Aplikasi Pohon Keputusan dalam Pendaratan Pesawat Terbang

dokumen-dokumen yang mirip
Penerapan Pohon Keputusan pada Pemilihan Rencana Studi Mahasiswa Institut Teknologi Bandung

Implementasi Pohon Keputusan untuk Membangun Jalan Cerita pada Game Engine Unity

Aplikasi Pohon pada Pohon Binatang (Animal Tree)

Penyelesaian Five Coins Puzzle dan Penghitungan Worst-case Time dengan Pembuatan Pohon Keputusan

TERAPAN POHON BINER 1

Penggunaan Pohon Biner Sebagai Struktur Data untuk Pencarian

Penerapan Travelling Salesman Problem dalam Penentuan Rute Pesawat

Penerapan Pohon dengan Algoritma Branch and Bound dalam Menyelesaikan N-Queen Problem

Penerapan strategi runut-balik dalam penyelesaian permainan puzzle geser

Aplikasi Graf dalam Rute Pengiriman Barang

Penerapan Algoritma Branch and Bound pada Penentuan Staffing Organisasi dan Kepanitiaan

Pemanfaatan Pohon Biner dalam Pencarian Nama Pengguna pada Situs Jejaring Sosial

Pengaplikasian Pohon dalam Mekanisme Pengambilan Skill Game Dota 2

Penerapan Pewarnaan Graf dalam Perancangan Lalu Lintas Udara

Pengembangan Teori Graf dan Algoritma Prim untuk Penentuan Rute Penerbangan Termurah pada Agen Penyusun Perjalanan Udara Daring

TUGAS MAKALAH INDIVIDUAL. Mata Kuliah : Matematika Diskrit / IF2153 Nama : Dwitiyo Abhirama NIM :

Penerapan Pohon Keputusan pada Penerimaan Karyawan

Aplikasi Pohon dan Graf dalam Kaderisasi

Menyelesaikan Permainan Wordament Menggunakan Algoritma Backtracking

I. PENDAHULUAN. 1.1 Permainan Rush Hour

Aplikasi Pohon Pencarian Biner Seimbang sebagai Memo Table Dynamic Programming

Penerapan Pohon Keputusan dalam Pemodelan Perilaku Otomatis Unit Pasukan Game Bertipe Real Time Strategy

Implementasi Pohon Keputusan untuk Menganalisa Desain Sistem Battle pada Game Brightsouls

Penerapan Algoritma Branch and Bound untuk Penentuan Jalur Wisata

Penggunaan Pohon Biner dalam Binary Space Partition untuk Membuat Dungeon Game Roguelike RPG

Penerapan Algoritma Prim dan Kruskal Acak dalam Pembuatan Labirin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penerapan Pohon dalam Kombinasi Gerakan Karakter Game

Penerapan TSP pada Penentuan Rute Wahana dalam Taman Rekreasi

Aplikasi Pohon dan Logika pada Variasi Persoalan Koin Palsu

Strategi Permainan Menggambar Tanpa Mengangkat Pena

Penerapan Kombinatorial dan Penggunaan Pohon Keputusan pada Role Jungler dalam Permainan League of Legends

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Berangkat Transit Total % Pertumbuhan

Aplikasi Pohon dalam Pencarian dan Penempatan Buku di Perpustakaan

Aplikasi Teori Graf dalam Penggunaan Cairan Pendingin pada Proses Manufaktur

Penggunaan Dynamic Programming pada Persoalan Penjadwalan Kedatangan Pesawat Terbang

Penerapan Graf dan Pohon pada Klasifikasi Aplikasi di Play Store

Termilogi Pada Pohon Berakar 10 Pohon Berakar Terurut

Aplikasi Pohon dalam Pengambilan Keputusan oleh Sebuah Perusahaan

Variasi Pohon Pencarian Biner Seimbang

METODE POHON BINER HUFFMAN UNTUK KOMPRESI DATA STRING KARAKTER

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penghematan BBM pada Bisnis Antar-Jemput dengan Algoritma Branch and Bound

ICAO (International Civil Aviation Organization)

Aplikasi Pohon Keputusan dalam Pemilihan Penerima Beasiswa UKT

Penerapan Teori Graf untuk Menentukan Tindakan Pertolongan Pertama pada Korban Kecelakaan

Penerapan Greedy pada Jalan Jalan Di Bandung Yuk! V1.71

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI GRAF DALAM PEMBUATAN JALUR ANGKUTAN KOTA

Aplikasi Pohon Keputusan dalam PLL Patern Recognition Rubiks Cube

Pengaplikasian Pohon dalam Sistem Repository Ubuntu Linux

Menentukan Titik Evakuasi Selanjutnya bagi Sekelompok Regu Tim SAR dengan Algoritma Branch and Bound

I. PENDAHULUAN. Gambar 1: Graf sederhana (darkrabbitblog.blogspot.com )

Perbandingan Algoritma Depth-First Search dan Algoritma Hunt-and-Kill dalam Pembuatan Labirin

Pemodelan CNF Parser dengan Memanfaatkan Pohon Biner

Aplikasi Algoritma Traversal Dalam Binary Space Partitioning

Penerapan Algoritma Transversal pada Graf dan Algoritma Pencocokan String dalam Sistem Jual-Beli Tiket Bioskop

Penerapan Pewarnaan Graf dalam Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas

Penerapan Graf dalam Optimasi Jalur Penerbangan Komersial dengan Floyd-Warshall Algorithm

Aplikasi Graf pada Penentuan Jadwal dan Jalur Penerbangan

Pendeteksian Deadlock dengan Algoritma Runut-balik

Penerapan Pohon Keputusan dalam Pengambilan Keputusan Terbaik dibidang Pemasaran Produk

Aplikasi Algoritma Branch and Bound dalam Pencarian Solusi Optimum Job Assignment Problem

Perancangan Sistem Transportasi Kota Bandung dengan Menerapkan Konsep Sirkuit Hamilton dan Graf Berbobot

Pengaplikasian Pohon dalam Silsilah Keluarga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Pohon dan Aplikasinya dalam Bagan Silsilah Keturunan

Penerapan Program Dinamis Pada Sistem Navigasi Otomotif

Menentukan Susunan Terbaik Tim Proyek dengan Algoritma Branch and Bound

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Soekarno-Hatta terus meningkatkan pelayanan untuk. Soekarno-Hatta menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap

Penerapan Logika dan Peluang dalam Permainan Minesweeper

BAB I PENDAHULUAN. diantara 96 buah pulau tersebut, telah diberi nama pada tahun. - sebelah Timur berbatasan dengan Laut Sabu,

Pohon. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Program Studi Teknik Informatika ITB. Rinaldi M/IF2120 Matdis 1

MANAJEMEN TRANSPORTASI UDARA DAN LAUT

Penerapan Pohon dan Himpunan dalam Klasifikasi Bahasa

Aplikasi Pohon Prefix pada Pencarian Kontak di

Penerapan Pengkodean Huffman dalam Pemampatan Data

Aplikasi Graf Berarah dan Pohon Berakar pada Visual Novel Fate/Stay Night

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penerapan Teknik Binary Search Tree Sebagai Alternatif Penyimpanan Data

Pencarian Lintasan Terpendek Pada Aplikasi Navigasi Menggunakan Algoritma A*

Menentukan Arah Pukulan Terbaik dalam Pertandingan Bulutangkis Kategori Tunggal dengan Teori Graf Terbalik

Penerapan Algoritma DFS pada Permainan Sudoku dengan Backtracking

Himpunan dan Pohon dalam Aplikasi Pemilihan Restoran Tujuan

Perbandingan BFS dan DFS pada Pembuatan Solusi Penyelesaian Permainan Logika

Aplikasi Pohon Merentang Minimum dalam Rute Jalur Kereta Api di Pulau Jawa

Penerapan Teori Graf dalam Game Bertipe Real Time Strategy (RTS)

Penerapan Algoritma BFS dan DFS dalam Mencari Solusi Permainan Rolling Block

Penggunaan Pohon Huffman Sebagai Sarana Kompresi Lossless Data

LINKING CORRIDOR TERMINAL DAN TRANSIT HOTEL BANDARA SOEKARNO - HATTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization):

Aplikasi Pohon Merentan Minimum dalam Menentukan Jalur Sepeda di ITB

dengan Algoritma Branch and Bound

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA HANG NADIM BATAM

Aplikasi Graf Berarah Pada Item Dalam Game DOTA 2

Aplikasi Graf Berbobot dalam Menentukan Jalur Angkot (Angkutan Kota) Tercepat

Pohon (Tree) Universitas Gunadarma Sistem Informasi 2012/2013

Transkripsi:

Aplikasi Pohon Keputusan dalam Pendaratan Pesawat Terbang Putu Arya Pradipta - 13515017 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia 13515017@std.stei.itb.ac.id Abstract Dalam dunia penerbangan, pohon keputusan adalah hal yang cukup lazim dalam membantu seorang pilot memutuskan sesuatu. Biasanya pohon keputusan ini terdapat dalam pegangan yang dibawa pilot. Pilot pun haruslah mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Saat ini, beberapa keputusan mengenai rute pendaratan dan rute pesawat di darat biasanya dipegang oleh sistem yang otomatis, namun pilot juga biasanya perlu paham akan hal tersebut. Keywords pohon keputusan, pesawat, pendaratan. I. PENDAHULUAN Saat ini perjalanan udara sudah menjadi hal lumrah. Padahal, baru 112 tahun lalu Wright Bersaudara menciptakan pesawat terbang pertama di dunia. Sejak saat itu, telah banyak perkembangan yang terjadi dalam dunia penerbangan, baik dalam hal teknik dan dalam hal regulasi. Regulasi merupakan hal yang paling penting dalam industri penerbangan saat ini. Jika berkaca pada kecelakaan pesawat pada akhir akhir ini, kecelakaan pesawat lebih banyak diakibatkan oleh kelalaian pilot, pengawas lalu lintas udara, ataupun mekanik. Oleh karenanya, setiap orang yang berhubungan dengan industri penerbangan ini perlu memahami betul regulasi yang berlaku sehingga tidak terdapat gangguan dalam perjalanan udara. Dewasa ini, banyak sekali bermunculan maskapai berbiaya rendah (Low Cost Carrier Airline) yang memudahkan orang untuk bepergian. Menurut data statistik, jumlah penumpang yang diberangkatkan pada tahun 2014 dari seluruh bandara di Indonesia meningkat hampir 4 kali lipat dibandingkan tahun 2003. Hal ini membuat frekuensi penerbangan pun bertambah pesat, serta jumlah pesawat mengalami kenaikan 2 kali lipat. Perlu diketahui juga, bahwa penerbangan di udara pun harus melewati suatu jalan yang disebut airway. Sebelum keberangkatan, semua pesawat harus melaporkan rute penerbangan dan estimasi waktu kedatangan di bandara tujuan. Untuk bergeser beberapa nautical miles dari rute asli, person in command harus meminta izin terlebih dahulu kepada pengawas lalu lintas udara. Di Indonesia sendiri, jalur jalur udara seperti jalur utara Jawa sudah sangat padat oleh pesawat, baik itu penerbangan dalam negeri maupun penerbangan luar negeri. Belum lagi kapasitas bandara kita yang pertambahan kapasitasnya tidak sebanding dengan pertumbuhan perjalanan udara sehingga menimbulkan keterlambatan penerbangan. Melalui makalah ini, penulis berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan pembaca tentang pendaratan pesawat, dan juga dapat melihat aplikasi pohon keputusan dalam pendarat pesawat. 2.1 Pohon II. DASAR TEORI Pohon yang akan dibahas kali ini bukanlah pohon seperti di alam, namun pohon yang dimaksud adalah pohon sebagai sebuah konsep dalam ilmu informatika. Dalam dunia informatika, pohon didefinisikan sebagai graf tak berarah terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Definisi ini juga sering disebut sebagai pohon bebas. Sedangkan kumpulan pohon yang saling lepas didefinisikan sebagai hutan. Pohon memiliki beberapa sifat, antara lain Setiap pasang simpul dalam pohon terhubung dalam lintasan tunggal. Pohon tidak mengandung sirkuit Semua pohon terhubung dan semua sisinya adalah jembatan Jika pohon memiliki n simpul maka pohon tersebut akan memiliki n-1 buah sisi. Selain itu, terdapat pula sebuah pohon yang memiliki arah. Pohon ini disebut sebagai pohon berarah. Pohon berarah didefinisikan sebagai pohon yang sebuah simpulnya diperlakukan sebagai akar dan sisi sisinya diberi arah sehingga menjadi graf berarah. Beberapa terminology dalam pohon berarah ini adalah sebagai berikut, Akar

Akar merupakan simpul yang memiliki derajatmasuk sama dengan nol. Daun Daun merupakan simpul yang memiliki derajat keluar sama dengan nol Cabang / Simpul dalam Cabang merupakan simpul yang mempunyai derajat keluar tidak sama dengan 0 dan bukan merupakan akar. Anak Simpul x dikatakan sebagai anak dari simpul y jika terdapat sisi dari y ke x. Orangtua Simpul y dikatakan sebagai orangtua dari simpul x jika terdapat sisi dari y ke x. Lintasan Lintasan dari simpul v1 ke simpul vk adalah runtunan simpul simpul v1, v2,, vk sedemikian sehingga vi adalah orangtua dari vi+1 untuk 1<=i<k. Panjang lintasan adalah jumlah sisi yang dilalui dalam suatu lintasan, yaitu k-1. Keturunan dan Leluhur Jika terdapat lintasan dari simpul x ke simpul y di dalam pohon, maka x adalah leluhur dari simpul y, dan y adalah ketrurunan dari simpul x. Saudara kandung Simpul yang berorangtua sama adalah saudara kandung satu sama lain. Upapohin Upapohon adalah sub bagian dari sebuah pohon. Derajat Derajat pada pohon berakar adalah jumlah anak dalam simpul tersebut. Aras Aras dari akar didefinisikan sebesar 0, sedangkan aras simpul lainnya didefinisikan sebsear 1 ditambah panjang lintasan dari akar ke simpul tersebut. Tinggi atau kedalaman Tinggi didefinisikan sebagai aras maksimum dari sebuah pohon berarah. e b f a c g h i j Gambar 2.1 Pohon Berakar sumber : informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/matdis/2016- d b > c 2017/Pohon.ppt. Diakses tanggal 7 Desember 2016 2.2 Pohon Keputusan Salah satu terapan dari pohon ini adalah pohon keputusan. Pohon keputusan digunakan untuk memodelkan persoalan yang terdiri dari serangkaian keputusan yang mngarah ke solusi. Tiap simpul dalam menyatakan keputusan, sedangkan daun menyatakan solusi. Untuk menggunakan sebuah pohon keputusan, pertama tama kita harus mengumpulkan semua syarat, lalu mengikuti seluruh alur yang ditunjukkan oleh sisi sisi dalam pohon. a >c a : c a > b c > a a : b b > a b : c b : c c > a > b a : c c > b > a c > b a >c b > c c > a a > b > c a > c > b b > a > c b > c > a c > b Gambar 2.2 Pohon Keputusan sumber : informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/matdis/2016-2017/pohon.ppt. Diakses tanggal 7 Desember 2016 2.3 Istilah dalam dunia penerbangan Dalam karya tulis ini, akan digunakan beberapa istilah dalam dunia penerbangan. Beberapa istilah akan dibahas pada bab ini. Runway (landas pacu) merupakan suatu daerah persegi panjang yang ditentukan pada bandar udara di daratan atau perairan yang dipergunakan untuk pendaratan dan lepas landas pesawat udara[2]. Setiap runway memiliki namanya masing masing, yang mengacu pada arah runway tersebut dalam deka-derajat. Untuk bandara yang mempunyai 2 runway atau lebih yang sejajar, maka akan diberikan prefix L dan R di akhir namanya. Misalnya runway 07L berarti runway tersebut berarah relative ke 70 derajat dan berada di sisi kiri. Taxiway (landas ancang) adalah jalan penghubung antara landas pacu dan pelataran pesawat (apron), kandang pesawat (hangar), maupun fasilitas lainnya dalam suatu Bandar udara. Setiap bagian dari taxiway dinamai sesuai nama yang unik, dan biasanya nama tersebut juga menandakan arah taxiway tersebut relative terhadap bandara. Waypoint adalah titik acuan / kumpulan koordinat yang digunakan untuk keperluan navigasi untuk

mengidentifikasi sebuah titik di peta. Waypoint bersifat imaginer, tidak terdapat pada lokasi asli. Koordinat waypoint disimpan dan diakui secara internasional. Waypoint biasanya terdiri dari 5 karakter A-Z yang tidak case sensitive. III. APLIKASI POHON KEPUTUSAN DALAM PENDARATAN PESAWAT Seiring berkembangnya industri penerbangan, regulasi yang mengatur teknis penerbangan pun menjadi semakin kompleks. Contohnya saja pada masa masa awal penerbangan, pilot hanya perlu melaporkan koordinat tujuan dan titik persinggahan yang akan dilewati. Di udara pada masa itu pilot bebas melakukan perjalanan dan dengan ketinggian berapapun. Namun, saat ini hal ini diatur dengan ketat. Sebelum pesawat mulai keluar dari gerbang bandara, pilot harus secara spesifik menyebutkan koordinat penerbangan, ketinggian yang diinginkan, dan jalur penerbangannya. Setiap pilot yang akan terbang dalam suatu daerah harus mengenal jalur penerbangan yang terdapat dalam daerah tersebut, dan juga titik singgah yang tersedia. Biasanya pilot membawa sebuah diagram yang menggambarkan seluruh jalur udara yang tersedia. Gambar 3.1 Jalur Penerbangan di Jakarta dan Sekitarnya Sumber : https://media.licdn.com/mpr/mpr/aaeaaqaaaaaaaa K6AAAAJGI0NTJhYjJiLWZjMDEtNDIzMC1iZGMyLT U2NDNjZjBjOTcyOQ.jpg Diakses tanggal 4 Desember 2016 pukul 20:31 WIB Selain itu, pilot juga harus memiliki peta tentang bandara keberangkatan dan bandara kedatangan, karena dalam peta tersebut memiliki banyak informasi, dianaranya jalur keberangkatan dan jalur kedatangan pesawat. Gambar 3.2 Peta Bandara Soekarno Hatta Sumber : JeppView Chart for WIII Untuk pilot yang sudah terbiasa dengan bandara yang akan dikunjungi pastilah sudah paham dengan pengaturan daerah di bandara tersebut. Namun, untuk pilot yang pertama kali akan mendarat pada bandara tersebut pastilah akan mengalami kesulitan dalam hal menentukan arah pendaratan dan jalur menuju gate yang diinginkan. Oleh karenanya, diperlukan sebuah pohon keputusan yang mudah dibaca agar keputusan yang diambil tepat dan dalam waktu yang singkat. IV. STUDI KASUS Dalam karya tulis ini, penulis akan mencoba memberi contoh tentang aplikasi pohon keputusan dalam pendaratan pesawat. Bandara yang akan dijadikan sampel dalam karya tulis ini adalah Bandara Internasional Soekarno Hatta (ICAO : WIII, IATA : CGK), karena merupakan bandara tersibuk di Indonesia dan juga memiliki banyak jalur penerbangan yang dapat dianalisis. Peta bandara Soekarno Hatta dapat dilihat di subbab sebelumnya. Sesaat setelah pengatur lalu lintas udara mengumumkan Landasan pacu 07L 07R 25L 25R GAPRI (290/31000) WETES (260/25000) ESALA (250/19000) INDIA (230/10000) SAMBA (230 / 6000) LIMAU (190 / 3000) BILIS (190 / 2000) NOKTA (250/21000) OSCAR (250/13000) KAKAP (240/10000) DAKAR (210/7000) SEPAT (190/5000) SIGAS (1904000) GAPRI (265/23000) WETES (250/17000) ESALA (230/11000) TEGAR (230/7000) LEFTA (210/3000) NOKTA (240/11000) RAMBU (240/7000) PRIOK (210 / 2000) runway mana yang dapat dipakai untuk mendarat, maka pilot akan mencari cara untuk menuju runway tersebut. Gambar 4.1 Pohon Keputusan 1 Untuk membaca pohon keputusan di atas, maka pilot perlu pertama tama memilih landasan sesuai yang

dipilihkan oleh pengawas lalu lintas udara. Lalu, pilot mencocokkan lokasi mereka saat ini dengan salah satu waypoint dibawah ini. Setelah menemukan waypoint terdekat, maka pilot harus menyesuaikan tinggi dan kecepatan sesuai yang ditentukan. Misalnya jika pilot akan mendarat di Runway 07L dan waypoint selanjutnya adalah GAPRI, maka pilot harus menurunkan kecepatan pesawatnya menjadi 290 knots dan juga menurunkan ketinggian jelajah pesawatnya menjadi 31000 feet. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan pohon keputusan ini. Pertama, pilot harus tetap sadar akan kondisi sekitar, meskipun ia telah berada di jalan yang benar. Kedua, pilot harus terlebih dahulu mendapatkan clearance dari pengawas lalulintas udara bahwa ia telah diizinkan untuk mendarat di runway yang telah disebutkan. Jika pesawat belum diizinkan atau masih dalam proses mengantri, maka pilot dapat melakukan maneuver go around di atas lokasi yang telah diizinkan sambil menunggu antrian. Setelah mendarat, pilot pun harus langsung keluar dari runway untuk mempersilahkan pesawat lain untuk mendarat / lepas landas. ingin mendarat di bandara Soekarno Hatta. Ia pun mengontak pengawas lalu lintas udara. Pengawas lalu lintas udara memberi tahu bahwa ia dapat mendarat di runway 07L. Berdasarkan pohon keputusan pertama, maka ia dapat memilih rute yang diinginkan dan mendarat di runway yang telah ditentukan. Setelah mendarat, pilot akan berusaha keluar dari runway untuk masuk ke dalam taxiway bandara. Ia ingin menuju ke gate 2D. Pertama tama ia mengecek terlebih dahulu dimana ia harus keluar. Menurut pohon keputusan pertama, ia harus keluar dari runway 07L melalui taxiway N3. Untuk menuju gate Terminal 2D, maka menurut pohon keputusan pula ia harus menuju gate tersebut melalui jalan NP2 NCZ Apron D. Setelah sampai di gate yang diinginkan, ia pun melapor dan penumpang dapat keluar dari pesawat. V. SIMPULAN Pohon keputusan adalah salah satu cara yang dapat digunakan seorang pilot untuk mendaratkan pesawat. Pohon keputusan sangat efektif untuk membuat alur Runway 07L B737 series, B738, B739, A320 series B747, A340, A350, B770 Keluar runway di N3 Keluar Runway di N2 Gate Terminal 1A Gate Terminal 1A Gate Terminal 1B Gate Terminal 1C Gate Terminal 2D NP2 WC1 SP2 SC3 Apron A NP2 WC1 SP2 SCX Apron B NP2 WC1 SPW Apron C NP2 NCZ Apron D Gate Terminal 1B Gate Terminal 1C Gate Terminal 2D N2 WC1 SP2 SC3 Apron A NP2 WC1 SP2 SCX Apron B NP2 WC1 SPW Apron C NP2 NCZ Apron D...... Gambar 4.2 Pohon Keputusan 2 Misalkan seorang pilot yang membawa pesawat A320 pikiran menjadi jelas, dan juga lebih cepat untuk mengambil keputusan. Namun, mungkin saja ada informasi yang tidak terdapat dalam pohon keputusan ini,

misalnya saja info tentang taxiway selanjutnya berada di kiri atau kanan taxiway selanjutnya. Oleh karenanya, pohon keputusan ini dapat menjadi rujukan sementara, dan jika sudah menemukan rute yang akan dilalui, pilot dapat melihat buku panduannya dan mengikutinya. VI. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-nya, karya tulis ini dapat penulis selesaikan tanpa rintangan yang berarti. Penulis juga ingin berterima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Rinaldi Munir, M.T. selaku dosen IF2120 Matematika Diskrit yang telah memberikan ilmu tentang pohon ini yang menjadi dasar dari penulisan makalah ini. REFERENSI [1] Munir, Rinaldi, Matematika Diskrit. Bandung: Percetakan ITB,2006, bab 9 [2] "Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-7112-2005 Mengenai Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan Sebagai Standar Wajib". Dephub. Diakses tanggal 7 Desember 2016 pukul 21.49 WIB [3] JeppView For WIII. Diakses tanggal 4 Desember 2016 pukul 18.27 [4] Data Badan Pusat Statistik Indonesia (https://www.bps.go.id/linktabledinamis/view/id/812) Diakses tanggal 4 Desember 2016 pukul 18.39 WIB PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa makalah yang saya tulis ini adalah tulisan saya sendiri, bukan saduran, atau terjemahan dari makalah orang lain, dan bukan plagiasi. Bandung, 8 Desember 2016 Putu Arya Pradipta 13515017