ANALISIS USAHA PETERNAKAN BABI PADA PERUSAHAN KASEWEAN KAKASKASEN II KOTA TOMOHON

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Biaya dan keuntungan...simon pardede

ANALISIS PEMASARAN DAGING KAMBING DI PASAR BERSEHATI DAN PASAR PINASUNGKULAN KOTA MANADO

Jurnal Zootek ( Zootek Journal) Vol 34 No 1 : (Januari 2014) ISSN

ANALISIS PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA PERUSAHAAN AYAM RAS PETELUR (STUDI KASUS PADA UD. KAKASKASEN INDAH DAN CV. NAWANUA FARM) ABSTRAK

ANALISIS TITIK IMPAS SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PEDAGANG CABAI RAWIT DI WILAYAH KOTA GORONTALO* )

JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2013, VOL. 13, NO. 2

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. usaha pembibitan sapi potong di Desa Sindanglaya, Kecamatan Tanjungsiang,

PROFILE USAHA PETERNAKAN BABI SKALA KECIL DI DESA PUHU KECAMATAN PAYANGAN KABUPATEN GIANYAR

23 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN

FINANCIAL ANALYSIS OF FATTENING CROSSING BOER (F1) LIVESTOCK COMPANY IN CV. AGRIRANCH KARANGPLOSO MALANG

BAB III MATERI DAN METODE. sangat baik, karena produk yang dihasilkan mempunyai nilai gizi yang tinggi yang

Analisis pola kemitraan usaha peternakan ayam pedaging sistem closed house di Plandaan Kabupaten Jombang

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK (Studi Kasus Desa Percut, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang)

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA TANI CENGKEH (STUDI KASUS DESA SULUUN RAYA) Heince A. A. Lolowang Vicky V. J. Palenewen Arie D. P. Mirah

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM KAMPUNG DI DISTRIK SEMANGGA KABUPATEN MERAUKE. Ineke Nursih Widyantari 1) ABSTRACT

RENTABILITAS USAHA TERNAK SAPI POTONG DI DESA WONOREJO KECAMATAN PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK POTONG DI DESA HARJOWINANGUN KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah yang berada di wilayah kerja

EVALUASI PERANAN FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PENDAPATAN PETERNAK PADA USAHA PETERNAKAN BABI RAKYAT DI DESA PUHU-PAYANGAN KAB. GIANYAR

ECONOMIC ANALYSIS OF LAYER AT HS INDRA JAYA ENTERPRISE AT PONGGOK SUBDISTRICT BLITAR REGENCY

ANALISIS USAHA KELOMPOK TANI TERNAK SAPI PELITA DI DESA TONSEWER KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI TANAMAN KETEPENG CINA (Cassia alata L) PADA PT. SRIKAYA SEGA UTAMA BANJARBARU

RENTABILITAS USAHA PEMASARAN AYAM RAS PEDAGING PADA UD. MITRA SAHABAT

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS USAHA TERNAK ITIK PETELUR Studi Kasus Kec. Bandar Khalifah Kab. Serdang Bedagai

ANALISIS PROFFITABILITAS USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN TRADISIONAL ITIK PETELUR DI KABUPATEN JEMBER.

ANALISIS USAHA BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR DI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

KELAYAKAN USAHA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

Simon Candra, Hari Dwi Utami and Budi Hartono Faculty of Animal Husbandry, University of Brawijaya. Malang ABSTRACT

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK

Analisis Titik Impas dan Efisiensi Pada Usaha Domba...Reka Maharnika ANALISIS TITIK IMPAS DAN EFISIENSI PADA USAHA DOMBA

ANALISIS PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH (Studi Kasus di Perusahaan X, Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor) SKRIPSI SHCYNTALIA HERTIKA

FINANCIAL PERFORMANCE VARIABILITY OF FATTENING SHEEP AT SENGON AND JARAK KULON VILLAGES JOMBANG DISTRICT

. Kata kunci : Peternakan sapi perah, R/C ratio, rentabilitas dan resiko keuntungan

ANALISIS EFISIENSI USAHA DAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN PETERNAKAN KELINCI PEDAGING BUSINESS EFFICIENCY AND INCOME ANALYSIS ON MEAT RABBIT COMPANY

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK ITIK PEDAGING (Studi Kasus Pada Usaha Itik Milik Kelompok Masawang di Desa Talikuran Kecamatan Remboken)

PERENCANAAN LABA DENGAN METODE TITIK IMPAS (STUDI KASUS PADA PETERNAKAN AYAM UD. MARKOTA SURYA KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER)

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)

Department of Business Adminstration Brawijaya University

22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

JURNAL PETERNAKAN VOLUME : 01 NO : 02 TAHUN 2017 E-ISSN

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA FURNITURE ROTAN PADA INDUSTRI IRMA JAYA DI KOTA PALU

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data 3.3 Metode Analisis Data Analisis Biaya Produksi

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR HJ. SARI INTAN DI DESA POTOYA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

VII. ANALISIS FINANSIAL

ANALISIS KEUNTUNGAN PEDAGANG PENGECER DAGING SAPI DI PASAR TRADISIONAL KOTA MANADO

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

KAJIAN NILAI TAMBAH PRODUK AGRIBISNIS KEDELAI PADA USAHA ANEKA TAHU MAJU LESTARI DI KECAMATAN LANDASAN ULIN, KOTA BANJARBARU

Suheli, M. dkk., Analisis Kelayakan Usahatani...

KONTRIBUSI USAHATANI TERNAK KAMBING DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus di Desa Batungsel, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan)

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013 ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHA AYAM RAS PETELUR DI KABUPATEN WONOSOBO ABSTRAK

ANALISIS USAHA PADA PETERNAKAN RAKYAT AYAM PETELUR DI KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITAR

Analisa ekonomi usaha peternakan broiler yang menggunakan dua tipe kandang berbeda

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR DI KECAMATAN AMBUNTEN, KABUPATEN SUMENEP

ABSTRACT. Keywords: profit, R/C ratio, Brean Even Point.

PERFORMANSI NILAI TAMBAH KEDELAI MENJADI TAHU DI KABUPATEN SAMBAS

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PENJUALAN AYAM RAS PEDAGING DI PASAR MASOMBA KOTA PALU

ANALISIS KEUNTUNGAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK (Studi Kasus di Koperasi Agung Jaya Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan)

ANALISA BREAK EVENT POINT

ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

ANALISIS PROFITABILITAS TERHADAP PENGEMBALIAN ASET USAHA AYAM PETELUR (Studi Kasus UD. Putra Tamago Kota Palu)

ANALISIS USAHA PADA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA PETERNAKAN AYAM PEDAGING DI DESA UJUNG BARU KECAMATAN BATI-BATI KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

ANALISIS KOMPARATIF MONOKULTUR UBIKAYU DENGAN TUMPANGSARI UBIKAYU-KACANG TANAH DI BANYUMAS

ANALISIS FINANSIAL PADA PETERNAKAN SAPI POTONG DENGAN SISTEM MANAJEMEN AMARASI DI KECAMATAN AMARASI BARAT KABUPATEN KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR

Pedaging di Kabupaten Majalengka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PROFITABILITAS SISTEM BAGI HASIL PETERNAKAN AYAM BROILER Kasus PT Kusuma Niaga Persada Nusantara

ANALISA PENDAPATAN USAHA TERNAK AYAM POTONG (Studi Kasus Peternakan Milik Dani L. Di Kecamatan Karang Ploso)

ANALISIS TITIK IMPAS AGRIBISNIS TERNAK KAMBING PERANAKAN ETTAWAH DI KECAMATAN SAMBONG KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH

ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU

Nilai Tambah Produk Olahan Ikan Salmon di PT Prasetya Agung Cahaya Utama, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENAMBAHAN PROBIOTIK STARBIO PADA SUPLEMEN MULTINUTRISI TERHADAP ANALISIS USAHA SAPI BALI (Bos sondaicus)

BAB II LANDASAN TEORI

RENTABILITAS USAHA PADA INDUSTRI BAWANG GORENG SAL-HAN DI KOTA PALU SULAWESI TENGAH. Profitability of Sal-Han fried onions in Palu -Central Sulawesi

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH EMPING TEKI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DESA KERTASADA KABUPATEN SUMENEP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Break Even Point adalah titik pulang pokok dimana total revenue = total

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

Transkripsi:

ANALISIS USAHA PETERNAKAN BABI PADA PERUSAHAN KASEWEAN KAKASKASEN II KOTA TOMOHON Zadrak M. Warouw*, V. V. J. Panelewen** dan Arie Dp. Mirah** Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berapa besar biaya produksi dan keuntungan serta titik impas usaha peternakan babi pada perusahaan Kasewean di Kakaskasen II Kota Tomohon. Metode penelitian adalah metode survey dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan komposisi biaya selama proses produksi per periode yaitu biaya pakan sebesar 44,66%, biaya tenaga kerja 14,80%, biaya bibit 22,61%, penyusutan kandang/peralatan 0,90%, listrik/air 0,79%, transportasi 14,80% dan pajak atas usaha sebesar 0,96% dari keseluruhan biaya produksi. Kesimpulannya ialah rata-rata biaya produksi usaha peternakan babi pada sebesar Rp. 1.136.863 per ekor per periode produksi yang terdiri dari biaya tetap sebesar Rp. 278.093 dan biaya tidak tetap sebesar Rp. 858.770 per ekor per periode produksi. Penggunaan modal (biaya produksi) sudah efisien dilihat dari nilai ROI sebesar 1.51. Usaha peternakan babi pada perusahaan Kasewean memperoleh keuntungan yang signifikan dilihat dari rata-rata keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 580.932 per ekor per periode produksi dan rata-rata keuntungan per bulan sebesar Rp. 15.539.943. Perusahaan sudah mencapai bahkan sudah berproduksi di atas nilai titik impas pada volume produksi 103,92 unit atau 103 ekor dengan tingkat penerimaan Rp. 178.509.314 per periode produksi. *Mahasiswa PPS Unsrat **Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan Kata Kunci : Peternakan Babi, keuntungan, biaya, BEP ABSTRACT PIG FARM ANALYSIS OF KASEWEAN COMPANY AT KAKASKASEN II OF TOMOHON MUNICIPALITY. The objective of this study were to find cost production, benefit and break even point of pig farming in Kasewean enterprise located in Tomohon city. The Results of the study showed that, Kasewean enterprise had breakeven Point on pig farming at 103 103 heads, and the income level was Rp. 178.509.314/period of production. Value of the breakeven point could be seen through the value Margin Of Safety (MOS) of 67.62%, meaning that if the rate of production decreased by 67.63%, the pig farm is still in state of breakeven point, then the MOS value can be explained by Return Of Invesment (ROI). ROI obtained a value of 1.51. This means that the use of capital (cost of production) on a pig farm Kasawean in Tomohon already at efficient scale or provide the level of profit. Conclusions were (1) The average cost of production of pig farming in Kasewean company Tomohon was 1.136.863/head/production period consisted of a fixed cost of Rp. 278.093 of a fixed cost and Rp. 858.770/heads/production period of variable cost with the value of ROI was 1.51 which means the use of capital (cost of production) of pig farm on the 92

Kasewean company in Tomohon already efficient, (2) Pig farm on the kasewean company obtained significant profit because the everage income was Rp. 580.932/head/production period and the average monthly profit was Rp. 15.539.943. and (3) Animal farm on Kasewean company has reached the value above breakeven point of 103.92 on production volume of 103 units or heads with turnover level of Rp. 178.509.314/production period Key Words : Pig farming, benefit, cost, breakeven point I. PENDAHULUAN Keterbatasan modal yang dimiliki peternak mengakibatkan mereka membatasi jumlah ternak yang dipelihara dan penggunaan faktor input sehingga akan berdampak pada tingkat keuntungan yang relatif kecil. Menurut Sihombing (2010), biaya produksi terbesar dalam usaha ternak babi ialah biaya makanan mencapai 65-80 persen dari total biaya produksi. Sementara pada kenyataannya akhirakhir ini semenjak krisis moneter melanda perekonomian, harga bahan pakan ternak mengalami peningkatan. Adanya kenaikan biaya produksi tanpa diikuti dengan keuntungan merupakan masalah bagi peternak karena biaya produksi merupakan faktor penentu dalam usaha peternakan. Perubahan harga faktor produksi tentunya akan berdampak pada perubahan keuntungan yang diterima. Dalam setiap usaha peternakan selalu mengharapkan keuntungan sebab keberhasilan usaha peternakan banyak tergantung dari keuntungan yang diperoleh peternak. Terdapat beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dalam beternak babi, selain sebagai sumber protein juga dapat memberikan sumbangan yang besar bagi peningkatan pendapatan keluarga peternak. Upaya peningkatan keuntungan membutuhkan perhitungan penggunaan biaya faktor produksi dalam usaha ternak babi. Khususnya usaha peternakan babi pada perusahaan Kasewean Kakaskasen II Tomohon sudah cukup lama beroperasi sehingga diperlukan suatu kajian analisis penggunaan biaya produksi sebagai faktor input dalam hubungannya dengan perolehan keuntungan. Permasalahannya apakah penggunaan biaya produksi dalam usaha peternakan babi sudah efisien sehingga memberikan keuntungan yang signifikan dan apakah usaha peternakan babi pada perusahaan 93

Kasewean di Kakaskasen II Kota Tomohon sudah mencapai titik impas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berapa besar biaya produksi dan keuntungan serta titik impas usaha peternakan babi pada perusahaan Kasewean di Kakaskasen II Kota Tomohon. MATERI DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada usaha peternakan babi perusahaan Kasewean milik Keluarga Mamuaja yang sudah diwariskan kepada anak Kel. Sambouw Mamuaja berlokasi di Kakaskasen II Kota Tomohon. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan studi kasus (Arikunto, 2002; Daniel, 2001; Singarimbun dan Effendi, 2009). Studi kasus ialah studi yang dilakukan terhadap suatu subjek dalam menjajaki suatu aktivitas untuk memperoleh fakta dan data. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dari instansi, seperti dinas Agribisnis Kota Tomohon, kantor kelurahan maupun pihak yang ada kaitannya dengan penelitian ini (seperti poultry shop). Data primer diperoleh melalui wawancara langsung pada responden yaitu pemilik usasa peternakan babi perusahaan Kasewean. Data primer meliputi; karakteristik usaha peternakan, populasi ternak babi, produksi, harga, biaya tetap, biaya variabel selama satu periode produksi atau dalam satu tahun. Definisi variabel dan pengukurannya yaitu (1) Biaya tetap ialah keseluruhan biaya tetap yang dikorbankan untuk usaha peternakan babi antara lain; biaya bibit ternak babi, penyusutan kandang/peralatan dan pajak usaha yang dinyatakan dalam satuan rupiah per periode produksi; (2) Biaya variabel ialah keseluruhan biaya operasional antara lain; biaya makanan, tenaga kerja, obat-obatan/vaksin dan vitamin, transportasi, rekening listrik dan air yang dikorbankan, dinyatakan dalam satuan rupiah per periode produksi; (3) Penerimaan ialah hasil penjualan ternak babi dikalikan dengan harga, dinyatakan dalam satuan rupiah per periode; (4) Keuntungan ialah jumlah uang yang diperoleh sebagai selisih antara penerimaan dengan 94

biaya operasional (biaya variabel), dinyatakan dalam satuan rupiah per periode produksi. Data yang dikumpulkan di tabulasi dan di analisis dengan menggunakan pendekatan analisis deskriptif dan matematik yaitu analisis biaya produksi dan keuntungan serta analisis titik impas. Pendekatan analisis deskriptif dimaksudkan untuk menguraikan secara kualitatif keadaan riil peternakan babi perusahaan Kasewean Kakaskasen II Kota Tomohon yang diformulasikan dalam bentuk tabelaris ataupun persentase. Analisis tingkat keuntungan menggunakan model analisis profit (Beattie and Taylor, 1994; Derbertin, 1986). Perbandingan antara penerimaaan dengan biaya produksi yang dikorbankan selama proses produksi, dianalisis melalui pendekatan Return of Investment (ROI) ialah : Laba Usaha ROI Total biaya produksi Jika nilai ROI > 1, berarti usaha tersebut menguntungkan. Semakin besar nilai ROI akan semakin besar pula tingkat keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut dan dapat dikategorikan makin efisien penggunaan modal dari suatu usaha. Analisis titik impas menggunakan pendekatan analisis menurut Ibrahim (2003) bahwa, analisis titik impas atau break even point (BEP) ialah total revenue (TR) sama dengan total cost (TC). Analisis titik impas dihitung berdasarkan volume, produksi (unit) dan penerimaan (rupiah) dengan model pendekatan BEP Unit dan BEP Rupiah sebagai berikut : BEP ( unit ) BEP ( Rupiah ) HY TFC 1 VC TFC VC HY Perusahaan masih berada pada situasi tidak merugi dalam beroperasi, dianalisis melalui pendekatan Margin Of Safety (MOS) yaitu penurunan persentase produksi yang aman atau besarnya penurunan produksi suatu usaha. Model analisis MOS ialah nilai penjualan yang dianggarkan (nilai penerimaan produksi) dikurangi dengan nilai titik impas diperbandingkan dengan nilai penjualan yang dianggarkan (nilai penerimaan produksi) yang dinyatakan dalam persentase. Pada 95

umumnya MOS dinyatakan dalam ratio (persentase), yaitu : Penerimaan Titik impas MOS X 100 Penenerima an HASIL DAN PEMBAHASAN Biaya produksi dalam usaha peternakan babi perusahan Kasewean Tomohon meliputi biaya tetap dan biaya tidak tetap. Menurut Soekartawi (2001), bahwa biaya yang diperuntukan bagi pembiayaan faktor produksi yang sifatnya tetap seperti pembelian bibit, penyusutan dan peralatan usaha produksi maupun pajak atas usaha, sedangkan biaya tidak tetap ialah biaya yang diperuntukan bagi pembiayaan faktor produksi yang sifatnya berubah-ubah dalam satu proses produksi seperti biaya tenaga kerja maupun sarana produksi. Biaya tetap pada usaha peternakan babi di perusahaan Kasewean meliputi; biaya penyusutan kandang dan peralatan serta perlengkapan kandang (sekop, ember, sapu, tempat makan dan minum, tali, dll), biaya bibit dan pajak atas usaha. Biaya tidak tetap meliputi; biaya tenaga kerja, biaya pakan dan vitamin serta obat-obatan, transportasi, rekening listrik dan air. Komposisi biaya pada peternakan babi perusahaan Kasewean dapat dilihat pada Tabel 3. Data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa, biaya tetap sebesar Rp. 89.267.930 atau 24,46% dari keseluruhan biaya produksi, sedangkan biaya tidak tetap sebesar Rp. 275.665.250 atau 75,58% dari keseluruhan biaya produksi. Berdasarkan hasil penelitian, masing-masing komposisi biaya selama proses produksi per periode khususnya biaya pakan sebesar 44,66%, biaya tenaga kerja sebesar 14,80%, biaya bibit 22,61%, penyusutan kandang dan peralatan 0,90%, listrik & air 0,79%, transportasi 14,80% dan pajak atas usaha sebesar 0,96% dari keseluruhan biaya produksi. Biaya pakan hanya menyerap 44,66% dari keseluruhan biaya produksi, hal ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan biaya pakan berkisar 60-80%. Rendahnya biaya pakan ini disebabkan karena cara pemeliharaan yang bersifat tradisional. Aritonang (2010) menyatakan bahwa biaya pakan mempunyai persentase 96

terbesar dari keseluruhan biaya produksi yaitu 60-80%. Hasil penelitian Hardyastuti (2011) menunjukkan bahwa biaya pakan untuk ternak babi berkisar antara 70-80% dari keseluruhan biaya produksi. Santa (2012) yang melakukan penelitian di Kabupaten Minahasa menunjukkan bahwa biaya pakan melebihi 80% dari keseluruhan biaya produksi.rata-rata biaya tenaga kerja sebesar Rp. 168.224/ekor dan biaya pakan Rp. 513.350/ekor, sedangkan rata-rata biaya tetap Rp. 278.093/ekor dan rata-rata biaya tidak tetap Rp. 858.770/ekor. Rata-rata biaya per ekor dalam usaha ternak babi pada perusahaan Kasewean Tomohon sebesar Rp. 1.136.863 per periode produksi per tahun. Harga jual ternak babi oleh peternak baik kepada para pedagang maupun kepada konsumen Penjualan ternak babi starter juga makin lebih baik karena menghindari dari biaya oprasional seperti biaya pakan yang cenderung berfluktuasi disebabkan harga bahan pakannya yang sering tidak stabil. Besarnya keuntungan dalam usaha peternakan babi di perusahaan Kasewean Tomohon selang satu periode akhir dihitung berdasarkan kilogram berat hidup untuk ternak babi potong. Ternak babi fase starter dijual per ekor dengan harga pasar yang berlaku. Jumlah ternak babi terjual, berat hidup dan penerimaan penjualan ternak babi di perusahaan peternakan babi Kasewean dapat dilihat pada Tabel 1. Rata-rata harga penjualan merupakan harga yang diberlakukan oleh peternak dan disesuaikan dengan harga yang berlaku di pasar Kota Tomohon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga tersebut diberlakukan sama kepada pedagang pengumpul, pedagang pengecer maupun kepada konsumen akhir. Penjualan ternak fase strarter dilakukan karena ternak fase starter dijadikan bibit oleh para pembeli. Pembeli adalah peternak babi yang ada di luar Kota Tomohon. produksi per tahun dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil analisis diperoleh bahwa, rata-rata besarnya keuntungan yang diperoleh peternak sebesar Rp.580.932/ekor/periode produksi. Rata-rata keuntungan per bulan sebesar Rp. 15.539.943. Besarnya keuntungan yang diterima oleh peternak babi pada 97

peruskahaan Kasewean sangat signifikan. Hasil Analisis Titik Impas (unit), Titik Impas (rupiah) dan Margin Of Safety (MOS) serta Return Of Investment (ROI) pada Usaha Peternakan Babi di Perusahan Kasewean Tomohon dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil analisis seperti pada Tabel 4 menunjukkan bahwa usaha peternakan babi di perusahan Kasewean mencapai titik impas pada nilai volume produksi 103,92 unit atau 103 ekor dengan penerimaan Rp. 178.509.314/periode produksi. Hal ini mengindikasikan bahwa usaha peternakan babi di perusahan Kasewean Tomohon memperoleh tingkat keuntungan yang baik, artinya sudah melampaui titik impas. Tabel 1. Jumlah Ternak Babi Terjual, Rata-Rata Berat Hidup Ternak Babi Per Ekor dan Penerimaan No. Uraian Jumlah Berat Hidup Jumlah (Ekor) (Kg/Ekor) (Rp) 1. Fase Starter (@.Rp.650.000/ekor) 105 25 68.250.000 2. Fase Grower (@.Rp.20.500/Kg Hidup) 85 65 113.262.500 3. Fase Finisher (@.Rp.22.500/Kg Hidup) 80 95 171.000.000 4. Induk Betina (@.Rp.26.000/Kg Hidup) 45 150 175.500.000 5. Pejantan (@.Rp.30.000/Kg Hidup) 6 130 23.400.000 J u m l a h : 321 465 551.412.500 Tabel 2. Rata-Rata Keuntungan Usaha Peternakan Babi di Perusahan Kasewean No. Uraian Jumlah (Rp) 1 Modal/Biaya Tetap (Variable Fixed Cost) 89.267.930 2 Biaya Tidak Tetap (Variable Cost): 275.665.250 Total Biaya 364.933.180 3 Penerimaan Penjualan Ternak (Rp) Fase Starter (70 Hari) 68.250.000 Fase Grower (90 hari) 113.262.500 Fase Finisher (120 hari) 171.000.000 Induk Betina (>3 Thn) 175.500.000 Pejantan (>4 Thn) 23.400.000 98

Total Penerimaan (Rp) : 551.412.500 Rata-rata Penerimaan Per Bulan 45.951.042 Rata-rata Penermaan Per Hari 1.531.701 Rata-rata Penerimaan Per Ekor 1.717.796 4 Keuntungan Per Tahun (Rp) : 186.479.320 Rata-rata Keuntungan Per Bulan 15.539.943 Rata-rata Keuntungan Per Hari 517.998 Rata-rata Keuntungan Per Ekor 580.932 Tabel 3. Komposisi Biaya tetap dan Biaya Tidak Tetap Pada Usaha Peternakan Babi di Perusahaan Kasewean Tomohon No Uraian Biaya Jumlah (Rp) Persentase (%) 1 Biaya Tetap (Fixed Cost): Bibit Ternak 82.500.000 22,61 Penyusutan Kandang & Peralatan 3.267.930 0,90 Pajak Usaha 3.500.000 0,96 Jumlah Biaya Tetap : 89.267.930 24,46 2 Biaya Tidak Tetap (Variable Cost): a. Tenaga Kerja 54.000.000 14,80 b. Pakan/Viatamin dan Obat-obatan; Selama periode Starter (2 bulan) 3.638.250 1,00 Selama periode Grower (5 bulan) 27.920.000 7,65 Selama periode Finisher (8-9 bulan) 31.905.000 8,74 Induk Betina (selama setahun) 88.560.000 24,27 Pejantan (selama setahun) 10.962.000 3,00 Vitamin & Obat-Obatan (selama setahun) 1.800.000 0,49 Jumlah (b) : 164.785.250 45,15 c. Transportasi (selama setahun) 54.000.000 14,80 d. Listrik + Air (Rp/Tahun) 2.880.000 0,79 Jumlah Biaya Tidak Tetap : 275.665.250 75,54 3 Total Biaya (Tetap + Tidak Tetap) : 364.933.180 100,00 4 Rata-rata Biaya Per Ekor ; Rata-rata Biaya Pakan Per Ekor 513.350 Rata-Rata Total Biaya Per Ekor 1.136.863 Hasil analisis Margin Of Safety (MOS) sebesar 67,63%, artinya apabila tingkat produksi mengalami penurunan sebesar 67,63% maka usaha peternakan babi tersebut masih berada dalam keadaan titik impas 99

(tidak untung dan tidak rugi). Hal tersebut dapat diterangkan dengan nilai ROI yaitu, untuk mengetahui tingkat efisinsi dari modal yang telah dikeluarkan. Nilai ROI diperoleh nilai 1,51. Artinya penggunaan modal (biaya produksi) pada usaha peternakan babi Kasewean di Tomohon sudah efisien atau memberikan tingkat keuntungan. Indikasinya bahwa usaha peternakan babi di perusahan Kasewean Tomohon mengalami keuntungan yang signifikan pada tingkat keuntungan per ekor sebesar Rp.580.932 per periode produksi. Tabel 4. Hasil Analisis Break Even Point (BEP) dan Margin Of Safety (MOS) serta Return Of Investment (ROI) pada Usaha Peternakan Babi Kasewean Tomohon No. Uraian Jumlah 1 Jlh.Ternak (Ekor) 321 2 Penerimaan (Rp/Tahun) 551.412.500 3 Penerimaan (Rp/Ekor) 1.717.796 4 Keuntungan (Rp/Tahun) 186.479.320 5 Keuntungan (Rp/Ekor) 580.932 6 Biaya Tetap (Rp/Tahun) 89.276.930 7 Biaya Variabel (Rp/Tahun) 275.665.250 8 Total Biaya (Rp/Tahun) 364.933.180 9 Biaya Tetap Per Ekor 278.093 10 Biaya Variabel Per Ekor 858.770 11 BEP (Unit) 103,92 12 BEP (Rupiah) 178.509.314 13 MOS (%) 67,63 14 ROI 1,51 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Rata-rata biaya produksi usaha peternakan babi pada perusahaan Kasewean Kakaskasen II Tomohon sebesar Rp. 1.136.863 per ekor per periode produksi yang terdiri dari biaya tetap sebesar Rp. 278.093 dan biaya tidak tetap sebesar Rp. 858.770 per ekor per periode produksi. Penggunaan modal (biaya produksi) usaha peternakan babi pada perusahaan Kasewean di Tomohon sudah efisien dilihat dari nilai ROI sebesar 1.51. 100

2. Usaha peternakan babi pada perusahaan Kasewean memperoleh keuntungan yang signifikan dilihat dari rata-rata keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 580.932 per ekor per periode produksi dan rata-rata keuntungan per bulan sebesar Rp. 15.539.943. 3. Usaha peternakan babi pada perusahaan Kasewean sudah mencapai bahkan sudah berproduksi di atas nilai titik impas pada volume produksi 103,92 unit atau 103 ekor dengan tingkat penerimaan Rp. 178.509.314 per periode produksi. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan bahwa perlu dilakukan kajian lebih lanjut secara menyeluruh tentang aspek-aspek sosial ekonomi dalam pengembangan ternak babi dalam hubungannya dengan pengalokasian sumberdaya milik perusahaan babi. DAFTAR PUSTAKA Aritonang. 2010. Beternak Babi Perencanaan dan Pengelolaan Usaha. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta. Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. BinaAksara. Yogyakarta. Beattie, B.R. and C.R. Taylor. 1994. The Economic of Production. Terjemahan oleh S. Josohardjono dan G. Sumodiningrat Cetakan I. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Daniel M. 2001. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Umi Aksara. Debertin, D.L. 1986. Agricultural Production Economics. Macmillan Publishing Company, New York. Hardyastuti, S. 2011. Kajian Biaya Produksi Pada Usaha Peternakan Babi. Jurnal Sosek Peternakan Unibraw Malang. Volume 12 No. 1. Malang. 101

Ibrahim, Y.H.M. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Revisi. PT Rineka Cipta Swadaya. Jakarta. Santa N. 2012. Analisis Pendapatan Usahatani Ternak Babi di Kabupaten Minahasa. Jurnal Agropem, Volume 1 No. 1, Januari 2012. Manado. Sihombing, D.T.H. 2010. Ilmu Ternak Babi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Singarimbun, M dan Effendi Sofian. 2009. Metode Penelitian Survey. Edisi Revisi. LP3ES, Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. Jakarta. Soekartawi. 2001. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia Press, Jakarta. 102