BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir francis

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. satu variabel yang disebut variabel tak bebas (dependent variable), pada satu atau

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent

BAB 2 LANDASAN TEORI. berarti ramalan atau taksiran pertama kali diperkenalkan Sir Francis Galton pada

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan

BAB II LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regressison analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

Statistik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak

BAB 2 LANDASAN TEORI. bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel eksplanatorik, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton.

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis regresi linier sederhana 2. Analisis regresi linier berganda. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor

BAB 2 LANDASAN TEORI. regresi adalah sebuah teknik statistik untuk membuat model dan menyelediki

BAB 2 LANDASAN TEORI. mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Istilah regresi yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. pertama digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. pengetahuan, terutama para peneliti yang dalam penelitiannya banyak

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian kejahatan dapat dilihat dari beberapa segi pandang yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. pengetahuan, terutama para peneliti yang dalam penelitiannya banyak

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. dangkal, sehingga air mudah di gali (Ruslan H Prawiro, 1983).

KORELASI DAN REGRESI LINIER SEDERHANA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegitan yang memperkirakan apa yang akan

Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang parameter suatu populasi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan tingkat

UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS

ANALISIS DATA KUANTITATIF

BAB Ι PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Deploment Index (HDI)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Regresi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perubahan nilai suatu variabel dapat disebabkan karena adanya perubahan pada

LANGKAH-LANGKAH PENGOLAHAN DATA PENELITIAN. Oleh: Bambang Avip Priatna Martadiputra

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

STATISTIK NON PARAMTERIK

BAB 2 LANDASAN TEORI. teknik yang umum digunakan untuk menganalisis. hubungan antara dua atau lebih variabel adalah analisis regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Sir Francis Galton pada tahun

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y.

SESI 13 STATISTIK BISNIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. variabel, yaitu variabel bebas atau variabel pengaruh (independent variable) dan

Pengantar Statistik Inferensial

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih.. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yakni: SMAN 1 kota Gorontalo, SMAN 2 Kota Gorontalo, SMAN. digunakan 3 bulan ( april, mei, juni 2013)

TEKNIK ANALISIS KORELASI. Pertemuan 9. Teknik Analisis Korelasi_M. Jainuri, M.Pd 1

BAB I Pendahuluan. 1. Mengetahui pengertian penelitian metode regresi. 2. Mengetahui contoh pengolahan data menggunakan metode regresi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.9 Latar Belakang

Pengantar Statistik. Nanang Erma Gunawan

Mengolah dan Menganalisis Data

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode peramalan adalah suatu cara memperkirakan atau memprediksikan apa yang

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang. Usaha perikanan bukanlah usaha yang hanya sekedar melakukan kegiatan

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI DI DELI SERDANG. Riang Enjelita Ndruru,Marihat Situmorang,Gim Tarigan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia selama periode Hal-hal

BAB III LANDASAN TEORI

Statistik Parametrik

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Statistik Menurut Sofyan (2013) pengertian statistik berasal dari bahasa Latin, yaitu status yang berarti negara dan digunakan untuk urusan negara. Pada mulanya, statistik hanya digunakan untuk menggambarkan keadaan dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan kenegaraan saja, seperti perhitungan banyaknya penduduk, pembayaran pajak, gaji pegawai, dan lain sebagainya. Seiring dengan perkembangan zaman, maka pengertian statistik semakin berkembang, antara lain: 1. Statistik adalah kumpulan data yang disajikan dalam bentuk tabel/daftar, gambar, diagram, atau ukuran-ukuran tertentu, misalnya statistik penduduk, statistik kelahiran, dan statistik pertumbuhan ekonomi. 2. Statistik adalah pengetahuan mengenai pengumpulan data, klasifikasi data, penyajian data, pengolahan data, penarikan kesimpulan, dan pengambilan keputusan berdasarkan masalah tertentu. 3. Statistik matematik/statistik teoritik adalah statistik yang diturunkan, bagaimana menciptakan model-model teoritis dan matematis.

4. Statistik terapan/teknik analisis data adalah statistik yang membahas caracara penggunaan statistik, antara lain untuk penelitian. Pengelompokkan statistik berdasarkan cara pengolahan datanya, maka terbagi menjadi empat cara, yaitu: 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang berkenaan dengan bagaimana cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau menguraikan data agar mudah dipahami. Adapun cara yang digunakan antara lain: a. Menentukan ukuran dari data, seperti nilai modus, rata-rata, dan nilai tengah (median). b. Menentukan ukuran variabilitas data, seperti variasi (varian), tingkat penyimpangan (deviasi standar), dan jarak (range). c. Menentukan ukuran bentuk data, seperti kemiringan (skewness), keruncingan (kurtosis), dll. 2. Statistik Inferensial (Statistik Induksi) Statistik Inferensial adalah serangkaian teknik yang digunakan untuk mengkaji, menaksir, dan mengambil kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dari sampel untuk menggambarkan karakteristik atau ciri dari suatu populasi. Berdasarkan ruang lingkupnya, statistik inferensial mencakup: a. probabilitas atau teori kemungkinan, b. distribusi teoritis, c. sampling dan sampling distribusi, d. pendugaan populasi atau teori populasi,

e. uji hipotesa rerata, f. analisis korelasi dan uji signifikansi, g. analisis regresi untuk peramalan, h. analisis varian dan kovarian. Pengelompokkan statistik berdasarkan bentuk parameternya sebagai berikut: 1. Statistik Parametrik Statistik parametrik adalah statistik yang mempertimbangkan jenis sebaran/distribusi data yang berdistribusi normal dan memiliki varian homogen. Pada umumnya, data yang digunakan pada statistik parametrik ini bersifat interval dan rasio. Uji statistik yang dapat digunakan pada statistik parametrik, antara lain: a. uji-z (1 atau 2 sampel), b. uji-t (1 atau 2 sampel), c. korelasi sederhana dan berganda, d. one or two way anova test, e. analisis regresi sederhana dan berganda, dll. 2. Statistik Nonparametrik Statistik Nonparametrik merupakan bagian statistik yang parameter populasi atau datanya tidak mengikuti suatu distribusi tertentu atau memiliki distribusi yang bebas dari persyaratan (free-distribution procedures), dan variannya tidak perlu homogen. Statistik nonparametrik biasanya digunakan untuk melakukan analisis pada data berjenis nominal atau ordinal. Adapun analisis statistik nonparametrik adalah sebagai berikut:

a. uji tanda peringkat Wilcoxon dan uji Mann-Withney (untuk 1-2 kelompok), b. uji Kruskal-Wallis (untuk kelompok lebih dari 2), c. uji Korelasi Rank Spearman dan Kendall Tau, d. uji Friedman, e. uji Chi-Kuadrat, dll. Untuk pembahasan pada tugas akhir ini penulis menggunakan statistik inferensial dan statistik parametrik. 2.2 Analisis Regresi Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang terkenal Galton menemukan bahwa meskipun terdapat tendensi atau kecenderungan bahwa orang tua yang tinggi akan mempunyai anak yang tinggi dan orang tua yang pendek akan mempunyai anak yang pendek juga, tetapi ratarata tinggi badan anak yang lahir dari orang tua dengan tinggi badan tertentu cenderung bergerak atau regress ke arah rata-rata tinggi badan anak seluruh populasi tersebut (Hakim Abdul, 2004). Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik (technique) untuk membangun persamaan garis lurus dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction). Model matematis dalam menjelaskan hubungan antarvariabel dalam analisis regresi menggunakan persamaan regresi.

Persamaan regresi (regression equation) adalah suatu persamaan matematis yang mendefenisikan hubungan antar dua variabel. (Algifari, 2000). Variabel bebas adalah variabel yang nilai-nilainya tidak bergantung pada variabel lainnya, biasanya disimbolkan dengan X. Variabel ini digunakan untuk meramalkan atau menerangkan nilai dari variabel yang lain. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang nilai-nilainya bergantung pada variabel lainnya, biasanya disimbolkan dengan Y. Variabel itu merupakan variabel yang diramalkan atau menerangkan nilainya (Hasan, 1999). Untuk mempelajari hubungan-hubungan antara beberapa variabel analisis regresi dapat dilihat dari dua bentuk yaitu : 1. Analisis Regresi Linier Sederhana (Simple Analysis Regression) 2. Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple Analysis Regression). 2.2.1 Regresi Linier Sederhana(Simple Analysis Regression). Regresi linier sederhana merupakan suatu prosedur untuk menunjukkan dua hubungan matematis dalam bentuk persamaan antara dua variabel, yaitu variabel bebas (X) variabel terikat (Y).Bentuk umum persamaan regresi linier sederhana adalah : &... (2.1) Keterangan : = nilai estimasi Y

a = intersep (titik potong kurva terhadap sumbu Y) b X = kemiringan atau slop kurva linier = Variabel bebas (variable independent). Persamaan (2.1) dapat digunakan untuk menaksir nilai jika nilai a, b, dan X diketahui. Nilai a pada persamaan (2.1) merupakan nilai Y yang dipotong oleh kurva linier pada sumbu vertikal Y. Atau dengan kata lain, a adalah nilai Y jika X=0. Nilai b adalah kemiringan (slope) kurva linier yang menunjukkan besarnya perubahan nilai Y sebagai akibat dari perubahan setiap unit nilai X. Besarnya a dan b konstan sepanjang kurva linier. Menurut Sudjana (2005) untuk menentukan nilai a dan bdapat diperoleh dengan menggunakan metode kuadrat terkecil (least squares method) di bawah ini: a. Mencari nilai konstanta a & =... (2.2) b. Mencari nilai konstanta b =... (2.3) 2.2.2 Regresi Linier Berganda(Multiple Analysis Regression) Regresi linier berganda merupakan suatu linier yang menjelaskan ada tidaknya suatu hubungan fungsional dan meramalkan pengaruh dua variabel bebas (X) atau

lebih terhadap variabel terikat (Y). Bentuk umum persamaan regresi linier berganda adalah: Keterangan:... (2.4) = nilai estimasi Y = nilai Y pada perpotongan antara garis linier dengan sumbu vertikal Y = slope yang berhubungan dengan variabel,, dan = nilai variabel bebas (independent). Persamaan regresi linier berganda dengan dua variabel bebas dapat dibentuk dengan persamaan berikut:... (2.5) Untuk menentukan besarnya dan yang terdapat pada persamaan tersebut dapat menggunakan metode skor deviasi berikut :... (2.6)... (2.7)... (2.8)... (2.9)

... (2.10)... (2.11)... (2.12)... (2.13)... (2.14) Selanjutnya hasil perhitungan tersebut dimasukkan ke dalam rumus di bawah ini: a. Menghitung nilai konstanta b 1 =... (2.15) b. Menghitung nilai konstanta b 2 =... (2.16) c. Menghitung nilai konstanta b 0 =... (2.17) Setelah menentukan persamaan liniernya langkah selanjutnya adalah menentukan kekeliruan baku (standard error). Menurut Hasan (1999) kekeliruan baku (standard error) adalah angka atau indeks yang digunakan untuk menduga

ketepatan suatu penduga atau mengukur jumlah variasi titik-titik observasi di sekitar garis regresi. Rumus untuk menghitung standard error adalah: ' ( ' ) # * +, -./... (2.18) Keterangan: ' ) n k =kekeliruan baku (standard error) =jumlah data =jumlah variabel bebas. 2.3 Uji Keberartian Regresi Linier Berganda Uji keberartian digunakan untuk mengetahui apakah sekelompok variabel bebas secara bersamaan mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Pada dasarnya pengujian hipotesa tentang parameter koefisien regresi secara keseluruhan adalah dengan menggunakan uji F. Uji linieritas garis regresi juga dilakukan dengan menghitung nilai F, yaitu dengan mempergunakan hipotesis nol 0. Jika nilai F hitung <F (0,05), garis regresi data yang bersangkutan dinyatakan linier. Sebaliknya, jika nilai F hitung <F (0,05), garis regresi itu berarti tidak linier, dan sebagai konsekuensinya data tersebut harus dibuat menjadi regresi nonlinier.

2.3.1 Uji F (Simultan) Menurut Nurgiyantoro (2002) dalam analisis regresi yang dianalisis adalah varians garis regresi, hasil perhitungan analisis regresi juga menghasilkan bilangan atau rasio F, atau lengkapnyaf regresi (disingkatf reg ) atau F hitung. Rasio F diperoleh dengan membandingkan antara rata-rata hitung garis residu (RK res ). Adapun rumus untuk memperolehf reg adalah sebagai berikut: 1 2)3 = 45 678 45 679... (2.19) Keterangan: F reg RK reg RK res = bilangan F garis regresi =rata-rata hitung kuadrat garis regresi =rata-rata hitung kuadrat garis residu. Maka besar kecilnya bilangan F reg akan ditentukan oleh besar kecilnya rata-rata hitung kuadrat garis regresi (RK reg ) dan rata-rata hitung kuadrat garis residu (RK res ). Jika (RK reg ) > (RK res ) maka akan menghasilkan F reg yang signifikan dan juga sebaliknya.langkah-langkah untuk menghitung nilai F reg adalah: Penghitungan Jumlah Kuadrat Total (JKT) Jumlah kuadrat total (JKT) dihitung dengan rumus sebagai berikut: :;<... (2.20) Penghitungan Jumlah Kuadrat Regresi (JK reg )

Rumus yang yang digunakan adalah sebagai berikut: :; 2)3... (2.21) Penghitungan Jumlah Kuadrat Residu (JK res ) Rumus yang yang digunakan adalah sebagai berikut: :; 2)= :;< :; 2)3... (2.22) Penghitungan Rata-rata Hitung Kuadrat Regresi (RK reg ) dan Residu (RK res ) Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: >; 2)3?5 678... (2.23) >; 2)=?5 679... (2.24) Penghitungan Nilai F Regresi (F reg ) 1 2)3 >; 2)3 >; 2)= Makalangkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: 1. Menentukan formulasi hipotesis 0 : @ A B 0 : @ A C B di mana : @ A koefisien yang akan diuji.

2. Menentukan taraf nyata dan 1 DEF)G dengan derajat kebebasan H. dan H n-k-1 3. Menentukan kriteria pengujian 0 diterima bila 1 I DJ3 K 1 DEF)G 0 ditolak bila 1 I DJ3 L 1 DEF)G 4. Menentukan nilai statistik F hitung dengan rumus: 1 2)3 = 45 678 45 679 5. Membuat kesimpulan apakah 0 diterima atau ditolak. 2.4 Analisis Korelasi Analisis korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lain. Umumnya analisis korelasi digunakan dalam hubungannya dengan analisis regresi untuk mengukur ketepatan garis regresi dalam menjelaskan (explaining) variasi nilai variabel terikat (dependent). Untuk statistik yang dapat menggambarkan hubungan antara suatu variabel dengan variabel lain adalah koefisien determinasi dan koefisien korelasi. Koefisien determinasi diberi simbol r 2 atau R 2 dan koefisien korelasi diberi simbol ratau R(Algifari, 1997). 2.4.1 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara dua variabel. Nilai koefisien determinasi menunjukkan persentase variasi nilai variabel terikat (dependent)yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan. Adapun besarnya koefisien determinasi (r 2 ) dapat juga dicari dengan menggunakan rumus di bawah ini: > =?5 678 "... (2.25) 2.4.2 Koefisien Korelasi Koefisien korelasi adalah bilangan yang menyatakan kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga dapat menentukan arah hubungan dari kedua variabel. Nilai korelasi! / K B K / untuk kekuatan hubungan nilai koefisien korelasi berada di antara -1 sampai 1 sedangkan untuk arah dinyatakan dalam bentuk positif (+) dan negatif (-). Dilambangkan dengan r, koefisien korelasi adalah akar koefisien determinasi atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: > M>... (2.26) Menurut Hasan (1999) koefisien korelasi yang terjadi dapat berupa : 1. Korelasi positif adalah korelasi dari dua variabel, yaitu apabila variabel yang satu (X) meningkat maka variabel lainnya (Y) cenderung meningkat pula.

2. Korelasi negatif adalah korelasi dari dua variabel, yaitu apabila variabel yang satu (X) meningkat maka variabel yang lainnya (Y) cenderung menurun. 3. Tidak ada terjadinya korelasi apabilakedua variabel (X dan Y) tidak menunjukkanadanya hubungan. 4. Korelasi sempurna adalah korelasi dua variabel, yaitu apabila kenaikan atau penurunan variabel yang satu (X)berbanding dengan kenaikan atau penurunan variabel yang lainnya (Y). Selain diturunkan dari koefisien determinasi (R 2 ), koefisien korelasi (r) berdasarkan sekumpulan data (X i dan Y i ) berukuran n dapat pula ditentukan dengan menggunakan rumus:! = " " " " #$ " " %$ " " %... (2.27) Keterangan :! = koefisien korelasi n = jumlah data = variabel bebas (independent) = variabel terikat (dependent). Korelasi antara variabel dibedakan atas tiga jenis, yaitu : 1. Korelasi Positif

Perubahan antara variabel berbanding lurus, artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka variabel yang lainnya juga mengalami peningkatan. 2. Korelasi Negatif Perubahan antara variabel berlawanan, artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka variabel yang lain mengalami penurunan. 3. Korelasi Nihil Terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti pada perubahan yang lain dengan arah yang tidak teratur. Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0 Tidak ada korelasi 0,01 0,19 Sangat rendah 0,20 0,39 Rendah 0,40 0,59 Agak rendah 0,60 0,79 Cukup 0,80 0,99 Tinggi 1 Sangat tinggi (korelasi sempurna) 2.5Uji t (Parsial) Tujuan dilakukan uji signifikansi secara parsial dua variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent) adalah untuk mengukur secara terpisah dampak yang ditimbulkan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun rumus untuk mencari t hitung adalah:

N I DJ3 = F " O P"... (2.28) Keterangan: b i S bi = nilai konstanta =standard error. Sebelum menghitung nilai t hitung terlebih dahulu mencari nilai S bi (standard error). Adapun nilai S bi dapat dicari dengan tahapan sebagai berikut: 1. Menghitung nilai Standar Error (S bi ) Standard errors b1 O Q Q ' F = #RS ( TUR2 Q Q U... (2.29) Standard errors b2 ' F = O Q Q #RS ( TUR2 Q Q U... (2.30) 2. Menghitung nilai standar deviasi regresi linier berganda (S X1X2 ) Menentukan nilai varian ' = RF VF... (2.31) Menentukan nilai deviasi standar, ' = #' /,... (2.32) Keterangan : ' /, = standar deviasi regresi berganda

n k = jumlah data = jumlah variabel bebas. Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : 1. Menentukan formulasi hipotesis 0 : @ A B 0 : @ A C B di mana : @ A koefisien yang akan diuji. 2. Dilakukan uji dua sisi dengan taraf nyata = 0,05 dan nilai t tabel dengan dk yaitu n 2 maka di peroleh N WXY. 3. Menentukan kriteria pengujian 0 diterima bila N DEF)G K N I DJ3 K N DEF)G 0 ditolak bila N I DJ3 L N DEF)G 4. Menentukan nilai statistik t hitung dengan rumus : N I DJ3 F " O P" 5. Membuat kesimpulan apakah 0 diterima atau ditolak.