TANGGAPAN MASYARAKAT PANTAI LICIN SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA DI DESA LEBAKHARJO KECAMATAN AMPELGADING, MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara Kepulauan terbesar di dunia, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. daerah pegunungan, pantai, waduk, cagar alam, hutan maupun. dalam hayati maupun sosio kultural menjadikan daya tarik yang kuat bagi

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

STUDI RISIKO TSUNAMI DI WILAYAH PESISIR SELATAN KABUPATEN MALANG

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA PESISIR DI SENDANG BIRU KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMUR MUHAMMAD ZIA UL HAQ

Batu City Tour. Jatim Park 1 dikelilingi hawa pegunungan yang segar, banyak permainan dan hiburan yang dapat dipilih.

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tujuan dalam penelitian dengan baik dan benar. Menurut Masyhuri dan Zainuddin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Suprihan (Supriharyono, 2002:1). Setiap kepulauan di Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Cilacap merupakan kota yang terletak di sebelah selatan dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

BAB I PENDAHULUAN. banyak dikembangkan di Indonesia saat ini. Perkembangan industri pariwisata

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN ,05 Juta ,23 Juta ,75 Juta ,31 Juta ,23 Juta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya banyak yang dihuni oleh manusia, salah satunya adalah Pulau Maratua

PENGEMBANGAN PEMANFAATAN PETA DIGITAL UNTUK MENDUKUNG SISTEM INFORMASI PARI- WISATA PANTAI DI KABUPATEN MALANG

I. PENDAHULUAN. budaya. Upaya-upaya penemuan dan pengembangan potensi-potensi tersebut,

Arahan Pengembangan Pariwisata di Kawasan Tanjung Lesung Berdasarkan Partisipasi Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR. Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian

KETIMPANGAN WILAYAH ANTAR KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI LAMPUNG Resti Meliana Sari 1), Janthy Trilusianthy Hidayat 2), M. Yogie. S 3).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, bidang pariwisata pantai merupakan salah satu kegiatan atau hal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Khususnya di Provinsi Jawa Barat, terdapat banyak objek wisata yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan potensi wisata bertujuan untuk meningkatkan perekonomian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya adalah sebanyak jiwa (Kotabaru Dalam Angka 2014).

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen (Tempo.co,2014). hal

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi perhatian besar dari para ahli dan

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

I. PENDAHULUAN. yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan sektor bisnis yang bergerak dalam bidang

BAB III METODE PENELITIAN. sumber data yang digunakan, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data serta

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

PERSEPSI WISATAWAN TENTANG DESTINASI WISATA PANTAI PASIR JAMBAK KOTA PADANG RIO NALDO PAKPAHAN /2011

BAB I PENDAHULUAN. Wisatawan. Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Taman Nasional Ujung Kulon

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar didunia. Memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN. rekreasi, pelancongan, turisme. Pariwisata bukanlah suatu hal yang baru, karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. daerah berwenang untuk mengatur sendiri urusan pemerintahan menurut azas otonomi

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

BAB III HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan. ini memiliki luas wilayah 2.109,74 Km 2

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

KRITERIA PENGEMBANGAN DESA SLOPENG SEBAGAI DESA WISATA DI KABUPATEN SUMENEP MIRA HAWANIAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sapikerep yaitu Gunung Bromo yang merupakan gunung terkenal di Jawa. Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Lumajang.

BAB I PENDAHULUAN. Secara harfiah arti kata Boom sama dengan Haven dalam bahasa Belanda atau

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai negara kepalauan terbesar di dunia. Kekayaan alam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

TERSEDIA SECARA ONLINE http://journal.um.ac.id/index.php/pendidika n-geografi/index JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Tahun 21, No. 2, Juni 2016 Halaman: 1-7 TANGGAPAN MASYARAKAT PANTAI LICIN SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA DI DESA LEBAKHARJO KECAMATAN AMPELGADING, MALANG Dicky Arinta 1, I Komang Astina 2, Johanis Paluin B 3 Email: dickyarinta.b@gmail.com, komang.astina.fis@um.ac.id, johanisburanda@yahoo.com Abstrak: Sektor pariwisata Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu andalan untuk meningkatkan perekonomian. Provinsi Jawa Timur mulai mencoba memperkenalkan progam Visit East Java untuk memperkenalkan objek wisata yang berada di Jawa Timur. Kabupaten Malang merupakan salah satu kabupaten yang mengikuti program Visit East. Pantai Licin termasuk dalam kategori pantai yang akan dikembangkan oleh pemerintah kabupaten. Penelitian ini bermanfaat untuk (1) informasi untuk mendukung perencanaan pengembangan objek wisata Pantai Licin (2) informasi tentang adanya potensi pantai yang belum dikembangkan dan diharapkan adanya partisipasi masyarakat dalam mendukung pengembangan objek wisata Pantai Licin. Jenis penelitian ini adalah survei. Subyek penelitian ini adalah masyarakat Pantai Licin. Data tanggapan digunakan untuk mengetahui kesiapan masyarakat apabila Pantai Licin dijadikan sebagai objek wisata. Populasi penelitian sebanyak 30 orang. Analisis data menggunakan statistik deskriptif, yaitu scoring dan tabulasi. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh kondisi non-fisik yang meliputi tanggapan masyarakat tergolong setuju apabila Pantai Licin dijadikan sebagai objek wisata. Kata Kunci: Tanggapan, Pantai Licin. PENDAHULUAN Sektor pariwisata Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu andalan untuk meningkatkan perekonomian. Menurut Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Jawa Timur, angka kunjungan wisata pada tahun 2010 mencapai 24 juta wisatawan, baik wisatawan dari dalam maupun luar negeri. Angka tersebut terus meningkat dengan pertumbuhan sekitar 10% per tahun (Bappeda Jawa Timur, 2010). Berdasarkan data tersebut maka Provinsi Jawa Timur mulai mencoba memperkenalkan progam Visit East Java untuk memperkenalkan objek wisata yang berada di Jawa Timur. Kabupaten Malang merupakan salah satu kabupaten yang mengikuti program Visit East Java untuk memperkenalkan objek wisata. Objek wisata pantai andalan Kabupaten Malang kebanyakan adalah pantai. Objek wisata Kabupaten Malang yang menjadi andalan diantaranya Pantai Balekambang, Pantai Ngliyep, Pantai Goa Cina. Hal ini dikarenakan pariwisata Kabupaten Malang tersebar sesuai dengan potensi geografis. Batas sisi selatan kabupaten yang berbatasan langsung dengan pantai selatan Pulau Jawa merupakan salah satu faktor potensi. Deretan pantai di selatan Kabupaten Malang 1 Laboran Geografi FIS UM 2 Dosen Jurusan Geografi FIS UM 1 3 Dosen Jurusan Geografi FIS UM

2 Dicky Arinta, I Komang Astina, Johanis Paluin B. Persepsi Masyarakat Pantai Licin Sebagai Daerah Tujuan Wisata Di Desa Lebakharjo Kecamatan Ampelgading, Malang sangat beragam mulai dari ujung timur sampai barat, meliputi Pantai Licin, Sipelot, Lenggoksono, Tambakasri, Tamban, Sendang Biru, Bajul Mati, Balekambang, Kondang Merak, Ngliyep, Jong-gring Saloko, Mondangan (Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang, 2010). Pantai Licin terletak di Dusun Licin, Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading. Pantai ini memiliki karang yang cukup besar. Pantai Licin memiliki keunikan dari pantai lainnya karena pasir pantai berwarna hitam yang merupakan hasil sedimentasi dari gunung Semeru yang bermuara di sisi Selatan Samudra Hindia. Keunikan lain dari Pantai Licin adalah pada saat perjalanan menuju lokasi dapat melihat jalur lahar dingin dari Gunung Semeru. Pantai ini belum banyak diketahui wisatawan umum sehingga masih alami. Potensi yang dimiliki serta perjalanan yang sangat menantang menyebabkan pantai ini banyak dikunjungi oleh wisatawan khususnya pecinta alam. Pantai Licin termasuk dalam kategori pantai yang akan dikembangkan oleh pemerintah kabupaten. Pengembangan ini terdapat dalam rencana tata ruang wilayah Kabupaten Malang Tahun 2010. Pengembangan pantai memerlukan tanggapan dari masyarakat untuk mengetahui kesiapan masyarakat apabila pantai Licin dijadikan sebagai daerah tujuan wisata. Tanggapan merupakan dasar pembentukan sikap dan perilaku. Tanggapan individu terhadap lingkungannya merupakan faktor penting karena akan berlanjut dalam menentukan tindakan individu tersebut. Tanggapan masyarakat adalah suatu proses pembentukan kesan, pendapat, ataupun perasaan terhadap sesuatu hal yang melibatkan penggunaan informasi secara terarah Ritohardoyo, 2006 dalam Akbar (2012). Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin mengetahui tanggapan masyarakat apabila Pantai Licin dijadikan sebagai daerah objek wisata. METODE Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pengambilan data berupa kuisoner. Data mengenai tanggapan masyarakat Pantai Licin dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada masyarakat sebagai responden. Populasi dari penelitian ini sebanyak 30 orang karena jumlah tersebut adalah orang yang aktif dalam pengelolahan Pantai Licin. Teknik pengambilan sampel untuk menentukan wisatawan menggunakan metode Quota Sampling dengan cara aksidental, yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara memilih sampel dari populasi sampel yang mengelolah obyek wisata Pantai Licin dan mengambil siapa saja yang ditemui di obyek wisata tersebut. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah Peta Rupa Bumi Pantai Licin. Analisa data yang diguna-kan adalah scoring dan tabulasi tunggal selanjutnya dilakukan analisa deskriptif. HASIL Tanggapan Masyarakat Pantai Licin Tanggapan masyarakat pada penelitian ini diketahui melalui kuisioner dengan menggunakan skala Linkert dapat dilihat pada tabel 1. berikut:

3 JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 21, No.2, Jun 2016 Tabel 1. Hasil kuisioner tanggapan masyarakat Pantai Licin kategori pengetahuan No Pertanyaan Tanggapan masyarakat berdasarkan pengetahuan N Skor % 4 3 2 1 F % F % F % F % 1 Menurut anda apa 25 83 5 17 0 0 0 0 30 115 96 keunikan Pantai Licin? 2 Apa anda mengetahui 0 0 30 100 0 0 0 0 30 90 75 Pantai Licin akan dijadikan daerah tujuan wisata? 3 Menurut anda, Apa 30 100 0 0 0 0 0 0 30 120 100 yang perlu dikembangkan agar Pantai Licin menjadi daerah tujuan wisata? 4 Apa anda mengetahui 3 10 27 90 0 0 0 0 30 93 78 tujuan wisatawan yang datang ke Pantai Licin? 5 Apakah anda mengetahui dengan siapa wisatawan berkunjung ke Pantai Licin? 9 30 12 40 1 3 8 27 30 82 68 Jumlah nilai 500 Rata-rata nilai 100 Berdasarkan rata-rata nilai hasil kuisioner diketahui bahwa tanggapan masyarakat Pantai Licin kategori pengetahuan sangat setuju untuk dijadikan sebagai daerah tujuan wisata. Nilai tertinggi didapatkan dari pertanyaan nomor tiga yang menanyakan tentang fasilitas yang perlu dibangun di Pantai Licin. Nilai terendah didapat dari pertanyaaan nomor lima yang menanyakan dengan siapa wisatawan berkunjung.

4 Dicky Arinta, I Komang Astina, Johanis Paluin B. Persepsi Masyarakat Pantai Licin Sebagai Daerah Tujuan Wisata Di Desa Lebakharjo Kecamatan Ampelgading, Malang Tabel 2. Hasil kuisioner tanggapan masyarakat Pantai Licin kategori sikap No Pertanyaan Tanggapan masyarakat berdasarkan sikap N Skor % 4 3 2 1 F % F % F % F % 6 Apakah anda setuju jika Pantai Licin 30 100 0 0 0 0 0 0 30 120 100 dijadikan daerah tujuan wisata? 7 Pantai Licin merupakan pantai yang 0 0 17 57 13 43 0 0 30 77 64 dikelolah oleh Perhutani, sehubungan dengan adanya pengembangan Pantai Licin yang akan dijadikan sebagai daerah tujuan wisata. Apakah anda setuju pengelolahan Pantai Licin diserahkan ke masyarakat? 8 Jika masyarakat dapat berpartisipasi 0 0 20 67 9 30 1 3 30 79 66 dalam pengolahan Pantai Licin, apakah anda setuju jika pemerintah masih ikut dalam pengelolahan pantai tersebut? 9 Apakah anda setuju jika peran pemerintah 30 100 0 0 0 0 0 0 30 120 100 hanya memberi bantuan untuk pembangunan Pantai Licin? 10 Apabila pemerintah tidak memberi bantuan untuk pembangunan Pantai Licin, apakah anda setuju untuk melakukan swadaya untuk menjadikan Pantai Licin sebagai daerah tujuan wisata? 0 0 23 77 7 23 0 0 30 83 69 Jumlah nilai 479 Rata-rata nilai 96 Berdasarkan rata-rata nilai hasil kuisioner diketahui bahwa tanggapan masyarakat Pantai Licin kategori sikap setuju untuk dijadikan sebagai daerah tujuan wisata. Nilai tertinggi didapatkan dari pertanyaan nomor enam dan sembilan yang menanyakan tentang apakah masyarakat setuju Pantai Licin dijadikan sebagai daerah tujuan wisata dan pemberian bantuan dari pemerintah untuk pembangunan Pantai Licin. Nilai terendah didapat dari pertanyaaan nomor tujuh yang menanyakan apabila pengelolaan Pantai Licin diserahkan kepada masyarakat.

5 JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 21, No.2, Jun 2016 Tabel 3. Hasil kuisioner tanggapan masyarakat Pantai Licin kategori motif bertindak No Pertanyaan Tanggapan masyarakat berdasarkan motif bertindak N Skor % 4 3 2 1 F % F % F % F % 11 Jika Pantai Licin dikembangkan 30 100 0 0 0 0 0 0 30 120 100 sebagai daerah tu- juan wisata, maka Pantai Licin akan dipromosikan ke masyarakat luas 12 Jika Pantai Licin sudah dipromosikan, maka akan banyak wisatawan yang berkunjung 0 0 30 100 0 0 0 0 30 90 75 sehingga meng- ganggu kegiatan masyarakat 13 Jika wisatawan banyak yang 0 0 25 83 5 17 0 0 30 85 71 berdatangan,maka lalu lintas akan ramai sehingga daerah menjadi rawan dan bising 14 Apabila Pantai Licin dijadikan daerah tujuan wisata, apakah anda yakin jika ekonomi 13 43 17 57 0 0 0 0 30 103 86 masyarakat sekitar akan mengalami peningkatan? 15 Apakah anda mempunyai 13 43 13 43 4 13 0 0 30 99 83 peluang untuk membuka usaha baru ketika Pantai Licin dijadikan sebagai daerah tujuan wisata? Jumlah nilai 4779 Rata-rata nilai 99 Berdasarkan rata-rata nilai hasil kuisioner diketahui bahwa tanggapan masyarakat Pantai Licin kategori motif bertindak sangat setuju untuk dijadikan sebagai daerah tujuan wisata. Nilai tertinggi didapatkan dari pertanyaan nomor sebelas yang menanyakan tentang jika Pantai Licin dijadikan sebagai daerah tujuan wisata maka akan dipromosikan ke masyarakat. Nilai terendah didapat dari pertanyaaan nomor tiga belas yang menanyakan jika wisatawan banyak yang berdatangan, maka lalu lintas akan ramai sehingga daerah menjadi rawan dan bising. Secara keseluruhan bahwa tanggapan masyarakat kategori pengetahuan, sikap dan motif bertindak setuju Pantai Licin utnuk dijadikan daerah tujuan wisata. PEMBAHASAN Tanggapan Masyarakat Pantai Licin Tanggapan adalah ingatan seseorang setelah selesai mengamati. Menurut Ahmadi (1998:64) tanggapan diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan di mana objek yang diamati tidak lagi berada dalam ruang dan waktu pengama-

6 Dicky Arinta, I Komang Astina, Johanis Paluin B. Persepsi Masyarakat Pantai Licin Sebagai Daerah Tujuan Wisata Di Desa Lebakharjo Kecamatan Ampelgading, Malang tan. Menurut Madjda dalam Komalasari dan Wirawan (2010), tanggapan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1) Faktor yang ada pada diri seseorang berupa dorongan untuk melakukan aktivitas karena keinginannya sendiri atau sesuatu yang diharapkan dari apa yang dilakukan, didengar dan dilihatnya. 2) Faktor dari luar, yaitu apa yang di lihat dan didengar, apabila seseorang mulai merasakan bahwa apa yang dilihat dan didengar itu tidak membawanya pada sesuatu yang diharapkan. Maka hal itu tidak akan menarik perhatiannya, tetapi sebaliknya bila seseorang sudah mulai merasakan apa yang dilihat dan didengarnya akan membawa sesuatu yang diharapkan maka akan menarik perhatiannya. Berdasarkan faktor tersebut tanggapan masyarakat dikategorikan menjadi tiga, yaitu: pengetahuan, sikap dan motif bertindak. Tanggapan masyarakat berdasarkan kategori pengetahuan sangat setuju Pantai Licin dijadikan daerah wisata karena berdasarkan wawancara dengan masyarakat, Pantai Licin memiliki panorama yang cukup indah akan tetapi kurangnya sarana dan prasarana serta sulitnya aksesbilitas yang masih menjadi kendala dari pengembangan sedangkan Pantai Licin mulai ramai dikunjungi wisatawan. Sulitnya aksesbilitas sangat mempengaruhi keterjangkauan dari Pantai Licin. aksesibilitas berarti kemudahan melakukan pergerakan di antara dua tempat. (Blunden dan Black, 1984). Pantai Licin digunakan untuk berpiknik dan menikmati pemandangan khususnya pada saat hari libur biasanya wisatawan yang datang ke pantai Licin kebanyakan lebih banyak berkelompok daripada datang berdua dengan teman. Tanggapan masyarakat berdasarkan kategori sikap setuju Pantai Licin dijadikan daerah wisata meskipun hanya ada sedikit bantuan dari pemerintah yaitu berupa pembangunan tandon air. Masyarakat Pantai Licin melakukan iuran tiap bulannya Rp 5.000,00 per kepala keluarga. Selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat Pantai Licin, sebagaian masyarakat Pantai Licin yang sebagian berprofesi sebagai nelayan dan petani menyebabkan kondisi perekonomiannnya menengah ke bawah merupakan salah satu alasan masyarakat untuk menjadikan pantai Licin sebagai objek wisata. Tanggapan masyarakat berdasarkan kategori motif bertindak sangat setuju Pantai Licin dijadikan daerah wisata. Berdasarakan hasil wawancara dengan masyarakat, Pantai Licin ini dikembangkan menjadi objek wisata dan diharapkan banyak dikunjungi wisatawan sehingga ada peluang usaha baru untuk menambah pendapatan masyarakat. Andayani dan Rusli (2012), menjelaskan pembukaan pariwisata akan meningkatkan peran beberapa sektor pendukung seperti biro perjalanan wisata, industri kerajinan atau cinderamata, obyek dan daya tarik wisata, hotel dan restoran sehingga mendukung terjadinya pembangunan Masyarakat Pantai Licin mempunyai cara untuk mempromosikan dengan cara mencetak brosur serta banner kemudian dibagikan kepada desa terdekat untuk diketahui masyarakat luar serta mengadakan acara pertunjukan seni seperti orkes dangdut setiap setahun sekali pada saat hari raya, dan upacara satu suro. Promosi hanya dapat dilakukan dengan menyebar-

7 JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 21, No.2, Jun 2016 kan brosur karena keterbatasan dana. Andayani dan Rusli (2012), menjelaskan pariwisata akan meningkatkan peran beberapa sektor pendukung seperti biro perjalanan wisata, industri kerajinan atau cinderamata, obyek dan daya tarik wisata, hotel dan restoran sehingga mendukung terjadinya pembangunan. Secara umum tanggapan masyarakat pantai Licin berdasarkan kategori pengetahuan, sikap dan motif bertindak setuju untuk dijadikan objek wisata karena Pantai Licin memiliki berbagai potensi yang belum dikembangkan seperti karang, pasir berwarna hitam serta masih alaminya daerah disekitar pantai Licin, keindahan jalur lahar dingin dari gunung Semeru. Potensi pantai inilah yang dipromosikan kepada wisatawan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan kuisoner tentang tanggapan masyarakat Pantai Licin maka diperoleh hasil bahwa tanggapan masyarakat Pantai Licin untuk kategori pengetahuan 100%, sikap 96%, dan motif bertindak 99%. Berdasarkan hasil kuiso-ner tersebut maka masyarakat Pantai Licin setuju apabila dijadikan sebagai objek wisata. Saran Diharapkan untuk peneliti selanjutnya perlu memasukkan variabel tanggapan masyarakat dalam pengembangkan objek wisata. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. 1998. Psikologi umum. Jakarta: PT Rineka Cipta. Akbar T. 2002. Persepsi dan Harapan Untuk Pengembangan Pariwisata Pantai Pangandaran Pasca Tsunami. (online), (http://lib.geo.ugm. ac.id/ojs/index.php/jbi/article/view/ 27), diakses 20 September 2013 Andayani. Rusli. Antariksa. 2012. Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Balekambang Kabupaten Malang, (online), (http://reka-yasasipil.ub.ac.id/index.php/rs/ar-ticle/ view/ 217), diakses 11 Juni 2013 Bintarto, R. 1982. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES. Black, J. 1981. Urban Transport Planning, Theory and Practice. London: Croom Helm Ltd. Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut, Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Dahyar, Muhammad. 1999. Penerapan Pendekatan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu dalam Pembangunan Pariwisata di Kepulauan Derawan Provinsi Kalimantan Timur. Tesis tidak diterbitkan. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Komalasari Eva & Wirawan Bintang. 2010. Tanggapan Masyarakat terhadap Program Konversi Minyak Tanah Ke Lpg (Studi Pada Masyarakat Dusun Ribu-Ribu Kampung Bukit Gemuruh Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan). Lampung: Universitas negeri Lampung.