Teknik, 36 (2), 2015, KINETIKA REAKSI ESTERIFIKASI GLISEROL DAN ASAM ASETAT MENJADI TRIACETIN MENGGUNAKAN KATALIS ASAM SULFAT

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KONSENTRASI KATALIS DAN REUSABILITY KATALIS PADA SINTESIS TRIASETIN DENGAN KATALISATOR LEWATIT

PEMBUATAN GLISEROL TRIBENZOAT DARI GLISEROL (HASIL SAMPING INDUSTRI BIODIESEL) DENGAN VARIASI RASIO REAKTAN DAN TEMPERATUR REAKSI

UJI PERFORMA KATALISATOR RESIN PENUKAR ION UNTUK PENGOLAHAN HASIL SAMPING PEMBUATAN BIODIESEL MENJADI TRIACETIN

PEMBUATAN GLISEROL TRIBENZOAT DARI GLISEROL (HASIL SAMPING INDUSTRI BIODIESEL) DENGAN VARIASI RASIO REAKTAN DAN TEMPERATUR REAKSI

PEMBUATAN GLISEROL TRIBENZOAT DARI GLISEROL (HASIL SAMPING INDUSTRI BIODIESEL) DENGAN VARIASI RASIO REAKTAN DAN TEMPERATUR REAKSI

Esterifikasi Asam Lemak Bebas Dari Minyak Goreng Bekas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

PEMANFAATAN GLISEROL HASIL SAMPING PEMBUATAN BIODESEL DARI MINYAK JELANTAH SEBAGAI BAHAN SINTESIS GLISEROL ASETAT

B161 - KONVERSI GLISEROL MENJADI BIOADITIF MENGGUNAKAN KATALIS ION EXCHANGER

JURNAL REKAYASA PROSES Volume 9 No.2, 2015, hal

Esterifikasi Gliserol Dari Produk Samping Biodiesel Menjadi Triasetin Menggunakan Katalis Zeolit Alam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan Percobaan 1.3. Manfaat Percobaan

BAB I PENDAHULUAN. ketercukupannya, dan sangat nyata mempengaruhi kelangsungan hidup suatu

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2,

PEMBUATAN BIODIESEL TANPA KATALIS DENGAN AIR DAN METHANOL SUBKRITIS

PRODUKSI BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL MELALUI REAKSI DUA TAHAP

ABSTRAK. POTENSI BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica) SEBAGAI BAHAN BAKU ALTERNATIF BIODIESEL

SINTESIS GLISEROL STEARAT DARI ASAM STEARAT DENGAN GLISEROL HASIL SAMPING PEMBUATAN BIODISEL DARI MINYAK JELANTAH

LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL DIPA UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN 2010

PEMBUATAN METIL ESTER (BIODIESEL) DARI MINYAK DEDAK DAN METANOL DENGAN PROSES ESTERIFIKASI DAN TRANSESTERIFIKASI

Jurnal Flywheel, Volume 3, Nomor 1, Juni 2010 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

REAKSI METANOLISIS LIMBAH MINYAK IKAN MENJADI METIL ESTER SEBAGAI BAHAN BAKAR BIODIESEL DENGAN MENGGUNAKAN KATALIS NaOH

LAPORAN SKRIPSI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT BERPROMOTOR GANDA DALAM REAKTOR FIXED BED

Prarancangan Pabrik Metil Ester Sulfonat dari Crude Palm Oil berkapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. produksi biodiesel karena minyak ini masih mengandung trigliserida. Data

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA MELALUI PROSES TRANS-ESTERIFIKASI. Pardi Satriananda ABSTRACT

JURNAL REKAYASA PROSES. Pengaruh Suhu pada Esterifikasi Amil Alkohol dengan Asam Asetat Menggunakan Asam Sulfat sebagai Katalisator

PENGARUH STIR WASHING, BUBBLE WASHING, DAN DRY WASHING TERHADAP KADAR METIL ESTER DALAM BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum)

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Journal of Scientific and Applied Chemistry

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. 1. Data Pengamatan Ekstraksi dengan Metode Maserasi. Rendemen (%) 1. Volume Pelarut n-heksana (ml)

OPTIMASI TRANSESTERIFIKASI BIODIESEL MENGGUNAKAN CAMPURAN MINYAK KELAPA SAWIT DAN MINYAK JARAK DENGAN TEKNIK ULTRASONIK PADA FREKUENSI 28 khz

KONVERSI MINYAK JELANTAH MENJADI BIODIESEL MENGGUNAKAN KATALIS ZEOLIT TERAKTIVASI HCl

PERBANDINGAN PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN VARIASI BAHAN BAKU, KATALIS DAN TEKNOLOGI PROSES

Transesterifikasi parsial minyak kelapa sawit dengan EtOH pada pembuatan digliserida sebagai agen pengemulsi

Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

PROSES TRANSESTERIFIKASI MINYAK BIJI KAPUK SEBAGAI BAHAN DASAR BIODIESEL YANG RAMAH LINGKUNGAN

PEMBUATAN BIODIESEL SECARA SIMULTAN DARI MINYAK JELANTAH DENGAN MENGUNAKAN CONTINUOUS MICROWAVE BIODISEL REACTOR

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

METANOLISIS MINYAK KOPRA (COPRA OIL) PADA PEMBUATAN BIODIESEL SECARA KONTINYU MENGGUNAKAN TRICKLE BED REACTOR

PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI SEKAM PADI

PENGARUH KONSENTRASI, WAKTU, PENGADUKAN DAN JUMLAH KATALIS TERHADAP YIELD BIODIESEL DARI MINYAK DEDAK PADI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KINETIKA REAKSI TRANSESTERIFIKASI PADA PENGOLAHAN LIMBAH MINYAK GORENG BEKAS (WASTE VEGETABLE OIL) MENJADI BAHAN BAKAR BIODIESEL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Tujuan Percobaan

Gambar 2.1 Reaksi Saponifikasi tripalmitin

PENGARUH RASIO REAKTAN DAN JUMLAH KATALIS TERHADAP PROSES PEMBENTUKAN METIL ESTER DARI PALM FATTY ACID DISTILLATE (PFAD)

Karakteristik Biodiesel Dari Minyak Jelantah Dengan Menggunakan Metil Asetat Sebagai Pensuplai Gugus Metil. Oleh : Riswan Akbar ( )

DISAIN PROSES DUA TAHAP ESTERIFIKASI-TRANSESTERIFIKASI (ESTRANS) PADA PEMBUATAN METIL ESTER (BIODIESEL) DARI MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas.

ESTERIFIKASI MINYAK LEMAK [EST]

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

The Poliol Sithesis from Sawit Oil with Epoksidasion and Hidroksilasion Reaction

Effect Of Stirring Speed And Molar Ratio In Process Plasticizer Isobutyl Stearate Salamun Qaulan, Nirwana, Irdoni

Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

III. METODE PENELITIAN

Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Katalis Pada Proses Esterifikasi Distilat Asam Lemak Minyak Sawit (DALMs) Menjadi Biodiesel

ESTERIFIKASI ASAM LEMAK BEBAS DALAM MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN KATALIS H-ZSM-5 MESOPORI DENGAN VARIASI WAKTU AGING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SINTESIS KATALIS ZSM-5 MESOPORI DAN AKTIVITASNYA PADA ESTERIFIKASI MINYAK JELANTAH UNTUK PRODUKSI BIODISEL

: Dr. Rr. Sri Poernomo Sari ST., MT.

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

kimia LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL (TAHUN KE II)

PEMANFAATAN GLISEROL PRODUK SAMPING BIODIESEL MENJADI TRIACETIN MELALUI PROSES ESTERIFIKASI MENGGUNAKAN KATALIS FLY ASH

Optimization Of Used Cooking Oil Into Biodiesel With Sulfated Zirconia Zeolit Catalyst

KATALIS BASA HETEROGEN CAMPURAN CaO & SrO PADA REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK KELAPA SAWIT

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB 2 DASAR TEORI. Universitas Indonesia. Pemodelan dan..., Yosi Aditya Sembada, FT UI

PENGARUH WAKTU REAKSI DAN PENAMBAHAN KATALIS PADA PEMBUATAN GLISEROL MONOOLEAT DARI GLISEROL DAN ASAM OLEAT

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia ABSTRACT

Oleh: Ismu Rohmah Rusmaningtyas dan Endang Dwi Siswani, Kimia FMIPA UNY dan

KINETIKA REAKSI HIDROLISA PATI DARI KULIT NANGKA DENGAN KATALISATOR ASAM CHLORIDA MENGGUNAKAN TANGKI BERPENGADUK

TRANSESTERIFIKASI PARSIAL MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN ETANOL PADA PEMBUATAN DIGLISERIDA SEBAGAI AGEN PENGEMULSI

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

DISAIN PROSES DUA TAHAP ESTERIFIKASI-TRANSESTERIFIKASI (ESTRANS) PADA PEMBUATAN METIL ESTER (BIODIESEL) DARI MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian

PADITIF PENINGKAT ANGKA SETANA BAHAN BAKAR SOLAR YANG DISINTESIS DARI MINYAK KELAPA

4 Pembahasan Degumming

KINETIKA REAKSI PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT DARI LIMBAH PUPUK ZA DENGAN PROSES SODA. Suprihatin, Ambarita R.

OPTIMASI PERBANDINGAN MOL METANOL/MINYAK SAWIT DAN VOLUME PELARUT PADA PEMBUATAN BIODIESEL MENGGUNAKAN PETROLEUM BENZIN

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN POTASSIUM HIDROKSIDA DAN WAKTU HIDROLISIS TERHADAP PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI TANDAN PISANG KEPOK KUNING

Kinetika Reaksi Transesterifikasi Minyak Goreng Bekas

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 11 No. 3 (Desember 2010)

Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa dengan Katalis H 3 PO 4 secara Batch dengan Menggunakan Gelombang Mikro (Microwave)

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL PENGEMBANGAN REAKSI ESTERIFIKASI ASAM OLEAT DAN METANOL DENGAN METODE REAKTIF DISTILASI

Transesterifikasi Minyak Limbah Ikan Patin Menggunakan Isobutanol Dengan Variasi Jumlah Katalis Dan Waktu Reaksi

PEMBUATAN BIOGASOLINE DARI PALM OIL METIL ESTER MELALUI REAKSI PERENGKAHAN DENGAN INISIATOR METIL ETIL KETON PEROKSIDA DAN KATALIS ASAM SULFAT

PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK SABUN DARI SOAP GLISERIN MENJADI TRIASETIN

Transkripsi:

Tersedia online di: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/teknik Teknik, 36 (2), 2015, 75-80 KINETIKA REAKSI ESTERIFIKASI GLISEROL DAN ASAM ASETAT MENJADI TRIACETIN MENGGUNAKAN KATALIS ASAM SULFAT Hantoro Satriadi *) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275 Abstrak Biodiesel merupakan salah satu energi alternatif yang diharapkan dapat menggantikan bahan bakar diesel. Gliserol merupakan produk dengan produksi biodiesel dari reaksi transesterifikasi. Gliserol saat diesterifikasi dengan asam asetat untuk membentuk triacetin. Kegunaan triacetin sangat baik untuk makanan dan non makanan. Untuk bahan makanan, triacetin dapat digunakan sebagai bahan aroma dalam permen, minuman dari susu, minuman ringan dan permen karet. Adapun non-makanan dapat digunakan untuk pelarut pada parfum, tinta cetak, pelarut dalam rasa, plasticizer untuk resin selulosa, polimer dan co-polimer, bahkan dapat digunakan sebagai bahan aditif bahan bakar untuk mengurangi knocking di mesin mobil. Dalam penelitian ini akan diperoleh kondisi optimum pembuatan triacetin. Volume total gliserol dan asam asetat 600 ml, kecepatan pengadukan 100 rpm dan berat katalis adalah 5% berat gliserol. Dalam penelitian ini proses analisis kualitatif dengan menggunakan instrumen FTIR telah mendeteksi adanya produk triacetin. Hasil analisis kuantitatif diperoleh persamaan kecepatan reaksi esterifikasi dan kondisi optimum yang dihasilkan pada rasio mol reagen gliserol dan asam asetat 1:7 dengan temperatur 120 o C pada menit ke-5 dengan nilai konversi sebesar 67,63%. Kata kunci : gliserol; asam asetat; esterifikasi; triacetin; konversi Abstract [Title: Kinetics of Esterification Reaction of Triacetin Formation from Glycerol and Acetic Acid Using Sulfuric Acid Catalyst] Biodiesel, as one of alternative energy, is expected to replace diesel fuel. Glycerol is a by product of biodiesel production from transesterification reaction. The glycerol was esterified with acetic acid to form triacetin. The triacetin was useful for food and non- food application. For food application, the triacetin can be used as a fragrance ingredient in candy, beverages from milk, soft drinks and chewing gum. Meanwhile, for non-food materials, it can be used for solvent triacetin on perfumes, printing ink, solvent in flavor, plasticizer for cellulose resin, polymer and co-polymers, it can even be used as fuel additives to reduce knocking in car engines. In this study, the research results in optimum conditions on manufacturing triacetin. Total volume of glycerol and acetic acid is 600 ml, stirring speed is 100 rpm and the catalyst laoding is 5 wt.% glycerol. From qualitative analysis using FTIR, the triacetin product was detected. From quantitative analysis, the rate equation of esterification reaction and optimum conditions were resulted at mole ratio of glycerol and acetic acid of reagents 1:7, temperature of 120 0 C at 5 minutes process and the conversion of 67.63%. Keywords : glycerol; acetic acid; esterification; triacetin; conversion 1. Pendahuluan Biodiesel adalah bahan bakar yang terdiri dari campuran mono-alkyl ester dari rantai panjang asam lemak, dan terbuat dari sumber yang terbaharui seperti minyak nabati atau lemak hewan. Reaksi ------------------------------------------------------------------ *) Penulis Korespondensi. E-mail: hantorosatriadi@yahoo.com transesterifikasi trigliserida dalam minyak nabati atau lemak hewani dengan alkohol (methanol/etanol) yang menghasilkan metil ester asam lemak (Fatty Acids Methyl Esters/ FAME) atau biodiesel dan gliserol (gliserin) sebagai produk samping. Gliserol adalah produk samping produksi biodisel dari reaksi transesterifikasi. Gliserol (1,2,3 propanetriol) merupakan sesuatu yang tidak berwarna, tidak berbau dan merupakan cairan kental

Teknik, 36 (2), 2015, 76 yang memiliki rasa manis (Pagliaro dan Rossi, 2008). Gliserol bila diesterifikasi dengan asam asetat akan membentuk triacetin. Kegunaan triacetin sangat banyak baik untuk keperluan bahan makanan maupun non makanan. Untuk bahan makanan, triacetin dapat digunakan sebagai bahan aroma pada permen (gulagula), minuman dari susu, minuman ringan dan permen karet. Sedangkan untuk bahan non makanan triacetin dapat digunakan untuk pelarut pada parfum, tinta cetak, pelarut pada aroma, plastisizer untuk resin selulosa, polimer dan ko-polimer, bahkan dapat digunakan sebagai bahan aditif bahan bakar untuk mengurangi knocking pada mesin mobil (Nuryoto dkk., 2010). Triacetin dapat diproduksi dari reaksi gliserol dan asam asetat menggunakan katalisator. Pembuatan triacetin dengan mereaksikan gliserol dan asam asetat telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Leonardo dkk. (2010) mempelajari reaksi gliserol dengan asam asetat pada suhu 120 0 C selama 120 menit dengan memvariasikan katalis, perbandingan molar asam asetat dan gliserol 4:1 dengan berat katalis 2 mmol berat asam asetat menggunakan katalis berupa zeolit beta, diperoleh konversi sebesar 94% dengan selektivitas 4%, dengan katalis berupa K-10 diperoleh konversi sebesar 100% dengan selektivitas 6%, dengan katalis berupa niobium phosphate diperoleh konversi sebesar 100% dengan selektivitas 7%, dengan katalis berupa amberlyst-15 diperoleh konversi sebesar 100% dengan selektivitas 24%. Balaraju dkk. (2010) telah melakukan esterifikasi gliserol dan asam asetat menggunakan katalis tungstophosphoric acid (TPA) dan niobic acid (Nb 2 O 5 ), konversi tertinggi diperoleh pada katalis 25% TPA/Nb 2 O 5 dengan berat 200 mg, temperatur 120 0 C selama 4 jam dengan perbandingan mol gliserol dan asam asetat 1:5 diperoleh konversi sebesar 98% dengan selektivitas 98%. Xiaoyuan dkk., (2010) mereaksikan gliserol dan asam asetat dengan perbandingan mol 1:6 selama 4 jam pada temperatur 115 0 C menggunakan katalis amberlyst-35 sebesar 0,5 gram diperoleh konversi sebesar 100% dengan selektivitas 25%. Padigapati dkk. (2010) telah melakukan esterifikasi antara gliserol dan asam asetat dengan perbandingan molar pereaksi 1:6 selama 3 jam pada temperatur 393 K serta memvariasikan katalis dengan jumlah 5% berat gliserol diperoleh konversi pada katalis ZrO 2 sebesar 86 %, TiO 2 -ZrO 2 sebesar 93%, WOx/TiO 2 -ZrO 2 sebesar 100% dan MoOx/TiO 2 -ZrO 2 sebesar 100%. Ferreira dkk. (2009) mereaksikan 2 gram gliserol dengan 20 ml asam asetat menggunakan katalis 0,2 gram dodecamolybdophosphoric-nausy selama 3 jam pada temperatur 120 0 C diperoleh konversi sebesar 68% dengan selektivitas 2%. Ferreira dkk. (2011) mereaksikan gliserol dengan asam asetat dengan perbandingan molar 1:16 selama 3 jam pada temperatur 120 0 C menggunakan katalis 0,2 gram dodecatungstophosphoric acid diperoleh konversi sebesar 86% dengan selektivitas 11%. Jagadeeswaraiah dkk. (2010) telah mereaksikan gliserol dengan asam asetat dengan perbandingan molar 1:5 selama 4 jam pada temperatur 120 0 C berat katalis 0,2 gram TPA/Cs 2 -ZrO 2 diperoleh konversi sebesar 93% selektivitas 17%. Katalis yang digunakan oleh peneliti-peneliti sebelumnya belum pernah ada yang menggunakan katalis asam sulfat. Sedangkan asam sulfat bersifat sebagai katalis juga dapat menyerap air sehingga dapat digunakan sebagai katalis untuk produksi triacetin. Dengan kelebihan sifat higroskopis, diharapkan air yang dilepaskan dapat diserap sehingga reaksi dapat berjalan ke arah produk, dengan demikian konversi akan meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari kinetika laju reaksi esterifikasi glicerol dan asam asetat sehingga diperoleh persamaan laju reaksinya dan kondisi optimum reaksinya. 2. Bahan dan Metode Penelitian 2.1 Bahan Bahan yang digunakan adalah gliserol, asam asetat, asam sulfat, NaOH dan aquadest. Sebagai pendekatan dipakai gliserol technical grade dengan kemurnian 90% dan densitas sebesar 1,25 gr/ml. Asam asetat dan asam sulfat yang digunakan adalah pro analyst dengan kemurnian 99% dari Merck. NaOH yang digunakan adalah pro analyst dengan kadar 99% dari Merck. 2.2 Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan cara memanaskan gliserol dan asam asetat ditempat yang terpisah. Setelah mencapai temperatur yang diinginkan kemudian memasukkannya ke dalam labu leher tiga beserta asam sulfat, dan mengatur temperatur sesuai dengan yang diinginkan. Setelah menit ke-5 mengambil sampel kemudian memasukkanya ke dalam lemari pendingin, demikian seterusnya hingga menit ke-60. Proses analisa dengan cara analisa kualitatif dan kuantitatif. Analisa kualitatif menggunakan alat FTIR untuk membuktikan adanya triacetin. Sedangkan analisa kuantitatif menggunakan metode titrasi acidi alkali dengan NaOH 0,5 N sebagai penitran untuk mencari nilai konversi gliserol. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Analisa Kualitatif dengan Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR) Analisa ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan triacetin yang terdapat di dalam sampel. Hasil analisa FTIR sampel produk dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.

Teknik, 36 (2), 2015, 77 Gambar 1. Spektra IR sampel produk yang mengandung triacetin Dari Gambar 1 dapat diperoleh grup gugus fungsi dari beberapa senyawa diantaranya adalah seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Panjang Gelombang Hasil Spektra IR Sampel (Vogel, 1989) Wavenumber (cm -1 ) Group 538,58 C-Br 605,68 C-Cl 852,84 C-C 881,1 C-C 958,93 C-C 1050,76 C-F 1135,39 C-F 1233,77 C-F 1372,34 CH 3 -, -CH 2-1450,37 CH 3 -, -CH 2-1647,32 C=C 1743,65 C=O (ester) 2960,56 C-H (aliphatic) 3538,58 C-Br Triacetin memiliki gugus fungsi CH 3 COOCH 2 CH(CH 3 COO)CH 2 (CH 3 COO) yang tergolong dalam grup ester dengan panjang gelombang 1700-1750 cm -1 (Vogel, 1989). Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa hasil Spektra IR Sampel terdapat panjang gelombang 1743,65 cm -1 yang tergolong dalam grup ester. Hal ini membuktikan bahwa di dalam sampel terdapat triacetin. Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa dari kemiripan library beberapa senyawa diperoleh bahwa Spektra IR Sampel memiliki kemiripan tertinggi dengan triacetin sebesar 81%. Hal ini membuktikan bahwa di dalam sampel terdapat triacetin. 3.2 Analisa Kuantitatif Dari hasil penelitian pada perbandingan mol pereaksi gliserol dengan asam asetat 1:3 dengan temperatur 80, 90, 100, 110 dan 120 0 C dihasilkan nilai konversi seperti terlihat pada Gambar 3. Dari Gambar 3 dapat diketahui bahwa nilai konversi pada temperatur 80 0 C hingga temperatur 120 0 C mengalami kenaikkan. Hal ini terjadi karena dengan semakin tinggi temperatur reaksi, kecepatan reaksi juga semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan persamaan Arrhenius sebagaimana di Persamaan (1). k = A.e -E/ (1) Jika nilai temperatur reaksi semakin tinggi, maka kecepatan reaksi akan bertambah besar sehingga konversi yang diperoleh semakin besar pula. Dari Gambar 3 dapat juga diketahui bahwa nilai konversi pada menit ke-0 hingga menit ke-60 mengalami kenaikkan. Hal ini terjadi karena semakin lama waktu reaksi maka konversi semakin besar akibat kesempatan pereaksi untuk saling bertumbukan semakin besar (Levenspiel, 1999). Dari hasil penelitian pada temperatur 120 0 C dengan perbandingan mol pereaksi gliserol dengan asam asetat 1:3; 1:4; 1:5; 1:6; dan 1:7 dihasilkan nilai konversi seperti terlihat pada Gambar 4.

Teknik, 36 (2), 2015, 78 Gambar 2. Kemiripan spektra sampel dengan library 50 40 Temperatur 80 Konversi (%) 30 20 10 0 Temperatur 90 Temperatur 100 Temperatur 110 Temperatur 120 0 20 40 60 80 Waktu Reaksi (menit) Gambar 3. Grafik hubungan antara temperatur reaksi dan konversi pada perbandingan mol pereaksi 1:3 80 Konversi ( % ) 60 1 : 3 40 1 : 4 1 : 5 1 : 6 20 1 : 7 0 0 20 40 60 80 Waktu Reaksi ( menit ) Gambar 4. Grafik hubungan antara perbandingan mol pereaksi dan konversi

Teknik, 36 (2), 2015, 79 Dari Gambar 4 dapat diketahui bahwa nilai konversi pada per bandingan mol gliserol dan asam asetat 1:3 hingga 1:7 mengalami kenaikkan. Hal ini disebabkan karena esterifikasi merupakan reaksi dapat balik, sehingga jika salah satu reaktan dibuat berlebih, maka reaksi akan bergeser ke arah kanan dan bertumbuknya antar molekul semakin besar yang mengakibatkan konversi semakin besar pula (McKetta, 1977). Dari Gambar 4 dapat juga diketahui bahwa kondisi optimum dihasilkan pada perbandingan mol pereaksi gliserol terhadap asam asetat 1:7 temperatur 120 0 C menit ke-5 dengan nilai konversi sebesar 67,63%. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh konversi yang tinggi. Hal ini dapat dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu seperti yang terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Perbandingan Hasil penelitian pembuatan triacetin Peneliti Konversi Selektifitas Leonardo dkk. (2010) 100 % 24% Balaraju dkk. (2010) 98 % 98% Xiaoyuan dkk. (2010) 100 % 25% Padigapati dkk. (2010) 100 % - Ferreira dkk. (2009) 68 % 2% Ferreira dkk. (2011) 86 % 11% Jagadeeswaraiah dkk. 93 % 17% (2010) Sementara itu dari hasil penelitian pada perbandingan mol pereaksi gliserol dengan asam asetat 1:3 dengan temperatur 80, 90, 100, dan 120 0 C dihasilkan nilai laju reaksi seperti terlihat pada Gambar 5. Gambar 5 menunjukkan hubungan antara temperatur dengan k f. Dari persamaan ln k f = - 2,965x + 0,012 diperoleh energi aktivasi 24,651 kj/mol dan harga A = 1,012 detik -1, sehingga didapat k = 1,012.e 2,965/T. Pada hasil penelitian dengan temperatur 120 o C dengan perbandingan mol pereaksi gliserol dengan asam asetat 1:3, 1:4, 1:5, 1:6, dan 1:7 dihasilkan nilai laju reaksi seperti terlihat pada Tabel 3. Tabel 3. Perbandingan Mol Pereaksi dengan Laju Reaksi Perbandingan mol k (detik -1 ) gliserol dan asam asetat 1:3 1,003973 1:4 1,007366 1:5 1,008072 1:6 1,008717 1:7 1,014707 Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa nilai laju reaksi pada perbandingan mol gliserol dan asam asetat 1:3 hingga 1:7 mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan konsentrasi reaktan semakin besar dimana zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak, sehingga partikelpartikelnya tersusun lebih rapat dibanding zat yang konsentrasinya rendah. Partikel yang susunannya lebih rapat akan lebih sering bertumbukan sehingga kemungkinan terjadinya reaksi semakin besar. 4. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, didapat Persamaan laju reaksi,!"! = ln!!"!!!!"!!!!!"!!!"!!! = 2k1 1 C!!". t, dengan harga k = 1,012.e 2,965/T!" dan R 2 =0,880. Kondisi optimum diperoleh dengan mereaksikan gliserol dan asam asetat menggunakan katalis asam sulfat 5% berat gliserol selama 1 jam diperoleh kondisi optimum pada perbandingan mol pereaksi gliserol dan asam asetat 1:7 temperatur 120 0 C menit ke-5 dengan nilai konversi sebesar 67,63%. Gambar 5. Grafik hubungan antara ln k dan 1/T pada perbandingan mol pereaksi 1:3

Teknik, 36 (2), 2015, 80 Daftar Pustaka Balaraju, M., Nikhitha, P., Jagadeeswaraiah, K., Srilatha, K., Sai Prasad, P. S., & Lingaiah, N. (2010). Acetylation of glycerol to synthesize bioadditives over niobic acid supported tungstophosphoric acid catalysts. Fuel Processing Technology, 91 (2), 249 253. Ferreira, P., Fonseca, I. M., Ramos, a. M., Vital, J., & Castanheiro, J. E. (2009). Esterification of glycerol with acetic acid over dodecamolybdophosphoric acid encaged in USY zeolite. Catalysis Communications, 10 (5), 481 484. Ferreira, P., Fonseca, I. M., Ramos, A. M., Vital, J., & Castanheiro, J. E. (2011). Acetylation of glycerol over heteropolyacids supported on activated carbon. Catalyst Communications, 12 (7), 573 576. Jagadeeswaraiah, K., Balaraju, M., Prasad, P. S. S., & Lingaiah, N. (2010). Applied Catalysis A : General Selective esterification of glycerol to bioadditives over heteropoly tungstate supported on Cs-containing zirconia catalysts. Applied Catalysis A, General, 386 (1-2), 166 170. Liao, X., Zhu, Y., Wang, S., Chen, H., & Li, Y. (2010). Theoretical elucidation of acetylating glycerol with acetic acid and acetic anhydride, Applied Catalysis B : Environmental, 94, 64 70. Levenspiel, Octave., (1999). Chemical Reaction Engineering 3 th edition. Department of Chemical Engineering Oregon State University, New York. McKetta, J. J, and Cunningham, W. A., (1977). Encyclopedia of Chemical Processing and Design vol 2. Marcel Dekker, Inc, New York. Nuryoto, Sulistyo,H., Rahayu S.S., Sutijan. (2010). Uji Performa Katalisator Resin Penukar Ion Untuk Pengolahan Hasil Samping Pembuatan Biodiesel Menjadi Triacetin. Seminar Rekayasa Kimia Dan Proses 2010. Pagliaro, Mario., Rossi, Michele., 2008. The Future of Glycerol: New Uses of a Versatile Raw Material. RSC Green Chemistry Book Series. Reddy, Padigapati. S., Sudarsanam, P., Raju, G., & Reddy, B. M. (2010). Synthesis of bioadditives : Acetylation of glycerol over zirconia-based solid acid catalysts. Catalyst Communications, 11 (15), 1224 1228. Silva, L. N., Gonçalves, V. L. C., & Mota, C. J. A. (2010). Catalytic acetylation of glycerol with acetic anhydride. Catalyst Communications, 11 (12), 1036 1039. Vogel, A.I., (1989). Textbook of Quantitative Chemical Analysis 5 th edition. New York: Longman Scientific and Technical.