THE IMUNOMODULATOR EFFECT OF ETHYL ACETATE FRACTION OF Sonchus arvensis L. LEAVES TOWARD NON SPECIFIC IMMUNE RESPONSE ON MALE MICE BALB/C STRAIN

dokumen-dokumen yang mirip
THE IMMUNOMODULATORY EFFECT OF ETHYL ACETATE FRACTION OF

Richa Yuswantina, Agitya Resti Erwiyani, Prihati ABSTRACT

Richa Yuswantina, Agitya Resti Erwiyani, Prihati.

Jatmiko Susilo, Agitya Resti Erwiyani dan Nuratul Awwalia ABSTRACT

SEDATIVE EFFECT OF TAPAK DARA LEAVES EXTRACT Catharanthus roseus (l.) G. Don ON MICE. Jatmiko Susilo, Oni Yulianta Wilisa, Ariadi ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

The Effect of Ethanol Leaves Extract of Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) toward the Sedative Effect on BALB/C Mice

THE IMMUNOMODULATORY EFFECT OF ETHANOL EXTRACT OF RED SPINACH LEAVES (Amaranthus tricolor L.) IN MACROPHAGE PHAGOCYTOSIS ACTIVITY ABSTRACT

DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR

THE EFFECT OF CHLOROFORM, ETHER AND WATER FRACTIONS OF TALI PUTRI (Cassytha fiiformis L.) STEM TO HAIR GROWTH ON MALE RABBIT

EFFECTS OF Sansevieria trifasciata Prain. TO THE MALE RABBITS HAIR GROWTH. Jatmiko Susilo, Sikni Retno K, Eka Mustika H

ABSTRAK Penggunaan asam glycyrrhizic yang merupakan bahan aktif dari Viusid Pet sudah lazim digunakan untuk meningkatkan respon imun.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

Lampiran 1. Surat Ethical clearance

BAB III METODE PENELITIAN

Niken Dyah Ariesti, Agitya Resti Erwiyani, Okvitia Ningsih

BAB II METODE PENELITIAN

BAB 3 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Farmasi Indonesia, Maret 2014, hal Vol. 11 No. 1 ISSN: EISSN : Online :

AKTIVITAS IMUNOMODULATOR FRAKSI ETIL ASETAT DAUN SOM JAWA (Talinum triangulare (Jacq.) Willd) TERHADAP RESPON IMUN NON SPESIFIK

The Effect of Ethanol Extract of Leuchaena glauca Benth Leaves Toward the Sedative Effect on Mice BALB/C

Effect of Ethanol Extract of Pomegranate Leaves (Punica granatum L) to the Sedative Effect on Mice BALB/C

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

PENGARUH KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

The Effect of Etanol Extract of Ceremai (Phyllantus acidus L.) Leaf Toward The Reduce Blood Sugar Levels on Albino Wistar Rats with Glucose Loading

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh secara liar maupun yang sengaja dibudidayakan. Sejak zaman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB 1 PENDAHULUAN. 3 penyakit menyular setelah TB dan Pneumonia. 1. Diare dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, salah satunya infeksi bakteri.

Sri Juniati, Dian Oktianti, Nova Hasani Furdiyanti ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kesakitandan angka kematian terutama pada negara

The Effect of Boiled Bean (Vigna sinensis) Leaves Water To Increase of White Mouse Erythrocytes

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

PERBANDINGAN EFEK FRAKSI

THE EXPERIMENT ANTIOXIDANT ACTIVITY OF RUMPUT TEKI LEAVES (Cyperus rotundus L.) ETHANOLIC EXTRACT WITH DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) METHOD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

ERVINA TANABARA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

EFEK ANALGETIK EKSTRAK AIR TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) PADA MENCIT DENGAN METODE GELIAT SKRIPSI

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

AINUN RISKA FATMASARI

Richa Yuswantina, Sikni Retno K., Adi Nofiana Indarwati. ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Christina Melissa Siswanto, Pembimbing I : Fen Tih, dr., M.Kes. Pembimbing II : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Lampiran 1. Identifikasi sampel

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

Dian Oktianti, Nova Hasani Furdiyanti, Agnes Barek.

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB I PENDAHULUAN. menular melalui makanan atau air yang terkontaminasi. 2 Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyerang banyak orang sehingga menimbulkan wabah. Demam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES FRAKSI ETIL-ASETAT EKSTRAK ETANOL DAUN LENGLENGAN

ABSTRAK. Kata kunci: HDL, ekstrak etanol, ekstrak protein, fraksi etil asetat, kedelai.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari

EFEK FRAKSI ETIL ASETAT DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park) Fosberg.) TERHADAP KADAR KALSIUM URIN TIKUS JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY SECARA IN VIVO

THE AGENT OF ANTIMALARIAL ACTIVITY OF LEMPUYANG WANGI (Zingiber aromaticum Val) RHIZOME JUICE ON SWISS MALE MICE INFECTED Plasmodium berghei

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit akibat tubuh tidak mampu melawan zat asing yang masuk ke dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi.

BAB I PENDAHULUAN. benda asing dan patogen di lingkungan hidup sekitar seperti bakteri, virus, fungus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

THE EFFECTIVITY TEST OF DUDUK LEAVES OINTMENT (Desmodium triqurtrum (L.) DC) AS ANTI-INFLAMMATION IN WHITE MALE RATS OF WISTAR STRAIN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH EKSTRAK DAUN SUKUN

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KEJIBELING (Strobilanthes crispus Linn) TERHADAPA PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN ANGSANA

EFEK ANTIDIABETES FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (MOMORDICA CHARANTIA L.) PADA TIKUS PUTIH WINDA NUGAS LESTARI

PENGARUH EKSTRAK RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma heyneana Valeton & Zijp.) TERHADAP AKTIVITAS FAGOSITOSIS PADA MENCIT JANTAN SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. patogen di lingkungan, seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit yang dapat

EFEK CENDAWAN ULAT CINA

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Riau dan di Laboratorium Patologi, Entimologi

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Vincent Halim, 2008; Pembimbing I : Ellya Rosa Delima.dr., M.Kes Pembimbing II : Rosnaeni, dra., Apt.

ARTIKEL PENELITIAN. Yufri Aldi, Yahdian Rasyadi dan Dian Handayani

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting sehingga mampu menghadapi serangan zat asing seperti

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah

BAB 3 PERCOBAAN Bahan, alat, dan hewan percobaan Bahan Alat Hewan uji 3.2 Penyiapan Ekstrak Petiveria alliacea

Transkripsi:

THE IMUNOMODULATOR EFFECT OF ETHYL ACETATE FRACTION OF Sonchus arvensis L. LEAVES TOWARD NON SPECIFIC IMMUNE RESPONSE ON MALE MICE BALB/C STRAIN Jatmiko Susilo, Agitya Resti Erwiyani, Tirani Dwi Ayu Pratiwi ABSTRACT Sonchus arvensis L. leaves contain flavonoid suspected have effect imunomodulator. The purpose of this research is to find out imunomodulator effect of ethyl acetate fraction of Sonchus arvensis L. leaves toward non specific immune response on male mice balb/c strain. The experimental research with the post test and time series design. The sampel was 24 mice which are divided into 4 groups, negative control, ethyl acetate fraction of Sonchus arvensis L. leaves dose 210mg/kgBW, 280mg/kgBW, and 350mg/kgBW. The treatment is given during 5 days. On 7 th day injected carbon (pelican ink B17) as much 0,1ml/10grBB intravena. Mice blood has taken before carbon injected (in 0 minute) and 4, 8, 12 and 16 minute after. Data are present as phagocytosis index. The results of this research indicate that the fraction ethyl acetate Sonchus arvensis L. leaves with dose 210mg/kgBW, 280mg/kgBW, and 350mg/kgBW has the imunostimulan effect toward non specific immune response of male mice balb/c strain with phagocytosis index 1,31 (medium), 1,40 (medium), and 1,51 (strong). Key words : Flavonoid, Sonchus arvensis L., imunomodulator. 1

2 EFEK IMUNOMODULATOR FRAKSI ETIL ASETAT DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) TERHADAP RESPON IMUN NON SPESIFIK PADA MENCIT JANTAN GALUR BALB/C Jatmiko Susilo, Agitya Resti Erwiyani, Tirani Dwi Ayu Pratiwi INTISARI Daun tempuyung mengandung flavonoid yang diduga mempunyai efek imunomodulator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek imunomodulator fraksi etil asetat daun tempuyung terhadap respon imun non spesifik mencit jantan galur Balb/c. Penelitian eksperimental dengan rancangan post test and time series design. Sampel terdiri dari 24 ekor mencit dibagi 4 kelompok yaitu kontrol negatif (CMC Na 0,3%), fraksi etil asetat daun tempuyung dosis 210mg/kgBB, 280mg/kgBB, dan 350mg/kgBB. Perlakuan dilakukan selama 5 hari. Pada hari ke-7 disuntikan karbon (tinta pelikan B17) sebanyak 0,1ml/10grBB secara intravena. Darah mencit diambil sebelum penyuntikan karbon (menit ke-0) dan pada menit ke 4, 8, 12 dan 16. Dari data dihitung indeks fagositosis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etil asetat daun tempuyung dosis 210mg/kgBB, 280mg/kgBB, dan 350mg/kgBB mempunyai efek imunostimulan terhadap respon imun non spesifik mencit jantan galur balb/c dengan indeks fagositosis sebesar 1,31 (sedang), 1,40 (sedang) dan 1,51 (kuat). Kata kunci : Flavonoid, tempuyung (Sonchus arvensis L.), imunomodulator. PENDAHULUAN Manusia sejak dilahirkan telah dilengkapi dengan sistem pertahanan tubuh yang spesifik maupun yang non spesifik. Dengan sistem pertahanan tubuh yang disebut sistem imun ini diharapkan manusia dapat menangkal berbagai unsur patogen, misalnya bakteri, virus, jamur, dan zat-zat asing lain yang dapat menimbulkan berbagai gangguan penyakit (Kresno, 2010). Imunomodulator merupakan zat ataupun obat yang dapat mengembalikan ketidakseimbangan sistem kekebalan yang terganggu dengan cara merangsang dan memperbaiki fungsi sistem kekebalan. Tumbuhan obat yang bekerja pada sistem imunitas

3 bukan hanya bekerja sebagai efektor yang langsung menghadapi penyebab penyakitnya, melainkan bekerja melalui pengaturan imunitas. Penggunaan imunomodulator dalam terapi kadang kala mengalami hambatan. Salah satu diantaranya adalah mahalnya imunomodulator yang tersedia di pasar obat berpaten, yang mayoritas diimpor dari luar negeri. Dalam keadaan demikian, sangatlah perlu dipertimbangkan untuk memperoleh imunomodulator dari bahan alam, sehingga faktor harga dapat ditekan (Bellanti, 1993). Tempuyung (Sonchus arvensis L.) merupakan salah satu bahan obat tradisional yang mengandung senyawa flavonoid (luteolin-7-o-glikosida, apigenin-7-o-glikosida dan kaempferol) yang diduga dapat digunakan sebagai imunomodulator. Senyawa flavonoid dapat bekerja terhadap limfokin (Interferon γ) yang dihasilkan oleh sel T sehingga akan merangsang sel-sel fagosit untuk melakukan respon fagositosis (Nugroho, 2012). Selain itu kaempferol juga dapat meningkatkan imunitas dengan cara merangsang sekresi interleukin-12 (Santi, 2006 cit. Asia et al., 2005). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dosis fraksi etil asetat daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) yang dapat menimbulkan efek imunomodulator terhadap respon imun non spesifik pada mencit jantan galur Balb/c dan mengetahui adanya pengaruh aktivitas fagositosis pada mencit jantan galur Balb/c setelah diberi fraksi etil asetat daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) METODE Alat dan Bahan Ayakan no 30 mesh, beaker glass, corong pisah, sonde, plat tetes, tabung reaksi, spuit injeksi, pipet mikro, pipet ukur, kuvet, autoclave, oven, spektrofotometer UV-Vis, daun tempuyung (Sonchus arvensis L.), etanol 70%, aquadest, CMC Na 0,3%, tinta karbon (pelikan B17), natrium sitrat, asam asetat 1%, gelatin, NaCl 0,9%. Hewan Percobaan Mencit jantan galur Balb/c sebanyak 24 ekor berumur 8-12 minggu, dengan berat badan 20-22 gram. Penyiapan Bahan 1. Determinasi Tanaman Determinasi dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang untuk mengetahui kebenaran dari tanaman tempuyung (Sonchus arvensis L.)

4 2. Pembuatan Serbuk Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) Daun tempuyung yang telah diperoleh dilakukan sortasi basah, dicuci dan ditiris, kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari tidak langsung, diserbukkan dengan cara diblender dan diayak dengan ayakan 30 mesh. 3. Pembuatan Ekstrak Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 70% selama 5 hari dan remaserasi selama 2 hari. Maserat diuapkan dengan water bath pada suhu 60 0 C hingga didapat ekstrak daun tempuyung sebanyak 250ml. 4. Pembuatan Fraksi Etil Asetat Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) Fraksinasi ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) dilakukan menggunakan beberapa pelarut yang berbeda tingkat kepolarannya yaitu n-heksana dan etil asetat. Fraksi etil asetat yang diperoleh diuapkan sampai diperoleh fraksi kental. 5. Identifikasi Flavonoid a. 3 tetes sampel ditambahkan 1 tetes FeCl 3, hasil positif flavonoid akan menghasilkan warna hijau. b. 3 tetes sampel ditambahkan dengan beberapa tetes larutan NaOH, akan membentuk warna kuning pucat menjadi coklat. 6. Pembuatan Suspensi Karbon Suspensikan 1,6 ml tinta pelikan ke dalam 8,4 ml gelatin 1% b/v dalam larutan fisiologis NaCl. 7. Penghitungan Dosis Fraksi Etil Asetat Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) Fraksi etil asetat daun tempuyung dibuat dengan dosis 210 mg/kgbb, 280 mg/kgbb dan 350 mg/kgbb. 1) 420 mg fraksi etil asetat ditambah CMC Na 0,3% sampai 50 ml sehingga diperoleh larutan fraksi etil asetat dosis 210 mg/kgbb. 2) 560 mg fraksi etil asetat ditambah CMC Na 0,3% sampai 50 ml sehingga diperoleh larutan fraksi etil asetat dosis 280 mg/kgbb. 3) 700 mg fraksi etil asetat ditambah CMC Na 0,3% sampai 50 ml sehingga diperoleh larutan fraksi etil asetat dosis 350 mg/kgbb. 8. Uji Aktivitas Imunomodulator Uji aktivitas imunomodulator dilakukan dengan metode bersihan karbon. Pada uji ini mencit dikelompokkan 4 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 6 ekor. Tiap kelompok diberi sediaan uji selama 5 hari. Darah diambil pada hari ke-7 (menit 0), dan setelah

5 HASIL dilakukan injeksi karbon (menit ke-4, 8, 12, 16) melalui vena ekor, diteteskan ke plat tetes yang mengandung natrium sitrat (antikoagulan), dipipet sebanyak 50µl dilisiskan dengan 4ml asam asetat 1% yang kemudian dilakukan pengukuran kadar karbon dalam darah menggunakan spektrofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang 627 nm. Determinasi tanaman 1b-2b-3b-4b-12b-13b-14b-17b-18b-19b-20b-21b-22b-23a. Famili 166 : Asteraceae. 1b- 3b-33a-34b-36a-37b-39b-40a. Genus 105 : Sonchus. Species : Sonchus arvensis L. Uji Aktivitas Imunomodulator Tabel I. Kecepatan Fagositosis dalam Eliminasi Partikel Karbon Darah Mencit Jantan Galur Balb/c Kelompok perlakuan IV 39,12±2,56 50,75±5,16 45,42±4,24 43,13±2,45 39,28±2,34 Keterangan : I : Kontrol Negatif (CMC Na 0,3%), II : Dosis 210mg/kgBB mencit, III : Dosis 280mg/kgBB mencit, IV: Dosis 350mg/kgBB mencit. Tabel II. Aktivitas Fagositik dan Kriteria Efek Imunomodulator Bahan uji dengan Kelompok perlakuan Metode Bersihan Karbon Pada Mencit Jantan Galur Balb/c Koefisien Regresi Indeks Fagositosit (ku/kk) Kriteria Efek Imunomodulator I -0,6092 1 Kontrol II -0,7985 1,31 Imunostimulan Sedang III -0,8545 1,40 Imunostimulan Sedang IV -0,9175 1,51 Imunostimulan Kuat Keterangan : I = Kontrol negatif (CMC Na 0,3%), II = Fraksi etil asetat daun tempuyung dosis 210 mg/kgbb mencit, III = Fraksi etil asetat daun tempuyung dosis 280 mg/kgbb mencit, IV = Fraksi etil asetat daun tempuyung dosis 350 mg/kgbb mencit, ku = koefisien regresi kelompok perlakuan, kk = koefisien regresi kelompok kontrol negatif. Nilai % serapan (100 - % transmitan) pada menit ke 0 4 8 12 16 I 43,03±3,74 56,77±3,72 54,65±3,16 50,68±4,09 49,97±4,95 II 42,05±3,57 54,62±3,68 50,05±5,71 48,38±4,30 44,53±4,36 III 35,97±2,71 53,23±5,38 47,88±4,77 44,33±3,66 43,02±3,26

6 PEMBAHASAN Determinasi Tanaman Berdasarkan hasil determinasi diperoleh kepastian bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian adalah daun tempuyung (Sonchus arvensis L.). Identifikasi Flavonoid Berdasarkan hasil identifikasi flavonoid, fraksi etil asetat daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) menunjukan adanya senyawa flavonoid. Uji Aktivitas Imunomodulator Hasil uji menunjukan bahwa fraksi etil asetat daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) dapat meningkatkan kemampuan aktivitas fagositosis partikel karbon. Dosis fraksi etil asetat daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) 350mg/kgBB mempunyai efek imunostimulan paling kuat dengan nilai indeks fagositosit sebesar 1,51 dibandingkan dengan dosis fraksi etil asetat daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) 270mg/kgBB dan 210mg/kgBB yang mempunyai efek imunostimulan sedang dengan masing-masing nilai indeks fagositosit sebesar 1,40 dan 1,31. Sehingga dapat dikatakan bahwa efek imunostimulan berbanding lurus dengan dosis, semakin tinggi dosis maka semakin kuat efek imunostimulannya. Daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) memiliki kandungan senyawa kimia salah satunya adalah flavonoid (kaempferol, luteolin-7-o-glikosida, dan apigenin-7-oglikosida). Flavonoid dalam daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) berpotensi bekerja terhadap limfokin (Interferon γ) yang dihasilkan oleh sel T sehingga akan merangsang sel-sel fagosit untuk melakukan respon fagositosis serta dapat memacu proliferasi limfosit, meningkatkan jumlah sel T dan meningkatkan sekresi IL-12. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Fraksi etil asetat daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) mempunyai efek imunomodulator terhadap respon imun non spesifik mencit jantan galur Balb/c. 2. Efek imunomodulator ditunjukkan pada setiap dosis fraksi etil asetat daun tempuyung (Sonchus arvensi L.) yaitu dosis 350mg/kgBB mencit indeks fagositosis sebesar 1,51 (imunostimulan kuat), dosis 280mg/kgBB mencit dan dosis 210mg/kgBB mencit indeks fagositosit sebesar 1,40 dan I,31 (imunostimulan sedang).

7 B. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh fraksi etil asetat daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) terhadap produksi NO makrofag mencit Balb/c. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek imunomodulator fraksi etil asetat daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) melalui pengukuran aktivitas dan kapasitas fagositosis sel makrofag peritoneum mencit yang diinduksi bakteri. UCAPAN TERIMAKASIH 1. Asaat Pitoyo S.Kp., M.Kes, selaku ketua STIKES NgudiWaluyo. 2. Drs.Jatmiko Susilo, Apt., M.Kes, selaku ketua Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo dan selaku pembimbing I. 3. Agitya Resti Erwiyani, S.Farm., Apt, selaku dosen pembimbing II. 4. Bapak Adnan Abadi dan ibu Sih Mahanani. 5. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu dengan segala dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini. DAFTAR PUSTAKA Bellanti, J.A., 1993, Immunologi III, George University School of Medicine, Washington DC. Kresno, I.B., 2010, Diagnosis dan Prosedur Laboratorium, Edisi IV, 4, Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Nugroho, Y.A., 2012, Efek Pemberian Kombinasi Buah Sirih (Piper betle L.) Fruit, Daun Miyana (Plectranthus scutellarioides (L.) R. BR.) Leaf, Madu dan Kuning Telur Terhadap Peningkatan Aktivitas dan Kapasitas Fagositosis Sel Makrofag, Artikel, 22 (1). Santi, B.T., 2006, Pengaruh Pemberian Ekstrak Rumput Mutiara (Hedyotis corymbosa) Dosis Bertingkat Terhadap Produksi NO makrofag mencit Balb/c, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang.