BAB II VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

dokumen-dokumen yang mirip
Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional

BAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi masyarakat baik secara material maupun non material. Kehilangan

SFDRR : Peta Jalan/road map Penerapan Kerangka Sendai untuk PRB. Prof. Sudibyakto Ketua Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI)

Undang-Undang Penanggulangan Bencana No 24/2007 Lembaran Negara No 66, 2007

Tanggal 20 Juni 2008 Pukul Wib Tempat Orchardz Hotel Pontianak

PENERAPAN KERANGKA KERJA BERSAMA SEKOLAH AMAN ASEAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA

PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

No.1087, 2014 BNPB. Badan Penanggulangan Bencana. Daerah. Pembentukan. Pedoman KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2010 Kepala, Syamsul Maarif

a. Visi Masyarakat Kabupaten Aceh jaya Tangguh Menghadapi Bencana Yang Didukung Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas, Beriman dan Bertaqwa

PERAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DALAM PENGUATAN KOORDINASI PENANGGULANGAN BENCANA DAN PENGANGGARAN BTT

Bencana alam dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Bencana alam diakui

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG PANDUAN PENILAIAN KAPASITAS DAERAH DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

TUGAS POKOK & FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) PROVINSI SUMATERA BARAT

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

AKSI BEIJING UNTUK PENGURANGAN RISIKO BENCANA DI ASIA (Beijing Action for Disaster Risk Reduction in Asia) 29 September 2005

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

Outline Presentasi. PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II. Proses Penyusunan SDGs. Proses Penyusunan SDGs

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO

Peran Kelembagaan dalam Mitigasi Bencana di Indonesia. Oleh: Rudi Saprudin Darwis

BNPB. Penyusunan RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO.23/2014 DAN PENGARUSUTAMAAN PRB DI DAERAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KONDISI TEKTONIK INDONESIA

Pemerintah Kota Bengkulu BAB 1 PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia

KONSULTAN HUBUNGAN MASYARAKAT/ANALIS MEDIA untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB)

Versi 27 Februari 2017

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SEKOLAH SIAGA BENCANA & Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana

Lampiran Some multilateral developments related to disaster risk reduction 20

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI

Sambutan Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas selaku Ketua Majelis Wali Amanat ICCTF dalam

BAB VI PENUTUP. dilakukan dalam proses pengurangan Risiko bencana di wilayah rawan bencana. Kabuaten Sinjai, dapat disimpulkan temuan sebagai berikut;

Bencana terkait dengan cuaca dan iklim [Renas PB ]

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

No.1119, 2014 KEMENHAN. Krisis Kesehatan. Penanganan. Penanggulangan Bencana. Pedoman.

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis serta demografis. Dampak dari terjadinya suatu bencana akan

KERENTANAN (VULNERABILITY)

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER

PERENCANAAN KINERJA BAB II VISI : Masyarakat Gorontalo yang Siaga dan Terlindung dari Ancaman Bencana. 2.1 RENCANA STRATEGIS 2.1.

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 5 SERI E

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PB

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

+ Latar Belakang. n Indonesia merupakan negara rawan bencana. n Terdapat ruang rusak berat SD/SMP. n Terdapat ruang kelas MI dan MTs.

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

KATA SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN PIDIE JAYA, Ir. RAZALI ADAMI, MP Pembina Utama Muda NIP

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA METRO NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA METRO,

TIM PENANGANAN INSIDEN KEAMANAN INFORMASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PELAKSANAAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PRT/M/2013 TENTANG PEDOMAN PENANGGULANGAN DARURAT BENCANA AKIBAT DAYA RUSAK AIR

BUPATI REMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

No Jenis/Series Arsip Retensi Keterangan

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN KERTAS POSISI SEKOLAH/MADRASAH AMAN DARI BENCANA

Deklarasi Dhaka tentang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 03 Tahun : 2008 Seri : D

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN PENANGGULANGAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Finalisasi RENCANA AKSI PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PESISIR SELATAN (PESSEL) TAHUN KALENDER : JANUARY - DECEMBER 2016

RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan.

B. ISU BENCANA DAN KEBAKARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GEMA BNPB. AMCDRR Ke-6. Mempromosikan Investasi untuk Ketangguhan Bangsa dan Komunitas. Laporan Utama Thailand Tuan Rumah AMCDRR Ke-6

RENCANA STRATEGIS ORGANISASI DESA CEGAH NARKOBA (DCN) OLEH : MUHAMMAD FAUZI C-HI-6 BAGIAN I: ORIENTASI ORGANISASI

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

Transkripsi:

BAB II Rencana Aksi Daerah (RAD) VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA 2.1 Visi Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Derah Kabupaten Pidie Jaya, menetapkan Visinya adalah sebagai berikut : MEWUJUDKAN KABUPATEN PIDIE JAYA YANG SIAGA BENCANA, AMAN dan NYAMAN MELALUI PENANGANAN BENCANA YANG TANGGAP, CEPAT DAN TEPAT 2.2 Misi Sejalan dengan Visi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pidie Jaya, maka Misi yang akan dijalankan, antara lain adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan kebencanaan; 2. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Provinsi; 3. Menjalin dan meningkatkan koordinasi dengan lembaga pemerintah, Perguruan Tinggi, Non Goverment Organisation (NGO); 4. Menjalin dan Memelihara kemitraan dengan kelompok masyarakat; 5. Meningkatkan pelayanan kebencanaan pada masyarakat; Upaya pencapaian Misi pembangunan tersebut, diperlukan suatu koordinasi dan kerjasama yang sinergis antar Instansi, lembaga pemerintah, lembaga non pemerintah, pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah daerah, serta masyarakat, untuk dapat melaksanakan program kegiatan dalam BPBD sesuai dengan arah kebijakan dan sasaran kinerja yang direncanakan. 2.3 Landasan Pengurangan Risiko Bencana 2.3.1 Landasan Global 1. Resolusi PBB Resolusi Dewan Ekonomi dan Sosial PBB Nomor 63 Tahun 1999 tentang Dekade Pengurangan Risiko Bencana Internasional yang memfokuskan II - 1

tindakan kepada pelaksanaan Strategi Internasional untuk Pengurangan Risiko Bencana (International Strategy for Disaster Reduction/ ISDR). Sasaran utama ISDR: a. Mewujudkan ketahanan masyarakat terhadap dampak bencana alam, teknologi dan lingkungan. b. Mengubah pola perlindungan terhadap bencana menjadi manajemen risiko bencana dengan melakukan penggabungan strategi pencegahan risiko ke dalam kegiatan pembangunan berkelanjutan. Tujuan ISDR: a. Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap bencana alam, teknologi, lingkungan dan bencana sosial. b. Mewujudkan komitmen pemerintah dalam mengurangi risiko bencana terhadap manusia, kehidupan manusia, infrastruktur sosial dan ekonomi serta sumber daya lingkungan. c. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan pengurangan risiko bencana melalui peningkatan kemitraan dan perluasan jaringan upaya pengurangan risiko bencana. d. Mengurangi kerugian ekonomi dan sosial akibat bencana. Majelis Umum PBB mengeluarkan Resolusi Nomor 56/ 195 tanggal 21 Desember 2001 yang menetapkan peringatan Hari Pengurangan Risiko Bencana Internasional. 2. Strategi Yokohama Strategi Yokohama ditetapkan pada tahun 1994. Beberapa isu dan tantangan yang teridentifikasi antara lain: a. Tata pemerintahan, organisasi, hukum dan kerangka kebijakan. b. Identifikasi risiko, pengkajian, monitoring dan peringatan dini. c. Pengetahuan dan pendidikan. d. Mengurangi faktor-faktor penyebab risiko bencana. e. Persiapan tanggap darurat dan pemulihan yang efektif. 3. Kerangka Aksi Hyogo Konferensi Sedunia tentang Pengurangan Risiko Bencana diselenggarakan tanggal 18-22 Januari 2005 di Kobe, Hyogo, Jepang dengan Kerangka II - 2

Kerja Aksi 2005-2015: Membangun Ketahanan Bangsa dan Komunitas terhadap Bencana. Tujuan Strategis Kerangka Aksi Hyogo: a. Integrasi pengurangan risiko bencana kedalam kebijakan dan perencanaan program pembangunan berkelanjutan. b. Pengembangan dan penguatan lembaga, mekanisme dan kapasitas untuk membangun ketahanan terhadap bahaya. c. Secara sistematis memadukan pendekatan-pendekatan pengurangan risiko ke dalam pelaksanaan program-program kesiapsiagaan terhadap keadaan darurat, tanggap darurat dan pemulihan. Prioritas Kerangka Aksi Hyogo: d. Memastikan bahwa pengurangan risiko bencana (PRB) merupakan sebuah prioritas nasional dan lokal dengan dasar kelembagaan yang kuat. e. Mengidentifikasi, menjajagi dan memonitor risiko-risiko bencana dan meningkatkan peringatan dini. f. Menggunakan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun sebuah budaya keselamatan dan ketahanan di semua tingkat. g. Mengurangi faktor-faktor risiko yang mendasari. h. Memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana untuk respon yang efektif di semua tingkatan masyarakat. 2.3.2 Landasan Regional 1. Kerangka Aksi Beijing Penyusunan Aksi Beijing untuk Pengurangan Risiko Bencana di Asia (Beijing Action for Disaster Risk Reduction in Asia) 27-29 September 2005 memberikan suatu platform bagi negara-negara Asia untuk: a. Memastikan bahwa pengurangan risiko bencana menjadi sebuah prioritas nasional dan lokal dengan dasar kelembagaan yang kuat untuk pelaksanaannya. II - 3

b. Mengindentifikasi, mengkaji dan memantau risiko bencana dan meningkatkan peringatan dini. c. Menggunakan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun suatu budaya keselamatan dan ketahanan di semua tingkat. d. Mengurangi faktor-faktor risiko yang mendasar. e. Memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana demi respon yang efektif di semua tingkat. 2.3.3 Landasan Nasional Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945: Negara Republik Indonesia bertanggung jawab melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, yakni memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan termasuk perlindungan dari ancaman bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum yang kemudian diterjemahkan ke dalam pasal 12 dan 33 ayat 3. Berbagai undang-undang ataupun peraturan telah ditetapkan dalam upaya memberikan perlindungan kepada rakyat dari bencana seperti: 1) UU Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2) UU Nomor 6 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kesejahteraan Sosial. 3) UU Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan Umum Pertahanan dan Keamanan Negara. 4) UU Nomor 4 Tahun 1984 tentang Penyakit Menular. 5) UU Nomor 32 Tahun 1992 tentang Kesehatan. 6) UU Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan. 7) UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. 8) UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. 9) UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas. 10) UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian. 11) UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. 12) UU Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. 13) UU Nomor 32 Tahun 2004 tetang Pemerintahan Daerah. II - 4

14) UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025. 15) UU Nomor 24 Tahun 2007 tetang Penanggulangan Bencana. 16) UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 17) Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan. 18) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. 19) Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana. 20) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non Pemerintah Dalam Penanggulangan Bencana. 21) Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2009-2014. 22) Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 23) Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana 2006-2009. II - 5