BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham (stock) merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Harga Saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham yang beredar, sesuai dengan faktor pemecahnya (split factor).

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB II PEMBAHASAN. keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank. jasa para perantara pedagang efek (Febriana dan Mudjiati, 2007).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB I PENDAHULUAN. Dimana diharapkan adanya pasar modal yang berfungsi secara optimal

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 1 PENDAHULUAN. daya saing dan pangsa pasar agar dapat tetap survive dalam dunia bisnis yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin

II. LANDASAN TEORI. lainnya. Laporan neraca dapat menggambarkan posisi keuangan suatu

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan keuntungan di masa mendatang. Tujuan dari investasi adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya negara di dunia ini memiliki pasar modal (capital market).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. menawarkan saham perusahaan kepada publik atau biasa disebut go public.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang meneliti tentang stock split dan akan menjelaskan persamaan dan

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagi pasar untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir, 2003). Adapun rumus ROA adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut kamus istilah keuangan dan investasi, stock split atau pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan tersebut dapat memberikan return yang cukup baik bagi mereka,

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang yang biasa diperjualbelikan baik dalam bentuk utang ataupun

BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan fokus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan. Dalam pasar modal, ada banyak informasi yang bisa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya penyebaran atau kapitalisasi nilai perusahaan, karena dalam stock split

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam pengambilan keputusan bagi para investor di pasar modal. Bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Right issue atau dikenal dengan istilah hak memesan efek terlebih dahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. surat berharga (obligasi) ataupun saham. Pasar modal memungkinkan para

sejarah perusahaan. untuk melanjutkan operasi Teknik-Teknik Analisis Laporan Keuangan teknik yang lazim dipakai yaitu:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pasar Modal. diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah, diharapkan para investor semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

II. LANDASAN TEORI. jumlah modal kerja bersih yang layak diterima, serta menjamin tingkat likuiditas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepada market maker atas pelayanan/jasanya. Bid Ask Spread dibedakan

BAB I PENDAHULUAN. mediator untuk mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan. Sumber dana yang diperoleh berasal dari sumber dana intern dan

BAB I PENDAHULUAN. mendaftarkan sahamnya di pasar modal atau berstatus ( go public ). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai corporate action. Corporate action adalah aktivitas emiten

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya, setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam membiayai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dalam upaya menambah dana kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi dikutip dari Sinar Harapan.Co).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (pasal 1 ayat (13) UU RI no. 8 tentang Pasar Modal). Efek itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjual belikan baik

BAB I LATAR BELAKANG. Indonesia, tempat perdagangan saham bagi perusahaan yang sudah go public dilakukan di Bursa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian telah dilakukan sebelumnya yang menyangkut tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya volume perdagangan saham hal tersebut menandakan bahwa saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

BAB I PENDAHULUAN. saham, obligasi, warrant, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. dan indikator atau karakteristik pasar lainnya (Hastuti dan Lestari, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini investasi di Indonesia semakin berkembang, hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi (Pandji dan Piji,

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini ditandai dengan adanya kesepakatan dalam bidang bisnis yaitu ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN STOCK SPLIT (Studi Kasus Perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun )

BAB I PENDAHULUAN. suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. semakin tingginya volume perdagangan saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB II LANDASAN PUSTAKA. antara pihak yang membutuhkan modal dengan pihak yang memiliki modal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan perdagangan efek perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini mengidentifikasikan bahwa stock split merupakan alat yang. penting dalam praktik pasar modal.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. satu tahun (Tandellin 2013). Menurut Suad Husnan (2004:3) mendefinisikan bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sinyal tersebut efektif, maka harus dapat ditangkap pasar dan dipersepsikan baik serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wang Sutrisno (2000) dengan penelitian yang berjudul pengaruh stock split

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana. Agar para investor mau menanamkan dananya maka

Transkripsi:

25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham Saham (stock) merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham: a. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama

26 yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai artinya, kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut. b. Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya. Sebagai instrument investasi, selain memiliki keuntungan saham juga memiliki resiko, antara lain : a. Capital Loss merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena takut harga saham

27 tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 400,-/saham. b. Resiko Likuidasi Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham namun, jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan resiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan. b. Jenis Jenis Saham Pada umumnya terdapat 2 jenis saham yang dapat ditemui di pasar modal antara lain : 1. Saham Preferen Saham preferen menurut Keown, Scott, Martin & Petty (1997:281) sering disebut sekuritas hibrida / sekuritas campuran (hybrid security) karena ia memiliki lebih banyak karakteristik bai dari saham biasa ataupun obligasi. Saham preferen sama dengan saham biasa karena ia memiliki tanggal jatuh tempo yang ditetapkan, dividen yang tidak

28 dibayarkan tidak akan menyebabkan kebangkrutan bagi perusahaan, dan deviden tidak dapat mengurangi pembayaran pajak. Di lain pihak, saham preferen sama dengan obligasi karena jumlah dividennya memiliki batas tertentu. 2. Saham Biasa Menurut Sharpe, J.Alexander, & Bailey (1995:106) Saham biasa mempresentasikan ekuiti atau kepemilikan posisi modal di perusahaan. Menurut Keown, Scott, Martin & Petty (1997:281) Saham biasa menunjukan kepemilikan dalam perusahaan. Pemegang saham biasa merupakan pemilik sebenarnya perusahaan. Saham biasa tidak memiliki jangka waktu jatuh tempo, tidak memiliki batas waktu atas pembayaran dividen. Pembayaran dividen harus diumumkan oleh dewan komisaris sebelum dikeluarkan. Jadi jika terjadi kebangkrutan, pemegang saham biasa sebagai pemilik perusahaan tidak dapat menuntut terhadap aktiva sebelum kewajiban terhadap kreditor perusahaan, termasuk pemegang obligasi dan pemegang saham preferen telah terpenuhi. 2. Pemecahan Saham (Stock Split) a. Pengertian Pemecahan Saham (Stock Split) Pemecahan saham (stock split) Menurut Halim (2005:97) adalah pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan menggunakan nilai nominal yang lebih rendah per lembarnya secara proporsional. Halim (2007:98) Stock split (pemecahan saham) adalah perubahan

29 nilai nominal per lembar saham dan perubahan jumlah saham yang beedar, sesuai dengan faktor pemecahnya (split factor). Sjahrial (2009:321) menyatakan stock split adalah pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan pengurangan nilai nominal per lembarnya secara proporsional. Harga per-lembar saham baru setelah pemecahan saham (stock split) adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Pemecahan saham (stock split) merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh para manajer perusahaan dengan melakukan perubahan terhadap jumlah saham yang beredar dan nilai nominal per lembar saham sesuai dengan split factor. Split factor merupakan perbandingan jumlah saham yang beredar sebelum dilakukannya split dengan jumlah saham yang beredar setelah dilakukan split. Pemecahan saham (stock split) biasanya dilakukan pada saat harga saham dinilai terlalu tinggi, sehingga akan mengurangi kemampuan para investor untuk membelinya. Dengan demikian, sebenarnya pemecahan saham (stock split) tidak menambah nilai dari perusahaan atau dengan kata lain pemecahan saham (stock split) tidak mempunyai nilai ekonomis. Pemecahan saham (stock split) menjadi alat kosmetika saham menurut Baker dan Powell (1992) dalam Sariwulan (2007), yang berarti bahwa tindakan perusahaan tersebut merupakan usaha pemolesan saham agar dapat dinilai lebih menarik oleh para investor meskipun aktivitas pemecahan saham (stock split) tidak meningkatkan kemakmuran bagi investor. Tindakan pemecahan tersebut membuat para investor akan merasa seolah-olah menjadi makmur karena menguasai saham yang beredar dalam jumlah yang lebih banyak. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa peristiwa pemecahan saham (stock split) tidak

30 memiliki nilai ekonomi (Halim:2007) karena tidak menyebabkan perubahan proporsi kepemilikan investor dan tidak mempengaruhi tingkat kesejahteraan pemegang saham. Dengan adanya pemecahan saham (stock split), saham emiten di pasar akan lebih murah dan jumlahnya pun akan lebih banyak. Dengan kondisi seperti ini maka perdagangan saham diharapkan bisa lebih likuid dan kemampuannya menggalang dan oleh perusahaan akan semakin baik selain itu, dengan murahnya harga saham tersebut, kesempatan masyarakat luas untuk memiliki saham tersebut semakin tinggi. b. Jenis Pemecahan Saham (Stock Split) Menurut Samsul ( 2006 : 190 ), ada dua jenis pemecahan saham (stock split) yang dapat dilakukan yaitu : 1. Split up, berarti satu saham lama ditarik dari peredaran dan diganti dengan 2 saham baru tetapi nominal saham baru itu lebih kecil, yaitu ½ dari nominal sebelumnya. Tindakan split up hanya akan menaikkan jumlah saham dan menurunkan nominal saham, tetapi tidak mengubah total modal disetor dan total ekuitas. 2. Split down atau reverse split, berarti tindakan menurunkan jumlah saham beredar. Tujuan split down adalah untuk meningkatkan harga saham di pasar agar image perusahaan meningkat. Split down dilakukan dengan menarik kembali sejumlah saham yang beredar dan diganti dengan satu saham baru yang nominalnya lebih tinggi, tetapi tidak mengubah total modal disetor dan total ekuitas. Split 5:1 berarti 5 saham lama diganti dengan satu saham baru. Contoh split up, jumlah lembar saham sebanyak 400 lembar dengan harga @ Rp 700 split factor 2:1, maka jumlah saham setelah stock split menjadi 800 lembar dan nilai nominalnya menjadi @ Rp 350. Contoh split down, jumlah lembar saham sebanyak 400 lembar dengan harga @ Rp 300 split factor 1:2,

31 maka jumlah lembar saham menjadi 200 lembar dan nilai nominalnya menjadi @ Rp 600. 3. Harga Saham Harga pasar saham mencerminkan nilai suatu perusahaan. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan terjadi sebaliknya. Harga saham yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan kurang baik. Namun, bila harga saham terlalu tinggi dapat mengurangi minat investor untuk berinvestasi sehingga harga saham sulit untuk meningkat lagi. Para pelaku pasar modal, khususnya investor sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga saham suatu perusahaan dan informasi yang menyebabkan perubahan harga saham tersebut. Perubahan harga saham akan mengubah nilai pasar kesejahteraan investor, dan selanjutnya akan mengubah kesempatan yang akan diperoleh investor dimasa depan. Secara umum, perubahan harga saham dapat mengakibatkan perubahan perilaku konsumsi dan investasi investor. Jika pemegang saham perusahaan-perusahaan go public hendak menjual sebagian atau seluruh sahamnya, maka harga yang berlaku pada saat itu adalah harga pasar atau harga bursa atau kurs saham. Kurs saham cenderung memiliki korelasi positif dengan kinerja perusahaan yang bersangkutan, artinya jika kinerja perusahaan menunjukkan peningkatan, kurs saham juga dapat bertambah tinggi dan nilainya dapat di atas harga buku. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan ketika kurs saham suatu perusahaan tidak menunjukkan peningkatan, tapi kinerja perusahaan mengalami perubahan. Hal ini dimungkinkan

32 adanya faktor teknis yang mempengaruhi antara lain keadaan pasar, rumor, atau isu isu kebijaksanaan pemerintah yang tidak mendukung (sesuatu di luar kebijakan). Jika bursa efek sudah ditutup, harga pasarnya adalah harga penutupannya (closing price). Harga inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham. Jika harga pasar ini dikalikan dengan jumlah saham yang diterbitkan (outstanding shares) akan didapatkan market value. Dalam jangka panjang perubahan harga saham akan ditentukan oleh kinerja perusahaan yang mengeluarkan saham. Pemecahan saham (stock split) memberikan informasi tentang peningkatan return masa depan yang substansial. Apabila kinerja perusahaan semakin baik, return yang diperoleh pemegang saham akan semakin besar, sehingga semakin besar pula kemungkinan harga saham akan naik. Return saham merupakan pendapatan per lembar saham yang dinikmati oleh investor atas suatu investasi yang dilakukan. Return merupakan salah satu aspek terpenting dalam analisis investasi. Ketika investor menanamkan modalnya, mereka mengharapkan suatu tingkat keuntungan yang optimal. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukan. Return realisasi (realized return) Menurut jogiyanto (2003:109) merupakan return yang telah terjad. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return ini penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return adalah alat manajemen yang digunakan untuk mengukur besarnya bagian keuntungan yang diperoleh pemegang saham atau investor.

33 Return juga dapat digunakan sebagai alat pengukuran untuk menilai pertumbuhan atau kinerja suatu perusahaan. Harga saham di pasar modal setiap saat bisa mengalami perubahan, sehingga para investor atau calon investor harus teliti dalam pemilihan saham. Berikut beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perubahan harga saham : a. Harapan investor terhadap tingkat pendapatan deviden di masa yang akan datang. Apabila tingkat pendapatan dan deviden stabil, maka harga saham juga akan cenderung stabil. Sebaliknya jika tingkat pendapatan dan deviden berfluktuasi karena faktor internal, maka harga saham tersebut cenderung berfluktuasi juga. b. Tingkat pendapatan perusahaan. Apabila tingkat pendapatan perusahaan besar, maka akan semakin meningkat pula harga saham karena para investor bersikap optimis. c. Kondisi perekonomian. Kondisi perekonomian di masa yang akan datang selalu dipengaruhi oleh kondisi perekonomian saat ini. Apabila kondisi perekonomian saat ini stabil, maka para investor juga akan optimis terhadap kondisi perekonomian yang akan datang, sehingga harga saham akan cenderung stabil ( demikian pula sebaliknya ). 4. Volume Perdagangan Saham Volume perdagangan saham merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu. Dalam membuat keputusan investasinya, seorang investor

34 yang rasional akan mempertimbangkan risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan. Untuk itu investor seharusnya melakukan analisis sebelum menentukan saham yang akan mereka beli. Dalam melakukan analisis, investor membutuhkan informasi. Adanya informasi yang dipublikasikan akan merubah keyakinan para investor yang dapat dilihat dari reaksi pasar. Salah satu reaksi pasar tersebut adalah reaksi volume perdagangan saham. Volume perdagangan merupakan ukuran besarnya volume saham tertentu yang diperdagangkan, mengindikasikan kemudahan dalam memperdagangkan saham tersebut. Besarnya variabel volume perdagangan diketahui dengan mengamati kegiatan perdagangan saham yang dapat dilihat melalui indikator aktivitas volume perdagangan (Trading Volume Activity / TVA). Trading Volume Activity (TVA) merupakan suatu indikator yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar modal. Perubahan volume perdagangan saham di pasar modal menunjukkan aktivitas perdagangan saham di bursa dan mencerminkan keputusan investasi investor. Harga saham yang lebih rendah setelah dilakukan pemecahan saham (stock split) akan meningkatkan investor kecil untuk melakukan investasi sehingga akan menunjukkan pasar yang semakin likuid. Hal ini akan meningkatkan frekuensi transaksi yang berpengaruh terhadap volume perdagangan saham. 5. Teori-Teori yang Mendasari Pemecahan Saham (Stock Split) Menurut Halim (2007), Terdapat dua teori utama yang menjelaskan motivasi perusahaan untuk melakukan pemecahan saham (stock split) yaitu:

35 a. Trading Range Theory Teori ini menyatakan bahwa alasan manajemen melakukan stock split didorong oleh perilaku pasar yang konsisten dengan anggapan bahwa dengan melakukan stock split, maka dapat menjaga harga saham agar tidak terlalu mahal. b. Signaling hipotesis Teori ini menyatakan bahwa stock split memberikan sinyal yang positif karena manajemen akan mengkonfirmasikan prospek masa depan yang baik dari persahaan kepada public yang belum mengetahuinya. Alasan ini didukung dengan adanya kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan stock split adalah perusahaan yang mempunyai kondisi keuangan yang baik. 6. Size Perusahaan Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari besar kecilnya modal yang digunakan, total aktiva yang dimiliki atau total penjualan yang diperoleh. Perhatian investor terhadap perusahaan besar ditujukan pada kemungkinan adanya opportunities untuk mengembangkan dana yang mereka miliki, bila diinvestasikan dalam perusahaan tersebut. Perhatian pemerintah terhadap perusahaan besar tertuju pada harapan adanya pembayaran pajak yang cukup besar sebagai penerimaan Negara. Sedangkan perhatian para analisis ekonomi terhadap perusahaan besar terletak pada peranan dan kontribusi perusahaan terhadap roda perekonomian suatu negara. Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki public demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang berukuran kecil. Alasan lainnya adalah bahwa perusahaan besar mempunyai biaya produksi informasi yang lebih rendah yang berkaitan dengan pengungkapan mereka atau biaya competitive disadvantage yang lebih rendah pula.

36 B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa tinjauan terdahulu berkaitan dengan penelitian ini antara lain: Nama Peneliti dan Tahun Taty Sariwulan (2007) Ajeng Widha Irfana (2008) Nurlela permata (2009) Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Judul Variabel Hasil Penelitian Pengaruh stock split terhadap likuiditas saham (suatu kasus di Bursa Efek Jakarta) Analisis pengaruh publikasi stock split terhadap perubahan harga saham dan likuiditas saham di Bursa Efek Jakarta Analisis Pengaruh Stock Split pada Harga Saham Terhadap Volume Perdagangan di Bursa Efek Indonesia Sumber : diolah penulis, 2011 1.Persentase Spread(Y) 2.Harga Saham(X1) 3.Volume Perdagangan Saham(X2) 4.Resiko Saham(X3) 1.Stock split 2.Return Saham 3.Likuiditas Saham 1.Pemecahan Saham 2.Harga Saham 3.Volume Perdagangan Saham Rata-rata harga saham, volume perdagangan,dan persentase spread sebelum stock split berbeda dengan setelah dilakukan stock split sedangkan ratarata resiko saham tidak mengalami perbedaan sebelum dan setelah stock split tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata return antara sebelum dan sesudah stock split dan terdapat perbedaan yang signifikan likuiditas saham antara sebelum dan sesudah stock split. Variabel harga saham dan volume perdagangan saham mengalami perbedaan yang signifikan setelah dilakukannya stock split

37 Penelitian ini berusaha untuk mengembangkan penelitian yang dilakukan oleh Irfana (2008) dalam hal melakukan pengujian kembali adanya pengaruh pemecahan saham (stock split) terhadap perubahan harga saham dan volume perdagangan saham dengan mengelompokan karakteristik perusahaan yang melakukan pemecahan saham (stock split) menjadi perusahaan size besar dan perusahaan size kecil dengan tujuan untuk melihat efek suatu pengumuman didasarkan atas size perusahaan yang berbeda. Pengaruh (stock split) terhadap perubahan harga saham dapat dilihat dari harga saham yaitu harga saham penutupan dan besarnya volume perdagangan saham dapat dilihat melalui jumlah saham yang diperdagangkan. Penelitian ini mengambil periode 10 hari sebelum, pada saat dan 10 hari setelah dilakukannya pemecahan saham (stock split) dengan tujuan membuat perbedaan pengamatan dengan penelian terdahulu. Sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 15 perusahaan dengan jumlah periode waktu 4 tahun dari tahun 2006-2009. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Stock split (X) sebagai variabel independent, Harga Saham (Y1) sebagai variabel dependent dan Volume Perdagangan Saham (Y2) sebagai variabel dependent.

38 C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual Penelitian Kerangka konseptual dalam penelitian ini dirumuskan berdasarkan tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu yang digambarkan sebagai berikut: H 1 Size Kecil Harga Saham Pemecahan Saham (Y1) H 2 Size Besar ( Stock Split) ( X ) Volume Perdagangan Saham H 3 Size Kecil (Y 2 ) Size Besar H 4 GAMBAR 2.1 Kerangka Konseptual Penjelasan : Dari gambar diatas dapat dilihat hubungan kausal antara Pemecahan Saham (Stock Split) terhadap harga Saham dan Volume Perdagangan Saham dengan pengelompokan perusahaan berdasarkan size perusahaan. Pengaruh hubungan antara pemecahan saham (stock split) terhadap Harga Saham dan Volume

39 Perdagangan Saham dapat dilihat pada saat sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham (stock split) yang biasa dilakukan 10 hari sebelum, pada saat dan 10 hari sesudah pengumuman pemecahan saham (stock split) tersebut. Dengan adanya pemecahan saham (stock split) diharapkan harga saham tidak terlalu mahal sehingga menarik minat para investor untuk membeli saham tersebut dalam jumlah yang relatif besar yang akhirnya mempengaruhi tingkat likuid saham tersebut. 2. Hipotesis Penelitian Berdasarkan tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah : H1: Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap harga saham pada saat sebelum dan sesudah pemecahan saham (stock split) pada perusahaan size kecil. H2: Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap harga saham pada saat sebelum dan sesudah pemecahan saham (stock split) pada perusahaan size besar. H3: Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap volume perdagangan saham pada saat sebelum dan sesudah pemecahan saham (stock split) pada perusahaan size kecil. H4: Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap volume perdagangan saham pada saat sebelum dan sesudah pemecahan saham (stock split) pada perusahaan size besar