Identifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton Umaris Santoso, Siti Nurachma dan Andiana Sarwestri Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran umarissantoso@gmail.com Abstrak Penelitian mengenai Identifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton, telah dilaksanakan selama 1 bulan yakni dari tanggal 1 30 April 2012 yang bertempat di Tempat Pemotongan Hewan (TPH) milik Kelompok Tunas Rahayu Kecamatan Wanaraja Garut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bobot potong serta persentase karkas yearling dan mutton domba Priangan jantan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey terhadap domba Priangan jantan yang akan dipotong. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Ternak yang digunakan sebagai objek dalam penelitian adalah 15 ekor domba Priangan jantan yearling dan 7 ekor domba Priangan jantan mutton. Hasil penelitian menunjukan bahwa rataan bobot potong domba Priangan jantan yearling sebesar 26,85 ± 4,62 kg dan domba Priangan jantan mutton adalah 31,87 ± 4,25 kg sedangkan rataan persentase karkas pada domba Priangan jantan yearling adalah sebesar 48,87 ± 2,84 % dan domba Priangan jantan mutton adalah 49,86 ± 2,72 %. Kata kunci : Domba Priangan Jantan, Yearling, Mutton, Bobot Potong, Persentase Karkas Pendahuluan Domba Priangan merupakan salah satu domba yang banyak terdapat di daerah Jawa Barat. Domba Priangan merupakan rumpun domba yang diduga terbentuk melalui persilangan tiga bangsa yaitu Kaapstad, Merino, dan domba Lokal (Heriyadi, dkk., 2002). Karakteristik Domba Priangan diantaranya memiliki ciri daun telinga yang umumnya lebar dan panjang lebih dari 8 cm, bentuk ekor ngabuntut bagong atau bermacam-macam seperti hitam, cokelat, dan putih, serta tanduk tidak sebesar domba Garut. Selain itu, domba ini memiliki daya tahan tubuh yang baik, kemampuan beradaptasi tinggi, dan bersifat prolifikasi. Domba jantan memiliki kelebihan dibandingkan domba betina untuk tujuan utama penghasil daging, yaitu memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi. Pada umur dan berat yang sama memiliki lebih banyak otot dan tulang serta lebih sedikit lemak dibandingkan domba betina. ngabuntut beurit, warna bulunya
Hasil utama yang diharapkan dari Metode Penelitian pemotongan ternak adalah daging yang Metode merupakan bagian dari karkas. Karkas domba adalah berat tubuh dari ternak setelah pemotongan dikurangi kepala, darah serta organ-organ internal, dikurangi kaki dari carpus dan tarsus ke bawah serta kulit (Soeparno, 2005). Komponen karkas terdiri atas tiga jaringan utama yaitu tulang yang membentuk kerangka, otot yang membentuk daging, dan lemak. Serat-serat urat daging meningkat bersama umur, Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey terhadap domba Priangan jantan umur 1-2 tahun (yearling) sebanyak 15 ekor dan domba Priangan jantan berumur di atas dua tahun (mutton) sebanyak 7 ekor. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Domba-domba tersebut diperoleh dari TPH (Tempat Pemotongan Hewan) milik Kelompok Tunas Rahayu Kecamatan Wanaraja Garut. semakin meningkat umur maka jumlah urat daging karkas pun meningkat yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap besar kecilnya persentase karkas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bobot potong dan persentase karkas domba Priangan jantan yearling dan mutton. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi dasar bagi para peternak, khususnya peternak domba domba, dan juga bagi penentu kebijakan, serta sumbangan pengetahuan bagi keilmuan. Prosedur 1) Penentuan umur ternak dapat dilihat berdasarkan perkembangan gigi seri domba. 2) Prosedur pemotongan domba berdasarkan Soeparno (2005) yaitu : 1. Sebelum dipotong, domba dipuasakan selama 12 jam, setelah itu ditimbang untuk mendapatkan bobot potong. Penyembelihan dilakukan sesuai dengan syariat Islam. Selanjutnya kulit dilepaskan, 2
dan dikeluarkan jeroan kecuali ginjal sehingga diperoleh bobot karkas. berkisar antara 19,80 33,70 kg dengan rataan sebesar 26,85 ± 4,62 kg. Bobot karkas domba Priangan jantan yearling berkisar antara 9,00 17,20 kg dengan Hasil dan Pembahasan Tabel 1 menunjukkan bahwa bobot potong domba Priangan jantan yearling rataan sebesar 13,21 ± 2,79 kg. Persentase karkas domba Priangan jantan yearling berkisar antara 44,76 54,04 % dengan rataan sebesar 48,87 ± 2,84 %. Tabel 1. Bobot Potong, Bobot Karkas dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling No Uraian Bobot Bobot Persentase Potong (kg) Karkas (kg) Karkas (%) 1. Minimum 19,80 9,00 44,76 2. Maksimum 33,70 17,20 54,04 3. Rentang 13,90 8,20 9,28 4. Rata-rata 26,85 13,21 48,87 5. Simpangan Baku 4,62 2,79 2,84 Tabel 2 menunjukkan bahwa bobot potong domba Priangan jantan mutton berkisar antara 26,00 37,40 kg dengan rataan sebesar 31,87 ± 4,25 kg. Bobot karkas domba Priangan jantan mutton berkisar antara 12,00 19,60 kg dengan rataan sebesar 15,96 ± 2,75 kg. Persentase karkas domba Priangan jantan mutton berkisar antara 46,15 54,14 % dengan rataan sebesar 49,86 ± 2,72 %. Tabel 2. Bobot Potong, Bobot Karkas dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Mutton No Uraian Bobot Bobot Persentase Potong (kg) Karkas (kg) Karkas (%) 1. Minimum 26,00 12,00 46,15 2. Maksimum 37,40 19,60 54,14 3. Rentang 11,40 7,60 7,99 4. Rata-rata 31,87 15,96 49,86 5. Simpangan Baku 4,25 2,75 2,72 3
Rataan bobot potong yang diperoleh dalam penelitian ini untuk domba Priangan jantan yearling sebesar 26,85 ± 4,62 kg, sedangkan rataan bobot potong domba Priangan jantan mutton sebesar 31,87 ± 4,25 kg. Rataan bobot potong domba Priangan jantan mutton lebih besar dari domba Priangan jantan yearling, hal ini disebabkan faktor umur yang berpengaruh terhadap bobot potong. Rataan bobot potong untuk domba yearling yang diperoleh dalam penelitian ini lebih besar dari rataan bobot potong domba Lokal yang diperoleh Nurachma dkk., (2010) yaitu 20,3 ± 5,0 kg, serta rataan bobot potong yang diperoleh untuk domba mutton juga lebih besar dari rataan bobot potong domba Lokal yang diperoleh Sunarlim dan Usmiati (2006) yaitu 25,80 kg. Besarnya bobot potong pada domba Priangan dibandingkan dengan domba Lokal disebabkan karena domba Priangan memiliki bobot tubuh dewasa yang lebih besar. Perbedaan besarnya bobot potong disebabkan karena adanya perbedaan laju pertumbuhan, sesuai dengan pendapat Soeparno (2005) bahwa perbedaan laju pertumbuhan disebabkan karena perbedaan ukuran tubuh dewasa. Rataan persentase karkas yang diperoleh dalam penelitian ini untuk domba Priangan jantan yearling adalah 48,87 % dengan nilai simpangan baku 2,84% dan nilai rataan persentase karkas domba Priangan jantan mutton adalah 49,86 % dengan simpangan baku 2,72 %. Persentase karkas yearling yang diperoleh dalam penelitian ini tidak berbeda jauh jika dibandingkan dengan penelitian Nurachma dkk., (2010) pada domba lokal yaitu rataan 48,4 % ± 6,68 %. Sedangkan persentase karkas mutton lebih tinggi dari hasil penelitian Sunarlim dan Usmiati (2006) dengan rataan 44,18 %. Selisih bobot potong dan persentase karkas (dalam rentang) maksimum dan minimum untuk domba Priangan jantan yearling dan mutton kemungkinan disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan terutama sistem pemeliharaan. Meskipun pemeliharaan masih sangat sederhana dan ransum yang diberikan hanya berupa rumput lapangan dan limbah pertanian, tetapi mampu 4
menghasilkan produksi yang cukup baik. Keadaan ini menunjukkan bahwa produktivitas domba Priangan masih dapat ditingkatkan jika dikelola dengan baik, terutama manajemen pemberian pakan. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa rataan bobot potong pada domba Priangan jantan yearling adalah sebesar 26,85 ± 4,62 kg dan domba Priangan jantan mutton adalah 31,87 ± 4,25 kg. Serta rataan persentase karkas pada domba Priangan jantan yearling adalah sebesar 48,87 ± 2,84 % dan domba Priangan jantan mutton adalah 49,86 ± 2,72 %. Hasil data di atas menunjukkan bahwa bobot potong dan Daftar Pustaka Heriyadi, D., A. Anang., D.C. Budinuryanto dan M.H. Hadiana. 2002. Standardisasi Mutu Bibit Domba Garut. Kerjasama Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat dengan Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran. Bandung. Lawrie, R. A. 2003. Ilmu Daging. Penerjemah : Aminuddin Parakkasi. Penerbit Universitas Indonesia (UI Press). Jakarta. Nurachma, S., A. Sarwestri., D. Heriyadi. 2010. Identifikasi Bobot Potong, Persentase Karkas dan Lemak Punggung Yearling Domba Lokal Jantan yang Diberi Ransum Berbasis Rumput Lapang. Seminar Nasional Fakultas Peternakan Unpad ke-2. Jatinangor Sumedang. Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal 1-40 ; 283. Sunarlim, S. dan Usmiati, S. 2006. Profil Karkas Ternak Domba dan Kambing. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor. persentase karkas domba di Kelompok Tunas Rahayu berada pada kisaran normal. 5