52 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

76 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN. Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

PENGARUH STIMULASI MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4 5 TAHUN DI TAMAN KANAK KANAK PERTIWI TIRIPAN BERBEK NGANJUK

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

BAB 1 PENDAHULUAN. serta biasanya sudah mulai mengikuti program presschool (Dewi,

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA

Lilis Maghfuroh Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA ANAK USIA DI KOTA PADANG

STUDI PERBANDINGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH PADA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA di TK TUNAS HARAPAN JETIS MOJOKERTO. Sarmini Moedjiarto *)

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN TAHAP PENCAPAIAN TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 4-5 TAHUN DI KELURAHAN MEDONO KOTA PEKALONGAN

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA. Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI MOTORIK KASAR DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

Lilis Maghfuroh Dosen S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

Dinamika Kebidanan vol. 1 no. 2 Agustus 2011 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 1. Pengertian Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA DI DESA KALIGONO. Pratiwi Dyah Kusumanti, Elvy Nurika Zulaicha

RUTINITAS PIJAT BAYI DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN DAN PERKEMBANGAN PADA BAYI USIA 3-12 BULAN

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh

GAMBARAN PERKEMBANGAN BAYI YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KADEMANGAN DAN DESA MIAGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

ABSTRAK. Kata kunci: Peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak, perkembangan anak usia prasekolah

PERBEDAAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG SEKOLAH TK DAN ANAK YANG TIDAK SEKOLAH TK DI DESA BANJARSARI KEC. BANTARBOLANG PEMALANG

Naili Nur Meifanna. Kata kunci : motorik halus, ASI, susu formula. Kepustakaan : 30 ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober Sri Sudarsih 1, Pipit Bayu Wijayanti 2 *)

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL. Hubungan Peran Ibu dalam Stimulasi Dini dengan Perkembangan Anak Usia Toddler di Desa Hutabohu Kecamatan Limboto Barat

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan semakin besar manfaatnya

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

NURJANNAH NIM

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga

PEMBERIAN STIMULUS TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3 5 TAHUN GIVING STIMULUS OF CHILDREN DEVELOPMENT AGES 3-5 YEARS OLD ABSTRAK

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

HUBUNGAN STIMULASI OLEH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (3-5 TAHUN)

Oleh : Suyanti ABSTRAK

TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU BALITA BERKUNJUNG DI POSYANDU

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN BOLA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA TODDLER DI PAUD TUNAS CENDIKIA KEJAPANAN GEMPOL PASURUAN.

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

BAB I PENDAHULUAN. peka terhadap rangsangan-rangsanganyang berasal dari lingkungan. Lingkungan

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

PENGARUH POLA ASUH IBU TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-6 TAHUN ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI KELURAHAN SIDOHARJO RW 1 RT 2 DAN 4 KECAMATAN LAMONGAN

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU DENGAN PERKEMBANGAN ANAK BALITA 1

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

PENGARUH STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA TODDLER

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

: Lingkar Kepala, Perkembangan Anak

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup

BAB 1 PENDAHULUAN. organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangan (maturation) yang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan kembang anak. (Lubis, 2004). tanpa pemberian vitamin dan obat tertentu.

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Periode lima tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF DENGAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PADA IBU-IBU DESA PEPE KELURAHAN LANGENHARJO

Abdul Rokhman Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TUMBUH KEMBANG ANAK. OLEH: Rinkaning Nurul Wati.E

POLA ASUH DAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANAK TODDLER. Triani Yuliastanti Novita Nurhidayati INTISARI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-24 BULAN DI DESA TRIGUNO KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI

HUBUNGAN STIMULASI PENDIDIKAN TK DENGAN INDEKS PRESTASI DI SD JURANG SAPI 3 KECAMATAN TAPEN KABUPATEN BONDOWOSO

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

HUBUNGAN PEKERJAAN ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK SURYA BARU PLOSOWAHYU LAMONGAN. Lilis Maghfuroh.

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI VERBAL DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK PGRI 116 BANGETAYU WETAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGGUNAAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DENGAN PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA BULAN

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KEBEN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN. M. Masykur*, Dian Nurafifah**...ABSTRAK...

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

Transkripsi:

PENDAHULUAN FAKTOR PENDAPATAN DAN PENDIDIKAN KELUARGA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN Kharisma Kusumaningtyas (Prodi Kebidanan Bangkalan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya) Sri Wayanti (Prodi Kebidanan Bangkalan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya) ABSTRAK Pendahuluan: Terdapat sebanyak 40% perkembangan motorik halus mengalami gangguan, ditandai dengan anak sulit menirukan gambar seperti yang dicontohkan, dan tidak bisa menyebutkan macam-macam warna. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendapatan dan pendidikan keluarga terhadap Islam Al-Ikhwan Kecamatan Bangkalan. Metode: Desain penelitian ini adalah cross sectional, menggunakan sampel jenuh. Data dikumpulkan menggunakan KPSP dan angket. Analisis data menggunakan tabulasi silang dilanjutkan uji Spearman Rank dengan derajat kemaknaan 0,05. Hasil: Sebanyak (55%) pendapatan keluarga sedang, sebanyak (70 %) pendidikan keluarga menengah, dan sebanyak (65%) tahun normal. Berdasarkan uji statistic menggunakan Spearman Rank dengan derajat kemaknaan 0,05 menunjukkan ρ value (0.303) > α = 0,05 untuk pendapatan terhadap perkembangan maka H 0 diterima. Sedangkan pendidikan terhadap perkembangan menunjukkan ρ value (0,019) < α= 0,05, maka H 0 ditolak. Kesimpulan: Tidak ada pengaruh pendapatan keluarga terhadap perkembangan motorik halus anak, dan ada pengaruh pendidikan keluarga terhadap perkembangan motirik halus anak. Dengan demikian pentingnya melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak terutama perkembangan motorik halus anak. Kata kunci: pendapatan keluarga, pendidikan keluarga, perkembangan motorik halus Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah saat-saat yang dinantikan oleh orang tua, karena pertumbuhan dan perkembangan adalah salah satu indikator memantau kesehatan anak. Dalam perkembangan anak terdiri atas beberapa perkembangan, yaitu perkembangan personal sosial, perkembangan motorik kasar, perkembangan bahasa, perkembangan motorik halus. Motorik halus yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagianbagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Misalnya kemampuan untuk menggambar, memegang sesuatu benda, dll. Kemampuan motorik halus pada anak balita usia 3-4 tahun yaitu mampu menggambar menggunakan krayon, menggunakan alat atau benda dan dapat meniru bentuk (Susanto, 2011). Periode penting dalam tumbuh kembang adalah masa balita, yaitu umur 3 tahun, dimana pada umur ini pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung, dan menjadi pertumbuhan serabut-serabut saraf dan cabangnya, sehingga terbentuk jaringan saraf dan otak yang kompleks, dimasa inilah pentingnya seorang keluarga memberikan stimulasi sedini mungkin agar perkembangan anak bisa tumbuh secara normal. Jika perkembangan anak tumbuh secara normal, maka akan bisa menjadi generasi penerus yang baik dan siap dalam menjalani kehidupan. Kenyataannya di masyarakat masih sering dijumpai gangguan perkembangan motorik halus pada anak usia 3-4 tahun. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Yayasan Lembaga Pendidkan Islam Al- Ikhwan, Kecamatan Bangkalan dengan wawancara dan observasi pada tanggal 17 November 2014 tentang perkembangan motorik halus pada 10 anak usia 3-4 tahun, didapatkan 60% perkembangan motorik halus berkembang secara normal, ditandai dengan anak dapat menirukan gambar yang sesuai dengan contoh yang diberikan, dan sebanyak 40% perkembangan motorik halus mengalami gangguan, ditandai dengan anak sulit menirukan gambar seperti yang dicontohkan, dan tidak bisa menyebutkan macam-macam warna. Menurut Dwi Sulistyo Cahyaningsih (2011) dalam bukunya yang berjudul Tumbuh Kembang Anak dan Remaja 52 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

mengemukakan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyimpangan perkembangan yaitu yang pertama faktor genetik, faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Faktor kedua yaitu faktor lingkungan yang di dalamnya berisi faktor fisik (iklim, sanitasi, keadaan rumah, radiasi), faktor psikososial (stimulasi, motivasi belajar, ganjaran ataupun hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stress, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak-orang tua), dan faktor keluarga (pekerjaan /pendapatan keluarga, pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga). Dampak adanya gangguan perkembangan motorik halus yaitu anak menjadi kurang kreatif, karena apa yang seharusnya dibutuhkan oleh anak tidak dapat terpenuhi, sehingga ide-ide yang mereka keluarkan bersifat monoton dan mereka akan menjadi generasi penerus yang tertinggal (Soetjiningsih, 2012). Bila penyimpanga terhambat diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak (Depkes RI, 2005). Selain itu keluarga juga memegang peranan penting pada tumbuh kembang anak, terutama pada perkembangan motorik halus anak. Keluarga ataupun orang tua harus selalu memberikan rangsangan atau stimulasi pada anaknya di waktu-waktu yang tepat, misalnya waktu berlibur ke taman rekreasi, ataupun diwaktu berkumpul bersama keluarga. Stimulasi juga bisa berupa mengenalkan beberapa gambar, warna, mengenalkan huruf. Stimulasi harus dilakukan sedini mungkin agar perkembangan anak dapat tumbuh secara normal dan bisa menjadi generasi penerus yang baik dan siap dalam menjalani hidup, selain stimulasi, nutrisi juga dapat mempengaruhi terhadap tumbuh kembang anak. Jika anak nutrisinya tercukupi maka perkembangan anak tidak akan tergangggu, dan support keluarga juga diperlukan untuk memacu perkembangan anak (Soetjiningsih, 2010). Mengingat pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak maka pemerintah menggalakkan program pemantauan tumbuh kembang melalui SDIDTK (Stimulasi Dini Intervensi Deteksi Tumbuh Kembang). Program SDIDTK merupakan kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan/masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan, tenaga kesehatan juga mempunyai waktu dalam membuat rencana tindakan/intervensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan ibu/keluarga. Indikator keberhasilan program SDIDTK adalah 90% balita dan anak prasekolah terjangkau oleh kegiatan SDIDTK pada tahun 2010 (Depkes RI, 2005). Sehingga dengan diadakan program SDIDTK diharapkan perkembangan anak sesuai dengan umurnya. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya penyebab masalah, maka peneliti membatasi pada pengaruh faktor pekerjaan dan pendidikan keluarga terhadap perkembangan motorik halus anak usia 3-4 tahun. Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian adalah: 1. Bagaimana gambaran pendapatan keluarga yang memiliki anak usia 3-4 Islam Al-Ikhwan Kecamatan Bangkalan? 2. Bagaimana gambaran pendidikan keluarga yang memiliki anak usia 3-4 Islam Al-Ikhwan Kecamatan Bangkalan? 3. Bagaimana gambaran perkembangan Ikhwan Kecamatan Bangkalan? 4. Apakah ada pengaruh pendapatan Ikhwan Kecamatan Bangkalan? 5. Apakah ada pengaruh pendidikan Ikhwan Kecamatan Bangkalan? Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi gambaran pendapatan keluarga yang memiliki anak usia 3-4 Islam Al-Ikhwan Kecamatan Bangkalan. 2. Mengidentifikasi gambaran pendidikan keluarga yang memiliki anak usia 3-4 Islam Al-Ikhwan Kecamatan Bangkalan. 3. Mengidentifikasi gambaran perkembangan motorik halus anak usia 3-4 tahun di Yayasan Lembaga Bangkalan. 53 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

4. Menganalisis pengaruh pendapatan Ikhwan Kecamatan Bangkalan. 5. Menganalisis pengaruh pendidikan Ikhwan Kecamatan Bangkalan. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan penelitian Cross Sectional, yang bertujuan : untuk mengetahui pengaruh pendapatan dan pendidikan keluarga terhadap Islam Al-Ikhwan Kecamatan Bangkalan. Sebagai populasi pada penelitian ini adalah : jumlah balita usia 3-4 tahun di yayasan pendidikan islam sebesar 20 anak. Variabel independen yaitu pendapatan dan pendidikan, sedangkan variabel dependen yaitu perkembangan motorik halus anak usia 3-4 tahun. Total populasi sebanyak 20 responden menggunakan sampel jenuh. Data dikumpulkan menggunakan DDST dan angket. Analisa data menggunakan tabulasi silang dilanjutkan uji Spearman Rank dengan derajat kemaknaan 0,05. HASIL PENELITIAN Usia orang tua Dari hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua berusia 25-30 tahun yaitu sebanyak 11 orang (55%). Untuk lebih jelasnya data usia dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: Tabel 1. Distribusi Usia Anak di Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Al-Ikhwan Usia Frekuensi Persentase 25-30 tahun 20-24 tahun 11 9 55 45 Jumlah anak menunjukkan sebagian besar orang tua yang memiliki anak 1 (75 %). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini: Tabel 2. Distribusi Jumlah Anak di Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Al-Ikhwan Jumlah Anak Frekuensi Persentase 1 2 3 4 15 3 1 1 75 15 5 5 Pekerjaan menunjukkan sebagian besar pekerjaan orang tua sebagai PNS sebanyak 9 (45%). Untuk lebih jelasnya data pekerjaan orang tua dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Distribusi Pekerjaan Orangtua di Yayasan Pendidikan Islam Al-Ikhwan Pekerjaan Frekuensi Persentase PNS Swasta 9 11 45 55 Pendapatan Keluarga didapatkan bahwa sebagian besar pendapatan keluarga dalam kategori sedang sebanyak 11 orang (55 %). Untuk lebih jelasnya data pendapatan keluarga dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Distribusi Pendapatan Keluarga di Yayasan Pendidikan Islam Al-Ikhwan Pendapatan Frekuensi Persentase Sedang Rendah 11 9 55 45 Pendidikan Ayah didapatkan bahwa pendidikan keluarga (ayah) kategori tinggi sebanyak 12 orang (60%). Untuk lebih jelasnya data pendidikan keluarga (ayah) dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Distribusi Pendidikan Ayah di Yayasan Pendidikan Islam Al-Ikhwan Pendidikan Ayah Frekuensi Persentase Tinggi Menengah 12 8 60 40 Pendidikan Ibu didapatkan bahwa pendidikan keluarga (ibu) 54 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

kategori menengah sebanyak 14 orang (70 %). Untuk lebih jelasnya data pendidikan keluarga (ibu) dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Distribusi Pendidikan Ibu di Yayasan Pendidikan Islam Al-Ikhwan Kecamatan Bangkalan Pada Bulan Juni 2015 Pendidikan Istri Frekuensi Persentase Tinggi Menengah Dasar 4 14 2 20 70 10 Perkembangan Motorik Halus Anak Berdasarkan pengolahan dapat didapatkan bahwa 13 anak (65%) termasuk kategori normal. Untuk lebih jelasnya data tahun dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Distribusi Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-4 Tahun di Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Al-Ikhwan Perkembangan motorik halus Frekuensi Persentase Normal Suspect 13 7 65 35 HUbungan antara Pendapatan Keluarga terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Berdasarkan data khusus untuk mendapatkan gambaran tentang ada atau tidaknya pengaruh antara variabel pendapatan keluarga terhadap perkembangan motorik halus anak digunakan tabulasi silang terhadap masingmasing variabel, dan pembuktian hipotesis dengan menggunakan uji Spearman Rank. Tabel 8. Hubungan Antara Pendapatan Keluarga dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-4 tahun di Yayasan Pendidikan Islam Al-Ikhwan di Kecamatan Bangkalan pada Bulan Juni 2015 Pendapatan Keluarga Perkembangan Motorik halus Normal Suspect Total Σ % Σ % Σ % Sedang Rendah 7 6 58,33 75,00 5 2 41,77 12 100 25,00 8 100 Total 13 7 20 100 ρ -value = 0.303 α= 0,05 Dari penelitian yang didapatkan pendapatan keluarga dalam kategori sedang terdapat 7 (58,33%) anak yang perkembangan motorik halus normal. Sedangkan yang pendapatan rendah terdapat 6 (75,00%) perkembangan motorik halus normal. Berdasarkan analisis pengujian Spearman Rank didapatkan nilai ρ value lebih besar dari nilai α (0,303 > 0,05). Dengan demikian H 0 diterima H 1 ditolak, berati tidak ada pengaruh pendapatan motorik halus anak. Hubungan Antara Pendidikan Ayah dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Berdasarkan data khusus untuk mendapatkan gambaran tentang ada atau tidaknya pengaruh antara variabel pendidikan terhadap perkembangan motorik halus anak digunakan tabulasi silang terhadap masing-masing variabel, dan pembuktian hipotesis dengan menggunakan uji Spearman Rank. Tabel 9. Hubungan antara Pendidikan Ayah dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-4 tahun di Yayasan Pendidikan Islam Al-Ikhwan di Kecamatan Bangkalan pada bulan Juni 2015 Pendidikan Ayah Perkembangan motorik halus Total Normal Suspect Σ % Σ % Σ % Tinggi 9 69,23 4 30,76 13 100 Menengah 4 57,14 3 42,85 7 100 Total 13 7 20 100 ρ -value = 0, 612 α= 0,05 Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pendidikan tinggi terdapat 9 (69,23%) anak yang perkembangannya normal, sedangkan menengah terdapat 3 (42,85%) perkembangan anak yang suspect. Berdasarkan analisis pengujian Spearman Rank didapatkan nilai ρ value lebih besar dari α (0,612 > 0,05). Dengan demikian H 0 diterima H 1 diterima, berarti tidak ada pengaruh pendidikan keluarga (ayah) terhadap perkembangan motorik halus anak. Hubungan Antara Pendidikan Ayah dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Berdasarkan data khusus untuk mendapatkan gambaran tentang ada atau tidaknya pengaruh antara variabel 55 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

pendidikan terhadap perkembangan motorik halus anak digunakan tabulasi silang terhadap masing-masing variabel, dan pembuktian hipotesis dengan menggunakan uji Spearman Rank. Tabel 10. Hubungan antara Pendidikan Ibu dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-4 tahun di Yayasan Pendidikan Islam Al-Ikhwan di Kecamatan Bangkalan pada bulan Juni 2015 Pendidikan Perkembangan motorik halus Total Ibu Normal Suspect Σ % Σ % Σ % Tinggi 4 100 - - 4 100 Menengah 9 64,28 5 35,72 14 100 Dasar - - 2 100 2 100 Total 13 7 20 100 ρ -value = 0.019 α= 0,05 Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pendidikan tinggi terdapat 4 (100%) anak yang perkembangannya normal, sedangkan pendidikan dasar terdapat 2 (100%) perkembangan anak yang suspect. Berdasarkan analisis pengujian Spearman Rank didapatkan nilai ρ value lebih kecil dari α (0,019 < 0,05). Dengan demikian H 0 ditolak H 1 diterima, berarti ada pengaruh pendidikan keluarga (ibu) terhadap perkembangan motorik halus anak. PEMBAHASAN Pendapatan Keluarga Berdasarkan hasil penelitian, dari 20 keluarga sebagian besar dengan pendapatan sedang yaitu 11 keluarga (55 %), yang berpendapatan rendah yaitu 9 keluarga (45%). Pendapatan keluarga yang masuk kategori sedang yaitu pekerjaan orang tua sebagai PNS dengan golongan menengah kebawah dengan gaji tiap bulan < Rp. 3.000.000,00. Sedangkan pendapatan keluarga yang masuk kategori rendah pekerjaannya swasta seperti pedagang pendapatan tiap bulannya yaitu ± Rp1.500.000,00. Sebagian besar pendapatan keluarga tidak hanya diperoleh dari kepala keluarga (ayah) namun juga dibantu oleh istri (ibu). Hal ini sesuai dengan teori Badan Pusat Statistik (2008) yang membedakan pendapatan menjadi 4 golongan yaitu pendapatan sangat tinggi (> Rp. 3.500.000,00), pendapatan tinggi (> Rp. 2.500.000,00- Rp. 3.500.000,00), pendapatan sedang (> Rp. 1.500.000,00 Rp. 2.500.000,00), dan pendapatan rendah (< Rp. 1.500.000). Dalam keluarga yang berpendapatan kurang kebanyakan hanya kepala keluarga saja yang bekerja atau pekerjaannya sebagai swasta. Hal ini dipengaruhi oleh laba yang dihasilkan dari pekerjaan mereka. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat (Muhammad Sobari, 2007) mengemukakan bahwa salah satu pembagian pendapatan yaitu laba usaha, setiap laba yang diperoleh dari usha apapun keuntungannya tidak sama karena keunggulan dari setiap pengusaha itu tidak sama. Pengusaha yang unggul inilah yang akan memperoleh laba yang tinggi. Begitu juga dikarenakan upah dari tenaga kerja, setiap tenaga kerja memperoleh upah yang berbeda tergantung dari kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu pekerja dan pengusaha. Pendidikan Keluarga Berdasarkan hasil penelitian, dari 20 keluarga sebagian besar dengan pendidikan tinggi yaitu 12 keluarga (ayah) 60%, yang berpendidikan menengah yaitu 14 keluarga (ibu) 70%. Tingkat pendidikan yang cukup/sedang dalam keluarga (ibu) dikarenakan tidak adanya biaya untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat lebih tinggi. Dalam keluarga yang berpendidikan cukup/sedang bukan berarti keluarga itu mempunyai wawasan yang cukup, tergantung dari usaha keaktifan dan keterampilan keluarga itu sendiri. Karena wawasan bisa diambil dari segi pengalaman saudara atau teman dan bisa dari lingkungan hidup. Selain itu juga karena budaya setempat yang menyatakan bahwa pendidikan lanjut (tinggi) pada seorang wanita itu tidak begitu penting karena wanita nanti pada akhirnya pekerjaan yang wajib adalah mengurus rumah tangga. Jadi untuk pendidikan wanita cukup pendidikan dasar atau menengah. Hal ini sesuai dengan teori Wikipedia (2011) yang mengemukakan pendidikan adalah usaha atau rencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pemnelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Pengertian tersebut menggambarkan pendidikan bukan hanya mempersiapkan masa depan agar lebih cerah saja, melainkan untuk membantu setiap individu mengembangkan faktor psikisnya menuju tingkat kedewasaan. Sejak dini pendidikan harus sudah diberlakukan pada setiap individu agar menjadikan manusia berkualitas dan tidak menimbulkan dampak yang negative pada dirinya sendiri atau orang lain. 56 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

Perkembangan Motorik Halus Berdasarkan hasil pengumpulan data di lapangan seperti tabel 4.6 bahwa dari 20 anak sebagian besar perkembangan motorik halus anak normal yaitu 13 anak (65 %), yang perkembangan mtorik halus anak suspect yaitu 7 anak (35 %). Berdasarkan data di atas maka di Yayasan Lembaga pendidikan Islam Al-Ikhwan Kecamatan Bangkalan pada bulan juni 2013 rata-rata perkembangan motorik halus anak sesuai dengan usia berdasarkan KPSP. Hal ini karena pelatihan atau stimulasi yang diberikan oleh keluarga cenderung bersifat leluasa / tidak otoriter sehingga anak lebih mudah untuk belajar. Menurut Ahmadi (2005) perkembangan motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagianbagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, memjepit, menulis dan sebagainya. Hasil observasi didapatkan bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan anak yaitu nutrisi dan stimulasi. Nutrisi sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, dimana pada waktu itu perkembangan otak sangat pesat sehingga dibutuhkan asupan nutrisi yang banyak. Kebanyakan disamping asupan nutrisi sangat memenuhi tetapi yang tidak memenuhi yaitu kandungan dalam nutrisi yaitu vitamin dan zat zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan perkembangan. Stimulasi yang dimaksud disini yaitu stimulasi untuk perkembangan motorik halus anak. Dalam pemberian stimulasi motorik halus pada anak diperlukan pengetahuan dan juga sikap yang mendukung dari orang tua seperti orang tua harus dapat menerima informasi-informasi dari luar yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan motorik halus anak, bagaimana cara pengasuhan anak yang baik dan bagaimana cara stimulasi pada motorik halus anak usia 3-4 tahun. Pernyataan diatas sesuai dengan teori Soetjiningsih (2002) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah faktor psikologis (stimulasi), anak yang mendapat stimulasi yang teratur dan terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang/tidak mendapat stimulasi. Pengaruh Pendapatan Keluarga Terhadap Perkembangan Motorik Halus Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan keluarga yang sedang rata-rata perkembangan motorik halus anak normal (58,33%). Sedangkan yang berpendapatan sedang terdapat perkembangan motorik halus anak suspect (41,77%). Sedangkan dari uji Spearman Rank disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh pendapatan keluarga terhadap perkembangan motorik halus anak usia 3-4 tahun. Kondisi tersebut dapat terjadi karena perkembangan motorik halus anak tidak hanya dipengaruhi oleh pendapatan orang tua tetapi masih ada faktor lain yaitu seperti faktor lingkungan dan faktor genetik. Faktor genetik tersebut antara lain faktor bawaan normal dan patologi, jenis kelamin, suku bangsa dan bahasa. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Faktor lingkungan juga bisa menstimulasi perkembangan motorik halus pada anak usia 3-4 tahun diantaranya adalah dari tenaga pengajar maupun dari teman sebaya. Dari tenaga pengajar sendiri akan mempengaruhi dengan cara mengajar mereka yang mudah dimengerti oleh anak dan biasanya anak akan lebih cepat menuruti hal yang dijelaskan oleh pengajar karena tenaga pengajar sudah cukup sering bersama dengan anak, sehingga anak merasa lebih nyaman dan tidak merasa asing terhadap tenaga pengajar tersebut. Sedangkan untuk teman sebaya cukup berpengaruh juga terhadap stimulasi perkembangan motorik halus anak, karena teman sebaya juga sering menemani semua kegiatan sehari-hari anak, sehingga anak akan cenderung mengikuti kebiasaan teman seperti bermain bersama, belajar bersama dan kegiatan lainnya yang sering mereka lakukan bersama yang pada akhirnya akan menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan motorik anak tersebut. Pernyataan diatas sesuai teori yang dikemukakan oleh Soetjiningsih (2002) yang mengemukakan bahwa selain faktor kelurga (pendapatan keluarga) terdapat faktor-faktor lain yang memepengaruhi tumbuh kembang nak seperti faktor genetik, faktor lingkungan dan faktor psikologis. Pengaruh Pendidikan Ayah Terhadap Perkembangan Motorik Halus Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan keluarga (ayah) tinggi perkembangan anaknya normal rata-rata (69,23%), perkembangan anak yang susupect minoritas (30,76%). Yang berpendidikan menengah perkembangan anaknya normal rata-rata (57,14), dan yang perkembangan anaknya suspect rata-rata 57 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

(42,85 %). Dari uji Spearman Rank disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh pendidikan keluarga (ayah) terhadap tahun. Kondisi tersebut terjadi karena seorang ayah jarang bertatap muka pada anaknya karena kesibukannya bekerja. Meskipun pendidikan ayah itu tinggi tetapi ayah belum bisa menyampaikan kepada anaknya karena sibuk dengan pekerjaannya dan anak lebih sering bersama ibunya jadi anak juga merasa nyaman belajar dan dan menghabiskan waktu sehari-hari dengan ibu. Pengaruh Pendidikan Ibu Terhadap Perkembangan Motorik Halus Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kelarga yang tinggi perkembangan anaknya normal (100%), pendidikan keluarga yang menengah mayoritas perkembangan motorik normal (64,28%). Sedangkan yang berpendidikan menengah terdapat perkembangan motorik halus anak suspect (35,72%). Dari uji Spearman Rank disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan keluarga terhadap perkembangan motorik halus anak. Kondisi tersebut terjadi karena pendidikan ibu mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki ibu, dalam pemberian stimulasi perkembangan motorik halus pada anak diperlukan pengetahuan dan juga sikap yang mendukung dari orang tua seperti orang tua harus dapat menerima informasi-informasi dari luar yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan motorik halus anak, bagaimana cara pengasuhan anak yang baik dan bagaimana cara stimulasi pada motorik halus anak usia 3-4 tahun. Pernyataan tersebut sesuai dengan teori Soetjiningsih (2002) yang mengemukakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah pendidikan ayah/ibu. Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana memantau perkembangan anaknya. KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Pendapatan keluarga yang memiliki anak usia 3-4 tahun di Yayasan Lembaga Bangkalan Minoritas berpendapatan sedang sebanyak 55%. 2. Pendidikan keluarga yang memiliki anak usia 3-4 tahun di Yayasan Lembaga Bangkalan, untuk ayah rata-rata 60 % yang berpendidikan tinggi, untuk ibu Mayoritas 70% yang berpendidikan menengah. 3. Perkembangan motorik halus anak usia 3-4 tahun di Yayasan Lembaga Bangkalan yang perkembangannya anaknya normal rata-rata sebanyak 65%. 4. Tidak ada pengaruh pendapatan Ikhwan Kecamatan Bangkalan. 5. Tidak ada pengaruh pendidikan keluarga (ayah) terhadap perkembangan motorik halus anak usia 3- tahun di Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Al-Ikhwan Kecamatan Bangkalan. 6. Ada pengaruh pendidikan keluarga (ibu) terhadap perkembangan motorik halus anak usia 3-4 tahun di Yayasan Lembaga Bangkalan. Saran 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan peneliti mampu mengembangkan masalah penelitian ini lebih lanjut sehingga penelitian ini lebih bermanfaat dan berguna bagi masyarakat. 2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan kontribusi akademis dalam mengembangkan konsep atau teori tentang perkembangan motorik halus anak usia 3-4 tahun. 3. Bagi Tenaga Kesehatan Petugas kesehatan hendaknya melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak terutama perkembangan motorik halus anak, sehingga dapat diketahui secara dini anak yang mengalami suspect keterlambatan atau bahkan penyimpangan pada perkembangan motorik halus agar dapat dilakukan tindak lanjut secara tepat untuk mengatasinya. DAFTAR PUSTAKA Adriana, Dian, (2011), Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak, Jakarta, Salemba Medika. Ahmadi, dkk, (2005), Psikologi Perkembangan, Jakarta, PT. Rineka Cipta. 58 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

Anneahira, (2011), Tujuan Pendidikan 2011 [internet], Bersumber dari http://www.artikel-pendidikan/tujuanpendidikan.html [Diakses pada tanggal 17/02/ 2013]. Cahyaningsih Sulistyo Dwi, (2011) Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Jakarta, CV.Sugeng Seto. Depkes RI, (2005), Stimulasi Dini Intervensi Deteksi Tumbuh Kembang, Jakarta,CV Agung Seto. Hariwijaya, M, (2009), PAUD Melejitkan Potensi Anak Dengan Pendidikan Sejak Dini, Yogyakarta, Mahadika Publising. Kartono, K, (2006), Psikologi Anak, Bandung, Mandar Maju Moersinowarti, dkk, (2002), Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja, Jakarta,CV Sagung Seto. Muhammad Sobari (2007), Kesalehan Sosial, Jakarta, Alfa Beta. Notoatmodjo, (2010), Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, PT. Rineka Cipta. ------, (2005), Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, PT. Rineka Cipta. Nursalam, (2001), Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta, Salemba Medika. -----, (2003), Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta, Salemba Medika. -----, (2008), Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta, Salemba Medika. Sugiyono, (2010), Statistika Untuk Penelitian, Bandung, Alfa Beta. Soetjiningsih, (2010), Tumbuh Kembang Anak, Jakarta, Buku Kedokteran. -----, (2002), Tumbuh Kembang Anak, Jakarta, EGC. Sujono Riyadi, (2012), Tumbang, Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Whaley, (2000), Tumbuh Kembang Anak, Jakarta, Salemba Medika. Wikipedia, (2011), Dasar Pendidikan 2011 [internet], Bersumber dari http://www.psp.kemdiknas.go.id [Diakses pada tanggal 17/02/2013]. 59 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes