Revenue Analysis Of Cattle Farmer In Sub District Patebon Kendal Regency

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Profitabilitas Usaha Penggemukan Sapi Potong Di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI SAPI POTONG DENGAN SISTEM PEMBIBITAN PADA ANGGOTA KTT TRI ANDINIREJO KELURAHAN BENER KECAMATAN TEGALREJO YOGYAKARTA

PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Penggemukan Sapi (Kasus di Kelurahan Ekajaya, Kecamatan Jambi Selatan Kotamadya Jambi)

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI. Oleh : YULIANA

ANALISIS PROFFITABILITAS USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

ANALISIS PROFITABILITAS PENGEMBANGAN USAHA TERNAK ITIK DI KECAMATAN PAGERBARANG KABUPATEN TEGAL

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN. berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN

Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong

ANALISIS PENDAPATAN TERNAK SAPI POTONG KELOMPOK LM3 SUBAK GUNUNG SARI

PRODUKTIVITAS DAN ANALISA KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG DI YOGYAKARTA (POSTER) Tri Joko Siswanto

ANALISIS KONTRIBUSI USAHA TERNAK SAPI POTONG TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN TEBAS KABUPATEN SAMBAS

KELAYAKAN USAHA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA

RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

Analisis Pendapatan Usaha Ternak Sapi Perah Di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati*

Penggunaan Tenaga Kerja Keluarga Petani Peternak Itik pada Pola Usahatani Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci

I.M. Mulyawati, * D. Mardiningsih,** S. Satmoko **

DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT

BEEF CATTLE FARMING ANALYSIS IN PANCONG JAYA FARMER GROUP, WARU TIMUR VILLAGE WARU SUBDISTRICT PAMEKASAN REGENCY

Hesti Esa Setiani dkk/jurnal Ilmiah Peternakan 1(2): , Juli 2013

PERBANDINGAN PENDAPATAN ANTARA PETERNAK MITRA DAN PETERNAK MANDIRI AYAM BROILER DI KABUPATEN BUNGO. SKRIPSI. Oleh : ELSYE DILLA ANGRIANI

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI PADA USAHA AYAM NIAGA PEDAGING DI KABUPATEN PURBALINGGA

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p Online at :

Staf Pengajar Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PANGSA PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI.

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

ANALISIS EKONOMI PEMBERIAN KREDIT SAPI TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

ALOKASI WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN MEGANG SAKTI KABUPATEN MUSI RAWAS

Mukson, E. Prasetyo, B. M. Setiawan dan H. Setiyawan Laboratorium Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. Terletak LU dan LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan

KAJIAN ANALISIS USAHA TERNAK KAMBING DI DESA LUBANGSAMPANG KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO. Zulfanita

Analisis Pendapatan Peternak Sapi Potong Sistem Pemeliharaan Intensif dan Konvensional di Kabupaten Sleman Yogyakarta

Oleh : Try Wahyuni Pembimbing : Rita Yani Iyan dan Mardiana. Of Economi Riau University, Pekanbaru Indonesia

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan manusia. Untuk meningkatkan produktivitas ternak

Kontribusi Usahatani Padi dan Usaha Sapi Potong Terhadap Pendapatan Keluarga Petani di Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah

ANALISIS EKONOMI USAHA BUDIDAYA TAMBAK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA SAPI PERAH PADA PETERNAK ANGGOTA KUD DI KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN KUANTAN TENGAH UNTUK PENGEMBANGAN SAPI POTONG DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) ,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56

Analisis Pemasaran Ternak Sapi Potong di Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul

Kontribusi Usaha Ternak Sapi Perah Terhadap Pendapatan Keluarga Peternak di Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KOPI ROBUSTA DI KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI. Oleh :

I. PENDAHULUAN. mengandangkan secara terus-menerus selama periode tertentu yang bertujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

KONSTRIBUSI PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI POTONG TERHADAP PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETENAK (Studi Kasus di DesaSukolilo Kecamatan Jabung Kabupaten Malang)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN JERUK PAMELO (Citrus grandis) DI KABUPATEN PATI

Analisis Pemasaran Domba dari Tingkat Peternak Sampai Penjual Sate di Kabupaten Sleman

EFISIENSI EKONOMI USAHA SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) KECAMATAN PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR

VI. GAMBARAN WILAYAH, KARAKTERISTIK PETERNAKAN SAPI POTONG DAN RESPONDEN PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

ANALISIS FINANSIAL PETERNAK SAPI PESERTA KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKPE) DAN MANDIRI DI KABUPATEN MAGELANG

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI MELON DI KABUPATEN NGAWI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO

ANALISIS KEUNTUNGAN PEMELIHARAAN TERNAK SAPI DI KECAMATAN SULUUN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia

Received August 27, 2008; Accepted November 12, 2008 ABSTRACT. + 0,025x ,018x 5 ABSTRAK

ABSTRAK. Kata Kunci : Tax compliance cost, tax service quality, tindakan tax evasion. vii. Universitas Kristen Maranatha

TINGKAT PENDAPATAN PETERNAK PADA PENGGEMUKAN SAPI BALI DENGAN SISTEM BAGI HASIL DI KABUPATEN KUPANG

Analisis Pendapatan Usaha Sapi Pasundan...Rizka Diannika Syahrizal.

STUDI KOMPARATIF SISTEM PENGGEMUKAN SAPI KEREMAN DI DAERAH BANTARAN SUNGAI DAN LUAR DAERAH BANTARAN SUNGAI KRUENG ACEH KABUPATEN ACEH BESAR TESIS

SKRIPSI. Oleh : VIVI MISRIANI

TINJAUAN PUSTAKA. pendekatan yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain :

PEMASARAN SUSU DI KECAMATAN MOJOSONGO DAN KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI. P. U. L. Premisti, A. Setiadi, dan W. Sumekar

USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI PUBLIKASI ILMIAH

ANALISIS PERMINTAAN PRODUK PETERNAKAN DI DESA TAWAANG KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

AGRITECH : Vol. XVIII No. 2 Desember 2016: ISSN :

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

PENGARUH KARAKTERISTIK PETERNAK TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DI KABUPATEN WONOGIRI

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

ABSTRACT

ANALISIS PENGGUNAAN TENAGA KERJA RUMAH TANGGA PADA PEMELIHARAAN DOMBA DI KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG

ANALISIS KEUNTUNGAN PENGGEMUKAN SAPI POTONG KELOMPOK TANI KEONG MAS DESA TAMBULANGO KECAMATAN SANGKUB BOLAANG MONGONDOW UTARA (STUDI KASUS)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGGUNAAN TENAGA KERJA LUAR KELUARGA PADA USAHA TANI PADI SAWAH

ANALISIS USAHA TERNAK SAPI POTONG (Studi Kasus: Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat)

HUBUNGAN BIAYA PRODUKSI DENGAN PENDAPATAN USAHA TERNAK AYAM KAMPUNG (STUDI KASUS DI DESA PUNGKOL KECAMATA TATAPAAN, KABUPATEN MINAHASA SELATAN)

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

EFISIENSI USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KABUPATEN SEMARANG EFFORT EFFICIENCY DAIRY CATTLE FARMING SEMARANG REGENCY

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DAN JUMLAH PAKAN TERHADAP PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH RAKYAT

Kontribusi Usaha Kerbau pada Petani Sawah.Lalita Dhaniarthi KONTRIBUSI USAHA KERBAU PADA PETANI SAWAH DI KECAMATAN CISEWU KABUPATEN GARUT

SALURAN PEMASARAN DAN BOBOT JUAL SAPI POTONG DI DESA SUMBER JATI KECAMATAN JATIREJO KABUPATEN MOJOKERTO

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Transkripsi:

Revenue Analysis Of Cattle Farmer In Sub District Patebon Kendal Regency M. Handayani, Mukson dan R. Yulianingsih Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Abstract The purpose of this study to determine conduct of maintenance of beef cattle and the influence of production factors to the income breeder cattle in Sub district Patebon Kendal Regency. The experiment was conducted in October 2009 and Location of research taken in the sub district Patebon Kendal Regency, then selected two villages that have the potential as a producer of beef cattle. Determination of the location on the consideration that the District Patebon Kendal District is an area of lowland tropical climates have great potential in the development of beef cattle fattening. The research method used is survey method. The amount of samples was 60 respondents from the two villages, each village was taken 30 samples. Methods of data analysis using multiple linear regression analysis. The results showed simultaneous production factors affect revenue cattle farmer, the significance value of 0.003 (p <0.01). Partially labor effusion is very influential on revenue of cattle farmer with a significance value of 0.000 (p <0.01), while the cost of feed grasses, feed concentrate costs and the number of livestock has no effect on the income of cattle, the significance values obtained at 0.341; 0.334 and 0.705 (p> 0.05). Mathematical model is Y = 457,820.5 + 0.88 X1-0.443 X2 + X3 + 27077.239 X4 110,609.0 Keywords : income farmer, beef cattle Pendahuluan Ternak sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil bahan makanan berupa daging yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan penting artinya dalam kehidupan masyarakat. Secara nasional, kebutuhan sapi potong untuk memenuhi konsumsi daging sapi di Indonesia setiap tahun selalu meningkat, sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya protein hewani. Menurut badan statistik peternakan, permintaan daging selama periode tahun 1988-1993 meningkat dengan permintaan rata-rata 7,9% per tahun MEDIAGRO 1 VOL 6. NO 2, 2010: HAL 1-8

sedangkan permintaan akan konsumsi daging 99,6% per tahun. pada periode 1991-1992 terjadi lonjakan impor daging sekitar 2,4 kali dibandingkan dengan jumlah impor daging pada periode tahun 1988-1993 (Siregar, 1997). Hal ini mendorong peternak untuk melakukan usaha penggemukan sapi untuk meningkatkan produksi daging dengan cara pemeliharaan yang baik untuk mendapatkan produk yang baik sehingga mendapatkan keuntungan dari usaha penggemukan sapi potong tersebut. Usaha sapi potong di Kecamatan Patebon sebagian besar merupakan usaha sampingan karena ternak sapi potong dipandang sebagai bentuk usaha yang dapat memberikan tambahan pendapatan kepada para peternak. Di Indonesia sistem penggemukan yang dikembangkan adalah sistem penggemukan kereman, selama masa penggemukan sapi tidak dipekerjakan agar pertambahan bobot badan sapi dapat bertambah maksimal (Abidin, 2006). Pemberian pakan dan air minum dilakukan dalam kandang yang sederhana selama berlangsungnya proses penggemukan. Pakan yang diberikan terdiri dari hijauan dan konsentrat dengan perbandingan yang tergantung pada persediaan pakan hijauan dan konsentrat. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan yang diperoleh selama satu tahun dengan biaya total usaha dalam jangka satu tahun. Total pendapatan diperoleh dari total penerimaan dikurangi dengan total biaya dalam suatu proses produksi (Soekartawi, 1993). Penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diperoleh dari usaha tani selama 1 tahun yang diperhitungkan dari hasil penjualan. Penerimaan diperoleh dari jumlah produksi dikalikan harga per satuan. Pendapatan bersih adalah selisih dari pendapatan kotor atau penerimaan dengan biaya mengusahakan (Hadisapoetro, 1973). Pendapatan tenaga kerja dapat diperoleh dari total pendapatan petani dikurangi bunga modal sendiri dibagi dengan jumlah tenaga kerja keluarga yang dicurahkan (Suratiyah,2008). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor produksi yang mempengaruhi pendapatan peternak sapi potong di Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal. Bahan dan Metode Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 dan Lokasi penelitian yang diambil yaitu di Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal. Penentuan lokasi yang digunakan atas pertimbangan bahwa Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal merupakan daerah dataran rendah yang beriklim tropis yang memiliki potensi besar dalam pengembangan usaha penggemukan sapi potong. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Survei yaitu penelitian yang diambil sampel dari suatu Jurnal Ilmu ilmu Pertanian 2

populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1989). Lokasi penelitian yang dipilih yaitu Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal. Kecamatan Patebon tersebut kemudian dipilih 2 desa yang berpotensi sebagai penghasil ternak sapi potong, ditandai oleh jumlah ternak sapi potong terbanyak. Penentuan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling. Jumlah responden maisng-masing desa 30 orang sehinga jumlah keseluruhan sebanyak 60 orang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan wawancara. Metode analisis data mengunakan analisis regresi linier berganda. Model matematika sebagai berikut : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e Dimana : Y = Pendapatan peternak (Rp/tahun) a = konstanta b = koefisien regresi X 1 = biaya pakan hijauan (Rp/Tahun) X 2 = biaya pakan konsentrat (Rp/Tahun) X 3 = Jumlah ternak (ekor) X 4 = Curahan tenaga kerja (HKP/tahun) e = variabel gangguan Hasil dan Pembahasan Keadaan Umum Kecamatan Patebon Kecamatan Patebon merupakan bagian dari Kabupaten Kendal yang terletak pada 109 40' - 110 18' Bujur Timur dan 6 32' - 7 24' Lintang Selatan. Batas wilayah administrasi Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal meliputi sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pegandon, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Cepiring, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Kota Kendal. Kecamatan Patebon merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Kendal bagian utara yang berupa dataran rendah dan berdekatan dengan Laut Jawa yang terletak pada ketinggian ± 5 m diatas permukaan laut. Luas daerah 44,31 km 2 yang sebagian besar terdiri dari tanah sawah, tegalan dan padang pengembalaan. Wilayah Kabupaten Kendal bagian utara yang didominasi oleh daerah dataran rendah, maka kondisi iklim di daerah tersebut cenderung lebih panas dengan suhu rata-rata 27 C. Keadaan suhu yang beriklim tropis pada ternak sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan sapi potong, hal ini sesuai dengan pendapat Murtidjo (1993) bahwa iklim tropis yang panas serta lembab merupakan masalah lingkungan yang bersifat nutrisional, Jurnal Ilmu ilmu Pertanian 3

manajerial dan klimatologis. Interaksi ketiga faktor akan berpengaruh terhadap perubahan dan reproduksi ternak. Faktor klimatologi merupakan unsur yang penting yang dapat berpengaruh terhadap tatalaksana pemeliharaan dan manajemen pemberian pakan. Desa Wonosari dan Desa Kartika Jaya merupakan bagian dari kecamatan Patebon yang memiliki potensi pengembangan usaha sapi potong yang cukup banyak. Desa Wonosari sebagian besar lahan digunakan untuk pertanian dengan ditanami padi dengan perairan dari sungai Bodri sehingga musim tanam dan panen dapat dilakukan sepanjang tahun. Ketersediaan pakan berupa bekatul yang merupakan hasil sampingan dari padi dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak sehingga pakan ternak dapat diberikan secara maksimal. Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal merupakan Kecamatan yang mempunyai populasi ternak sapi terbanyak diantara ternak ruminansia besar. Jumlah ternak sapi potong yang terdapat di Kecamatan Patebon lebih banyak daripada ternak kerbau (57 ekor atau 1,88 %) dan kuda (42 ekor atau 1,38%). Ternak sapi potong berjumlah 332 ekor atau 10,93% (Tabel 1). Tabel 1. Jumlah Populasi Ternak di Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal No Jenis Ternak Jumlah Persentase --------Ekor----- --------%------- 1 Sapi Potong 332 10,93 2 Sapi Perah 0 0 3 Kerbau 57 1,88 4 Kuda 42 1,38 5 Kambing 1.375 45,29 6 Domba 1.230 40,52 Sumber : Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal, 2007 Tata Laksana Pemeliharaan Kepemilikan sapi potong di kecamatan Patebon antara 2-6 ekor. Pemeliharaan ternak sapi potong di Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal umumnya masih bersifat sebagai pekerjaan sambilan. Mata pencaharian pokok peternak adalah petani. Usaha ternak sapi potong tersebut dimaksudkan sebagai usaha sampingan yang dapat digunakan sebagai tabungan apabila sewaktu-waktu peternak sedang membutuhkan uang, ternak sapi potong tersebut dapat dijual. Uang hasil penjualan ternak tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terduga. Jurnal Ilmu ilmu Pertanian 4

Desa Wonosari dan Desa Kartikajaya merupakan lokasi yang memiliki potensi untuk melakukan usaha sapi potong terutama sapi yang digunakan untuk penggemukan yang menghasilkan daging. Hal ini diketahui dengan diperolehnya nilai Location Quation (LQ) > 1. Sapi yang digunakan untuk penggemukan di Desa Wonosari dan Desa Kartika Jaya yaitu sapi PO jantan karena ternak jantan memiliki pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan ternak betina. Hal ini sesuai dengan pendapat (Siregar, 1997) bahwa sapi jantan memiliki pertumbuhan yang lebih cepat daripada sapi betina sehingga waktu penggemukan relatif singkat. Bobot sapi bakalan yang dipilih adalah ± 300 kg - 450 kg dengan umur 2-2,5 tahun. Bakalan banyak diperoleh dari Wirosari dan Grobogan dan ada juga yang membeli dari dinas peternakan wilayah Kendal. Peternak sebagian besar memberikan pakan berupa hijauan (rumput) dan konsentrat yang berupa bekatul dan ketela pohon. Usaha pencegahan penyakit dilakukan dengan pemberian obat cacing untuk masing-masing peternak dan pemberian suntikan secara rutin setiap bulannya oleh dinas peternakan untuk memberikan kekebalan tubuh bagi ternak terhadap berbagai yang akan timbul. Kegiatan pemberian suntikan ini dilaksanakan secara serempak oleh petugas Dinas Peternakan setempat dengan dikenakan biaya sebesar Rp 1.000,00 per ekor. Sanitasi kandang dilakukan satu kali sehari yaitu pada sore hari, dan sanitasi peralatan setiap hari (setelah peralatan selesai digunakan alat dibersihkan). Sanitasi kandang pada sore hari dilakukan pukul 16.00 WIB yaitu dengan membersihkan kandang dan sekelilingnya dari kotoran-kotoran yang berasal dari feses dan sisa pakan. Selain sanitasi kandang, juga dilakukan sanitasi ternak sekali dalam sehari, apabila kekurangan air sapi dimandikan dua hari sekali. Peternak biasanya menjual ternak dalam keadaan hidup kepada blantik yang bertempat di pasar hewan daerah Wirosari dan Grobogan, kadang-kadang konsumen langsung langsung datang ke rumah peternak untuk membeli ternak. Hal ini sesuai dengan pendapat Swastha (1996) yang menyatakan bahwa salah salah satu distribusi pemasaran produk adalah dari produsen ke konsumen, dimana produsen dapat menjual produk yang dihasilkan langsung ke tangan konsumen tanpa menggunakan perantara. Pendapatan Biaya produksi yang dikeluarkan meliputi pembelian bakalan, penyusutan, sewa tanah, air, upah tenaga kerja, pakan dan obat (Tabel 2). Jumlah rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani ternak di Kecamatan Patebon sebesar Rp 27.273.573,00/tahun. Biaya yang terbesar dalam usaha ternak sapi potong berupa biaya pakan sebesar Rp Jurnal Ilmu ilmu Pertanian 5

10.161.600,00/tahun atau sebesar 37,25 %. Hal ini dikarena pakan merupakan salah satu kebutuhan pokok sapi potong yang merupakan penunjang dari proses perkembangan dan pertumbuhan, jika kebutuhan akan pakan kurang terpenuhi maka akan berpengaruh pada produksinya. Tabel 2. Rata-rata Biaya Produksi Usaha Ternak Sapi Potong di Kecamatan Patebon Uraian Biaya Persentasi --------Rp/th---- ---------%--------- Pembelian bakalan 14.243.333,00 52,22 Penyusutan 64.005,00 0,23 Sewa tanah 10.000,00 0,04 Air 50.000,00 0,18 Pakan 10.161.600,00 37,25 Hijauan 8.701.600,00 31,90 Konsentrat 1.460.000,00 5,35 Obat 15.000,00 0,06 Upah TK 2.730.635,00 10,01 Jumlah 27.273.573,00 100 Rata-rata pendapatan petani usaha ternak sapi potong selama satu tahun dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Pendapatan Tenaga Kerja Peternak Usaha Ternak Sapi Potong Uraian Nilai -----------Rp/th--------- Penerimaan 31.486.666,67 Biaya Produksi 27.275.573,35 Pendapatan usaha 4.211.193,32 Penerimaan diperoleh sebesar Rp 31.486.666,67/tahun. Pendapatan petani dapat diperhitungkan dengan mengurangi penerimaan dengan biaya produksi dihasilkan pendapatan rata-rata petani usaha ternak sapi potong di kecamatan Patebon sebesar Rp 4.211.193,32/tahun. Jurnal Ilmu ilmu Pertanian 6

Analisis Regresi Linier Berganda Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa koefisien determinan (R 2 ) sebesar 24,60%. Hal tersebut berarti variabel yang terdapat di dalam model berpengaruh sebesar 24,60% sedangkan sisanya sebesar 75,40% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model. Hasil dapat dilihat di Tabel 4. Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Uraian Koefisien signifikansi Konstanta 457820,5 Biaya pakan hijauan (X1) 0,088 0,341 Biaya pakan konsentrat (X2) -,0443 0,334 Jumlah ternak (X3) 110609 0,705 Curahan tenaga kerja 27077,239 0,000** F hitung 4,494 0,003** R2 24,60% Faktor-faktor produksi yaitu biaya pakan hijauan, biaya pakan konsentrat, jumlah ternak dan curahan tenaga kerja secara serempak sangat berpengaruh terhadap pendapatan peternak sapi potong dengan nilai signifikansi hitung sebesar 0,003 (p < 0,01). Secara parsial curahan tenaga kerja sangat berpengaruh terhadap pendapatan peternak sapi potong dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,01), sedangkan biaya pakan hijauan, biaya pakan konsentrat dan jumlah ternak tidak berpengaruh terhadap pendapatan sapi potong, nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,341; 0,334 dan 0,705 (p > 0,05). Hasil regresi linier berganda pengaruh faktorfaktor produksi terhadap pendapatan peternak sapi potong dapat dilihat pada Tabel 4. Model matematika yaitu Y = 457820,5 + 0,88 X1 0,443 X2 + 110609,0 X3 + 27077,239 X4. Biaya pakan hijauan (X1) dan biaya pakan konsentrat (X2) meskipun merupakan komponen biaya produksi yang paling besar, namun secara statistik tidak berpengaruh terhadap pendapatan peternak. Jumlah ternak (X3) tidak berpengaruh terhadap pendapatan peetrnak karena kepemilikan ternak antara 2-6 ekor. Dengan kepemilikan sejumlah tesebut belum mampu meningkatkan pendapatan peternak. Curahan tenaga kerja (X4) secara parsial berpengaruh antara pencurahan tenaga kerja terhadap Jurnal Ilmu ilmu Pertanian 7

pendapatan karena semakin banyak waktu yang digunakan untuk memelihara dan merawat ternak maka ternak sehat sehingga dapat menambah bobot badan ternak sehingga dapat meningkatkan pendapatan peternak. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini bahwa tata laksana pemeliharaan sapi potong di Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal telah dilaksanakan dengan baik. Jumlah kepemilikan ternak sekitar 2-6 ekor. Faktor produksi yang berpengaruh terhadap pendapatan peternak sapi potong adalah curahan tenaga kerja, sedangkan biaya pakan hijauan, biaya pakan konsentrat dan jumlah ternak tidak berpengaruh terhadap pendapatan peternak sapi potong. Daftar Pustaka Abidin, Z. 2006. Penggemukan Sapi Potong. Agromedia Pustaka, Jakarta. Hadisapoetro, S. 1973. Biaya dan Pendapatan di dalam Usaha Tani. Departemen Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta Murtidjo, B. A. 1993. Beternak Sapi Potong. Kanisius, Yogyakarta. Singarimbun, M dan S. Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. Cetakan Pertama. LP3ES, Jakarta. Siregar, S. B. 1997. Penggemukan Sapi. Penerbit Swadaya, Jakarta Soekartawi, 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Suratiyah, K. 2008. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta. Swastha, B. 1996. Azas-azaz Marketing. Liberty, Yogyakarta. Jurnal Ilmu ilmu Pertanian 8