BAB 5 INTERPRETASI DAN KESIMPULAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 ANALISA DATA 4.1 PELAKSANAAN SURVEI

BAB 5 PENUTUP 5.1 Interpretasi Data Intepretasi Variabel Respons Khalayak pada Iklan Televisi Universitas Indonesia

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 2.1 Cognitive Response Model (Model Respon Kognitif)

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii

BAB 2 TUJUAN, PERMASALAHAN DAN SOLUSI KOMUNIKASI

BAB V PENUTUP. penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terpaan iklan kopi Good day versi

BAB 6 INTERPRETASI DATA DAN KESIMPULAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Memasuki Bab II maka akan dibahas mengenai tinjauan pustaka yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menyampaikan pesan pada konsumen, pemasar dapat memilih aktivitas

KONSEP INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION. INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 09 KONSEP INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION / Hal.

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB V PENUTUP. 1. Terdapat hubungan signifikan dan kuat antara pengaruh terpaan. perempuan PT. Singa Erskindo. frekuensi menunjukkan bahwa:

PENGARUH TERPAAN SALES KIT TERHADAP BRAND AWARENESS, KETERTARIKAN, DAN MINAT MENGGUNAKAN KEMBALI PRODUK

DAFTAR ISI... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Iklan adalah suatu penyampaian pesan melalui media-media yang

BAB I PENDAHULUAN. peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di

PENGARUH TERPAAN IKLAN DAN BRAND AWARENESS TERHADAP SIKAP PADA MEREK

ABSTRAK. Kata kunci : Brand awareness, representation, attention, comprehension dan media iklan. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 4.1.Hipotesis Pertama : Pengaruh Kreativitas Iklan Terhadap Minat Beli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penulis dalam menentukan langkah-langkah yang sistematis untuk penyusunan

ABSTRAK. Kata kunci : Periklanan, minat beli konsumen. Universitas Kristen Maranatha

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

BAB I PENDAHULUAN. Pelaku bisnis beroperasi dalam perekonomian global, yakni segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

PENDAHULUAN. Komunikasi pemasaran saat ini memegang peranan yang penting bagi. pemasar untuk mengkomunikasikan produk dan jasanya kepada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki masyarakat pada saat ini. Khususnya untuk industri sepeda motor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif dengan menggunakan survey. Tujuan penggunaan survey yaitu: 1. Untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks teori perilaku konsumen, kepuasan lebih banyak

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi dan perkembangan jaman, teknologi dan perubahan gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. hidup, pola pikir, sikap dan perilaku masyarakat Indonesia ikut berubah dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab ini, penulis akan menyimpulkan hasil penelitian yang telah dibahas di

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis

Pengaruh Komunikasi Pemasaran Terpadu Terhadap Ekuitas Merek (Brand Equity) Pada Produk Shampo Emeron

I. PENDAHULUAN. Citra merek (Brand Image) mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pesaing baru maupun pesaing yang sudah ada yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran kini tak lagi sekedar sarana promosi. Didalamnya mencakup upaya

PENULISAN PR EKSTERNAL

Giat Riyadi B

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Semakin majunya zaman maka semakin banyak pula produk-produk yang

Bab I PENDAHULUAN. suatu pengetahuan yang memadai bagi pemasar dan perencanaan media agar

BAB I PENDAHULUAN. yaitu : Indomie, Mie Sedap, Sarimi dan Supermi 2. Pasar makanan mi instan

BAB III. Metode Penelitian. diamati dan diukur untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel lain. Singkatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

MODUL MANAJEMEN PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

III. METODE PENELITIAN. survey dengan pendekatan diskriptif mengenai perluasan merek oleh PT Unilever

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan konsumen. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

Sikap Masyarakat Surabaya Pada Iklan Televisi Teh Botol Sosro Versi PET 450ml

PENGARUH CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RAMAI SWALAYAN PETERONGAN SEMARANG

I. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sarana promosi yang cukup efektif untuk meningkatkan brand awareness dan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan

MODUL. Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Pemasaran sering disebut sebagai ujung tombak perusahaan dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. banyak, baik dalam jumlah maupun jenisnya. Perusahaan-perusahaan saling

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. 1 Mendiola B. Wiyawan, Kamus Brand, (Jakarta: Red & White Publishing, 2008), hal. 32

BAB I PENDAHULUAN. menuntut korporasi baik di dalam maupun di luar korporasi. Walaupun proses

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

media cetak Koran, Majalah Brosur Papan Reklame Koran Majalah Brosur Papan Reklame

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1: Populasi wanita Indonesia tahun Sumber: Pefindo Equity dan Index Valuation Division, 2012

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang diinginkan oleh setiap wanita. Kulit sehat akan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. memainkan strategi pemasaran yang cerdik untuk dapat bertahan dan terus

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris, dan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen makin kritis dalam memilih produk. Agar dapat unggul dalam

BAB I PENDAHULUAN. melalui media elektronik maupun media cetak. Peritel harus memiliki strategi untuk memunculkan minat beli

Pengaruh Komunikasi Pemasaran Terpadu Terhadap Citra Perusahaan Pada Sari Anzailla (Sa) Wedding And Event Organizer Di Kota Bandung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR..ii UCAPAN TERIMA KASIH.iii DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL.ix DAFTAR GAMBAR xii DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari bauran komunikasi pemasaran atau bauran

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam

A. Kerangka Pemikiran Restoran fast food yang banyak bermunculan di kota Bogor saat ini memicu persaingan antar restoran fast food tersebut di kota

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tropis menjadi salah satu penyebab masyarakat banyak

BAB I PENDAHULUAN. Iklan adalah sesuatu yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bisnis berusaha untuk bersaing secara kompetitif dengan menghadirkan produkproduk

Pengaruh Penggunaan Humor pada Iklan Televisi AXIS versi Cak Norris terhadap Brand Awareness

BAB I PENDAHULUAN. cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki

Dwy Tsalimah M. Sari Edy Prihantoro, SS,. MMSI.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB 5 INTERPRETASI DAN KESIMPULAN Banyaknya kompetitor dan kemunculan produk baru dengan segala kelebihan dan kekurangannya menjadikan pasar teh di Indonesia semakin berwarna. Masing-masing produsen melakukan berbagai cara untuk menarik konsumen agar membeli produknya. Strategi pemasaran yang kreatif namun tetap efektif dan efisien mutlak diperlukan dalam upaya meningkatkan brand awareness dan merebut mind share masyarakat. Salah satu strategi yang kerap diterapkan para produsen adalah menggunakan peran iklan dalam memasarkan atau mempromosikan produknya. Kini, masyarakat sudah sangat kritis, diperlukan lebih dari sekedar peran iklan yang kreatif untuk berhasil, iklan yang tepat sasaran dan efektif serta memiliki sentuhan emosional lebih diperlukan. Apalagi ketika secara rasional tingkat perbedaan antara produk-produk sejenis tidak terlalu signifikan. Dalam memperkenalkan produknya kepada konsumen, Twinings Tea menggunakan pemasangan iklan di media cetak sekaligus melakukan strategi promosi penjualan melalui pemberian sampel produk secara gratis. Twinings Tea mengharapkan timbulnya sikap positif yang akan mendorong konsumen untuk melakukan tindakan membeli produk. Sikap positif tersebut dapat muncul melalui sikap pada iklan cetak Twinings Tea varian Four Red Fruits dan sikap pada merek Twinings Tea. Untuk mengetahui bagaimana hubungan diantara sikap pada iklan cetak, sikap pada merek dan keputusan pembelian, digunakan beberapa kerangka teori seperti model respon kognitif yang terdapat dalam buku Advertising and Promotion karangan Belch dan Belch, Hierarchy of Effects oleh George E. Belch dan Michael A Belch juga digunakan untuk melihat proses dan tahapan terjadinya keputusan pembelian oleh konsumen, dimulai dari tahap kognisi, tahap afeksi, yang akhirnya berujung pada tahap konasi atau perilaku pembelian. Dalam penelitian ini, sikap pada merek menjadi variabel intervening atau antara. Selain itu, variabel dependen, yakni keputusan pembelian dalam hal ini dijelaskan dalam proses terjadinya keputusan yang dikemukakan oleh John Mowen. Pengaruh sikap konsumen..., Septiany Utami Dewi, FISIP 99 UI, 2009

100 Untuk menganalisa hasil penelitian digunakan paradigma positivis dengan metode deduktif menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengumpulkan informasi mengenai topik dan melakukan analisa data untuk mencari tahu hubungan yang terjadi antar variabel. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei (kuesioner) terhadap 88 responden, pelanggan majalah Cosmopolitan yang sudah pernah melihat iklan cetak Twinings Tea varian Four Red Fruits dan mencoba sampel produknya. 5. 1 INTERPRETASI Melalui berbagai macam pengujian dalam penelitian ini, ditemukan adanya hubungan yang nyata dan signifikan antara sikap pada iklan cetak Twinings Tea varian Four Red Fruits dan keputusan pembelian pada merek Twinings Tea. Selain itu juga ditemukan adanya korelasi sikap pada merek sebagai variabel antara (intervening). 5.1.1 Sikap pada Iklan Cetak Twinings Tea Varian Four Red Fruits Penggunaan model Hierarchy of Effects, serta elemen-elemen iklan cetak yang dikemukakan oleh George E Belch dan Michael A. Belch dalam bukunya Advertising and Promotions, dapat dikatakan sesuai untuk mengukur variabel sikap pada iklan cetak Twinings Tea. Variabel sikap pada iklan cetak terdiri dari dimensi liking (kesukaan), preference (pemilihan), dan conviction (keyakinan). Melalui hasil pengujian menggunakan metode analisis deskriptif, secara keseluruhan sikap responden pada iklan cetak Twinings Tea varian Four Red Fruits adalah cukup baik. Walaupun jika dilihat berdasarkan kriteria penilaian responden yang dikemukakan Bilson Simamora ada dua dimensi yang mendapatkan krieria nilai sikap yang cenderung sedang, namun secara keseluruhan akumulasi jawaban positif ( setuju dan sangat setuju ) responden sangat mendominasi pada variabel ini. Secara lebih terperinci, hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian analisis deskriptif pada dimensi liking (kesukaan) yang dibagi menjadi dua sub dimensi verbal dan visual. Penilaian responden terlihat positif terutama pada sub dimensi

101 verbal, yakni tagline iklan Twinings Tea Makes everyday moment special dan subheads dari iklan cetak Twinings Tea yang terletak di bagian bawah body copy, yaitu Twinings. Exquisite taste, unrivalled quality. Makes our sharing moment truly unforgettable. Subheads disini berfungsi sebagai penegas atau penarik kesimpulan dari body copy. Kalimat singkat ini ternyata mampu memancing kesukaan dan ketertarikan responden terhadap iklan cetak. Hal ini mungkin dikarenakan beberapa responden merasa kurang tertarik membaca body copy yang terlalu panjang, maka mereka lebih memilih membaca tulisan yang lebih singkat namun mempunyai kesan yang lebih mendalam dan menyampaikan pesan secara efektif. dan lebih mengena langsung ke intinya. Selanjutnya pada tahap preference (pemilihan) terlihat dari hasil pengujian analisis deskriptif yang menunjukkan penilaian responden cenderung netral. Namun tetap tagline dan subheads yang ditampilkan pada iklan cetak Twinings Tea menjadi salah satu alasan ketertarikan dan pemilihan responden terhadap iklan cetak Twinings Tea. Kemudian dalam dimensi conviction (keyakinan), elemen verbal kembali menjadi hal yang meyakinkan sikap positif responden terhadap iklan cetak Twinings Tea, namun kali ini, responden memiliki sikap sangat positif terhadap makna iklan cetak Twinings Tea sebagai penyempurna momen spesial. Makna iklan ini dituliskan dalam body copy iklan. Ternyata body copy yang cukup detail dengan pendekatan narasi itu mampu menggugah keyakinan responden terhadap iklan cetak Twinings Tea. Sub dimensi visual yang terdiri dari layout dan komposisi iklan dalam dimensi liking nampaknya kurang menjadi hal yang mampu menarik perhatian responden. Hal ini terlihat dari jawaban netral sebagian besar responden ketika menjawab pertanyaanpertanyaan dalam sub dimensi ini. Walaupun demikian dapat dinilai bahwa sikap konsumen terhadap iklan cetak Twinings Tea positif. Twinings Tea telah berhasil membuat eksekusi iklan cetak yang tepat sasaran, mampu menggugah emosional para target audience-nya dan tentu saja menimbulkan sikap positif responden yang menerima terpaan iklan dengan baik.

102 5.1.2 Keputusan Pembelian Twinings Tea Penggunaan model tahapan proses pembuatan keputusan oleh John Mowen yang dipadukan dengan teori dari Engel, Blackward dan Miniard untuk mengukur variabel keputusan pembelian adalah sesuai. Hal tersebut terlihat melalui hasil pengujian bahwa secara keseluruhan keputusan pembelian pada produk Twinings Tea adalah cenderung cukup baik. Hasil analisa deskriptif pada variabel keputusan pembelian menunjukan bahwa responden cukup berminat uuntuk membeli produk Twinings Tea. Ada beberapa faktor yang menyebabkan konsumen memiiki keputusan untuk membeli produk Twinings Tea diantaranya adalah melalui pengenalan masalah. Ketika seorang responden menyadari bahwa minuman favoritnya adalah teh hangat, maka ia tak akan ragu untuk mencoba berbagai merek teh termasuk Twinings Tea. Pada dimensi pengenalan masalah, sebagian besar responden memiliki sikap positif terhadap indikator tersebut. Walaupun memiliki merek teh favorit namun responden tak ragu mencoba Twinings Tea varian Four Red Fruits melalui sampel produknya. Sedangkan pada dimensi pencarian informasi terdapat hasil yang cukup mengejutkan, karena pada pernyataan pencarian informasi berdasarkan promosi/terpaan media massa sebagian besar responden menjawab netral dan tidak setuju. Hal tersebut dapat menjadi indikasi bahwa iklan cetak Twinings Tea belum menjadi sumber pencarian informasi untuk memberikan solusi terhadap masalah responden, masih ada pusat informasi lainnya yang dapat digunakan oleh responden. Setelah melakukan tahapan pencarian informasi, responden biasanya melakukan evaluasi alternatif. Mencari dan memilih dari sekian banyak produk dan merek yang ada di pasaran untuk dipertimbangkan, mencari produk dan merek yang paling sesuai dengan dirinya, gaya hidupnya, kesukaannya, yang mampu memuaskan kebutuhannya. Maka dibagilah tiga sub dimensi dalam dimensi evaluasi alternatif, dari mulai harga, merek, dan negara asal. Hasilnya, sebagian besar responden menjawab netral dan tidak setuju pada harga Twinings Tea, karena yang kurang reasonable. Meskipun responden tidak ragu untuk mengakui bahwa memang Twinings Tea memiliki reputasi dan kualitas

103 yang sudah teruji dan konsisten selama 300 tahun hadirnya di seluruh dunia. London sebagai kota asal Twinings Tea kurang mampu dalam menarik perhatian responden untuk memilih Twinings Tea sebagai alternatif dalam memenuhi kebutuhan para responden, karena lebih banyak responden yang menjawab netral dan tidak setuju dibandingkan dengan jumlah jawaban responden yang positif. Hal tersebut mengindikasikan bahwa penggunaan bahasa Inggis dalam body copy iklan cetak Twinings Tea tidak terlalu mempengaruhi responden untuk melakukan keputusan pembelian, karena ternyata hal tersebut tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap responden. Pada dimensi keputusan pembelian, jawaban positif responden cenderung lebih mengarah ke nilai emosi. Hal ini merupakan salah satu peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Twinings Tea bagaimana sisi emosional respondenlah yang lebih banyak memutuskan terjadinya pembelian atau tidak. Dari interpretasi ini dapat diasumsikan bahwa responden memiliki tingkat keputusan pembelian yang cukup baik pada produk Twinings Tea. 5.1.3 Sikap pada Merek Penggunaan Hierarchy of Effects yang dipadukan dengan Pemetaan Dimensi Brand Image oleh Chernatony dan McDonald, untuk mengukur variabel sikap pada merek produk-produk Twinings Tea, adalah sesuai karena responden memiliki sikap pada merek yang cukup baik terhadap merek Twinings Tea. Dari dimensi liking (kesukaan), terlihat hasil penilaian positif yang menunjukkan perasaan suka responden pada merek Twinings Tea. Hal ini dijelaskan melalui interpretasi dimensi liking (kesukaan) dimana pada segi tangible product (produk nyata) semua indikatornya didominasi dengan jawaban setuju dan sangat setuju. Sedangkan dari segi intangible product (produk tak nyata/citra produk) merek Twinings Tea, sebagian besar responden menyatakan penilaian positifnya yang menunjukkan perasaan sukanya pada merek Twinings Tea. Namun, pada pernyataan tentang perasaan suka pada produk Twinings Tea karena pengaruh orang lain, dijawab oleh sebagian besar responden dengan jawaban netral dan tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memang memiliki perasaan suka pada produk Twinings Tea karena

104 keseluruhan atribut merek produk Twinings Tea baik dari segi tangible dan intangible, terutama segi tangible-nya, bukan karena adanya pengaruh atau referensi orang lain. Secara keseluruhan penilaian responden dalam dimensi ini dapat dikatakan baik. Selain perasaan suka, jika dilihat dari dimensi preference (pemilihan) pada merek produk Twinings Tea, responden juga memberikan penilaian cukup baik karena cukup banyak responden yang menjawab setuju dan sangat setuju untuk setiap pernyataan. Pada pernyataan tentang pemilihan responden terhadap merek Twinings Tea yang didominasi oleh jawaban netral, hal ini mengindikasikan bahwa responden masih ragu-ragu untuk menentukan sikapnya dalam memilih nama Twinings Tea sebagai preferensi produk, diartikan masih ada beberapa pertimbangan yang terjadi dalam hati responden sehubungan dengan merek produk lain yang sudah biasa digunakan. Responden juga masih tetap konsisten memilih Twinings Tea bukan karena pengaruh orang lain, keinginan memilih Twinings Tea muncul dari dalam diri sendiri, karena sebagian besar responden menjawab netral dan tidak setuju. Hal ini juga ditemukan pada pernyataan berikutnya bahwa referensi orang lain dapat mempengaruhi pemilihan Twinings Tea. Jumlah responden yang menjawab tidak setuju lebih banyak dibanding jumlah responden yang menjawab setuju. Itu artinya responden memilih untuk menggunakan produk Twinings Tea karena keinginannya sendiri, bukan karena pengaruh dari luar dirinya. Namun secara keseluruhan, jawaban responden menunjukkan penilaian cukup baik untuk hampir seluruh indikator yang mengukur dimensi preference (pemilihan) ini. Dan yang terakhir dilihat dalam variabel sikap pada merek adalah dari dimensi conviction (keyakinan) responden terhadap merek produk Twinings Tea. Dari tabel analisis deskriptif dapat dilihat bahwa beberapa pernyataan yang mengukur dimensi keyakinan ini berada dan didominasi oleh jawaban setuju. Terutama pada pernyataan soal keyakinan pada merek, keyakinan pada reputasi produk, dan keyakinan pada citra perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa segi intangible produk Twinings Tea memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam membentuk keyakinan responden pada merek produk Twinings Tea. Hanya pada pernyataan tentang kualitas Twinings Tea, sebagian responden masih belum

105 meyakini kualitas Twinings Tea tersebut karena jawaban didominasi oleh jawaban netral. Sedangkan jawaban negatif pada dimensi conviction (keyakinan) didominasi pada pernyataan soal keyakinan pada harga Twinings Tea. Sebagian besar responden memiliki keyakinan yang negatif dan menjawab tidak setuju, dan hal tersebut berpengaruh pada pernyataan yang menyatakan soal kualitas Twinings Tea, sebagian besar responden hanya menjawab netral. Hal ini mengindikasikan bahwa responden cenderung menilai negatif dan ragu-ragu soal harga dari Twinings Tea dan kemudian mempertanyakan kualitasnya. Apakah harga Twinings Tea yang cukup mahal sebanding dengan kualitasnya. Sehingga keyakinan responden dalam dimensi keyakinan ini masih rata-rata. Sikap merefleksikan nilai-nilai atau kepercayaan yang terdapat didalam diri seseorang. Dilihat dari interpretasi analisis deskriptif sikap pada merek dalam penelitian ini, menunjukkan refleksi nilai-nilai dan kepercayaan yang dimiliki diri seseorang akan merek produk Twinings Tea adalah cukup baik. Sikap positif dapat terbentuk karena berbagai komponen yang membentuk merek tersebut sesuai dengan diri konsumen, baik dalam hal kebutuhan dan keinginan. Meskipun masih ada beberapa hal yang masih perlu diperbaiki, namun sebagai produk teh celup yang baru muncul di Indonesia, Twinings Tea dapat dikatakan sudah memiliki posisi sendiri di hati para konsumennya. Hal ini memang tak lepas dari reputasi Twinings Tea sendiri yang memang telah teruji sejak 300 tahun lalu di seluruh dunia. 5.1.4 Hubungan antara Ketiga Variabel Sikap pada iklan cetak memiliki hubungan terhadap keputusan pembelian, apabila sikap konsumen pada iklan cetak Twinings Tea Four Red Fruits semakin positif, maka semakin meningkat pula keputusan pembelian produk Twinings Tea yang dimiliki oleh konsumen. Sebaliknya jika sikap konsumen terhadap iklan cetak Twinings Tea Four Red Fruits semakin negatif, maka menurun pula keputusan pembelian produk Twinings Tea konsumen. Hubungan antara sikap pada iklan dan keputusan pembelian juga memiliki kekuatan yang lemah, artinya masih ada faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi hubungan tersebut.

106 Salah satu faktornya adalah sikap konsumen terhadap merek Twinings Tea. Sikap pada iklan yang positif saja tidak cukup untuk menggerakkan keputusan pembelian seseorang terhadap produk-produk Twinings Tea, diperlukan sikap positif pada merek Twinings Tea untuk lebih meningkatkan hubungan tersebut. 5.2 KESIMPULAN Setelah melakukan pengujian, analisa, dan interpretasi terhadap data penelitian, peneliti membuat beberapa kesimpulan yang bertujuan untuk menjawab hipotesis dan pertanyaan penelitian yang telah diajukan pada bagian awal skripsi ini. Kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Sikap responden pada iklan cetak Twinings Tea varian Four Red Fruits, terlihat cenderung positif dan cukup baik. 2. Penilaian responden terhadap variabel keputusan pembelian terhadap merek produk Twinings Tea juga cenderung positif dan cukup baik. 3. Sikap responden pada merek produk Twinings Tea juga cukup baik. 4. Korelasi yang terjadi antara sikap pada iklan cetak dan keputusan pembelian terlihat lemah namun signifikan. Hubungan ini memiliki arah yang positif, artinya semakin baik sikap responden pada iklan maka akan semakin tinggi pula keputusan pembelian responden. Dengan demikian hasil ini menunjukan bahwa hipotesis teori pertama dan kedua, hipotesis penelitian pertama dan kedua, dan hipotesis statistik pertama dan kedua dapat diterima. 5. Variabel sikap pada merek memiliki korelasi terhadap hubungan antara variabel sikap pada iklan dengan keputusan pembelian. Di samping itu, fungsi variabel sikap pada merek juga tepat, yaitu sebagai variabel intervening, karena nilai hubungan korelasi sikap pada iklan dan keputusan pembelian lebih besar daripada nilai koefisien korelasi parsial setelah terjadinya elaborasi ketiga variabel. Meskipun hubungan yang terjadi tidak signifikan, namun, hasil ini tetap dapat menunjukkan bahwa hipotesis teori ketiga, hipotesis penelitian ketiga dan hipotesis statistik ketiga dapat diterima. 6. Dalam penelitian ini, tujuan Twinings Tea untuk meningkatkan keputusan pembelian produknya melalui strategi emosional iklan cetaknya terbukti

107 kurang berhasil, karena terjadi hubungan dan korelasi yang lemah antara variabel sikap pada iklan dan keputusan pembelian. 5.3 IMPLIKASI STUDI Dari temuan-temuan hasil penelitian, peneliti menemukan beberapa implikasi teoritis dan juga praktis, antara lain adalah: 1. Teori periklanan khususnya mengenai daya tarik emosional pada iklan untuk memancing evaluasi positif konsumen terhadap iklan terbukti berlaku dalam penelitian ini, hal tersebut dapat dilihat dari cukup baiknya tingkat sikap konsumen pada iklan Twinings Tea. 2. Elemen-elemen iklan cetak yang terdapat dalam buku Advertising and Promotions oleh George E. Belch dan Michael A. Belch, terbukti berlaku dalam penelitian ini karena mampu digunakan untuk mengukur komponen dari iklan cetak dengan validitas dan reliabilitas yang baik. 3. Sikap merupakan faktor yang berasal dari individu dan dapat mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan pembelian. Dalam penelitian ini, teori mengenai sikap tersebut terbukti berlaku, hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya hubungan yang nyata dan positif antara sikap pada iklan cetak dan keputusan pembelian, meskipun memiliki kekuatan hubungan yang lemah. 4. Sikap responden cenderung positif pada iklan, merek Twinings Tea dan keputusan pembelian yang cukup baik jika dilihat dari analisis univariat (deskriptif), namun jika dilihat dari hubungan ketiganya dengan korelasi yang lemah, maka dapat diartikan bahwa walaupun konsumen memiliki sikap positif terhadap iklan dan merek belum tentu hal tersebut akan menyebabkan pembelian. Hal ini sesuai seperti sebuah pernyataan yang dikemukakan oleh Rajeev Batra, John. G. Myers, dan David Aaker dalam bukunya Advertising Management. 5. Model Hierarchy of Effect berlaku dalam penelitian, karena korelasi yang terjadi antara variabel sikap pada iklan cetak (afektif) dan keputusan pembelian (konatif) melemah ketika dielaborasi oleh variabel sikap pada merek (afektif). Hal tersebut menunjukkan bahwa benar variabel sikap

108 pada merek menjadi variabel antara yang akan mempengaruhi keputusan pembelian secara lebih besar. 6. Model Respon Kognitif yang menjelaskan hubungan antara ketiga variabel dapat dibuktikan pada penelitian ini. Terutama mengenai hubungan antara variabel sikap pada merek dan variabel keputusan pembelian. Hubungan yang terjadi adalah nyata, positif dan memiliki korelasi yang kuat (lihat lampiran). 7. Hasil penelitian juga memberikan implikasi praktis bagi pemilik merek bahwa memasarkan produk baru hanya melalui iklan cetak dan pembagian sampel produk saja ternyata tidak cukup untuk memancing keputusan pembelian konsumen. Diperlukan adanya eksekusi iklan yang lebih kreatif dan kegiatan aktivasi merek lainnya yang berfungsi mendekatkan merek secara emosional dan rasional terhadap target audience. 5.4 REKOMENDASI 5.4.1 Rekomendasi Akademis Pada penelitian selanjutnya, diharapkan agar tidak mengikutsertakan pilihan netral dalam instrumen penilaian karena kecenderungan responden yang cukup tinggi pada penilaian netral dapat dihubungkan dengan karakteristik orang Indonesia pada umumnya yang masih ragu mengeluarkan pendapatnya. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa sikap pada iklan cetak Twinings Tea varian Four Red Fruits, terbukti dapat membentuk keputusan pembelian, meskipun kekuatan hubungannya lemah, karena masih ada faktor lain seperti sikap pada merek yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan agar penelitian selanjutnya menggunakan pendekatan kualitatif agar didapat temuan secara lebih mendalam dari para informan mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Selain itu, peneliti juga merekomendasikan agar di penelitian selanjutnya, tidak hanya membahas soal iklan cetak dari sebuah produk saja namun diteliti juga apakah elemen komunikasi pemasaran lain yang digunakan dapat memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian, atau dengan kata lain dapat menarik perhatian dan ketertarikan konsumen terhadap produk.

109 5.5.2 Rekomendasi Praktis Dari hasil penelitian ditemukan bahwa sikap pada suatu stimuli tertentu, khususnya iklan cetak ternyata dapat mempengaruhi terjadinya keputusan pembelian, meskipun kekuatan hubungan yang dihasilkan lemah. Maka, peneliti merekomendasikan kepada biro iklan maupun produsen teh celup di Indonesia agar menggunakan kolaborasi maksimal antara elemen verbal dan visual yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan target audience, sehingga pesan yang disampaikan akan lebih mudah dipahami oleh khalayak, terutama bagi pihak Twinings Tea sendiri, diperlukan sebuah eksekusi iklan berdaya tarik emosional yang lebih baik dan kreatif lagi agar dapat lebih memancing keputusan pembelian konsumen. Daya tarik emosional tetap dipilih menjadi kekuatan iklan Twinings Tea karena banyaknya responden yang memiiki sikap positif terhadap iklan. Selain itu, ditemukan juga bahwa ternyata promosi di media massa tidak selalu menjadi alasan seseorang untuk mencoba suatu produk terlebih bila produk tersebut adalah produk yang baru diluncurkan, maka diperlukan sebuah kampanye aktivasi merek yang meliputi kegiatan komunikasi pemasaran lainnya, seperti event, website, pelayanan pelanggan dan lain sebagainya. Penilaian positif terhadap merek Twinings Tea seharusnya dapat dipertahankan dengan menjaga kualitas merek Twinings Tea, dari segi produk, distribusi, dan harga, serta pelayanan lain untuk konsumen.

110