Hubungan antara Kadar Troponin T dengan Fungsi Diastolik Ventrikel Kiri pada Pasien Sindrom Koroner Akut di RS Al Islam Bandung Tahun 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan antara Kadar Troponin T dengan Fungsi Diastolik Ventrikel Kiri pada Pasien Sindrom Koroner Akut di RS Al Islam Bandung Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Fraksi Ejeksi Ventrikel Kiri pada Pasien Sindrom Koroner Akut

ANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler memiliki banyak macam, salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit negara-negara industri (Antman

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan pasien yang datang dengan Unstable Angina Pectoris. (UAP) atau dengan Acute Myocard Infark (AMI) baik dengan elevasi

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan yang semakin meningkat di dunia (Renjith dan Jayakumari, perkembangan ekonomi (Renjith dan Jayakumari, 2011).

Hubungan Kadar Gula Darah dengan Glukosuria pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Al-Ihsan Periode Januari Desember 2014

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi ditandai dengan peningkatan Tekanan Darah Sistolik (TDS)

B A B I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) dengan penyakit kardiovaskular sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah salah satu manifestasi klinis

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.

HUBUNGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT SEGMEN ST ELEVASI ONSET < 12 JAM SAAT MASUK DENGAN MORTALITAS DI RSUP H.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindroma Koroner Akut (SKA) merupakan manifestasi klinis akut penyakit

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Muhammad Lingga Primananda 1, Masrul Syafri 2, Malinda Meinapuri 3

BAB 1 PENDAHULUAN. Infark miokard akut (IMA) adalah nekrosis miokard akibat

sebesar 0,8% diikuti Aceh, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara masing-masing sebesar 0,7 %. Sementara itu, hasil prevalensi jantung koroner menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mortalitas yang tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization

PREVALENSI FAKTOR RESIKO MAYOR PADA PASIEN SINDROMA KORONER AKUT PERIODE JANUARI HINGGA DESEMBER 2013 YANG RAWAT INAP DI RSUP.

Gambaran Profil Lipid pada Pasien Sindrom Koroner Akut di Rumah Sakit Khusus Jantung Sumatera Barat Tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. infark miokard akut (IMA) merupakan penyebab utama kematian di dunia.

HUBUNGAN JUMLAH LEUKOSIT TERHADAP KADAR TROPONIN I PADA PASIEN INFARK MIOKARD

BAB I PENDAHULUAN. menimpa populasi usia di bawah 60 tahun, usia produktif. Kondisi ini berdampak

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. secara global, termasuk Indonesia. Pada tahun 2001, World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit

Informed Consent Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) merupakan suatu

BAB I. PENDAHULUAN. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) didefinisikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi

Gambaran Jenis dan Biaya Obat pada Pasien Rawat Inap dengan. Sindroma Koroner Akut di Rumah Sakit Umum Pusat. Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2011

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab terjadinya IMANEST dapat disebabkan oleh rupturnya plak. (Liwang dan Wijaya, 2014; PERKI, 2015).

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi

BAB I PENDAHULUAN. utama pada sebagian besar negara-negara maju maupun berkembang di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab. kematian terbesar diseluruh dunia terutama yang

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard

HUBUNGAN ANTARA LUAS INFARK MIOKARD BERDASARKAN HASIL EKG DENGAN KADAR TROPONIN T PADA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT STEMI DAN NON STEMI DI RSUP H

BAB 1 PENDAHULUAN. Gagal jantung (heart failure) adalah sindrom klinis yang ditandai oleh sesak

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK... 1 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi aorta dan cabang arteri yang berada di perifer terutama yang memperdarahi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.

BAB I PENDAHULUAN. adanya peningkatan tekanan pengisian (backward failure), atau kombinasi

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian

SKRIPSI. Diajukan oleh : Enny Suryanti J

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

INTISARI. Uric Acid Level is Risk Factor for Hypertension ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA KADAR TROPONIN DENGAN KEJADIAN MAJOR ADVERSE CARDIOVASCULAR EVENTS PADA PASIEN SINDROM KORONER AKUT DI RSI JEMURSARI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) adalah

ABSTRAK. Gea Nathali Halim, 2017, Pembimbing 1: Penny Setyawati M, Dr, SpPK, MKes Pembimbing 2: Yenni Limyati, Dr, SSn,SpKFR,MKes

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskuler secara cepat di negara maju dan negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Infark miokard akut merupakan salah satu penyakit. yang tergolong dalam non-communicable disease atau

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PENDERITA RAWAT JALAN RUMAH SAKIT DOKTER PIRNGADI MEDAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Departemen kesehatan RI menyatakan bahwa setiap tahunnya lebih

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

BAB 1 PENDAHULUAN. arrhythmias, hypertension, stroke, hyperlipidemia, acute myocardial infarction.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jantung koroner yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian (Departemen

BAB I PENDAHULUAN. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Prevalensi sindrom koroner akut di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari Desember 2014

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serum terhadap kejadian acute coronary syndrome (ACS) telah dilakukan

BAB V PEMBAHASAN. infark miokard dilaksanakan dari 29 Januari - 4 Februari Penelitian ini

BAB 1 PENDAHULUAN. tersering kematian di negara industri (Kumar et al., 2007; Alwi, 2009). Infark

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindrom Koroner Akut (SKA)/Acute coronary syndrome (ACS) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

B A B I PENDAHULUAN. negara-negara maju maupun berkembang. Diantara penyakit-penyakit tersebut,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

Transkripsi:

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan antara Kadar Troponin T dengan Fungsi Diastolik Ventrikel Kiri pada Pasien Sindrom Koroner Akut di RS Al Islam Bandung Tahun 2014 1) M.Fajar Sidiq, 2) M.Rizki Akbar, 3) Santun Bhekti Rahimah 1) Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung, 2) Departemen Kardiovaskular Universitas Islam Bandung, 3) Departemen Farmakologi Universitas Islam Bandung e-mail : 1) muhfajar999@gmail.com Abstrak: Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan suatu penyakit jantung penyebab kematian terbanyak di dunia. SKA menyebabkan terjadinya kerusakan miokard jantung yang menyebabkan protein jantung troponin T keluar ke darah. Kerusakan jaringan pada SKA dapat menimbulkan gangguan fungsi diastolik terutama pada ventrikel kiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kadar troponin T dengan fungsi diastolik ventrikel kiri pada pasien SKA di RS Al Islam Bandung. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan metode potong lintang yang dilakukan dengan cara melihat data rekam medik pasien SKA di RS Al Islam Tahun 2014. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 72 pasien. Hasil penelitian menunjukkan 66 pasien SKA mengalami peningkatan kadar troponin T, sedangkan 6 pasien lainnya memiliki kadar troponin T yang normal. Hasil pemeriksaan fungsi diastolik menunjukkan 19 pasien memiliki fungsi diastolik yang normal dan 53 pasien lainnya memiliki fungsi diastolik abnormal. Analisis statistik menggunakan uji Fisher exact menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna (p : 0,184). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapatnya hubungan antara kadar troponin T dan fungsi diastolik ventrikel kiri pada pasien SKA di RS Al Islam Bandung. Kata Kunci : Fungsi diastolik ventrikel kiri, sindrom koroner akut, Troponin T Abstract: Acute Coronary Syndrome (ACS) is a heart disease that causes most death in the world. ACS causes myocardial damage of the heart causing cardiac troponin T protein out into the blood. Tissue damage in the ACS may cause impaired diastolic function, especially in the left ventricle. The aim of this study was to determine the relationship between levels of troponin T with left ventricular diastolic function in patients with ACS in the Al Islam Bandung Hospital. This research is an analytic descriptive with cross sectional method which is done by observing the ACS patient's medical record in the Al Islam Hospital in 2014. The number of samples was 72 patients. Results showed 66 patients have elevated levels of troponin T, while the 6 others had normal troponin T levels. The results of diastolic function tests showed that 19 patients had normal diastolic function and 53 others had abnormal diastolic function. Statistical analysis using the Fisher exact test shows that there is no significant correlation (p: 0.184). The conclusion from this study is that there is no relationship between the levels of troponin T and left ventricular diastolic function in patients with ACS at Al Islam Bandung Hospital. Keywords : Left ventricular diastolic function, acute coronary syndrome, Troponin T A. Pendahuluan Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah suatu kumpulan penyakit jantung yang meliputi infark miokard dengan elevasi segmen ST, infark miokard tanpa elevasi segmen ST dan angina pektoris tidak stabil. Sindrom Koroner Akut adalah suatu sindrom yang merupakan bagian dari penyakit jantung koroner. 1 Menurut hasil data World Health Organization (WHO) tahun 2012 menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskular adalah penyebab kematian utama pada kelompok penyakit tidak menular dan menyebabkan 17,5 juta kematian atau 46 % dari keseluruhan angka kematian penyakit tidak menular. 7,4 juta kematian dari angka tersebut disebabkan oleh penyakit jantung iskemik. 2 Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyatakan pada tahun 2013 berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter di Indonesia terhadap penyakit jantung koroner sebesar 920

Hubungan Antara Kadar Troponin T Dengan Fungsi DiastolikVentrikel Kiri 921 1,5 %, sedangkan berdasarkan terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 0,5%. Angka kejadian penyakit jantung koroner tertinggi (0,8%) berdasarkan diagnosis dokter terdapat di Sulawesi Tengah, sedangkan Sulawesi Utara, DKI Jakarta dan Aceh memiliki angka kejadian 0,7%. 3 Pada tahun 2011, jumlah pasien infark miokard akut yang dirawat inap di rumah sakit di kota Bandung sebanyak 522 (1,63 %) dari pasien golongan umur 45-64 tahun. 4 Faktor risiko pada penyakit jantung koroner di klasifikasikan menjadi dua yaitu faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan dan faktor risiko yang dapat dikendalikan. Usia, jenis kelamin dan riwayat keluarga merupakan faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan, sedangkan obesitas, hipertensi, dislipidemia, merokok, diabetes mellitus dan kurang olahraga termasuk faktor risiko yang dapat dikendalikan. 5 Diagnosis infark pada miokard kadang masih sering terjadi kesalahan, dikarenakan adanya manifestasi yang bermacam-macam, serta dalam 50% kasus, pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) masih belum bisa mendiagnosis adanya infark pada miokard secara sempurna. Oleh karena itu, pengukuran kadar penanda biokimia dan enzim jantung menjadi penting untuk mendiagnosis infark miokard akut. 6 Pengukuran creatine kinase isoenzyme MB (CK-MB) dalam serum sudah digunakan selama lebih dari 20 tahun sebagai standar emas untuk mendeteksi infark pada miokard. Namun, enzim ini dapat meningkat pada trauma otot, sehingga penanda jantung ini tidak kardiospesifik. Selain itu, CK-MB tidak cukup sensitif untuk digunakan dalam memprediksi infark miokard akut (IMA) 0-4 jam setelah gejala nyeri dada. Akibat keterbatasan yang dimiliki enzim CK-MB tersebut, petanda biokimia troponin jantung (T atau I) lebih dipilih untuk mendeteksi kerusakan otot jantung. Troponin sangat sensitif terhadap kerusakan otot jantung, bahkan dalam tingkat nekrosis miokard yang kecil (microscopic). 7 Pada kondisi terjadinya nekrosis atau kematian sel pada jaringan otot jantung, membran plasma sel-sel otot jantung tersebut akan mengalami kebocoran. 8 Apabila infark terjadi, maka akan terjadi peningkatan drastis dari kecepatan pengeluaran (washout) dari fraksi enzim CK-MB dan troponin jenis T dan I melalui kebocoran membran akibat nekrosis, sehingga akan menunjukkan nilai puncak pada pemeriksaan. 9 Troponin-troponin jenis T dan I yang bebas di dalam sitoplasma lah yang keluar dari sel dan masuk ke sirkulasi darah. Oleh karena hal tersebut, pengukuran kadar Troponin merupakan cardiac biomarker yang paling sensitif dan spesifik untuk mendeteksi terjadinya kerusakan otot jantung. 8 Menurut penelitian yang diungkapkan Nur Samsu pada tahun 2007, dikemukakan bahwa peningkatan kadar troponin T dalam 4-6 jam setelah infark miokard akut, dapat menunjukkan sensitifitas hingga 100% terhadap kerusakan pada miokard. 7 Kerusakan regional bagian miokardium pada infark miokard akut akan berakhir pada disfungsi sistolik dan diastolik. 10 Kemampuan maksimal dari ventrikel kiri dilihat berdasarkan kemampuannya untuk melakukan siklus jantung pada dua kondisi : (1) memiliki ruang jantung pada saat diastol yang menyediakan ruang untuk pengisian (filling) bagi ventrikel kiri pada kondisi tekanan rendah pada atrium kiri dan (2) ruang jantung yang kaku pada saat sistol yang mengeluarkan darah isi sekuncup (stroke volume). 11 Menurut Abdul Hadi dkk, disfungsi diastolik dapat dikenali pada fase awal infark miokard dan pada fase pasca infark miokard dengan atau tanpa disfungsi sistolik. Selain itu, disfungsi diastolik juga merupakan penanda penting untuk melihat Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

922 M.Fajar Sidiq, et al. perkembangan infark miokard akut menjadi gagal jantung. 12 Fungsi diastolik ventrikel pada keadaan infark yang akan berubah adalah penurunan puncak Left Ventricular (LV) pressure, meningkatnya waktu penurunan tekanan ventrikel kiri, dan terjadinya peningkatan lebih awal dari end-diastolic pressure ventrikel kiri. Gangguan fungsi diastolik ini biasanya sesuai dengan ukuran infark yang terbentuk di jantung. 9 Penilaian fungsi diastolik ventrikel dapat dilakukan dengan Doppler echocardiography. 13 Rumah Sakit Al-Islam sendiri merupakan rumah sakit yang berada di kota Bandung, serta merupakan rumah sakit kelas B yang memiliki unit pelayanan jantung yang memadai. Dengan timbulnya permasalahan yang diulas diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara kadar troponin T dengan fungsi diastolik ventrikel kiri pada pasien SKA yang dirawat inap di RS Al-Islam Bandung pada tahun 2014. B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan rancangan potong lintang (cross sectional) untuk mengetahui hubungan antara kadar troponin T dengan fungsi diastolik ventrikel kiri pada pasien Sindrom Koroner Akut (SKA) di RS Al Islam tahun 2014. Subjek yang digunakan adalah seluruh pasien yang didiagnosis SKA yang datang berobat dan dirawat inap di rumah sakit Al-Islam Bandung pada tahun 2014 yang memenuhi kriteria inklusi berupa pasien penderita Sindrom Koroner Akut pertama kali dengan umur 18 tahun, pasien SKA dengan pemeriksaan kadar troponin T dan pasien SKA yang dilakukan pemeriksaan echocardiography. Kriteria ekslusi penelitian ini berupa pasien SKA yang disertai penyakit lain seperti perikarditis, emboli pulmonal, miokarditis, sepsis, gagal ginjal, serta penyakit lain yang dapat menyebabkan peningkatan troponin T. Jumlah sampel minimal dihitung menggunakan rumus besar sampel untuk estimasi proporsi dengan presisi mutlak. Didapatkan jumlah sampel minimal sebanyak 64 orang. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juni 2015 di RS Al-Islam Bandung bagian Intensive Care Unit (ICU) dan High Care Unit (HCU). Prosedur penelitian berupa persiapan penelitian untuk pembuatan izin ke RS Al Islam Bandung untuk dilakukannya penelitian dan pengambilan data rekam medis pasien. Pengambilan data berupa hasil laboratorium kadar troponin T, hasil pemeriksaan ekokardiograf dan diagnosa kerja yang tercantum di rekam medis pasien. Data di lakukan analisis menggunakan uji statistik Fisher untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara kedua variabel. Nilai p dilihat untuk menentukan makna hubungan kedua variabel. Apabila nilai p<0,05 maka hasil perhitungan statistik bermakna, sedangkan jika nilai p>0,05 maka hasil perhitungan statistik tidak bermakna. C. Hasil Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah pasien yang masuk kriterai inklusi pada penelitian ini adalah sebanyak 72 orang. Proporsi penderita SKA laki-laki adalah sebanyak 52 orang (72,22%), sedangkan perempuan sebanyak 20 orang (27,78%). Dari hasil troponin T, 66 orang mengalami peningkatan (91,67%), sedangkan 6 orang lainnya normal (8,33%). Lalu dari hasil echocardiography, 19 orang (26,39%) memiliki fungsi diastolik yang normal, sedangkan 53 orang (73,61%) lainnya mengalami gangguan fungsi diastolik. Rentang usia terbanyak pada penderita SKA adalah pada usia 50-59 tahun yaitu sebanyak 25 orang (34,72%). Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)

Hubungan Antara Kadar Troponin T Dengan Fungsi DiastolikVentrikel Kiri 923 Tabel 1 Proporsi Jenis Kelamin, Kadar Troponin T dan Fungsi Ventrikel Kiri Karakteristik Subjek Frekuensi Persentase(%) Diastolik Jenis Kelamin Perempuan 20 27,78 Laki-laki 52 72,22 Kadar Troponin T Normal 6 8,33 Meningkat 66 91,67 Fungsi diastolik Normal 19 26,39 Abnormal 53 73,61 Rentang Usia 30-39 5 6,94 40-49 18 25 50-59 25 34,72 60 24 33,33 Keterangan : Troponin T : a. Normal : <0.01 ng/ml b. Meningkat : 0.01ng/mL Fungsi diastolik (nilai E/A) : a. Normal (0.75< E/A < 1.5 ) b. Abnormal : Gangguan Relaksasi (E/A 0.75) Pseudonormal (0.75 < E/A < 1.5) Restriktif (E/A 1.5) Berdasarkan hasil analisis menggunakan Fisher exact test, pada pasien SKA yang memiliki kadar troponin T yang normal, 1 orang (16,67%) memiliki hasil fungsi diastolik normal, 5 orang (83,33%) memiliki gangguan relaksasi dari fungsi diastolik dan tidak terdapat pasien dengan gangguan fungsi diastolik pseudonormal dan restriktif. Pada pasien SKA yang memiliki kadar troponin T yang meningkat, sebanyak 18 orang (27,27%) dengan fungsi diastolik normal, 34 orang (51,52%) dengan gangguan relaksasi dari fungsi diastolik, 8 orang (12,12%) dengan gangguan pseudonormal dan 6 orang (9,09%) dengan gangguan restriktif dari fungsi diastoliknya. Hasil uji statistik dengan menggunakan metode Fisher Exact Test didapatkan nilai p = 0,184, yang berarti tidak terdapat hubungan antara kadar troponin T dengan fungsi diastolik ventrikel kiri. Tabel 2 Hasil Fisher Exact Test Hasil Troponin T Total ekokardiograf Normal Meningkat Normal 3 16 19 Abnormal 3 50 53 Total 6 66 72 Fisher's exact : 0.184 1-sided Fisher's exact : 0.184 Dalam penelitian ini, dilakukan analisis kurva ROC untuk melihat apakah kadar troponin T dapat menggantikan hasil dari ekokardiografi dalam mendiagnosis SKA atau tidak. Area dibawah kurva menunjukkan seberapa spesifik dan sensitif hasil troponin T sebagai diagnostik dibandingkan dengan hasil ekokardiografi. Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

924 M.Fajar Sidiq, et al. Gambar 1 Kurva ROC Dari hasil analisis kurva ROC diatas, menunjukkan bahwa Troponin T tidak dapat membedakan gangguan fungsi diastolik dan bukan gangguan fungsi diastolik dengan baik dimana ROC area hanya 55% dengan 95% CI berada diantara 46% dan 64% D. Pembahasan Dari hasil penelitian yang diuraikan diatas, didapatkan penderita SKA terbanyak adalah laki-laki, yaitu sekitar 72,22%, sedangkan perempuan sebanyak 27,78%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini, laki-laki memiliki resiko lebih besar bagi terjadinya SKA. Hasil ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Stivano dkk bahwa penderita SKA lebih banyak laki-laki dibandingkan perempuan. 14 Usia rata-rata yang dimiliki pasien SKA dalam penelitian ini adalah 55 tahun. Fitri Zahara dkk mengemukakan bahwa usia merupakan faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan. Angka kejadian SKA meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Hal ini selaras dengan usia rata-rata yang ditemukan pada pasien SKA dalam penelitian ini. 5 Pada penelitian ini, ditemukan sebanyak 72 pasien SKA berupa infark miokard akut mengalami peningkatan kadar troponin T. Sedangkan 6 pasien sisanya yang berupa angina pektoris tidak stabil memiliki kadar troponin T yang normal. Pada penelitian ini hanya didapatkan 6 orang penderita angina pektoris tidak stabil yang memiliki data lengkap dan memenuhi kriteria inklusi selama tahun 2014. Dapat dilihat bahwa sebagian besar pasien SKA menunjukan peningkatan kadar troponin T. Hal ini selaras dengan teori yang dikemukakan Jessica dkk bahwa pada keadaan nekrosis yang terjadi pada kondisi infark, terjadi pengeluaran dari troponin T ke darah, sehingga kadarnya meningkat di dalam darah. 9 Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)

Hubungan Antara Kadar Troponin T Dengan Fungsi DiastolikVentrikel Kiri 925 Hasil ekokardiografi pada pasien SKA di RS Al Islam tahun 2014 menunjukan sebanyak 53 orang (73,61%) abnormal dan 19 orang (26,39%) normal. Dari data tersebut, terlihat bahwa sebagian besar pasien SKA mengalami gangguan fungsi diastolik ventrikel kiri. Menurut T.Ohara dkk, iskemia pada miokard dapat memperlambat relaksasi ventrikular serta mengganggu distensibilitas ventrikular yang berujung pada disfungsi diastolik. 15 Sedangkan menurut Abdul Hadi, gangguan fungsi diastolik dapat dikenali pada fase awal infark pada miokard. Terjadinya infark pada miokard menyebabkan hilangnya fiber-fiber kontraktil sehingga menurunkan fungsi sistolik. Selain itu, pada kondisi SKA juga mempengaruhi fungsi diastolik. Fase-fase diastolik seperti relaksasi dan pengisian pasif dapat dipengaruhi oleh terjadinya iskemi atau infark pada miokard. Hal ini selaras dengan data yang didapatkan pada hasil echocardiography pada penelitian ini bahwa sebagian besar penderita SKA terlihat adanya gangguan fungsi diastolik ventrikel kiri. 12 Pada penelitian ini, tidak terdapat hubungan antara kadar troponin T dengan fungsi diastolik ventrikel kiri (p=0,75). Hal ini menunjukan bahwa kadar troponin T tidak dapat menggambarkan adanya gangguan fungsi diastolik ventrikel kiri pada pasien SKA. Hasil ini selaras pada penelitian yang dilakukan Rakesh dkk bahwa troponin T tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan fungsi diastolik ventrikel kiri. Namun, penelitiannya dilakukan terhadap pasien Chronic Kidney Disease (CKD). Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa kadar troponin T memiliki hubungan dengan abnormalitas dari struktur dan fungsi ventrikel kiri. Namun pada penelitian Rakesh dkk diuraikan bahwa bukan fungsi diastolik lah yang memiliki hubungan terhadap kadar troponin T, melainkan fungsi sistoliknya. 16 Hasil ini tidak selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Masashi Kitagawa dkk yang mengemukakan bahwa troponin T berkaitan dengan gangguan fungsi diastolik. Penelitiannya mengungkapkan bahwa troponin T memiliki hubungan terhadap perkembangan gangguan fungsi diastolik pada pasien CKD. Namun ia pun mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang mendukung hasilnya tersebut. Pertama dikarenakan sampelnya adalah pasien CKD, maka terjadi gangguan clearance dari troponin T di darah, sehingga kadarnya menetap tinggi lebih lama. Kedua dikarenakan pada sampelnya, albuminuria terjadi, sehingga mempengaruhi pula dari mekanisme terjadinya gangguan fungsi diastolik pada sampelnya. Oleh karena beberapa faktor tersebut yang berbeda pada penelitian ini di pasien SKA, belum dapat saling diselaraskan. 17 Terdapat fraksi kecil dari cardiac troponin (ctn) bebas di dalam sitoplasma (6% untuk ctnt, 2% 5% untuk ctni) dan kerusakan sel otot jantung memungkinkan kebocoran ctn dengan level puncak pada 24 jam pertama setelah infark, sebelum turun ke level baseline dalam 5-10 hari, tergantung dari ukuran infarknya. 18 Karena level basal troponin jantung sangat rendah di dalam serum, maka kerusakan miokardial yang menyangkut nekrosis sekecil apapun dapat terdeteksi, dimulai dari 3 jam pertama setelah onset gejala. Namun dalam pengukuran sederhana, semua bentuk troponin T belum dapat terdeteksi dengan spesifik. 19 Pengukuran sederhana terhadap serum troponin T belum terbukti dapat menggambarkan gangguan fungsi diastolik. Namun beberapa penelitian terdahulu sudah menerapkan pengukuran troponin T dengan menggunakan high sensitivity assay agar dapat lebih menggambarkan gangguan fungsi diastolik. Penggunaan high sensitivity troponin T (hs-tnt) digunakan pula pada penelitian Landesberg dkk. Penelitiannya mengungkapkan pula bahwa kadar troponin T Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

926 M.Fajar Sidiq, et al. memiliki hubungan erat dengan disfungsi diastolik ventrikel kiri pada penderita sepsis. Pada kondisi sepsis, dapat terjadi kerusakan pada miokard, sehingga troponin T dapat keluar. Hal ini dapat dihubungkan dengan gangguan fungsi jantung pada kondisi sepsis. 20 E. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kadar troponin T dengan fungsi diastolik ventrikel kiri pada pasien SKA di RS Al Islam tahun 2014. Daftar Pustaka Bavry Anthony A., Bhatt Deepak L. 2009. Acute Coronary Syndromes in Clinical Practice. Edisi ke-1. 2009. hlm.1-2. World Health Organization. Global Status Report On Noncommunicable Diseases 2014. 2014. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar 2013. Des 2013. Dinas Kesehatan Kota Bandung. Profil Kesehatan Kota Bandung 2011. 2011. Zahara F, Syafri M, Yerizel E. Gambaran Profil Lipid pada Pasien Sindrom Koroner Akut di Rumah Sakit Khusus Jantung Sumatera Barat Tahun 2011-2012. Jurnal Kesehatan Andalas 2013; 3(2):167-172. Peela JR, Jarari AM, Hai A, Rawal AK, Kolla SD, Shakila S, et al. Cardiac Biomarkers. Ibnosina Journal of Medicine and Biomedical Sciences. 2010; 2(5):190-197. Nur Samsu DS. Sensitivitas dan Spesifisitas Troponin T dan I pada Diagnosis Infark Miokard Akut. Majalah Kedokteran Indonesia. 2007 Okt; 57(10) Robbins, SL, Kumar, V. Pathologic Basis of Disease. Edisi ke-8. Philadelphia : Saunders Elseviers; 2010. Bonow RO, Mann DL, Zipes DP, Libby P, Braunwald E, penyunting. Braunwald s Heart Disease : A Textbook of Cardiovascular Medicine. Edisi ke-10. USA : Elsevier Saunders; 2015. Møller JE, Pelikka P, Hillis GS, Oh JK. Prognostic Importance of Diastolic Function and Filling Pressure in Patients With Acute Myocardial Infarction. Circulation. 2006;114:438-444 Nagueh SF, Appleton CP, Gillebert TC, Marino PN, Oh JK, Smiseth OA, et al. Recommendations for the Evaluation of Left Ventricular Diastolic Function by Echocardiography. European Journal of Echocardiography. 2009;10:165-193 Hadi A, Rehman HU, Nawaz T, Shah SFA, Shah ST, Khan I, et al. Evaluation of Left Ventricular Diastolic Function By Tissue Doppler Imaging After Acute Myocardial Infarction. Gomal Journal of Medical Sciences. 2011 Jul-Des;9(2) Rosendorf, Cliff. Essential Cardiology : Principles and Practice (Third Edition). USA : Springer; 2013. Stivano RV, Torry A, Panda L, Ongkowijaya J. Gambaran Faktor Risiko Penderita Sindrom Koroner Akut. 2014. Jurnal e-clinic. 2014;2(1). Tersedia dari: http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/view/3611/3139 (diunduh tanggal 1/07/2015) Ohara T, Little WC. Evolving focus on diastolic dysfunction in patients with coronary artery disease. Curr Opin Cardiol. 2010 Nov;25(6):613-21. Tersedia dari: PubMed; PMID 20827179 (diunduh tanggal 01/07/2015) Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)

Hubungan Antara Kadar Troponin T Dengan Fungsi DiastolikVentrikel Kiri 927 Mishra RK, Li Y, DeFillippi C, Fischer MJ, Yang W, Keane M, dkk. Association of Cardiac Troponin T With Left Ventricular Structure and Function in CKD. Am J Kidney Dis. 2013;61(5):701-709 Kitagawa M, Sugiyama H, Morinaga H, Inoue T, Takiue K, Kikumoto Y, dkk. Serum High-Sensitivity Cardiac Troponin T Is a Significant Biomarker of Left- Ventricular Diastolic Dysfunction in Subjects with Non-Diabetic Chronic Kidney Disease. Nephron Extra 2011;1:166 177 McPherson RA, Pincus MR. Henry s Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods. Edisi ke-22. Philadelphia, USA : Saunders, Elsevier Inc; 2011 Fuster V, Topol EJ, Nabel EG. Atherothrombosis and Coronary Artery Disease. USA : Lippincott Williams & Wilkins; 2005 Landesberg G, Jaffe AS, Gilon D, Levin PD, Goodman S, Abu-Baih A, dkk. Troponin elevation in severe sepsis and septic shock: the role of left ventricular diastolic dysfunction and right ventricular dilatation. Crit Care Med. 2014 Apr;42(4):790-800. Tersedia dari: PubMed; PMID 24365861 (diunduh tanggal 01/07/2015) Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015