid, h. 65.

4 seks yang demikian merupakan hubungan seks yang tidak sah dan merupakan perbuatan yang menghancurkan masa depan anak. Dalam Islam, anak merupakan makhluk yang da if dan mulia, yang keberadaannya adalah kewenangan dari kehendak Allah SWT dengan melalui proses penciptaan. Oleh karena anak mempunyai kehidupan yang mulia dalam pandangan Islam, maka anak harus diperlakukan secara manusiawi seperti diberi nafkah baik lahir maupun batin, sehingga kelak anak tersebut tumbuh menjadi anak yang berakhlak mulia seperti dapat bertanggung jawab dalam mensosialisasikan dirinya untuk mencapai kebutuhan hidupnya dimasa mendatang. Dalam pengertian Islam, anak adalah titipan Allah SWT kepada kedua orang tua, masyarakat, bangsa dan negara yang kelak akan memakmurkan dunia sebagai rahmat dan sebagai pewaris ajaran Islam, pengertian ini mengandung arti bahwa setiap anak yang dilahirkan harus diakui, diyakini, dan diamankan sebagai implementasi amalan yang diterima oleh akan dari orang tua, masyarakat, bangsa dan Negara. Oleh sebab itu, masa depan anak harus terjamin tidak boleh tersakiti ataupun mendapatkan perlakuan yang tidak semestinya seperti mendapatkan peristiwa yang membuat trauma ataupun kekerasan. Realitasnya anak yang menjadi korban akan trauma dan masa depannya mejadi suram, sebagaimana kasus yang terjadi pada korban yang baru berumur 14 tahun terbukti mendapat tindakan pencabulan dan persetubuhan oleh seorang laki-laki. Namun sepertinya hukuman yang

5 ditetapkan oleh hakim terlalu ringan dan kurang memberi efek jera bagi pelaku. Berdasarkan pemaparan di atas Penulis tertarik untuk meneliti kasus tersebut, dalam sebuah karya ilmiah yang berjudul Putusan hakim terhadap kasus pencabulan anak dibawah umur ditinjau Fiqih Jinayah (studi analisis putusan NO. 122/PID.B/2012/PN.TBK) Dipengadilan Negeri Tanjung Balai Karimun. B. Batasan Masalah Untuk menghindar kesalahpahaman dan kekeliruan dalam penelitian ini, maka dalam hal ini perlu adanya pembatasan masalah, adapun batasan masalah yang akan diteliti berkisar tentang: bagaimana pertimbangan hakim menetapkan putusan No. 122/PID.B/2012/PN.TBK Dipengadilan Negeri Tanjung Balai Karimun terhadap kasus pencabulan anak dibawah umur dianalisa dari Fiqh Jinayah. C. Rumusan Masalah Guna memudahkan dalam penulisan skripsi ini penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pertimbangan hakim dalam menjatuhkan hukuman terhadap pelaku tindak pidana pencabulan anak dibawah umur NO. 122/PID.B/2012/PNTBK Dipengadilan Negeri Tanjung Balai Karimun? 2. Bagaimana tinjauan Fiqih Jinayah terhadap hukuman yang dijatuhkan hakim bagi pelaku tindak pidana pencabulan anak dibawah umur?

6 D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui pertimbangan hakim dalam menjatuhkan hukuman terhadap pelaku tindak pidana pencabulan anak dibawah umur NO. 122/PID.B/2012/PNTBK Dipengadilan Negeri Tanjung Balai Karimun. b. Untuk mengetahui tinjauan Fiqih Jinayah terhadap hukuman yang dijatuhkan hakim bagi pelaku tindak pidana pencabulan anak dibawah umur. 2. Kegunaan Penelitian a. Diharapkan dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi penulis dalam bidang hukum pidana khususnya mengenai tinjauan tentang putusan hakim terhadap kasus pencabulan anak dibawah umur ditinjau Fiqih Jinayah ( studi analisis putusan NO. 122/PID.B/2012/PN.TBK Dipengadilan Negeri Tanjung Balai Karimun. b. Diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu hukum pada umumnya dan hukum pidana khususnya terutama yang berkaitan dengan kesusilaan. c. Untuk memenuhi dan melengkapi syarat mencapai gelar Sarjana (S1) Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

7 E. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah di Pengadilan Tanjung Balai Karimun. Hal yang mendasar bagi penulis untuk pengambilan lokasi penelitian ini dengan pertimbangan lokasinya merupakan daerah yang berkembang pesat terutama secara fisik, serta pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi, daerah ini juga sangat potensial didatangi berbagai macam latar belakang penduduk yang otomatis hal ini akan menimbulkan berbagai gejala sosial, ekonomi, budaya termasuk kejahatan. Selain itu lokasi yang penulis teliti merupakan daerah penulis sendiri. 2. Sumber Data Dalam hal ini penulis mencoba mengklarifikasikan sumber data menjadi dua sumber: a. Sumber data primer yatu bahan-bahan hukum yang mengikat atau mempunyai hubungan langsung dengan apa yang diteliti, yang terdiri dari dari: - Berkas perkara NO. 122/PID.B/2012/PN.TBK b. Sumber data sekunder yaitu bahan yang memberi penjelasan mengenai bahan data primer, yaitu: - Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) - Buku-buku bacaan lainnya. 3. Metode Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data, diperlukan teknik pengumpulan data dokumentasi, yaitu menelaah dan menganalisa dokumen Pengadilan

8 Negeri Tanjung Balai Karimun yang berhubungan dengan perkara pencabulan anak dibawah umur, kemudian dihubungkan dengan konsepkonsep yang ada dalam Fiqih Jinayah. 4. Metode Analisa Data Dalam penelitian ini metode analisa data yang dipergunakan ialah metode deskriptif analitik, yakni dengan cara mengemukakan dan menggambarkan data secara tepat, serta apa adanya bedasarkan data yang diperoleh. Selanjutnya dilakukan pembahasan dengan cara penulisan data dengan dihubungkan teori-teori serta ketentuan perundang-undangan berlaku yang berkaitan dengan penelitian, selanjutnya tarik kesimpulan secara indukatif. 5. Metode Penulisan Setelah data-data dianalisa, maka data tersebut penulis susun dengan menggunakan metode sebagai berikut: a. Deduktif, yaitu dengan mengumpulkan data-data yang umum berhubungan dengan objek penelitian, yang selanjutnya disimpulkan kepada hal-hal yang bersifat khusus. b. Induktif, pembahasan dengan mengumpulkan data-data yang bersifat khusus, lalu diuraikan dan diambil kesimpulan yang bersifat umum. c. Komperatif, pembahasan dengan membandingkan sumber hukum yang lainnya, kemudian dianalisa dengan memberikan komentar.

9 F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembahasan serta penyusunan, penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yang tiap-tiap subnya terdiri dari sub-sub Bab. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Yang berisi yaitu: Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan. BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN Dalam hal ini yang meliputi yaitu: Sejarah Pengadilan Negeri Tanjung Balai Karimun, Tujuan Didirikan Pengadilan Tanjung Balai Karimun, Tugas dan Wewenang Pengadilan Tanjung Balai Karimun, Struktur Organisasi Pengadilan Negeri Tanjung Balai Karimun. BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PENCABULAN Dalam hal ini meliputi yaitu: Identifikasi Pencabulan yang terdiri dari: Pengertian Pencabulan, Dasar Hukum Pencabulan, Pencabulan sebagai tindak pidana, Hukuman Pencabulan, Anak dibawah umur, Pencabulan menurut Pandangan Fiqih Jinayah, Identifikasi Pembuktian. BAB IV PEMBAHASAN Yang berisi yaitu: Bagaimana pertimbangan hakim dalam menjatuhkan hukuman terhadap pelaku tindak pidana

10 pencabulan anak dibawah umur NO. 122/PID.B/2012/PNTBK di Pengadilan Negeri Tanjung Balai Karimun dan Bagaimana tinjauan Fiqih Jinayah terhadap hukuman yang dijatuhkan hakim bagi pelaku tindak pidana pencabulan anak dibawah umur. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berisikan Kesimpulan dan Saran.