Brain Development in Infant Born with Small for Gestational Age

dokumen-dokumen yang mirip
Feeding Practice in Small for Gestational Age Born Infant

Small for Gestational Age: What We Have Worried about?

Pertumbuhan Janin Terhambat. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Topografi: Letak gangguan di otak Etiologi: Penyebab dan saat terjadinya gangguan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Palsi serebral adalah gangguan permanen gerakan dan bentuk tubuh, yang

Is There Any Specific Measurement to Monitor Growth and Development in Infant Born with Small for Gestational Age

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi.

How to Prevent Short Stature in Infant Born with Small Gestational Age

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rosenbaum dkk, palsi serebral adalah gangguan permanen gerakan

The Etiology and Prevention Strategy of Small for Gestational Age from Obstetrician View

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang anak yang optimal merupakan dambaan setiap orang tua dan orang tua harus lebih memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan keberhasilan pembangunan SDM antarnegara. perkembangan biasanya dimulai dari sejak bayi. Kesehatan bayi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. selama beberapa tahun terakhir. Penurunan kematian bayi dari tahun 1990 hingga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sindroma Down Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog*

BAB I PENDAHULUAN. progresif, tetapi perkembangan tanda-tanda neuron perifer akan berubah akibat. maturasi serebral (Mahdalena, Shella. 2012).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. telah diamanahkan Allah SWT untuk menjalani proses kehamilan. Proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Campak-Rubella (MR) Sayangi buah hati Anda dengan Imunisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Menurut data World

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Campak-Rubella (MR) Sayangi buah hati Anda dengan Imunisasi

INFEKSI KONGENITAL TORCH TOksoplasmosis, (Sindroma) Rubella, CMV, Herpes

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas intelektual dapat belajar keterampilan baru tetapi lebih lambat

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendeteksi secara dini disfungsi tumbuh kembang anak. satunya adalah cerebral palsy. Cerebral palsy menggambarkan

Tumbuh kembang anak. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus

BAB 1 : PENDAHULUAN. janin guna memenuhi peningkatan kebutuhan gizi selama kehamilan. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan pertumbuhan intra uterin dan postnatal selama periode kritis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tentunya akan menjadikan penerus bagi keturunan keluarganya kelak. Setiap anak

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada pertengahan tahun 2008 karena penurunan ekonomi global.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaan kepada orang lain. 1. lama semakin jelas hingga ia mampu menirukan bunyi-bunyi bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. perilaku, fungsional dan metabolik yang ada sejak lahir. 1 Dalam sumber yang

Konsep dasar Pertumbuhan dan Perkembangan

SISTEM SARAF MANUSIA

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam lima tahun pertama kehidupannya (Hadi, 2005).

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

Pertumbuhan Janin Normal Pertumbuhan, diferensiasi dan maturasi jaringan dan organ. Pembelahan sel terdiri dari 3 fase : - Hiperplasia selama 16 mingg

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat non progresif yang terjadi pada proses tumbuh kembang. CP

BAB I PENDAHULUAN. dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dikenal dengan istilah Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN METODE NEURO DEVELOPMENT TREATMENT PADA CEREBRAL PALSY SPASTIK ATETOID HEMIPLEGI DI YPAC SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menetap selama hidup, tetapi perubahan gejala bisa terjadi sebagai akibat. dalam kelompok CP (Hinchcliffe, 2007).

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Mekanisme Penurunan Kognitif pada Infeksi STH. Infeksi cacing dapat mempengaruhi kemampuan kognitif.

BAB I PENDAHULUAN. Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju

BAB I PENDAHULUAN. Penanganan mempunyai makna upaya-upaya dan pemberian layanan agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai human CMV dan merupakan human herpesvirus 5, anggota famili

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. periodontal dapat menjadi faktor risiko untuk terjadinya kelahiran bayi prematur

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

1. Nama Penyakit/ Diagnosis : Sindrom Down

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ibu selama kehamilan. Ketika ibu hamil mendapatkan infeksi virus rubella maka

BAB I PENDAHULUAN. 3 tahun) merupakan masa anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi otak, medulla spinalis, saraf perifer dan otot.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang mempunyai plak, kalkulus dan peradangan gingiva. Penyakit periodontal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

BAB I PENDAHULUAN. kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat

BAB I PENDAHULUAN. Proses perkembangan terjadi sangat cepat pada masa anak-anak. Tiga

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


BAB 1 PENDAHULUAN. kecerdasan anak dan menyebabkan rendahnya perkembangan kognitif. Jika

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sangat berpengaruh dalam proses pertumbuhan dan. angaka kematian yang tinggi dan penyakit terutama pada kelompok usia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerebral palsy (CP). CP merupakan gangguan kontrol terhadap fungsi motorik

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN METODE NEURO DEVELOPMENT TREATMENT (NDT) PADA CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGIA DI YPAC SURAKARTA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit periodontal adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri

BAB I PENDAHULUAN. Periode lima tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pentingnya Atensi dalam Kehidupan Sehari-hari dan Jaringan Atensi

2015 PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK TUNARUNGU YANG DISERTAI CEREBRAL PALSY KELAS VII DI SLB-B YPLB MAJALENGKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

KEHAMILAN. Tulislah keadaan ibu saat ibu hamil anak ini, ceklis jawaban yang anda anggap tepat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. otak yang menghambat tumbuh kembang anak. Brunner dan Suddarth mengartikan

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM SARAF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan terdapat sekitar 7-10 % anak berkebutuhan khusus

BAB I PENDAHULUAN. serebelum sehingga menyebabkan keterbatasan aktivitas. 1, 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Studi yang dilakukan pada bayi baru lahir didapatkan 2-3/1000 bayi lahir

MENGENAL PARAMETER PENILAIAN PERTUMBUHAN FISIK PADA ANAK Oleh: dr. Kartika Ratna Pertiwi, M. Biomed. Sc

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai berusia 18 (delapan belas) tahun. 1. sering ditunjukkan ialah inatensi, hiperaktif, dan impulsif. 2 Analisis meta-regresi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memori kerja dikonsepkan sebagai sistem memori. aktif yang bertanggung jawab untuk menjaga dan

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai

GIZI BAYI DAN BALITA. CATUR SAPTANING W, S.Gz, MPH

Immunology Pattern in Infant Born with Small for Gestational Age

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Hormon tiroid disintesis dan disekresi oleh kelenjar tiroid, sintesis dan sekresi

DETEKSI DINI DALAM PERKEMBANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHASAN SEKITARNYA YANG MERUPAKAN DASAR ADANYA GERAK DARI GERAK SISTEM OTOT TULANG TUBUH FUNGSIONAL LOKAL / KESELURUHAN

Transkripsi:

Brain Development in Infant Born with Small for Gestational Age DR. Dr. Hardiono D. Pusponegoro, SpA (K) Bayi yang lahir dengan small for gestational age (SGA) mempunyai beberapa implikasi pada pertumbuhan dan perkembangannya di kemudian hari, salah satunya adalah perkembangan otaknya. Perkembangan otak menjadi issue penting dalam SGA karena jika tidak dilakukan skrining dan intervensi yang adekuat, bayi-bayi dengan SGA dapat mengalami gangguan behavior (tingkah laku), kognitif, dan motorik. Kita mengenal ada dua jenis SGA, yaitu SGA simetrik dan SGA asimetrik. 1. SGA simetrik Pada SGA simetrik, seluruh bagian tubuh bayi mempunyai proporsi yang kecil, termasuk lingkar kepala. Hambatan pertumbuhan pada bayi dengan SGA simetrik biasanya terjadi pada usia kehamilan yang lebih awal, saat fase hiperplasia sel-sel janin. 2. SGA asimetrik Pada SGA asimetrik, umumnya lingkar kepala dipertahankan untuk tetap dalam ukuran normal walaupun berat badan dan panjang badan dalam proporsi yang kecil. Hambatan pertumbuhan pada bayi dengan SGA asimetrik biasanya terjadi pada usia kehamilan yang lebih lanjut. SGA simetrik mempunyai prognosis perkembangan neurologis yang lebih buruk dibandingkan dengan SGA asimetrik, karena jumlah sel otak pada bayi SGA simetrik lebih sedikit dibandingkan dengan bayi SGA asimetrik. Perkembangan otak setelah lahir meliputi dua hal, yaitu mielinisasi dan sinaptogenesis. 1. Mielinisasi Mielinisasi terjadi di substansia alba (white matter) dan bergantung pada nutrisi yang diberikan. Komponen yang terdapat dari substansia alba adalah oligodendrosit. 2. Sinaptogenesis

Sinaptogenesis terjadi di substansia kelabu (grey matter) dan tergantung pada nutrisi dan stimulasi. Komponen yang terdapat pada substansia kelabu adalah dendrit, akson, dan sambungan dendrit-akson. Sebuah penelitian telah dilakukan mengenai perkembangan otak anak sejak lahir sampai usia 2 tahun dengan menggunakan modalitas resonance imaging (MRI). Penelitian ini dilakukan oleh Knickmeyer et al, dan dipublikasikan pada tahun 2008. Berikut ini adalah hasil dari penelitian tersebut. Keterangan: - Warna hijau: substansi kelabu - Warna coklat: substansi alba yang belum termielinisasi - Warna merah: substansi alba yang telah termieliniasasi Otak pada saat lahir Otak pada usia 1 tahun Otak pada usia 2 tahun

Volume otak total pada tahun pertama meningkat 100% dibandingkan pada saat lahir, sedangkan pada tahun ke dua hanya meningkat 15%. Bagian otak yang mengalami pertambahan volume paling banyak pada tahun pertama adalah cerebellum, yaitu sekitar 240%, akan tetapi pada tahun ke dua hanya meningkat 15%. Dalam tahun pertama, substansi di otak yang mengalami pertambahan volume paling besar adalah substansi kelabu, yaitu sebanyak 149%, sedangkan substansia alba hanya bertambah sekitar 11%. Masa kritis pertumbuhan dan perkembangan otak ada di tahun pertama. Gangguan perkembangan otak pada tahun pertama dapat menjadi kerusakan permanen pada struktur dan fungsi otak. Oleh karena itu dibutuhkan intervensi dan terapeutik yang adekuat, baik berupa asupan nutrisi dan stimulasi. Substansi kelabu terdiri dari dendrit, akson, dan sel glia. Sel glia diperlukan untuk mielinisasi akson, dan mengalami pertumbuhan 10 kali lipat pada tahun pertama, terutama oligodendrosit. Pertumbuhan sel glia sangat bergantung pada zat besi. Oleh karena itu, asupan zat besi yang adekuat pada bayi SGA sangat diperlukan pada tahun pertama. Cerebellum berfungsi untuk koordinasi motorik dan keseimbangan. Peningkatan volume cerebellum sebanyak 240% diharapkan mendukung perkembangan motorik bayi dengan cepat pada tahun pertama kehidupan. Selain itu cerebellum membantu mempersiapkan fungsi kognitif, kemampuan bahasa, kemampuan penalaran, dan kemampuan visuospasial dalam hubungannya timbal-baliknya dengan korteks frontal non-primer, parietal, dan occipital. Bayi yang lahir dengan SGA, 90% akan mampu mengejar ketinggalan pertumbuhannya pada usia 2 tahun (disebut dengan SGA+), dan 10% tidak mampu mengejar ketinggalan pertumbuhannya dan tetap pada kondisi perawakan pendek (disebut dengan SGA-). SGA+ umumnya dialami oleh bayi dengan SGA asimetrik, sedangkan SGA- dialami oleh bayi dengan SGA simetrik. Pada usia 4-7 tahun, volume total otak pada bayi dengan SGA+ lebih besar dibandingkan dengan volume otak bayi SGA-, akan tetapi lebih kecil jika dibandingkan dengan bayi yang lahir appropriate for gestational age (AGA). Volume substansi kelabu pada bayi SGA+ dan SGA- lebih kecil daripada volume

substansi kelabu pada bayi AGA saat usia 4-7 tahun. Akan tetapi, volume substansia alba bayi SGA+ lebih besar daripada bayi SGA- pada usia 4-7 tahun. Penebalan korteks frontal pada SGA- lebih besar dibandingkan dengan SGA+ dan AGA. Hal ini disebabkan adanya keterlambatan atau gangguan pada maturasi korteks, berkurangnya proses apoptosis dan pemendekan sinaps, atau gangguan pada mielinasi intrakortikal. Proses pembentukan girus dan sulcus pada korteks frontalis bayi SGA juga mengalami gangguan. Bayi yang lahir dengan SGA atau mengalami intrauterine growth restriction (IUGR) mempunyai volume dan luas permukaan korteks yang lebih kecil pada saat lahir dibandingkan dengan bayi dengan AGA. Hal ini berhubungan dengan peningkatan risiko gangguan neurobehavior. Anak yang mengalami SGA mempunyai risiko 3,6 kali lebih tinggi untuk mengalami ADHD (attention deficit and hyperactivity disorder) dibandingkan dengan anak yang tidak mengalami SGA. Anak dengan SGA juga mempunyai kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengalami masalah behavior lainnya, seperti penyelesaian masalah, hiperaktivitas, gejala emosional, dan gangguan dalam pergaulan dengan sesama. Bayi yang mengalami SGA juga lebih berisiko untuk mengalami gangguan kognitif dibandingkan dengan bayi AGA. Bayi SGA+ mempunyai kemampuan kognitif yang lebih baik dibandingkan dengan bayi SGA-, akan tetapi lebih buruk daripada bayi AGA. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Nepal tahun 2014 oleh Christian P, et al, SGA berhubungan dengan perolehan nilai Universal Nonverbal Intelligence Test (UNIT) yang lebih rendah dibandingkan dengan AGA. Bayi SGA yang mengalami peningkatan sitokin inflamasi (IL-1, TNF-α, atau IL-8) selama 2 minggu pertama pascakelahiran mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk mempunyai Mental Development Index yang lebih rendah dibandingkan dengan bayi SGA tanpa peningkatan sitokin inflamasi dan bayi AGA. Setelah kita mengetahui perkembangan otak secara umum dan perkembangan otak pada bayi SGA, yang dapat kita lakukan saat bertemu dengan bayi SGA antara lain: 1. Mengukur lingkar kepala pada saat lahir. Jika lingkar kepala pada saat lahir > 32 cm kemungkinan bayi mengalami SGA asimetrik. Jika lingkar kepala lebih kecil dari normal, maka kemungkinan bayi mengalami SGA simetrik, yang prognosis perkembangan neurologisnya lebih

buruk. Kemudian cari penyebabnya (ada atau tidaknya infeksi intrauterin, abnormalitas kromosom, genetik, dll). 2. Memeriksa adanya gangguan motorik/cerebral palsy, terutama pada anak dengan mikrosefali. 3. Memeriksa adanya perkembangan kognitif. 4. Memeriksa perkembangan perilaku. Infeksi intrauterin yang dapat menyebabkan SGA antara lain toxoplasma, rubella, dan cytomegalovirus. Toxoplasma menyebabkan mikrosefali, korioretinitis, dan kalsifikasi serebral. Rubella menyebabkan mikrosefali, katarak kongenital, kelainan jantung kongenital, dan tuli kongenital. Cytomegalovirus menyebabkan mikrosekali, korioretinitis, kalsifikasi serebral,dan tuli kongenital. Abnormalitas kromosom juga dapat menyebabkan SGA, akan tetapi insidennya hanya 1-2%. Beberapa abnormalitas kromosom yang dapat menyebabkan SGA antara lain trisomi 18 (Edward syndrome), delesi lengan pendek kromosom 4. Kita juga perlu mengidentifikasi adanya gangguan motorik atau cerebral palsy pada bayi SGA, khususnya SGA simetrik. Tanda yang dapat ditemui mengkonfirmasi adanya cerebral palsy antara lain: 1. Adanya tanda-tanda lesi upper motor neuron (UMN), seperti spastik, hiperrefleks, tidak ada atrofi otot, dan refleks patologis. 2. Lakukan 4 gerakan untuk menilai tonus otot: traction response, vertical suspension, horizontal suspension, dan parachute reaction.