BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Aricha (2013), perdagangan internasional adalah perdagangan yang

dokumen-dokumen yang mirip
ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Perdagangan Internasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan impor. Tambunan

MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI

BAB II KAJIAN PUSTAA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menukar yang didasarkan atas kehendak suka rela dari masing-masing pihak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI. tidaknya pembangunan ekonomi adalah dengan menentukan besarnya Produk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perdagangan antar negara. Nopirin (1996:26) mengatakan bahwa perdagangan internasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dapat meningkatkan perekonomian di negaranya masing-masing, dimana bagi

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang dilakukan antara satu negara dengan negara lainnya yang timbul akibat

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan. Karena adanya kebutuhan ini, maka

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL TEORI KEUNGGULAN ABSOLUT, DAN KEUNGGULAN KOMPARATIF. Wahono Diphayana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada tinjauan pustaka ini akan disampaikan teori-teori yang digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

ekonomi Sesi PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. KONSEP DASAR a. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PENGARUH EKSPOR, IMPOR DAN KURS TERHADAP CADANGAN DEVISA NASIONAL PERIODE

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. negara yang berbeda serta mengakibatkan timbulnya pertukaran akan valuta asing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL (Merkantilisme Klasik)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS P ENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. sebagai proses tukar menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masingmasing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perdagangan internasional merupakan kegiatan pertukaran barang dan jasa

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. bakat, dan IPTEK beserta barang dan jasa yang dihasilkannya dapat dengan mudah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang.

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Konsep dan Teori Perdagangan Internasional

TEROI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman era globalisasi ini persaingan perekonomian antar negara semakin

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

MAKALAH DEVISA DAN DAMPAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL LENGKAP

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di

I. PENDAHULUAN. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, Vol.7, No.1, (Juli 2013), 2. (Bogor, Ghalia Indonesia, 2005), 1.

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan

Universitas Bina Darma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perekonomian menjadi semakin terbuka. Kini hampir semua

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

NERACA PERDAGANGAN DAN NERACA PEMBAYARAN

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi Indonesia. Persaingan dalam perdagangan global merupakan tantangan

BABI PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi tabun 1997, perekonomian Indonesia

2. Teori Perdagangan Internasional Saat ini perdagangan internasional bukan hanya bermanfaat untuk bidang ekonomi saja melainkan bermanfaat pula di

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sarnowo dan Sunyoto (2013:1) permintaan adalah jumlah barang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Aricha (2013), perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut (Cahyono, 2015) : 1) Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri 2) Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara 3) Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi 4) Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut. 5) Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi. 6) Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang. 7) Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain. 8) Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.

Menurut Hady (2001:24), teori perdagangan internasional dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu: 1) Teori Praklasik Merkantilisme Merkantilisme pada intinya merupakan suatu aliran ekonomi yang tumbuh dan berkembang pada abad ke 16 dan 17 di Eropa Barat. Ide pokok kaum Merkantilisme dalam perdagangan internasional adalah penumpukan logam mulia dan hasrat yang kuat untuk mencapai dan mempertahankan kelebihan nilai ekspor atas nilai impornya. Hal ini dilakukan untuk mencapai neraca perdagangan yang surplus. Kebijakan perdagangan yang dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut adalah mendorong ekspor sebesar-besarnya kecuali logam mulia dan melarang atau membatasi impor dengan ketat kecuali logam mulia. Ide ini menunjukkan bahwa kaum merkantilisme menyarankan agar pemerintah mengatur perdagangan internasional secara ketat demi tercapainya negara nasional yang kuat dan makmur. 2) Teori Klasik Teori Klasik muncul ketika adanya kritik David Hume atas teori Praklasik Merkantilisme yang menyatakan bahwa perubahan dari negara kaya menjadi negara yang miskin merupakan mekanisme otomatis, karena menganggap logam mulia identik dengan kekayaan. Teori Klasik dimotori oleh Adam Smith dalam bukunya yang berjudul An Inquiry Into The Nature and Causes of The Wealth of Nation (1776) yang menyatakan bahwa suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional (gains from trade) dan meningkatkan kemakmurannya, bila terdapat perdagangan bebas (free trade) dan melakukan spesialisasi berdasarkan keunggulan absolut (absolute advantage) yang dimiliki. Perdagangan internasional akan terjadi dan menguntungkan kedua negara bila masing-masing negara memiliki keunggulan absolut yang berbeda. Dengan demikian,

bila hanya terdapat satu negara saja yang memiliki keunggulan absolut, maka tidak akan terjadi perdagangan internasional yang menguntungkan. Hal ini merupakan kelemahan teori Adam Smith yang kemudian disempurnakan oleh David Ricardo dengan teori keunggulan komparatif (comparative advantage). Teori ini menyatakan bahwa sebaiknya suatu negara melakukan spesialisai dan mengekspor barang-barang yang mana negara tersebut akan memperoleh keuntungan jika mengeskpor barangbarang yang produksinya relatif lebih rendah dibanding negara lain. Dengan kata lain produktivitas relatif yang dimiliki oleh suatu negara tersebut dalam memproduksi barang-barang yang diekspor adalah yang tertinggi. Kelemahan teori Klasik adalah tidak dapat menjelaskan mengapa terjadi perbedaan harga untuk b arang sejenis walaupun fungsi faktor produksi sama di kedua negara. Adanya kelemahan teori ini telah disempurnakan oleh teori Modern dari Heckscher-Ohlin atau teori H-O. (Hady, 2001:27-38). 3) Teori Modern Teori modern yang dikembangkan oleh Heckscher-Ohlin (Teori H-O) menyatakan bahwa perdagangan internasional terutama digerakkan oleh perbedaan karunia sumber daya antar negara. Suatu negara cenderung untuk mengekspor barang yang menggunakan lebih banyak faktor produksi yang relative melimpah di negara tersebut (factor endorsement) dan dalam waktu yang sama negara tersebut juga akan mengimpor barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif langka di negara tersebut. Secara umum model H-O tersebut menunjukkan adanya keuntungan dari perdagangan terutama bertumpu pada keuntungan statis yang berasal dari alokasi sumber daya yang efisien. Sedangkan kemungkinan diperolehnya keuntungan dinamis dari perdagangan kurang mendapat perhatian. Adanya kelemahan dari Teori H-O

disempurnakan oleh teori perdagangan baru tanpa mrnanggalkan secara seutuhnya dari asumsi teori H-O. 2.1.2 Teori Harga Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa (Tjiptono, 2001:151). Tujuan penetapan harga adalah harga bersifat fleksibel, dimana bisa disesuaikan sebelum penenetapan harga perushaan harus mengetahui tujuan dari penetapan harga itu sendiri apabila tujuannya sudah jelas maka penetapan harga dapat dilakukan dengan mudah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat harga (Nugraha, 2010) : 1) Kurva permintaan Kurva yang menunjukkan tingkat pembelian pasar pada berbagai harga. Kurva tersebut menjumlahkan reaksi berbagai individu yang memiliki kepekaan pasar yang beragam. Langkah pertama dalam memperkirakan permintaan karena itu adalah memahami faktor - faktor yang mempengaruhi harga pembeli. 2) Biaya Biaya merupakan faktor penting dalam menentukan harga minimal yang harus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Perasahaan ingin menetapkan harga yang dapat menutup biaya produksi, distribusi, dan penjualan produknya, termasuk pengembalian yang memadai atas usaha dan resikonya. Untuk dapat menetapkan harga dengan tepat, manajemen perlu untuk mengetahui bagaimana biaya bervariasi bila level produksinya berubah (Nugraha, 2010). Jenis-jenis biaya antara lain : a. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah sejumlah biaya yang tidak berubah walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan. Misalnya gaji bulanan, asuransi, penyusutan, biaya umum dan lain-lain. Sifat-sifat biaya tersebut sangat penting untuk dikethui seorang manajer dalam perencanaan usaha pengembangan karena dengan demikian akan didapatkan suatu gambaran klasifikasi biaya yang baik untuk tujuan dan perencanaan serta pengawasan (Budianas, 2013). b. Biaya Variabel (Variabel Cost) Biaya variabel adalah sejumlah biaya yang ikut berubah untuk mengikuti volume produksi atau penjualan. Misalnya atau bahan langsung hanya yang ikut dalam proses produk, bahan baku langsung yang dipakai dalam proses produksi biaya tenaga kerja langsung (Budianas, 2013). c. Biaya Rata-rata (Average Cost) Menurut Widjajanta (2009), Biaya rata-rata/average cost (AC) adalah biaya produksi per unit produk yang dihasilkan. Besarnya AC dapat dihitung dengan cara membagi TC dengan Q. Jadi, AC dapat dirumuskan: AC = TC : Q (2.1) Keterangan : AC = biaya rata-rata (average cost) TC = biaya total (total cost) Q = kuantitas barang dan jasa d. Biaya Total (Total Cost) Biaya total/total cost adalah jumlah keseluruh biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk dalam suatu periode tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, biaya total dapat dirumuskan sebagai berikut :

TC = FC + VC..(2.2) Keterangan: TC= biaya total (total cost) FC= biaya tetap (fixed cost) VC= biaya variabel (variable cost) 3) Persaingan Persaingan dalam suatu industri dapat dianalisis berdasarkan faktor-faktor seperti berikut (Nugraha, 2010) : Jumlah perusahaan dalam industri Ukuran relatif setiap perasahaan dalam industri Diferensiasi produk Kemudahan untuk masuk (Ease ofentry) dalam industri 4) Pelanggan Permintaan pelanggan didasarkan pada beberapa faktor yang saling terkait dan bahkan seringkali sulit memperkirakan hubungan antar faktor secara akurat. Berikut ini adalah teori harga dengan menggunakan grafik. Gambar 2.1 Kurva Keseimbangan Pasar Sumber: Mankiw, 2007

Beberapa faktor penentu terhadap perubahan jumlah permintaan adalah harga barang itu sendiri, harga barang lain yang berkaitan, pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat, corak distribusi pendapatan dalam masyarakat, cita rasa masyarakat, jumlah penduduk, dan ekspektasi tentang masa depan. Perubahan harga dengan ceteris paribus akan menyebabkan garakan atau perubahan sepanjang kurva permintaan. Sedangkan untuk faktor bukan harga, perubahannya akan menyebabkan perpindahan atau pergeseran kurva permintaan. 2.1.3 Konsep Kurs Valuta Asing Menurut Salvatore (1997), nilai tukar atau exchange rate diartikan sebagai harga mata uang luar negeri dalam satuan mata uang domestik. Jadi valuta asing merupakan pertukaran mata uang suatu negara terhadap negara lainnya. Dengan adanya perbandingan nilai antara mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain yang menimbulkan suatu nilai, dapat disebut foreign exchange rate (kurs valuta asing). Nilai tukar didasarkan pada dua konsep, yaitu Konsep nominal dan Konsep riil. Konsep nominal, merupakan konsep untuk mengukur perbedaan harga mata uang yang menyatakan berapa jumlah mata uang suatu negara yang diperlukan guna memperoleh sejumlah mata uang dari negara lain sedangkan Konsep riil, merupakan konsep yang dipergunakan untuk mengukur daya saing komoditi ekspor suatu negara di pasaran internasional (Malik, 2014). Hubungan antara kurs riil dan ekspor adalah positif (Salvatore, 1997:212). Hal ini berarti bahwa melemahnya nilai tukar rupiah akan membuat komoditas ekspor meningkat. Pelemahan nilai tukar akan berdampak meningkatkan daya saing komoditas ekspor. Hal ini terjadi karena harga komoditas ekspor dinegara tujuan seolah-olah akan mengalami penurunan harga akibat nilai tukar negara tersebut yang

menguat. Sedangkan bagi pihak yang melakukan ekspor, melemahnya nilai tikar akan memberikan kesan seolah-olah harga ekspor barang mengalami kenaikan harga. Ada beberapa sistem kurs yang dapat menjaga kestabilan nilai tukar, yaitu: a. Sistem Kurs Tetap Menurut sistem kurs tetap (fixed exchange rate), nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya ditetapkan oleh pemerintah. Walaupun nilai tukar ditetapkan oleh pemerintah, namun tidak berarti bahwa tidak ada perubahan permintaan dan penawaran atas suatu mata uang di pasar valuta asing. Dampak dari perubahan permintaan dan penawaran mata uang asing di pasar valuta asing tersebut akan diredam oleh pemerintah. Jika terjadi kelebihan penawaran, pemerintah akan membelinya. Sebaliknya, jika terjadi kelebihan permintaan terhadap mata uang asing tertentu, pemerintah akan menjual persediaan mata uang yang dimilikinya. Kelebihan sistem kurs tetap adalah bahwa sistem ini mampu memberikan kepastian mengenai nilai tukar. Namun, pemerintah harus memiliki cadangan devisa yang besar untuk berjaga-jaga jika dibutuhkan untuk melakukan intervensi pasar. b. Sistem Kurs Bebas Kurs bebas adalah nilai kurs uang ditentukan oleh kekuatan pasar, yang biasa juga disebut dengan kurs mengambang. Keuntungan dari sistem kurs bebas adalah bahwa tingkat kurs yang berlaku selalu sama dengan tingkat kurs keseimbangan. Dalam sistem kurs devisa yang murni mengambang, tidak ada masalah surplus atau defisit neraca pembayaran, sebab bekerjanya pasar selalu menyeimbangkan jumlah devisa yang masuk dengan devisa yang keluar. c. Sistem Kurs Mengambang

Pada sistem kurs mengambang terkendali, nilai tukar pada dasarnya ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Untuk menghindari gejolak yang terlalu perekonomian, pemerintah melakukan intervensi dengan batas-batas yang telah ditentukan, misalnya 5 % di atas atau di bawah kurs keseimbangan. Campur tangan pemerintah dalam mempengaruhi nilai kurs ini dapat dilakukan secara langsung yaitu membeli atau menjual valuta asing di pasar atau pun secara tidak langsung melalui pengaturan tingkat bunga. Apabila pemerintah melakukan campur tangan secara langsung maka sistem kurs valuta asing yang dianut disebut mengambang kotor (dirty floating). Sedangkan jika pemerintah melakukan campur tangan secara tidak langsung, maka sistem kurs valuta asing yang dianut disebut mengambang bersih (clean floating). Posisi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing (khususnya US$) ditentukan oleh mekanisme pasar semenjak di berlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh atau bebas (freely floating system) yang dimulai pada Agustus 1997 (Tri Wibowo dan Hidayat Amir, 2005:1). 2.1.4 Teori Produksi Dalam aktivitas produksi, teori produksi mempunyai dua periode waktu. Yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Dimana pada periode waktu tersebut memungkinkan perusahaan untuk menambah atau mengubah seluruh faktor produksi (input). Menurut Sadono Sukirno (2005), fungsi produksi adalah hubungan diantara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakannya dinamakan fungsi produksi. Faktor-faktor produksi seperti yang telah dijelaskan dapat dibedakan kepada empat golongan yaitu : a) Tenaga Kerja

Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa maupun faedah suatu barang. Tenaga kerja manusia dapat diklasifikasikan menurut tingkatannya (kualitasnya) yang terbagi atas tenaga kerja terdidik terdidik (skilled labour), tenaga kerja terlatih (trained labour), tenaga kerja tak terdidik dan tak terlatih (unskilled and untrained labour). b) Sumber Daya Alam Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sumber daya alam di sini meliputi segala sesuatu yang ada di dalam bumi, seperti tanah, tumbuhan, hewan, udara, sinar matahari, hujan, bahan tambang, dan lain sebagainya. c) Modal Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lebih lanjut. Misal, orang membuat jala untuk mencari ikan. Dalam hal ini jala merupakan barang modal, karena jala merupakan hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lain (ikan). d) Kewirausahaan Pengusaha berperan mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam rangka meningkatkan kegunaan barang atau jasa secara efektif dan efisien. Sebagai pemicu proses produksi, pengusaha perlu memiliki kemampuan yang dapat diandalkan. Untuk mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi, pengusaha harus mempunyai kemampuan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan usaha.

2.1.5 Teori Ekspor Menurut Winardi (1992) pengertian ekspor adalah barang-barang (termasuk jasa-jasa) yang dijual kepada penduduk Negara lain, nditambah dengan jasa-jasa yang diselenggarakan kepada penduduk Negara tersebut berupa pengangkutan permodalan dan hal-hal lain yang membantu ekspor tersebut. Berdasarkan UU No 17 tahun 2006 eksportir adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha baik berbentuk badan hukum / bukan badan hukum yang melakukan kegiatan ekspor dalam wilayah hukum RI. Sukirno (2000:19) mengatakan bahwa terdapat tiga faktor yang menentukan tingkat ekspor suatu negara, yaitu : 1) Daya saing dan keadaan ekonomi negara lain. Dalam perdagangan internasional, kemampuan suatu negara menjual barang ke luar negeri tergantung pada kemampuannya menyaingi barang- barang yang sejenis di pasar internasional. Besarnya pangsa pasar barang tersebut di luar negeri ditentukan oleh pendapatan penduduk di negara tujuan ekspor. 2) Proteksi negara lain Adanya proteksi terhadap barang impor di negara lain akan berpengaruh terhadap penurunan tingkat ekspor suatu negara. 3) Valuta asing Meningkatnya kurs mata uang negara pengimpor terhadap mata uang negara pengekspor akan berpengaruh pada peningkatan daya beli negara. 2.1.6 Hubungan Harga dengan Ekspor Dalam kegiatan ekspor, harga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi jalannya ekspor tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor di sektor

pertanian pada pendekatan penawaran adalah harga produk pertanian, kapasitas produksi, kurs, impor bahan baku penolong serta harga bahan bakar minyak. Pernyataan tersebut di dukung oleh Nuzula (2013) dalam thesis yang berjudul Permintaan Ekspor Vanili Indonesia Ke Amerika Serikat dengan Pendekatan Error Correction Model, Upaya peningkatan volume ekspor vanili Indonesia ke Amerika Serikat dapat dilakukan dengan kebijakan yang berdampak menurunkan harga ekspor vanili Indonesia ke Amerika Serikat dan perbaikan kualitas produksi vanili di Indonesia. Selain itu, seiring dengan meningkatnya jumlah impor vanili di Amerika Serikat dan/atau meningkatnya harga vanili di Madagaskar, dapat memberikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor vanili ke Amerika Serikat. Jika harga vanili di negara pengimpor mengalami kenaikan harga maka berpengaruh terhadap ekspor vanili Indonesia. Jika di lihat harga dari sudut pandang eksportir, dimana ketika harga vanili naik di negara pengimpor akan menambah volume ekspor vanili karena semakin tingginya harga vanili di negara pengimpor akan membuat nilai ekspor vanili semakin bertambah. Hal ini menyimpulkan bahwa kenaikkan harga vanili di negara pengimpor akan berdampak pada peningkatan volume ekspor vanili di Indonesia khususnya Bali. Volume ekspor vanili Indonesia meningkat ketika harga vanili naik dan juga dipengaruhi oleh adanya excess demand di negara pengimpor, dimana adanya permintaan tambahan untuk komoditi vanili di negara pengimpor meskipun harganya meningkat. Ini menyebabkan supply vanili dari Indonesia juga akan meningkat yang secara langsung dapat mempengaruhi keadaan ekspor vanili di Provinsi Bali. Maka dapat di simpulkan bahwa harga memiliki hubungan yang positif terhadap ekspor. 2.1.7 Hubungan Kurs Valuta Asing dengan Ekspor Di pasar internasional besarnya suatu komoditi dalam perdagangan

internasional akan sama dengan besarnya impor komoditi tersebut. Harga yang terjadi pada pasar internasional merupakan keseimbangan antara penawaran dan permintaan dunia. Perubahan dalam produksi dunia akan mempengaruhi penawaran dunia dan perubahan dalam konsumsi dunia akan mempengaruhi permintaan dunia. Menurut Timisela (2009), setiap kenaikan nilai tukar akan menurunkan daya saing ekspor walaupun karena produk akan lebih mahal jika dijual ke luar negeri. Untuk Indonesia ada 2 hal mengapa kenaikan nilai tukar Rupiah menyebabkan kenaikan ekspor walaupun pengaruh itu tidak begitu besar. Pertama, struktur industri yang menghasilkan barang ekspor didominasi dengan bahan baku supply dari barangbarang impor, sehingga setiap kenaikan nilai tukar justru akan meningkatkan daya beli bahan baku dan membuat biaya produksi menjadi semakin murah sehingga meningkatkan ekspor. Kedua adalah kenaikan ekspor Indonesia didorong oleh kenaikan harga-harga komoditas di pasar internasional sehingga kenaikan nilai tukar Rupiah tidak terlalu dirasakan karena secara keseluruhan harga pasaran internasional juga meningkat lebih besar lagi. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa nilai tukar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya nilai ekspor Indonesia. Nilai ekspor dimasukkan dalam fungsi ekspor karena jika nilai rupiah melemah terhadap dollar Amerika, maka hal ini menambah keuntungan bagi eksportir sehingga merangsang eksportir tersebut untuk melakukan kegiatan ekspor lebih banyak lagi akibatnya volume ekspor akan meningkat, demikian sebaliknya apabila nilai tukar rupiah menguat terhadap dollar maka eksportir akan memperoleh keuntungan yang relatif lebih kecil (Salvatore, 1997). Nilai Tukar Rupiah yang terus berfluktuasi akan berdampak pada jumlah ekspor komoditi vanili. Jika kurs dollar mengalami apresiasi maka nilai tukar rupiah akan mengalami depresiasi. Dimana jika harga ekspor vanili mengalami penurunan

maka dapat dipastikan permintaan akan vanili di luar negeri akan meningkat. Jadi dapat dikatakan kurs valuta asing berpengaruh positif terhadap ekspor. 2.1.8 Hubungan Produksi dengan Ekspor Ekspor berasal dari produksi dalam negeri dijual/dipakai oleh penduduk luar negeri. Untuk memenuhi kenaikan ekspor, produsen harus menambah jumlah produksi dengan cara menambah penggunaan faktor produksi (Nopirin, 2008). Pernyataan tersebut didukung dalam penelitian yang dilakukan oleh Sugiarsana (2013) yang berjudul pengaruh jumlah produksi, harga, dan investasi terhadap volume ekspor tembaga Indonesia pada tahun 1995-2010 bahwa jumlah produksi dan volume ekspor mempunyai hubungan yang searah dan signifikan, dimana semakin banyak produksi yang dilakukan, maka volume ekspor juga meningkat. Jadi, antara jumlah produksi dengan ekspor memiliki hubungan yang positif. 2.2 Hipotesis Berdasarkan landasan teori di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis dengan pernyataan sebagai berikut : 1) Harga, kurs dollar Amerika Serikat dan produksi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ekspor vanili di Provinsi Bali pada tahun 1991-2013. 2) Harga, kurs dollar Amerika Serikat dan produksi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor vanili di Provinsi Bali pada tahun 1991-2013.